Audit produksi merupakan penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif, dan efisien). Audit ini dilakukan tidak hanya sebatas pada unit produksi tetapi juga berlaku untuk keseluruhan proses produksi dan operasi. Audit ini juga berperan melengkapi fungsi pengendalian kualitas. Menurut Linberg dan Cohn, audit produksi adalah suatu teknik penilaian yang dilakukan secara teratur dan sistematis atas kefektifan suatu unit operasi dengan membandingkannya pada standar-standar industry. Menurut Bayangkara (2008:177), audit produksi melakukan penilaian secara komprehensif terhadap keseluruhan fungsi produksi dan operasi untuk menentukan apakah fungsi ini telah berjalan dengan memuaskan (ekonomis, efektif, dan efisien). Ruang Lingkup Audit a. Rencana Produksi dan Operasi Rencana produksi dan operasi mengakomodasi rencana fungsi-fungsi bisnis lain, yang merupakan penjabaran dari rencana pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan. Suatu rencana induk memuat tentang: 1. Jadwal induk produksi 2. Penilaian atas pengguanaan kapasitas produksi 3. Tingkat persediaan 4. Perencanaan keseimbangan lintas produksi. Berikut Kriteria dan Pengkuran Variabel Rencana Induk Produksi dan Operasi No. Variabel Kriteria Pengukuran 1. Jadwal Produksi Induk Tepat Kuantitas Rasio hasil produksi dengan kebutuhan Tepat Mutu Standar kualitas Tepat waktu Jadwal pelepasan barang ke pasar 2. Optimalisasi Penggunaan Sumber Daya Kapasitas penuh Rasio rencana produksi dengan kapasitas produksi Maksimum utilisasi Rasio penggunaan kapasitas dengan kapasitas tersedia 3. Persediaan minimum (zero) Persediaan minimum (zero) Rasio jumlah persediaan akhirr dengan hasil produksi 4. Keseimbangan lintas produksi Tidak ada kemacetan proses produksi Rencana operasi dan pemeliharaan mesin produksi Keseimbangan beban operator dengan mein produksi Rasio operator dengan mesin produksi
b. Produktivitas dan Peningkatan Nilai Tambah Transformasi yang mengubah input menjadi output selalu diikuti dengan peningkatan nilai tambah. Nilai tambah meliputi seluruh usaha dalam meningkatkan manfaat yang diperoleh baik oleh perusahaan maupun oleh pelanggan. Faktor penting dalam usaha peningkatan nilai tambah adalah adanya komitmen untuk beroperasi secara efisien pada semua tingkatan dalam perusahaan. Lean production adalah suatu metode produksi ramping, yang dikembangkan oleh produsen mampu secara signifikan member keuntungan bagi perusahaan yang menerapkannya. Keunggulan metode ini adalah didukung oleh kebijakan dan praktik produksi yang secara maksimal mengoptimalkan pengguanaan sumber daya pperusahaan untuk meningkatkan keunggulan bersaingnya, kebijakan dan praktik tersebut meliputi: 1. Penghapusan persediaan (zero inventory) 2. Tingkat cacat no (zero defect) 3. Meminimalkan kebutuhan temapat (areal) 4. Kemitraan dengan pemasok 5. Tanggung jawab pemasok 6. Meminimalkan aktivitas yang tidak menambah nilai 7. Pengembangan angkatan kerja 8. Mencipttakan tantangan dalam bekerja, 9. Pengendalian Produksi dan Operasi. Sementara itu, lean production juga menemukan tujuh sumber pemborosan yang mengakibatkan operasi perusahaan tidak efisien. Hal ini tentunya harus menjadi focus utama dalam proses audit, yaitu : 1. Produksi yang lebih besar dari kebutuhan 2. waktu tunggu dan waktu menganggur 3. penanganan material yang terlalu sering 4. persediaan, dan 5. pergerakan peralatan dan operatornya yang tidak menambah nilai bagi produk.
c. Pengendalian produksi dan operasi Proses ini menyangkut pengamatan atas hubungan antara proses yang berjalan dengan standar (kriteria) yang telah ditetapkan. Pengamatan ini bertujuan untuk memandi proses agar tidak keluar dari standar operasi pencapaian tujuan perusahaan, agar keseimbangan antara sumber daya yang tersedia dengan permintaan total dapat diptahankan. Tujuan utama dari pengendalian produksi dan operasi meliputi tiga hal penting dalam keunggulan bersaing perusahaan, meliputi: 1. Memaksimumkan Tingkat Pelayanan 2. Pengandalian harus menjamin bahwa pelayanan telah diberikan secara tepat. 3. Meminimumkan investaasi persediaan 4. Pengendalian harus mampu memandu seluruh aktivitas (uatam dan pendukung) manufaktur ke dalam suatu proses yang terintegrasi, sehingga proses berjalan sesuai dengan rencana dan jadawal yuang telah ditentukan. 5. Efisiensi produksi dan operasi Efisiensi produksi dan operasi merupakan suatu yang mutlak dan harus menjadi budaya kerja pada setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi. Pengendalian produksi dan operasi meliputi pengendalia terhadap keseluruhan komponen dan tahapan daam proses produksi mulai dari penanganan bahan baku sampai denggan penanganan penyerahan produk jadi ke gudang. Secara rinci pengendalian tersebut meliputi hal-hal berikut ini: a) Pengendalian bahan baku Pengendalian bahan baku bertujuan untuk memastikan bahwa bahan baku yang diolah dalam proses produksi telah sesuai dengan kebutuhan standar kualitas produk yang dihasilkan. b) Pengendalian peralatan dan fasilitas produksi Pengendalian ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua peralatan dan fasilitas produksi ada dalam keadaan siap untuk melaksanakan proses produksi sesuai dengan ketentuan penggunaannya. c) Pengendalian transformasi Pengendalian transformasi disini bertujuan untuk memastikan bahwa proses pengolahan input menjadi output telah berjalan sesuai dengan kebutuhan proses yang efektif dan efisien. d) Pengendalian kualitas Pengendalian ini memastikan bahwa produk yang dihasilkan nanti mampu memenuhi spesifikasi pelanggan. e) Pengendalian barang jadi Pengendalian ini bertujuan untuk memastikan bahwa penanganan barang setelah produksi berjalan sesuai dengan prosedur, sehingga tidak terjadi kerusakan barang dalam proses penyimpanan dan pendistribusiannya.
2. SASARAN 3E (BELUM) 3. Tujuan Audit Produksi dan Operasi Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan audit ini antara lain ingin mengetahui : 1. Apakah produk yang dihasilkan telah mencerminkan kebutuhan pelanggan (pasar) 2. Apakah strategi serta rencana produksi dan operasi sudah secara cermat menghubungkan antara kebutuhan untuk memuaskan pelanggan dengan ketersediaan sumber daya serta fasilitas yang dimiliki perusahaan 3. Apakah strategi, rencana produksi dan operasi telah mempertimbangkan kelemahan-kelemahan internal, ancaman lingkungan eksternal serta peluang yang dimiliki perusahaan. 4. Apakah proses transformasi telah berjalan secara efektif dan efisien. 5. Apakah penempatan fasilitas produksi dan operasi telah mendukung berjalannya proses secara ekonomis, efektif, dan efisien. 6. Apakah pemeliharaan dan perbaikan fasilitas produksi dan operasi telah berjalan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan dalam mendukung dihasilkannya produk yang sesuai dengan kuantitas, kualitas, dan waktu yang telah ditetapkan. 7. Apakah setiap bagian yang terlibat dalam proses produksi dan operasi telah melaksanakan aktivitasnya sesuai dengan ketentuan serta aturan yang telah ditetapkan perusahaan. Manfaat Audit Produksi dan Operasi Secara rinci audit ini mampu memberikan manfaat, yaitu : 1. Dapat memberikan gambaran kepada pihak yang berkepentingan tentang ketaatan dan kemampuan fungsi produksi dan operasi dalam menerapkan kebijakan serta strategi yang telah ditetapkan. 2. Dapat memberikan informasi tentang usaha-usaha perbaikan proses produksi dan operasi yang telah dilakukan perusahaan serta hambatan-hambatan yang dihadapi. 3. Dapat menentukan area permasalahan yang masih dihadapi dalam mencapai tujuan produksi dan operasi serta tujuan perusahaan secara keseluruhan. 4. Dapat menilai kekuatan dan kelemahan strategi produksi dan operasi serta kebutuhan perbaikannya dalam meningkatkan kontribusifungsi ini terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
5. Tahap Audit Produksi 1. Audit Pendahuluan Audit pendahuluan diawali dengan perkenalan antara pihak auditor dengan organisasi auditte. Pertemuan ini bertujuan untuk mengonfirmasi scope audit, mendiskusikan rencana audit dan penggalian informasi umum tentang organisasi auditte, objek yang akan diaudit, mengenal lebih lanjut kondisi perusahaan dan prosedur yang diterapkan pada proses produksi. Pada tahap ini auditor melakukan overview terhadap perusahaan secara umum, produk yang dihasilkan, proses produksi yang dijalankan, melakukan peninjauan terhadap pabrik(fasilitas produksi), layout pabrik, sistem komputer yang digunakan dan berbagai sumber daya penunjang keberhasilan fungsi ini dalam mencapai tujuannya. Hasil pengamatan pada tahap audit ini dirumuskan ke dalam bentuk tujuan audit sementara. 2. Review dan Pengujian Pengendalian Manajemen Pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap beberapa perubahan yang terjadi pada struktur perusahaan, sistem manajemen kualitas, fasilitas yang digunakan dan/atau personalia kunci dalam perusahaan, sejak hasil audit terakhir. Berdasarkan data yang diperoleh pada audit pendahuluan, auditor melakukan penilaian terhadap tujuan utama produksi dan operasi serta variabel- variabel yang mempengaruhinya. Disamping itu, pada tahap ini auditor juga mengidentifikasikan dan mengklasifikasikan penyimpangan dan gangguan- gangguan yang mungkin terjadi yang mengakibatkan terhambatnya pencapaian tujuan produksi. Review terhadap hasil audit terdahulu juga dilakukan untuk menentukan berbagai tindakan korektif yang harus diambil. 3. Audit Lanjutan (terinci) Pada tahap ini auditor melakukan audit lebih dalam dan pengembangan temuan terhadap fasilitas, prosedur, catatan-catatan (dokumen) yang berkaitan dengan produksi dan operasi. Konfirmasi kepada pihak perusahaan selama audit dilakukan untuk mendapatkan penjelasan dari pejabat yang berwenang tentang adanya hal-hal yang merupakan kelemahan yang ditemukan auditor. Untuk mendapatkan informasi yang lengkap, relevan dan dapat dipercaya, auditor menggunakan daflar pertanyaan (audit checlist) yang ditujukan kepada berbagai pihak yang berwenang dan berkompeten berkaitan dengan masalah yang diaudit. Dalam wawancara yang dilakukan, auditor harus menyoroti keseluruhan dari ketidaksesuaian yang ditemukan dan menilai tindakan-tindakan korektif yang telah dilakukan. 4. Pelaporan Hasil dari keseluruhan tahapan audit sebelumnya yang telah diringkaskan dalam kertas kerja audit (KKA), merupakan dasar dalam membuat kesimpulan audit dan rumusan rekomendasi yang akan diberikan auditor sebagai altematif solusi atas kekurangan-kekurangan yang masih ditemukan. Pelaporan menyangkut penyajian hasil audit kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil audit tersebut. 5. Tindak Lanjut Rekomendasi yang disajikan auditor dalam laporannya merupakan altematif perbaikan yang ditawarkan untuk meningkatkan berbagai kelemahan (kekurangan) yang masih terjadi pada perusahaan. Tindak lanjut (perbaikan) yang dilakukan merupakan bentuk komitmen manajemen untuk menjadikan organisasinya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Dalam rangka perbaikan ini auditor mendampingi manajemen dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan program-program perbaikan yang dilakukan agar dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.