Vous êtes sur la page 1sur 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Pengertian
Gerontologi dan Geriatri, gerontologi : Geros adalah lanjut usia, Logos adalah ilmu
Jadi, Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus mengenai faktor-
faktor yang menyangkut lanjut usia. Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah
(scientific approach) terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan, seperti aspek
kesehatan, psikologis, sosial ekonomi, perilaku, lingkungan dll. Gerontologi menurut
!"#$%, &'() #lmu yang mempelajari seluruh aspek menua. Gerontologi *ursing
menurut !"#$%, &'() #lmu yang mempelajari tentang pera+atan pada lansia.
Gerontologi menurut ,iller, &''- .abang ilmu yang mempelajari tentang pera+atan
pada lansia. Gerontologi menurut /ergeri /engetahuan yang mencakup segala bidang
persoalan mengenai orang berusia lanjut, yang didasarkan pada hasil penyelidikan
ilmu: antropologi, antropometri, sosiologi, pekerjaan sosial, kedokteran geriatrik,
psikiatrik geriatrik, psikologi, dan ekonomi. Geriatri atau Geros lanjut usia
kesehatan0medical $atrie Geriatri merupakan salah satu cabang dari gerontoogi dan
medis yang mempelajari khusus aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau
dari segi promotif, pre1entif, kuratif maupun rehabilitatif yang mencakup kesehatan
badani, ji+a dan sosial, serta penyakit cacat. Geriatri is branch of medicine that deals
+ith problems and disease of old age and ageing people. Geriatri adalah cabang ilmu
yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia dan akibatnya pada tubuh
manusia. 2engan demikian, jelas bah+a objek geriatrik adalah manusia lanjut usia.
Geriatri adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari aspek klinis, pre1entif dan
terapeutik bagi klien lanjut usia. Geriatri adalah bagian ilmu kedokteran yang
mempelajari tentang pencegahan penyakit dan kekurangannya pada lanjut usia.
Geriatri menurut 3lack and Jacob, &'') .abang ilmu kedokteran yang berfokus
padamasalah kedokteran, yaitu penyakit yang timbul pada lanjut usia.
Geriatri *ursing menurut !"#$%, &'() /raktik kepera+atan yang berkaitan dengan
penyakit pada proses menua. Geriatri *ursing adalah spesialis pera+atan lanjut usia
yang dapat menjalankan perannya pada setiap tatanan pelayanan dengan
menggunakan pengetahuan, keahlian, dan keterampilan mera+at untuk meningkatkan
fungsi optimal lanjut usia secara komprehensif.
3. Tujuan Gerontologi dan Geriatri
&. 4ujuan Gerontologi
a. ,embantu indi1idu lanjut usia memahami adanya perubahan pada
dirinya berkaitan dengan proses penuaan.
b. ,embantu mempertahankan identitas kepribadian lanjut usia.
c. ,empertahankan, memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
lanjut usia baik jasmani, rohani maupun sosial secara optimal.
d. ,emoti1asi dan menggerakkan masyarakat dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan lanjut usia.
e. ,emenuhi kebutuhan lanjut usia sehari-hari.
f. ,engembalikan kemampuan melakukan akti1itas sehari-hari
g. ,empercepat pemulihan atau penyembuhan penyakit.
h. ,eningkatkan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia
dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, sesuai dengan
keberadaannya dalam masyarakat.
5. 4ujuan Geriatri
a. ,empertahankan derajat kesehatan pada lanjut usia pada taraf yang
setinggi-tinggiya sehingga terhindar dari penyakit atau gangguan.
b. ,emelihara kondisi kesehatan dengan akti1itas fisik dan mental.
c. ,erangsang para petugas kesehatan (dokter, pera+at) untuk dapat
mengenal dan menegakkan diagnosis yang tepat dan dini bila mereka
menemukan kelainan tertentu.
d. ,encari upaya semaksimal mungkin agar para lanjut usia yang
menderita suatu penyakit atau gangguan, masih dapat mempertahankan
kebebasan yang maksimal tanpa perlu suatu pertolongan (memelihara
kemandirian secara maksimal).
e. 3ila para lanjut usia sudah tidak dapat disembuhkan dan bila mereka
sudah sampai pada stadium terminal, ilmu ini mengajarkan untuk tetap
memberi bantuan yang simpatik dan pera+atan dengan penuh pengertian
(dalam akhir hidupnya, memberi bantuan moral dan perhatian yang maksimal
sehingga kematiannya berlangsung dengan tenang)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Lanjut Usia Lansia!
6 /engertian
Lansia menurut 7etianto, 5--6 7eseorang dikatakan lanjut usia (lansia)
apabila usianya 89 tahun keatas.Lansia menurut /udjiastuti, 5--: Lansia
bukan penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan
stres lingkungan. Lansia menurut ;a+ari, 5--& eadaan yang ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi
stres fisiologis. egagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan
untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara indi1idual. Lansia menurut
3ailon G. 7al1aclon, &'() 2ua atau lebih indi1idu yang bergabung karena
hubungan darah, perka+inan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dalam perannya untuk menciptakan dan
mempertahankan suatu budaya. Lansia menurut 33*, &''9 #ndi1idu yang
berusia diatas 8- tahun, pada umumnya memiliki tanda-tanda terjadinya
penurunan fungsi-fungsi biologis, psikologis, sosial, ekonomi.
6 3atasan <mur Lanjut <sia
,enurut <ndang-<ndang *omor &: 4ahun &''( dalam 3ab # ayat 5 yang
berbunyi =Lanjut <sia adalah seseorang yang mencapai usia 8- tahun ke
atas>.,enurut ?orld ;ealth !rgani@ation (?;!) <sia /ertengahan (middle
age) : 69-9' tahun, Lanjut <sia (ederly) : 8--)6 tahun, Lanjut <sia 4ua (old) :
)9-'- tahun, <sia 7angat 4ua (1ery old) : di atas '- tahun. ,enurut 2ra. Jos
,asdani (/sikolog <#). Lanjut usia merupakan kelanjutan dari usia de+asa.
ede+asaan dapat dibagi menjadi 6 bagian sbb: /ertama (fase in1ertus) : 59
6- tahun, edua (fase 1irilitas) : 6--99 tahun, etiga (fase presenium) : 99-89
tahun, eempat (fase senium) : 89 hingga tutup usia.
,enurut /rof. 2r. oesoemato 7etyonegoro ,asa 2e+asa ,uda (elderly
adulthood) : &( atau 5--59 tahun ,asa 2e+asa /enuh atau ,aturitas (middle
years) : 59-8- tau 89 tahun, ,asa Lanjut <sia (geriatric age) : A 89 atau )-
tahun.
,enurut 3iren dan Jamer, &'') usia yang menunjuk pada jangka +aktu
seseorang sejak lahirnya berada dalam keadaan hidup, tidak mati. <sia
3iologis usia yang menunjuk pada kemampuan seseorang untuk <sia
/sikologis mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang
dihadapinya.usia yang menunjuk kepada peran-peran yang diharapkan. <sia
7osial atau diberikan masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan
usianya. ,enurut 7mith and 7mith, &''- Boung old : 89-)6 tahun, ,iddle old
: )9-(6 tahun, !ld-old : lebih dari (9 tahun.
:. /roses ,enua
a. /engertian
/roses ,enua ,enurut .!*4C*4#*#2$7, &''6 ,enua (menjadi tua)
adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan
memperbaiki kerusakan yang diderita. /roses menua merupakan proses
yang terus menerus (berlanjut) secara alamiah. 2imulai sejak lahir dan
umumnya dialami pada semua makhluk hidup. /roses ,enua ,enurut
2eskripansi. /roses menua setiap indi1idu pada organ tubuh juga tidak
sama cepatnya. Cdakalanya orang belum tergolong lanjut usia (masih
muda) tetapi kekurangan-kekurangan yang menyolok.
b. /erubahan 7istem 4ubuh Lansia menurut *ugroho, 5---
&) /erubahan Disik
5) enangan (,emory)
:) /erubahan /sikososial
B. Konsep Loss" #ourning" Grie$"Grie$ and #ourning" D%ing and Deat&
&. /engertian
/eristi+a hilangnya sesuatuLoss atau seseorang yang sangat berarti atau
bernilai bagi seseorang. /roses psikologis yang diakibatkan karena peristi+a
kehilangan tersebut (,ourning). %eaksi emosi karena persepsi atau
penghayatan peristi+a kehilangan tersebut. (Grief). /roses menghadapi,
mengatasi serta (Grief and ,ourning). /rocess menyesuaikan diri terhadap
peristi+a kehilangan. /roses ini mencakup tahap-tahap sebagai berikut:shock
dan merasa percaya, lama kelamaam timbul kesadaran akan peristi+a
kehilangan tersebut setelah itu pulih kembali. 7uatu keadaan di mana indi1idu
terpisahkan (untuk sebagianehilangan atau seluruhnya) dari sesuatu yang
sebelumnya ada atau dimilikinya. 7esuatu yang hilang tersebut dapat berupa
orang yang bermakna, harta milik pribadi, kesehatan, serta pekerjaan.
7eseorang yang dianggap sudah mati ialah apabila ia tidakematian lagi
mempunyai denyut nadi, tidak bernafas selama beberapa menit dan ketiadaan
segala refleks, serta ketiadaan kegiatan otak. 7ecara keji+aan, menghadapi
proses kehilangan seperti itu, indi1idu memerlukan mekanisme koping. oping
yang digunakan terutama berupa penyesuaian terhadap adanya perubahan yang
umumnya membangkitkan stres dan kecemasan. 3erdasarkan 4eori 7elye
mengenai General Cdaptation 7yndrome, bah+a reaksi yang terjadi (terhadap
setiap stres) akan meliputi tiga tahap berikut ini:
a. 4ahap Clarm
b. 4ahap %esistensi
c. 4ahap $Ehaustion
ematian dan ,enjelang Cjal /enuaan dihubungkan dengan kehilangan
fisik, psikologis dan sosiologis mayor serta penurunan kemampuan untuk
beradaptasi dan mengompensasi stressor. Lansia dapat kehilangan rasa
pengendalian karena faktor-faktor seperti penurunan fisik, perubahan status dan
peran, sikap budaya yang negatif, pemberitaan media massa yang negatif, dan
menjadi korban kejahatan. ehilangan seseorang yang dicintai dapat
meningkatkan rasa kerentanan pada lansia, menyebabkan ketakutan dan
kecemasan untuk menghadapi kenyataan, kematiannya sendiri dan menurunkan
sumber-sumber koping. ematian /asangan. 7alah satu kehilangan yang
paling berat yang dapat dialami seseorang adalah kematian pasangan. ,asa
menjanda atau menduda dapat secara serius mempengaruhi status finansial
lansia, jaringan sosial, serta kesehatan fisik dan mental. Jika kehilangan
pasangan terjadi di usia lanjut, indi1idu tersebut mempunyai risiko yang lebih
besar mengalami depresi, cemas dan penyalagunaan @at daripada orang yang
lebih muda karena penurunan fleksibilitas, insiden yang lebih tinggi mengalami
penyakit kronis dan kerusakan jaringan dukungan sosial. Lansia pria bahkan
mempunyai resiko yang lebih besar mengalami gangguan fisik dan mental
dibandingkan lansia +anita. 7elain kehilangan pasangan hidup, masalah yang
belum terselesaikan dapat terus diingat sampai bertahun-tahun setelah kematian
pasangan, pernikahan yang berumur panjang belum tentu sebuah pernikahan
yang bahagia. /erasaan bersalah yang belum hilang yang berhubungan dengan
ketidaksetiaan, penganiayaan fisik atau penyalagunaan @at atau masalah
finansial setelah masa menjanda atau menduda adalah beberapa contoh dari
masalah-masalah yang dapat memburuk dan menyebabkan penyakit yang
serius kadang kala berlangsung sampai &- tahun setelah kematian pasangan.
eluarga dan khusus pemberi asuhan pasangan tersebut dapat belum
terselesaikan.
ematian Cnak yang sudah 2e+asa, anak yang sudah de+asa adalah bagian penting dari
jaringan dukungan sosial lansia kematian anak yang sudah de+asa dapat membuat
lansia lebih berduka daripada kematian pasangan karena orang tua mengharapkan
anak mereka hidup lebih lama daripada mereka dan menjadi penyokong usia. 2engan
pertimbangan husus yaitu pastikan pasien menyadari akan layanan konseling,
kelompok pendukung dan sumber lain tersedia untuk membantunya mengatasi
kehilangan pasangan. %ujuk pasien yang harus menghadapi kehilangan anak yang
sudah de+asa ke sumber komunitas yang tepat seperti interfaith, rohania+an atau ahli
terapi dukacita, ,oti1asi pasien mengungkapkan secara 1erbal ketakutan dan
kekha+atirannya mengenal kematian sendiri. /ersiapan akan kematian dapat menjadi
pengalaman positif dan tugas perkembangan yang utama pada masa de+asa.
'. Asu&an Kepera(atan Lanjut Usia dengan Loss Ke&ilangan!
&. Gejala-gejala <mum:
a. 4ahap &: ,erasa shock atau terpukul dan tidak percaya. ;ampir semua tingkah
laku yang tidak bersifat merusak merupakan sikap penyesuaian pada tahap ini.
b. 4ahap 5: ,unculnya kesadaran akan peristi+a kehilangan tersebut kemungkinan
klien lanjut usia akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang peristi+a
kehilangan tersebut. 4ingkah laku penyesuaian diri, yaitu mulai mengakui peristi+a
kehilangan tersebut serta pengaruhnya terhadap seseorang.
c. 4ahap :: /ulih kembali, tingkah laku yang tampak, misalnya kemampuan untuk
memahami dan menghayati kehilangan tersebut. 7etelah itu melanjutkan kegiatan
hidupnya sehari-hari dengan cara: merencanakan masa depannya, seraya mengingat
kembali kejadian baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan yang
diakibatkan oleh peristi+a tersebut secara realistis.
:. /enatalaksaan:
a. 4ahap &:
&) Luangkan +aktu sekurang-kurangnya &9 menit sehari untuk bercakap-
cakap bersama klien lanjut usia.
5) 3erikan kesempatan pada klien lanjut usia untuk mengarahkan
pembicaraan.
:) atakan kepada klien lanjut usia bah+a dengan peristi+a itu berarti ia
telah melakukan sesuatu yang baik.
6) 4erima tingkah laku klien lanjut usia yang tidak merusak fisik.
b. 4ahap 5
&) Gabungkan pengaruh peristi+a kehilangan tersebut baik pada diri klien
lanjut usia maupun keluarganya selama pembicaraan dengan klien lanjut usia.
5) Libatkan klien lanjut usia dalam merencanakan dan melakukan pera+atan
diri.
c. 4ahap ::
&) 2iskusikan bersama klien lanjut usia segi-segi positif dan negatifnya
peristi+a kehilangan tersebut.
5) 3erikan moti1asi untuk merencanakan masa depannya
:) Cpabila klien lanjut usia menyangkal dengan melakukan sesuatu yang
membahayakan fisiknya, batasi tindakan tersebut dengan menghadapkan klien
lanjut usia kepada kenyataan yang ada. #nter1ensi dilakukan sesuai dengan
tahapan yang dialami klien
6) 2alam pembicaraan dengan klien lanjut usia, berilah kesempatan
kepadannya untuk mengarahkan pembicaraan pada peristi+a tersebut.
9) <langi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan klien agar ia dapat
mencari ja+abannya berkat bantuan pera+at.
8) %encana 7elanjutnya:
a) ,enyokong kesadaran klien lanjut usia akan kebutuhannya untuk tetap
menghayati peristi+a tersebut.
b) Bakinkanlah bah+a klien lanjut usia masih mempunyai dukungan baik
dari keluarga maupun teman-temannya
c) Bakinkanlah bah+a klien lanjut usia sadar akan normalnya keadaan
tersebut dan mengerti setiap orang juga mengalami proses yang sama bila
mengalami kehilangan.
D. Asu&an Kepera(atan Lansia Usia dengan Tida) ada Harapan Se*+u& %ang
*eng&adapi saat )e*atian!
1. .iri-ciri atau tanda-tanda pada klien lanjut usia menjelang kematian yaitu gerakan
dan penginderaan menghilang secara berangsur-angsur. 3iasaya dimulai pada anggota
badan, khususnya kaki dan ujung kaki. Gerakan peristaltik usus menurun. 4ubuh
klien lanjut usia tampak mengembang. 3adan dingin dan lembab terutama pada kaki,
tangan dan ujung hidungnya. ulit tampak pucat, ber+arna kebiru biruan atau kelabu.
2enyut nadi mulai tidak teratur.*afas dengkur berbunyi keras (stridor) yang
disebabkan oleh adanya lender pada saluran pernafasan yang tidak dapat dikeluarkan
olek klien lanjut usia. 4ekanan darahnya menurun.4erjadi gangguan kesadaran
(ingatan menjadi kabur).
2. ;ak-hak Csasi /asien yang ,enjelang ematian yaitu berhak untuk diperlakukan
sebagai manusia yang hidup sampai mati. berhak untuk tetap merasa punya harapan,
meskipun fokusnya dapat saja berubah-ubah. berhak untuk dira+at oleh mereka yang
dapat menghidupkan terus harapan itu, +alaupun dapat berubah-ubah. berhak untuk
merasakan perasaan dan emosi mengenai kematian yang sudah mendekat dengan
caranya sendiri. berhak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai
pera+atannya. berhak untuk mengharapkan akan terus mendapat perhatian medis dan
pera+atan +alaupun tujuan penyembuhan harus diubah menjadi tujuan memberikan
rasa nyaman. berhak untuk tidak mati dalam kesepian. berhak untuk bebas dalam rasa
nyeri. berhak untuk memperoleh ja+aban yang jujur atas pertanyaan-pertanyaan.
berhak untuk tidak ditipu. berhak untuk mendapat bantuan dari dan untuk
keluarganya dalam menerima kematian. berhak untuk mati dengan tenang dan
terhormat. berhak untuk mempertahankan indi1idualitas dan tidak dihakimi untuk
keputusan-keputusan yang mungkin saja bertentangan dengan orang
lain.,embicarakan dan memperluas pengalaman-pengalaman keagamaan dan
kerohanian. 3erhak untuk mengharapkan bah+a kesucian tubuh manusia akan
dihormati sesudah mati
3. 4ahap-tahap ,enuju ematian:
4ahap-tahap ini tidak selamanya berurutan secara tetap tetapi dapat saling tindih
kadang-kadang seorang klien lanjut usia melalui satu tahap tertentu untuk kemudian
kembali lagi ke tahap itu. Lamanya setiap tahap dapat ber1ariasi mulai dari beberapa
jam sampai beberapa bulan. Cpabila suatu tahap tertentu berlangasung sangat singkat,
bisa timbul kesan seolah-olah klien lanjut usia melompati satu tahap terkecuali jika
pera+at mempertahankan secara seksama dan cermat.
a. 4ahap /ertama (4ahap /enolakan)
7elama tahap ini klien lanjut usia sesungguhnya mengatakan bah+a maut menimpa
semua orang kecuali dia. lien lanjut usia biasanya terpengaruh oleh penolakannya
sehingga ia tidak memperhatikan fakta-fakta yang mungkin sedang dijelaskan
pera+at kepadanya. #a malahan dapat menekan apa yang telah ia dengar atau
mungkin akan meminta pertolongan dari berbagai macam sumberprofesional dan non
profesional dalam upaya melarikan diri dari kenyataan ba+h+a maut sudah berada
diambang pintu. ,ununjukkan tingkah laku yang tidak percaya, melanjutkan
perencanaan0persiapan untuk masa depan, menolak untuk membicarakan pengobatan
dengan dokter atau saat pera+atan.
b. 4ahap edua (4ahap ,arah)
4ahap ini ditandai oleh rasa amarah dan emosi yang tidak terkendalikan. lien lanjut
usia mudah marah terhadap pera+at dan petugas-petugas kesehatan lainnya terhadap
apa saja yang mereka lakukan. /ada tahap ini bagi klien lanjut usia lebih merupakan
hkmah daripada kutukan. emarahan disini merupakan mekanisme pertahanan diri
klien lanjut usia. Ckan tetapi, kemarahan yang sesungguhnya tertuju kepada
kesehatan dan kehidupan. /ada saat ini pera+at kesehatan harus berhati-hati dalam
memberikan penilaian dalam mengenali kemarahan dan emosi yang tak terkendalikan
sebagai reaksi yang normal terhadap kematian yang perlu diungkapkan.
,arah terhadap kenyataan bah+a kematian akan dialami daalm +aktu dekat dan
respon ini mungkin diekspresikan kepada dokter dan pera+at atau kepada pemuka
agama.
c. 4ahap etiga (4ahap 4a+ar ,ena+ar)
emarahan biasanya mereda dan klien lanjut usia dapat menimbulkan kesan sudah
dapat menerima apa yang sedang terjadi dengan dirinya. Ckan tetapi, pada tahap
ta+ar-mena+ar inilah banyak orang cenderung untuk menyelesaikan urusan rumah
tangga mereka sebelum maut tiba, dan akan menyiapkan hal-hal seperti membuat
surat dan mempersiapkan jaminan hidup bagi orang-orang tercinta yang ditinggalkan.
7elama ta+ar-mena+ar segala permohonan yang dikemukakan hendaknya dapat
dipenuhi karena merupakan bagian dari urusan-urusan yang belum selesai dan harus
dibereskan sebelum mati. ,isalnya: lanjut usia mempunyai satu permintaan terakhir
untuk melihat pertandingan olahraga, mengunjungi seorang kerabat, melihat cucu
terkecil, pergi makan ke restaurant dsb. /era+at dianjurkan memenuhi permohonan
itu karena ta+ar-mena+ar membantu klien lanjut usia memasuki tahap-tahap
berikutnya.
,encari second opinion,melakukan akti1itas yang akan memberikan mereka lebih
banyak +aktu.
d. 4ahap eempat (4ahap 7edih)
4ahap ini klien lanjut usia pada hakekatnya merasakan saat-saat sedih. lien lanjut
usia sedang dalam suasana berkabung karena masa lampau ia sudah kehilangan orang
yang dicintai dan sekarang ia akan kehilangan nya+anya sendiri, bersamaan dengan
ini harus meninggalkan semua hal yang menyenangkan yang telah dinikmatinya.
7elama tahap ini klien lanjut usia cenderung untuk tidak banyak bicara dan sering
menangis. 7aatnya bagi pera+at untuk duduk dengan tenang disamping klien lanjut
usia yang sedang melalui masa sedihnya sebelum maut.
e. 4ahap elima (4ahap Ckhir04ahap ,enerima)
4ahap ini ditandai oleh sikap menerima kematian. ,enjelang saat ini klien lanjut usia
telah membereskan urusan-urusan yang belum selesai dan mungkin tidak ingin
berbicara lagi oleh karena ia sudah menyatakan segala sesuatunya. 4a+ar-mena+ar
sudah le+at dan tibalah saat kedamaian dan ketenangan. 7eseorang mungkin saja
berada lama sekali dalam tahap mererima tetapi bukanlah tahap pasrah yang berarti
kekalahan. 2engan kata lain, pasrah kepada maut tidak berarti menerima maut.
,enerima diagnosis dan mulai bekerja sama dalam membuat keputusan mengenai
pemantauan nyeri dan mendiskusikan aspek praktik pera+atan terminal.
6 /%!7$7 $/$%C?C4C*
/$*GCJ#C*
.a /erasaan takut.
ebanyakan pasien merasa takut terhadap rasa nyeri yang tidak terkendalikan yang
begitu sering diasosiasikan dengan keadaan sakit terminal, terutama apabila keadaan
itu disebabkan oleh penyakit yang ganas. /era+at harus menggunakan pertimbangan
yang sehat apabila sedang mera+at orang sakit terminal. /era+at harus
mengendalikan rasa nyeri pasian dengan cara yang tepat. /erasaan takut yang muncul
mungkin takut terhadap rasa nyeri, +alaupun secara teori, nyeri tersebut dapat diatasi
dengan obat penghilang rasa nyeri, seperti aspirin, dehidrokodein dan dektomoramid.
Cpabila oaring berbicara tentang perasaan takut mereka terhadsap maut, respon
mereka secara tipikal mencakup perasaan takut tentang hal yang tidak jelas, takut
meninggalkan orang yang dicintai, kehilangan martabat, urusan yang belum selesai
dsb.
ematian merupakan berhentinya kehidupan. 7emua orang akan mengalami kematian
tersebut. 2alam menghadapi kematian ini, pada umumnya orang merasa takut dan
cemas. etakutan dan kecemasan terhadap kematian ini dapat membuat pasien tegang
dan stress
.b $mosi
$mosi pasien yang muncul pada tahap menjelang kematian, antara lain mencela dan
mudah marah.
.c 4anda Fital
/erubahan fungsi tubuh sering kali tercermin pada suhu badan, denyut nadi,
pernapasan dan tekanan darah. ,ekanisme fisiologis yang mengaturnya berkaitan
satu sama lain. 7etiap perubahan yang berlainan dengan keadaan yang normal
dianggap sebagai indikasi yang penting untuk mengenali keadaan kesehtan seseorang.
.d esadaran
esadaran yang sehat dan adekuat dikenal sebagai a+as +aspada yang merupakan
ekspresi tentang apa yang dilihat, didengar, dialami dan perasaan keseimbangan,
nyeri, suhu, raba, getar, gerak, gerak tekan dan sikap, bersifat adekuat.
.e Dungsi 4ubuh
4ubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ. 7etiap organ memiliki fungsi
khusus.
2#CG*!7C $/$%C?C4C*
2E ep: .emas b.d memikirkan penyakitnya dengan keluarga
4ujuan: %asa cemas hilang0berkurang
#nter1ensi: ,enciptakan lingkungan yang terpenuhi.
BAB III
KESI#PULAN DAN SA,AN
A. Kesi*pulan
2alam melakukan pendekatan dengan subyek, dalam hal ini lansia menjelang
kematian, setiap pera+at akan menghadapi masalah yang berkaitan dengan
kematiannya. /era+at harus menjalin hubungan dan persahabatan yang sangat baik
dengan lansia dalam pera+atan menjelang kematian. /ada saat lansia memasuki
keadaan yang terminal, pera+at bertanggung ja+ab untuk memberikan penjelasan
mengenai kondisi mereka dan memastikan tingkat pengetahuan mereka mengenai
kondisinya tersebut. 7etiap informasi dapat dikumpulkan dalam suatu percakapan
dengan indi1idu dan dalam konsultasi keluarga. 7angat kecil kemungkinan bah+a
keluarga terdekat tidak diinformasikan mengenai kematian klien dan jika klien
berharap mendapatkan informasi tersebut, pera+at harus selalu menjelaskannya
secara jujur.2engan demikian, profesional lain tidak perlu menghabiskan +aktunya
untuk berhubungan dengan kematian klien. /era+at berke+ajiban untuk memberikan
pandangan yang jelas mengenai makna kematian bagi indi1idu, teman dan keluarga
sehingga pera+atan pada klien menjelang kematian harus nyaman dan terhormat.
/era+atan tim paliatif merupakan pera+atan yang cukup kompleks./endekatan
holistik (menyeluruh) terhadap lanjut usia dengan mengikutsertakan keluarga lanjut
usia akan menyentuh faktor fisiki, psikis, sosial, spiritual dan budaya pasien.
eberhasilan program tidak dapat dijamin tanpa kemantapan dokter dan tim paliatif
dalam kualitas ilmu, kualitas karya dan kualitas perilaku serta pertimbangan etika
dalam pelaksanaannya. /era+at.tim pera+atan paliatif perlu dan harus
memperhatikan serta mengacu kutipan 2ame .ecely 7aunders = Bou matter because
are you, you matter to the last moment of your life, and +e +ill do all +e can, not
only to help you die peacefully, but to life until you die>
B. Saran
2emikian sedikit informasi dari kami selaku penyusun makalah ini. 4entu masih
banyak sekali kekurangan yang jauh dari sempurna. ,aka dari itu kritik dan saran
yang membangun masih sangat kami butuhkan demi kemajuan #lmu /engetahuan
2an 4eknologi (#/4$) saat ini. <capan terimakasih layaknya pantas kami
persembahkan bagi para pembaca. 4erakhir, ucapan maaf yang sebesar-besarnya
perlu kami ungkapkan jika dalam penulisan ini kami banyak melontarkan kata-kata
yang kurang berkenan.
DA-TA, PUSTAKA
&. $fendi, Derri dan ,akfudli.5--'.epera+atan esehatan omunitas: 4eori dan
/raktik epera+atan.Jakarta:7alemba ,edika.
5. ,arkonah ; ;adi dan /ranaka ris.5--'.3uku Cjar 3oedhi.2armoja Geriatri
(#lmu esehatan <sia Lanjut edisi 6.Jakarta: D<#.
:. ,aryam, %, 7iti dkk.5--(.,engenal <sia Lanjut dan
/era+atannya.Jakarta:7alemba ,edika.
6. ,ubarak, #Gbal ?ahid.5--8.3uku Cjar epera+atan omunitas5.Jakarta:7agung
7eto.
9. *oorkasiani dan 7, 4amher.5--'.esehatan <sia Lanjut dengan pendekatan
Csuhan epera+atan.Jakarta:7alemba ,edika.
8. *ugroho, ?ahjudi.5---. epera+atan Gerontik.Jakarta:$G..
). HHHHHHHHHHHHHHH.5--(. epera+atan Gerontik dan Geriatrik $disi
:.Jakarta:$G..
(. 7useno, 4utu Cpril C.5--9.3uku Cjar /emenuhan ebutuhan 2asar ,anusia:
ehilangan, ematian, dan 3erduka dan /roses epera+atan.Jakarta:7agung 7eto
'. 7tockslenger, Jaime L.5--).3uku 7aku Csuhan epera+atan Geriatrik $disi 5.
Jakarta:$G..
&-. 7tanley, ,ickey anad Gauntlett /.5--8.3uku Cjar epera+atan Gerontik $disi 5.
Jakarta:$G..
&&. ?atson, %oger.5--:./era+atan /ada Lansia. Jakarta:$G..

Vous aimerez peut-être aussi