Vous êtes sur la page 1sur 16

LAPORAN PROYEK ANATOMI DAN FISIOLOGI HEWAN (BI- 2103)

PERHITUNGAN PARAMETER EFISIENSI PENCERNAAN


DAN PENDEDAHAN ZAT PADA MENCIT (Mus musculus)

Tanggal Praktikum : 08 Oktober 2014
Tanggal Pengumpulan: 22 Oktober 2014

Disusun oleh :
Achmad Wanenda Sahata Manurung
10613050
Kelompok 9

Asisten:
Nadia F.
10612053








PROGRAM STUDI BIOLOGI
SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu permasalahan di masyarakat kini adalah masalah berat badan,
terutama pada bidang kesehatan. Bukan hanya masalah kelebihan berat badan,
namun kekurangan berat badan juga jadi permasalahan untuk kesehatan.
Kekurangan atau kehilangan berat badan secara berlebihan atau abnormal dapat
menandakan bahwa seseorang tersebut sedang dalam keadaan stres atau mengidap
penyakit cukup serius (Kahn, 2012). Menurut Azwar (2004), kelebihan berat
badan merupakan salah satu penyebab dari penyakit kardiovaskuler dan diketahui
dari Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1972, 1986, dan 1992, penyakit
kardiovaskuler merupakan penyakit degeneratif yang menjadi penyebab kematian
nomor satu di Indonesia.
Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah berat badan,
secara alami maupun menggunakan alat modern. Secara alami dapat
menggunakan ekstrak Curcuma xanthorrhiza dan Guazuma ulmifolia. Curcuma
xanthorrhiza digunakan untuk mengobati penyakit hati dan ginjal dan Guazuma
ulmifolia digunakan sebagai pelangsing tubuh (Hembing, 2008).
Untuk mengetahui masalah berat badan dapat dilihat dari hasil perhitungan
parameter efisiensi sistem pencernaan seperti efisiensi pakan, efisiensi
pencernaan, efisiensi absorbsi, laju konsumsi, laju pertumbuhan dan laju
pertumbuhan relatif. Hal tersebut bisa diuji dengan hewan model mencit (Mus
musculus) yang dipellihara di kandang metabolisme. Kandang metabolisme
dirancang sehingga ada saluran penampung feses dan urin untuk perhitungan
parameter efisiensi sistem pencernaan.
Dengan begitu dilakukan penelitian ini tentang pengaruh Curcuma
xanthorrhiza dan Guazuma ulmifolia diuji dengan hewan model mencit (Mus
musculus). Hal ini bertujuan agar masyarakat tahu akan pentingnya menjaga berat
badan yang proposional dan tahu cara mengatasi masalah berat badan.


1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Proyek Anatomi dan Fisiologi Hewan kali
ini adalah :
1. Menentukan pengaruh Curcuma xanthorriza dan Guazuma ulmifolia
terhadap parameter efisiensi sistem pencernaan mencit (Mus musculus).
2. Menentukan jalur pendedahan pada mencit (Mus musculus).



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pencernaan Mamalia
Sistem pencernaan mamalia dimulai dari mulut dan berakhir di anus.
Makanan yang dikonsumsi diubah menjadi energi dan proses pencernaan ini
juga berperan dalam pengeluaran zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh.
Setelah masuk melalui rongga mulut, makanan masuk ke esofagus dan
kemudian terjadi proses pemecahan makanan dengan bantuan enzim
pencernaan (Stevens, 2008). Lambung adalah tempat diferensiasi terbesar
antara hewan ruminansia dan nonruminansia. Salah satu hal perbedaan dari
sistem pencernan hewan ruminansia dengan nonruminansia adalah
esofagusnya. Pada hewan ruminansia, esofagus memungkinkan makanan untuk
masuk kembali ke rongga mulut dan difermentasi (Baldwin, 1984).
Makanan lalu masuk ke usus halus. Pada usus halus, penyerapan nutrisi
dari makanan berlangsung. Nutrisi yang diserap oleh usus halus kemudian
disalurkan ke bagian tubuh yang membutuhkan (Parsons, 2008). Setelah
melewati usus halus, makanan masuk ke usus besar. Di usus besar, terjadi
proses penyerapan air sekitar 90%. Selanjutnya, produk sisa yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh dikeluarkan melalui anus (Wolin, 1981).


2.2 Curcuma xanthorrhiza
Bagian rimpang dari Curcuma xanthorrhiza digunakan sebagai obat.
Khasiat dari Curcuma xanthorrhiza adalah menurunkan kadar kolestrol yang
tinggi, mengatasi gangguan hati dan empedu, radang lambung, gangguan
pencernaan, dan gangguan pada saat menstruasi. Rimpang Curcuma
xanthorrhiza mengandung kurkumin, pati, protein, serat, glikosida, toluil, metil
karbinol, 1-sikloipremirsen, kalium oksalat, serta minyak atsiri yang terdiri dari
felandren, kamfer, borneol, turmerol, xantorizol, dan sineol (Hembing, 2008).
Rimpang Curcuma xanthorrhiza berbau aromatik tajam, rasanya pahit dan
agak pedas, khasiat lainnya adalah antiinflamasi dan minyak atsirinya
berfungsi fungistatik terhadap jamur dan bakteriostatik pada mikroba
Staphyllococcus sp. dan Salmonella sp. (Dalimartha, 2006).
Kandungan kurkumin dari Curcuma xanthorrhiza berfungsi untuk
merangsang sel hati untuk memperlancar sekresi empedu sehingga pemecahan
lemak dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, kurkumin juga memperlancar
pengeluaran lemak ke usus. Pengolahannya dapat dilakukan dengan merebus
15-30 g rimpang dan diminum air hasil rebusannya (Hembing, 2008).
2.3 Guazuma ulmifolia
Guazuma ulmifolia mengandung flavonoid, alkaloid, saponin, sterol,
tanin, asam fenolat, dan damar. Rasa yang ditimbulkan tanaman ini agak kelat,
bau aromatiknya lemah, dapat berfungsi sebagai pengelat (astringent), dan
kandungan taninnya mengerutkan selaput lendir usus sehingga mengurangi
penyerapan lemak dari makanan. Guazuma ulmifolia dapat diolah dengan
merebus 1530 g daunnya, kemudian diminum air hasil rebusannya
(Hembing, 2008).
2.4 Pendedahan
Jalur dari berbagai jenis pendedahan dapat dilakukan melalui empat jalur
pendedahan utama, yaitu : Kulit/ topical (dermal absorbtion), organ respirasi
(inhalation), organ pencernaan (ingestion), dan injeksi (parental). Jalur topical
dapat dilakukan dengan cara mengoleskan zat yang akan diberikan ke
permukaan hewan percobaan. Inhalasi merupakan jalur pemasukan zat melalui
saluran pernapasan. Jalur ingestion dapat dibantu dengan menggunakan alat
gavage. Dan jalur injection menggunakan suntikan (Periharjo, 1995).
2.5 Dosis-dosis Pendedahan
Dalam pendedahan, terutama pendedahan zat kepada Mus musculus,
terdapat dosis-dosis tertentu yang perlu diperhatikan (Fox, 2007). Dosis-dosis
tersebut tertera pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Dosis pendedahan
Oral Subkutan IP IV ID IM
0.2 2-3
(scruff)
2-3 0.2 0.05 0.05
<22 G <25 G <23 G <25 G <26 G 25-27 G

2.6 Parameter Efisiensi Sistem Pencernaan
Parameter efisiensi sistem pencernaan yaitu efisiensi pakan, efisiensi
pencernaan, efisiensi absorbsi, laju konsumsi, laju pertumbuhan dan laju
pertumbuhan relatif (Sidhar, 2009). Perhitungan dari Parameter efisiensi sistem
pencernaan sebagai berikut :
Laju konsumsi (CR) =


Laju pertumbuhan (GR) =


Laju pertumbuhan relatif (RGR) =



Efisiensi pakan (FE) =



Efisiensi pencernaan (ED) =


Efisiensi absorpsi (AE) =


2.7 Kandang Metabolisme
Kandang metabolisme tersusun dari bagian atas dengan atapyang terbuat
dari bahan polikarbonat. Pada bagian luar, terdapat tempat pakan yang
ukurannya telah disesuaikan agar hewan tidak bersarang di dalamnya. Tempat
makan didesain dengan laci agar tidak ada kontaminasi antara urin dengan
pakan. Urin yang akan diukur dialirkan pada corong bagian bawah kandang
yang di bawahnya terdapat tabung utuk mewadahi urin. Feses hewan dialirkan
ke bagian corong lainnya yang dibawahnya sudah tersedia tabung untuk
mengumpulkan feses (Tarland, 2007).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan
Dalam praktikum kali ini memerlukan beberapa alat dan bahan yang tertera
pada tabel 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
1. Kandang metabolisme
2. Sarung tangan
3. Timbangan digital
4. Syringe
5. Jarum gavage
6. Oven
7. Wadah penampung feses
8. Wadah penampung urin
9. Gelas kimia
10. Tabung falcon
11. Botol vial
12. Baki preparasi
13. Jarum suntik
1. Mencit
2. Pakan mencit
3. Akuades
4. Detergen
5. Alumunium foil
6. Alkohol 70%
7. Nacl 0,9 % steril
8. Curcumin
9. Green tea









3. 2 Cara Kerja
3.2.1 Pendedahan
Awalnya adalah mencoba berbagai pendedahan. Pertama adalah injeksi
intravena, awalnya mencit ditahan dan dimasukkan pada rabung falcon. Lalu
syringe di isi dengan NaCl 0.9% sebanyak 1 ml. Setelah itu mencit diposisikan
dengan kondisi ekor nya berada diluar tabung falcon, kemudian dipilih salah satu
diantara dua vena yang terdapat pada lateral ekor mencit. Ekor ditahan
menggunakan jempol dan telunjuk tangan sambil ekornya sedikit dilingkarkan
pada telunjuk. Ekor dioleskan alkohol 70% pada bagian yang akan diinjeksi lalu
jarum disejajarkan antara jarak suntik dengan vena.
Untuk pendedahan lainnya memerlukan handling. Syringe diisi NaCl 0.9%
dengan jarum oral gavage. Mus musculus dipegang dengan prosedur yang benar,
kemudian dilakukan perkiraan sejauh apa jarum dapat masuk melalui saluran
pencernaan. Oral gavage dilakukan dengan memasukkan jarum gavage perlahan
sampai dengan masuk ke saluran pencernaan, ditarik jarum gavage dan syringe
dari saluran pencernaan secara perlahan setelah zat dimasukkan ke dalam saluran
pencernaan.
Untuk injeksi subkutan, Injeksi Intraperitonial dan injeksi intramuscular
pertama Mus musculus dipegang dengan prosedur yang benar. Lalu Syringe diisi
NaCl 0.9%. Selanjutnya diolesi alkohol 70% bagian yang mau diinjeksi. Setelah
itu disuntikkan pada bawah kulit untuk subkutan, rongga tubuh untuk
intraperitonial dan otot paha untuk intramuscular. Terakhir basuh lagi dengan
alkohol 70%.
3.2.2 Pemeliharaan dan Pemberian Perlakuan
Pertama-tama Mus musculus ditimbang dan dicatat berat badannya,
kemudian dimasukkan ke dalam kandang metabolisme yang telah disiapkan.
Dimasukkan pakan sebanyak 10% dari berat badan Mus musculus ke dalam
tempat pakan dan diberikan minum secara ad libitum. Wadah penampung feses
dan gelas penampung urin ditimbang dan ditempatkan di bawah saluran feses dan
saluran urin.
Selama pemeliharaan dan pemberian perlakuan, dilakukan penimbangan
berat badan Mus musculus setiap hari. Mus musculus di keluarkan dari kandang,
ditimbang, dan dicatat berat badannya. Setiap hari Mus musculus juga didedah,
jarum gavage dipasang pada syringe lalu dimasukkan zat ke dalam alat gavage.
Mus musculus kemudian ditangkap dan diposisikan secara vertikal. Dimasukkan
alat gavage ke dalam kerongkongan mencit lalu zat diinjeksi. Alat gavage
dikeluarkan lalu dicuci dengan air keran, air sabun, dan akuades secara berturut-
turut dan Mus musculus dikembalikan ke kandang.
Dilakukan juga penimbangan dan pemberian pakan setiap hari. Tempat
pakan dilepas dari kandang metabolisme. Ditimbang pakan yang tersisa, dicatat
beratnya, kemudian dibuang. Diberikan kembali pakan yang baru yang sesuai
dengan berat Mus musculus. Tempat pakan diletakkan kembali pada kandang
metabolisme.
Pemberian minum dilakukan setiap hari, tempat minum dilepas dari
kandang metabolisme dan diisi air secara ad libitum kemudian diletakkan kembali
pada kandang metabolisme. Selain itu, feses juga ditimbang setiap hari. Wadah
penampung feses yang telah diketahui beratnya diambil dari kandang lalu
ditimbang dan dicatat berat fesesnya. Feses yang telah ditimbang dibungkus ke
dalam alumunium foil dan disimpan. Wadah penampung feses diletakkan kembali
pada kandang metabolisme. Feses lalu dioven selama 24 jam setiap dua hari.
Setelah kering feses ditimbang dan dicatat beratnya.
Setiap dua hari dilakukan penimbangan urin, gelas penampung urin
diambil dari kandang, ditimbang dan dicatat berat urinnya. Gelas penampung
kemudian diletakkan kembali ke kandang metabolisme.










BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengolahan Data
Dari hasil penelitian yang didapat adalah pengamatan tiap hari yang
tertera pada tabel 4.1-4.3, perhitungan parameter efisiensi pencernaan mencit
yang dijelaskan pada tabel 4.4 dan grafik pembandingan antara beberapa
perlakuan yang ada pada grafik 4.1-4.6

Tabel 4.1 Perlakuan 1 = akuades (kandang 1, 4 dan 7)
Hari dan tanggal
Rata-
rata
berat
mencit
(g)
Berat
pakan yang
dikonsumsi
per mencit
(g)
Berat
feses
per
mencit
(g)
Berat
urin per
mencit
(g)
Kamis,
16.51 3.6 0.71 0.425
09/10/2014
Jumat,
14.79 2.54 0.4 0.395
10/10/2014
Sabtu,
14.25 3.91 0.385 0.16
11/10/2014
Minggu
13.53 3.089 0.27 0.525
12/10/2014
Senin,
14.46 2.89 0.25 0.125
13/10/2014
Selasa,
13.755 2.68 0 0
14/10/2014
Tabel 4.2 Perlakuan 2 = Curcuma xanthorizza (kandang 2 dan 5)
Kamis,
16.13 5 1.035 0.545
09/10/2014
Jumat,
16.535 5.185 0.7 1.6
10/10/2014
Sabtu,
17.825 4.41 0.65 1.65
11/10/2014
Minggu
165.457 3.72 0.535 0.095
12/10/2014
Senin,
15.175 3.25 0.4 1.75
13/10/2014
Selasa,
15.665 2.25 0 0
14/10/2014
Tabel 4.3 Perlakuan 3 = Guazuma ulmifolia (kandang 6 dan 3)
Kamis,
17.53 4 0.6 0.185
09/10/2014
Jumat,
16.51 3.185 0.5 0.1
10/10/2014
Sabtu,
15.78 3.94 0.65 0.1
11/10/2014
Minggu
15.55 3.315 0.4 0.17
12/10/2014
Senin,
15.445 3.41 0.225 0.125
13/10/2014
Selasa,
15.425 3.825 0 0
14/10/2014



-0.6
-0.5
-0.4
-0.3
-0.2
-0.1
0
akuades kurkumin slimming tea
Grafik 4.1 Laju pertumbuhan
laju pertumbuhan



0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
akuades kurkumin sliming tea
Grafik 4.2 Laju konsumsi pakan
laju konsumsi pakan
-4.5
-4
-3.5
-3
-2.5
-2
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
akuades kurkumin slimming tea
Grafik 4.3 Laju pertumbuhan relatif
laju pertumbuhan relatif
-40
-20
0
20
40
60
80
100
akuades kurkumin slimming tea
Grafik 4.4 Efisiensi pencernaan
efisiensi pencernaan













-20
-15
-10
-5
0
5
akuades kurkumin slimming tea
Grafik 4.5 Efisiensi pakan
efisiensi pakan
-40
-20
0
20
40
60
80
100
akuades kurkumin slimming tea
Grafik 4.6 Efisiensi absorbsi
efisiensi absorbsi
4.2 Pembahasan
Pada pengamatan kali ini, perlakuan I dijadikan sebagai kontrol.
Diperoleh data bahwa perlakuan I (pemberian akuades pada Mus musculus)
laju konsumsi rata-ratanya adalah 3,1182 gram/hari, pada perlakuan II
(pemberian Curcuma xanthorrhiza) 4 gram/hari, dan pada perlakuan III
(pemberian slimming tea) adalah 3,6125gram/hari. Hal ini menunjukkan
bahwa laju konsumsi Mus musculus paling besar adalah dengan pemberian
slimming tea. Berdasarkan Suharmiati et al. (2004), slimming tea yang
mengandung Guazuma ulmifolia yang salah satu fungsinya adalah
menurunkan nafsu makan. Hasil pengamatan ini berbeda dengan literatur. Hal
ini dapat disebabkan oleh Mus musculus yang diberi perlakuan III (slimming
tea) melakukan aktivitas lebih banyak dbandingkan Mus musculus pada
perlakuan I dan II, sehingga laju konsumsinya lebih besar.
Data perlakuan I (pemberian akuades pada Mus musculus) laju
pertumbuhan rata-ratanya adalah -0,5125 gram/hari, pada perlakuan II
(pemberian Curcuma xanthorrhiza) 0,545 gram/hari, dan pada perlakuan III
(pemberian slimming tea) adalah -0.506 gram/hari. Hasil ini menunjukkan
bahwa pemberian Curcuma xanthorrhiza memberikan laju pertumbuhan rata-
rata yang paling besar.
Perlakuan I (pemberian akuades pada Mus musculus) laju pertumbuhan
relatifnya adalah -2,862%, pada perlakuan II (pemberian Curcuma
xanthorrhiza) -0,093%, dan pada perlakuan III (pemberian slimming tea)
adalah -3,809%. Laju pertumbuhan relatif paling besar adalah dengan
pemberian Curcuma xanthorrhiza.
Efisiensi pakan rata-rata pada perlakuan I (pemberian akuades pada
Mus musculus) adalah -2,862%, pada perlakuan II (pemberian Curcuma
xanthorrhiza) 0,7065%, dan pada perlakuan III (pemberian slimming tea)
adalah -17,7122%. Efisiensi pakan paling besar adalah pada pemberian
Curcuma xanthorrhiza.
Dari beberapa parameter di atas, jika dibandingkan dengan literatur,
menurut Hembing (2008), kandungan kurkumin dari Curcuma xanthorrhiza
berfungsi untuk merangsang sel hati untuk memperlancar sekresi empedu
sehingga pemecahan lemak dapat berjalan dengan lancar. Selain itu,
kurkumin juga memperlancar pengeluaran lemak ke usus. Dengan hal itu,
pemberian zat ini dapat meningkatkan laju pertumbuhan, laju pertumbuhan
relatif, dan efisiensi pakan.
Efisiensi pencernaan pada perlakuan I (pemberian akuades pada Mus
musculus) adalah 84,7975%, pada perlakuan II (pemberian Curcuma
xanthorrhiza) 79,6613%, dan pada perlakuan III (pemberian slimming tea)
adalah 81,32665%. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi pencernaan paling
besar adalah pada Mus musculus dengan perlakuan I (pemberian akuades).
Efisiensi absorbsi pada perlakuan I (pemberian akuades pada Mus
musculus) adalah -19,580039%, pada perlakuan II (pemberian Curcuma
xanthorrhiza) 1,4762%, dan pada perlakuan III (pemberian slimming tea)
adalah -21,8031%. Efisiensi absorbsi terbesar adalah pada variabel kontol,
yaitu perlakuan I.
Data diatas menunjukkan bahwa Curcuma xanthorrhiza dapat berfungsi
untuk meningkatkan nafsu makan sehingga laju pertumbuhan, laju
pertumbuhan relatif, dan efisiensi pakan bertambah. Parameter lain yang tidak
sesuai seperti laju konsumsi, efisiensi pencernaan, dan efisiensi absorbsi
dapat disebabkan karena Mus musculus mengalami stress selama pengamatan.
Pada penelitian ini digunakan cara oral gavage bertujuan agar zat yang
diberikan langsung dicerna dalam lambung. Karena bila hanya disediakan di
tempat minum maka zat kemungkinan besar tidak diminum oleh mencit. Oral
gavage dilakukan juga karena perlakuan pemberian zat merupakan variabel
kontrol yang ingin diketahui pengaruhnya dalam penlitian ini.
.












BAB V
KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dan pembahasan yang sudah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa :
Pengaruh Curcuma xanthorriza menambah efisiensi dari parameter
efisiensi sistem pencernaan dan Guazuma ulmifolia mengurangi
efisiensi dari parameter efisiensi sistem pencernaan.
Macam pendedahan pada mencit adalah oral gavage, injeksi untravena
injeksi subkutan, Injeksi Intraperitonial dan injeksi intramuscular.




DAFTAR PUSTAKA
Lodola, Alberto, Stadler, Jeanne. 2011. Pharmaceutical Toxicology in Practice: A
Guide to Non-Clinical Development. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.
Stevens, G. Edward, Hume, Ian D.. 2004. Comparative Physiology of the
Vertebrate Digestive System. Cambridge: Cambridge University Press
Depkes RI (2000) : Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid 1, Jakarta, 85, 125
Kahn, April. 2012. Unintentional Weight Loss.
http://www.healthline.com/health/weight-loss-unintentional (Diakses pada
tanggal 19 Oktober 2014 pukul 18.28 WIB)
Dalimartha, Setiawan. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jild 2. Jakarta:
Trubus Agriwidya
Hembing W., H.. 2008. Ramuan Herbal Penurun Kolestrol. Jakarta: Niaga
Swadaya
Kementerian Negara Riset dan Teknologi. 2006. http://www.warintek.ristek.go.id/
(Diakses pada tanggal 19 Oktober 2014 pukul 19.24 WIB)
Fox, J.G. et al.. 2007. Drug Administration. Biomethodology and Surgical
Techniques in The Mouse in Biomedical Research Vol.3. 2: 444-454
Hendriks, W. H., Wamberg, S., dan M.F. Tarttelin. 1999. A metabolism cage for
quantitative urine collection and accurate measurement of water balance in
adult cats (Felis catus). Journal of Animal Physiology and Animal Nutrition.
82: 94-105

Vous aimerez peut-être aussi