Vous êtes sur la page 1sur 14

Asas-Asas kurikulum

Diajukan untuk memenuhi Tugas Individu


Mata Kuliah : Analisis Kurikulum Pendidikan Menengah dan Penjaminan Mutu
Dosen : Dr. C. Rudy Prihantoro
Disusun leh :
!olihin
"#o. Registrasi $%&'&()''*+
,#I-.R!ITA! #./.RI 0AKARTA
PR/RAM PA!CA!AR0A#A
MA/I!T.R P.#.1ITIA# DA# .-A1,A!I P.#DIDIKA#
2)&3
4isik 5uku
0udul 5uku : Asas-Asas Kurikulum
Pengarang : Pro6. Dr. !. #asution
Pener7it : 5umi Aksara8 0akarta
Tahun Ter7it : Maret8 2)&&
0umlah 9alaman : 2%3 hal

Ringkasan Buku
Pada 5A5 & sam:ai 5A5 3 7uku ini mem7ahas masalah :engertian kurikulum dan asas-asas
yang mendasari suatu kurikulum. Kurikulum meru:akan alat yang sangat :enting 7agi ke7erhasilan
:endidikan. Tan:a kurikulum yang sesuai dan te:at akan sulit untuk men;a:ai tujuan dan sasaran
:endidikan yang diinginkan. !ejumlah de6inisi tentang kurikulum disam:aikan oleh :ara ahli.
5e7era:a ta6siran tentang kurikulum da:at kita tinjau dari segi lain8 sehingga kita mem:eroleh
:enggolongan se7agai 7erikut :
&. Kurikulum da:at dilihat se7agai :roduk8 yakni se7agai hasil karya :ara :engem7ang
kurikulum. 9asilnya dituangkan dalam se7uah 7uu :edoman kurikulum.
2. Kurikulum di:andang se7agai :rogram8 alat yang dilakukan sekolah untuk men;a:ai
tujuanya. Ini da:at 7eru:a mengajarkan 7er7agai mata :elajaran teta:i juga meli:uti
segala kegiatan yang diangga: da:at mem:engaruhi :erkem7angan sis<a misalnya
:erkum:ulan sis<a8 :ramuka dan lainnya.
(. Kurikulum da:at :ula di:andang se7agai hal-hal yang dihara:kan akan di:elajari sis<a8
yakni :engetahuan8 sika:8 keteram:ilan tertentu.
3. Kurikulum di:andang se7agai :engalaman sis<a. Ketiga :andangan diatas 7erkenaan
dengan :eren;anaan kurikulum sedangkan :andangan ini mengenai a:a yang se;ara
a;tual menjadi kenyataan :ada setia: sis<a.
Mengenai masalah-masalah kurikulum senantiasa terda:at :endirian yang 7er7eda-7eda8
7ahkan sering 7ertentangan. Ketidak:uasan dengan kurikulum yang 7erlaku adalah sesuatu yang
7iasa dan mem7eri dorongan men;ari kurikulum 7aru. Akan teta:i mengajukan kurikulum yang
ekstrim sering dilakukan dengan ;ara mendiskreditkan kurikulum lama8 :adahal kurikulum itu :un
mendatangan ke7aikan8 sedangakan kurikulum :asti tidak akan sem:urna dan akan tam:il
kekurangan setelah 7erjalan 7e7era:a <aktu.
Ral:h =.Tyler dalam 7ukunya 5asi; Prin;i:les o6 Curri;ulum and Instru;tion "&*3*+8 salah
satu 7uku yang :aling 7er:engaruh dalam :engem7angan kurikulum8 mengajukan 3 :ertanyaan
:okok8 yakni:
&. Tujuan a:a yang harus di;a:ai sekolah>
2. 5agaimanakah memilih 7ahan :elajaran guna men;a:ai tujuan itu>
(. 5agaimanakah 7ahan disajikan agar e6ekti6 diajarkan>
3. 5agaimanakah e6ektivitas 7elajar da:at dinilai>
5erdasarkan :ertanyaan itu8 maka di:eroleh keem:at kom:onen kurikulum yakni8 "&+ tujuan8
"2+ 7ahan :elajaran8 "(+ :roses 7elajar-mengajar8 "3+ evaluasi atau :enilaian. Keem:at kom:onen itu
da:at kita gam7arkan dalam 7agan se7agai 7erikut:
T,0,A#
.-A1,A!I 5A9A#
P5M
Mengem7angkan kurikulum 7ukan sesuatu yang mmudah dan sederhana karena 7anyak hal
yang harus di:ertim7angkan dan 7anyak :ertanyaan yang da:at diajukan untuk di:erhitungkan.
!emua :ertanyaan itu menyangkut asas-asas yang mendasari setia: kurikulum8 yakni
&. Asas6iloso6is8 yang 7erkenaan dengan tujuan :endidikan yang sesuai dengan 6ilsa6at
negara.
2. Asas :sikologis8 yang mem:erhitungkan 6a;tor anak dalam kurikulum yakni8 a.
:sokologis anak8 :erkem7angan anak8 7. :sikologis 7elajar8 7agaimana :roses 7elajar
anak.
(. Asas sosiologis8 yaitu keadaan masyarakat8 :erkem7angan dan :eru7ahan8 ke7udayaan
manusia8 hasil kerja manusia 7eru:a :engetahuan dan lain-lain.
3. Asas organisatoris8 yang mem:ertim7angkan 7entuk dan organisasi 7ahan :elajaran yang
disajikan.
!egala ke:utusan yang diam7il mengenai :endidikan atau kurikulum 8 7ila ditelusuri se;ara
le7ih mendalam mem:unyai dasar 6iloso6is. !ering 6ilsa6at yang mendasarinya tidak dinyatakan
se;ara eks:lisit. Tentu dihara:kan agar tindakan itu mem:unyai dasar 6iloso6is yang konsisten.
Pendidikan dan :engajaran 7erdasarkan asas-asas yang termaktu7 dalam :an;asila.
Dalam mengam7il ke:utusan tentang kurikulum :engetahuan tentang :sikologi anak dan
7agaimana anak 7elajar8 sangat di:erlukan. 5elajar se;ara tradisional diangga: se7agai menam7ah
:engetahuan8 yang diutamakan as:ek intelektual. Penda:at yang le7ih :o:ular ialah memandang
7elajar se7agai :eru7ahan kelakuan8 suatu ?change of behavior@ 7ila kita terima 7elajar se7agai
:eru7ahan kelakuan8 maka :endidikan menghada:i tiga soal :
&. Ia harus mengetahui kelakuan a:a yang dihara:kan dari anak. 9al ini 7erkenaan dengan
tujuan yang akhirnya ditentukan oleh 6alsa6ah :endidikan.
2. Ia mengetahui hingga manakah tara6 :erkem7angan anak.
(. Ia mengetahui 7agaimana anak 7elajar8 7agaimana guru mengajar8 kondisi a:a yang harus
di:enuhi agar terjadi :roses 7elajar yang 7erhasil.
5er7agai ma;am teori 7elajar yang mem7erikan :engaruh terhada: kurikulum.
Teori ilmu jiwa daya 7ertujuan men;a:ai mental disi:lin8 yakni melatih daya mental terutama
daya :ikir. Tujuan ini sangat sem:it. 5ahan :elajaran da:at uni6orm 7agi anak. 5ahan :elajaran yang
melatih daya :iker menduduki tem:at yang :enting. Dalam :enentuan 7ahan8 6a;tor anak tidak
7era:a dihiraukan. 5ahan itu disusun menurut urutan yang logis sesuai dengan sistematika mata
:elajaran.
Teori asosiasi mengutamakan 7ahan :elajaran yang s:esi6ik8 yang terdiri atas sejumlah !-R
dan dikuasai melalui :enyajian yang ;ermat8 ha6alan8 dan ulangan. Aang disajikan adalah unsur-
unsur yang otomatis8 7ukan ide-ide yang :rin;i:al.
Teori Gestalt mem:unyai tujuan yang luas8 yakni 7ukan hanya mem7erikan :engetahuan ta:i
juga :roses menghada:i dan meme;ahkan masalah8 :engem7angan :ri7adi8 dan sika: terhada:
dunia. Dalam menentukan 7ahan :elajaran di:ertim7angkan minat dan :erkem7angan anak8
lingkungan masyarakat anak dan 7ahan dari 7er7agai mata :elajaran. Kurikulum meli:uti
:erkem7angan so;ial8 emosional8 dan intelektual. rganisasi 7ahan :elajaran dan metode mengajar
mengutamakan hu7ungan dan integrasi serta :emahaman.
5A5 3 7uku ini mem7ahas asas :sikologi anak se;ara luas8 :erkem7angan anak-6isik8
emosional8 so;ial dan mental-intelektual 6a;tor yang sangat :enting untuk di:erhitungkan dalam
:engem7angan kurikulum. Pengetahuan tentang :erkem7angan anak8 masih kurang jelas
:enera:annya dalam kurikulum8 <alau:un selalu menjadi :okok :ertim7angan. !alah satu se7a7nya
ialah8 7ah<a :enelitian sering hanya meli:uti salah satu as:ek8 misalnya as:ek jasmani8 as:ek
intelegensi dan lain-lain. Kesulitan 7agi :engem7ang kurikulkum ialah melihat :erkem7angan anak
se7agai keseluruhan yang 7ulat.
Pada 7agian 5A5 B :em7ahasan tentang :roses :eru7ahan dan :er7aikan kurikulum.
Peru7ahan tidak selalu sama dengan :er7aikan8 akan teta:i :er7aikan selalu mengandung :eru7ahan.
Per7aikan selalu dikaitkan dengan :enilaian. Per7aikan diadakan untuk meningkatkan mutu atau
nilai. Ma;am-ma;am kurikulum telah di;i:takan dan dijalankan. A:a yang tadinya dihara:kan
ternyata menim7ulkan masalah lain8 sehingga kurikulum itu ditinggalkan atau diu7ah. Dalam
:eru7ahan kurikulum 7e7era:a as:ek yang :erlu 7eru7ah diantaranya guru dan lem7aga atau
organisasi. !ika: orang terhada: :eru7ahan 7er7eda-7eda. Ada yang sia: menerimanya ada juga
yang menentangnya serta ada yang a;uh tak a;uh. !emua harus menyadari adanya masalah yang
dihada:i serta kemungkinan untuk mengadakan :eru7ahan. Diusahakan agar semua menaruh minat
terhada: usaha itu. Di7eri <aktu untuk mem7i;arakan dan memikirkan makna :eru7ahan itu 7agi
lem7aga atau organisasi.
Dalam :eru7ahan kurikulum ke:ala sekolah memainkan :eran yang sangat :enting8 karena
dialah yang mem:unyai kekuasaan8 ke<i7a<aan dan ke:emim:inan untuk melan;arkan8
melanjutkan dan memanta:kan :eru7ahan. Antara kurikulum nasional yang dijadikan :edoman
sam:ai :eru7ahan kelakuan sis<a8 masih terda:at jarak yang ;uku: luas8 yang memrlukan
:emikiran8 kreativitas8 dan kegiatan guru. Dalam hal inilah guru harus sadar 6ungsinya se7agai
:engem7ang kurikulum. 4ungsi ini tentu harus disadari oleh ke:ala sekolah yang 7ertanggung ja<a7
atas :endidikan disekolahnya.
5A5 ' 7uku ini mem7ahas kurikulum dan masyarakat. Masyarakat yang dinamis senantiasa
7eru7ah dengan ;e:at memaksa kurikulum untuk selaras dengan :eru7ahan terse7ut. Pendidikan
harus da:at menja<a7 :eru7ahan yang terjadi :ada masyarakat. !ekolah yang tradisional yang hanya
menoleh ke7elakang tidak akan da:at mem7erikan :endidikan yang relevan. Perkem7angan
masyarakat menye7a7kan lenya:nya jenis :ekerjaan tertentu dan 7erganti dengan 7er7agai jenis
:ekerjaan lain. Pekerjaan kasar semakin lama semakin menghilang dan 7erganti dengan jenis
:ekerjaan yang memerlukan :endidikan yang le7ih lama. Ke7utuhan suatu negera 7ergantung :ada
#egara lain menye7a7kan anak :erlu dididik hu7ungan manusia dan dunia internasional. Peru7ahan
teknologi dalam 7e7era:a tahun ini sangatlah :esat. !egala :eru7ahan ini sedikit 7anyak
mem:engaruhi ;ara hidu: dan ;ara 7er:ikir masyarakat. Disam:ing mem7a<a ke7ahagiaan
:eru7ahan teknologi juga menngandung 7ahaya a:a7ila disalah gunakan. !ekolah hendaknya da:at
mem7eri sum7angan ke arah ter;i:tanya dunia yang aman dan 7ahagia 7agi seluruh umat manusia.
Masyarakat yang ada juga da:at diman6aatkan se7agai salah satu sum7er 7elajar dengan ;ara : A.
karya<isata atau 6ield tri: 5. menggunakan orang se7agai sum7er. C. :enga7dian masyarakat. D.
:engalaman kerja dalam masyarakat.
5A5 $ 7uku ini mem7ahas tentang organisasi kurikulum. Kurikulum 7erma;am-ma;am
7entuknya. 5entuk yang :aling dikenal dan sangat luas :emakaiannya ialah su7je;t ;urri;ulum.
!u7je;t 7erarti mata :elajaran. 0adi su7je;t ;urri;ulum 7erarti kurikulum yang terdiri atas sejumlah
mata :elajaran. Kurikulum ini 7anyak mem:unyai ;iri yang menguntungkan8 namun juga 7anyak
mem:unyai kelemahan. Karena kelemahan itu 7anyak ahli yang mengkritik dan menganjurkan
kurikulum lain. 5e7era:a 7entuk atau organisasi kurikulum alam 7uku ini yaitu :
&. !e:arated !u7je;t Curri;ulum
2. Correlated Curri;ulum
(. Integrated Curri;ulum
Pada 5A5 % 7uku ini mem7ahas menentukan s;o:e dan seCuen;e dalam :em7inaan
kurikulum. ?!;o:e@ mengenai a:a yang akan diajarkan8 yaitu ruang lingku: atau luas 7ahan
:elajaran8 jenis dan 7entuk :engalaman-:engalaman 7elajar8 :ada 7er7agai tingkat :erkem7angan
anak guna men;a:ai tujuan-tujuan :endidikan.
Dengan ?seCuen;e@ dimaksud urutan :engalaman 7elajar itu di7erikan. !ering ini diartikan
se7agai ka:an :engalaman 7elajar atau 7ahan :elajaran itu harus di7erikan8 atau disem:itkan
menjadi di kelas 7era:a 7ahan :elajaran tertentu harus diajarkan.
!;o:e dan seCuen;e erat hu7ungannya dalam :enyusunan kurikulum8 oleh se7a7 tia: 7ahan
harus di7erikan :ada <aktu yang sete:at-te:atnya. 0 5runer mengatakan 7ah<a :rinsi:-:rinsi: tia:
mata :elajaran da:at diajarkan ke:ada setia: orang :ada setia: usaha dalam suatu 7entuk tertentu
oleh se7a7 ide-ide :okok yang mendasari setia: ilmu se7enarnya sederhana. 0 Piaget mem7uktikan
7ah<a anak-anak le7ih ;e:at da:at 7er6ikir se;ara 6ormal dari:ada yang diduga semula.
5A5 * 7uku ini mem7ahas masalah mengu7ah kurikulum8 di7agian :ertama diuraikan se7a7-
se7a7 kurikulum diu7ah. Kurikulum 7ersi6at dinamis dan senantiasa di:engaruhi oleh :eru7ahan-
:eru7ahan dalam 6aktor-6aktor yang mem:engaruhinya. Tujuan :endidikan da:at 7eru7ah se;ara
6undamental8 7ila suatu negara 7eralih dari negara yang dijajah menjadi negara yang menjajah.
Dengan sendirinya kurikulum :un harus mengalami :eru7ahan yang menyeluruh. Kurikulum da:at
diu7ah 7ila tekanan dalam tujuan mengalami :ergeseran. Perkem7angan kurikulum se:erti s:iral8
tidak se7agai lingkaran8 jadi kita tidak kem7ali ke:ada yang lama8 teta:i :ada suatu titik di atas yang
lama. Kurikulum da:at mengalami :eru7ahan 7ila terda:at :endirian 7aru mengenai :roses 7elajar8
sehingga 7entuk kurikulum se:erti activity atau experience curriculum, programmed instruction,
:engajaran modul8 dan se7againya. Peru7ahan dalam masyarakat8 eks:losi ilmu :engetahuan8 dan
lain-lain mengharuskan adanya :eru7ahan kurikulum. Peru7ahan itu menye7a7kan kurikulum yang
7erlaku tidak lagi relevan8 dan an;aman seru:a ini akan senantiasa dihada:i oleh setia: kurikulum8
7eta:a:un relevannya :ada suatu saat. Maka dari itu :engu7ahan kurikulum meru:akan suatu hal
yang 7iasa. 5ahkan8 mem:ertahankan kurikulum yang ada akan merugikan anak-anak dan dengan
demikian 6ungsi kurikulum itu sendiri. 5iasanya :eru7ahan satu asas akan memerlukan :eru7ahan
keseluruhan kurikulum itu.
Dalam 5A5 * juga terda:at B 7agan8 se7agai 7erikut:
Pola sederhana kurikulum se7agai 7erikut :
TUJUAN
PENILAIAN
KEGIATAN ATAU
PENGALAMAN
BELAJAR
PENGETAHUA
N
!etia: kom:onen da:at diolah le7ih lanjut. Dalam 7agan 2 kita da:at lihat sumber-sumber
tujuan. Disini da:at kita usahakan adanya keseim7angan8 yakni dengan ;hild ;entered atau :u:il-
;entered8 so;iety ;entered8 atau su7je;t-;entered. Ketiga sum7er ini harus di:ertim7angkan dalam
kurikulum. Demikian juga tujuannya harus mengandung as:ek kogniti68 a6ekti68 dan :siko-motor
untuk mem7erikan :endidikan yang harmonis.
"halaman 2'B+
Kom:onen :engetahuan da:at dilengka:i se7agai 7erikut :
"halaman 2'B+
DISIPLIN
( BIDANG-BIDANG
ILMU
PENGETAHUAN)
SUMBER-
SUMBER
MASYARAKAT MURID ATAU
INDIVIDU
TUJUAN
PSIKO
MOTOR AFEKTIF KOGNITIF
ASPEK-ASPEK
Bagan
2
DISIPLIN
BERBAGAI BIDANG
ILMU PENGETAHUAN
ORGANISASI DAN
SELEKSI INFORMASI
(FAKTA), KONSEP
PRINSIP-PRINSIP
PENGETAHUAN
SCOPE
(RUANG
LINGKUP)
SEQUENCE
(URUTAN)
INTEGRASI
Bagan 3
Pengetahuan atau 7ahan :elajaran diam7il dari 7er7agai disi:lin. Karena 7anyaknya ilmu
yang telah terkum:ul yang tidak mungkin diajarkan seluruhnya8 harus ada seleksi yang akan
disajikan dalam 7entuk tertentu8tergantung :ada 7entuk kurikulum yang disajikan.:engutamaan :ada
konse:-konse: dan :rinsi:-:rinsi: dari :ada hanya 6aktor-6aktor. Konse: ini mem7erikan struktur
:engetahuan8 the stru;ture o6 kno<ledge dan da:at di:ahami adanya gejala s:esi6ik lainnya8 dan
adanya hu7ungan antara 6akta-6akta. Konse: 7ersi6at a7strak oleh karena itu memungkinkan
:emahaman terhada: in6ormasi yang le7ih s:esi6ik.
!elanjutnya harus ditentukan s;o:e dan seCuen;e 7ahan :elajaran8 untuk men;egah ?ga:s@
dan ?overla::ings@. Agar 7ahan itu jangan le:as-le:as8 diusahakan adanya integrasi8 dengan
korelasi8 :engajaran unit8 7road 6ield8 dan se7againya.
Pengalaman atau kegiatan belajar adalah usaha yang dijalankan8 agar tujuan yang ditentukan
ter;a:ai dengan menggunakan :engetahuan yang kom:leks8 yang di:engeruhi oleh 7er7agai 6aktor
se:erti metode mengajar8 kesulitan isi :elajaran8 tara6 kematangan8 kesanggu:an dan :erkem7angan
anak8hu7ungan antara guru dan murid8 :enggunaan 7er7agai sum7er dan alat :elajaran di dalam
mau:un di luar sekolah8 :er7edaan individual.
Evaluasi di:erlukan untuk mengadakan :er7aikan dalam kurikulum. .valuasi 7ergantung :ada
tujuan yang hendak di;a:ai. Penilaian kurikulum harus 7erjalan terus. Tidak ada kurikulum nasional
yang sesuai 7agi semua daerah8 dan karena itu :erlu disesuaikan dengan keadaan setem:at.
Peng!"n
#e!$%
#e%&'"#e% (%)
!)ng*'ngn
+'
"&,%*+
Peng!"n
#e!$%
()&e*-!.
H'#'ngn
g'%' (n
"'%)(
PENGALAMAN ATAU
KEGIATAN BELAJAR
Me+-(e Be!$% I&) /e!$%n
Ke&e()n (n
*e"+ngn
"'%)(
Bagan 4
(n
&e#g)n,
Meng'"/'!*n )n0-%"&) &e#g)
'"/n #!)* 'n+'* "e"/e%#)*)
*'%)*'!'"
EVALUASI
+e&
+
)n+e%1)e
2
-#&e%1
&)
%+)ng &3!e
Bagan 5
Peru7ahan kurikulum sering meru:akan reaksi terhada: kurikulum yang 7erlaku8 sehingga
tam:aknya kurikulum 7aru seakan-akan kem7ali :ada 7entuk yang lama. 9al seru:a akan terjadi
a:a7ila kurikulum 7aru hanya melihat kelemahan dan kekurangan kurikulum yang lama ditinjau dari
:andangannya sendiri8 tan:a se;ara o7jekti6 mengakui ke7aikan-ke7aikannya. Pentingnya integrasi
:engetahuan dan :engalaman anak menjadi dasar untuk menjalankan kurikulum yang di:adukan
atau yang diintegrasikan dengan melan;arkan ke;aman yang tajam terhada: su7je;t atau di;i:line-
oriented ;urri;ulum.
5A5 &) 7uku ini 7erisi :enutu:. Dalam 7a7 :enutu: ini dikemukakan 7e7era:a as:ek
kurikulum8 su:aya kita da:at mengadakan :er7aikan. Inilah 7e7era:a saran:
&. Kurikulum itu hendaknya disusun sedemikian8 sehingga ada :ertalian yang erat antara
mata:elajaran-mata:elajaran.
2. Kurikulum itu harus 6leksi7el 8 artinya da:at diu7ah8 7ila keadaan memerlukan.
(. Kurikulum tia: sekolah hendaknya disusun 7ersama oleh :ara guru.
3. Disekolah modern anak-anak hendaknya diajak turut serta menentukan a:a yang ingin
mereka :elajari.
B. Kurikulum hendaknya seda:at-da:atnya meli:uti segala :engalaman anak di7a<ah
:im:inan sekolah.
'. Kurikulum hendaknya di:usatkan :ada masalah-masalah so;ial dan :ri7adi yang :enting
artinya 7agi anak dalam kehidu:annya sehari-hari.
$. Kurikulum harus di:akai untuk me<ujudkan ;ita-;ita nasional sesuai dengan 6ilsa6at
#egara.
%. Kurikulum harus mem7erikan :engalaman ke:ada anak-anak 7eru:a :okok-:okok yang
luas dan 7erarti 7agi mereka dank arena itu mendorong mereka melakukan 7erma;am-
ma;am aktivitas se:erti 7er7agai 7entuk eks:resi8 mengadakan :er;o7aan-:er;o7aan8
:enyelidikan8 karya <isata8 mengarang8 mem7entuk8 7ertukang dan se7againya.
*. Kurikulum harus diorganisasikan sedemikian8 sehingga anak-anak mem:elajari teknik
7elajar8 ;ara kerja yang e6ekti68 dan ;ara :enyelidikan dan :eme;ahan masalah.
&). Kurikulum hendaknya mem7eri kesem:atan ke:ada sis<a untuk mengem7angkan
7akatnya.
Analisis 5uku
5uku ini meru:kan 7uku yang se;ara lengka: mem7ahas asa-asas kurikulum dari :engertian8
landasan8 dan seterusnya sam:ai :ada mengu7ah kurikulum. Pada 7agian 5A5 a<al 7a7 & sam:ai
7a7 3 di7ahas dengan sangat ter:erin;i masalah :engertian dan asas-asas yang melandasi suatu
kurikulum. 0ika kita melihat suatu 7angunan maka :ondasi yang kuat akan menentukan :ula
kekuatan 7angunan terse7ut8 sejalan dengan itu kkurikulum :un demikian landasanDasas yang kuat
mem:erhatikan dengan ;ermat asas kurikulum dalam setia: :engem7angan kurikulum akan
menjadikan kurikulum diterima dengan 7aik dan 7erjalan sesuai dengan dihara:kan dan akan
ter;a:ai tujuan yang ingin diraih oleh suatu kurikulum.
Dalam setia: :engem7angan kurikulum asas 6ilsa6at selalu melandasi asas-asas yang lain.
Karena dihara:kan setia: asas 7ernilai 6iloso6is sesuai dengan :andangan hidu: atau 6alsa6ah #egara
Indonesia yaitu :an;asila. Dalam :em7ahasan mengenai asas :sikologi :enulis sangat :anjang dan
detail menjelaskan mengenai :sikologi 7elajar dan :sikologi :erkem7angan anak. Dalam
:engem7angan kurikulum masalah :erkem7anngan :sikologi anak meli:uti 7agaimana
:erkem7angan otak anak8 dan minat anak dalam mem:elajari suatu mata :elajaran. Teta:i dalam
kenyataannya disekolah-sekolah masih 7anyak ditemukan :ara guru yang masih memaksakan suatu
:elajaran yang se;ara umur anak-anak masih 7elum sia: menerimanya dan kadang tidak meminati
:elajaran terse7ut. !eyogyanya seorang :endidik mam:u mengetahui dan menga:likasikan
:engetahuan tentang landasan :sikologi ini.
!e;ara nasional kurikulum di Indonesia 7erlandaskan :ada landasan yang sama8 teta:i
:endidikan disuatu daerah dengan daerah lain tentu sangat 7er7eda mutu dan out:ut nya. Pulau ja<a
7er7eda dengan :ulau-:ulau lain meski:un asasDlandasan kurikulumnya sama. Inilah aki7at dari
so;ial 7udaya tem:at yang satu 7er7eda dengan tem:at yang lain. Permasalahan terse7ut karena
tidak semua guru memahami :eran se7agai :engem7ang kurikulum. ke:ala sekolah se7agai
:im:inan disekolah-sekolah kuranng 7er:eran aktiv dalam mem7erikan 7im7ingan ke:ada :ara guru
dalam mengem7angkan kurikulum.
Pem7ahasan selanjutnya mengenai :roses :eru7ahan dan :er7aikan kurikulum. Dalam
:em7ahasan ini :enulis mema:arkan tentang makna :eru7ahan8 7agaimana terjadi :eru7ahan8 dan
sia:a saja yang harus di ru7ah dalam :eru7ahan kurikulum. Peru7ahan terjadi karena :eru7ahan
Eaman itu sendiri. Dahulu saat manusia tidak 7egitu mem7utuhkan skil tertentu dalam 7ekerja maka
:endidikan tidak 7egitu di:rioritaskan teta:i seiring dengan di;i:takannya mesin-mesin :engganti
tenaga manusia8 makan ke7utuhan untuk menda:at :endidikan yang le7ih tinggi meningkat.
!ekolah-sekolah yang masih memakai ;ara lama dalam mendidik ;e:at ditinggalkan. 1aju :eru7ahan
yang sangat ;e:at mem7utuhkan kurikulum :endidikan yang mam:u menja<a7 ke7utuhan Eaman
terse7ut.
Dalam :em7ahasan :roses :eru7ahan dijelaskan 7ah<a :eru7ahan terjadi dalam tiga 6ase
yaitu8 6ase inisiai yaitu tara6 :emula ide :eru7ahan itu dilan;arkanF 6ase legitimasi saat orang 7isa
menerima ide :eru7ahanF dan 6ase kongruensi saat mengado:sinya menyamakan :enda:at sehingga
tidak ada :er7edaan nilai antara :enerima dan :en;etus :eru7ahan. Dalam :eru7ahan kurikulum
KT!P ke kurikulum 2)&( masih 7anyak :ihak-:ihak 7elum 7ias menyamakan nilai terse7ut8 7ahkan
:er7edaan terse7ut ditingkat :ara ahli :endidikan. Mungkin :eru7ahan K-&( ini 7elum melalui ke
tiga 6ase :eru7ahan terse7ut dengan 7aik sehingga dalam :engim:lementasiannya kurang diterima
dengan 7aik. 5anyak guru ditingkat !D merasa :esimis dengan di7erlakukannya K-&( ini diamana
mereka harus mengajar :elajaran yang tidak sesuai dengan keahliaannya. Di tingkat menengah
:rotes ditunjukan oleh guru-guru 7erlatar 7elakang TIK kerena :eniadaan mata:elajaranya mem7uat
:ara guru TIK takut tidak da:at memenuhi jam <aji7 23 jam tata: muka :er :ekan. Dalam se7uah
:eru7ahan tidak selalu dihasilkan :er7aikan teta:i dalam :er7aikan selalu terjadi :eru7ahan.
Dalam :elaksanaan kurikulum a:aun dimana se;ara nasional terda:at kurikulum yang
mengatur8 teta:i 7ukan 7erati :ara guru tidak da:at mengem7angkan kurikulum disekolahnya. Antara
kurikulum nasional dan :eru7ahan tingkah laku sis<a terda:at ruang yang sangat luas untuk :ara
guru melakukan inovasi :eme7elajaran. Per7edaan karakter sis<a dari suatu kelas :asti 7er7eda dan
memerlukan :enanganan yang 7er7eda8 7egitu juga antar kelas yang satu dengan kelas yang lain :un
memerlukan :enanganan 7er7eda. Disinilah :eran kreativ guru dalam mengem7angkan kurikulum
yang diatur se;ara nasional itu. Paradigma guru yang 7ersi6at konservati6 harus diu7ah agar
:eru7ahan kurikulum mem7a<a kearah :er7aikan.
Dalam :em7ahasan kurikulum dan masyrakat :enulis se;ara luas mem7ahasanya dengan
lugas dan mudah di6ahami. Masyarakat yang dinamis memaksa sekolah memenui a:a yang ada
dalam masyarakat. 5anyak 6ungsi keluarga yang harus di7e7ankan ke:ada sekolah mulai dari
kesehatan8 rekreasi8 :em7inaan 7udi :ekerti dan :endidikan diluar :elajaran. Dalam kenyataan
sekolah 7anyak yang ke;olongan. !ekolah tidak da:at menjadi :enganti keluarga se:erti yang
dihara:kan masyrakat. Mulai dari ta<uran antar sis<a8 :enyalahgunaan narko7a8 serta kekerasan
seksual 7enar-7enar telah men;oreng dunia :endidikan. Masyarakat mulai mem:ertanyakan tentang
eksistensi sekolah dalam mengu7ah :rilaku sis<a. Dari sudut :andang :endidik tentunya 7e7an 7erat
yang harus di:ikul 7egitu terasa 7erat. 5e7an :elajaran tata: muka8 ditam7ah :eru7ahan kurikulum
yang mem7ingungkan ditam7ah dengan :enggantian :eran keluarga se:erti diatas tentunya sangat
mem7eratkan seorang guru. Peru7ahan teknologi yang sangat :esat tentunya 7ukan hanya mem7a<a
kemaslahatan8 teta:i juga menyisakan e6ek sam:ing yaitu :em7inaan 7udi :ekerti yang kian mrosot.
Tontonan yang sedianya tidak ditonton sis<a sekolah kini da:at dinikmati di7anyak tem:at.
Komunikasi yang tan:a 7atas8 :engalihan idola sis<a ke:ada tokoh-tokoh yang ada di 6ilm dan
sinetron semakin mem7eratkan :ara guru dalam :em7inaan 7udi :ekerti sis<a. !udah seharusnya
:eran keluarga kem7ali diam7il alih oleh keluarga ketika sis<a sudah tidak disekolah dan
masyarakat harus 7er:eran akti6 7ukan hanya menuntut ke:ada sekolah dalam :em7inanan 7udi
:ekerti8 sehingga :eru7ahan tingkah laku sis<a yang meru:akan tujuan :endidikan dan hara:an
masyarakat tentunya da:at ter<ujud.
Dalam :em7ahasan organisasi kurikulum :em7ahasan lengaka: sudah di:a:arkan oleh
:enulis8 teta:i :enulis tidak mema:arkan model-model kurikulum dalam 7uku ini. Pema:aran
organisasi kurikulum yang lengka: teta:i tidak menyertakan ;ontoh a:likasi dari organisasi
kurikulum yang :ernah ada di Indonesia. !etia: organisasi kurikulum selalu memiliki kele7ihan dan
kelemahan masing-masing. Ke7eratan-ke7eratan :ada suatu organisasi kurikulum ada yang 7isa
di:er7aiki :ada organisasi yang lain teta:i teta: saja oranisasi terse7ut masih memiliki kelemahan
tersendiri. Dalam :elaksanaan organisiasi kurikulum mungkin :er7edaan men;olok hanya dalam
tataran teoritis teta:i se;ara :raktek dila:angan terda:at :er:aduan oraganisasi yang satu dan yang
lain dengan tujuan melengka:i kelemahan :ada suatu organisasi tertentu.
Pada 7a7 s;o:e dan seCuen;e :enlis mema:arkan s;o:e atau a:a yang harus diajarkan dalam
kurikulum. 7anyak kriteria mata :elajaran yang dijelaskan mulai dari kesulitan memilih mata
:elajaran hingga :rosedur :enentuan 7ahan ajar. Kesulitan :enentuan 7ahan ajar karena lingku:
7ahan ajar dari <aktu ke <aktu selalu 7ertam7ah luas sehingga tidak mungkin sis<a da:at
menguasai semua 7ahan :elajaran dalam <aktu 7elajar yang ter7atas. Dalam 7ahan ajar di:erlukan
7ahan ajar yang mam:u mengarahkan ;ara 7er:ikir kreativ8 inovati6 dan ilmiah. 0ika lihat dalam
im:lementasi kurikulum 2)&( yang akan dijalankan ini dimana :em7elajaran yang 7ersi6at sainti6ik
maka akan ter7entuk 7ahan ajar yang memenuhi kriteria yang disam:aikan dalam 7uku ini. 5ahan
ajar yang di7erlakukan dalam kurikulum 2)&( juga meru:akan ra;ikan :ara ahli :endidikan
sehingga s;o:e nya akan sesuai dengan ke7utuhan dan guru tinggal menggunakan 7ahan ajar yang
ada itu8 meski:un dalam :roses di kelas guru harus le7ih inovati6 dalam menya:aikan 7ahan ajar
terse7ut. Dalam menyusun 7ahan ajar kurikulum 2)&( tentunya :ara ahli sudah melakukan
:rosedur-:rosedur se:erti yang dituliskan dalam 7uku ini8 yaituF :rosedur menerima otoritas
Prosedur menerima otoritas :ara ahli8 Prosedur eks:erimental8 Prosedur ilmiah atau analitis8
Prosedur ;onsensus8 Prosedur-:rosedur lainnya8 Prosedur-:rosedur lain yakni "a+ so;ial 6un;tions
:ro;edure8 "7+ :ersistent li6e situation :ro;edure dan ";+ adoles;ent needs or :ro7lems :ro;edure
Dengan ?seCuen;e@ dimaksud urutan :engalaman 7elajar itu di7erikan. !ering ini diartikan
se7agai ka:an :engalaman 7elajar atau 7ahan :elajaran itu harus di7erikan8 atau disem:itkan
menjadi di kelas 7era:a 7ahan :elajaran tertentu harus diajarkan. !eCuen;e sering hanya
dihu7ungkan dengan soal :enem:atan 7ahan :elajaran8 yakni menentukan ka:an 7ahan itu harus
diajarkan. Maka di7erilah :edoman se:erti dari yang mudah ke:ada yang sulit8 yang dekat ke:ada
yang jauh yang sederhana ke:ada yang kom:leks8 dari 7agian ke:ada keseluruhan atau se7aliknya.
Pada :em7ahsan terakhir tentang mengu7ah kurikulum8 :enulis mem7ahas mulai dari
:enye7a7 :eru7ahan kurikulum8 :enilaian kurikulum8 kesulitan-kesullitan :eru7ahan sam:ai :ada
arah :erkem7angan :em7aruan kurikulum dijelaskan se;ara gam7lang oleh :enulis. Di Indonesia
dengan 7eragam etnik8 luas <ilayah8 system otonomi daerah menjadikan :eru7ahan kurikulum
menjadi sesuatu yang tidak mudah dilaksanakan. Perlu ada :em7ahasan yang memerlukan <aktu
lama untuk sam:ai :ada kese:akatan antara :en;etus :eru7ahan dan :eneriman :eru7ahan.
Kurikulum yang sudah tidak sesuai dengan Eaman memang ;e:at harus diru7ah karena tujuan
:endidikan selalu mengikuti :eru7ahan itu.
Man6aat
Man6aat yang da:at diam7il dari 7uku ini adalah:
&. Menam7ah :engetahuan tentang kurikulum dari :engertian8 asas8 organisasi sam:ai :ada
:eru7ahan kurikulum.
2. Menajadi a<al dari minat men;ari 7uku kurikulum yang lain untuk di :ahami.
(. Menum7uhkan rasa :ositi6 dalam diri :em7a;a
3. Da:at dijadikan rujukan 7ahan diskusi tentang kurikulum
B. 5agi tim :engem7ang kurikulum menjadi re6rensi dalam :engem7angan kurikulum di
sekolah masing-masing.

Vous aimerez peut-être aussi