Vous êtes sur la page 1sur 11

Askep Asma Bronkhiale

ASTHMA BRONKHIALE
A. Pengertian
Asthma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh
periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski : 1996).
Asthma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan bronkospasme
yang reversibel. (oy!e ". #la!k : 1996).
Asthma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten$ reversibel dimana trakea dan
bronkhi berespon se!ara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (%mel&er %u&anne : '((1).
Asthma bron!hial adalah suatu penyakit dengan !iri meningkatnya respon.
trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan
jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah)ubah baik se!ara spontan maupun hasil
dari pengobatan (*he Ameri!an *hora!i! %o!iety).
Askep Asma Bronkhiale
B. Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asthma bronkhial.
1. +aktor predisposisi
o ,enetik
-imana yang diturunkan adalah bakat alerginya$ meskipun belum diketahui
bagaimana !ara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi
biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. .arena
adanya bakat alergi ini$ penderita sangat mudah terkena penyakit asthma
bronkhial jika terpapar dengan foktor pen!etus. %elain itu hipersentifisitas
saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
'. +aktor presipitasi
o Alergen
-imana alergen dapat dibagi menjadi / jenis$ yaitu :
1. 0nhalan$ yang masuk melalui saluran pernapasan.
%eperti : debu$ bulu binatang$ serbuk bunga$ spora jamur$ bakteri dan
polusi.
'. 0ngestan$ yang masuk melalui mulut.
%eperti : makanan dan obat)obatan.
/. .ontaktan$ yang masuk melalui kontak dengan kulit.
seperti : perhiasan$ logam dan jam tangan.
o Perubahan !ua!a.
1ua!a lembab dan ha2a pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemi!u terjadinya serangan
asma. .adang)kadang serangan berhubungan dengan musim$ seperti: musim
hujan$ musim kemarau$ musim bunga. 3al ini berhubungan dengan arah angin
serbuk bunga dan debu.
o %tress.
%tress4 gangguan emosi dapat menjadi pen!etus serangan asma$ selain itu juga
bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. -isamping gejala asma
yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami
stress4gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah
pribadinya. .arena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum
bisa diobati.
o 5ingkungan kerja.
"empunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. 3al
ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. "isalnya orang yang bekerja di
laboratorium he2an$ industri tekstil$ pabrik asbes$ polisi lalu lintas. ,ejala ini
membaik pada 2aktu libur atau !uti.
o 6lah raga4 aktifitas jasmani yang berat.
%ebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan
aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. 5ari !epat paling mudah
menimbulkan serangan asma. %erangan asma karena aktifitas biasanya terjadi
segera setelah selesai aktifitas tersebut.
Askep Asma Bronkhiale
C. Klasiikasi Asthma
#erdasarkan penyebabnya$ asthma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi / tipe$ yaitu :
1. 7kstrinsik (alergik)
-itandai dengan reaksi alergik yang disebabkan oleh faktor)faktor pen!etus yang
spesifik$ seperti debu$ serbuk bunga$ bulu binatang$ obat)obatan (antibioti! dan
aspirin) dan spora jamur. Asma ekstrinsik sering dihubungkan dengan adanya suatu
predisposisi genetik terhadap alergi. 6leh karena itu jika ada faktor)faktor pen!etus
spesifik seperti yang disebutkan di atas$ maka akan terjadi serangan asthma ekstrinsik.
'. 0ntrinsik (non alergik)
-itandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pen!etus yang tidak
spesifik atau tidak diketahui$ seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh
adanya infeksi saluran pernafasan dan emosi. %erangan asma ini menjadi lebih berat
dan sering sejalan dengan berlalunya 2aktu dan dapat berkembang menjadi bronkhitis
kronik dan emfisema. #eberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
/. Asthma gabungan
#entuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk
alergik dan non)alergik.
Askep Asthma Bron!hiale
". Patoisiologi
Asthma ditandai dengan kontraksi spasti! dari otot polos bronkhiolus yang menyebabkan
sukar bernafas. Penyebab yang umum adalah hipersensitivitas bronkhioulus terhadap benda)
benda asing di udara. 8eaksi yang timbul pada asthma tipe alergi diduga terjadi dengan !ara
sebagai berikut : seorang yang alergi mempunyai ke!enderungan untuk membentuk sejumlah
antibody 0g 7 abnormal dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi bila
reaksi dengan
antigen spesifikasinya. Pada asma$ antibody ini terutama melekat pada sel mast yang terdapat
pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan brokhiolus dan bronkhus ke!il. #ila
seseorang menghirup alergen maka antibody 0g 7 orang tersebut meningkat$ alergen bereaksi
dengan antibodi yang telah terlekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini akan
mengeluarkan berbagai ma!am &at$ diantaranya histamin$ &at anafilaksis yang bereaksi
lambat (yang merupakan leukotrient)$ faktor kemotaktik eosinofilik dan bradikinin. 7fek
gabungan dari semua faktor)faktor ini akan menghasilkan adema lokal pada dinding
bronkhioulus ke!il maupun sekresi mu!us yang kental dalam lumen bronkhioulus dan spasme
otot polos bronkhiolus sehingga menyebabkan tahanan saluran napas menjadi sangat
meningkat.
Pada asthma$ diameter bronkiolus lebih berkurang selama ekspirasi daripada selama inspirasi
karena peningkatan tekanan dalam paru selama eksirasi paksa menekan bagian luar
bronkiolus. .arena bronkiolus sudah tersumbat sebagian$ maka sumbatan selanjutnya adalah
akibat dari tekanan eksternal yang menimbulkan obstruksi berat terutama selama ekspirasi.
Pada penderita asma biasanya dapat melakukan inspirasi dengan baik dan adekuat$ tetapi
sekali)kali melakukan ekspirasi.
3al ini menyebabkan dispnea. .apasitas residu fungsional dan volume residu paru menjadi
sangat meningkat selama serangan asma akibat kesukaran mengeluarkan udara ekspirasi dari
paru. 3al ini bisa menyebabkan barrel !hest.
Askep Asma Bronkhiale
E. Maniestasi Klinik
"anifestasi .linik pada pasien asthma adalah batuk$ dyspne$ dari 2hee&ing. -an pada
sebagian penderita disertai dengan rasa nyeri dada pada penderita yang sedang bebas
serangan tidak ditemukan gejala klinis$ sedangkan 2aktu serangan tampak penderita bernafas
!epat$ dalam$ gelisah$ duduk dengan tangan menyanggah ke depan serta tampak otot)otot
bantu pernafasan bekerja dengan keras. Ada beberapa tingkatan penderita asma yaitu :
1. *ingkat 0 :
o %e!ara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru.
o *imbul bila ada faktor pen!etus baik di dapat alamiah maupun dengan test
provokasi bronkial di laboratorium.
'. *ingkat 00 :
o *anpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan
adanya tanda)tanda obstruksi jalan nafas.
o #anyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan.
/. *ingkat 000 :
o *anpa keluhan.
o Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.
o Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang
kembali.
9. *ingkat 0: :
o .lien mengeluh batuk$ sesak nafas dan nafas berbunyi 2hee&ing.
o Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda)tanda obstruksi jalan nafas.
;. *ingkat : :
o %tatus asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut
yang berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan yang la&im
dipakai.
o Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang
reversibel. Pada asma yang berat dapat timbul gejala seperti : .ontraksi otot)
otot pernafasan$ !yanosis$ gangguan kesadaran$ penderita tampak letih$
takikardi.
Askep Asma Bronkhiale
#. Pemeriksaan pen$n%ang
1. Pemeriksaan laboratorium.
o Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:
.ristal)kristal !har!ot leyden yang merupakan degranulasi dari kristal
eosinopil.
%piral !urshmann$ yakni yang merupakan !ast !ell (sel !etakan) dari
!abang
bronkus.
1reole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
<etrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum$ umumnya bersifat
mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mu!us plug.
o Pemeriksaan darah.
Analisa gas darah pada umumnya normal akan tetapi dapat pula terjadi
hipoksemia$ hiperkapnia$ atau asidosis.
.adang pada darah terdapat peningkatan dari %,6* dan 5-3.
3iponatremia dan kadar leukosit kadang)kadang di atas 1;.(((4mm/
dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.
Pada pemeriksaan faktor)faktor alergi terjadi peningkatan dari 0g 7
pada 2aktu serangan dan menurun pada 2aktu bebas dari serangan.
'. Pemeriksaan 8adiologi
,ambaran radiologi pada asma pada umumnya normal. Pada 2aktu serangan
menunjukan gambaran hiperinflasi pada paru)paru yakni radiolusen yang bertambah
dan peleburan rongga inter!ostalis$ serta diafragma yang menurun. Akan tetapi bila
terdapat komplikasi$ maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:
o #ila disertai dengan bronkitis$ maka ber!ak)ber!ak di hilus akan bertambah.
o #ila terdapat komplikasi empisema (16P-)$ maka gambaran radiolusen akan
semakin bertambah.
o #ila terdapat komplikasi$ maka terdapat gambaran infiltrate pada paru.
o -apat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
o #ila terjadi pneumonia mediastinum$ pneumotoraks$ dan pneumoperikardium$
maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru)paru.
/. Pemeriksaan tes kulit
-ilakukan untuk men!ari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada asma.
9. 7lektrokardiografi
,ambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi /
bagian$ dan disesuaikan dengan gambaran yang terjadi pada empisema paru yaitu :
o Perubahan aksis jantung$ yakni pada umumnya terjadi right a=is deviasi dan
!lo!k 2ise rotation.
o *erdapatnya tanda)tanda hipertropi otot jantung$ yakni terdapatnya 8##
(8ight bundle bran!h blo!k).
o *anda)tanda hopoksemia$ yakni terdapatnya sinus ta!hy!ardia$ %:7%$ dan
:7% atau terjadinya depresi segmen %* negative.
;. %!anning Paru
-engan s!anning paru melalui inhalasi dapat dipelajari bah2a redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru)paru.
6. %pirometri
>ntuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible$ !ara yang paling !epat
dan sederhana diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan
bronkodilator. Pemeriksaan spirometer dilakukan sebelum dan sesudah
pamberian bronkodilator aerosol (inhaler atau nebuli&er) golongan adrenergik.
Peningkatan +7:1 atau +:1 sebanyak lebih dari '(? menunjukkan diagnosis
asthma. *idak adanya respon aerosol bronkodilator lebih dari '(?. Pemeriksaan
spirometri tidak saja penting untuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk
menilai berat obstruksi dan efek pengobatan. #enyak penderita tanpa keluhan tetapi
pemeriksaan spirometrinya menunjukkan obstruksi.
&. Penatalaksanaan
1. Pengobatan farmakologik :
o #ronkodilator : obat yang melebarkan saluran nafas. *erbagi dalam '
golongan :
1. %impatomimetik4 andrenergik (Adrenalin dan efedrin).
<ama obat :
6rsiprenalin (Alupent)
+enoterol (berote!)
*erbutalin (bri!asma)
6bat)obat golongan simpatomimetik tersedia dalam bentuk tablet$
sirup$suntikan dan semprotan. @ang berupa semprotan: "-0 ("etered
dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup
(:entolin -iskhaler dan #ri!asma *urbuhaler) atau !airan
bron!odilator (Alupent$ #erote!$ brivasma serts :entolin) yang oleh
alat khusus diubah menjadi aerosol (partikel)partikel yang sangat halus
) untuk selanjutnya dihirup.
'. %antin (teofilin)
<ama obat :
Aminofilin (Ami!am supp)
Aminofilin (7uphilin 8etard)
*eofilin (Amile=)
7fek dari teofilin sama dengan obat golongan simpatomimetik$ tetapi
!ara
kerjanya berbeda. %ehingga bila kedua obat ini dikombinasikan
efeknya
saling memperkuat.
1ara pemakaian : #entuk suntikan teofillin 4 aminofilin dipakai pada
serangan asma akut$ dan disuntikan perlahan)lahan langsung ke
pembuluh darah. .arena sering merangsang lambung bentuk tablet
atau sirupnya sebaiknya diminum sesudah makan. 0tulah sebabnya
penderita yang mempunyai sakit lambung sebaiknya berhati)hati bila
minum obat ini. *eofilin ada juga dalam bentuk supositoria yang !ara
pemakaiannya dimasukkan ke dalam anus. %upositoria ini digunakan
jika penderita karena sesuatu hal tidak dapat minum teofilin (misalnya
muntah atau lambungnya kering).
o .romalin
.romalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat pen!egah serangan
asma. "anfaatnya adalah untuk penderita asma alergi terutama anak)anak.
.romalin biasanya diberikan bersama)sama obat anti asma yang lain$ dan
efeknya baru terlihat setelah pemakaian satu bulan.
o .etolifen
"empunyai efek pen!egahan terhadap asma seperti kromalin. #iasanya
diberikan dengan dosis dua kali 1mg 4 hari. .euntungnan obat ini adalah
dapat diberika se!ara oral.
'. Pengobatan non farmakologik:
o "emberikan penyuluhan.
o "enghindari faktor pen!etus.
o Pemberian !airan.
o +isiotherapy.
o #eri 6' bila perlu.
Askep Asma Bronkhiale
AS'HAN KEPERA(ATAN PA"A PASIEN "EN&AN ASTHMA BRONKHIALE
A. Pengka%ian
1. 8i2ayat kesehatan yang lalu:
o .aji ri2ayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya.
o .aji ri2ayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap &at4 faktor lingkungan.
o .aji ri2ayat pekerjaan pasien.
'. Aktivitas
o .etidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernapas.
o Adanya penurunan kemampuan4peningkatan kebutuhan bantuan melakukan
aktivitas sehari)hari.
o *idur dalam posisi duduk tinggi.
/. Pernapasan
o -ipsnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan.
o <apas memburuk ketika pasien berbaring terlentang ditempat tidur.
o "enggunakan obat bantu pernapasan$ misalnya: meninggikan bahu$
melebarkan hidung.
o Adanya bunyi napas mengi.
o Adanya batuk berulang.
9. %irkulasi
o Adanya peningkatan tekanan darah.
o Adanya peningkatan frekuensi jantung.
o Aarna kulit atau membran mukosa normal4 abu)abu4 sianosis.
o .emerahan atau berkeringat.
;. 0ntegritas ego
o Ansietas
o .etakutan
o Peka rangsangan
o ,elisah
6. Asupan nutrisi
o .etidakmampuan untuk makan karena distress pernapasan.
o Penurunan berat badan karena anoreksia.
B. 3ubungan sosal
o .eterbatasan mobilitas fisik.
o %usah bi!ara atau bi!ara terbata)bata.
o Adanya ketergantungan pada orang lain.
C. %eksualitas
o Penurunan libido.
B. "iagnosa Kepera)atan *ang M$n!$l
1. *idak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.
'. *idak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
/. ,angguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
C. Inter+ensi
"iagnosa Kepera)atan , -
*idak efektifnya kebersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.
T$%$an - alan nafas kembali efektif.
Kriteria Hasil -
%esak berkurang
#atuk berkurang
.lien dapat mengeluarkan sputum
Ahee&ing berkurang4hilang
**: dalam batas normal keadaan umum baik.
Inter+ensi -
Auskultasi bunyi nafas$ !atat adanya bunyi nafas$ misalnya : mengi$ erekeis$ ronkhi.
84 #eberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. #unyi nafas
redup dengan ekspirasi mengi (empysema)$ tak ada fungsi nafas (asma berat).
.aji 4 pantau frekuensi pernafasan !atat rasio inspirasi dan ekspirasi.
84 *akipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dpat ditemukan pada penerimaan
selama strest4adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi
ekspirasi memanjang dibanding inspirasi.
.aji pasien untuk posisi yang aman$ misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada
sandaran.
84 Peninggian kepala tidak mempermudah fungsi pernafasan dengan menggunakan
gravitasi.
6bservasi karakteristik batuk$ menetap$ batuk pendek$ basah. #antu tindakan untuk
keefektipan memperbaiki upaya batuk.
84 batuk dapat menetap tetapi tidak efektif$ khususnya pada klien lansia$ sakit
akut4kelemahan.
#erikan air hangat.
84 penggunaan !airan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.
.olaborasi obat sesuai indikasi.#ronkodilator spiriva 1=1 (inhalasi).
84 "embebaskan spasme jalan nafas$ mengi dan produksi mukosa.
"iagnosa Kepera)atan . -
*idak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
T$%$an - Pola nafas kembali efektif.
Kriteria Hasil -
Pola nafas efektif
#unyi nafas normal atau bersih
**: dalam batas normal
#atuk berkurang
7kspansi paru mengembang.
Inter+ensi -
.aji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. 1atat upaya pernafasan
termasuk penggunaan otot bantu pernafasan 4 pelebaran nasal.
84 .e!epatan biasanya men!apai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat
gagal nafas. 7=pansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau
nyeri dada.
Auskultasi bunyi nafas dan !atat adanya bunyi nafas seperti !rekels$ mengi.
84 ronki dan mengi menyertai obstruksi jalan nafas 4 kegagalan pernafasan.
*inggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
84 -uduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.
6bservasi pola batuk dan karakter sekret.
84 .ongesti alveolar mengakibatkan batuk sering4iritasi.
-orong4bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.
84 -apat meningkatkan4banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah
ketidak nyaman upaya bernafas.
.olaborasi
o #erikan oksigen tambahan.
o #erikan humidifikasi tambahan misalnya : nebuli&er.
84 "emaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas$ memberikan kelembaban
pada membran mukosa dan membantu pengen!eran sekret.
"iagnosa Kepera)atan / -
,angguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat.
T$%$an - .ebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
Kriteria Hasil -
.eadaan umum baik
"ukosa bibir lembab
<afsu makan baik
*ekstur kulit baik
.lien menghabiskan porsi makan yang disediakan
#ising usus 6)1' kali4menit
#erat badan dalam batas normal.
Inter+ensi -
.aji status nutrisi klien (tekstur kulit$ rambut$ konjungtiva).
84 "enentukan dan membantu dalam intervensi lanjutnya.
elaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
84 Petikan pengetahuan klien dapat menaikan partisi bagi klien dalam asuhan
kepera2atan.
*imbang berat badan dan tinggi badan.
84 Penurunan berat badan yang signipikan merupakan indikator kurangnya nutrisi.
Anjurkan klien minum air hangat saat makan.
84 Air hangat dapat mengurangi mual.
Anjurkan klien makan sedikit)sedikit tapi sering.
84 memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
.olaborasi
o 1onsul dengan tim gi&i4tim mendukung nutrisi.
84 "enentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan.
o #erikan obat sesuai indikasi.
o :itamin # sDurb '=1.
84 -efisiensi vitamin dapat terjadi bila protein dibatasi.
o Antiemetik rantis '=1
84 untuk menghilangkan mual 4 muntah.
"A#TAR P'STAKA
#arata2idjaja$ .. (199() EAsma #ron!hialeE$ dikutip dari 0lmu Penyakit -alam$ akarta : +.
>0.
#runner F %uddart ('((') E#uku Ajar .epera2atan "edikal)#edahE$ akarta : A,1.
1ro!kett$ A. (199B) EPenanganan Asma dalam Penyakit PrimerE$ akarta : 3ipo!rates.
1rompton$ ,. (19C() E-iagnosis and "anagement of 8espiratory -iseaseE$ #la!2ell
%!ientifi! Publi!ation.
-oenges$ ". 7.$ "oorhouse$ ". +. F ,eissler$ A. 1. ('((() G8en!ana Asuhan .epera2atanH$
akarta : 7,1.
,uyton F 3all (199B) E#uku Ajar +isiologi .edokteranE$ akarta : 7,1.
3udak F ,allo (199B) E.epera2atan .ritis Pendekatan 3olistikE$ :olume 1$ akarta : 7,1.
Pri!e$ % F Ailson$ 5. ". (199;) EPatofisiologi : .onsep .linis Proses)proses PenyakitE$
akarta : 7,1.
Pullen$ 8. 5. (199;) EPulmonary -iseaseE$ Philadelpia : 5ea F +ebiger.
8ab$ *. (1996) E0lmu Penyakit ParuE$ akarta : 3ipokrates.
8ab$ *. (199C) EAgenda ,a2at -aruratE$ akarta : 3ipokrates.
8eeves$ 1. .$ 8ou=$ , F 5o!khart$ 8. (1999) E.epera2atan "edikal #edahE$ #uku %atu$
akarta : %alemba "edika.
%taff Pengajar +. >0 (199B) E0lmu .esehatan AnakE$ akarta : 0nfo "edika.
%undaru$ 3. (199;) EAsma I Apa dan #agaimana PengobatannyaE$ akarta : +. >0.

Vous aimerez peut-être aussi