Vous êtes sur la page 1sur 27

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan paling sempurna bagi bayi, mudah
dicerna dan diserap, dapat mencegah penyakit infeksi dan mencegah alergi. (Yuliarti, 2010).
Sedangkan ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan
tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim.
(Maryunani, 2010).
Program peningkatan penggunaan ASI merupakan prioritas karena dampaknya yang
luas terhadap status gizi dan kehamilan balita. Pemberian ASI secara terus menerus dapat
mempercepat penurunan angka kematian bayi dan sekaligus meningkatkan status gizi balita
yang pada akhirnya akan meningkatkan status gizi masyarakat menuju tercapainya kualitas
sumber daya manusia yang memadai (Bobak. 2004).
Fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya mitos
yang kurang baik tentang ASI eksklusif, serta kesibukan ibu dalam melakukan pekerjaanya
dan singkatnya pemberian cuti melahirkan yang diberikan oleh pemerintah terhadap ibu yang
bekerja, merupakan faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif (Siregar, 2010).
Menurut data yang dikumpulkan oleh kementrian kesehatan dari tahun 2000-2010,
persentase anak dengan ASI ekslusif hanya mencapai 32%. Persentase ini berada dibawah
negara-negara lain seperti kamboja (66%), korea utara (65%), dan srilanka (76%) (profil
kesehatan 2011). Cakupan pemberian ASI ekskusif sampai 6 bulan turun dari 28,6 % pada
tahun 2007 menjadi 24,3 pada tahun 2008 dan naik lagi menjadi 34,4 % pada tahun 2009.
(depkes 2010).
Berdasarkan data di Kalimantan Barat tahun 2010, jumlah bayi yang diberi ASI
ekslusif dari 92.242 bayi yang terdata hanya 17.985 bayi yang diberi ASI ekslusif. Artinya,
persentase ASI ekslusif di Kalimantan Barat hanya mencapai 19,5% dari jumlah bayi yang
ada. Di Kabupaten Bengkayang sendiri, bayi yang mendapat ASI ekslusif berjumlah 1.531
bayi dari 3.492 bayi. Persentase bayi yang mendapat ASI ekslusif mencapai 43,8% diatas
2

persentase ASI ekslusif kabupaten kayong utara (41,7%) dan kabupaten Pontianak (41,7%).
Melihat persentase inilah membuat peneliti tertarik untuk meneliti gambaran pengetahuan
dan sikap ibu hamil terhadap pemberian ASI eksklusif pada Desa Lembang Kecamatan
Sanggau Ledo Kabupaten Bengkayang.
B. RUMUSAN MASALAH.
Berdasarkan masalah-masalah diatas, dapat ditarik kesimpulan dari rumusan masalah,
yaitu Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pengetahuan
mengenai ASI ekslusif dan dukungan keluarga ibu terhadap pemberian ASI ekslusif oleh Ibu
kepada anaknya?
C.TUJUAN PENELITIAN
C.1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan beberapa faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian ASI
ekslusif.
C.2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian ASI
ekslusif oleh Ibu kepada anaknya.
b. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu mengenai ASI ekslusif
dengan pemberian ASI ekslusif oleh Ibu kepada anaknya.
D. MANFAAT PENELITIAN

a. Memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian
ASI ekslusif oleh Ibu kepada anaknya.
b. Memberikan masukan-masukan pada puskesmas untuk membantu program
puskesmas dalam rangka menyukseskan program ASI ekslusifnya.




3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Sedangakan menurut
Andrew E. Sikula dan Martoyo S. (1996) pendidikan adalah suatu proses pendidikan jangka panjang
yang dilakukan secara sistematis dan prosedurnya diorganisir melalui konsep belajar manajerial
perorangan dan pengetahuan teoritis untuk tujuan umum.
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh
seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep,
teori, prinsip dan prosedur yang secara benar atau berguna. Pengetahuan adalah informasi
yang telah dikombinasikan dengan pemahaman dan potensi untuk menindaki; yang lantas
melekat di benak seseorang. Pada umumnya, pengetahuan memiliki kemampuan prediktif
terhadap sesuatu sebagai hasil pengenalan atas suatu pola. Manakala informasi dan data
sekedar berkemampuan untuk menginformasikan atau bahkan menimbulkan kebingungan,
maka pengetahuan berkemampuan untuk mengarahkan tindakan. Ini lah yang disebut potensi
untuk menindaki.
Kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan menyusui menyebabkan
ibu ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada susu botol (susu formula). Kesehatan/status gizi
bayi/anak serta kelangsungan hidupnya akan lebih baik pada ibu- ibu yang berpendidikan tinggi. Hal
ini karena seorang ibu yang berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta
kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi. Pada penelitian di Pakisttan dimana tingkat
kematian anak pada ibu ibu yang lama pendidikannya 5 tahun adalah 50% lebih rendah daripada ibu
ibu yang buta huruf. Demikian juga di Indonesia bahwa pemberian makanan padat yang terlalu dini,
sebagian besar dilakukan oleh ibuibu yang berpendidikan rendah , agaknya faktor ketidaktahuanlah
yang menyebabkannya. (Siregar, 2004).
Dalam rangka pembinaan dan peningkatan perilaku kesehatan masyarakat lebih tepat
dilaksanakan edukasi (pendidikan kesehatan). Pendidikan kesehatan adalah suatu bentuk intervensi
atau upaya yang ditujukan kepada perilaku, agar perilaku terdapat kondusif untuk kesehatan.
Pendidikan kesehatan mengupayakan agar perilaku individu, kelompok atau masyarakat mempunyai

4

pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, agar intervensi atau upaya efektif,
maka sebelum dilakukan intervensi perlu dilakukan diagnosis atau analisis terhadap masalah perilaku
tersebut. (Notoadmodjo, 2003)
Seorang ibu yang memiliki pendidikan formal yang rendah belum tentu tidak mampu
menyusun makanan yang memenuhi persyaratan gizi dibandigkan dengan orang yang lebih tinggi
pendidikan formalnya. Perlu menjadi pertimbangan bahwa faktor tingkat pendidikan turut
menentukan mudah tidaknya menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang ibu peroleh. (Maulita,
2009).
B. PEKERJAAN

Pekerjaan dalam arti luas adalah aktivitas utama yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti
sempit, istilah pekerjaan diartikan sebagai aktivitas, kesibukan, tugas, kewajiban, order, operasi,
urusan, karier seseorang. Dalam pembicaraan sehari-hari pekerjaan sering dianggap sama dengan
profesi.
Merawat bayi, mulai dari menyusui , memberi makan, memandikan dan lain sebagainya
adalah pekerjaan seorang ibu. Namun, bergesernya zaman menuntut wanita untuk memiliki perang
ganda, selain menjadi ibu, ada yang ikut mencari nafkah untuk membantu perekonomian keluarga.
Pekerjaan yang digeluti bermacam-macam, mulai dari pegawai kantor, pengajar, tenaga kesehatan
atau wiraswasta. Seringnya pekerjaan mengambil waktu para ibu dalam mengurus anak. Akibat dari
kesibukan tersebut membuat waktu untuk mengurus anak menjadi terpotong. Solusi yang paling
mudah adalah dengan mempekerjakan pengasuh bayi atau baby sitter. (Destini Puji Lestari, 2012),
Kesibukan dengan pekerjaan, sering sekali membuat seorang ibu lupa dan tidak memberikan
ASI eksklusif pada bayinya. Walaupun kepada ibu telah diajarkan bagaimana mempertahankan
produksi ASI, yaitu dengan memompa ASI peras / perahnya selama ibu bekerja dan malam hari lebih
sering menyusui. Ternyata ibu yang bekerja, lebih cepat memberikan susu botol. Alasan yang dipakai
ialah supaya membiasakan bayi menyusu dari botol bila nanti ditinggal bekerja. Masalah ibu yang
bekerja memang terdapat hampir di seluruh dunia, kecuali di negara-negara Skandinavia dimana ibu
mendapat cuti selama masih menyusui bayinya (Rohani, 2007).
Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Th. 2003 Pasal 82 (1) tentang
Ketenagakerjaan yang berbunyi: Pekerja/buruh perempuan berhak memperoleh istirahat
selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum saatnya melahirkan anak dan 1,5 (satu setengah)
bulan sesudah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan, berarti bagi
ibu yang bekerja hanya mendapat cuti maksimal 3 bulan padahal ASI eksklusif harus sampai
bayi berusia 6 bulan. Hal ini menjadi penghambat meningkatnya pemberian ASI eksklusif di
5

kalangan masyarakat karena ibu-ibu lebih memilih untuk memberikan bayinya susu formula
menggantikan ASI. (Sri, 2008)
C. ASI EKSLUSIF
ASI merupakan makanan yang pertama, utama dan terbaik bagi bayi, yang bersifat alamiah.
Beberapa tahun terakhir, pemerintah Indonesia sudah melakukan kampanye pemberian Air Susu Ibu
(ASI) eklusif yang dipelopori oleh World Health Organization (WHO). Dahulu pemberian ASI
ekslusif berlangsung sampai bayi berusia 4 bulan, namun belakangan sangat dianjurkan agar ASI
Ekslusif diberikan sampai anak berusia 6 bulan. Bahkan ASI dapat diberikan hingga usia 2 tahun
selama produksi ASI masih banyak atau ketika anak sudah tidak mau lagi minum ASI. (Nuhuda
Firmansyah, 2012)

C.1 Manfaat ASI Ekslusif
C.1.a Keuntungan menyusui bagi bayi
Berikut ini manfaat terpenting yang diperoleh oleh bayi dari ASI Eksklusif:
C.1.a.1 ASI sebagai nutrisi
Air adalah sumber gizi yang sangat ideal, berkomposisi seimbang, secara ilmiah disesuaikan
dengan kebutuhan masa pertumbuhan bayi. ASI makanan bayi yang paling sempurna, baik kualitas
maupun kuantitasnya. ASI sebagai makanan tunggal akan mencukupi kebutuhan tumbuh kembang
bayi hingga usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mendapatkan makanan padat, tetapi
pemberian ASI dapat terus dilanjutkan sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih (Danuatmadja, 2007).
C.1.a.2 ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat zat kekebalan tubuh dari ibunya melalui ari-ari.
Namun kadar zat ini akan menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat
kekebalan cukup banyak sehingga mencapai kadar protektif pada waktu berusia sekitar 9-12 bulan
(Roesli, 2007).
Bayi ASI Eksklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi
yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif. Anak yang sehat tentu akan lebih berkembang kepandaiannya
dibanding anak yang sering sakit terutama sakitnya berat.
C.1.a.3 ASI eksklusif meningkatkan kecerdasan
6

Perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan partumbuhan otak. Faktor utama
yang mempengaruhi pertumbuhan otak anak adalah nutrisi yang diterima saat petumbuhan otak
(Danuatmadja, 2007).
Terdapat dua faktor penentu kecerdasan, yaitu:
a. Faktor Genetik atau faktor bawaan menentukan potensi genetik atau bawaan yang diturunkan
oleh orang tua.
b. Faktor lingkungan adalah faktor yang menentukan potensi genetik akan dapat tercapai secara
optimal. Secara garis besar terdapat tiga jenis kebutuhan untuk faktor lingkungan yaitu:
1. Kebutuhan untuk pertumbuhan fisik-otak (ASUH)
2. Kebutuhan untuk perkembangan emosional dan spiritual (ASIH), serta
3. Kebutuhan untuk perkembangan intelektual dan sosialisasi (ASAH).
ASI Eksklusif meningkatkan kecerdasan. Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai
bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara
optimal. Nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit sekali
terdapat pada susu seri, antara lain:
a. Taurin, yaitu suatu bentuk zat putih telur yang hanya terdapat di ASI
b. Laktosa, merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat pada susu
sapi.
c. Asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega-3, omega-6), merupakan asam lemak utama
dari ASI yang hanya terdapat sedikit dalam susu sapi.
C.1.a.4 Melindungi anak dari serangan alergi.
C.1.a.5 Membantu pembentukan rahang yang bagus.
C.1.a.6 Menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual, dan
hubungan sosial yang baik. (Roesli, 2005, hlm 6)
C.1.b. Keuntungan menyusui bayi bagi ibu
Menyusui juga menguntungkan bagi ibu. Pelepasan oksitosin yang dipicu oleh menyusui
mempercepat involusi uterus. Selain itu, penghisapan oleh bayi menekan siklus haid dengan
menghambat sekresi LH dan FSH, mungkin dengan menghambat GnRH. Karena itu laktasi cenderung
mencegah ovulasi, menurunkan kemungkinan kehamilan berikutnya (meskipun cara kontrasepsi yang
handal). Mekanisme ini memungkinkan semua sumber daya ibu dicurahkan kepada bayinya dan
bukan dibagikan dengan mudigah baru. (sherwood, 2011).
7

Menyusui juga mempercepat berkurangnya berat badan ibu. Menyusui merupakan proses
yang memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil.
Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui akan lebih cepat kembali ke berat badan sebelum
hamil.
Pada ibu yang memberikan ASI Eklusif, umumnya kemungkinan menderita kanker payudara
dan indung telur berkurang. Beberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan mengurangi
kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila semua wanita dapat melanjutkan
menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan
berkurang sampai sekitar 25%. Sedangkan resiko terkena kanker indung telur pada ibu menyusui
berkurang 20-25%. (Maulita, 2009)
C.1.c. Manfaat ASI bagi keluarga
C.1.c.1.Aspek ekonomi
Asi tidak perlu dibeli, sehingga dana yang seharusnya digunakan untuk susu formula dapat
digunakan untuk keperluan lain. Selain itu, penghematan juga disebabkan karena bayi yang mendapat
ASI lebih jarang sakit sehingga mengurangi biaya berobat.
C.1.c.2.Aspek psikologis
Kebahagiaan keluarga bertambah, karena kelahiran lebih jarang, sehingga suasana kejiwaan
ibu baik dan dapat mendapatkan hubungan kasih dalam keluarga.
C.1.c.3.Aspek kemudahan
Menyusui sangat praktis, karena dapat diberikan dimana saja dan kapan saja. Keluarga tidak
perlu repot menyiapkan air masak, botol dan dot yang harus dibersihkan. Tidak perlu meminta tolong
orang lain.
C.1.d. Manfaat ASI bagi negara
Pemberian ASI eklusif akan menghemat pengeluaran Negara karena hal-hal berikut:
1. Penghematan devisa untuk pemberian susu formula, perlengkapan menyusui, serta bayi
menyiapkan susu.
2. Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah mencret dan sakit saluran nafas.
3. Penghematan obat-obatan, tenaga dan sarana kesehatan.
4. Menciptakan generasi penerus bangsa yang berkualitas untuk membangun Negara.
5. Langkah awal untuk mengurangi bahkan menghindari kemungkinan terjadinya generasi yang
hilang khususnya bagi Indonesia. (Resy Tesya Mulianda, 2010)
8

C.2. ASI Menurut Stadium Laktasi dan Komposisinya
C.2.a. Kolostrum (volume berkisar 150-300 ml/24 jam)
Kolostrum merupakan cairan yang pertama kali disekresikan oleh kelenjar payudara,
mengandung tissue debris dan residual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari kelenjar
payudara sebelum dan setelah masa puerperium. Kolostrum disekresikan oleh kelenjar payudara dari
hari pertama sampai hari ketiga atau keempat. Kolostrum berupa cairan viscous kental dengan warna
kekuning-kuningan, lebih kuning dibandingkan dengan susu yang matur.
Kolostrum merupakan cairan pencahar yang idel untuk membersihkan mekoneum dari usus
bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan
datang. Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matur, tetapi
berlainan dengan ASI yang matur pada kolostrum protein yang utama adalah globulin (gamma
globulin). Kolostrum juga lebih banyak mengandung antibodi dibandingkan dengan ASI yang matur,
dapat memberikan perlindungan bagi bayi sampai umur 6 bulan. Kolostrum juga mengandung tripsin
Inhibitor, sehingga hidrolisis protein di dalam usus bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini akan lebih
banyak menambah kadar antibodi pada bayi.
Kolostrum memiliki kandungan karbohidrat dan lemak rendah jika dibandingkan dengan ASI
yang matur. Mineral, terutama natrium, kalium, dan klorida lebih tinggi. Vitamin yang larut dalam
lemak lebih tinggi dibandingkan kandungan ASI yang matur, namun vitamin yang larut dalam air
dapat lebih tinggi atau lebih rendah. Lipidnya lebih banyak mengandung kolesterol dan lesitin
dibandingkan dengan ASI matur dan PH kolostrum lebih Alkalis dibandingkan ASI yang matur.
C.2.b. Air susu masa peralihan
Air Susu Masa Peralihan merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang
matur. Air susu massa peralihan disekresikan dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi, tetapi
ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur baru terjadi pada minggu ketiga sampai
minggu kelima.Air susu masa peralihan memiliki kadar protein yang makin merendah dari kolostrum
sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin meninggi. Volume ASI pada masa ini juga meningkat
dari pada periode sebelumnya.
C.2.c. Air susu matur
Air Susu Matur merupakan ASI yang disekresikan pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi
relatif konstan. Pada ibu yang sehat dimana produksi ASI cukup, ASI ini merupakan makanan satu-
satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. ASI matur merupakan suatu
cairan berwarna putih kekuning-kuningan yang diakibatkan warna dari garam Ca-caseinat, riboflavin,
9

dan karoten yang terdapat di dalamnya. Asi matur tidak akan menggumpal ketika dipanaskan.ASI
matur mengandung faktor-faktor antimikroba seperti:
1. Antibodi terhadap bakteri dan virus.
2. Sel (fagosit granulosit dan makrofag dan limfosit tipe T)
3. Enzim (lisozim, laktoperoksidase, lipase, katalase, fosfatase, amilase, fosfodiesterase,
alkalinfosfatase).
4. Protein (laktoferin, B12 binding protein).
5. Faktor resistensi terhadap stafilokokus.
6. Komplemen.
7. Interferon Producing Cell
8. Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan adanya faktor bifidus.
9. Hormon-hormon.
Laktoferin merupakan suatu iron binding protein yang bersifat bakteriostatik kuat terhadap E.
Coli dan juga menghambat pertumbuhan candida albicans. Lactobacilus bifidus merupakan kolon
kuman yang memetabolisme laktosa menjadi asam laktat yang menyebabkan rendahnya pH sehingga
pertumbuhan bakteri patogen akan dihambat.
Immunoglobulin memberikan mekanisme pertahanan yang efektif terhadap bakteri dan virus
(terutama IgA) dan bila bergabung dengan komplemen dan lisozim merupakan suatu antibakterial
yang langsung terhadap E. Coli. Faktor lisozim dan komplemen ini adalah suatu antibakterial non
spesifik yang mengatur pertumbuhan flora usus. Faktor leukosit dan pH ASI mempunyai pengaruh
mencegah pertumbuhan kuman patogen (efek bakteriostatik dicapai pada pH sekitar 7,2).
(soetjiningsih, 2012).
C.3. Keunggulan ASI dibandingkan Susu Formula
Perbandingan air susu ibu (ASI) dan susu formula memang terpaut jauh. Tidak diragukan
lagi bahwa ASI menjadi sumber gizi sempurna bagi bayi ketimbang susu formula. Sayangnya, masih
banyak ibu yang memilih menggunakan susu formula dengan berbagai alasan. Namun dengan
perbandingan air susu ibu dan susu formula berikut ini, mungkin dapat mengubah pemikiran para ibu,
termasuk untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
ASI Susu Formula
10

Kaya DHA dan AA untuk pembentukan sel
otak, mudah diserap usus bayi, kaya
kolesterol, mengandung enzim pencerna
lemak
Kurang DHA, tidak ada kolesterol, tidak
diserap secara sempurna
Mengandung lactoferin (baik untuk usus),
lisosim (enzim anti mikroba), kaya protein
pembangun tubuh dan otak
Tidak ada lactoferin dan lisosim. Protein
pembangun tubuh dan otaknya kurang

Kaya laktosa (karbohidrat penting untuk
perkembangan otak) dan oligosakarida yang
meningkatkan kesehatan usus
Kurang laktosa dan oligosakarida bahkan
dalam beberapa susu formula tidak terkandung
di dalamnya
Kaya akan sel darah putih dan imunoglobulin
(untuk antibodi)
Tidak ada sel darah putih atau sel lainnya,
sedikit imunoglobulin dan biasanya jenis yang
salah
Mengandung zat besi, zink dan kalsium, (besi
mampu diserap sekitar 50-75%), juga
mengandung antioksidan
Tidak diserap dengan baik, mengandung
antioksidan
Kaya enzim pencerna seperti lipase dan
amilase. Kaya hormon seperti tiroid, prolaktin,
oksitosin
Kurang enzim dan hormon
Rasa ASI sesuai dengan makanan yang
dikonsumsi ibu
Rasa sama
Biaya murah dan praktis Biayanya mahal
(melindacare, 2008)
C.4. Masalah Pemberian ASI
Kegagalan pemberian ASI eksklusif akan menyebabkan kekurangan jumlah sel otak sebanyak
15% 20%, sehingga menghambat perkembangan kecerdasan bayi pada tahap selanjutnya. Ada
beberapa masalah menyusui terkait dengan ibu yaitu :
C.4.a. Pembengkakan payudara
Pembengkakan payudara ialah respon payudara terhadap hormon-hormon laktasi dan adanya
air susu. Payudara mambengkak dan menekan saluran air susu, sehingga bayi tidak memperoleh air
susu. Rasa nyeri dapat menjalar ke aksila. Perawatan yang lebih baik dapat dilakukan dengan
menggunakan es yang diletakkan di payudara. Es akan mengurangi pembengkakan,sehingga sejumlah
air susu yang cukup dapat dikeluarkan untuk membuat areola menjadi lunak (Bobak, 2005). Payudara
dapat menjadi sangat bengkak jika bayi tidak sering menyusu atau kurang efisien dalam mengisap
11

selama beberapa hari pertama setelah ASI keluar. Payudara memang sedikit bengkak disaat sedang
mulai menyusui, bengkak yang ekstrem menyebabkan pembengkakan dari duktus susu dalam
payudara dan pembuluh daerah di area dada (Juwono, 2004).
C.4.b. Puting yang luka
Puting susu dapat terasa nyeri pada beberapa hari pertama. Puting yang luka dapat dicegah
atau dibatasi dengan mengambil posisi yang benar dan dengan menghindari pembengkakan sebelum
hal ini terjadi (Bobak, 2005)
C.4.c. Saluran yang tersumbat
Kadang-kadang saluran air susu tersumbat, menimbulkan nyeri di payudara, yang terlihat
bengkak dan panas. Saluran yang tersumbat ini dapat di sebabkan oleh pengosongan payudara yang
tidak baik, pemakaian bra yang terlalu ketat, posisi menyusui yang tidak benar, atau selalu
menggunakan posisi yang sama (Bobak, 2005).
C.4.d. Affterpains
Ibu yang menyusui dapat mengalami affterpains. Affterpains lebih sering terjadi pada ibu
multipara daripada ibu primipara. Affterpains Ini dapat cukup kuat sehingga ibu merasa tidak nyaman
dan ketegangannya dapat mengganggu proses pemberian makan pada bayi (Bobak, 2005).
C.4.e. Persepsi tentang jumlah susu yang tidak adekuat
Suplai air susu yang tidak cukup jarang menjadi masalah, karena isapan menstimulasi aliran
susu dalam waktu cukup lama seharusnya dapat memberikan suplai susu dan jumlah besar (Bobak,
2005).
C.4.f. Mastitis
Mastitis merupakan suatu infeksi payudara yang disebabkan oleh bakteri dalam sisstem
duktus. Mastitis menyebabkan bengkak, panas, dan nyeri, biasanya hanya pada satu payudara, dan
juga menyebabkan ibu menyusui merasa demam dan sakit (Juwono, 2004).

D. HIPOTESIS
Terdapat hubungan antara pekerjaan, tingkat pendidikan ibu, tingkat pengetahuan ibu
dan dukungan keluarga mengenai ASI ekslusif dengan sikap memberikan ASI ekslusif.

12

E. KERANGKA TEORI













F. KERANGKA KONSEPTUAL








Anatomi Payudara
ASI Ekslusif
Keunggulan ASI
Fisiologi Menyusui
ASI Ekslusif
Manfaat ASI
Stadium ASi
Masalah Pemberian
ASI
Pekerjaan
Faktor Psikologi
Tingkat pendidikan
Dukungan keluarga
Faktor Fisik Ibu
Pemberian ASI
Ekslusif
Kebudayaan
Tingkat
Pengetahuan Ibu
13

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional.
B. WAKTU DAN TEMPAT
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sanggau Ledo Kabupaten Bengkayang. Penelitian
dilakukan dalam dua tahap yaitu Tahap I untuk pengumpulan data pada Maret 2013 danTahap II pada
April 2013 untuk pengolahan data.
C. SUBJEK PENELITIAN
C.1. Populasi
Populasi target pada penelitian ini yakni seluruh Ibu menyusui yang ada di Desa Lembang
Kecamatan Sanggau Ledo, Bengkayang.
C.2. Sampel
Sampel yang diteliti dalam penelitian ini adalah semua Ibu menyusui yang datang ke
Puskesmas Sanggau Ledo selama penelitian, masuk dalam kriteria inklusi dan eksklusi serta mengisi
kuesioner secara lengkap.
C.3. Cara Pemilihan Sampel
Pemilihan sampel dilakukan dengan cara tidak berdasarkan peluang (probability sampling)
dimana pengambilan sampel penelitian dilakukan secara Simple Random sampling.
C.4. Besar Sampel
Besar sampel yang representatif pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus :
n = N Z
2
P (1-P)
N
2
+ Z
2
P (1-P)

Keterangan:
N = Jumlah Populasi
P = proporsi di populasi (karena tidak ada, maka menggunakan 0,5).
18

14

Z

= 1,64 ; merupakan nilai deviat baku normal untuk indeks kepercayaan 90%.
19

= 10 %; merupakan derajat penyimpangan yang dikehendaki.

D. KRITERIA INKLUSI DAN EKSLUSI
D.1. Kriteria Inklusi
1. Ibu menyusui yang mempunyai anak bayi berumur 7-12 bulan.
2. Semua Ibu menyusui yang terdata di Puskesmas Sanggau Ledo selama periode penelitian
yakni pada bulan Maret 2013.
3. Bersedia mengisi kuesioner yang diberikan.
D.2. Kriteria Eksklusi
1. Ibu Menyusui yang ASI nya tidak keluar sewaktu bayi berumur 0-6 bulan.
2. Ibu Menyusui yang mengisi kuesioner secara tidak lengkap.
3. Ibu Menyusui yang pernah mengisi kuesioner sebelumnya.
E. VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus penelitian untuk diamati dalam suatu
penelitian.
1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pekerjaan ibu menyusui, tingkat pendidikan
ibu menyusui, tingkat pengetahuan ibu menyusui, Sikap Ibu menyusui dukungan
keluarga ibu menyusui mengenai ASI ekslusif, , kunjungan Ibu Hamil, Kunjungan bayi,
Tempat persalinan, dan penyuluhan ASI Eklusif.
2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah pemberian ASI ekslusif oleh Ibu
menyusui kepada anaknya.




15

F. DEFINISI OPERASIONAL
No. Variabel Pengertian Alat Ukur Penilaian Skala
1. Pekerjaan Suatu kegiatan atau
aktivitas responden
sehari-hari. Hal ini
terkait dengan usaha
responden dalam
membantu keuangan
keluarga.
Kuesioner 1. Bekerja
2. Tidak bekerja
Ordinal
2. Tingkat
Pendidikan
Jenis pendidikan
formal terakhir yang
diselesaikan oleh
responden
Kuesioner 1. Tinggi
2. Menengah
3. Dasar
4. Tidak
berpendidikan
Formal
Nominal
3. Tingkat
Pengetahuan
hasil dari tahu, dan
terjadi setelah orang
melakukan
penginderaan terhadap
suatu objek tertentu.
Penginderaan itu
terjadi melalui panca
indera manusia.
Kuesioner 1. Baik
2. Buruk
Ordinal
4 Dukungan
Keluarga
Pernyataan responden
tentang keluarga yang
mendukung pemberian
ASI Eklusif
Kuesioner 1. Mendukung
2. Tidak
Mendukung
Ordinal
5 Sikap Ibu
Menyusui
Reaksi atau respon
yang bersifat tertutup
dari responden, baik
berupa pendapat atau
pandangan, mengenai
ASI Ekslusif.
Kuesioner 1. Sikap
mendukung
2. sikap tidak
mendukung
Ordinal
16

6. Kunjungan
Bayi
kunjungan bayi (umur
1-12 bulan) termasuk
neonatus (umur 1-28
hari) untuk
memperoleh pelayanan
kesehatan, paling
sedikit 4 kali (bayi), 2
kali (neonatus) di satu
wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Kuesioner 1. Kunjungan 4
2. Kunjungan 3
Nominal
8. Tempat
Persalinan
Tempat ibu melakukan
persalinan.
Kuesioner 1. Rumah Sakit
2. Rumah
Bersalin
3. Puskesmas
4. Praktek Bidan
5. Lainnya
Ordinal
9. Penyuluhan
ASI
Upaya perubahan
perilaku manusia yang
dilakukan melalui
pendekatan edukatif
Kuesioner 1. Pernah
2. Tidak pernah
Ordinal
10. Perilaku
pemberian Asi
Ekslusif
Suatu kegiatan atau
aktivitas pemberian
ASI pada bayi
berumur 0-6 bulan.
Kuesioner 1. Perilaku baik
2. Perilaku Buruk
Ordinal

G. TEKNIK PENELITIAN
Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari
kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data yang dibagikan ke ibu hamil dan data sekunder yang
diperoleh dari Puskesmas, Dinas Kesehatan Kapuas Hulu dan Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Barat.



17

H. CARA ANALISIS DATA
Data yang diperoleh dari responden kemudian dikumpulkan dengan lengkap, kemudian diolah
dengan cara editing, coding, dan penilaian. Editing yakni memeriksa dan menyesuaikan data dengan
rencana semula. Coding adalah memberikan kode-kode terhadap item-item yang diberi nilai atau
mengubah kata-kata menjadi angka. Penilaian adalah memberikan nilai terhadap item-item yang
perlu dinilai. Data yang telah diolah disajikan dalam bentuk narasi dan tabel dengan tujuan agar lebih
memudahkan bagi para pembaca dan lebih praktis.
I. ETIKA PENELITIAN
Etika di sini maksudnya adalah kerahasiaan pasien, baik itu rahasia medik maupun hasil
pengumpulan data akan dirahasiakan.
















18

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. Lowdermik, Jensen. 2003. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4. Jakarta EGC
Chandra, B., 2008, Metodologi Penelitian Kesehatan. EGC, Jakarta
Emilia, Rika Chandra. 2009. Pengaruh penyuluhan ASI Ekslusif Terhadap Pengetahuan dan Sikap
Ibu Hamil Di Mukim Laura-E Kecamatan Simeulue Tengah Kabupaten Simeulue (NAD) Tahun 2008.
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pekas ASI Sedunia (PAS) 2010.Jakarta: Kementerian Kesehatan
RI. 2010.

Maryunani, Anik. 2010. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan. Jakarta.Trans Info Media.
Nurheti, yuliarti. 2010. Keajaiban ASI-Makanan terbaik untuk kesehatan, kecerdasan, dan
kelincahan si kecil. Yogyakarta: C.V Andi
Rejeki. Sri. Studi Fenomenologi: Pengalaman Menyusui Eksklusif Ibu
Bekerja di Wilayah Kendal Jawa Tengah. c2008
Rusli M, Gondhoyoewono T. Pengaruh metode bermain terhadap penyuluhan kesehatan gigi dan
mulut
Sastroasmoro, S., 2002, Pemilihan Subjek Penelitian, di dalam: Sastroasmoro, S. dan Ismael, S. (ed),
Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Ed ke-2, Sagung Seto, Jakarta.
Widyoyudono, 2004, Metode Penelitian : Studi Analitik Design Cross Sectional, Jawa Timur.
Siregar, Mhd Arifin. 2004. Pemberian ASI Ekslusif dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Bagian
gizi kesehatan masyarakat fakultas kesehatan masyarakat. Universitas Sumatera Utara.


.



19
















KUISIONER


IdentitasResponden

1. Status Pekerjaan Ibu :
a. Bekerja
b. Tidak Bekerja (jika tidak, lanjut kepertanyaan no 3)
2. PekerjaanIbu :
a. Pegawai Negeri Sipil
b. Petani
c. Buruh
d. Lainnya (sebutkan): ..
3. Status pendidikan terakhir Ibu :
a. Tidak Sekolah
b. Tamat SD
c. Tamat SMP
d. Tamat SMA
e. PerguruanTinggi
20

4. Umur Ibu :
5. Jumlah anak ibu :
6. Apakah Ibu memberikan ASI sajaselama 6 bulan?
a. Iya (jika iya, tidak perlu menjawab pertanyaan no 7, 8 dan 9)
b. Tidak
7. Dari umur 0-6 bulan, anak ibu pernah diberikan:
a. Madu
b. Air putih
c. Susu Formula
d. Nasi
e. Bubur tim
f. Lainnya (sebutkan):
8. Apakah ibu mengalami kendala fisik selama memberikan ASI kepada anak ibu?
jika ada, Sebutkan..

9. Alasan ibu memberikan makanan selain ASI sebelum anak berumur 6 bulan?
jawab:..

10. Apakah ibu mempunyai seorang pengasuh bayi?
Jawab:...............













A. FAKTOR PREDISPOSISI
Kuesioner Pengetahuan
Pengetahuan Benar Salah
1 ASI yang pertama kali keluar (Kolostrum) memiliki warna kekuning-
kuningan
X
2 Kolostrum mengandung zat kekebalan yang melindungi tubuh dari
berbagai infeksi dalam jangka waktu sampai 6 bulan
X
3 ASI eksklusif adalah merupakan makanan terbaik bagi bayi 0-6 bulan
yang harus diberikan tanpa makanan pendamping lainnya
X
4 Jumlah pemberian ASI yang diberikan sebanyak 4-5 kali sehari atau
sesuai dengan permintaan bayi.
X
5 Melakukan perawatan payudara untuk pemeliharaan kebersihan
payudara, melancarkan keluarnya ASI
X
6 Pemberian ASI dapatdilakukan secara terjadwal setiap hari. X
21

7 Kadang-kadang melakukan olahraga, karena dapat membuat ibu merasa
letih dan menurunkan produksi ASI.
X
8 Ibu menyusui boleh makan ikan dan telur karena tidak akan membuat
ASI menjadi amis.
X
9 Susu formula saat ini lebih baik dibandingkan ASI. X
10 ASI dapat membuat bayi menjadi lebih gemuk dibandingkan jika bayi
diberikan susu formula.
X

Pengetahuan Benar Salah
1 ASI pertama kali diberikan Setelah bayi baru lahir dengan disertai
pemberian madu
X
2 Pemberian ASI eksklusif bagi ketahanan tubuh bayi sebagai pelindung
bayi terhadap bakteri, virus dan jamur
X
3 ASI ekslusif sangat bermanfaat terutama untuk mempererat hubungan
kasih sayang ibu dan bayi.
X
4 Menyusui sebaiknya diberikan bergantian antara kedua payudara. X
5 Semakin banyak bayi menyusui maka semakin banyak pengeluaran
ASI.
X
6 Menyusui anak jika menangis, karena isapan mulut bayi dapat
merangsang pengeluaran ASI.
X
7 Istirahat yang cukup dapat menekan stress yang akan menghambat
produksi ASI
X
8 Keunggulan dari ASI adalah mudah dicerna oleh bayi, lebih ekonomis,
dan mengandung zat kekebalan.
X
9 Susu formula dapat mengganggu system pencernaan bayi karena tidak
mengandung zat antibodi.
X
10 Susu formula dapat meningkatkan kecerdasan anak dibanding ASI. X

Kuesioner sikap
1. Apakah ibu setuju bila bayi diberikan ASI Ekslusif selama 6 bulan?
a. Setuju (10)
b. Tidak setuju (1)
2. Apakah ibu setuju bahwa susu formula yang ada sekarang sudah cukup baik untuk menggantikan
ASI?
a. Setuju (1)
b. Tidak setuju (10)
3. Apakah ibu setuju bahwa pemberian ASI diperlukan keahlian atau perlakuan khusus dan benar
dalam menyusui?
a. Setuju (10)
b. Tidak setuju (Jika tidak, lanjut ke pertanyaan no 5) (1)
4. Bila jawaban no 2 setuju, apakah alasannya?
a. Dengan cara menyusui dengan benar, ASI dapat diberikan seluruhnya. (10)
b. Produksi ASI menjadi lancar. (5)
c. Posisi yang nyaman bagi ibu dan bayi pada saat menyusui (5)
d. Lain-lain : ____________
5. Bila jawaban tidak, apakah alasannya?
a. Mudah sehingga tidak perlu dipelajari (5)
b. Sudah terjadi secara alamiah (5)
22

c. Sudah diajarkan secara turun temurun (5)
6. Apakah ibu setuju dengan anjuran pemerintah untuk menyusui bayi sampai usia 2 tahun?
a. Setuju (10)
b. Tidak setuju (bila jawaban tidak, lanjut ke pertanyaan no 7) (1)
7. Bila jawaban no 6 setuju, apakah alasannya?
a. Bermanfaat bagi bayi (10)
b. Tanggung jawab sebagai seorang ibu (5)
c. Menghemat pengeluaran (5)
8. Apakah ibu melihat ada perbedaan dalam pertumbuhan dan perkembangan diantara bayi yang
diberi ASI dan yang tidak?
a. Ya (10)
b. Tidak (1)
9. Apakah ibu melihat ada perbedaan dalam daya tahan tubuh di antara bayi yang diberi ASI dan
yang tidak?
a. Tidak, keduanya sama saja (5)
b. Ya, bayi yang diberi ASI lebih sehat (10)
c. Ya, bayi yang tidak diberi ASI lebih sehat (1)


















B. FAKTOR ENABLING
Kuesioner Dukungan Keluarga
No Item Pertanyaan
Jawaban
Ya Tidak
1
Apakah keluarga memberitahu pada Ibu bahwa bayi usia 0-6 bulan hanya diberikan
ASI saja tanpa boleh makanan lain seperti pisang, susu botol atau nasi lembek?

2
Apakah keluarga memberikan bahan bacaan seperti majalah buku dan lain-lain
tentang pemberian ASI eklusif kepada bayi?

3 Apakah keluarga mempunyai kepercayaan untuk memberikan makanan atau
23


No Item Pertanyaan
Jawaban
Ya Tidak
1
Apakah keluarga juga mencari informasi dari luar (seperti buku, majalah dan lain-
lain) tentang cara pemberian ASI eklusif pada bayi?

2
Apakah keluarga ikut mendampingi Ibu konsultasi ke petugas kesehatan untuk
memperoleh informasi mengenai ASI eklusif?

3
Apakah keluarga mengingatkan ibu untuk memberikan ASI sampai usia bayi 6
bulan tanpa makanan lainnya?

4 Apakah keluarga menemani ibu menyusui bayi pada waktu luang?
5 Apakah keluarga membimbing ibu cara memberikan ASI perah kepada bayi?
6
Apakah keluarga menyediakan makanan bergizi bagi ibu (buah, sayur, daging, telur,
susu dan lain sebagainya) selama memberi ASI?

7
Apakah keluarga membantu ibu melakukan tugas-tugas rumah tangga (memasak,
mencuci pakaian) selama masa menyusui?

8
Apakah keluarga membantu ibu bila memerlukan sesuatu (mengambil popok bayi,
mengambilkan minuman ibu) pada saat ibu menyusui bayi?

9
Apakah keluarga memasang music/TV dirumah agar suasana nyaman ketika Ibu
menyusui?

10
Apakah keluarga menjaga perasaan Ibu dan menyenangkan hati ibu selama massa
menyusui?

11
Apakah keluarga selalu mendorong ibu untuk selalu menjaga kesehatan selama
menyusui?

12
Apakah Keluarga membimbing ibu ketika mengalami masalah selama masa
menyusui?


minuman pada bayi baru lahir?
4
Apakah keluarga menanyakan kepada ibu masalah apa yang dihadapi selama masa
menyusui?

5
Apakah keluarga membimbing ibu tentang cara memerah ASI dan cara menyimpan
ASI perah?

6 Apakah keluarga mendukung penerapan pola menyusui yang ibu gunakan?
7
Apakah keluarga membantu ibu dalam merawat bayi selama masa menyusui (0-6
bulan)?

8
Apakah keluarga berperan serta membantu ibu membawa bayinya untuk
memeriksakan kesehatan si bayi ke puskesmas, klinik, atau sarana kesehatan lain
selama masa menyusui?

9
Apakah keluarga mendengarkan keluhan-keluhan yang ibu sampaikan selama
memberikan ASI eklsusif?

10
Apakah keluarga meyakinkan ibu bahwa ibu dapat memberikan ASI ekslusif kepada
bayi sampai bayi berusia 6 bulan?

11
Apakah keluarga menyarankan pada ibu agar tidak takut menyusui bayi karena
perubahanf isik/tubuhnya?

12
Apakah keluarga melarang suasana yang rebut (misalnyaanak-anak berkelahi/
kejadian lain yang membuat tidak tenang) bila terjadi di rumah ketikaIbu menyusui?

24

C. FAKTOR REINFORCING
Kuesioner Penyuluhan
1. Apakah ibu pernah mendapat penyuluhan ASI?
a. Iya (jika iya, berapa kali.....)
b. Tidak
2. Berapa kali responden mendapat penyuluhan ASI?

Kuesioner Kunjungan Ibu hamil
1. Apakah selama ibu hamil, ibu pernah memeriksakan kehamilan ibu?
a. Iya
b. Tidak (jika tidak, lanjut ke pertanyaan no 15)
2. Pada siapa ibu memeriksakan kehamilan ibu?
a. Dokter
b. Bidan
c. Perawat
3. Berapa kali ibu memeriksakan kehamilan ibu?
a. 3
b. 4
4. Apakah selama pemeriksaan kehamilan, petugas kesehatan pernah membahas tentang pemberian
ASI Ekslusif?
a. Ya
b. Tidak

Kuesioner Kunjungan bayi
1. Apakah ibu pernah memeriksakan anak ibu?
a. Iya
b. Tidak (jika tidak, lanjut ke pertanyaan no 20)
2. Pada umur anak ibu dari bayi baru lahir sampai berumur 1 bulan, berapa kali ibu memeriksakan
anak ibu?
a. 1 kali
b. 2 kali atau lebih
3. Pada umur anak ibu dari berumur 1 bulan sampai berumur 6 bulan, berapa kali ibu
memeriksakan anak ibu?
a. 3
b. 4
4. Pada siapa ibu memeriksakan anak ibu?
a. Dokter
b. Bidan
c. Perawat
5. Apakah selama memeriksakan anak ibu, petugas kesehatan menganjurkan pemberian ASI
Ekslusif kepada ibu?
6. Ya
7. Tidak

Kuesioner tempat persalinan
1. Dimana tempat ibu melakukan persalinan?
a. Rumah sakit
b. Rumah bersalin
25

c. Puskesmas
d. Praktek bidan
e. Lainnya (sebutkan)
2. Siapa yang menolong persalinan ibu?
a. Dokter/dokter spesialis
b. Bidan
c. Lainnya, sebutkan .....
3. Bagaimana proses kelahiran bayi?
a. Normal
b. Operasi sesar
4. Apakah ibu memberikan ASI segera setelah ibu melahirkan?
a. Ya
b. Tidak (Berapa lama.... menit)
5. Apakah ibu memberikan makanan selain ASI setelah ibu melahirkan?
a. Ya
b. Tidak (jika tidak, lanjut ke pertanyaan no 26)
6. Apa alasan ibu memberikan makanan selain ASI pada bayi setelah melahirkan?
a. Inisitaif sendiri
b. Saran keluarga
c. ASI belum keluar
d. Penolong persalinan memberikan susu formula
e. Ibu sakit
f. Iain-lain, Sebutkan.....
7. Apakah petugas kesehatan setelah ibu melahirkan memberitahukan cara menyusui yang benar
dan cara mempertahankan menyusui kepada ibu?
a. Ya
b. Tidak

Kuesioner Akses ke Pelayanan Kesehatan
1. Apakah di lingkungan tempat tinggal ibu terdapat sarana pelayanan kesehatan (yakni puskesmas,
rumah sakit, polindes, praktek dokter/bidan swasta)?
a. Ada, yakni....
b. Tidak ada
2. Berapa jarak rumah tempat tinggal anda dengan sarana pelayanan kesehatan?
a. > 1 km dan susah di jangkau
b. < 1 km
3. Apa yang anda gunakan saat datang ke sarana pelayanan kesehatan?
a. Jalan kaki
b. Menggunakan sarana transportasi darat
c. Menggunakan sarana transportasi sungai
4. Apakah anda merasa jarak rumah anda dan puskesmas terbilang jauh dan sukar ditempuh?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah rumah anda susah di jangkau oleh petugas kesehatan
a. Ya
b. tidak

Kuesioner Perilaku
26

1. Apakah Ibu hanya memberikan ASI saja atau ditambah dengan susu formula?
a. ASI saja
b. ASI+ susu botol/susu formula
c. Susu botol/ susu formula
2. Apakah Ibu hanya memberikan ASI Ekslusif pada bayi selama 6 bulan?
a. Ya (jika
b. Tidak
3. Bila jawaban tidak, kenapa?
a. Takut gizi anak kurang (5)
b. Takut anak kelaparan (5)
c. Karena ASI-nya kurang (5)
d. Karena taku anaknya sakit-sakitan (5)
e. Karena sibu bekerja (5)
4. Dari umur 0-6 bulan, anak ibu pernah diberikan:
g. Madu (5)
h. Air putih (5)
i. Susu Formula (5)
j. Biskuit (5)
k. Bubur tim (5)
l. Lainnya (sebutkan):
5. Kapan ibu mulai memberikan makanan tambahan pada bayi?
a. 0 bulan (1)
b. 1 bulan (1)
c. 2 bulan (1)
d. 3 bulan (1)
e. 4 bulan (10)
f. 5 bulan (10)
g. 6 bulan (10)
6. Apakah semua anak Ibu diberikan ASI?
a. Ya
b. Tidak
7. Bila ibu bekerja, bagaimana cara Ibu memberikan ASI?
a. Sebelum dan sesudah bekerja (10)
b. Bayi disusui dulu sampai puas sebelum ibu berangkat bekerja (10)
c. ASI disimpan dalam lemari es (10)
d. Ganti dengan susu kaleng (5)
e. Membawa bayi ke tempat kerja (5)
f. Tidak memberikan ASI (1)
8. Kapan Ibu mulai memberikan ASI pada bayi?
a. Segera setelah dilahirkan (10)
b. 1 hari setelah dilahirkan (5)
c. 1 minggu setelah dilahirkan (1)
d. Tidak memberikan ASI (1)
9. Apakah Ibu memberikan ASI yang pertama kali keluar pada bayi? Kenapa?
a. Ya, karena _______________ (10)
b. Tidak ___________________ (1)
10. Apakah setelah memberikan ASI Ekslusif, ibu melanjutkan memberikan ASI sampai usia bayi 2
tahun?
27

a. Ya (10)
b. Tidak (1)
11. Apakah ibu melakukan perawatan khusus pada payudara ibu untuk memperlancar ASI?
a. Ya (10)
b. Tidak (Jika tidak, lanjutkan ke pertanyaan no 12) (1)
12. Bila jawaban ya, dengan cara apa ibu melakukannya?
a. Perawatan jamu (5)
b. Pemijatan payudara (5)
c. Lain-lain: Obat-obatan, suplemen (5)
13. Apa yang ibu lakukan agar produksi ASI lebih banyak?
a. Makan lebih banyak sayur-sayuran (5)
b. Minum vitamin (5)
c. Minum jamu (5)
d. Olahraga(5)
e. Mengurangi pekerjaan berat (5)
f. Lain-lain, sebutkan ___________ (5)

Vous aimerez peut-être aussi