Vous êtes sur la page 1sur 20

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA Tn.C DENGAN MASALAH RESIKO PERILAKU KEKERASAN


DI RUANG 3 GRAHA CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMONI
GONDOHUTOMO SEMARANG


Di susun guna memenuhi tugas Profesi Ners
Departemen Keperawatan Jiwa



OLEH :
Jesita Aristy Apritasari, S.Kep
NIM : 1408084



PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2014

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Tn.C DENGAN MASALAH RESIKO PERILAKU KEKERASAN
DI RUANG 3 GRAHA CITRO ANGGODO RSJD Dr. AMONI
GONDOHUTOMO SEMARANG

A. IDENTITAS
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. C
Umur : 45 Tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Alamat : Semarang
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : tidak bekerja
Tanggal dirawat : 14 September 2014
Tanggal pengkajian : 22 September 2014
Ruang Rawat : Ruang 3 Graha Citro Anggodo
No. CM : RMJ-075174
Diagnosa medis : Skizofrenia Tak Terinci
Penanggung Jawab : Kakak Kandung (Ny. W)

2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny.W
Umur : 47 tahun
Pekerjaan : Swasta
Hub. Dg klien : Kakak Kandung
Alamat : Semarang

B. ALASAN MASUK / KELUHAN UTAMA
Klien mudah marah, tangan menggenggam dan hendak mengamuk
dengan kakaknya sebelum masuk RSJ, klien berbicara kasar (bertengkar
mulut) disertai nada tinggi dengan kakaknya sehingga klien dibawa
keluarganya ke IGD RSJD Dr.Amino Gondohutomo Semarang pada
tanggal 14 september 2014 pukul 21.05 Wib.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
Klien sebelumnya sudah pernah dirawat di RSJD Dr. AGH bulan
juni lalu selama 2 bulan. Pengobatan klien sebelumnya kurang berhasil
karena klien tidak melakukan kontrol dan obat habis sehingga klien
kambuh dan dibawa lagi kerumah sakit oleh keluarganya, dari anggota
keluarga tidak ada yang mengalami sakit yang sama seperti klien. Klien
selama dirumah mudah marah tanpa sebab dan mengamuk, klien juga
merasa tertekan karena sering cekcok dan salah paham dengan kakak
kandungnya. Klien merasa kakaknya kurang pengetahuan sehingga beda
pendapat dan terjadi perdebatan/pertengkatan dalam keluarga. Klien
mengatakan keluarga klien pernah sekali memukul klien saat klien
mengamuk. Klien mengatakan sudah tidak bekerja, sering menyendiri dan
melamun, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain dan jika mau diajak
bicara klien bicara dengan lirih dan lambat.
Masalah keperawatan : - Harga diri rendah
- Resiko tinggi kekerasan

D. PEMERIKSAAN FISIK
a. Tandatanda vital : TD : 150/100 mmHg, N: 88x/menit, RR: 24x/menit,
S: 36
0
C
b. Ukur : BB : 72 kg, TB: 168` cm
c. Keluhan fisik : Klien mengatakan tidak ada keluhan fisik
d. Kepala : Bentuk mesochepal, kulit kepala kotor, rambur
kotor dan tidak mudah dicabut
e. Mata : Kondisi mata Tn.C baik, tidak mengalami
gangguan pengelihatan, mata simetris kanan kiri,
sklera ikterik -/-, conjungtiva anemis -/-
f. Hidung : Bentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada nafas
cuping hidung.
g. Mulut dan tenggorokan: Mukosa bibir kering, tidak terdapat sianosis
pada bibir dan lidah, gigi lengkap dan kotor.
h. Telinga : Bentuk simetris. Pendengaran Tn. C masih normal,
tidak menggunakan alat bantu dengar. Sehingga
Tn.C bisa diajak komunikasi dengan mudah.
Terbukti saat dilakukan wawancara, Tn. D
langsung mengikuti arahan kita walau kadang
masih tidak nyambung. Telinga klien kotor.
i. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
a. Dada (jantung/paru)
Jantung :
- Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
- Palpasi : tidak teraba ictus cordis,
- Perkusi : suara redup, tidak ada nyeri tekan.
- Auskultasi : S1, S2, tidak ada suara gallop, tidak ada
murmur.
Paru :
- Inspeksi : tidak ada bekas luka, bentuk simetris, tidak ada
retraksi dinding dada.
- Palpas i: tidak ada bejolan patologis, tidak ada rabas kulit
- Perkusi : suara sonor, tidak ada nyeri tekan.
- Auskultasi : suara napas vesikular, tidak terdapat suara
ronkhi dan wheezing pada paru.
b. Abdomen:
- Inspeksi: bentuk perut membuncit, tak tampak distensi
abdomen
- Palpasi: turgor kulit normal, tidak terdapat luka dan
bekas luka.
- Perkusi: suara perut timpani, tidak ada nyeri tekan.
c. Genitalia : laki-laki, tidak terpasang kateter tetapi klien memakai
pampers
d. Integumen : turgor kulit kering
e. Ekstremitas:
- Atas : Tidak ada fraktur dan tidak terdapat oedem tangan
kanan dan kiri akral : hangat, ada bekas luka pada
pergelangan tangan kiri.
- Bawah : Tidak terdapat luka, oedema pada tungkai
kaki sebelah kiri, akral hangat.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
E. ASPEK PSIKOSOSIAL
1. Genogram












Keterangan :
: Klien
: Tinggal Serumah
: Wanita
: Laki-laki
: Sudah Meninggal
: Cerai

Dalam keluarga klien tinggal bersama kakak beserta suaminya,
klien sudah bercerai dengan istrinya karena ketidakcocokan dalam rumah
tangga. Menurut klien orang tua klien sangat menyayangi dan
mengasuhnya dengan baik sejak dirinya masih kecil. Saat ini pengambil
keputusan dalam keluarga adalah suami dari kakaknya dibantu dengan
kakaknya namun klien juga dimintai pendapat. Komunikasi dalam
keluarga dilakukan secara terbuka, siapa saja boleh mengeluarkan
pendapatnya. Klien terkadang mempermasalahkan aturan yang ada di
rumah namun kakak dan suaminya sudah memahami kalau klien punya
gangguan kejiwaan.
Masalah Keperawatan : Koping keluarga tidak efektif (Ketidakmampuan)






Tn. C
2. Konsep Diri
a. Citra/Gambaran tubuh : Klien mengatakan tidak ada bagian tubuh
yang tidak disukainya, karena ini sudah ciptaan tuhan
b. Identitas diri : Klien mengatakan bahwa ia adalah anak ke
empat dari enam bersaudara. Klien adalah seorang laki-laki sudah
menikah dan mempunyai 1 anak.
c. Peran : Klien mau melakukan aktivitas sebagai
seorang suami, seperti bekerja menghidupi, membahagiakan istri
dan anak, namun beberapa bulan kemarin klien tidak bekerja dan
sudah bercerai.
f. Ideal diri : Klien mengatakan ingin bekerja dan
menghasilkan uang lagi seperti sebelum masuk RSJ ini. Klien juga
bercita-cita ingin menjadi pegawai tetap agar tidak menganggur
dan tidak diremehkan keluarganya lagi.
g. Harga diri : Klien merasa tidak berarti lagi karena
dirinya tidak bekerja, merasa menyusahkan orang disekitarnya
selain itu klien juga bercerai dengan istrinya sehingga klien selalu
melamun dan tampak menyendiri.
Masalah keperawatan : harga diri rendah situasional

3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : klien mengatakan bahwa orang yang paling
disenangi dalam keluarga adalah bapak dan ibu kandungnya.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: klien tidak
pernah melakukan aktivitas dalam kegiatan kelompok/masyarakat,
karena klien merasa tidak ada gunanya. Di ruang rawat inapnya,
klien sering berdiam diri dan tampak kurang bersosialisasi dengan
pasien yang lain. Klien akan berbicara dengan pasien lain jika
disuruh perawat ruangan.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: Klien tidak bisa
bersosialisasi dengan baik dengan teman di rawat inapnya, klien
lebih cenderung derdiam diri dan klien mau diajak bicara bila orang
lain yang memulai bicara
Masalah keperawatan: Kerusakan interaksi sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Klien beragama islam, klien dirumah jarang
melakukan ibadah solat 5waktu
b. Kegiatan beribadah : Klien jarang melakukan ibadah
Masalah Keperawatan : Depresi spiritual

F. STATUS MENTAL
1. Penampilan : Klien berpenampilan tidak rapi, penggunaan pakaian
sesuai dengan fungsinya, selama di rumah sakit klien selalu memakai
seragam rumah sakit.
Masalah Keperawatan : Sindrom defisit perawatan diri (Berpakaian)

2. Pembicaraan : Pembicaraan klien lambat dan pelan, klien tidak
mampu memulai pembicaraan.
Masalah Keperawatan : Kerusakan komunikasi verbal

3. Aktivitas Motorik : Klien tampak lesu, mondar-mandir tidak jelas dan
tidak begitu suka bicara. Klien pernah mengikuti kegiatan di RS
seperti terapi aktifitas kelompok tetapi kurang aktif
Masalah Keperawatan : Defisit aktifitas deverensional/hiburan

4. Alam perasaan : Klien mengatakan sedih karena keluarganya yang
tidak mau menerima dia.
Masalah Keperawatan : Ketidakberdayaan

5. Afek : (Tumpul) Klien saat diajak berkomunikasi mau menjawab saat
diberikan stimulus yang keras dan menepuk kaki atau tangannya
Masalah Keperawatan : Kerusakan komunikasi verbal

6. Interaksi selama wawancara : Kontak mata berkurang. Klien tampak
kurang fokus dengan orang yang mengajak klien berbicara dan klien
pun mau diajak bicara bila ada yang memulainya terlebih dahulu.
Klien tampak murung, wajah galak
Masalah Keperawatan : Resiko tinggi mencederai diri sendiri
7. Persepsi : Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan perasaan
marahnya sudah berkurang, dan klien mengatakan tidak mendengar
suara atau melihat sesuatu tetapi klien selalu berbicara seperti
berbisik-bisik.
Masalah keperawatan : Perubahan sensori perceptual (pengecapan)

8. Isi pikir : Reeming. Klien saat diajak berkomunikasi pada awal mual
berbicara sedikit keras tetapi lama-kelamaan menjadi pelan dan
langsung diam.
Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir

9. Arus pikir: Arus pikir klien dapat dimengerti dan tidak ada flight of
idea serta pengulangan pembicaraan.
Masalah keperawatan : Perubahan proses pikir

10. Tingkat kesadaran : Klien tidak mengalami gangguan kesadaran,
namun klien tampak bingung, klien saat diajak bicarapun menjawab
walau terkadang dengan nada tinggi bila menyangkut keluarga yang
menyakitinya.
Masalah keperawatan : Resiko tinggi cidera

11. Memori: Klien juga mampu mengingat tanggal lahirnya yaitu, 19
Februari 1968 dan kejadian saat, seperti tadi pagi makan dengan lauk
apa, seperti klien mengatakan tadi pagi saya makan dengan sayur
sop, lauk daging sapi, dan tempe juga ada buah apel merah. Tetapi
klien lupa kenapa klien bisa marah-marah saat masuk RSJ yang
pertama kalinya.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir (Gangguan daya
ingat jangka panjang)

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung : Klien tidak mampu
berkonsentrasi dengan baik yang dibuktikan dengan klien tidak
mampu mengulang atau menjelaskan kembali apa yang telah
dibicarakan dengan perawat. Klien tidak mampu berhitung angka-
angka atau benda nyata dengan baik. Klien lebih dominan diam dan
mau berbicara bila diajak bicara
Masalah keperawatan : Isolasi sosial

13. Kemampuan penilaian : Jika diberi penjelasan, klien tidak mampu
mengambil keputusan dengan tepat. Klien juga tidak mampu
memutuskan alternatif tindakan yang mau dilakukan lebih dulu,
misalnya mau makan dulu atau mandi dulu.
Masalah keperawatan : perubahan proses pikir

14. Daya titik diri : Klien menyadari bahwa dirinya sering melamun dan
marah-marah dirumah sehingga dibawa periksa di RSJD semarang.
Masalah keperawatan: ketidakefektif pelaksanaan regiment terapeutik

G. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Klien makan 3 kali sehari, makan sendiri tanpa bantuan dan klien
mampu membereskan alat-alat makan setelah selesai makan dengan
disuruh perawat.
2. BAB/BAK
Klien mampu memenuhi kebutuhan BAB dan BAK sendiri di kamar
mandi, maupun menjaga kebersihan diri dan pakaian
3. Mandi
Klien mandi sendiri tanpa dibantu perawat tetapi klien masih tampak
kotor.
4. Berpakaian
Klien mampu mengenakan pakaian sendiri, ganti pakaian setelah
mandi tetapi terkadang pakaian dilepas sendiri
5. Istirahat dan Tidur
Klien mengatakan kalau siang bisa tidur saat malam bisa tidur tetapi
kalau keadaan sudah hening.
6. Penggunaan obat
Klien mengatakan tidak tahu waktu minum obat kapannya tp tahu cara
minum obat.
7. Pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan setelah pulang dari rumah sakit akan selalu kontrol
dan minum obat secara teratur agar penyakitnya tidak kambuh lagi.
Sistem pendukungnya adalah keluarga yang selalu memperhatikan
saat kapan dia harus kontrol dan minum obat.
8. Aktivitas di dalam rumah
Klien mengatakan ingin bekerja saat dirumah.
9. Aktivitas di luar rumah
Keluarga Klien mengatakan tidak pernah melakukan aktivitas apapun
diluar rumah sejak klien menderita gangguan jiwa.
Masalah keperawatan : Potensial perubahan tubuh

H. MEKANISME KOPING
Keluarga mengatakan klien cenderung pendiam dan tertutup. Keluarga
Klien mengatakan bila mempunyai masalah, klien hanya diam dan tidak
bercerita sehingga tiba-tiba marah dan mengamuk
Masalah keperawatan : Mekanisme koping maladaptif

I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Klien saat dilakukan wawancara cenderung diam dan menjawab bila ingin
menjawab. Keluarga klien mengatakn kalau merasa khawatir kalau
nantinya setelah klien pulang dari lingkungan merasa mengucilkan klien.
Masalah keperawatan : gangguan konsep diri: harga diri rendah.

J. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Klien mengatakn sakitnya ini bisa sembuh dengan bantuan dari kakaknya
nanti kalau dirumah untuk mengingatkan selalu minum obat.
Masalah keperawatan : kurang pengetahuan tentang obat

K. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Skizofrenia Tak terinci
Terapi medik : Chlorpromazine 2 x 100 mg
Stelazon 2 x 5 mg
Captropil 1 x 25
L. ANALISA DATA
Nama : Tn.C No.CM : RMJ-075174
Umur : 45 Tahun Ruang : 3 Citra Anggodo
No. Data Masalah TTD
1. DS :
Tn.C mengatakan marah
karena tidak suka dengan
kakaknya karena sering
cekcok dan bertengkar

DO :
Tn.C terlihat diem dan
menggenggam / mengepalkan
tangan.

Resiko mencederai diri, orang
lain dan lingkungan

2. DS :
Tn.C mengatakan mudah
marah dan mengamuk
Tn.C mengatakan mudah
tersinggung dan berbicara
dengan nada tinggi

Data Obyektif:
Pasien sering terlihat
mondar mandir dan
kebingungan

Resiko Perilaku kekerasan
3. DS :
Tn.C mengatakan sering
melamun dan menyendiri
selama di rumah

DO :
Tn.C akan mau bicara bila
diajak bicara terlebih dahulu
Tn.C terlihat kurang fokus
saat diajak bicara,
menjawabnya pun dengan
nada pelan
Harga diri rendah

M. DAFTAR MASALAH KEPRIBADIAN
1. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkunngan
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Harga diri rendah

N. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan





Gangguan Harga Diri : Harga Diri Rendah


Perilaku Kekerasan/amuk
Core Problem
O. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama : Tn.C Nama Mahasiswa : Jesita Aristy Apritasari
Ruang : 3 Citro Anggodo Nim : 1408084
No.RM: RMJ-575174
TGL DX RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
TUJUAN KRITERIA HASIL TINDAKAN KEPERAWATAN
22 September
2014
RPK TUM : Klien tidak
menciderai diri
sendiri, orang lain
dan lingkungan
TUK:
1. Klien dapat
membina
hubungan
saling percaya




2. Klien dapat
mengidentifika
si penyebab
perilaku
kekerasan




1.1.Setelah 2 x tatap muka
dengan 1 x 15 menit,
ekspresi wajah
bersahabat, menunjukan
rasa senang, ada kontak
mata, mau berjabat
tangan, mau menjawab
salam, klien mau duduk
berdampingan dengan
perawat

2.1.Setelah 2 x tatap muka
dengan 1 x 15 menit
diharapkan klien mampu
mengungkapkan
penyebab perasaan
jengkel/marah

3.1.Setelah 2 x tatap muka
1.1.1 Bina hubungan saling percaya dengan
mengungkapkan prinsip komunikasi terapeutik.
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun
nonverbal
b. Perkenalkan diri dengan sopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama
panggilan yang disukai klien
d. Jelaskan tujuan pertemuan
e. Jujur dan menepati janji
f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien
apa adanya
g. Beri perhatian pada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
2.1.1 Bantu klien mengidentifikasi penyebab perilaku
kekerasan
a. Beri kesempatan pada klien untuk
mengungkapkan perasaannya
b. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel /
kesal.
c. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan
bermusuhan klien dengan sikap tenang.
3.1.1 Bantu klien mengidentifikasi tanda tanda

3. klien dapat
mengidentifika
si tanda tanda
perilaku
kekerasan





4. klien dapat
mengidentifika
si perilaku
kekerasan yang
biasa dilakukan









5. klien dapat
mengidentifika
si akibat dari
perilaku
dengan 1 x 15 menit
diharapkan klien dapat
mengungkapkan
perasaan marah atau
jengkel dan
menyimpulkan tanda
tanda jengkel atau
marah yang dialami



4.1.Setelah 2 x tatap muka
dengan 1x 15 menit
diharapkan klien dapat
mengungkapkan
perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan,bermain
peran dengan perilaku
kekerasan dan
mengetahui cara yang
biasa dilakukan itu bisa
menyelesaikan masalah
atau tidak


5.1.Setelah 2 x tatap muka
dengan 1x 15 menit
diharapkan Klien dapat
perilaku kekerasan
a. Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami
dan dirasakan saat jengkel / kesal.
b. Observasi tanda perilaku kekerasan pada
klien
c. Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel
/ kesal yang dialami klien.





4.1.1 Bantu klien mengidentifikasi perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan
a. Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan.
b. Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku
kekerasan yang biasa dilakukan
c. Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan
masalahnya selesai ?"





5.1.1 Bantu klien mengidentifikasi akibat perilaku
kekerasan
a. Bicarakan akibat / kerugian dari cara yang
dilakukan.
kekerasan




6. klien dapat
mengidentifika
si cara
konstruktif
dalam
berespon
terhadap
kemarahan
















menjelaskan akibat dari
perilaku kekerasan

6.1.Setelah 2 x tatap muka
dengan 1 x 15 menit
diharapkan klien dapat
melakukan cara
konstruktif dalam
berespon terhadap
kemarahan.







b. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara
yang digunakan.
c. Tanyakan pada klien Apakah ingin
mempelajari cara baru yang sehat ?

6.1.1 Bantu klien mengidentifikasi cara konstruktif
dalam berespon terhadap kemarahan
a. Tanyakan pada klien apakah ingin mempelajari
cara baru yang sehat?
b. Berikan pujian jika klien mengetahui cara lain
yang sehat.
c. Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat.
Secara fisik : tarik nafas dalam jika
sedang kesal, memukul bantal / kasur
atau berolah raga dan melakukan
pekerjaan yang memerlukan tenaga
Secara verbal : katakan bahwa anda
sedang marah /kesal / tersinggung /
jengkel( saya kesal anda berkata seperti
itu ; saya marah karena anda tidak
memenuhi keinginan saya
Secara Sosial : lakukan dalam
kelompok cara-cara marah yang sehat ;
latihan asertif, latihan managemen
perilaku kekerasan
Secara spiritual : anjurkan klien
berdo'a, sembahyang, atau ibadah lain ;
memohon kepada Tuhan untuk diberi
kesabaran, mengadu pada tuhan


7. klien dapat
mengidentifika
si cara
mengontrol
perilaku
kekerasan I :
nafas dalam






8. klien mendapat
dukungan
keluarga












7.1.Setelah 2x tatap muka
dengan 1 x 15 menit
diharapkan klien
mendemonstrasikan cara
mengontrol marah
dengan nafas dalam



8.1.Setelah 2 x tatap muka
dengan 1 x 15 menit
diharapkan klien
menerima dirinya
sendiri dan keadaan
keluarga, Keluarga klien
dapat : menyebutkan
cara merawat klien yang
berperilaku
kekerasan,Mengungkap
kan rasa puas dalam
merawat klien


kekerasan atau kejengkelan.

7.1.1 Bantu klien mengidentifikasi cara mengontrol
perilaku kekerasan
a. Bantu klien mengaplikasikan cara mengontrol
PK dengan nafas dalaM
b. Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara
yang telah dipilih.
c. Bantu klien untuk mensimulasikan cara yang
telah dipilih (role play)
d. Beri reinforcement positif atas keberhasilan
yang dicapai dalam simulasi.
e. Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang
telah dipilih / dipelajari saat jengkel / marah.

8.1.1 Diskusikan dengan keluarga
a. Identifikasi kemampuan keluarga dalam
merawat klien dari sikap apa yang telah
dilakukan terhadap klien selama ini
b. Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat
klien
c. Jelaskan cara-cara merawat klien :
Terkait dengan cara mengontrol perilaku
marah secara konstruktif
Sikap tenang, bicara tenangdan jelas
Membantu klien mengenal penyebab
klien marah
d. Bantu keluarga mendemonstrasikan cara
merawat klien

9. klien dapat
menggunakan
obat dengan
benar
9.1.Setelah 2 x tatap muka
dengan 1 x 15 menit
diharapkan klien dapat
menyebutkan obat-obat
yang diminum dan
kegunaannya ( jenis,
waktu, dosis dan efek ),
Klien dapat minum obat
sesuai program
pengobatan


9.1.1 Bantu klien agar dapat menggunakan obat dengan
benar
a. Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien
pada klien dan keluarga
b. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian
berhenti minum obat tanpa seijin dokter
c. Jelaskan prinsip benar minum obat ( baca
nama yang tertera pada botol obat, dosis obat,
waktu dan cara minum)
d. Anjurkan klien minta obat dan minum tepat
waktu
e. Anjurkan pada klien melaporkan pada perawat
atau dokter jika merasakan efek yang tidak
menyenangkan
f. Beri pujian jika klien minum obat dengan
benar


P. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama : Tn.C Nama Mahasiswa : Jesita Aristy Apritasari
Ruang : 3 Citro Anggodo Nim : 1408084
No.RM: RMJ-575174
Tgl/Jam Dx Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd
23
September
2014

09.45 Wib
















Resiko Perilaku
Kekerasan
SP I p PERILAKU KEKERASAN
Kontrol PK fisik 1
1. Membina hubungan saling percaya dengan
menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
a. Menyapakliendenganramah
b. Memperkenalkandiridengansopan
c. Menanyakan nama lengkap klien dan
nama panggilan yang disukai klien
d. Menjelaskantujuanpertemuan
e. Dudukberhadapan
f. Menunjukkan sikap empati dan
menerima klien apa adanya
g. Memberi perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien.
h. Menanyakan perasaan klien hari ini
2. Mengidentifikasi penyebab perilaku
kekerasan
3. Mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku
kekerasan
4. Mengidentifikasi bentuk perilaku
kekerasan yang pernah dilakukan.

S :
- Klien mengatakan saat ini klien
merasa marahkarena teringat saat
diejek oleh teman-temannya
- klien mengatakan saat marah dia
teriak-teriak membanting barang-
barang
- klien mengatakn belum tahu cara
kontrol marak tarik nafas dalam
O :
klien mudah diarahkan untuk
duduk berhadapan.
Wajah tampak tegang dan mata
melotot saat menceritakan
kejengkelannya.
Pasien dapat menirukan cara
mengontrol emosi dengan baik
Kooperatif
Tenang
Mau bekerjasama
Jesita

5. Mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
6. Melatih klien melakukan cara mengontrol
PK Fisik I yaitu napas dalam
7. Memasukkan cara mengontrol perilaku
kekerasan kedalam jadwal kegiatan harian

A :SP1P teratasi

P :
Perawat : Optimalkan mengidentifikasi
bentuk perilaku kekerasan dan lanjutkan
akibat perilaku kekerasan.
Klien : Klien dapat mengidentifikasi
bentuk dan akibat perilaku kekerasan.

24
September
2014-09-
24

10.25 Wib
Resiko perilaku
kekerasan
SP II P
Kontrol PK fisik 2
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
2. Melatih pasien cara control PK fisik II
3. Membimbing pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan

S :
- Klien mengatakan kabarnya saat ini
cukup baik, perasaan tenang dan
senang.
O:
Pasien tampak kooperatif
Pasien tampak tenang
kontak mata cukup
Klien dapat menyebutkan cara
mengontrol PK, klien dapat
mendemonstrasikan cara
mengontrol PK secara fisik II
dengan memukul bantal.
A: SP2P teratasi
P :
Perawat : Lanjutkan ajarkan cara
mengontrol PK secara verbal, spiritual dan
bimbing untuk memasukkan dalam jadwal
Jesita
kegiatan harian.
Klien : Klien dapat mempratekkan cara
mengontrol PK II memukul bantal,
bimbing untuk memasukkan dalam jadwal
kegiatan harian.
SP III P
1. Memvalidasi masalah dan latihan
sebelumnya
4. Melatih pasien cara control PK fisikIII
5. Membimbing pasien memasukkan dalam
jadwal kegiatan

S :
Pasien mengatakan kabarnya baik,
marahnya sudah berkurang tidak
seperti hari sebelumnya.
Pasien mengatakan lupa cara
mengontrol emosi dengan cara fisik
II
O:
pasientampakkooperatif
pasientampaktenang
kontak mata cukup
pasien lupa cara mengontrol
emosi yang ke 2.
A: SP2P belum teratasi
P :
Perawat: Ajarkan lagi pasien cara
mengontrol PK II dengan pukul bantal.
Klien : Klien berlatih lagi cara mengontrol
PK fisik II bimbing untuk memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian.
Jesita

Vous aimerez peut-être aussi