Vous êtes sur la page 1sur 7

AKUNTANSI MANAJEMEN TEORI KONTIJENSI

Tugas UTS

Oleh :
Oky Ocktaviani
11520036


JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2014


AKUNTANSI KONTIJENSI

Teori Kontijensi
Teori kontinjensi dapat digunakan untuk menganalisis desain dan sistem akuntansi
manajemen untuk memberikan informasi yang dapat digunakan perusahaan untuk berbagai
macam tujuan dan untuk menghadapi persaingan (Otley, 1980). Merchant (1982) menyatakan
bahwa tidak terdapat sistem pengendalian yang secara universal selalu tepat untuk bisa
diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan. Sistem pengendalian akan berbeda-
beda di tiap-tiap organisasi yang berdasarkan pada faktor organisasioris dan faktor situasional.
Secara nyata Copley, (1923) menyatakan bahwa pengendalian adalah yang pusat gagasan dari
manajemen ilmiah. Perkembangan prinsip operasional ini ke sistem pengendalian manajemen
menyiratkan bahwa harus ada satu sistem pengendalian terbaik yang memaksimalkan efektivitas
manajemen dan hanya satu setting kontijensi. Banyak dari model portofolio dalam perumusan
dan implementasi strategi didasarkan pada pandangan yang universal tersebut. Dengan bukti
empiris hubungan pengendalian kontijensi, pandangan yang universal tidak nampak seperti
uraian sistem pengendalian yang sah. Pada sisi lain yang ekstrim, pendekatan kondisi-khusus
membantah bahwa faktor yang mempengaruhi sistem pengendalian adalah sedemikian unik
sehingga aturan umum model tidak bisa diterapkan. Peneliti dipaksa untuk mempelajari masing-
masing perusahaan dan sistem pengendalian secara individu dan para pendukung dasar
pemikiran ini cenderung untuk melakukan riset kasus.
Pendekatan kontijensi diposisikan di antara kedua ekstrim ini. Menurut teori kontijensi,
kelayakan dari sistem pengendalian yang berbeda tergantung pada setting bisnis tersebut.
Bagaimanapun, berlawanan dengan model kondisi khusus, generalisasi sistem pengendalian
dapat dibuat untuk bisnis secara luas. Mengembangkan model kontijensi memerlukan suatu basis
yang membagi setting kompetitif ke dalam kelas terpisah, dan ada pekerjaan kecil untuk
mengindetifikasi variabel kontijensi yang relevan. Suatu variabel kontijensi terkait dengan level
(dimana binis yang berbeda pada variabel itu juga memperlihatkan perbedaan utama bagaimana
atribut pengendalian atau tindakan berhubungan dengan kinerja. Kategori yang pertama terdiri
dari variabel yang berhubungan dengan ketidakpastian. Sumber ketidakpastian yang utama
meliputi tugas dan ketidakpastian lingkungan eksternal.
Ketidakpastian tugas adalah suatu fungsi dari tindakan seorang manajer untuk
mendapatkan hasil yang diharapkan (Hirst, 1981).
Kategori yang kedua dari variabel kontijensi, berhubungan dengan interdependensi dan
tehnologi perusahaan. Hal ini meliputi definisi tehnologi yang dikembangkan oleh Woodward
(1965) dan Perrow (1967) yang membagi teknologi ke dalam batch kecil, batch besar,
memproses tehnologi dan kategori produksi massal. Menurut Perrow (1967) definisi teknologi
didasarkan pada banyaknya pengecualian dalam memproses produk atau jasa memproses dan
sifat alami dari proses ketika pengecualian ditemukan.
Kategori yang ketiga terdiri dari industri, perusahaan dan variabel unit bisnis seperti
ukuran, diversifikasi dan struktur. Studi industri sudah menguji pengendalian pada pabrikasi, jasa
keuangan serta riset dan pengembangan perusahaan. Diversifikasi mengacu pada tingkat
keanekaragaman dalam suatu lini produk dan atau struktur perusahaan. Struktrur perusahaan
telah dichotomikan antara multi-divisional (M-Form) dan fungsional (U-Form) Perusahaan
(Hoskisson et Al, 1990).
Kategori lain yang telah diuji literatur pengendalian adalah faktor observability. Variabel
ini mula-mula diusulkan oleh Thomson (1970) dan kemudian oleh Ouchi (1977). Seperti dicatat
oleh ahli teori organisasi dan agen, dalam evaluasi kinerja, suatu isyarat dari seorang pekerja atau
unit bisnis diukur, dievaluasi dan dikompensasi. Isyarat mengukur dapat dari tindakan karyawan
dan dari hasil tindakan.
Berdasarkan pada teori kontinjensi maka sistem pengendalian manajemen seperti standar
prosedur pengoperasian (standard operation procedures), partisipasi anggaran (budgetary
participation), ketergantungan pada pengukuran kinerja akuntansi (reliance on accounting
performance measure) perlu digeneralisasi dengan mempertimbangkan faktor organisasioris dan
situasional seperti perilaku manajer dalam melaksanakan aktivitas apakah melakukan perilaku
yang menyimpang (perilaku dysfunctional) dan dipengaruhi oleh budaya, dalam hal ini adalah
budaya nasional.
PENGERTIAN
Kontijensi lebih dikenal dengan peristiwa atau transaksi yang mengandung syarat merupakan
transaksi yang paling banyak ditemukan dalam kegiatan bank sehari-hari. Kontijensi yang
memilki leh suatu bank dapat berakibat tagihan atau kewajiaban bagi bak yang bersangkutan.
Kontijensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai kemungkinan
diperolehnya laba tau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan terselesaikan dengan terjadi
atau tidak terjadi satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang.
Kerangka Pengendalian Kontijensi
Suatu isu dipecahkan dalam mengembangkan suatu model pengendalian kontinjensi tentang
pemahaman bagaimana faktor kontinjensi ditentukan dan ditingkatkan dari waktu ke waktu.
Faktor kontinjensi tertentu mungkin ditentukan oleh keputusan manajemen, yang lain mungkin
ditentukan secara exogenous. Pada beberapa titik waktu, organisasi memilih pasar dimana
perusahaan tersebut bersaing dan strategi dalam pasar itu, dan pada dasarnya mampu
mengendalikan semua faktor kontinjensi. Bagaimanapun setelah menentukan strategi produk
tertentu, banyak faktor kontinjensi tidak lagi di bawah pengendalian langsung organisasi. Oleh
karena itu, determinasi faktor kontinjensi mungkin menjadi proses interaktive, sebagian dari
faktor dipilih oleh perusahaan, sedangkan yang lain adalah suatu hasil keputusan yang lalu dan
faktor eksternal.
JENIS TRANSAKSI KONTIJENSI
Kontijensi bank terdiri dari kontijensi tagihan dan kontijensi kewajiban (tunggakan).
Kontijensi tagihan terdiri dari :
1. Bank garansi yang diterbitkan oleh bank lain.
Adalah semua bentuk garansi yang diterima oleh bank yang mengakibatkan tagihan
kepada pihak bank penjaminan bila pihak yang dijamin melakukan ingkar janji atau
wanprestasi di kemudian hari.
2. Pembelian opsi valuta asing
Adalah perjanjian asing yang memberikan hak pilihan kepada pembeli opsi untuk
menggunakan atau tidak mengguanakan dalam kontrak jual beli valuta asing.
3. Pendapatan bunga dan penyelesaian
Dalam akuntansi perbankan khususnya yang menyangkut pendapatan bunga dari
aktiva produktif, bank akan menganut prinsip konservtif dalam arti sangat hati-hati.

KONTIJENSI KEWAJIBAN TERDIRI DARI :
1. Garansi yang diberikan
2. Surat kredit berdokumen dalam negri (SKBDN) yang dapat dibatalkan dalam rangka
perdagangan dalam negri.
3. Penjualan opsi valuta asing
Klasifikasi Pengendalian Kontinjensi Fisher (1995) mengklasifikasikan menjadi empat
kategori yang tergantung pada kontinjensi, pengendalian, dan variabel hasil.
Analisa tingkat 1
Satu faktor kontinjensi dihubungkan dengan satu mekanisme pengendalian.
Hipotesa yang khas meramalkan bahwa keberadaan suatu faktor kontinjensi akan
mengakibatkan suatu peningkatan kemungkinan bahwa perusahaan suatu mekanisme
pengendalian tertentu. Tidak ada usaha yang dibuat untuk mengakses apakah korelasi
antara faktor kontinjensi dan mekanisme pengendalian mempunyai efek pada hasil
perusahaan (walaupun kebanyakan dokumen berasumsi bahwa korelasi tersebut
mendorong kearah kinerja lebih tinggi) atau jika mekanisme pengendalian dihubungkan
dengan mekanisme pengendalain yang lain.
Analisa tingkat 2
Menguji efek hubungan suatu mekanisme pengendalian dan faktor kontinjensi
dalam variabel hasil. Dalam suatu studi yang khas, keberadaan faktor kontinjensi dan
mekanisme pengendalian dihipotesakan untuk menghasilkan suatu peningkatan suatu
efektifitas (atau ketidakefektifan ). Simon (1987) menyatakan perbedaan sistem
pengendalian yang diuji antara unit bisnis yang memanfaatkan strategi penyelidik atau
pendukung tersebut. Beberapa hipotesa atas studi ini menguji korelasi antara strategi
unit bisnis (SBU) dan mekanisme pengendalian.
Analisa tingkat 3
Efek hubungan dari faktor kontinjensi dan berbagai mekanisme pengendalian atas
suatu variabel hasil ditujukan (Drazin Dan Van tidak Ven, 1985). Analisa jenis ini
berasumsi bahwa mungkin ada komplementer atau hubungan penggantian antara
variabel pengendalian yang mungkin termasuk dalam berbagai mekanisme
pengendalian dalam analisa tersebut.

Timbulnya Formula Kontinjensi
Pendekatan kontinjensi untuk akuntansi manajemen didasari oleh anggapan
bahwa tidak ada sistem akuntansi yang tepat secara universal yang dapat digunakan
oleh semua organisasi dalam berbagai keadaan. Sistem akuntansi yang tepat tergantung
pada keadaan khusus dimana organisasi tersebut berada. Oleh karenanya teori
kontinjensi harus mengidentifikasikan aspek khusus dari sistem akuntansi perusahaan
dimana keadaan dapat didefinisikan dengan pasti dan sistem dapat dicobakan dengan
tepat.























Daftar Pustaka

Halim,Abdul dkk.2003.Sistem Pengendalian Manajemen Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP AMP
YKPN
Hanu, La.2006. Perspektif teori kontijensi dalam sistem akuntansi manajemen dan sistem
pengendalian manajemen. Universitas Dharmawangsa
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen:Pengertian Kontijensi. Yogyakarta: BPFE
Simamora, Henry. 2002. Akuntansi Manajmen. Yogyakarta: UPP AMP YYKPN
Narindrani, Armila. 2006. Akuntansi Manajmen. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sukardi. 2005. Akuntansi Manajmen. Semarang: UPT UNNES Press
Tunggal, Amin Wijaya. 1994. Akuntansi Manajmen. Jakarta: Rineke Cipta
Hariadi, Bambang. 1992. Akuntansi Manajmen. Yogyakarta: BPFE
Jusoh, Rozita. 2002. Pengaruh ketidakpastian lingkungan terhadap system akuntansi
manajemen:pendekatan kontijensi. Manajemen Ekonomi
Rustiana. 2002. Pendekatan kontijensi dalam desain system akuntansi manajemen untuk
meningkatkan kinerja manajerial. Modus

Vous aimerez peut-être aussi