Vous êtes sur la page 1sur 20

BAB2

ORGANISASIPROYEKKONSTRUKSI


2.1 Pendahuluan
1. Tujuan Instruksional
a) Memahami dan mengerti tentang organisasi
b) Mengerti tujuan pengelolaan proyek serta menguasai karakteristik proyek-
proyek konstruksi, unsur-unsur yang terlibat
2. Materi Kuliah (Pokok Bahasan)
a) Pengertian organisasi
b) Bentuk/tipe organisasi
c) Organisasi proyek
d) Organisasi lapangan

2.2 PengertianOrganisasi
Ketika dua orang atau lebih dalam suatu kelompok kerja yang tidak terlalu besar yang
menangani suatu pekerjaan secara bersama-sama mereka ini dapat jadi mecapai hasil
yang baik sesuai dengan yang direncanakan. Tetapi bila keterlibatan orang-orang yang
bekerja semakin banyak, misalnya di dalam suatu perusahaan dengan bidang kerja
masing-masing yang berbeda maka sudah barang tentu diperlukan suatu ornganisasi kerja
yang dapat mengatur kegiatan yang satu dengan yang lainnya secara terpadu. Dengan
organisasi kerja yang baik diharapkan akan memberikan hasil efisiensi yang tinggi dan
tepat waktu. Oleh karena itu pemberian organisasi di dalam pekerjaan Teknik Sipil
merupakan suatu keharusan.
Beberapa pendapat mengenai definisi organisasi (Sugeng DJ, 1991), antara lain dapat
dikemukakan sebagai berikut ini:
1. Money, YD : Organisasi ialah bentuk setiap kerja sama manusia untuk pencapaian
tujuan bersama.
2. Mc. Farland : Organisasi ialah suatu kelompok manusia tertentu yang
mengembangkan usahanya untuk pencapaian suatu tujuan.
Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-1

3. Dimock : Organisasi ialah perpaduan secara sistematis dari bagian-bagian yang
saling berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui wewenang
koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah kumpulan
sekelompok orang yang bekerja dengan bidang keahlian masing-masing secara bersama-
sama untuk mencapai tujuan yang sama agar mendapatkan nilai efisiensi kerja dan tepat
waktu.
Ada beberapa keuntungan dari organisasi yaitu:
a. sebagai pembagi tugas antara masing-masing yang terlibat dalam kegiatan,
b. koordinasi masing-masing unit kegiatan dapat berjalan dengan lancar,
c. penempatan tenaga ahli sesuai dengan spesialisasi,
d. pengawasan pimpinan terhadap bawahan dapat dilakukan dengan mudah.

2.3 Bentuk/TipeOrganisasi
Pada saat masing-masing bagian pekerjaan dilaksanakan adalah penting untuk
menggambarkan tujuan organisasi secara sederhana yang dapat menunjukkan hubungan
kegiatan antara personil satu dengan yang lainnya. Ada tiga tipe/bentuk organisasi yang
umum ditemui yaitu sebagai berikut ini:
1. Organisasi Garis (Line Organization)
Organisasi garis yaitu setiap pekerjaan di bawah pengawasan dan perintah langsung
pimpinan. Pimpinan mempunyai kewenangan yang penuh untuk menjalankan roda
kegiatan organisasi. Organisasi garis ini paling umum ditemui dalam pekerjaan konstruksi
yang tidak terlalu besar.

Gambar 2.1 Struktur organisasi garis

2. Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)
Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-2

Organisasi garis ini digunakan dalam proyek yang lebih luas. Disini fungsi control
sebagian sudah ada pelimpahan kewenangan pada staf yang berada di bawah pimpinan.
Setiap bagian/pekerja mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Sudah ada
hubungan antara pekerja bagian bawah dengan pimpinan. Sebagai contoh struktur tipe ini
dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini

Gambar 2.2 Struktur organisasi garis dan staff

3. Organisasi Staf/Fungsional
Organisasi ini melibatkan lebih banyak bagian-bagian/divisi-divisi dimana masing-
masing bagian/divisi sudah mempunyai kewenangan sendiri-sendiri. Kewenangan ini
diberi pada pimpinan tingkat di atasnya.
Untuk aktivitas-aktivitas khusus, kewenangan pimpinan tingkat atasnya dapat
berlangsung melalui saluran-saluran lain sesuai dengan struktur formal yang telah
ditetapkan. Didalam gambar dapat dilihat bahwa untuk aktivitas-aktivitas tertentu yang
berhubungan dengan tugas Direktur 1, disamping dia telah mempunyai unit-unit sebagai
pembantu langsung, tetapi direktur 1 beserta pembantunya dapat saja berhubungan
dengan unit-unit di bawah direktur 2.

Gambar 2.3 Struktur organisasi staff fungsional

4. Organisasi Matriks
Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-3

Organisasi matriks dimaksudkan untuk menjembatani hubungan menyeluruh antara
kegiatan perkembangan dan kegiatan proyek/lapangan. Struktur ini menggambarkan
mekanisme arus kerja, wewenang, tanggung jawab, koordinasi dan komunikasi dapat
terlaksana secara tegak lurus, mendatar dan menyilang. Dengan demikian berbagai
disiplin dalam perusahaan dapat dipadukan untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Organisasi ini juga diharapkan dapat memberikan tanggapan yang tepat
terhadap kebutuhan proyek.

Gambar 2.4 Struktur organisasi matriks

2.4 OrganisasiProyek
Organisasi proyek yang menggambarkan hubungan antara orang-orang/badan usaha yang
terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan bangunan di lapangan.
Ada dua bentuk organisasi yang digunakan saat ini pada proyek konstruksi yaitu:
organisasi proyek konvensional dan organisasi proyek manajemen konstruksi.
2.4.1 OrganisasiProyekKonvensional
Organisasi proyek konvensional yaitu organisasi yang sudah lazim berlaku pada
pelaksanaan proyek di lapangan. Dalam bentuk yang sederhana ada empat unsur yang
terlibat yaitu:
1. Pemberi tugas/pemilik proyek,
Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-4

2. Perencana,
3. Pengawas,
4. Kontraktor.
Dalam bentuk bagan dapat dilihat di bawah ini

Gambar 2.5 Struktur organisasi proyek konvensional

Hubungan antara masing-masing unsur pelaksana proyek yaitu sebagai berikut:
a. Pemilik dengan perencana
Terikat dengan suatu kontrak kerja. Pemilik berkewajiban membayar hasi kerja
perencanaan, dan perencana berkewajiban membuat perencanaan lengkap
sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan di lapangan.
b. Pemilik dan pengawas
Terikat dengan suatu kontrak kerja. Pemilik berkewajiban membayar hasil kerja
pengamasan yang biasanya hasi kerja pengawas berupa man-month tenaga.
Pengawas berpegang pada standart spesifikasi sehingga kualitas pekerjaan dapat
terjamin dan mempunyai kewajiban memberi laporan baik kualitas maupun
kuantitas.
c. Pemilik dan Pelaksana
Terikat dengan suatu kontrak kerja. Pemilik berkewajiban membayar hasil
pekerjaan pelaksana berupa pekerjaan fisik di lapangan. Pelaksana berkewajiban
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan rencana waktu dan sesuai persyaratan
kualitas maupun kuantitas.
d. Perencana, Pengawas dan Pelaksana
Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-5

Tidak ada ikatan kontrak kerja. Masing-masing unsur berdiri sendiri-sendiri sesuai
dengan bidang kerja dan tanggung jawab. Bila diperlukan pengawas dapat
mengadakan konsultasi dengan perencana. Pengawas secara berkala mengadakan
koordinasi dengan pelaksana guna kelancaran pekerjaan. Pihak pelaksana tidak
mempunyai hubungan langsung dengan perencana.
2.4.2 OrganisasiProyekManajemenKonstruksi
Semakin berkembang dan kompleknya tugas-tugas yang terdapat pada pekerjaan
konstruksi, dewasa ini dirasakan struktur organisasi yang konvensional tidak lagi mampu
mengkoordinasikan seluruh tugas-tugas yang ada. Untuk proyek-proyek yang besar yang
harus dilaksanakan oleh beberapa kontraktor maka pemilik proyek dapat memberikan
kepercayaan penuh pada suatu badan yang disebut Manajemen Konstruksi (MK) yang
bertindak dan atas nama pemilik sebagai manajer. Struktur organisasi yang
menggambarkan manajemen konstruksi ini dapat dilihat seperti dibawah ini.

Gambar 2.6 Struktur organisasi manajemen konstruksi

Manajemen Konstruksi bertanggung jawab kepada pemilik proyek untuk mengkoordinasi
seluruh kegiatan yang terpadu yang dimulai dari tahap awal/perencanaan sampai pada
penyelesaian akhir proyek.
Pada struktur di atas ada empat unsur yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan
yaitu: Pemilik Proyek, Tim Manajemen Konstruksi, Perencana dan Kontraktor. Pada
struktur organisasi ini peran Tim Manajemen Konstruksi dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Bekerja sama dengan pemilik dan perencana sejak awal desain sampai pada
penyelesaian konstruksi.
Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-6

2) Bertindak sebagai pimpinan konstruksi dalam segala hal yang berkaitan dengan
hal konstruksi.
3) Memberikan rekanan mengenai penyempurnaan desain, teknologi, konstruksi,
penjadwalan serta segi ekonomi.
4) Mengusulkan anggaran biaya, jadwal dan persyaratan kualitas pada tahap
pelaksanaan.
5) Mengadakan koordinasi semua pekerjaan kontraktor-kontraktor, baik berupa
pembayaran perubahan tuntutan, tagihan serta pengawasan.
6) Memberikan informasi mengenai keadaan proyek kepada pemilik.
Dalam praktek ada dua kemungkinan langkah yang akan ditempuh oleh pemilik
proyek dalam pengadaan jasa perencana dan MK.
I. Pemilik mengadakan kontrak terlebih dahulu dengan MK, kemudian baru
kontrak dengan perencana.
II. Pemilik mengadakan kontrak lebih dahulu dengan perencana, setelah
perencana selesai baru mengadakan kontrak dengan MK.
Kedua langkah tersebut punya keuntungan dan kerugian. Struktur seperti gambar di atas
masih mempunyai kelemahan yaitu: meskipun perusahaan MK dapat dikatakan sebagai
pimpinan dari tim pelaksana proyek, tetapi secara hukum MK tidak mempunyai
kewenangan yang melebihi beberapa kontraktor. Apabila terjadi perselisihan atau
gangguan dalam proses antar unsur pelaksana yang terlibat boleh jadi akan timbul
kemacetan. Penyelesaian jalan keluarnya dapat dibuat struktur seperti gambar di bawah
ini.

Gambar 2.7 Organisasi MK dengan kontraktor utama

Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-7

Pada struktur ini Kontraktor Utama secara penuh bertanggung jawab terhadap
selesainya pekerjaan sub kontraktor, tetapi sub kontraktor bukan merupakan bagian dari
struktur organisasi. Tetapi struktur ini jarang digunakan karena secara prinsip mempunya
dua kekurangan yaitu:
1. ada pengeluaran/pembiayaan yang ganda untuk kontraktor utama dan pajak sub
kontraktor.
2. keberadaan tugas MK dan kontraktor utama kemungkinan dapat saling tumpang
tindik atau saling lempar tanggung jawab.

2.5 OrganisasiLapangan
Organisasi lapangan yaitu suatu kumpulan tim organisasi yang bertugas khusus untuk
menjamin kelancaran kegaiatan lapangan, yang fungsi pokoknya yaitu: pengawasan,
pelaksanaan dan administrasi. Bentuk organisasi ini disesuaikan dengan jenis konstruksi
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan bentuk
struktur organisasi yang akan digunakan antara lain:
1. perbedaan ragam kerja,
2. kekhususan bidang kerja,
3. kondisi tenaga kerja,
4. persoalan-persoalan yang mungkin dihadapi.
Untuk organisasi yang menggunakan jasa, MK biasanya MK inilah yang menentukan dan
menetapkan suatu organisasi lapangan yang sesuai sehingga hubungan antara pemilik,
perencana dan kontraktor dapat berjalan lebih efektif, dan umumnya bentuk organisasi
yang sesuai di lapangan yaitu: Organisasi fungsional dan staff.
Unsur-unsur yang terlibat selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung dalam skala proyek
yang cukup besar yaitu:
a. perencanaan konstruksi
b. pengawas lapangan
c. perencana biaya
d. kontrol biaya dan schedule
e. administrasi kontrak
f. pengawas kualitas dan kontrol
g. administrasi program keselamatan kerja
Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-8

h. perencanaan tenaga kerja
i. perencanaan peralatan
j. publik relation (humas)
k. pelayanan masa pemeriksaan
Bentuk organisasi yang lengkap seperti ini dapat dilihat pada bagan struktur di bawah ini.

Gambar 2.8 Struktur organisasi lapangan

2.5.1 OrganisasiTradisional
Ciri-ciri bentuk organisasi semacam ini adalah:
1. Konsultan perencana terpisah
2. Kontraktor utama tunggal
3. Banyak melibatkan subkontraktor atau dikerjakan sendiri oleh kontraktor utama
4. Jenis-jenis kontrak biasanya diterapkan: harga tetap (fixed cost), harga satuan
(unit price), maksimum bergaransi, kontrak biaya tambah-upah tetap.
Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-9


Gambar 2.9 Bentuk organisasi tradisional

2.5.2 OrganisasiSwakelola(PembangunanPemilik)
Ciri-ciri bentuk organisasi proyek swakelola adalah:
1. Pemilik proyek bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan proyek
(bertindak sebagai konsultan perencana dan kontraktor)
2. Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri secara fakultatif atau
dilaksanakan oleh kontraktor/subkontraktor.
3. Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga satuan, kontrak yang
dinegosiasikan.

Gambar 2.10 Bentuk organisasi swakelola

Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-10

2.5.3 OrganisasiProyekPutarKunci(TurnKeyProject)

Gambar 2.11 Bentuk organisasi putar kunci

Ciri-ciri bentuk organisasi proyek putar kunci di mana konsultan-kontraktor berfungsi
sebagai perencana dan pelaksanaan adalah:
1. Satu perusahaan yang bertanggung jawab baik untuk perencanaan maupun
pelaksanaan konstruksi.
2. Melibatkan kontraktor spesialis.
3. Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga maksimum bergaransi, kontrak
konstruksi desain dengan biaya tambah upah tetap.
Organisasi proyek memisahkan kegiatan perencanaan dengan kegiatan pengawasan
pelaksanaan proyek. Ciri-ciri bentuk organisasi putar kunci dimana konsultan-kontraktor
berfungsi sebagai perencana dan pengawas adalah:
a. Pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan perencanaan berbeda dengan
pihak yang bertanggung jawab terhadap pengawasan.
b. Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga maksimum bergaransi, kontrak
konstruksi desain dengan biaya tambah upah tetap.




Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-11

2.5.4 OrganisasiyangMemisahkanPerencanaanPengawasan


Gambar 2.12 Bentuk organisasi memisahkan perencanaan dengan pengawasan

2.5.5 OrganisasiProyekMenggunakanKonsultanManajemen
Ciri-ciri bentuk organisasi proyek yang menggunakan konsultan manajemen sebagai
manajer konstruksi adalah manajer konstruksi umumnya tidak bertindak sebagai wakil
dari pemilik.

Gambar 2.13 Bentuk organisasi menggunakan konsultan manajemen

Bentuk organisasi
Adapun bentuk/tipe organisasi dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
1) Organisasi garis
Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-12

2) Organisasi garis dan staf
3) Organisasi Fungsional
4) Organisasi matrik
5) Organisasi panitia

1. Organisasi Garis

Gambar 2.14 Bentuk struktur organisasi garis

Karakteristik organisasi garis (line organization) adalah:
a. Bentuk organisasi tertua dan paling sederhana
b. Jumlah karyawan sedikit; pemilik merupakan pimpinan tertinggi
c. Pemberian wewenang dan tanggung jawab bergerak vertikal dari atas ke bawah
Keunggulan dan kekurangan bentuk organisasi ini adalah:
Keunggulan:
a. Bentuk organisasi sederhana, mudah dipahami dan dilaksanakan.
b. Pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang cukup jelas.
c. Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat karena
Kekurangan:
a. Bentuk organisasi tidak fleksibel
b. Kemungkinan pimpinan bertindak otokratis cukup besar
c. Ketergantungan pada seseorang cukup besar; jika salah satu hilang, akan
terjadi kekacauan.


Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-13


2. Organisasi Garis dan Staf

Gambar 2.15 Bentuk struktur organisasi garis dan staf

Dalam organisasi garis dan staf (line and staf organization) ini, terdapat dua kelompok
orang yang berpengaruh dalam menjalankan organisasi, yaitu:
a. Orang yang menjalankan tugas pokok untuk pencapaian tujuan.
b. Orang menjalankan tugas berdasarkan keahlian yang dimiliki, berfungsi
memberikan saran kepada unit operasional.
Keunggulan:
a) Pembagian tugasnya jelas (antara orang yang menjalankan tugas pokok dan
memberi saran)
b) Pengambilan keputusan lebih matang.
c) Dikembangkan dengan spesialisasi keahlian.
d) Adanya staf ahli yang memungkinkan pencapaian pekerjaan lebih baik.
Kekurangan:
a) Saran dari staf mungkin sulit dilaksanakan karena kurang adanya tanggung jawab
pekerjaan.
b) Jika pejabat garis mengabaikan gagasan dari staf maka gagasan menjadi tidak
berguna.
c) Bagi pelaksana opersional, perbedaan antara perintah dengan saran tidak selalu
jelas.


Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-14


3. Organisasi Fungsional

Gambar 2.16 Bentuk struktur organisasi fungsional

Organisasi fungsional (functional organization) mendasarkan pembagian tugas serta
kegiatan pada spesialisasi yang dimiliki pejabatnya. Dalam organisasi ini, seorang
bawahan dapat menerima beberapa instruksi dari beberapa pejabat serta harus
mempertanggungjawabkannya pada masingmasing pejabat yang bersangkutan.
Keunggulan:
a) Adanya spesialiasi yang menyebabkan tugas dilaksanakan dengan baik.
b) Koordinasi antara orang-orang dalam satu fungsi mudah dijalankan.
Kekurangan:
a) Ditinjau dari sudut karyawan, banyaknya atasan akan membingungkan
b) Terjadi saling mementingkan fungsi masing-masing sehingga menyebabkan
koordinasi menyeluruh sulit dijalankan.
c) Mutasi pekerjaan sulit dikerjakan telah terspesialisasi.



Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-15


4. Organisasi Matrik

Gambar 2.17 Bentuk struktur organisasi matrik

Bentuk organisasi matrik (matrix organization) ini masih terbagi ke dalam beberapa
bentuk organisasi, yaitu organisasi matrik lemah (weak matrix), organisasi matrik
seimbang (balance matrix), organisasi matrix kuat (strong matrix) dan kemudian
organisasi proyek. Organisasi matrik merupakan bentukan baru dari organisasi
fungsional. Bentukan organisasi baru yang beranggotakan staf dari setiap fungsi yang ada
disebut organisasi matrik lemah. Bentukan baru ini nantinya akan menjadi sebuah tim
proyek yang ditugaskan untuk mengelola proyek konstruksi di lapangan. Kelemahan
bentuk organisasi ini adalah tim yang dibentuk semuanya memiliki kualifikasi staf bukan
manajer sehingga kemampuan manajerialnya sangat terbatas (Gambar 2.18).
Organisasi matrik seimbang terjadi manakala salah satu anggota dari bentuk organisasi
matrik lemah diangkat menjadi seorang manajer yang bertugas sebagai pemimpin tim,
selalu pejabat yang berfungsi menjalankan delapan fungsi grup atau tim, selalu pejabat
yang berfungsi menjalankan delapan fungsi manajemen, yaitu menetapkan tujuan,
perencanaan, pengorganisasian, pengisian staf, pengarahan, pengawasan, pengendalian
dan koordinasi (Gambar 2.19). Namun, mengangkat salah satu staf menjadi kepala proyek
tanpa disertai pertimbangan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh kepala proyek
dapat membuat organisasi tidak bekerja sebagaimana yang diharapkan. Untuk merespon
hal tersebut maka dikembangkan organisasi matrik yang kuat (Gambar 2.20), dimana
kepala proyek diambil dari seseorang yang memang mempunyai kualifikasi sebagai
Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-16

kepala proyek. Organisasi bentukan baru ini disebut organisasi proyek yang sering kita
jumpai di berbagai jenis proyek konstruksi (Gambar 2.21).


Gambar 2.18 Bentuk struktur organisasi matrik lemah


Gambar 2.19 Bentuk struktur organisasi matrik seimbang

Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-17


Gambar 2.20 Bentuk struktur organisasi matrik kuat


Gambar 2.21 Bentuk struktur organisasi proyek

5. Organisasi Panitia
Pada umumnya, organisasi panitia (commite organization) dibentuk dalam waktu terbatas
dan bertujuan melaksanakan tugas kegiatan tertentu.
Ciri-ciri organisasi panitia:
a. Jangka waktu pelaksanaan tugas/kegiatan terbatas, volume kegiatan tertentu.
b. Kepemimpinan dan tanggung jawab dilaksanakan bersama.
c. Semua anggota dan pimpinan mempunyai tanggung jawab, wewenang dan hak
yang sama.
d. Para anggota dikelompokkan menurut bidang tugas kegiatan tertentu dan
dilaksanakan dalam bentuk satuan tugas.
Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-18

Keunggulan:
a) Keputusan dapat diambil secara cepat.
b) Pembinaan kerja sama antaraanggota mudah dilaksanakan.
Kekurangan:
a) Jalur perintah sering membingungkan
b) Sulit menentukan penanggung jawab apabila terjadi hambatan.
c) Kemampuan anggota kurang dapat berkembang.


Gambar 2.22 Organisasi panitia

2.6 Rangkuman
Dua bentuk organisasi pada proyek konstruksi yaitu: organisasi proyek konvensional dan
organisasi proyek manajemen konstruksi. Organisasi proyek konvensional mencakup
empat unsur yang terlibat yaitu: pemberi tugas/pemilik proyek, perencana, pengawas, dan
kontraktor.
Dalam struktur organisasi manajemen konstruksi terdapat empat unsur yang terlibat
dalam pelaksanaan pembangunan yaitu: Pemilik Proyek, Tim Manajemen Konstruksi,
Perencana dan Kontraktor.
Bentuk/tipe organisasi dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
a. Organisasi garis
b. Organisasi garis dan staf
c. Organisasi Fungsional
Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-19

Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-20
d. Organisasi matrik
e. Organisasi panitia

2.7 SoalLatihan
1. Apa pengertian organisasi menurut Money, Y.D, Mc. Farland, dan Dimock ?
2. Sebutkan jenis/tipe organisasi dengan dibuat skematiknya ?
3. Apa beda organisasi proyek konvensional dan CM ?
4. Apa yang anda ketahui tentang swakelola proyek, turn key project ?
5. Bagaimana organisasi proyek lapangan oleh kontraktor ?

Vous aimerez peut-être aussi