Vous êtes sur la page 1sur 80

Presented by

ASPEK SOSIAL YANG


BERHUBUNGAN DENGAN
IBU HAMIL DAN MERAWAT
BALITA

Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta
yaitu buddhayah yang merupakan bentuk
jamak dari (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia.

Kebudayaan adalah
sikap hidup yang khas
dari sekelompok
individu yang dipelajari
secara turun temurun.
Kebudayaan yaitu sesuatu
yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau
gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia,sehingga
dalam kehidupan sehari-hari
kebudayaan bersifat abstrak.

Budaya yaitu suatu cara hidup
yang berkembang dan dimiliki
bersama oleh sebuah
sekelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke
generasi selanjutnya.
Unsur Budaya :
Sistem agama
Politik
Adat istiadat
Bahasa
Perkakas
Pakaian
Bangunan dan karya seni.

Hubungan antara
kebudayaan dan
kesehatan sebelum
ibu melahirkan

Kebiasaan menyusukan bayi yang
lama pada beberapa masyarakat.
Merupakan contoh yang baik,
bertujuan melindungi bayi.


BRONKOPNE
UMONIA
Infeksi atau peradangan pada
jaringan paru
MALNUT
RISI
Adanya kepercayaan-
kepercayaan dan pantangan-
pantangan terhadap beberapa
makanan yang sangat
dibutuhkan oleh wanita hamil,
tentunya akan berdampak
negatif terhadap kesehatan
ibu dan janin

Contoh : Anemia
Beberapa kepercayaan yang
ada misalnya di Jawa Tengah,
ada kepercayaan bahwa ibu
hamil pantang makan telur
karena akan mempersulit
persalinan dan pantang
makan daging karena akan
menyebabkan perdarahan
yang banyak.

Sementara di
salah satu daerah
di Jawa Barat, ibu
yang
kehamilannya
memasuki 8-9
bulan sengaja
harus mengurangi
makannya agar
bayi yang
dikandungnya
kecil dan mudah
dilahirkan.

Di masyarakat Betawi
berlaku pantangan makan
ikan asin, ikan laut, udang
dan kepiting karena dapat
menyebabkan ASI menjadi
asin.

Di daerah Subang, ibu hamil pantang makan
dengan menggunakan piring yang besar karena
khawatir bayinya akan besar sehingga akan
mempersulit persalinan. Dan memang, selain
ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang
dilahirkan juga rendah.
Selain itu, larangan untuk
memakan buah-buahan
seperti pisang, nenas,
ketimun dan lain-lain bagi
wanita hamil juga masih
dianut oleh beberapa
kalangan masyarakat
terutama masyarakat di
daerah pedesaan.

Masih banyak praktek dukun
bayi yang bisa
membahayakan ibu dan bayi.

Karena layanan kesehatan
yang belum merata ke
pedesaan.
Pemilihan dukun beranak
sebagai penolong persalinan
pada dasarnya disebabkan
karena beberapa alasan
antara lain dikenal secara
dekat, biaya murah, mengerti
dan dapat membantu dalam
upacara adat yang berkaitan
dengan kelahiran anak serta
merawat ibu dan bayi sampai
40 hari.

Secara medis penyebab
klasik kematian ibu akibat
melahirkan adalah
perdarahan, infeksi dan
eklamsia (keracunan
kehamilan). Kondisi-kondisi
tersebut bila tidak ditangani
secara tepat dan profesional
dapat berakibat fatal bagi ibu
dalam proses persalinan.
Kefatalan ini sering terjadi
tidak hanya karena
penanganan yang kurang baik
tepat tetapi juga karena ada
faktor keterlambatan
pengambilan keputusan
dalam keluarga.
Didaerah pedesaan, keputusan
terhadap perawatan medis apa
yang akan dipilih harus dengan
persetujuan kerabat yang lebih
tua; atau keputusan berada di
tangan suami yang seringkali
menjadi panik melihat keadaan
krisis yang terjadi sehingga
dapat menghambat tindakan
yang seharusnya dilakukan
dengan cepat.
Faktor geografis :
Jarak rumah si ibu dengan
tempat pelayanan kesehatan
cukup jauh tidak tersedianya
transportasi.
Faktor kendala ekonomi :
Ada anggapan bahwa
membawa si ibu ke rumah
sakit akan memakan biaya
yang mahal.


Faktor keterlambatan dalam
pengambilan keputusan
Adanya suatu keyakinan dan
sikap pasrah dari masyarakat
bahwa segala sesuatu yang
terjadi merupakan takdir yang
tak dapat dihindarkan


Tradisi Babaran
Masyarakat Jawa
Setelah Ibu Melahirkan

Babar dapat diartikan: sudah
selesai, sudah menghasilkan
dalam wujud yang sempurna.
Babaran juga
menggambarkan selesaianya
proses karya batik tradisional.

Istilah babaran juga dipakai
untuk seorang ibu yang
melahirkan anaknya
Pada jaman ini Brokohan
basanya terdiri dari :
beras, telur, mie instan kering,
gula, teh dan sebagainya. Namun
jika dikembalikan kepada makna
yang terkandung dalam
selamatan bayi lahir, brokohan
cukup dengan empat macam
ubarampe saja yaitu:
1. kelapa, dapat utuh atau
cuwilan
2. gula merah atau gula Jawa
3. dawet
4. telor bebek

Makna dari keempat macam
ubarampe tersebut adalah:

Kelapa: daging kelapa yang
berwarna putih adalah
manifestasi dari sukra (bahasa
Jawa kuno) yaitu sperma,
benihnya laki-laki, bapak

Gula Jawa: berwarna merah
adalah manifestasi dari swanita
(bahasa Jawa kuno) yaitu sel telur,
benihnya wanita, ibu.


Dawet : dawet terdiri dari tiga
bahan yaitu :
1. santan kelapa, berwarna
putih wujud dari sperma,
benihnya Bapak.
2. juruh dari gula Jawa yang
berwarna merah wujud dari
sel telur, benihnya Ibu.
3. cendol dari tepung beras
manifestasi dari jentik-jentik
kehidupan.

Telor bebek
Ada dua alasan mengapa memakai
telor bebek, tidak memakai telor ayam.
1. telor bebek kulitnya berwarna biru,
untuk menggambarkan langit biru, alam
awang-uwung, kuasa dari atas.
2. biasanya telur bebek dihasilkan dari
pembuahan bebek jantan tidak dari
endog lemu atau bertelur karena faktor
makanan. Dengan demikian telor bebek
kalau diengrami dapat menetas, artinya
bahwa ada roh kehidupan di dalam telor
bebek.


Melalui keempat macam
ubarampe untuk selamatan
bayi lahir tersebut, para
leluhur dahulu ingin
menyatakan perasaannya
yang dipenuhi rasa sukur
Keempat ubarampe yang
dikemas dalam selamatan
Brokohan tersebut mampu
menjelaskan bahwa Tuhan
telah berkenan mengajak
kerjasama kepada Bapak dan
Ibu untuk melahirkan ciptaan
baru, mbabar putra.

Masyarakat Jawa mempunyai
beberapa upacara adat untuk
menyambut kelahiran bayi :
1. Mitoni
2. Upacara mendhem ari-ari
3. Brokohan
4. Upacara puputan
5. Sepasaran dan selapanan.

Upacara selapanan

Selapanan dilakukan 35 hari
setelah kelahiran bayi. Pada
hari ke 35 ini, hari lahir si bayi
akan terulang lagi.

Namun selapanan utamanya
dilakukan sebagai wujud
syukur atas kelahiran dan
kesehatan bayi.

Yang pertama dilakukan dalam
rangkaian selapanan, adalah
potong rambut atau
parasan.Pemotongan rambut
pertama-tama dilakukan oleh
ayah dan ibu bayi, kemudian
dilanjutkan oleh sesepuh bayi.
Namun pada tradisi potong
rambut ini, beberapa orang ada
yang takut untuk menggunduli
bayinya, maka pemotongan
rambut hanya dilakukan
seperlunya, tidak digundul,
hanya untuk simbolisasi.

Setelah potong rambut, dilakukan pemotongan kuku
bayi.
Dalam rangkaian ini, dilakukan pembacaan doa-doa
untuk keselamatan dan kebaikan bayi dan keluarganya.

Tradisi Masyarakat
Kalimantan Ibu
melahirkan

Kultur budaya suku Dayak Kalimantan Tengah
menempatkan kaum wanita pada derajat yang
tinggi. Tak heran, kedudukan wanita dalam
masyarakat dayak memang spesial, kaum
perempuan selalu mendapatkan perhatian
penuh, terlebih saat proses menjelang
persalinan.

Pada proses jelang
melahirkan bayi atau Awau,
sang calon ibu dibaringkan
pada sebuah dipan kecil
dengan posisi miring terbuat
dari kayu yang disebut
Sangguhan dengan motif
ukiran Dayak di masing-
masing sisi.
Kemudian saat melahirkan,
disiapkan pula Botol Mau
sebagai tempat untuk
menungku perut ibu agar
darah kotor cepat keluar.
Selain sebagai perlengkapan
suku dayak menjelang
persalinan Botol Mau ini juga
digunakan untuk menyimpan
air panas.

Keluarga yang melahirkan juga perlu menyiapkan Kain
Bahalai (Jarik dalam bahasa Jawa) dengan lapisan yang
berbeda. Tujuh lapis kain bahalai saat menyambut bayi
laki-laki dan lima lapis kain bahalai untuk bayi dengan jenis
kelamin perempuan.
Ketika bayi telah lahir, maka
tali pusar atau ari-ari bayi
dipotong menggunakan
sebuah sembilu dan disimpan
di dalam Kusak Tabuni.

Untuk tahap pertama dan
pemotongan terakhir ari-ari
dengan uang ringgit.
Bayi (awau) yang baru
lahir dimandikan dalam
Kandarah, dan popok
bayi yang digunakan
disimpan dalam Saok.
Ibu setelah melahirkan biasa
menggunakan Stagen (Babat
Kuningan) untuk mengikat
perut agar mengembalikan
perut ibu ke kondisi semula
dengan cepat.
Masyarakat Dayak memiliki
cara yang khas dan
bernuansa magis, yakni
menggunakan buah kelapa
yang bertunas untuk
kemudian disentuhkan ke
arah selaput bayi.

Tujuannya adalah agar dapat
membuka ruang sehingga
bayi dapat keluar dengan
mudah.

Tradisi Masyarakat
NTT Ibu melahirkan

Proses melahirkan
dengan di urut oleh
seseorang yang
diangap ahli.
Setelah ada kelahiran bayi
diadakan upacara atau ritual
selamatan.

Perlakuan masyarakat Nusa
Tenggara Timur terhadap ari-ari
1. Tali pusar dipotong menggunakan
kulit bambu.
2. Ditaruh sekitar 3 bulan di atas
perapian sampai kering.
3. Selanjutnya di tanam di sertai doa
dan alat tulis.


Hubungan antara kebudayaan
dan kesehatan ibu pasca
bersalin

Selain pada masa hamil,
pantangan-pantangan atau
anjuran masih diberlakukan juga
pada masa pasca persalinan.

misalnya, ada makanan tertentu
yang sebaiknya dikonsumsi
untuk memperbanyak produksi
ASI; ada pula makanan tertentu
yang dilarang karena dianggap
dapat mempengaruhi kesehatan
bayi.
Secara tradisional, ada praktek-
praktek yang dilakukan oleh dukun
beranak untuk mengembalikan
kondisi fisik dan kesehatan si ibu.

Misalnya mengurut perut yang
bertujuan untuk mengembalikan
rahim ke posisi semula memasukkan
ramuan-ramuan seperti daun-daunan
kedalam vagina dengan maksud untuk
membersihkan darah dan cairan yang
keluar karena proses persalinan
memberi jamu tertentu untuk
memperkuat tubuh.


Faktor budaya yang
dipertimbangkan karena
menyumbang angka
kematian


Secara medis, perlakuan ini dapat
menyebabkan infeksi pada bayi
dikarenakan tali pusat yang baru
saja terlepas belum dalam keadaan
menutup sempurna dan kering.
Sebagian masyarakat di Aceh
merayakan tujuh hari kelahiran bayinya
dengan adat peucicap.
Adat peucicap adalah memperkenalkan
makanan kepada bayi biasanya dengan
mencampur berbagai rasa makanan
seperti sari buah apel, jeruk, pisang,
anggur, nangka, gula, garam, madu
yang dioleskan kepada bibir si bayi
disertai dengan doa dan harapan agar si
bayi kelak tumbuh menjadi anak yang
saleh, berbakti pada orangtua dan
agama, dan kepada bangsa.
Peucicap
Faktanya secara medis, usus
bayi baru lahir belum memiliki
enzim yang mampu mencerna
karbohidrat dan serat-serat
tumbuhan yang begitu tinggi.
Akibatnya, pemberian
makanan tambahan pada bayi
berusia di bawah 6 bulan
dapat menyebabkan
sumbatan pada usus dan
diare yang berlebihan pada
bayi.

Di Nusa Tenggara, ibu yang
baru melahirkan diasapi di
tempat tidur dengan
meletakkan tungku yang
panas dan berasap di bawah
tempat tidur. Masyarakat
daerah tersebut percaya
bahwa tindakan tersebut
bertujuan agar ibu dan bayi
tidak digigit nyamuk, lebih
kuat, dan terhindar dari sakit.
Ibu yang baru melahirkan diasapi di tempat tidur dengan
meletakkan tungku yang panas dan berasap di bawah
tempat tidur. Masyarakat daerah tersebut percaya bahwa
tindakan tersebut bertujuan agar ibu dan bayi tidak digigit
nyamuk, lebih kuat, dan terhindar dari sakit. Padahal secara
medis, pengasapan ibu dan bayi dapat menimbulkan risiko
bagi ibu dan bayi. Risiko yang mungkin dapat ditimbulkan
adalah dehidrasi karena kepanasan serta risiko pneumonia
karena menghirup asap di ruang tertutup.

secara medis, pengasapan
ibu dan bayi dapat
menimbulkan risiko bagi ibu
dan bayi. Risiko yang
mungkin dapat ditimbulkan
adalah dehidrasi karena
kepanasan serta risiko
pneumonia karena menghirup
asap di ruang tertutup.

Di daerah Papua, terdapat
kebiasaan menempatkan
ibu hamil yang akan
melahirkan di kandang
ternak.
Secara medis tentu saja hal ini
sangat berisiko bagi ibu dan bayi
karena umumnya kandang
ternak sangat tidak bersih untuk
proses melahirkan.
Selain itu, di Papua juga
banyak ibu di daerah
pedalaman Papua yang
masih melahirkan dengan
cara yang tradisional dengan
berjuang seorang diri di
pinggir sungai juga memotong
tali pusat sendiri.
Pemotongan tali pusat jika
dilakukan seorang diri akan
rentan menimbulkan infeksi
akibat tidak higienisnya alat
pemotong pusat.
Sebagian masyarakat di sana juga mempercayai bahwa
jika ibu melahirkan anak kembar, maka si ibu harus
memilih salah satu anak untuk dibawa pulang dan
membunuh salah satunya. Hal tersebut disebabkan oleh
keyakinan bahwa anak kembar adalah dua saudara
yang akan tumbuh saling bermusuhan.

Di sebagian daerah,
mempercayai bahwa
memandikan bayi
dengan menggunakan
air dingin dapat
membuat bayi kuat.
Secara medis, bayi masih rentan
terhadap lingkungan, termasuk suhu
dingin. Air dingin dapat menyebabkan
pembakaran dan metabolisme tubuuh
bayi meningkat sehingga makanan
dalam tubuh dapat habis hanya untuk
mengatur suhu tubuh saat kedinginan.
Akhirnya bayi tersebut dapat mudah
kehabisan tenaga dan mudah sakit.
Kesimpulan

Dari pembahasan sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan, sebagai berikut:
Masih banyak ibu-ibu yang menganggap
kehamilan sebagai hal yang biasa, alamiah dan
kodrati. Mereka merasa tidak perlu
memeriksakan dirinya secara rutin ke bidan
ataupun dokter. Masih banyaknya ibu-ibu yang
kurang menyadari pentingnya pemeriksaan
kehamilan menyebabkan tidak terdeteksinya
faktor-faktor risiko tinggi yang mungkin dialami
oleh mereka. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh rendahnya tingkat pendidikan dan
kurangnya informasi.
Kelancaran persalinan sangat tergantung
faktor mental dan fisik si ibu. Faktor fisik
berkaitan dengan bentuk panggul yang
normal dan seimbang dengan besar bayi.
Sedangkan faktor mental berhubungan
dengan psikologis ibu, terutama
kesiapannya dalam melahirkan. Bila ia takut
dan cemas, bisa saja persalinannya jadi
tidak lancar hingga harus dioperasi. Ibu
dengan mental yang siap bisa mengurangi
rasa sakit yang terjadi selama persalinan.


Masih banyak tradisi yang perlu
mendapatkan perhatian akibat perlakuan
yang kurang tepat dalam penanganan
perawatan ibu dan bayi baru lahir.
Sebaiknya, ada program yang melakukan
pendekatan-pendekatan kepada
masyarakat untuk meningkatkan
pengetahuan ibu hamil, calon ibu, dan
keluarga mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi.
Pendekatan kepada keluarga juga sangat
diperlukan dikarenakan tindakan yang
dilakukan kepada ibu dan bayi cenderung
atas masukan dari suami, ibu ayah
kandung, ibu ayah mertua, atau kakek
nenek yang mewarisi tradisi-tradisi
tersebut.


Saran yang kami berikan untuk para
pembaca makalah ini yaitu setiap aspek
sosial budaya yang melintas atau
menjadi dasar bagi pola kehidupan
manusia sehari-hari hendaknya dapat
disaring, karena tidak setiap aspek sosial
budaya yang masuk adalah postif.




Saran

Vous aimerez peut-être aussi