Vous êtes sur la page 1sur 4

1

TUGAS
Nama : Asep Wildan Firdaus
NIM : 1211801017
Jurusan : Administrasi Negara - A - III
Fakultas : Ilmu Sosial dan Politik
Mata Kuliah : Etika Administrasi
Dosen : Ibu. Ati Dahniar

Assalamualaikum Warohmatulahi Wabarokatuh
RUANG LINGKUP ETIKA ADMINISTRASI NEGARA

Pengertian Etika
Secara bahasa etika berasal dari bahasa Yunani; ethos; yang berarti adat istiadat (kebiasaan),
kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk
dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Dari pengertian kebahasaan ini terlihat bahwa etika
berhubungan dengan upaya menentukan tingkah laku manusia.
Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, etika adalah bagian dari filsafat yang mengajarkan tentang
keluhuran budi (baik/buruk).
Menurut istilah etika adalah ilmu yang menjelaskan baik dan buruk dan menerangkan apa yang
seharusnya dilakukan manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan
mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya diperbuat.
Konsep etika bersifat humanistis dan anthropocentris, karena didasarkan pada pemikiran
manusia dan diarahkan pada perbuatan manusia. Dengan kata lain etika adalah aturan yang dihasilkan
oleh akal manusia.
Dalam kehidupan bermasyarakat, istilah Etika sering dipersamakan atau dipergunakan secara
bergantian dengan istilah Moral, Norma dan Etiket. Beberapa pakar / kalangan tidak membedakannya
secara prinsip, sedangkan sebagian lain memberikan pembedaan-pembedaan sebagai berikut:
1. Prof. Judistira K. Garna, (Materi Kuliah Etika Kebijakan Publik, LAN- UNPAD, 1997) dan
Wahyudi Kumorotomo (Etika Administrasi Negara, Rajawali, 1994 : 9).
Moral menyatakan tindakan / perbuatan lahiriah seseorang, atau daya dorong internal untuk mengarah
kepada perbuatan baik dan menghindari perbuatan buruk. Sedangkan Etika tidak hanya menyangkut
tindakan lahiriah, tetapi juga nilai mengapa dia bertindak demikian. Etika tumbuh dari pengetahuan
seseorang yang diberi makna kesepakatan sosial, dan dijadikan acuan / tolok ukur moralitas masyarakat.
2. Robert C. Solomon (Etika : Suatu Pengantar, Erlangga : 1987 : 2-18) Moral menekankan kepada
karakter dan sifat-sifat individu yang khusus (misalnya rasa kasih, kemurahan hati, kebesaran jiwa),
diluar ketaatan pada peraturan. Sedangkan Etika berkenaan dengan dua hal : 1) disiplin ilmu yang

2
mempelajari tentang nilai-nilai yang dianut manusia beserta pembenarannya, dan 2) hukum yang
mengatur tingkah laku manusia.
3. William K. Frankena dalam Kumorotomo (1994: 7)
Etika mencakup filsafat moral atau pembenaran-pembenaran filosofis. Moralitas merupakan
instrumen kemasyarakatan yang berfungsi sebagai penuntun tindakan (action guide) untuk segala
pola tingkah laku yang disebut bermoral. Dengan demikian, moralitas akan serupa dengan
hukum disatu pihak dan dengan etiket dipihak lain. Bedanya dengan etiket, moralitas memiliki
pertimbangan yang jauh lebih tinggi tentang kebenaran dan keharusan. Disamping itu, moralitas
juga dapat dibedakan dengan hukum, sebab ia tidak dapat diubah melalui tindakan legislatif,
eksekutif maupun yudikatif. Demikian pula sanksi dalam moralitas tidak melinatkan paksaan fisik
atau ancaman, melainkan lebih bersifat internal misalnya berwujud rasa bersalah, malu, dan
sejenisnya.

SUMBER (PROSES PEMBENTUKAN) & IMPLEMENTASI ETIKA
Munculnya Etika sebagai suatu pedoman bertingkah laku dapat terbentuk dalam dua macam proses,
yaitu :
1. Secara alamiah terbentuk dari dalam (internal) diri manusia karena pemahaman dan keyakinan
terhadap suatu nilai-nilai tertentu (khususnya agama / religi).
2. Diciptakan oleh aturan-aturan eksternal yang disepakati secara kolektif, misalnya sumpah jabatan,
disiplin, dan sebagainya. Sumpah jabatan dan peraturan disiplin PNS, pada gilirannya akan
membentuk etika birokrasi. Sedangkan kasus Singapura menunjukkan bahwa etika berdisiplin (antri,
membuang sampah) dibentuk oleh denda yang sangat besar bagi pelanggarnya.
Sementara itu, implementasi Etika sebagai suatu pedoman bertingkah laku juga dapat dikelompokkan
menjadi dua aspek, yakni internal (kedalam) dan eksternal (keluar). Dari aspek kedalam, seseorang
akan selalu bertingkah laku baik meskipun tidak ada orang lain disekitarnya. Dalam hal ini, etika lebih
dimaknakan sebagai moral. Sedangkan dalam aspek keluar, implementasi Etika akan berbentuk sikap /
perbuatan / perilaku yang baik dalam kaitan interaksi dengan orang / pihak lain.

ALIRAN DALAM ETIKA
1. Teologisme
Prinsip atau asas etika menurut aliran ini, sesuatu yang baik, susila atau etik, adalah yang sesuai
dengan kehendak Tuhan, dan sebaliknya.
2. Naturalisme
Perbuatan yang dianggap baik adalah yang sesuai dengan hukum alam.
3. Hedonisme (Hedone = perasaan akan kesenangan)Perbuatan yang dianggap baik adalah yang
mendatangkan kesenangan, kenikmatan atau rasa puas kepada manusia. Sempalan dari ajaran ini

3
adalah aliran Materialisme yang mengajarkan bahwa alat pokok untuk memenuhi kepuasan manusia
adalah materi.
4. Eudaemonisme (Eudaemonismos = bahagia)
Perbuatan yang dianggap baik adalah yang mendatangkan kebahagiaan kepada manusia. Bedanya
dengan hedonisme, kebahagiaan lebih bersifat kejiwaan. Dengan kata lain, kebahagiaan merupakan
kebaikan tertinggi (prima facie). Sempalan dari ajaran ini adalah aliran Stoisisme yang
mengemukakan bahwa untuk mencapai kebahagiaan, manusia harus menggunakan akal pikirannya ;
bukan mencari kebijaksanaan dengan cara menyendiri atau mengendapkan perasaan seperti
seorang pengecut.
5. Utilitarianisme
Perbuatan yang dianggap baik secara susila ialah guna / manfaat. Penganjut utamanya adalah
Jeremy Bentham yang mengatakan bahwa the greatest happiness of the greatest number, dan John
Stuart Mill. Sempalan dari ajaran ini antara lain adalah aliran pragmatisme, empirisme,
positivisme, dan neo positivisme (scientisme).
6. Vitalistis
Norma perbuatan baik adalah yang mempunyai kekuatan paling besar. jadi, orang / kelompok yang
paling kuat dan dapat menguasai orang / kelompok lain dianggap sebagai orang / kelompok yang
baik. Atau menurut Nietzsche, perilaku yang baik adalah yang menambah daya hidup,
sedangkan perilaku yang buruk adalah yang merusak daya hidup.
7. Idealisme
Pusat pengertian aliran ini ialah kebebasan atau penghormatan kepada pribadi manusia. Ajaran ini
terdiri dari 3 komponen, yaitu idealisme rasionalistik (akal pikiran sebagai penuntun tingkah laku),
idealisme estetik (kehidupan manusia dilihat dari perspektif karya seni), dan idealisme etik
(menentukan ukuran moral dan kesusilaan terhadap kehidupan manusia).

Garis Besar Landasan Etik
A. Prinsip Keindahan
Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa senang terhadap keindahan.
Berdasarkan prinsip ini, manusia memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan
sesuatu yang indah dalam perilakunya. Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya
sehingga membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.
B. Prinsip Persamaan
Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul
tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan
dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar
apapun.
C. Prinsip Kebaikan

4
Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Prinsip ini biasanya berkenaan dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti
hormat- menghormati, kasih sayang, membantu orang lain, dan sebagainya. Manusia pada hakikatnya
selalu ingin berbuat baik, karena dengan berbuat baik dia akan dapat diterima oleh lingkungannya.
Penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat sesungguhnya
bertujuan untuk menciptakan kebaikan bagi masyarakat.
D. Prinsip Keadilan
Pengertian keadilan adalah kemauan yang tetap dan kekal untuk memberikan kepada setiap orang apa
yang semestinya mereka peroleh. Oleh karena itu, prinsip ini mendasari seseorang untuk bertindak
adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain.
E. Prinsip Kebebasan
Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai
dengan pilihannya sendiri. Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap manusia
mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak
merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti
dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-mena kepada
orang lain. Untuk itu kebebasan individu disini diartikan sebagai:
a. Kemampuan untuk berbuat sesuatu atau menentukan pilihan
b. Kemampuan yang memungkinkan manusia untuk melaksanakan pilihannya tersebut
c. Kemampuan untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
F. Prinsip Kebenaran
Kebenaran biasanya digunakan dalam logika keilmuan yang muncul dari hasil pemikiran yang
logis/rasional. Kebenaran harus dapat dibuktikan dan ditunjukkan agar kebenaran itu dapat diyakini
oleh individu dan masyarakat. Tidak setiap kebenaran dapat diterima sebagai suatu kebenaran apabila
belum dapat dibuktikan. Semua prinsip yang telah diuraikan itu merupakan prasyarat dasar dalam
pengembangan nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antarindividu, individu dengan
masyarakat, dengan pemerintah, dan sebagainya. Etika yang disusun sebagai aturan hukum yang
akan mengatur kehidupan manusia, masyarakat, organisasi, instansi pemerintah, dan pegawai harus
benar-benar dapat menjamin terciptanya keindahan, persamaan, kebaikan, keadilan, kebebasan, dan
kebenaran bagi setiap orang.

Demikianlah, Ruang Lingkup Etika Administrasi Negara dari mulai pengertian atau definisi secara
etimologi atau bahasa dan pengertian dari beberapa pakar, sumber (proses pembentukan) dan
implementasi, aliran dalam etika serta yang terakhir garis besar landasan etika. Akhirnya saya Asep
Wildan Firdaus mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam semuanya.
Wasssalamualaikum Warohmatulahi Wabarokatuh

Vous aimerez peut-être aussi