Vous êtes sur la page 1sur 9

FLOW SHEET

Flow sheet yang sering disebut juga flow diagram merupakan dokumen
kunci dalam suatu plant design. Flow sheet menunjukkan rangkaian peralatan
proses yang terpilih, hubungan arus material/bahan, flow rate dan komposisi arus
bahan serta kondisi operasi proses. Adapun kegunaan atau manfaat dengan
adanya flow sheet antara lain :
Flow sheet dapat menunjukkan rangkaian peralatan dan kondisi operasi
dengan jelas dan mudah
mendesain piping, instrumentation, equipments dan plant lay out
operator training
dasar penyusunan Standard Operating Procedure (SOP) yang menjadi
pegangan para operator alat proses
Sebuah flowsheet harus mencantumkan semua data yang diperlukan
supaya menjadi jelas dan pasti bagi setiap orang yang membutuhkannya.
Sehingga bila terdapat kesalahan data dalam flow sheet akan mengakibatkan
kesalahan dalam penyelesaian suatu proyek. Berikut adalah gambar sketsa flow
sheet pada generator uap water-tube dengan nomor peralatan dan nama
(Gambar 1)














Gambar 1. Sketsa flow sheet dari generator uap water-tube dengan nomor
peralatan dan nama

Langkah Pembuatan Flow sheet
Langkah dalam pembuatan flow sheet dimulai dengan membuat sketsa,
setelah itu melakukan penomoran pada alat maupun aliran. Berikutnya dalam
persiapan flow sheet adalah penetapan utilitas. Dalam situasi yang kritis,
mungkin perlu untuk menunda spesifikasi utilitas sampai ada informasi lebih
lanjut tentang kondisi proses yang tersedia. Proses selanjutnya adalah membuat
dan menghitung neraca massa. Pengisian tabel neraca massa seperti
mengerjakan teka-teki silang dimana membutuhkan pertimbangan dan
fleksibilitas (Tabel 1).
Tabel 1. Tabel Neraca Massa











Pertama, tekanan dan kondisi uap diidentifikasi dalam penetapan masalah.
Pada aliran 7 tekanan saturasi yaitu 20 bar dengan suhu 213C. Suhu pada
aliran 1 harus cukup tinggi agar fuel oil dapat dipompa dengan mudah (95C)
dan tekanan pada oil feed drum di bawah tekanan atmosfir serta tidak melebihi
pompa konvensional (2-5 bar). Aliran kondensat dan air deionisasi akan kembali
pada suhu ambien kecuali pada iklim dingin, dimana harus dilakukan
pencegahan khusus untuk mencegah pembekuan. Udara selalu dimasukkan
pada suhu ambien. Desain boiler dapat mengenali bahwa perubahan pada suhu
udara ambien memiliki dampak kecil yang signifikan pada desain. Sehingga pada
pembahasan sebelumnya, digunakan latihan desain boiler dengan kondisi suhu
27C dan 60% humiditas relatif. Aliran 6 memiliki suhu yang sama dengan aliran
3. Tekanan pada aliran 7 ditambah perbedaan tinggi cairan dikurangi kehilangan
friksi dalam lajur recycle. Sehingga aliran 6 bersuhu 20C dan berkisar 21 bar.
Kondisi fuel oil pada posisi 2 membutuhkan automisasi yang baik, dengan
kisaran suhu 100C dan 18 bar. Tekanan dalam tungku berkisar 20 kPa diatas
atmosfir, dan sebesar 40 kPa hilang diantara blower udara dan burner,
menghasilkan 60 kPa pada outlet blower. Suhu di ruang pembakaran dan
tumpukan masuk harus ditentukan dari neraca energi. Ini menjadi alami dalam
kasus ini, seperti pada banyak kasus lainnya, untuk menggabungkan spesifikasi
tekanan yang tersisa dan suhu dengan neraca massa dan energi.

Neraca Massa dan Energi
Laju penggunaan fuel oil berhubungan dengan laju uap, dimana telah
ditentukan, yaitu 1,39 kg/s (5000 kg/h) yang bisa langsung dimasukkan pada
kolom 7 neraca massa. Untuk mengkalkulasi jumlah minyak (oil), sebuah neraca
energi sederhana dieksekusi pada sistem boiler. Energi yang dibutuhkan untuk
memanaskan air dari 20C dan menghasilkan uap pada 21 bar serta suhu 213C
yaitu dapat dihitung sebagai berikut:
(1,39 kg/s) x (2796 kJ/kg 84 kJ/kg) = 3770 kJ/s
Fuel oil yang dibutuhkan:



Apabila specific gravity adalah 0,97, maka laju volumetriknya yaitu 0,116 liter/s.
Dari laju aliran masa dan komposisinya, maka kita dapat mengisi kolom 2 pada
tabel neraca massa (Tabel 1) dengan mudah. Berikut adalah tabel komposisi
(persen berat) dari residu fuel oil nomor 6 (Tabel 2).
Tabel 2. Properti dari Residu Fuel Oil Nomor 6 (7,8)








Untuk tujuan ilustrasi, kita mengasumsikan bahwa proses ini terjadi secara
manual dengan bantuan operator. Konsisten dengan rule of thumb pada
Appendix B, diasumsikan terjadi satu kali transfer untuk satu shift, sehingga bisa
dikatakan sebagai transfer batch dalam tabel neraca massa, sehingga kata
batch ditulis vertikal pada kolom di bawah aliran 1. Sementara itu, laju
volumetrik pada aliran 1 mencapai 15 menit untuk transfer. Kelanjutan dari laju
penggunaan oil yaitu 0,116 liter/s, maka lajur transfer harus memiliki kapasitas
3,9 liter/s.
Menggunakan pedoman untuk atomisasi uap (0,1 kg uap/kg oil), aliran 10
dapat ditentukan yaitu 11 g/s. Aliran 6 sama dengan aliran 7 dengan basis
massa, yaitu 1,39 kg/s. Ekuivalen volumetrik ditunjukkan pada flow sketch yaitu
1,39 liters/s. Aliran 3 dan aliran 4 harus sama dengan aliran 7. Seperti yang telah
dinyatakan di awal, 80% uap akan diperoleh kembali sebagai kondensat dan
dikembalikan ke boiler. Ini membutuhkan 280 g/s dari air deionisasi make up
yang ditambahkan ke aliran kembalinya kondensat.
Komputasi dari rata udara membutuhkan kalkulasi konvensional dari
stokiometri pembakaran. Dari tabel neraca massa kolom 2, gram-molar fuel
dapat didaftar seperti pada tabel 3.

Tabel 3. Neraca material untuk 1,39 kg/s uap pada generator uap jenis watertube
















Secara keseluruhan reaksi pembakaran dapat dituliskan sebagai berikut:
C8,19H11,2O0,12S0,02 + 1,1x (O2 + 3,76 N2) + 1,1x (4,76)(

)(0,013) H2O 8,19 CO2 +


(5,6 + 0,11x) H2O + 0,03 NO + 0,02 SO2 + 0,1x O2 + (4,14x + 0,015) N2

Dimana x adalah jumlah mol oksigen yang ditambahkan untuk mengoksidasi
karbon, hidrogen dan sulfur dalam fuel menjadi CO
2
,

H
2
O dan SO
2
, sehingga:
x + (0,12 / 2) = 8,19 + (11,2 / 4) + 0,02
x = 11,0 gmol
Aliran gas pada unit standar proporsional dengan aliran molar (22,4 std m
3
=
1kgmol), rata aliran volumetrik pada aliran 5 dan 9 dapat dikalkulasi untuk
mendukung data pada tabel 3. Aliran molar pada aliran 9 adalah 62 gmol/s,
dapat dimasukkan secara langsung dari tabel). Suhu gas buang pada posisi 8,9
dan di antara radiant dan pengubah panas konvektif tersisa pada kuantitas yang
tidak terdefinisikan. Neraca energi sesuai untuk mengidentifikasinya.
Suhu pada posisi 8 juga disebut suhu pembakaran adiabatik. Ini adalah
hipotesis suhu pembakaran produk yang mengasumsikan tidak ada panas yang
hilang ke lingkungan. Untuk mereview prinsip termodinamika , dimana energi
seimbang pada pembakaran, tanpa adanya panas yang hilang, menyatakan
bahwa entalpi produk pembakaran sama dengan entalpi reaktan. Sejak entalpi
adalah fungsi pokok, ada jalur yang dapat diambil untuk evaluasinya. Jalur itu
dapat dilihat pada gambar 2. Pada jalur ini abcd, de, ef, dan fg sama
dengan jalur abcg.










Gambar 2. Jalur Entalpi yang Bekerja untuk Mengkalkulasi Suhu Pembakaran
Adiabatik


Perubahan entalpi pada langkah ad, menunjukkan adanya reduksi panas
sensibel pada fuel oil.


dimana m
2
adalah laju alir massa pada aliran 2, dan C
p,2
adalah panas
spesifiknya
Sama dengan aliran udara, jalur bd dimana panas laten dibawa oleh udara.

)
Langkah cd, yaitu untuk menghitung entalpi atomisasi uap.



dimana

adalah entalpi air dan

adalah entalpi uap air
Langkah de, adalah panas kotor pembakaran bahan bakar dikalikan dengan
fluks massanya


Sejak panas kotor pembakaran bekerja, pada langkah ef terjadi
transformasi dari air (liquid) menjadi gas.


dimana m
H2O
adalah jumlah air yang dihasilkan dari reaksi, atomisasi uap, dan
pada reaksi pembakaran serta menunjukkan panas laten dari air bersuhu
25
o
C.
Langkah fg, menunjukkan panas sensibel yang dihasilkan oleh produk
pembakaran di atas 25
o
C.


Besar entalpi jalur fg tidak dapat diketahui karena nilai T
f
belum diketahui,
sehingga menggunakan persamaan di bawah ini.



Dengan menggunakan panas spesifik sebesar 1,7 J/g K untuk fuel oil nomor 6,
kita dapat menghitung:

) (

)
Sama dengan udara dan uap

) (

)

Reaksi panas kotor,


Dikoreksi untuk jumlah kecil energi yang diserap dalam pembentukan NO,


sebesar -4800 kJ/s. Langkah ef, berdasarkan panas laten sebesar 2440 J/g



Demikian, maka T
f
adalah suhu dimana

sama dengan penjumlahan


negatif di atas

= 14,4 + 57 + 29,5 + 4803 327 = 4574 kJ/s


Ini adalah integrasi trial and error karena adanya nilai T
f
yang tidak diketahui.
Tercatat adanya pengubah panas antara produk pembakaran dan media lainnya.
Diagram entalpi sangat berguna khususnya jika pengubah multiple dalam seri
termasuk. Untuk membuat diagram, suhu diasumsikan pada interval tertentu dan
nilai resultan dari

ditabulasikan seperti pada tabel 4.


Tabel 4. Tabulasi Entalpi untuk Aliran 8 pada Temperatur Tertentu








Diagram entalpi, plot dari panas sensibel produk pembakaran melawan
suhu, dapat dilihat pada gambar 3. Suhu pembakaran adiabatik diperoleh hanya
dengan mencatat suhu yang sesuai dengan nilai yang dibutuhkan

















Gambar 3. Diagram entalpi untuk produk pembakaran dalam oil-fired boiler


Spesifikasi dan Desain Peralatan
Setelah seorang teknisi mempersiapkan diagram alir, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan peralatan yang ada di dalamnya. Teknisi dibagi
menjadi 2 kategori dalam hal ini yaitu pembeli atau pembangun, yang didasarkan
pada tingkat intelegensi, pengalaman, dan pengambilan keputusan serta
keahlian. Dalam perancangan pabrik, kita membutuhkan spesifikasi desain dan
gambaran pabrik yang detail. Semua detail mekanik perlu ditentukan seluruhnya
dan tidak boleh ambigu. Detail ini dibutuhkan untuk estimasi biaya. Dalam hal ini,
diperlukan teknik desain jalan pintas untuk mendapatkan gambaran dengan
keakuratan yang wajar tetapi presisi terbatas. Pintasan atau teknik perkiraan
biasanya tidak ada pengganti untuk desain yang lebih teliti diperlukan untuk
benar-benar membangun peralatan sehingga penggunaanya harus lebih bijak.
Desain peralatan adalah langkah untuk menilai biaya modal dari pabrik
manufaktur.
Akan menenangkan bila mengetahui bahwa biaya tepi dan item tambahan
dapat diperkirakan dengan mudah menggunakan faktor-faktor yang
dikembangkan oleh biaya para teknisi melalui pengalaman sebelumnya.
Demikian, hanya biaya komponen proses utama yang ditampilkan pada flow
sheet yang harus dinilai secara rinci.
Pada kenyataannya, peralatan seperti penanak, pendingin, economizer,
pemanas awal, alat pendidih ulang adalah pengubah panas, sering memiliki
desain yang sama. Sama halnya, fume collection, stripping, scrubbing,
humidifikasi dan fraksinasi yang biasanya dicapai dalam kemasan atau tray
tower. Ini adalah proses yang sama dimana siswa teknik kimia menghadapinya
sebagai distilasi atau kolom penyerapan dalam transfer masa atau unit operasi
saja.

Vous aimerez peut-être aussi