PADA Tn.C DENGAN MASALAH RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG 3 GRAHA CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMONI GONDOHUTOMO SEMARANG
Di susun guna memenuhi tugas Profesi Ners Departemen Keperawatan Jiwa
OLEH : Jesita Aristy Apritasari, S.Kep NIM : 1408084
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA SEMARANG 2014
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.C DENGAN MASALAH RESIKO PERILAKU KEKERASAN DI RUANG 3 GRAHA CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMONI GONDOHUTOMO SEMARANG
A. IDENTITAS 1. Identitas Pasien Nama : Tn. C Umur : 45 Tahun Jenis kelamin : Laki - laki Alamat : Semarang Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : tidak bekerja Tanggal dirawat : 14 September 2014 Tanggal pengkajian : 22 September 2014 Ruang Rawat : Ruang 3 Graha Citro Anggodo No. CM : RMJ-075174 Diagnosa medis : Skizofrenia Tak Terinci Penanggung Jawab : Kakak Kandung (Ny. W)
2. Identitas Penanggung Jawab Nama : Ny.W Umur : 47 tahun Pekerjaan : Swasta Hub. Dg klien : Kakak Kandung Alamat : Semarang
B. ALASAN MASUK / KELUHAN UTAMA Klien mudah marah, tangan menggenggam dan hendak mengamuk dengan kakaknya sebelum masuk RSJ, klien berbicara kasar (bertengkar mulut) disertai nada tinggi dengan kakaknya sehingga klien dibawa keluarganya ke IGD RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang pada tanggal 14 september 2014 pukul 21.05 Wib. C. FAKTOR PREDISPOSISI Klien sebelumnya sudah pernah dirawat di RSJD Dr. AGH bulan juni lalu selama 2 bulan. Pengobatan klien sebelumnya kurang berhasil karena klien tidak melakukan kontrol dan obat habis sehingga klien kambuh dan dibawa lagi kerumah sakit oleh keluarganya, dari anggota keluarga tidak ada yang mengalami sakit yang sama seperti klien. Klien selama dirumah mudah marah tanpa sebab dan mengamuk, klien juga merasa tertekan karena sering cekcok dan salah paham dengan kakak kandungnya. Klien merasa kakaknya kurang pengetahuan sehingga beda pendapat dan terjadi perdebatan/pertengkatan dalam keluarga. Klien mengatakan keluarga klien pernah sekali memukul klien saat klien mengamuk. Klien mengatakan sudah tidak bekerja, sering menyendiri dan melamun, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain dan jika mau diajak bicara klien bicara dengan lirih dan lambat. Masalah keperawatan : - Harga diri rendah - Resiko tinggi kekerasan
D. PEMERIKSAAN FISIK a. Tandatanda vital : TD : 150/100 mmHg, N: 88x/menit, RR: 24x/menit, S: 36 0 C b. Ukur : BB : 72 kg, TB: 168` cm c. Keluhan fisik : Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik d. Kepala : Bentuk mesochepal, kulit kepala kotor, rambur kotor dan tidak mudah dicabut e. Mata : Kondisi mata Tn.C baik, tidak mengalami gangguan pengelihatan, mata simetris kanan kiri, sklera ikterik -/-, conjungtiva anemis -/- f. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada nafas cuping hidung. g. Mulut dan tenggorokan: Mukosa bibir kering, tidak terdapat sianosis pada bibir dan lidah, gigi lengkap dan kotor. h. Telinga : Bentuk simetris. Pendengaran Tn. C masih normal, tidak menggunakan alat bantu dengar. Sehingga Tn.C bisa diajak komunikasi dengan mudah. Terbukti saat dilakukan wawancara, Tn. D langsung mengikuti arahan kita walau kadang masih tidak nyambung. Telinga klien kotor. i. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid a. Dada (jantung/paru) Jantung : - Inspeksi : tidak tampak ictus cordis - Palpasi : tidak teraba ictus cordis, - Perkusi : suara redup, tidak ada nyeri tekan. - Auskultasi : S1, S2, tidak ada suara gallop, tidak ada murmur. Paru : - Inspeksi : tidak ada bekas luka, bentuk simetris, tidak ada retraksi dinding dada. - Palpas i: tidak ada bejolan patologis, tidak ada rabas kulit - Perkusi : suara sonor, tidak ada nyeri tekan. - Auskultasi : suara napas vesikular, tidak terdapat suara ronkhi dan wheezing pada paru. b. Abdomen: - Inspeksi: bentuk perut membuncit, tak tampak distensi abdomen - Palpasi: turgor kulit normal, tidak terdapat luka dan bekas luka. - Perkusi: suara perut timpani, tidak ada nyeri tekan. c. Genitalia : laki-laki, tidak terpasang kateter tetapi klien memakai pampers d. Integumen : turgor kulit kering e. Ekstremitas: - Atas : Tidak ada fraktur dan tidak terdapat oedem tangan kanan dan kiri akral : hangat, ada bekas luka pada pergelangan tangan kiri. - Bawah : Tidak terdapat luka, oedema pada tungkai kaki sebelah kiri, akral hangat. Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri E. ASPEK PSIKOSOSIAL 1. Genogram
Keterangan : : Klien : Tinggal Serumah : Wanita : Laki-laki : Sudah Meninggal : Cerai
Dalam keluarga klien tinggal bersama kakak beserta suaminya, klien sudah bercerai dengan istrinya karena ketidakcocokan dalam rumah tangga. Menurut klien orang tua klien sangat menyayangi dan mengasuhnya dengan baik sejak dirinya masih kecil. Saat ini pengambil keputusan dalam keluarga adalah suami dari kakaknya dibantu dengan kakaknya namun klien juga dimintai pendapat. Komunikasi dalam keluarga dilakukan secara terbuka, siapa saja boleh mengeluarkan pendapatnya. Klien terkadang mempermasalahkan aturan yang ada di rumah namun kakak dan suaminya sudah memahami kalau klien punya gangguan kejiwaan. Masalah Keperawatan : Koping keluarga tidak efektif (Ketidakmampuan)
Tn. C 2. Konsep Diri a. Citra/Gambaran tubuh : Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang tidak disukainya, karena ini sudah ciptaan tuhan b. Identitas diri : Klien mengatakan bahwa ia adalah anak ke empat dari enam bersaudara. Klien adalah seorang laki-laki sudah menikah dan mempunyai 1 anak. c. Peran : Klien mau melakukan aktivitas sebagai seorang suami, seperti bekerja menghidupi, membahagiakan istri dan anak, namun beberapa bulan kemarin klien tidak bekerja dan sudah bercerai. f. Ideal diri : Klien mengatakan ingin bekerja dan menghasilkan uang lagi seperti sebelum masuk RSJ ini. Klien juga bercita-cita ingin menjadi pegawai tetap agar tidak menganggur dan tidak diremehkan keluarganya lagi. g. Harga diri : Klien merasa tidak berarti lagi karena dirinya tidak bekerja, merasa menyusahkan orang disekitarnya selain itu klien juga bercerai dengan istrinya sehingga klien selalu melamun dan tampak menyendiri. Masalah keperawatan : harga diri rendah situasional
3. Hubungan Sosial a. Orang yang berarti : klien mengatakan bahwa orang yang paling disenangi dalam keluarga adalah bapak dan ibu kandungnya. b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: klien tidak pernah melakukan aktivitas dalam kegiatan kelompok/masyarakat, karena klien merasa tidak ada gunanya. Di ruang rawat inapnya, klien sering berdiam diri dan tampak kurang bersosialisasi dengan pasien yang lain. Klien akan berbicara dengan pasien lain jika disuruh perawat ruangan. c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien tidak bisa bersosialisasi dengan baik dengan teman di rawat inapnya, klien lebih cenderung derdiam diri dan klien mau diajak bicara bila orang lain yang memulai bicara Masalah keperawatan: Kerusakan interaksi sosial 4. Spiritual a. Nilai dan keyakinan : Klien beragama islam, klien dirumah jarang melakukan ibadah solat 5waktu b. Kegiatan beribadah : Klien jarang melakukan ibadah Masalah Keperawatan : Depresi spiritual
F. STATUS MENTAL 1. Penampilan : Klien berpenampilan tidak rapi, penggunaan pakaian sesuai dengan fungsinya, selama di rumah sakit klien selalu memakai seragam rumah sakit. Masalah Keperawatan : Sindrom defisit perawatan diri (Berpakaian)
2. Pembicaraan : Pembicaraan klien lambat dan pelan, klien tidak mampu memulai pembicaraan. Masalah Keperawatan : Kerusakan komunikasi verbal
3. Aktivitas Motorik : Klien tampak lesu, mondar-mandir tidak jelas dan tidak begitu suka bicara. Klien pernah mengikuti kegiatan di RS seperti terapi aktifitas kelompok tetapi kurang aktif Masalah Keperawatan : Defisit aktifitas deverensional/hiburan
4. Alam perasaan : Klien mengatakan sedih karena keluarganya yang tidak mau menerima dia. Masalah Keperawatan : Ketidakberdayaan
5. Afek : (Tumpul) Klien saat diajak berkomunikasi mau menjawab saat diberikan stimulus yang keras dan menepuk kaki atau tangannya Masalah Keperawatan : Kerusakan komunikasi verbal
6. Interaksi selama wawancara : Kontak mata berkurang. Klien tampak kurang fokus dengan orang yang mengajak klien berbicara dan klien pun mau diajak bicara bila ada yang memulainya terlebih dahulu. Klien tampak murung, wajah galak Masalah Keperawatan : Resiko tinggi mencederai diri sendiri 7. Persepsi : Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan perasaan marahnya sudah berkurang, dan klien mengatakan tidak mendengar suara atau melihat sesuatu tetapi klien selalu berbicara seperti berbisik-bisik. Masalah keperawatan : Perubahan sensori perceptual (pengecapan)
8. Isi pikir : Reeming. Klien saat diajak berkomunikasi pada awal mual berbicara sedikit keras tetapi lama-kelamaan menjadi pelan dan langsung diam. Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir
9. Arus pikir: Arus pikir klien dapat dimengerti dan tidak ada flight of idea serta pengulangan pembicaraan. Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir
10. Tingkat kesadaran : Klien tidak mengalami gangguan kesadaran, namun klien tampak bingung, klien saat diajak bicarapun menjawab walau terkadang dengan nada tinggi bila menyangkut keluarga yang menyakitinya. Masalah keperawatan : Resiko tinggi cidera
11. Memori: Klien juga mampu mengingat tanggal lahirnya yaitu, 19 Februari 1968 dan kejadian saat, seperti tadi pagi makan dengan lauk apa, seperti klien mengatakan tadi pagi saya makan dengan sayur sop, lauk daging sapi, dan tempe juga ada buah apel merah. Tetapi klien lupa kenapa klien bisa marah-marah saat masuk RSJ yang pertama kalinya. Masalah keperawatan : perubahan proses pikir (Gangguan daya ingat jangka panjang)
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Klien tidak mampu berkonsentrasi dengan baik yang dibuktikan dengan klien tidak mampu mengulang atau menjelaskan kembali apa yang telah dibicarakan dengan perawat. Klien tidak mampu berhitung angka- angka atau benda nyata dengan baik. Klien lebih dominan diam dan mau berbicara bila diajak bicara Masalah keperawatan : Isolasi sosial
13. Kemampuan penilaian : Jika diberi penjelasan, klien tidak mampu mengambil keputusan dengan tepat. Klien juga tidak mampu memutuskan alternatif tindakan yang mau dilakukan lebih dulu, misalnya mau makan dulu atau mandi dulu. Masalah keperawatan : perubahan proses pikir
14. Daya titik diri : Klien menyadari bahwa dirinya sering melamun dan marah-marah dirumah sehingga dibawa periksa di RSJD semarang. Masalah keperawatan: ketidakefektif pelaksanaan regiment terapeutik
G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG 1. Makan Klien makan 3 kali sehari, makan sendiri tanpa bantuan dan klien mampu membereskan alat-alat makan setelah selesai makan dengan disuruh perawat. 2. BAB/BAK Klien mampu memenuhi kebutuhan BAB dan BAK sendiri di kamar mandi, maupun menjaga kebersihan diri dan pakaian 3. Mandi Klien mandi sendiri tanpa dibantu perawat tetapi klien masih tampak kotor. 4. Berpakaian Klien mampu mengenakan pakaian sendiri, ganti pakaian setelah mandi tetapi terkadang pakaian dilepas sendiri 5. Istirahat dan Tidur Klien mengatakan kalau siang bisa tidur saat malam bisa tidur tetapi kalau keadaan sudah hening. 6. Penggunaan obat Klien mengatakan tidak tahu waktu minum obat kapannya tp tahu cara minum obat. 7. Pemeliharaan kesehatan Klien mengatakan setelah pulang dari rumah sakit akan selalu kontrol dan minum obat secara teratur agar penyakitnya tidak kambuh lagi. Sistem pendukungnya adalah keluarga yang selalu memperhatikan saat kapan dia harus kontrol dan minum obat. 8. Aktivitas di dalam rumah Klien mengatakan ingin bekerja saat dirumah. 9. Aktivitas di luar rumah Keluarga Klien mengatakan tidak pernah melakukan aktivitas apapun diluar rumah sejak klien menderita gangguan jiwa. Masalah keperawatan : Potensial perubahan tubuh
H. MEKANISME KOPING Keluarga mengatakan klien cenderung pendiam dan tertutup. Keluarga Klien mengatakan bila mempunyai masalah, klien hanya diam dan tidak bercerita sehingga tiba-tiba marah dan mengamuk Masalah keperawatan : Mekanisme koping maladaptif
I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN Klien saat dilakukan wawancara cenderung diam dan menjawab bila ingin menjawab. Keluarga klien mengatakn kalau merasa khawatir kalau nantinya setelah klien pulang dari lingkungan merasa mengucilkan klien. Masalah keperawatan : gangguan konsep diri: harga diri rendah.
J. PENGETAHUAN KURANG TENTANG Klien mengatakn sakitnya ini bisa sembuh dengan bantuan dari kakaknya nanti kalau dirumah untuk mengingatkan selalu minum obat. Masalah keperawatan : kurang pengetahuan tentang obat
K. ASPEK MEDIK Diagnosa medik : Skizofrenia Tak terinci Terapi medik : Chlorpromazine 2 x 100 mg Stelazon 2 x 5 mg Captropil 1 x 25 L. ANALISA DATA Nama : Tn.C No.CM : RMJ-075174 Umur : 45 Tahun Ruang : 3 Citra Anggodo No. Data Masalah TTD 1. DS : Tn.C mengatakan marah karena tidak suka dengan kakaknya karena sering cekcok dan bertengkar
DO : Tn.C terlihat diem dan menggenggam / mengepalkan tangan.
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2. DS : Tn.C mengatakan mudah marah dan mengamuk Tn.C mengatakan mudah tersinggung dan berbicara dengan nada tinggi
Data Obyektif: Pasien sering terlihat mondar mandir dan kebingungan
Resiko Perilaku kekerasan 3. DS : Tn.C mengatakan sering melamun dan menyendiri selama di rumah
DO : Tn.C akan mau bicara bila diajak bicara terlebih dahulu Tn.C terlihat kurang fokus saat diajak bicara, menjawabnya pun dengan nada pelan Harga diri rendah
M. DAFTAR MASALAH KEPRIBADIAN 1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkunngan 2. Resiko perilaku kekerasan 3. Harga diri rendah
N. POHON MASALAH
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah
Perilaku Kekerasan/amuk Core Problem O. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Nama : Tn.C Nama Mahasiswa : Jesita Aristy Apritasari Ruang : 3 Citro Anggodo Nim : 1408084 No.RM: RMJ-575174 TGL DX RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA HASIL TINDAKAN KEPERAWATAN 22 September 2014 RPK TUM : Klien tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan TUK: 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya
2. Klien dapat mengidentifika si penyebab perilaku kekerasan
1.1.Setelah 2 x tatap muka dengan 1 x 15 menit, ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat
2.1.Setelah 2 x tatap muka dengan 1 x 15 menit diharapkan klien mampu mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/marah
3.1.Setelah 2 x tatap muka 1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik. a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien 2.1.1 Bantu klien mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan a. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya b. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal. c. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang. 3.1.1 Bantu klien mengidentifikasi tanda tanda
3. klien dapat mengidentifika si tanda tanda perilaku kekerasan
4. klien dapat mengidentifika si perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
5. klien dapat mengidentifika si akibat dari perilaku dengan 1 x 15 menit diharapkan klien dapat mengungkapkan perasaan marah atau jengkel dan menyimpulkan tanda tanda jengkel atau marah yang dialami
4.1.Setelah 2 x tatap muka dengan 1x 15 menit diharapkan klien dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan,bermain peran dengan perilaku kekerasan dan mengetahui cara yang biasa dilakukan itu bisa menyelesaikan masalah atau tidak
5.1.Setelah 2 x tatap muka dengan 1x 15 menit diharapkan Klien dapat perilaku kekerasan a. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel / kesal. b. Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien c. Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel / kesal yang dialami klien.
4.1.1 Bantu klien mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan a. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan. b. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan c. Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai ?"
5.1.1 Bantu klien mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan a. Bicarakan akibat / kerugian dari cara yang dilakukan. kekerasan
6. klien dapat mengidentifika si cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan
menjelaskan akibat dari perilaku kekerasan
6.1.Setelah 2 x tatap muka dengan 1 x 15 menit diharapkan klien dapat melakukan cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan.
b. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan. c. Tanyakan pada klien Apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat ?
6.1.1 Bantu klien mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadap kemarahan a. Tanyakan pada klien apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat? b. Berikan pujian jika klien mengetahui cara lain yang sehat. c. Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat. Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal, memukul bantal / kasur atau berolah raga dan melakukan pekerjaan yang memerlukan tenaga Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah /kesal / tersinggung / jengkel( saya kesal anda berkata seperti itu ; saya marah karena anda tidak memenuhi keinginan saya Secara Sosial : lakukan dalam kelompok cara-cara marah yang sehat ; latihan asertif, latihan managemen perilaku kekerasan Secara spiritual : anjurkan klien berdo'a, sembahyang, atau ibadah lain ; memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran, mengadu pada tuhan
7. klien dapat mengidentifika si cara mengontrol perilaku kekerasan I : nafas dalam
8. klien mendapat dukungan keluarga
7.1.Setelah 2x tatap muka dengan 1 x 15 menit diharapkan klien mendemonstrasikan cara mengontrol marah dengan nafas dalam
8.1.Setelah 2 x tatap muka dengan 1 x 15 menit diharapkan klien menerima dirinya sendiri dan keadaan keluarga, Keluarga klien dapat : menyebutkan cara merawat klien yang berperilaku kekerasan,Mengungkap kan rasa puas dalam merawat klien
kekerasan atau kejengkelan.
7.1.1 Bantu klien mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan a. Bantu klien mengaplikasikan cara mengontrol PK dengan nafas dalaM b. Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang telah dipilih. c. Bantu klien untuk mensimulasikan cara yang telah dipilih (role play) d. Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalam simulasi. e. Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipilih / dipelajari saat jengkel / marah.
8.1.1 Diskusikan dengan keluarga a. Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien dari sikap apa yang telah dilakukan terhadap klien selama ini b. Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien c. Jelaskan cara-cara merawat klien : Terkait dengan cara mengontrol perilaku marah secara konstruktif Sikap tenang, bicara tenangdan jelas Membantu klien mengenal penyebab klien marah d. Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien
9. klien dapat menggunakan obat dengan benar 9.1.Setelah 2 x tatap muka dengan 1 x 15 menit diharapkan klien dapat menyebutkan obat-obat yang diminum dan kegunaannya ( jenis, waktu, dosis dan efek ), Klien dapat minum obat sesuai program pengobatan
9.1.1 Bantu klien agar dapat menggunakan obat dengan benar a. Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien pada klien dan keluarga b. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat tanpa seijin dokter c. Jelaskan prinsip benar minum obat ( baca nama yang tertera pada botol obat, dosis obat, waktu dan cara minum) d. Anjurkan klien minta obat dan minum tepat waktu e. Anjurkan pada klien melaporkan pada perawat atau dokter jika merasakan efek yang tidak menyenangkan f. Beri pujian jika klien minum obat dengan benar
P. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN Nama : Tn.C Nama Mahasiswa : Jesita Aristy Apritasari Ruang : 3 Citro Anggodo Nim : 1408084 No.RM: RMJ-575174 Tgl/Jam Dx Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd 23 September 2014
09.45 Wib
Resiko Perilaku Kekerasan SP I p PERILAKU KEKERASAN Kontrol PK fisik 1 1. Membina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik a. Menyapakliendenganramah b. Memperkenalkandiridengansopan c. Menanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Menjelaskantujuanpertemuan e. Dudukberhadapan f. Menunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Memberi perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien. h. Menanyakan perasaan klien hari ini 2. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan 3. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan 4. Mengidentifikasi bentuk perilaku kekerasan yang pernah dilakukan.
S : - Klien mengatakan saat ini klien merasa marahkarena teringat saat diejek oleh teman-temannya - klien mengatakan saat marah dia teriak-teriak membanting barang- barang - klien mengatakn belum tahu cara kontrol marak tarik nafas dalam O : klien mudah diarahkan untuk duduk berhadapan. Wajah tampak tegang dan mata melotot saat menceritakan kejengkelannya. Pasien dapat menirukan cara mengontrol emosi dengan baik Kooperatif Tenang Mau bekerjasama Jesita
5. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan 6. Melatih klien melakukan cara mengontrol PK Fisik I yaitu napas dalam 7. Memasukkan cara mengontrol perilaku kekerasan kedalam jadwal kegiatan harian
A :SP1P teratasi
P : Perawat : Optimalkan mengidentifikasi bentuk perilaku kekerasan dan lanjutkan akibat perilaku kekerasan. Klien : Klien dapat mengidentifikasi bentuk dan akibat perilaku kekerasan.
24 September 2014-09- 24
10.25 Wib Resiko perilaku kekerasan SP II P Kontrol PK fisik 2 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 2. Melatih pasien cara control PK fisik II 3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
S : - Klien mengatakan kabarnya saat ini cukup baik, perasaan tenang dan senang. O: Pasien tampak kooperatif Pasien tampak tenang kontak mata cukup Klien dapat menyebutkan cara mengontrol PK, klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol PK secara fisik II dengan memukul bantal. A: SP2P teratasi P : Perawat : Lanjutkan ajarkan cara mengontrol PK secara verbal, spiritual dan bimbing untuk memasukkan dalam jadwal Jesita kegiatan harian. Klien : Klien dapat mempratekkan cara mengontrol PK II memukul bantal, bimbing untuk memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. SP III P 1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya 4. Melatih pasien cara control PK fisikIII 5. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
S : Pasien mengatakan kabarnya baik, marahnya sudah berkurang tidak seperti hari sebelumnya. Pasien mengatakan lupa cara mengontrol emosi dengan cara fisik II O: pasientampakkooperatif pasientampaktenang kontak mata cukup pasien lupa cara mengontrol emosi yang ke 2. A: SP2P belum teratasi P : Perawat: Ajarkan lagi pasien cara mengontrol PK II dengan pukul bantal. Klien : Klien berlatih lagi cara mengontrol PK fisik II bimbing untuk memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Jesita