Vous êtes sur la page 1sur 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sjamsuhidayat R (1997), membagi bahasan neoplasma pada system
muskuloskeletal menjadi dua, yaitu neoplasma jaringan lunak dan neoplasma
kerangka. Tumor tulang di luar tulang, kulit, dan sistem organ besar biasanya
disebut tumor ganas jaringan lunak dan bukan sarkoma, karena berbagai tumor
mesenkim dengan derajat keganasan rendah dan tumor dengan penumbuhan
infiltratif setempat juga termasuk dalam golongan ini.
Reeves (2001), terdapat dua tipe tumor tulang (neoplasma) yaitu primer
dan metastasis. Tumor yang berasal dari tulang (primer) mencakup tumor
yang tidak berbahaya seperti osteoma, kondroma, tumor sel raksasa, kista dan
osteid osteoma. Tumor primer tumbuh dengan lambat, pada area terbatas, dan
jarang sekali meluas. Tumor primer yang ganas sangat jarang menyerang
orang dewasa dan jika menyerang, tumor ini mencangkup osteosarkoma dan
multiple myeloma.
Menurut Errol untung hutagalung, seorang guru besar dalam Ilmu Bedah
Orthopedy Universitas Indonesia, dalam kurun waktu 10 tahun (1995-2004)
tercatat 455 kasus tumor tulang yang terdiri dari 327 kasus tumor tulang ganas
(72%) dan 128 kasus tumor tulang jinak (28%). Di RSCM jenis tumor tulang
osteosarkoma merupakan tumor ganas yang sering didapati yakni 22% dari
seluruh jenis tumor tulang dan 31 % dari seluruh tumor tulang ganas. Dari
jumlah seluruh kasus tumor tulang 90% kasus datang dalam stadium lanjut.
Angka harapan hidup penderita kanker tulang mencapai 60% jika belum
terjadi penyebaran ke paru-paru. Sekitar 75% penderita bertahan hidup sampai
5 tahun setelah penyakitnya terdiagnosis. Sayangnya penderita kanker tulang
kerap datang dalam keadaan sudah lanjut sehingga penanganannya menjadi
lebih sulit. Jika tidak segera ditangani maka tumor dapat menyebar ke organ
lain, sementara penyembuhannya sangat menyakitkan karena terkadang
memerlukan pembedahan radikal diikuti kemotherapy.
Doenges (2000), memakai istilah kanker untuk menggambarkan
gangguan pertumbuhan seluler, kanker merupakan kelompok penyakit dan
bukan hanya penyakit tunggal. Sarkoma merupakan kanker yang berasal dari
tulang, otot, atau jaringan penyambung.
Tumor ganas sering bermetastis sampai paru-paru selama tahap awalnya.
Osteosarkoma merupakan keganasan tulang yang utama, sering ditemukan
pada anak-anak dan remaja. Tumor tulang metastatik awalnya terdapat di
paru-paru, payudara, prostat, ginjal, ovary, atau tiroid. Insiden osteosarkoma
lebih banyak terjadi daripada tumor tulang primer dan memiliki prognosis
yang buruk. Karsinoma akan lebih sering bermetastatis ke tulang daripada
sarkoma.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Tumor Tulang ?
2. Apa Etiologi Tumor Tulang ?
3. Bagaimana Patofisiologi Tumor Tulang ?
4. Apa Insiden dari Tumor Tulang ?
5. Apa saja Klasifikasikasi Tumor Tulang ?
6. Apa Manifestasi Klinis Tumor Tulang.
7. Apa saja Jenis-jenis Tumor Tulang ?
8. Bagaimana Pengobatan Tumor Tulang.
9. Bagaimana Asuhan Keperawatan Tumor Tulang ?

1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Tumor Tulang.
2. Mengetahui Etiologi Tumor Tulang.
3. Mengetahui Patofisiologi Tumor Tulang.
4. Mengetahui Insiden Tumor Tulang.
5. Mengetahui Klasifikasi Tumor Tulang.
6. Mengetahui Manifestasi Klinis Tumor Tulang.
7. Mengetahui Jenis-jenis Tumor Tulang.
8. Mengetahui Pengobatan Tumor Tulang.
9. Mengetahui Asuhan Keperawatan Tumor Tulang.



BAB II
KONSEP MEDIK
2.1. Pengertian
Tumor adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif dimana sel-
selnya tidak pernah menjadi dewasa. Tumor tulang primer merupakan tumor
tulang dimana sel tumornya berasal dari sel-sel yang membentuk jaringan
tulang, sedangkan tumor tulang sekunder adalah anak sebar tumor ganas
organ non tulang yang bermetastasis ke tulang.
Tumor tulang adalah pertumbuhan sel baru, abnormal, progresif, dimana
sel-sel tersebut tidak pernah menjadi dewasa. Dengan istilah lain yang sering
digunakan Tumor Tulang, yaitu pertumbuhan abnormal pada tulang yang
bisa jinak atau ganas.
Tumor tulang adalah istilah yang dapat digunakan untuk pertumbuhan
tulang yang tidak normal, tetapi umumnya lebih digunakan untuk tumor
tulang utama, seperti osteosarkoma, chondrosarkoma, sarkoma Ewing dan
sarkoma lainnya.

2.2. Etiologi Tumor Tulang
a. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi
b. Keturunan, Contoh faktor genetika yang dapat meningkatkan resiko
kanker tulang adalah:
Multiple exostoses
Rothmund-Thomson sindrom
Retinoblastoma genetic
Li-Fraumeni sindrom
c. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya, seperti : penyakit paget
(akibat pajanan radiasi ).

2.3. Patofisiologi Tumor Tulang
Gambaran patologik yang penting untuk meramalkan perjalanan klinis
dan menentukan cara penanggulangannya ialah banyaknya mitosis dan
banyaknya nekrosis. Tumor ganas ini dibagi dalam tiga derajat maliknitas.
Bila klien mendapat terapi optimal, prognosis pertahanan hidup setiap lima
tahunnya, berdasarkan derajat keganasan tumor dari derajat I III adalah
90%, 70%, dan 45%. Banyaknya mitosis dari derajat I III berturut-turut
adalah < 4/2 mml
2
, 4-25/2 mm
2
(2mm
2
artinya banyaknya mitosis pada
lapangan mikroskopik 2mm
2
).

2.4. Insiden Tumor Tulang
Insiden dari beberapa neoplasma berkaitan dengan usia, misalnya
osteosarkoma terjadi kebanyakan pada anak dan remaja, dan osteoklastoma
terjadi pada dewasa. Lokasi anatomi juga mempunyai kekhususan, yaitu
sering terjadi pada daerah metafisis tulang panjang seperti femur distal, tibia
proksimal dan humerus proksimal.

2.5. Klasifikasi Tumor Tulang
Tumor tulang ganas di golongkan berdasarkan TMM (Tumor, Nodus,
Metastasis), yaitu penyebaran setempat dan metastatis. Klasifikasi tumor
tulang menurut Sjamsuhidajat R (1997) sebagai berikut:
a. T = Tumor Induk
b. TX = Tumor tidak dapat dicapai
c. T0 = Tidak ditemukan tumor primer
d. T1 = Tumor terbatas didalam periosteum
e. T2 = Tumor menembus periosteum
f. T3 = Tumor masuk organ atau struktur seputar tulang
g. N = Kelenjar limfe regional
h. N0 = Tidak ditemukan tumor di kelejar limfe
i. N1 = Tumor di kelenjar limfe regional
j. M = Metastatis jauh
k. M0 = Tidak di temukan metastasis jauh
l. M1 = Metastasis jauh

2.6. Manifestasi Klinis Tumor Tulang
Beberapa manifestasi klinis yang muncul pada tumor tulang bisa
bervariasi tergantung pada jenis tumor tulangnya, namun yang paling umum
adalah nyeri. Tumor tulang lebih umum terjadi pada tulang yang bentuknya
panjang (lengan dan kaki), sehingga tempat-tempat tersebut merupakan
tempat yang paling sering merasakan nyeri.
Tidak semua tumor tulang bersifat ganas, melainkan ada juga yang jinak.
Nyeri tulang umumnya menunjukkan bahwa tumor tersebut adalah jinak.
Beberapa manifestasi klinis tumor tulang, antara lain:
a) Persendian yang bengkak dan inflamasi.
b) Patah tulang yang disebabkan karena tulang yang rapuh

Manifestasi klinis yang tidak spesifik seperti demam, menurunnya berat
badan, kelelahan yang hebat, dan anemia juga bisa menjadi gejala
tumor tulang, tapi bisa juga merupakan indikator penyakit lain.

2.7. Jenis-jenis Tumor Tulang
a) Multipel myeloma
Tumor ganas tulang yang paling sering ditemukan adalah multiple
myeloma, akibat proliferasi ganas dari sel-sel plasma. Myeloma multiple
merupakan keganasan sel plasma yang ditandai dengan pengantian
sumsum tulang, destruksi tulang dan pembentukan paraprotein.
Gejala yang paling sering timbul adalah nyeri tulang, dan lokasi nyeri
seringkali pada tulang iga dan tulang belakang. Tanda lain adalah teraba
lesi tulang, terutama pada tulang tengkorak, dan klavikula. Lesi-lesi pada
tulang punggung dapat menyebabkan vertebra kolaps dan kadang-kadang
menjepit saraf spinal.
Pengobatannya memerlukan berbagai usaha sebab myeloma multiple
menyerang banyak organ. Tujuan terapi myeloma sering kali paliatif, jika
penyakit yang di temukan di temukan dalam keadaan minimal atau jika
diagnosis keganasan meragukan, pasien harus di observasi tanpa
dilakukan terapi sebelumnya.
b) Tumor Raksasa
Tumor ini biasanya berasal dari sarumg tendo. Sifat khas dari tumor
sel raksasa adalah adanya stroma vascular dan seluler yang terdiri atas sel-
sel berbentuk oval yang mengandung sejumlah nucleus, kecil dan
berwarna gelap. Sel raksasa ini merupakan sel besar dengan sitoplasma
yang berwarna merah muda. Sel ini mengandung sejumlah nucleus yang
vesikuler dan menyerupai sel-sel stroma.
Tumor sel raksasa sering terjadi pada orang dewasa muda dan lebih
banyak pada wanita. Tumor ini sering menyerang pada ujung-ujung
tulang panjang, terutama lutut dan ujung bawah radius.
Gejala yang paling sering terjadi adalah nyeri, disamping gejala
keterbatasan gerak sendi dan kelemahan. Tumor ini (sekitar 60% atau
lebih) cenderung kambuh secara local dan biasanya tumor yang kambuh
karena tidak bersihnya eksisi akan bersih bersifat lebih ganas. Untuk
memastikan jenis tumor dilakukan biopsi, kemudian perlu dilakukan
eksisis local yang cukup luas, termasuk pengangkatan jaringan normal
dari tepi tumor. Dengan melakukan biopsy maka diagnosis dapat
ditegakkan dan operasi lokal yang disertai tindakan rekonstruksi segera
dapat dilakukan.
c) Osteoma
Merupakan lesi tulang yang bersifat jinak yang ditandai oleh
pertumbuhan tulang yang abnormal. Osteoma klasik berwujud sebagai
benjolan yang tumbuh dengan lambat dan tidak nyeri. Jika lesi
menimbulkan gejala, maka perawatan yang dipilih adalah eksisi osteoma
dengan pembedahan. Operasi pembuangan bagian tulang yang membesar
ini juga dilakukan utuk keperluan diagnostic pada lesi-lesi yang besar.
Eksisi biasanya memberikan penyembuhan pada tulang. Pada
pemeriksaan radiografi, osteoma perifer tambak sebagai lesi radio opak
yang meluas dari permukaan tulang. Osteomas sentral tampak sebagai
suatu massa sklerotik berbatas jelas dalam tulang.
d) Kondroblastoma
Adalah tumor jinak yang jarang ditemukan, dan biasanya menyerang
anak laki-laki yang berusia remaja. Tumor ini secara unik ditemukan di
Epifisis. Tempat yang paking sering terserang adalah humerus. Gejala
yang muncul seringkali berupa nyeri sendi yang timbul dari jaringan
tulang rawan. Perawatannya dilakukan dengan eksisi pembedahan. Jika
mengalami kekambuhan, maka tumor ini akan di tangani dengan eksisi,
bedah beku atau radioterapi.
e) Enkondroma
Enkondroma atau kondroma sentral adalah tumor jinak dari sel-sel
tulang rawan dispalstik yang timbulnya pada metafisis tulang tubular
terutama pada tangan dan kaki, seperti falang, metacarpus, dan
metatarsus. Pada pemeriksaan radiografi didapati titik-titik perkapuran
yang berbatas tegas, membesar,dan menipis. Tanda itu merupakan cirri
khas dari tumor enkondroma. Tumor berkembang selama massa
pertumbuhan pada anak-anak atau remaja. Keadaan tersebut
meningkatkan kemungkinan terjadinya fraktur patologis.
Enkondroma tidak menimbulkan gejala nyeri sampai terjadi
pembengkakan, atau fraktur patologis pada tulang yang korteksnya
menjadi tipis karena absorbs enkondroma. Untuk jenis gangguan ini
biasanya dilakukan pembedahan dengan kuret dan pencangkokan tulang.
f) Sarkoma Osteogenik (osteosarkoma)
Merupakan neoplasma tulamg primer yang sangat ganas kedua.
Neoplasma ini sering di temukan pada anak, remaja, dan dewasa muda.
Tumor ini tumbuh pada bagian metafisis tulang. Tempat yang paling
sering terserang tumor adalah bagian ujung tulang panjang, terutama lutut.
Osteosarkoma paling banyak menyerang anak remaja dan mereka yang
mengijak masa dewasa, tetapi dapat juga menyerang klien penyakit paget
yang berusia lebih dari 50 tahun.
Nyeri yang menyertai destruksi tulang dan erosi adalah gejala umum
dari osteosarkoma. Penampakan luar dari osteosarkoma dapat berupa
osteolitik dimana tulang telah mengalami perusakan dan jaringan lunak
diinvasi oleh tumor, atau periosteum tulang yang baru dapat tertimbun
dekat tempat lesi, dan pada hasil pemeriksaan radiografi menunjukkan
adanya suatu bangunan yang berbentuk segitiga. Walaupun gambaran ini
juga dapat terlihat pada berbagai bentuk keganasan tulang yang lain,
tetapi bersifat khas untuk sarcoma osteogenik. Tumor ini dapat
menghasilkan suatu pertumbuhan tulang yang bersifat abortif. Pada
radiogram akan terlihat sebagai suatu sunburst (pancaran sinar matahari).
g) Kondrosarkoma
Tumor ini paling sering menyerang pria berusia di atas 35 tahun
(price,1995). Gejala yang paling sering adalah adanya massa tanpa nyeri
yang berlangsung lama tetapi mungkin akan diikuti pertumbuhan yang
cepat dan agresif. Tempat-tempat yang sering ditumbuhi tumor ini adalah
pelvis, femur, tulang iga, gelang bahu, dan tulang-tulang kraniovasial.
Tampak sebagai suatu daerah radiolusen dengan bercak-bercak
berkapuaran yang tidak jelas, pada penampakan radiogram.
Penatalaksanaannya terbaik yang dilakukan pada saat ini adalah dengan
eksisi radikal, juga dengan bedah beku, radioterapi, dan kemoterapi.
Untuk lesi-lesi yang agresif dan kambuh berulang-ulang,
penatalaksanaannya yang paling tepat adalah dengan amputasi.
Terapinya adlah dengan mengangkat kelainan yang disusul dengan
kemoterapi bila perlu. Walaupun bermetastasis, tetapi prognosisnya lebih
baik daripada osteosarkoma.
h) Sarkoma Ewing
Sarkoma ewing adalah jenis tumor tulang lain yang sangat ganas.
Tumor ini sering memenuhi sum-sum tulang panjang dan merupakan
neoplasma tulang primer ketiga yang paling sering dijumpai. Tumor ini
paling terjadi pada anak-anak belasan tahun dan paling sering pada kortus
tulang panjang. Penampilan secara kasarnya adalah berupa tumor abu-abu
lunak yang tumbuh ke reticulum sum-sum tulang dan merusak korteks
tulang dari sebelah dalam. Dibawah periosteum terbentuk lapisan-lapisan
tulang yang baru diendapkan paralel dengan batang tulang sehingga
membentuk gambaran berupa kulit bawang.
Tanda dan gejala yang khas berupa nyeri,benjolan nyeri tekan,dema
seperti pada klien osteomielitis akut (38-40oc), dan leukositosis (20.000-
40.000 leukosit/mm3).penatalaksanaannya berupa pengobatan dengan
penyinaran, pemberian obat-obat sitostatik, dan pembedahan dilakukan
untuk membuang tumor. Tumor ewing bersifat relative radiosensitive.
Prognosis sarcoma ewing mirip osteosarkoma yaitu buruk dan tidak
jarang klien meninggal beberapa tahun setelah didiagnosis.

2.8. Pengobatan Tumor Tulang
Ada tiga bentuk standar pengobatan kanker tulang primer, antara lain :
a. Pembedahan.
Kanker tulang umumnya diterapi dengan pembedahan. Pembedahan
dilakukan pada kanker yang belum menyebar dan mengangkat jaringan
kanker dan jaringan yang ada disekitarnya. Beberapa tumor mungkin
masih memerlukan kemoterapi atau radiasi selain pembedahan.
b. Terapi radiasi
Terapi radiasi menggunakan energi radiasi tertentu untuk mengecilkan
tumor atau menghilangkan sel kanker. Terapi radiasi bekerja dengan
merusak DNA sel, sehingga sel tidak mampu berkembang. Meskipun
terapi radiasi dapat merusak sel sehat yang ada disekitarnya, sel kanker
lebih sensitif terhadap radiasi dan akan mati saat diradiasi. sel sehat
disekitarnya akan rusak karena radiasi, namun mereka akan segera pulih.

c. Kemoterapi.
Kemoterapi sering diberikan untuk pengobatan kanker tulang. Obat
kemoterapi bekerja dengan menghilangkan sel-sel yang memiliki
kecepatan dalam membelah diri, seperti sel kanker. Namun, ada beberapa
jenis sel normal yang juga memiliki sifat cepat membelah diri seperti sel
rambut. Sehingga kadangkala kemoterapi menyebabkan kerontokan
rambut.
Adakalanya dibutuhkan kombinasi terapi dari ketiganya. Pengobatan
sangat tergantung pada jenis kankernya, tingkat penyebaran atau
bermetastasis dan faktor kesehatan lainnya.





DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidayat, R. dan Wim de Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.
Reeves, Charlene J., 2001. Keperawatan Medikal Bedah. , Jakarta : Penerbit
Salemba Medika.
Doengoes, Marilynn E, (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.

Vous aimerez peut-être aussi