Vous êtes sur la page 1sur 2

ANALISA HASIL

a. Pengujian larutan buffer NaCl 0,1 M


Sebelum ditambah dengan larutan lain, pH larutan NaCl 0,1 M yang diukur dengan
pH meter menunjukan nilai sebesar 8,49. Hal ini berbeda dengan keterangan dalam litelatur.
Larutan NaCl adalah larutan garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat sehingga
bersifat netral (tidak asam maupun basa) sehingga pH-nya 7 (Sacher,2004). Ketidaksesuaian
ini bisa terjadi dikarenakan beberapa kemungkinan, seperti :
Larutan NaCl sudah terkontaminasi sebelum diukur
Kurang sterilnya elektroda pada pH meter, sehingga mengkontaminasi larutan NaCl

Setelah diuji dengan pH meter, dilanjutkan dengan pengujian dengan kertas lakmus
merah. Didapatkan hasil kertas lakmus merah tetap berwarna merah. Hal ini sesuai dengan
litelatur. Larutan yang tidak mengubah warna kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru
digolongkan sebagai larutan netral, tidak asam maupun basa (Lutfi,2006).
Larutan 20 mL NaCl 0,1 M di gelas beker 1 yang telah ditambahkan 10 mL HCl
0,01 M merubah nilai pH yang sebelumnya 8,49 menjadi 2,54. Larutan 20 mL NaCl 0,1 M di
gelas beker 2 yang telah ditambahkan 10 mL NaOH 0,01 M merubah nilai pH yang
sebelumnya 8,49 menjadi 10,88. Larutan 20 mL NaCl 0,1 M di gelas beker 3 yang telah
ditambahkan 20 mL aquades merubah nilai pH yang sebelumnya 8,49 menjadi 8,26.
Hal ini membuktikan bahwa larutan NaCl bukan merupakan larutan penyangga,
karena ketidakmampuanya dalam menjaga nilai pH larutan. Hal ini sesuai dengan litelatur.
Larutan penyangga adalah larutan yang bisa mempertahankan nilai pH ketika ditambahkan
dengan ion hidrogen atau ion hidroksida. pH dari larutan penyangga hanya berubah sedikit
bila ditambahi dengan asam dan basa kuat. Larutan penyangga dibentuk oleh reaksi dari asam
lemah dengan basa konjugansinya atau basa lemah dengan asam konjugansinya (Bettelheim
et al,2013).

b. Pengujian larutan buffer CH
3
COOH 0,1 M + CH
3
COONa 0,1 M
Campuran larutan CH
3
COOH 0,1 M dan CH
3
COONa 0,1 M merupakan buffer
asetat (buffer asam). Sebelum ditambah dengan larutan lain, pH campuran larutan CH
3
COOH
0,1 M dan CH
3
COONa 0,1 M yang diukur dengan pH meter menunjukan nilai sebesar 3,73.
Hal ini sesuai dengan litelatur. Larutan yang bersifat asam mempunyai nilai pH dibawah 7
(Lutfi,2006).
Setelah diuji dengan pH meter, dilanjutkan dengan pengujian dengan kertas lakmus
merah. Didapatkan hasil kertas lakmus merah tetap berwarna merah. Hal ini sesuai dengan
litelatur. Larutan yang bersifat asam membuat kertas lakmus merah tetap menjadi merah dan
kertas lakmus biru berubah menjadi merah (Lutfi,2006).
Campuran larutan CH
3
COOH 0,1 M dan CH
3
COONa 0,1 M 20 mL di gelas beker 1
yang telah ditambahkan 10 mL HCl 0,01 M merubah nilai pH yang sebelumnya 3,73 menjadi
3,44. Campuran larutan CH
3
COOH 0,1 M dan CH
3
COONa 0,1 M 20 mL di gelas beker 2
yang telah ditambahkan 10 mL NaOH 0,01 M merubah nilai pH yang sebelumnya 3,73
menjadi 4,36. Campuran larutan CH
3
COOH 0,1 M dan CH
3
COONa 0,1 M 20 mL di gelas
beker 3 yang telah ditambahkan 20 mL aquades merubah nilai pH yang sebelumnya 3,73
menjadi 3,75.
Hal ini membuktikan bahwa campuran larutan CH
3
COOH 0,1 M dan CH
3
COONa
0,1 M merupakan larutan penyangga, karena kemampuanya dalam menjaga nilai pH larutan.
Hal ini sesuai dengan litelatur. Larutan penyangga adalah larutan yang bisa mempertahankan
nilai pH ketika ditambahkan dengan ion hidrogen atau ion hidroksida. pH dari larutan
penyangga hanya berubah sedikit bila ditambahi dengan asam dan basa kuat. Larutan
penyangga dibentuk oleh reaksi dari asam lemah dengan basa konjugansinya atau basa lemah
dengan asam konjugansinya (Bettelheim et al,2013).

c. Pengujian larutan buffer NH
3
0,1 M + NH
4
Cl 0,1 M
Campuran larutan NH
3
0,1 M dan NH
4
Cl 0,1 M merupakan buffer salmiak (bufffer
basa). Sebelum ditambah dengan larutan lain, pH campuran larutan NH
3
0,1 M dan NH
4
Cl
0,1 M yang diukur dengan pH meter menunjukan nilai sebesar 11,80. Hal ini sesuai dengan
litelatur. Larutan yang bersifat basa mempunyai nilai pH diatas 7 (Lutfi,2006).
Setelah diuji dengan pH meter, dilanjutkan dengan pengujian dengan kertas lakmus
merah. Didapatkan hasil kertas lakmus merah berubah warna menjadi biru. Hal ini sesuai
dengan litelatur. Larutan yang bersifat basa membuat kertas lakmus merah berubah warna
menjadi biru (Lutfi,2006).
Campuran larutan NH
3
0,1 M dan NH
4
Cl 0,1 M 20 mL di gelas beker 1 yang telah
ditambahkan 10 mL HCl 0,01 M merubah nilai pH yang sebelumnya 11,80 menjadi 10,83.
Campuran larutan NH
3
0,1 M dan NH
4
Cl 0,1 M 20 mL di gelas beker 2 yang telah
ditambahkan 10 mL NaOH 0,01 M merubah nilai pH yang sebelumnya 11,80 menjadi 11,54.
Campuran larutan NH
3
0,1 M dan NH
4
Cl 0,1 M 20 mL di gelas beker 3 yang telah
ditambahkan 20 mL aquades merubah nilai pH yang sebelumnya 11,80 menjadi 11,31.
Hal ini membuktikan bahwa campuran larutan NH
3
0,1 M dan NH
4
Cl 0,1 M
merupakan larutan penyangga, karena kemampuanya dalam menjaga nilai pH larutan. Hal ini
sesuai dengan litelatur. Larutan penyangga adalah larutan yang bisa mempertahankan nilai
pH ketika ditambahkan dengan ion hidrogen atau ion hidroksida. pH dari larutan penyangga
hanya berubah sedikit bila ditambahi dengan asam dan basa kuat. Larutan penyangga
dibentuk oleh reaksi dari asam lemah dengan basa konjugansinya atau basa lemah dengan
asam konjugansinya (Bettelheim et al,2013).

Vous aimerez peut-être aussi