Vous êtes sur la page 1sur 80

DIET PENYAKIT

GINJAL DAN
SALURAN KEMIH

dr Gita Sekar Prihanti MPdKed
DIET PENYAKIT GINJAL DAN
SALURAN KEMIH
Diet sindroma nefrotik
Diet gagal ginjal akut
Diet penyakit ginjal kronik dengan penurunan
fungsi ginjal ringan sampai dengan berat
Diet penyakit ginjal tahap akhir dengan
dialisis/transplantasi ginjal
Diet batu saluran kemih
Diet Sindroma Nefrotik
Gambaran penyakit
Proteinuri masif
Hipoalbuminemia
Edema
Hipertensi
Hiperlipidemia
Anoreksia
Rasa lemah
Tujuan Diet Sindroma Nefrotik
1. Mengganti kehilangan protein terutama
albumin
2. Mengurangi edema dan menjaga
keseimbangan cairan tubuh
3. Memonitor hiperkolesterolemia dan
penumpukan trigliserida
4. Mengontrol hipertensi
5. Mengatasi anoreksia
Proteinuri
Malnutrisi protein dan kalori : memperbaiki
asupan protein dan kalori lebih mudah
terjadi perbaikan klinis

Pada sindrom nefrotik tidak selalu
demikian
Peningkatan asupan protein pada pasien
sindrom nefrotik peninggian tekanan
kapiler glomerulus peningkatan eksresi
protein
Sebaliknya pembatasan asupan protein
dapat menurunkan jumlah ekskresi protein
dalam urin
Keuntungan berkurangnya
proteinuri
Protein yang ikut membawa zat besi,
komponen komplemen dan lipid,
direabsorpsi oleh tubulus dan dilepas
dalam intersisium.
Besi bersifat sebagai oksidan dan lipid
akan bersifat sebagai kemoatraktan yang
menarik monosit.
Keduanya akan menginduksi kerusakan
ginjal
Diet yang banyak mengandung protein
juga banyak mengandung asam yg akan
menimbulkan asidosis dan meningkatkan
pembentukan amonia.
Keduanya juga menimbulkan kerusakan
ginjal.
Syarat Diet Sindroma Nefrotik
1. Energi cukup untuk mempertahankan
keseimbangan nitrogen positif yaitu 35
kkal/kg BB per hari

2. Protein sedang yaitu 0,7-1 g/kg BB
ditambah jumlah protein yg dikeluarkan
melalui urin/24jam

- Utamakan penggunaan protein bernilai
biologik tinggi
- Kedelai lebih efektif dalam menurunkan
kehilangan protein urin, meningkatkan
protein plasma dan koreksi hiperlipidemia

Makanan sumber protein Mg/100g
Sumber protein hewani
Ayam
Daging babi
Daging domba
Daging kambing
Daging sapi
Ikan segar
Keju
Putih telur
Susu bubuk
Susu sapi segar
Telur ayam

18
14
17
16
19
20
23
11
25
3
13
Sumber protein nabati
Kacang merah
Kacang tanah kupas
Kacang hijau
Kedelai kering
Oncom
Tahu
Tempe kedelai murni

23
25
22
35
13
8
18
3. Lemak sedang yaitu 15-20 % dari
kebutuhan energi total.
- Perbandingan lemak jenuh, lemak jenuh
tunggal, dan lemak jenuh ganda = 1 : 1 : 1
- banyak mengandung asam lemak tak
jenuh rantai panjang
- hiperlipidemia meningkatkan
progresifitas penyakit ginjal karena
terjadinya deposisi lipid pada glomerulus
dan interstitium

4. Kolesterol dibatasi < 300 mg, bila ada
peningkatan TG darah
5. Karbohidrat sebagai sisa kebutuhan
energi.
- utamakan karbohidrat kompleks

6. Natrium dibatasi yaitu 1-2 g sehari, tergantung
berat ringannya edema.
- diet rendah garam I, II, III

7. Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan
yg dikeluarkan melalui urin ditambah 500 ml
pengganti cairan yang dikeluarkan melalui kulit
dan pernafasan.
Diet Gagal Ginjal Akut
Gambaran penyakit :
Penurunan GFR
Oliguria sampai anuria
Katabolisme protein berlebihan

Tujuan Diet Penyakit Gagal Ginjal
Akut
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa
memberatkan fungsi ginjal
2. Menurunkan kadar ureum darah
3. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Memperbaiki dan mempertahankan status gizi
optimal dan mempercepat penyembuhan
Syarat Diet Penyakit Gagal Ginjal
Akut
1. Energi cukup untuk mencegah
katabolisme yaitu 25-35 kkal/kg BB
(ditambah bila ada demam atau infeksi)
2. Protein disesuaikan dengan katabolisme
protein yaitu 0,6-1,5g/kg BB.
- katabolik ringan : 0,6-1g/kgBB
- katabolik sedang : 0,8-1,2 g/kg BB
- katabolik berat : 1-1,5 g/kg BB
3. Lemak sedang yaitu 20-30 % dari kebutuhan
energi total atau antara 0,5-1,5 g/kg BB.
Untuk katabolisme berat dianjurkan 0,8-1,5
g/kgBB
4. Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi
setelah dikurang jumlah energi yang diperoleh
dari protein dan lemak.
Apabila terdapat hipertrigliseridemia, batasi
penggunaan karbohidrat sederhana atau gula
murni.

5. Natrium dan kalium (<3g/hr) dibatasi bila ada
anuria
kalium dalam makanan tidak perlu dibatasi jika
mendapat terapi diuretik yg agresif
6. Cairan : pengganti cairan yg keluar dari muntah,
diare, dan urin + 500 ml
7. Bila kemampuan untuk makan rendah,
makanan diberikan dalam bentuk formula
enteral atau parenteral.
8. Bila diperlukan, tambahkan suplemen asam
folat, vitamin B6, vitamin C, vitamin A dan
vitamin K.

DAFTAR KADAR NATRIUM DAN KALIUM
BAHAN MAKANAN (mg/100 g bhn makanan)
1. Sumber hidrat arang
2. Sumber protein hewani
3. Sumber protein nabati
4. Sayuran
5. Buah-buahan
6. Susu
7. Lemak
8. Lain-lain
Makanan sumber natrium Mg/100g
Sumber hidrat arang
Biskuit
Kraker
Roti coklat
Roti kismis
Roti putih
Roti susu
Roti bakar

500
710
500
300
530
500
700
Sumber protein hewani
Daging korned
Ham
Keju
Sosis

1250
1250
1250
1000
Makanan sumber natriun Mg/100g
Sumber protein nabati
Kecap
Keju kacang tanah


4000
607
Susu
Susu bubuk asam
Susu bubuk penuh
Susu bubuk skim


600
380
470

Lain-lain
Bouillon blok
Coklat bubuk
Garam dapur
Margarin
Mentega
Saos tomat

5000
500
38758
987
987
2100
Makanan sumber kalium Mg/100g
Sumber hidrat arang
Singkong
Ubi kuning
Kentang
Havermout
Terigu
Tapioka
Beras giling
Beras giling
Beras ketan
Beras merah
Bihun
Jagung kuning
Kentang
Krakers(soda)
Krakers Graham
Makaroni
Misoa

394
304
396
400
400
400
100
202
282
195
200
400
260
396
120
330
132


Makanan sumber kalium Mg/100g
Sumber protein hewani
Daging ayam
Daging bebek
Daging sapi
Daging domba
Daging kelinci
Ginjal
Ikan mas
Ikan sardin
Ikan tongkol
Udang
Hati babi
Ham

350
300
489
350
350
300
335
501
470
333
350
350
Makanan sumber kalium Mg/100g
Sumber protein nabati
Kacang hijau
Kedelai
Kacang tanah
Kacang merah
Kecap


1132
1504
421
1151
500
Buah-buahan
Adpokat
Apel
Duku
Pepaya
pisang

278
203
232
221
435
Lain-lain
Saos tomat
Coklat bubuk
Teh

2100
1000
1800
Makanan sumber kalium Mg/100g
Sayuran
Bayam
Bawang putih
Bit
Daun pepaya muda
Kapri
Kembang kol
Peterseli
Prei
Seledri batang
Seledri daun


416
373
330
652
370
349
900
316
350
326
Susu
Susu coklat
Susu bubuk asam
Susu bubuk penuh
Susu bubuk skim


500
1800
1200
1500
Jenis diet dan indikasi pemberian
Jenis diet sesuai dengan keadaan pasien
dan berat ringannya katabolisme protein.
Katabolik ringan (keracunan obat) :
makanan oral bentuk lunak
Katabolik sedang (infeksi, peritonitis) dan
katabolik berat (luka bakar, sepsis) :
makanan formula enteral dan atau
parenteral
Diet gagal ginjal akut lunak
Diet gagal ginjal akut cair
Makanan yang dianjurkan :
Rendah garam (bila ada hipertensi, edema,
dan asites)
Batasi makan sayur dan buah tinggi kalium
bila ada hiperkalemia
Batasi konsumsi susu (1-2 sdm susu bubuk
per hari)
Hindari makanan yg mengandung zat aditif
(pewarna, pengawet, penyedap rasa)
Diet Rendah Garam
Diet rendah garam I (200-400 mg Na)
Untuk pasien dengan edema, asites, dan atau
hipertensi berat.Pada pengolahan makanan
tidak ditambahkan garam dapur.

Diet rendah garam II (600-800 mg Na)
Untuk pasien dengan edema, asites, hipertensi
tidak terlalu berat. Pada pengolahan makanan
boleh menggunakan sdt garam dapur (2g).

Diet rendah garam III (1000-1200 mg Na)
Untuk pasien dengan edema dan atau hipertensi
ringan.Pada pengolahan makanan boleh
menggunakan 1sdt (4g) garam dapur.
Diet Penyakit Ginjal Kronik
Gambaran penyakit :
Anoreksia
Mual
Muntah
Pusing
Sesak nafas
Lelah
Edema
uremia
Tujuan diet Penyakit Ginjal Kronik
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal dengan memperhitungkan sisa fungsi
ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal
2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum
darah yang tinggi (uremia)
3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit
4. Mencegah atau mengurangi progresifitas
gagal ginjal, dengan memperlambat turunnya
laju filtrasi glomerulus
Syarat diet Penyakit Ginjal Kronik
1. Energi cukup yaitu 35 kkal/kg BB
2. Protein rendah yaitu 0,6-0,75 g/kg BB.
Sebagian harus bernilai biologik tinggi
Diet rendah protein diberikan bila GFR atau
Tes Klirens Kreatinin < 25ml/menit.
3. Lemak cukup yaitu 20-30 % dari
kebutuhan energi total. Diutamakan
lemak tidak jenuh ganda.


4. Karbohidrat cukup yaitu kebutuhan energi
total dikurangi energi yang berasal dari
protein dan lemak.

5. Pembatasan makanan kaya elektrolit jika
terjadi kenaikan kadar serum elektrolit
seperti natrium, magnesium, kalium, dll

PEMBATASAN ELEKTROLIT
Natrium dibatasi apabila ada hipertensi,
edema, asites, oliguria atau anuria.
Banyaknya natrium yg diberikan 1-3 g
Hindari makanan yg mengandung zat
aditif (pewarna, pengawet, penyedap rasa)
Kalium dibatasi bila ada hiperkalemia,
oliguria atau anuria.
Antasid yg mengandung magnesium
TIDAK BOLEH

7. Cairan dibatasi yaitu sebanyak jumlah
urin sehari ditambah 500 ml
8. Vitamin cukup, bila perlu diberi suplemen
piridoksin, asam folat, vitamin C(<100mg)
dan vitamin D3.
VIT C :
membantu penyerapan zat besi
(mencegah anemia)
pembentukan kolagen dan antibodi
meningkatkan pembentukan oksalat

Diet Rendah Protein
1. Diet rendah protein I : 30 g protein
Diberikan kepada pasien dengan berat
badan 50 kg.
2. Diet rendah protein II : 35 g protein
Diberikan kepada pasien dengan berat
badan 60 kg
3. Diet rendah protein III : 40 g protein
Diberikan kepada pasien dengan pasien
dengan berat badan 65 kg.
Jumlah protein yang diberikan dapat lebih
tinggi atau lebih rendah daripada standar
karena kebutuhan gizi pasien penyakit
ginjal kronik sangat bergantung pada
keadaan dan berat badan perorangan.

Mutu protein dapat ditingkatkan dengan
memberikan asam amino esensial murni.
Bahan makanan yang dianjurkan
dan tidak dianjurkan
Bahan makanan Dianjurkan Tidak dianjurkan/dibatasi
Sumber karbohidrat Nasi, bihun, jagung,
kentang, makaroni, mi,
tepung-tepungan, singkong,
ubi, selai, madu, permen
Sumber protein Telur, daging, ikan, ayam,
susu.
Kacang-kacangan dan hasil
olahnya seperti tempe dan
tahu
Sumber lemak Minyak jagung, minyak
kacang tanah, minyak
kelapa sawit, minyak
keledai, margarin dan
mentega rendah garam
Kelapa, santan, minyak
kelapa, margarin, mentega
biasa dan lemak hewan
Sumber vitamin dan mineral Semua sayuran dan buah
kec pasien dg hiperkalemia
dianjurkan yg mengandung
kalium rendah/sedang
Sayuran dan buah tinggi
kalium pada pasien dengan
hiperkalemia
Pada pasien yang tidak mengalami
dialisis, protein yang diberikan adalah 50
% protein nabati dan sisanya protein
hewani.
Kacang-kacangan tidak dianjurkan pada
diet rendah protein < 40 g.
Diet transplantasi ginjal
Setelah transplantasi sering terjadi
hiperkatabolisme protein, kegemukan dan
hiperlipidemia.

Diet bulan pertama setelah transplantasi
adalah energi cukup dengan protein tinggi,
setelah itu berubah menjadi energi dan
protein cukup.
Tujuan diet transplantasi ginjal
1. Mencapai dan mempertahankan status
gizi yang optimal
2. Mencegah hiperlipidemia
3. Mencegah ketidaktahanan terhadap
glukosa
4. Mempercepat penyembuhan
Syarat diet transplantasi ginjal
1. Energi cukup yaitu 30-35 kkal/kg BB/hr
2. Protein tinggi pada bulan pertama
setelah transplantasi yaitu 1,3-1,5
g/kgBB/hr; setelah satu bulan menjadi 1
g/kgBB/hr
3. Lemak sedang yaitu < 30 % dari
kebutuhan energi total.
Lemak jenuh dibatasi.
4. Karbohidrat cukup yaitu kebutuhan energi
total dikurangi energi yang berasal dari
protein dan lemak.
5. Kolesterol < 300 mg/hr untuk mencegah
hiperlipidemia
6. Kalsium tinggi 800-1200 mg/hr
7. Fosfor sama dengan kebutuhan kalsium
untuk mengatasi absorpsi rendah
8. Natrium, kalium dan cairan tidak perlu dibatasi
kecuali bila ada indikasi gangguan fungsi ginjal.
9. Bila perlu beri suplemen kalsium, magnesium,
tiamin dan vitamin D.
10. Apabila setelah transplantasi, kemudian ginjal
gagal berfungsi, maka anjuran diet disesuaikan
dengan kondisi pasien (kembali ke diet penyakit
ginjal kronik atau diet hemodialisis).
Jenis diet dan indikasi pemberian
Diet transplantasi I (DT I) : setelah
transplantasi sampai dengan sebulan
Diet transplantasi II (DT II) : setelah
sebulan transplantasi
Bahan makanan yang dianjurkan
Sumber lemak tidak jenuh ganda
Sayur-sayuran
Buah-buahan
Bahan makanan yang tidak
dianjurkan
Sumber lemak jenuh
Sumber kolesterol
Sumber gula sederhana seperti gula pasir,
gula merah, madu dan makanan manis yg
berlebihan

Bila terjadi hiperkolesterolemia atau
hipertrigliseridemia
Diet gagal ginjal dengan Dialisis
Dialisis dilakukan bila klirens kreatinin <
15 ml/menit
Dialisis : hemodialisis atau dialisis
peritoneal (CAPD : continuous ambulatory
peritoneal dialysis)
Tujuan diet gagal ginjal dengan
dialisis
1. Mencegah defisiensi gizi serta
mempertahankan dan memperbaiki
status gizi, agar pasien dapat melakukan
aktifitas normal
2. Menjaga keseimbangan cairan dan
elektrolit
3. Menjaga agar akumulasi produk sisa
metabolisme tidak berlebihan
Syarat Diet Gagal Ginjal dengan
Dialisis
1. Energi cukup yaitu 35 kkal/kg BB/hr
- Pada CAPD diperhitungkan jumlah
energi yg berasal dari cairan dialisis.
- Bila diperlukan penurunan BB, harus
dilakukan secara berangsur 250-500
g/mgg untuk mengurangi resiko
katabolisme massa tubuh tanpa lemak
(Lean Body Mass)
2. Protein tinggi, untuk mempertahankan
keseimbangan nitrogen dan mengganti
asam amino yg hilang selama dialisis yaitu
1-1,2 g/kg BB ideal/hr pada HD dan 1,3
g/kg BB ideal/hr pada CAPD. 50 % protein
hendaknya bernilai biologi tinggi.
3. Karbohidrat cukup yaitu 55-75 % dari
kebutuhan energi total.
4. Lemak normal yaitu 15-30 % dari kebutuhan
energi total.
5. Natrium diberikan sesuai jumlah urin yg
keluar/24 jam, yaitu :
- 1 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari,
yaitu 1 g untuk tiap liter urin (HD)
- 1-4 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari
yaitu 1 g untuk tiap liter urin (CAPD)
6. Kalium sesuai urin yg keluar/24 jam yaitu:
- 2 g + penyesuaian menurut jumlah urin
sehari yaitu 1 g untuk tiap 1 ltr urin (HD)
- 3 g + penyesuaian menurut jumlah urin
sehari yaitu 1 g untuk tiap 1 ltr urin
(CAPD)

7. Kalsium tinggi yaitu 1000 mg/hr. Bila perlu
diberikan suplemen kalsium
8. Fosfor dibatasi yaitu < 17 mg/kg BB ideal/hr
9. Cairan dibatasi yaitu jumlah urin/24 jam + 500-
750 ml
10. Suplemen vitamin bila diperlukan terutama
vitamin larut air seperti B6, asam folat dan vit C
11. Bila nafsu makan kurang, berikan suplemen
enteral yg mengandung energi dan protein
tinggi.
Jenis diet dan indikasi pemberian
Diet pada dialisis tergantung pada
frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal, dan
ukuran BB pasien.
Berdasarkan BB :
Diet dialisis I, 60 g protein, pasien dengan BB
50 kg
Diet dialisis II, 65 g protein, pasien dengan BB
60 kg
Diet dialisis III, 70 g protein, pasien dengan
BB 65 kg
Diet nefrolitiasis
Kelainan metabolisme atau pengaruh
lingkungan

Meningkatnya konsentrasi mineral atau
garam dalam urin

Batu ginjal terbentuk
Jenis batu ginjal
Garam kalsium
Fosfat
Oksalat
Asam urat
Batu sistin (jarang)
Faktor resiko batu ginjal
Hiperkalsiuria
Hiperurikosuria
Hiperoksalouria
Rendahnya volume dan pH urin
Pencegahan
Asupan cairan yg tinggi (2,5-3 ltr/hr)
Kebutuhan cairan meningkat seiring dengan
kenaikan suhu lingkungan dan peningkatan
aktifitas.
Separuh cairan hendaknya adalah air
putih
Tujuan diet nefrolitiasis
1. Mencegah atau memperlambat
terbentuknya kembali batu ginjal
2. Meningkatkan ekskresi garam dalam urin
dengan cara mengencerkan urin melalui
peningkatan asupan cairan
3. Memberikan diet sesuai dengan
komponen utama batu ginjal
Syarat diet nefrolitiasis
1. Energi diberikan sesuai dengan
kebutuhan
2. Protein sedang 10-15 % dari kebutuhan
energi total
3. Lemak sedang yaitu 15-25 % dari
kebutuhan energi total

4. Karbohidrat, sisa dari kebutuhan energi
total.
5. Cairan tinggi, yaitu 2,5-3 liter/hari,
separonya berasal dari minuman
6. Pembatasan makanan sesuai dengan
jenis batu.
Diet batu kalsium oksalat dan
kalsium fosfat
Hiperkalsiuria (>200 mg dlm urin sehari) :
absorpsi kalsium yg tinggi
Hiperkalsiuria :
Tipe I : tidak tergantung diet kalsium
(dianjurkan konsumsi kalsium adekuat tetapi
tidak berlebihan)
Tipe II : tergantung asupan kalsium tinggi
(dianjurkan konsumsi kalsium 500-800 mg
untuk laki-laki, 500-600 mg untuk perempuan)
Pembatasan kalsium tidak dianjurkan
karena dapat menyebabkan
keseimbangan kalsium negatif dan
meningkatkan absorbsi oksalat sehingga
meningkatkan resiko pembentukan batu.
Asupan asam oksalat dalam makanan
dibatasi.
Tujuan diet batu kalsium oksalat
dan kalsium fosfat
Mencegah atau memperlambat
terbentuknya batu kalsium oksalat atau
batu kalsium fosfat

Syarat diet batu kalsium oksalat
dan kalsium fosfat
1. Energi sesuai dg kebutuhan
2. Protein sedang 10-15 % atau 0.8 g/kg
BB/hr
3. Lemak normal 10-25 %
4. Karbohidrat sisa dari kebutuhan energi
total
5. Cairan tinggi 2,5-3 ltr/hr, separo berasal
dr minuman
6. Natrium sedang 2300 mg (5 gr garam
dapur) karena natrium dapat memicu
hiperkalsiuria
7. Kalsium normal 500-800 mg/hr. Tidak
dianjurkan pembatasan kalsium
8. Serat tidak larut air tinggi karena serat
dapat mengikat kalsium sehingga
membatasi penyerapannya.
9. Oksalat rendah
10. Fosfat normal. Diet rendah fosfat
ternyata tidak dapat mencegah
pembentukan batu fosfat.
Bahan makanan yg dibatasi
Sumber kalsium :
Susu dan keju serta makanan yg dibuat dari
susu
Teri dan ikan yg dimakan dengan tulang
Sumber oksalat :
Vit C meningkatkan pembentukan oksalat
Makanan yg dapat meningkatkan ekskresi
oksalat melalui ginjal yaitu kentang, ubi,
bayam, bit, strawberry, anggur, kacang-
kacangan, teh, cokelat
Diet batu asam urat
Terbentuknya batu asam urat :
Hiperurikemia
Dehidrasi
Nilai pH urin rendah (asam)
Makanan yg mengandung purin tinggi akan
menghasilkan urin yg bersifat asam dan
meningkatkan ekskresi asam urat melalui
urin.
Hyperuricemia

Tujuan diet batu asam urat
1. Membantu menurunkan kadar asam urat
dalam plasma darah
2. Meningkatkan pH urin menjadi 6,0-6,5

Syarat diet batu asam urat
1. Energi sesuai kebutuhan
2. Protein cukup 10-15 %
3. Lemak sedang 10-25 %
4. Karbohidrat sisa dari kebutuhan energi
total
5. Hindari bahan makanan sumber protein
yg mengandung purin >100 mg/100 g
bahan makanan
6. Makanan yg menghasilkan sisa basa
tinggi diutamakan dan yang menghasilkan
sisa asam tinggi dibatasi
7. Cairan tinggi 2,5-3 ltr/hr, separuhnya
berasal dari air putih
8. Mineral dan vitamin cukup
Bahan makanan yang cenderung
menghasilkan sisa basa tinggi
Susu : susu, susu asam, dan krim
Lemak : minyak kelapa, kelapa, santan
Sayuran : semua jenis sayuran terutama
bayam dan bit
Buah : semua jenis buah
Bahan makanan yg cenderung
menghasilkan sisa asam tinggi
Sumber karbohidrat :
Sumber protein : daging, ikan, kerang,
telur, keju, kacang-kacangan, dan hasil
olahannya.
Sumber lemak : lemak hewan
Jenis diet
Diet rendah oksalat tinggi sisa asam : batu
kalsium
Diet rendah purin tinggi sisa basa : batu
asam urat
Pengelompokan bahan makanan menurut kadar
purin dan anjuran makan
Kelompok 1 : kandungan purin tinggi (100-
1000 mg purin/100 mg bahan makanan)
Sebaiknya dihindari
Otak, hati, jantung, ginjal, jerohan, ekstrak
daging/kaldu, bebek, ikan sardin, makarel,
kerang


Kelompok 2 : kandungan purin sedang (9-
100 mg purin/100 g bahan makanan)
Dibatasi masimal 50-75 g (1-1 1/2 ptg)
daging, ikan atau unggas atau 1 mangkok
(100g) sayuran sehari
Daging sapi dan ikan kecuali yg terdapat dlm
kelompok 1, ayam, udang, kacang kering dan
hasil olah seperti tahu tempe, asparagus,
bayam, daun singkong, kangkung, daun dan
biji melinjo
Kelompok 3 : kandungan purin rendah
dapat diabaikan, dapat dimakan setiap hari
Nasi, ubi, singkong, jagung, roti, mi, bihun,
tepung beras, cake, kue kering, puding, susu,
keju, telur, lemak dan minyak, gula, sayuran
dan buah2an kec sayuran dlm kelompok 2

Vous aimerez peut-être aussi