Vous êtes sur la page 1sur 10

PENATALAKSANAAN AKNE VULGARIS

I. PENDAHULUAN
Akne vulgaris adalah penyakit yang terjadi pada folikel pilosebasea
yang biasanya terdapat pada remaja. Akne vulgaris ditandai dengan lesi
pleiomorfik seperti komedo, papul, pustul, dan kista. Predileksi akne vulgaris
pada wajah, bahu bagian atas, dada, dan punggung.

Akne lebih sering dijumpai pada remaja dan resolusi pada
pertengahanan usia 20 tahun. Dalam penelitian, terdapat 5! akne terjadi pada
lelaki dan "5! pada perempuan dalam suatu komunitas. Pada perempuan usia
yang sering terjadinya adalah #"$#% tahun dan pada lelaki adalah pada umur #$
#& tahun. Akne berat, berlaku se'ara tiba$tiba atau menstruasi yang irregular
pada perempuan selalunya disebabkan oleh hiperanderognism. (erdapat
sebanyak %$#%! individu yang mengalami akne setelah umur 25 tahun.
)ebagian ke'il sebanyak *! yang menunjukan onset akne yang lambat + umur
,25 tahun-.
Akne vulgaris dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Penyebab yang
pasti belum diketahui se'ara pasti. (erdapat beberapa faktor yang diduga dapat
menyebabkan, antara lain . genetik, endokrin, faktor makanan, keaktifan dari
kelenjar sebasea, faktor psikis, pengaruh musim, infeksi bakteri
+Propionibacterium acnes-, rokok, kosmetika, dan bahan kimia.
Ada empat hal penting yang berhubungan dengan terjadinya akne yakni,
peningkatan sekresi sebum, adanya keratinisasi folikel, bakteri, dan peradangan
+inflamasi-. /iperproliferasi epidermis follikular menyebabkan pembentukan
lesi primer akne yaitu mikrokomedo. 0pitel folikel rambut paling atas, yaitu
infundibulum menjadi hiperkeratosis dengan meningkatnya kohesi dari
keratinosit. 1elebihan sel dan kekuatan kohesinya menyebabkan pembentukan
plug pada ostium follikular. Plug ini kemudian menyebabkan konsentrasi
1
keratin, sebum, dan bakteri terakumulasi di dalam folikel. /al tersebut
kemudian menyebabkan pelebaran folikel rambut bagian atas, yang kemudian
membentuk mikrokomedo. 1ajian terbaru menunjukkan bahawa inflamasi
terjadi paling awal sebelum pembentukan komedo. 2iopsi yang diambil pada
kulit yang tidak memiliki komedo dan 'enderung menjadi akne menunjukkan
peningkatan inflamasi dermal dibandingkan dengan kulit normal. 1eempat
elemen dari patogenesis akne yaitu hiperprofliferasi keratinosit follikular,
seboroik, inflamasi, dan P.aknes +Propionibacterium acnes- merupakan
langkah$langkah yang saling berkaitan dalam pembentukan akne.

3ambar #. Patogenesis akne vulgaris.
2
II. DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN
A. Diagnosis
Diagnosis akne vulgaris dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisis, dan pemeriksaan penunjang +tes laboratorium-.
I. Anamnesis
2erdasarkan anamnesis, akne vulgaris biasanya terjadi pada saat
pubertas, tetapi gejala klinis yang mun'ul sangatlah bervariasi. Perempuan
mungkin ditanyakan siklus menstruasi. Akne fulminan merupakan subtipe akne
dan terjadi pada berbagai manifestasi sistemik.
II. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisis akne non$inflamasi tampak sebagai komedo
terbuka dan tertutup. 4esi inflamasi dimulai dengan adanya mikrokomedo tetapi
dapat berkembang menjadi papul, pustul, nodul, atau kista. 1edua tipe lesi
ditemukan pada area dengan glandula seba'ea yang banyak.
(idak terdapat sistem grading yang seragam dan terstandarisasi untuk
beratnya akne yang diderita. Akne pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan
tipe +komedoal5papular, pustular, nodule5nodulo$kistik- dan atau beratnya
penyakit + ringan5sedang5sedang$berat5berat-. 4esi kulit dapat digambarkan
sebagai inflamasi dan non$inflamasi. Akne ringan, komedo merupakan lesi
utama. Papul dan pusutl mungkin ada tetapi memiliki ukuran yang ke'il serta
jumlah yang sedikit. Akne sedang, jumlah papul dan pustul yang 'ukup banyak,
selalunya terdapat pada separuh dari muka. 1adang$kadang disertai penyakit
yang ringan pada badan. Akne sedang berat selalunya terlihat skar berbentuyk
honeycomb. Akne sangat berat, akne nodulokistik dan akne konglobata dengan
lesi yang parah6 banyak lesi nodular5pustular yan besar dan nyeri bersama
dengan banyak komdeon, papul, pustul, dan komedo yang lebih ke'il.
3
III. Pemeriksaan laboraori!m
(es fungsi endokrin rutin tidak diindikasikan pada sebagian besar pasien
dengan akne. Pada pasien dengan akne dan terdapat bukti hiperandrogenisme,
evaluasi hormonal untuk testeteron bebas, dehidroepiandrostenedion sulfat
+D/0A$)-, luteni7ing hormone +4/-, 8)/ dapat dilakukan. (es mikrobiologi
rutin tidak perlu pada evaluasi dan dan penanganan pasien dengan akne. 9ika
lesi terpusat pada peri oral dan area nasal dan tidak responsif terhadap
penanganan akne konvensional, tes kultur dan sensitivitas bakteri untuk
mengevaluasi follikulitis gram$negatif dapat dilakukan.
IV. Diagnosis ban"ing
A. Rosa#ea
1linisi sering melakukan kesalahan dalam membandingkan diagnosa
antara :osa'ea dan Akne vulgaris. :osa'ea sering berlaku pada pasien yang
sudah usia lanjut dan jumlah komodo, 'ist dan skar kurang berbanding akne.
2iasanya terdapat pen'etus seperti panas, makanan yang pedas atau alkohol
yang menyebabkan terjadinya rosa'ea.
3ambar 2. :oasa'ea

4

$. Dermaiis %erioral
Pada wanita, sering terjadi kekeliruan antara dermatitis perioral dan akne
vulgaris. ;amun begitu, perbedaannya adalah pada dermatitis perioral pasien
merasa gatal pada lesi, kulit kering dan tidak ada pembentukan komodo.

3ambar <. Dermatitis perioral

&. 'ilia
1omedo tertutup sering tersalah diagnose dengan milia. =ilia merupakan
keratin kista subepidermal yang sering terdapat pada infraorbita.

>
5
3ambar ". =ilia
$. Penaalaksanaan
(ujuan untuk penatalaksanaan akne vulgaris adalah untuk meringankan
gejala, mengobati lesi yang ada, menghindari mun'ulnya lesi baru dan
menghindari skar. 1eberhasilan dari pengobatan akne vulgaris tergantung hasil
edukasi pada pasien dan pemeriksaan se'ara menyeleruh tentang riwayat
keluarga, riwayat pengobatan yang pernah dilakukan dan digunakan sekarang
serta ulasan psikososial.
(. Tera%i o%ikal
?bat yang plaling sering digunakan untuk terapi topikal adalah
benzoyl peroxide +2P?-, retinoids, antibiotik dan azelaic acid. Ada berbagai
ma'am obat$obatan yang dipakai se'ara topikal, yaitu.
a. :etinoid topikal.
:etinoid adalah turunan dari vitamin A yang berfungsi
menormalkan deskuamasi keratinosit dan adhesi, menyebabkan
terjadinya komedolisis dan men'egah pembentukan mikrokomedo
yang baru. 2eberapa artikel terbaru menyatankan bahawa retinoid juga
mempunyai efek anti$inflamasi yang menyebabkan peningkatan
penggunaan topikal retinoid dalam penatalaksanaan akne vulgaris.

b. Antibiotik topikal
Antibiotik topikal primer yang digunakan untuk akne adalah
klindamisin dan eritromisin. ?bat$obat ini mempunyai sifat
bakteriostatik dan anti$inflamasi. Antibiotik topikal digunakan pada
ringan sampai sedang akne apabila dijumpai inflamasi. :esistansi
antibiotik semakin meningkat terutama terhadap klindamisin dan
eritromisin. ?leh karena itu, penggunaan monoterapi dalam praktek
harus dikurangi. :ekomendasi penggunaan antibiotik topikal dengan
kombinasi obat topikal retinoid atau 2P?. (opikal retinoid tidak
6
mengurangi resistensi tetapi meningkatkan efek dari antibiotik dengan
'ara meningkatkan penetrasi antibiotik. =anakala 2P? mempunyai sifat
bakterisida yang berfungsi sebagai menurunkan resistensi bakteri.
Penggunaan antibiotik maksimal selama #2 minggu. (erakhir
penggunaan kombinasi antibiotik topikal dan oral harus dihindari.
'. Benzoyl peroxide +2P?-
2en7oyl a'id merupakan agen antikmikroba non$antibiotik yang
mempunyai efek bakterisida dengan 'ara menghasilakan oksigen reaktif
spesies didalam folikel. 2P? juga mempunyai mekanisme anti$inflamasi
dan komedolitik yang sedikit. Apabila di oles pada kulit, 2P?
melepaskan radikal oksigen bebas pada folikel seba'eous dan
menghasilkan mekanisme anti$inflamasi.
d. A7elai' a'id
Asam salisilat efek utamanya adalah keratolitik, meningkatkan
konsentrasi dari substansi lain, selain itu juga mempunyai efek
bakteriostatik dan bakteriosidal.

). Tera%i sisemik
a. Antibiotik oral
Antibiotik oral diindikasikan untuk pasien dengan akne berat,
sedang fa'ial akne yang tidak mendapat respon terhadap pengobatan
topikal. Antibiotik yang diberikan adalah golongan siklin +tetrasiklin,
doksisiklin,minosiklin- eritromisin, kotrimoksasole, dan klindamisin.
)iklin generasi pertama +tetrasiklin, oksitetrasiklin, tetrasiklin klorida-
merupakan obat yang sering digunakan unutk akne. Pengunaan makrolid
sudah jarang digunakan akibat daripada resistensi P. acnes akibat dari
penggunaan eritromisin yang berlebihan. ;amun begitu, eritromisin
tetap diggunakan pada wanita yang hamil atau pada anak$anak yang
berumur &$#2 tahun. /al ini kerna efek samping dari tetrasiklin yang
menyebabkan masalah muskuloskeletal dan kekuningan pada gigi.
7


(abel #. Antibiotik sistemik pada penatalaksanaan akne vulgaris, dosis dan efek samping.
b. @sotretionoin oral
@sotretinoin oral merupakan obat paling efektif antiacne dan
diberikan untuk akne yang berat. /al ini kerna, isotretinoin mempunyai
efek terhadap kesumua empat komponen dalam pembentukan akne yaitu
8
menormalkan deskuamasi folikel, mengurangi sekresi sebum,
mengurangi pertumbuhan P. aknes dan menhasilkan efek anti$inflamasi.
=onoterapi selalu digunakan untuk pengubotan isoterionoin.
(abel 2. Algoritma penatalaksanaan akne vulgaris.
*. Diet
2eberapa artikel menyarankan pengaturan diet untuk penderita akne
vulgaris. @mplikasi dari penelitian. =akanan yang mengandungi kadar
glikemi' yang tinggi seperti 'oklat, susu, dan makanan berlemak dan
9
mempunyai efek pada peningkatan produksi sebum. ;amun begitu,
hubungan antara makanan dan akne masih lagi dalam evaluasi.
DA+TAR PUSTAKA
#. 4ayton A=. Disoders of )eba'eous 3land. @n. 2urns (, 2reathna'h ), 'oA
;, 3riffiths B, editors. :ookCs teAtbook of Dermatology Disoders of
)eba'eous 3lan'd. #. * ed. Dnited )tate. 2la'kwell Publishing6 20#0. p.
200#$ <<.
2. 4owell A. 3oldsmith =, =P/, )tephen @. 1at7 =, PhD, 2arbara A.
3il'hrest =, Amy ). Paller =, David 9. 4effell =, 1laus Eolff =, 8:BP.
A'ne Fulgaris and A'neiform 0ruptions. @n. Ganglein A4, 3raber 0=,
(hiboutot D=, editors. 8it7Hspatri'k Dermatology in 3eneral =edi'ine. #. *
ed. Dnited )tates. (he ='3raw$/ill Bompanies6 20#2. p. #2"$ *".
<. )iri 1nutsen$4arson =, Annelise 4. Dawson 2, Bory A. Dunni'k =,
:obert P. Dellavalle =, PhD, =)P/. Acne Vulgaris: Phatogenesis,
Treatment and Needs Assessment. Dermatol Blin. 20#2.&&$#0.
". Dawson A4, Dellavalle :P. Acne Vulgaris. 2=9. 20#<.#$%.
5. Ehitney 2. Feith =, ;anette 2. )ilverberg =. The Association o Acne
Vulgaris !ith "iet. BD(@). 20##.*"$&#.
10

Vous aimerez peut-être aussi