Vous êtes sur la page 1sur 8

PROSES PEMBUATAN TABLET (2)

1. Granulasi kering











Disini terlihat pemadatan formula tablet dengan menggunakan mesin tablet yang heavy
duty atau chilsonator sehingga terbentuk slugs atau lempeng agregat besar yang
kemudian dipecah menjadi granul dan digranulasi kering, sehingga memiliki sifat mudah
mengalir.

Keuntungan
1. Tidak diperlukan pemanasan dan air sebagai pembantu pembuat granul
2. Peralatan lebih sederhana
3. Waktu yang diperlukan lebih singkat
Kerugian
Mixer Slugger
Mill
Mesin Tablet
Disintegrator
Glidant Lubricant
Sieving
Zat aktif
Zat pengisi
Zat penghancur
1. Tablet sering penampilannya kurang bagus
2. Variasi kadar mungkin menjadi masalah karena adanya fraksinasi (pemisahan) obat
dengan zat pembantu
3. Lebih banyak pelincir yang dipakai dapat menimbulkan masalah pelepasan obat




2. Kempa langsung
Obat dicampur begitu saja dengan zat pembantu yang sifat alirnya baik seperti Tab-base
dekstrosa granul, Dipac (sukrosa granul) atau spray dried lactose; pelincir ditambahkan
dan kemudian campuran ini dibuat tablet




Keuntungan
1. Waktu dan peralatan yang diperlukan lebih singkat dari pada kedua proses sebelumnya
2. Tidak diperlukan pemanasan dan air sebagai pembantu pembuat granul
3. Tidak memerlukan bahan pengikat
4. Obat biasanya dalam bentuk granular sehingga disolusi lebih cepar dari pada tablet-
tablet yang dibuat dengan cara granulasi

Kerugian
1. Kapasitas zat pengisi untuk zat aktif yang halus dan kohesiv sering membatasi
penggunaannya sampai 20 % atau bahkan kurang. Hanya dapat digunakan untuk obat
yang dosisnya lebih dari 200mg bilamana obatnya sendiri mempunyai daya alir yang baik
dan kompresibilitasnya baik, misalnya aspirin
Mesin
tablet
Mixer
Zat aktif
Zat pengisi
Zat penghancur
2. Oleh karena obatnya tidak terikat pada granul, segregasi obat dan zat pembantu dapat
terjadi di dalam corong (hopper). Disini pencampuran sangat penting


4. Penyalutan Tablet
Penyalutan tablet dilakukan untuk berbagai alasan, yang paling umum adalah untuk :
1. Perlindungan : - Melindungi zat aktif dari pengaruh udara yang dapat mengoksidasi
atau menghidrolisa selama penyimpanan.
- Melindunginya dari pengaruh asam lambung.
2. Menutupi rasa yang tidak enak dan penampilan yang kurang baik.
3. Mengubah pola pelepasan obat
- melindungi lambung dari zat aktif yang iritatif
- mengatur waktu pelepasan obat (sustain released)
- mengatur lokasi pelepasan obat di daerah tertentu dalam saluran pencernaan.

Metoda Penyalutan
1. Metode Salut Film (salut selaput)
Penyalutan dengan metode ini akan menghasilkan variasi ketebalan salutan sesuai
dengan ketebalan yang diiginkan, sesuai dengan maksud penyalutannya. Tablet yang
disalut untuk maksud pengaturan pola pelepasan obat dan perlindungan disalut lebih
tebal dibandingkan tablet yang disalut hanya untuk menutupi penampilan luarnya.
Perlu diperhatikan spesifikasi tablet yang akan disalut haruslah memiliki bentuk sferis
yang memudahkan tablet bergulir bebas dan memiliki kekerasan serta friabilitas yang baik
(friablitas umumnya < 1 %). Selama penyalutan selalu memperhatikan tablet yang di spray,
interval waktu pengeringan dan spray larutan penyalut perlu diatur sedemikian rupa
hingga menghasilkan hasil salut yang baik dan rata.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan selama penyalutan :
Kecepatan putaran panci penyalut dan ketersediaan buffle di panci penyalut.
Suhu pemanasan di dalam panci penyalut
Tekanan spray larutan penyalut dan ukuran partikel larutan yang di spray.
Interval waktu pengeringan dan jumlah larutan penyalut yang di spray.


2. Metode Salut Gula
Penyalutan dengan salut gula membutuhkan ketelitian yang baik dan waktu yang lebih
lama. Salutan yang dihasilkan akan menambah ketebalan dan bobot tablet secara
signifikan. Oleh karenanya metode ini kurang diminati dibanding metode salut film.
Tahapan pengerjaan salut gula lebih panjang dibanding salut film, antara lain :
a. Tablet disalut dahulu dengan metode salut film untuk memberikan alas bagi larutan
gula yang akan disalutkan.
b. Tablet hasil penyalutan pertama di keringkan.
c. Tablet salut kering disalut dengan larutan gula dengan cara dituang dan dikeringkan
sambil dilakukan pengadukan.
d. Setelah larutan gula merata disalutkan pada tablet, tablet hasil salut kedua
dikeringkan kembali.
e. Tablet hasil penyalutan kedua yang telah kering dimasukan ke panci polishing untuk
pemolesan dengan larutan polishing.

KONTROL KUALITAS TABLET

Kualitas produk yang baik tidak hanya didasarkan pada hasil pemeriksaan akhir saja, tetapi
pemeriksaan yang dilakukan di setiap tahapan proses. Sehingga bila terjadi kelainan selama
proses dapat segera ditanggulangi dan diperbaiki tidak mengakibatkan kerusakan yang parah.
Produk yang baik harus dapat memuaskan konsumen. Ciri tablet yang baik adalah :
a. Memiliki cukup ketahanan dan resisten terhadap gesekan selama proses pembuatan,
pengemasan, transportasi hingga sampai di konsumen.
b. Ketersediaan zat khasiat di dalam tablet memiliki keseragaman dan homogenitas di setiap
tablet yang akan dikonsumsi.
c. Setiap tablet memiliki keseragaman penampilan yang elegan sesuai karakteristik-nya (misal :
bobot, ketebalan, diameter)
d. Tablet memiliki stabilitas (fisik dan kimia) serta efikasi yang konsisten.
Agar memiliki konsistensi yang selalu sama, diperlukan parameter pengujian yang sama
selama proses berlangsung. Pengujian-pengujian yang dilakukan antara lain :

Pengujian setelah proses granulasi
1. Uji kelembaban
Pengujian ini terutama diperuntukkan pada metode granulasi basah, dimana digunakan air
sebagai aktivator pengikatnya. Caranya adalah :
Timbang 10 g granul yang telah dikeringkan
Simpan pada alat uji kelembaban dan nyalakan lampu pemanas pada suhu berkisar antara
70 80
O
C.
Perhatikan penurunan bobot granul, bila bobot granul telah stabil selama + 1 menit berarti
telah selesai.
Catat bobot awal, bobot akhirnya dan hitung :
Kadar air = Bobot Awal Bobot akhir x 100 %
Bobot Awal


2. Uji daya alir granul
Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat profil aliran granul tanpa penambahan lubrikan, bila
granul memiliki parameter fisika yang baik dan mudah mengalir maka granul hanya sedikit
memakai lubrikan. Caranya adalah :
Timbang sebanyak 25 g granul
Masukkan ke dalam corong berdiameter atas 5 cm dan bertutup.
Simpan corong pada ketinggian 10 cm.
Alasi tempat jatuh granul dengan kertas putih untuk menandai tempat jatuhnya.
Bersamaan dengan membuka tutup corong, mulailah penghitungan waktu jatuhnya
dengan stopwatch.
Catat tinggi puncak dan diameter granul yang terbentuk.
Hitung daya alir dan sudut istirahat dari granul :
Daya Alir = Berat granul Sudut istirahat = tan (Tinggi puncak)
Waktu alir Diameter



3. Uji Kompresibilitas granul
Dari pengujian ini dapat tergambarkan bahwa granul tersebut memiliki sifat yang mudah
dikempa atau sulit, jika besaran fisika menunjukkan sifat sulit dikempa maka dibutuhkan
excipient lain yang dapat membantu kompresibilitasnya. Cara pengujiannya :
Timbang sebanyak 25 g granul.
Masukkan granul ke dalam gelas ukur 100 ml lihat tanda batas dan catat.
Ketuk-ketukan gelas ukur berisi granul dengan interval ketukan 2 detik 1 ketukan.
Perhatikan tanda batas di gelas ukur, bila granul tidak mengalami penurunan volume lagi
setelah 5 ketukan terakhir. Pengujian dinyatakan selesai dan catat volume akhirnya.
Hitung kompresibilitas (indeks carr) :
Kerapatan longgar (App. Density) = Berat granul
Volume Awal
Kerapatan mampat (Tap. Density) = Berat granul
Volume Akhir
Kompresibilitas (Indeks Carr) = kerapatan mampat kerapatan longgar x 100 %
kerapatan mampat

Pengujian Saat Pencetakan
1. Uji penampilan
Amati tablet hasil cetak secara visual, apakah distribusi warna merata, ada cacat fisik atau
tidak. Dilakukan dengan interval waktu yang sama, parameter lain yang diukur keseragaman
diameter dan ketebalannya.

2. Uji kekerasan
Tablet yang keras diperlukan untuk mencegah kerusakan fisik selama proses produksi
berikutnya, selama penyimpanan dan transportasi. Pengujian dilakukan dengan interval waktu
yang sama untuk menunjukkan adanya keseragaman.
Pada pengujian kekerasan dibutuhkan alat Hardness tester.

3. Uji keseragaman bobot
Pengujian dilakukan dengan interval waktu yang sama dengan uji penampilan. Pengujian
dikerjakan pada 20 tablet dengan menimbang satu per satu. Sesuai Farmakope Indonesia
persyaratan yang baik adalah :
Bobot rata-rata (mg)
Deviasi Maksimum (%)
2 Tablet 1 Tablet
25 15 30
26 - 150 10 20
151 - 300 7,5 15
> 300 5 10

Untuk membuat bagan pemeriksaan kualitas bobot rata-rata tablet perlu ditentukan batas aksi
dan batas peringatan dengan rumus :
Batas aksi = X + / - 3,09 sd / n
-2

Batas peringatan = X + / - 1,96 sd / n
-2

Dimana : X : berat tablet teoritis
sd : standar deviasi berat tablet
sd / n
-2
: standar error rata-rata berat tablet
n : jumlah tablet yang diambil berurutan pada waktu tertentu

Pengujian Setelah Pencetakan
1. Uji kerapuhan (Friabilitas)
Pengujian dilakukan dengan alat friabilator, menggunakan 20 tablet selama 15 - 20 menit.
Melalui pengujian ini terlihat tingkat kerapuhan tablet terhadap gesekan dan bantingan. Tablet
yang baik mempunyai friabilitas < 1 %, bila lebih dapat diperbaiki dengan meningkatkan
kekerasannya atau menambahkan pengikat.

2. Uji waktu hancur
Dilakukan terhadap 6 tablet, menggunakan alat desintegration tester. Persyaratan Farmakope
Indonesia : kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus hancur < 15 menit (tanpa salut) dan <
60 menit (dengan salut).

3. Uji keseragaman kadar
Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet. Persyaratan : tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
kadarnya diluar rentang 85 115 % dari kadar rata-rata dan tidak boleh lebih dari 1 tablet
yang kadarnya diluar rentang 75 125 % dari kadar rata-rata.

4. Uji disolusi
Pengujian dilakukan untuk menentukan waktu melarut dari zat aktif, metode yang digunakan
sesuai dengan Farmakope Indonesia IV/ 1995.

Vous aimerez peut-être aussi