Vous êtes sur la page 1sur 69

Assalamualaikum Wr. Wb.

Kelompok 8

DARINI SAHARA 1102006066
IIN NURRAHMAH 1102006117
M.ABDURRAHMAN 1102007181
RIRIN PUJI SETIAWATI 1102007236
YUNITA PANGESTUTI 1102007303
YUSTYE 1102007305

PEMBIMBING : dr. Citra Dewi, M.Kes






PENGETAHUAN TENTANG RUMAH SEHAT PADA
KELUARGA BINAAN RT 002/RW 005
KAMPUNG SUKAMULYA, DESA TANJUNG
PASIR KECAMATAN TELUK NAGA KABUPATEN
TANGERANG PROVINSI BANTEN

BAB I
GAMBARAN UMUM DESA

GAMBARAN UMUM DESA
GAMBARAN UMUM DESA SECARA GEOGRAFIS
Terletak di daerah pesisir pantai
di sebelah utara dari Kecamatan
Teluk Naga, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten
Luas wilayah 5,64 km
2
.


Gambar 1.1 Peta Batas-batas Desa Tanjung Pasir (Kartikawatie, 2012)

GAMBARAN UMUM DESA SECARA DEMOGRAFIS

Situasi Kependudukan
Jumlah penduduk Desa
Tanjung Pasir sampai akhir
tahun 2011 8.849 jiwa ;
4.436 jiwa laki-laki, 4.413
jiwa perempuan.
Kepadatan penduduk rata-
rata 1.569 jiwa/km
2






Pendidikan
Tidak/belum pernah bersekolah :
894 orang
Tidak/belum tamat SD:
1231 orang
SD/MI :3590 orang
SLTP/MTs :785 orang
SLTA/MA :863 orang
AK/Diploma :18 orang
Universitas :24 orang

No. Prasarana Pendidikan Jumlah Sekolah
(unit)
Jumlah Murid
(orang)
Jumlah Guru
(orang)
1. TK (Taman Kanak-Kanak) 5 153 5
2. SD (Sekolah Dasar) Negeri 2 1.269 28
3. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 2 876 16
4. SMP (Sekolah Menengah Pertama)
Negeri
- - -
5. Madrasah Tsanawiyah
(MTs)
1 413 16
6. SMP (Sekolah Menengah Pertama)
Swasta Islam
- - -
7. SMA (Sekolah Menengah Atas)
Negeri
- - -
8. SMK (Sekolah Menengah Kejuruan)
Negeri
- - -
9 Lembaga Pendidikan:
Pendidikan Usia dini (PAUD)
Kursus bahasa
Kursus menjahit

-
-
-

-
-
-

-
-
-
Keadaan Sosial dan Ekonomi

Secara umum bermata
pencaharian :

Nelayan :2.331orang
Pedagang :1.213 orang
Petani :176 orang
Sarana perekonomian dan
perdagangan :
Warung/kedai :100unit
Bengkel :8unit
Toko :20unit
Keadaan Sosial Budaya

Desa Tanjung Pasir memiliki
beberapa suku : betawi,
melayu, dan sisanya adalah
pendatang.
Berdasarkan pencatatan yang
dilakukan oleh kantor kepala
desa setempat
Islam :9.594 orang
Katolik :12 orang
Protestan :2 orang
Hindu :56 orang
Budha :51 orang

Transportasi

Sarana transportasi :
angkutan umum
ojek motor
becak
sepeda
Kesehatan


sarana kesehatan yang tersedia :

Poskesdes :1unit
Pos KB keluarga :-unit
Posyandu :6unit
Pos mandiri :-unit
Klinik bersalin/BKIA:-unit
Praktek dokter/bidan: 4 unit
Praktek bidan :4unit
Paraji :4orang

Sepuluh Penyakit Terbanyak di
Puskesmas Tegal Angus Tahun 2011

Aksesibilitas Air Bersih di
Kelurahan Tegal Angus Tahun
2011


Ketersediaan Jamban

Berdasarkan data yang
diperoleh dari Puskesmas
untuk ketersediaan jamban
di seluruh Desa Tanjung
Pasir baik jamban keluarga
maupun jamban umum
berjumlah : 726 buah
Ketersediaan Rumah Sehat

Berdasarkan data
yang diperoleh
dari Puskesmas
tahun 2011, untuk
ketersediaan
rumah sehat di
seluruh Desa
Tanjung Pasir
sebagai berikut :

Gambaran Keluarga Binaan
Denah Keluarga Binaan Kampung Sukamulya Desa Tanjung Pasir
Keterangan :
No. 1 : Tn. Askam
No. 2 : Tn. Robi
No. 3 : Tn. Rokib
No. 4 : Tn. Rohada
No. 5 : Tn. Naji
No. 6 : Tn. Atam

Keluarga Binaan Tn. Askam
Keluarga Binaan Tn. Robi
Keluarga Binaan Tn. Rokib
Keluarga binaan Tn. Rohada

Keluarga Binaan Tn. Naji
Keluarga Binaan Tn. Atam



Penentuan Area Masalah
Rumusan Area Masalah Pada Enam Keluarga Binaan


Kurangnya informasi tentang rumah sehat dan manfaaatnya
pada anggota keluarga binaan
Kurangnya ketersediaan ventilasi udara dan pencahayaan
pada setiap ruangan dikeluarga binaan
Perilaku kurang berolahraga disemua anggota keluarga binaan
Kurangnya informasi dan perilaku imunisasi pada bayi dan
anak dianggota keluarga binaan
Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif
selama 6 bulan di anggota keluarga binaan




Perilaku buang air besar sembarangan di pekarangan karena
tidak tersedia jamban yang memadai
Perilaku ibu yang melahirkan tidak pada tenaga kesehatan
tetapi pada dukun beranak
Tidak tersedianya septic tank sebagai tempat untuk
menampung limbah kotoran di rumah anggota keluarga
binaan
Perilaku tidak mencuci tangan dengan sabun dan dengan air
bersih pada sebelum dan sesudah makan di anggota keluarga
binaan
Tidak tersedianya tempat pembuangan sampah untuk limbah
rumah tangga yang sesuai
Perilaku kebiasaan kepala keluarga yang sering merokok di
dalam dan di luar ruangan

Area Masalah

Pengetahuan tentang rumah sehat di keluarga
binaan Kampung Suka Mulya II RT 002 RW
05, Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk
Naga, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten.

Pemilihan area masalah kesehatan ini
didasarkan atas berbagai pertimbangan yaitu :
Dari data puskesmas, ISPA menempati urutan
pertama 10 penyakit terbanyak ventilasi yang
tidak cukup kelembaban udara di dalam ruangan
naik media yang baik bagi perkembangan patogen
bakteri-bakteri penyebab penyakit.
Diare (3) penyediaan air bersih sumur
keperluan sehari-hari

Observasi terhadap rumah warga binaan
rumah keluarga binaan belum memenuhi
persyaratan rumah sehat (ventilasi,
pencahayaan, bangunan, jamban, tempat
pembuangan sampah, air bersih, dll)
Data yang diperoleh dari Puskesmas tahun
2011 terdapat 1.736 rumah dan telah
dilakukan pemeriksaan pada 550 rumah,
didapatkan hanya 30 rumah (5%) yang
memenuhi kriteria rumah sehat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan : merupakan hasil dari tahu, dan
ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra
manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Pengetahuan atau kognitif adalah factor yang
sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang (over behavior). (Notoatmodjo,
2003)

Tingkat Pengetahuan
Tahu (know)
Memahami (comprehension)
Aplikasi (application)
Analisis (analysis)
Sintesis (synthesis)
Evaluasi (evaluation)


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengetahuan

Faktor Internal
Intelegensi
Pengalaman
Usia

Faktor Eksternal
Pendidikan
Ekonomi
Informasi
Kebudayaan/
lingkungan

Rumah Sehat
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun
1992, rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat
tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga.
Sehat menurut WHO, Sehat adalah suatu keadaan yang
sempurna baik fisik, mental, maupun Sosial Budaya, bukan
hanya keadaan yang bebas dari penyakit dan kelemahan
(kecacatan).
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa Rumah Sehat sebagai tempat berlindung atau
bernaung dan tempat untuk beristirahat sehingga
menumbuhkan kehidupan yang sempurna baik fisik, rohani
maupun sosial budaya.

Syarat Rumah Sehat
Menurut Pedoman Teknis Penilaian Rumah
Sehat, Depkes RI, 2007 :
1. Memenuhi kebutuhan psikologis.
2. Memenuhi persyaratan pencegahan
penularan penyakit antar penghuni rumah.
3. Memenuhi persyaratan pencegahan
terjadinya kecelakaan baik yang timbul
karena pengaruh luar dan dalam rumah





4. Memenuhi kebutuhan fisiologis

Ventilasi : proses penyediaan udara segar ke dalam dan
pengeluaran udara kotor dari suatu ruangan tertutup secara
alamiah maupun mekanis
Mempertahankan kelembaban yang sesuai dengan
temperatur kelembaban udara
Sebagai lubang pertukaran udara, sebagai lubang masuknya
cahaya
Standar luas ventilasi rumah Kepmenkes RI No. 829 tahun
1999 : minimal 10% luas lantai
Ventilasi alamiah (pintu, jendela, lubang angin) dan Ventilasi
Mekanik (AC, fan, exhauser)

4. Memenuhi kebutuhan fisiologis

Pencahayaan
Penerangan alami (sinar matahari) dan buatan (lampu).
Kelembaban ruangan, mengusir nyamuk atau serangga
lainnya dan membunuh kuman penyebab penyakit tertentu.
Rumah sebagai tempat tinggal yang memenuhi syarat
kesehatan dan kenyamanan dipengaruhi oleh 3 (tiga) aspek,
pencahayaan,
penghawaan
suhu udara dan kelembaban dalam ruangan
4. Memenuhi kebutuhan fisiologis
Penghawaan
Kualitas udara dipengaruhi oleh adanya bahan polutan di
udara. Bahan polutan asap rokok, asap dapur, pemakaian obat
nyamuk bakar.

Suhu dan kelembaban udara
suhu udara dan kelembaban udara ruangan sesuai dengan
suhu tubuh manusia normal dipengaruhi : penghawaan
dan pencahayaan.
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
829/Menkes/SK/VII/1999 kelembaban udara berkisar antara
40% -70%.



Indikator penilaian rumah sehat :
a. Langit-langit
b. Dinding
c. Lantai
d. Jendela kamar tidur
e. Jendela ruang keluarga
f. Ventilasi

g. Lubang asap dapur
h. Pencahayaan
i. Kandang
j. Pemanfaatan
Pekarangan
k. Kepadatan penghuni.

Indikator penilaian Sarana Sanitasi rumah :

a. Sarana air bersih
Syarat Fisik (Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak
berwarna)
Syarat Kimia (Kadar Besi)
Syarat Mikrobiologis ( Koliform tinja )
b. Jamban (jamban sehat)
c. Sarana pembuangan air limbah (sistem pembuangan limbah )
d. Sarana pembuangan sampah
sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menjadi sumber
pencemar pada tanah, badan air dan udara.
Reduce, Reuse, Recycle dan Replace .



Indikator penilaian Perilaku Penghuni Rumah :

Kebiasaan mencuci tangan
Keberadaan vektor tikus
Keberadaan Jentik

Kerangka Teori
Kerangka Konsep
Definisi Operasional
BAB III
METODE
Pengumpulan data ditujukan untuk mengumpulkan
dan mengidentifikasi masalah dan pemecahan
masalah.

Populasi Pengumpulan Data
Keluarga di Kampung Sukamulya 2 RT 002/ RW 05,
Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Sampel Pengumpulan Data
Keenam keluarga binaan.

Sumber Data
a. Data primer Data yang langsung didapatkan dari
responden dengan memberikan kuesioner.
b. Data Sekunder Data yang didapat dengan melihat
dan mempelajari data yang ada di Puskesmas.
c. Data Tersier Data yang didapat dari sumber
kepustakaan.



Penentuan Instrumen Pengumpulan data
Alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh
peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah.

Berupa benda atau alat, seperti check list,
kuesioner, perangkat tes, pedoman wawancara,
kamera foto, alat ukur dan sebagainya.


Dalam penelitian ini digunakan teknik
wawancara, dengan kuesioner sebagai
instrumen untuk mengumpulkan data dan
observasi langsung ke lapangan untuk
memperoleh data yang lebih lengkap.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data ini dilakukan selama dua
minggu, mulai dari tanggal 24 Desember 2012
sampai dengan 5 Januari 2013.

Pengolahan Data dan Analisis Data

Digunakan cara manual dan bantuan software
pengolahan data menggunakan Microsoft Word
dan Microsoft Excel. Untuk menganalisa data-
data yang sudah didapat adalah dengan
menggunakan analisis univariat.

Analisis univariat adalah analisa yang dilakukan
untuk mengenali setiap variabel dari hasil
penelitian.
Berfungsi untuk meringkas kumpulan data
sedemikian rupa sehingga kumpulan data
tersebut berubah menjadi informasi yang
berguna.

Peringkasan tersebut dapat berupa ukuran
statistik, tabel, dan grafik.

Variabel yang diukur adalah :
Pengetahuan
Pendidikan
Ekonomi
Informasi
Sosial Budaya

BAB IV
HASIL
Karakteristik Anggota Keluarga Binaan

Hasil analisis ini disajikan melalui bentuk
diagram pie dan diagram batang.

Tidak sekolah - SD
71%
SMP - SMA
25%
Diploma - Sarjana
4%
Distribusi Tingkat Pendidikan Responden di Kampung Sukamulya
Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang,
Desember 2012
Analisis Univariat

Tingkat pengetahuan keluarga binaan dilihat
dari :
- pengetahuan tentang rumah sehat
- Pendidikan
- Informasi
- tingkat ekonomi
Rencana Intervensi Pemecahan Masalah

Sebagai cara atau strategi memberi bantuan
kepada individu, masyarakat dan komunitas.
Tujuannya adalah membawa perubahan ke
arah yang lebih baik sehingga tindakan sesuai
dengan peran yang dimilikinya.
Intervensi pada keluarga binaan berupa
tindakan nyata yang mampu dilakukan untuk
memecahkan akar permasalahan.



Akar penyebab masalah yang didapatkan adalah
sebagai berikut :

1. Tidak tersedianya biaya untuk menempuh pendidikan
agar mempunyai keahlian sehingga tidak bisa
mendapat pekerjaan yang layak.
2. Kurangnya penyuluhan dari tenaga kesehatan
mengenai informasi rumah sehat.
3. Kekhawatiran akan terjadi hal-hal yang menakutkan
apabila tidak mengikuti budaya tersebut.
4. Rendahnya tingkat ekonomi keluarga menyebabkan
tidak bersekolah sehingga rendahnya tingkat
pendidikan.
Dari akar-akar penyebab masalah, terdapat alternatif
pemecahan masalah :

1. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya memiliki
rumah sehat yang sesuai dengan kriteria DEPKES 2007.
2. Memberikan penyuluhan pentingnya bersekolah.
3. Memberikan penyuluhan bahwa mitos-mitos
pembangunan rumah mengikuti arah angin itu tidak
benar.
4. Mengadakan kerja bakti bersama dengan keluarga binaan
untuk membersihkan rumah.
5. Memberikan alat-alat kebersihan seperti sapu ijuk, sapu
lidi, serbet dan pengki untuk memotivasi keluarga binaan
supaya dapat selalu membersihkan rumahnya minimal 2
kali sehari.
Intervensi Pemecahan Masalah

Senin, 14 Januari 2013 pukul 11.00 WIB, kembali
ke Desa Tanjung Pasir untuk mengadakan
intervensi komunitas.
intervensi diadakan dengan memberikan
penyuluhan tentang rumah sehat kepada
keluarga binaan dan memberikan alat alat
kebersihan.
Setelah itu melakukan kerja bakti bersama
keluarga binaan pada rumah masing-masing
keluarga binaaan serta memberikan sembako.
Metode yang digunakan adalah dengan
pendekatan kekeluargaan.
Hal-hal yang diinformasikan dalam
penyuluhan :
1. Pengertian rumah sehat.
2. Membersihkan rumah minimal dua kali
dalam sehari.
3. Membersihkan lubang udara dua kali dalam
seminggu.
4. Membuka dan membersihkan jendela setiap
hari.

5. Menyediakan minimal satu buah lampu pada
setiap ruangan.
6. Memelihara sumber air bersih dan pengelolaan
instalasi listrik.
7. Pengelolaan serta pembuangan kotoran
manusia dan berbagai limbah yang berasal dari
rumah tangga.
8. Penyebab dan penularan penyakit infeksi
terhadap rendahnya pengetahuan tentang
rumah sehat.
9. Syarat rumah sehat yang mampu memenuhi
kebutuhan fisiologis, psikologis, pencegahan
penularan penyakit, pencegahan terjadinya
kecelakaan.

Dengan melakukan penyuluhan diharapkan
akan timbul kesadaran keluarga binaan untuk
menjadikan rumah tinggal sebagai rumah
sehat, yang nantinya akan menciptakan
kesehatan yang optimum baik dari fisik
maupun rohani bagi seluruh anggota keluarga.

Dengan memberikan alat-alat kebersihan dan
melakukan kerja bakti bersama dalam
membersihkan rumah, diharapkan anggota
keluarga binaan termotivasi untuk selalu
membersihkan rumah.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan :
Kurangnya pengetahuan
tentang rumah sehat pada
keluarga binaan.
Rendahnya tingkat
pendidikan pada keluarga
binaan.
Rendahnya penghasilan
anggota keluarga binaan di
bawah UMR.
Kurangnya pemanfaatan
fasilitas media informasi
mengakibatkan kurangnya
pengetahuan warga tentang
rumah sehat.

Sosial budaya tidak
mempengaruhi pengetahuan
keluarga binaan mengenai
rumah sehat.
Kurangnya penyuluhan
mengenai rumah sehat pada
keluarga binaan.

Dari beberapa penyebab yang
ada di atas, penyebab yang
paling dominan adalah
rendahnya tingkat pendidikan
pada keluarga binaan.


Saran :

Petugas kesehatan lebih meningkatkan pemberian
informasi dalam hal penyuluhan tentang rumah sehat guna
meningkatkan pengetahuan.
Menyisihkan sedikit dari sisa penghasilan untuk ditabung
guna membangun rumah sehat.
Memotivasi setiap anggota keluarga binaan untuk
membangun rumah yang sehat, dimulai dari pola hidup
yang bersih dan sehat.

TERIMAKASIH....
WASSALAMUAALAIKUM WR. WB.

Vous aimerez peut-être aussi