Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
( Bambang piluharto )
Kajian Sifat Fisik Film Tipis Nata de Coco Sebagai Membran Ultrafiltrasi
(Study of Physical Properties of Nata de Coco Thin Film as Ultrafiltration
Membrane)
Bambang Piluharto
Staf Pengajar Jurusan Kimia FMIPA Universitas Jember
ABSTRACT
Nata de coco is the fermentation product of coconut water using Acetobacter xylinum with the main content is
cellulose. This research has been focused on the study of physical properties (density and swelling degree) thin
film of nata de coco as ultrafiltration membrane. Firstly purification of crude nata de coco by water and 2%
NaOH was carried out, then followed by immersing the purified nata in various concentrations of NaOH (0-
10%) in order to investigate physical properties of nata de coco toward alkali condition. Afterward nata de coco
was pressed using hot press tools and ready to characterised in term of physical properties and membrane
performances. The physical properties showed that films with treatment in 6% NaOH have largest density value
(1.801 g/cm3) and smallest swelling degree (135.5%). The water flux of films decreased with the increase of
NaOH up to 6% and afterward the flux tend the increased again. The rejection test for Dextran 500-T showed
fluxtuative value with the increase of NaOH concentration.
Keywords: Nata de coco, Acetobacter xylinum, ultrafiltration membran, density, swelling, flux, rejection
fermentasi selama 7 hari akan terbentuk gel Glukosa yang berperan dalam pembentukan
pada permukaan media cairnya. Gel yang selulosa adalah glukosa dalam bentuk β
terbentuk ini disebut pellicle. sehingga semua glukosa yang ada dalam
Proses terbentuknya pellicle merupakan bentuk α akan diubah dalam bentuk β melalui
rangkaian aktifitas bakteri Acetobacter xylinum enzim isomerase yang berada pada bakteri
dengan nutrien yang ada pada media cair. Acetobacter xylinum. Tahap berikutnya glukosa
Karena Acetobacter xylinum adalah bakteri berikatan dengan glukosa yang lain melalui
yang memproduksi selulosa, maka nutrien yang ikatan 1,4 β-glikosida. Tahap terakhir adalah
berperan adalah nutrien yang mengandung tahap polimerisasi yaitu pembentukan selulosa.
glukosa. Dalam penelitian ini nutrien yang Polimerisasi ini terjadi melalui enzim
mengandung glukosa adalah air kelapa dan polimerisasi yang ada pada bakteri Acetobacter
gula pasir. Pada gula pasir, glukosa terbentuk xylinum. Secara fisik pembentukan selulosa
melalui reaksi hidrolisis sukrosa dengan air. adalah terbentuknya pellicle seperti terlihat
Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut. pada gambar 1.
CH2OH
CH2OH O OH
O OH
OH
OH CH2OH
CH2OH O O
O O Polimerisasi OH
OH OH
OH CH2OH
OH O O
OH
OH OH
OH
selulosa
Gambar 1. Reaksi polimerisasi terbentuknya sellulosa.
Pada proses pemurnian dilakukan pencucian menunjukkan bahwa perlakuan film dengan
dengan air dan perendaman dalam NaOH 2%. larutan NaOH akan menambah kemurnian
Pemurnian ini bertujuan untuk menghilangkan selulosa yang dihasilkan sehingga hubungan
komponen-komponen non-selulosa dan sisa antar rantai molekul selulosa semakin kuat.
bakteri yang masih ada. Komponen-komponen melalui ikatan hidrogen.
non-selulosa ini diperkirakan akan Kurva dari berat jenis tersebut juga
menghalangi ikatan hidrogen yang terjadi antar menunjukkan kesesuaian dengan kurva derajat
rantai molekul selulosa yang mengakibatkan penggembungan. (Gambar 3). Pada kurva
terhadap menurunnya kekuatan sifat mekanis derajat penggembungan terlihat adanya
selulosa. kecenderungan turun sampai pada konsentrasi
NaOH 6%, kemudian pada konsentrasi
Sifat Fisik Film/Membran berikutnya cenderung naik. Pada konsentrasi
Ada dua parameter yang dipakai untuk uji NaOH 6% berat jenis menunjukkan harga yang
ini yaitu berat jenis dan derajat maksimum, sebaliknya derajat penggembungan
penggembungan (swelling). Gambar 2 dan 3 menunjukkan harga minimum. Kesesuaiannya
menunjukkan besarnya pengaruh konsentrasi terletak pada hubungan yang berbanding
NaOH terhadap kedua sifat fisik yaitu berat terbalik antara berat jenis dan derajat
jenis dan derajat penggembungan. penggembungan. Berat jenis yang tinggi
Kurva berat jenis film nata de coco terhadap menunjukkan struktur yang rapat , sehingga
besarnya konsentrasi NaOH (Gambar 2) proses difusi air ke dalam film nata de coco
menunjukkan kenaikan berat jenis sampai pada lebih sulit. Hal ini ditunjukkan pada harga
konsentrasi NaOH 6%, kemudian menurun derajat penggembungan yang rendah
pada konsentrasi berikutnya. Hal ini
Jurnal ILMU DASAR, Vol. 4 No. 1, 2003:52-57 55
2
Berat jenis (g/cm3)
1.5
0.5
0
0 2 4 6 8 10 12
NaOH (% b/b)
160
Derajat swelling (%)
155
150
145
140
135
130
0 2 4 6 8 10 12
NaOH (% b/b)
20
18
Fluks (L m-2 jam-1)
16
14
12
10
8
6
4
2
0
0 10 20 30 40
waktu (menit)
12
Fluks (L m-2 jam-1)
10
8
6
4
2
0
0 2 4 6 8 10 12
NaOH (% b/b)