HIPERTENSI Hani Indira Probodewi, dkk Jurusan Keperawatan, Fakultas kedokteran Universitas Diponegoro
PENDAHULUAN Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena. Tekanan darah berfluktuasi dalam batas-batas tertentu, tergantung posisi tubuh, umur dan tingkat stres yang dialami. Hipertensi juga sering digolongkan sebagai hipertensi ringan, sedang atau berat, berdasarkan tekanan diastole nya (Tambayong,2000). Hipertensi bisa terjadi pada semua usia, tidak terkecuali anak-anak dan remaja. Prevelensi hipertensi ringan sebesar 2% pada usia 25 tahun atau kurang, kemudian meningkat menjadi 25% pada usia 50 tahun dan menjadi 50% pada usia 70 tahun (Davey,2003). Prevelensi hipertensi tampaknya sama bagi perempuan dan laki-laki kulit putih, namun perempuan Amerika-Afrika mempunyai prevelensi hipertensi lebih tinggi daripada laki-laki Amerika- Afrika. Resiko penyakit kardiovaskuler yang disebabkan oleh hipertensi tampaknya lebih besar pada perempuan dibandingkan pada laki-laki karena banyaknya perempuan pengkonsumsi alkohol, banyaknya perempuan yang menjadi pekerja seksual dan bayaknya kasus pemerkosaan yang terjadi. Pernyataan ini disebutkan dalam penelitian Framingham (Harrison, dalam Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam). Dampak dari penyakit hipertensi sendiri ada banyak, hipertensi dapat menyebabkan gangguan pada serebrovaskular, gangguan pada kardiovaskular dan kerusakan glomelurus. Contoh-contoh penyakit yang disebabkan hipertensi seperti stroke, jantung coroner dan gagal ginjal (Davey,2003). Hipertensi disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan bisa menyebabkan penyakit kronis seperti yang disebutkan diatas. Perempuan juga sering memiliki gaya hidup yang tidak sehat, kurang berolahrag, pola makan yang tidak teratur dengan alasan diet dan pola pikir yang tidak sehat yang mengakibatkan stres. Ini yang menjadi faktor banyak perempuan di usia subur menderita hipertensi ringan ataau bahkan berat. Menurunkan tekanan darah tinggi bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti diet, mengurangi faktor stress dan mengkonsumsi makanan yang membantu menurunkan tekanan darah. Mentimun merupakan salah satu makanan yang bisa digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Kandungan pada mentimun yang mampu membantu menurunkan tekanan darah, kandungan pada mentimun diantaranya kalium (potassium), magnesium, dan fosfor efektif mengobati hipertensi. Selain itu, mentimun juga bersifat diuretik karena kandungan airnya yang tinggi sehingga membantu menurunkan tekanan darah (Dewi. S & Familia. D, 2010). Kalium merupakan elektrolit intraseluler yang utama, dalam kenyataan, 98% kalium tubuh berada di dalam sel, 2% sisanya berada di luar sel, yang penting adalah 2% ini untuk fungsi neuromuskuler. Kalium mempengaruhi aktivitas baik otot skelet maupun otot jantung. (Brunner & Suddarth, 2001). Dikalangan masyarakat umum, mentimun sudah lazim dikonsumsi untuk sekedar pelengkap hidangan maupun dengan maksud khusus untuk menurunkan tekanan darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penurunan tekanan darah yang ditimbulkan oleh pemberian jus mentimun.
METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan rancangan one group pre-post test design. Pre eksprimental adalah jenis eksprimen yang paling sederhana karena objek penelitian tidak memiliki kelompok kontrol atau single group experiment One group pre-test and post-test.. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2014 di Posyandu Tresna Asih, Kelurahan Kramas, Kecamatan Tembalang pada 2 pra lansia dengan hipertensi. Tekanan darah pra tindakan didapat dengan pengukuran tekanan darah selama 1 kali pukul 07.00 pagi. Selanjutnya selama dua hari berturut- turut tiap pra lansia mendapat perlakuan berupa pemberian jus mentimun sebanyak 100 gram yang diblender dengan 100 cc air tanpa tambahan bahan apapun, diberikan sekali sehari pada jam 07.30 pagi dan tekanan darah diukur pada pukul 14.30 siang (7 jam setelah perlakuan).
STUDI KASUS Kasus 1. Ny. R usia 54 tahun mengeluh pusing setiap kali kelelahan. Ny.R rutin mengikuti senam yang diadakan di posyandu lansia dan rutin mengikuti pengukuran tekanan darah setiap bulannya yang diadakan oleh petugas puskesmas sekitar tempat tinggal. Hasil yang didapatkan dari pengukuran tekanan darah setiap bulannya rata-rata tekanan darah Ny.R adalah 150/90 mmHg. Ny.R mengaku belum mengetahui bahwa timun dapat menurunkan tekanan darah tinggi. Pemberian intervensi dan kemajuan. Pertama kali klien tidak mengetahui bahwa timun dapat menurunkan tekanan darah. Namun setelah dilakukan intervensi klien mulai memahami bahwa timun dapat menurunkan hipertensi dan akan lebih sering mengkonsumsi timun. Pemberian jus timun setelah dilakukan pengukuran tekanan darah dengan hasil 150/90 mmHg. Dilakukan lagi pengukuran tekanan darah setelah 7 jam klien meminum jus timun dan didapatkan hasil tekanan darah Ny.R turun menjadi 130/90 mmHg. Kasus 2. Tn.S usia 54 tahun memiliki riwayat hipertensi sejak beberapa tahun yang lalu. Menurut penuturan istri Tn.S, Tn.S gemar mengkonsumsi daging. Tn.S sering meminta istri dimasakkan daging. Namun Tn.S telah mengetahui bahwa timun dapat menurunkan tekanan darah. Karena setiap mengkonsumsi daging, Tn.S meminta istri menyediakan timun sebagai penetral. Hasil yang didapatkan dari pengukuran tekanan darah Tn.S adalah 150/90 mmHg. Pemberian intervensi dan kemajuan. Pertama kali klien mengaku masih gemar dan sering mengkonsumsi daging, namun setelah diberikan penjelasan mengenai hipertensi, klien mengaku akan mengurangi mengkonsumsi daging. Setelah pemberian jus timun didapatkan tekanan darah Tn.S adalah 130/80 mmHg, dimana terjadi penurunan tekanan darah.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran tekanan darah seluruh responden pra perlakuan didapatkan rata-rata 150/90 mmHg, selanjutnya angka ini akan digunakan untuk pembanding hasil pengukuran tekanan darah dengan perlakuan. Rata- rata tekanan darah dengan perlakuan jus mentimun menunjukkan penurunan yang cukup signifikan. Data selengkapnya disajikan pada tabel 1 Waktu Pengukuran Tekanan Darah Tekanan Darah dibanding Pra perlakuan S D S D Praperlakuan 150 90 - - Setelah Perlakuan 1 130 85 20 5 2 130 95 0 10
Tabel 1 Penurunan tekanan darah yang terjadi lebih bermakna pada penurunan tekanan sistol,sedangkan tekanan diastole terjadi penurunan namun kecil. Pada hari kedua rata-rata tekanan diastole mengalami kenaikan sebesar 5mmHg. Secara terpisah profil penurunan tekanan darah sistol dan diastol disajikan diagram di bawah ini.
Gambar 1. Tekanan Sistol 120 125 130 135 140 145 150 155 Hari 0 Hari 1 Hari 2 Hari 3
Gambar 2. Tekanan Diastol
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa terbukti secara empiris ada efek bermakna dari pemberian jus mentumun pada penurunan tekanan darah, hal ini dimungkinkan karena mentimun mengandung potasium (kalium), magnesium, dan fosfor, dimana mineral-mineral tersebut efektif mampu mengobati hipertensi (Zauhani,-). Peran kalium telah banyak diteliti dalam kaitanya dengan regulasi tekanan darah, Solanki. P, (2011) menyatakan beberapa mekanisme bagaimana kalium dapat menurunkan tekanan darah sebagai berikut: Kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan menimbulkan efek vasodilatasi sehingga menyebabkan penurunan retensi perifer total dan meningkatkan output jantung. Konsumsi kalium yang banyak akan meningkatkan konsentrasinya di dalam cairan intraseluler sehingga cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan tekanan darah (Amran Y dkk, 2010). Penelitian-penelitian klinis memperlihatkan bahwa pemberian suplemen kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan suplementasi diet kalium 60- 120 mmol/hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik dan diastolik 4,4 dan 2,5 mmHg pada penderita hipertensi dan 1,8 serta 1,0 mmHg pada orang normal (Saraswati. S, 2009). Menurut penelitian Iswidhani (2014) dalam penelitian Perbedaan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Sebelum Dan Sesudah Pemberian Jus Mentimun (Cucumis Sativus Linn) Di Puskesmas Denggen Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur, ada perbedaan penurunan 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Hari 0 Hari 1 Hari 2 Hari 3 tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian jus mentimun, kecuali pada sampel yang masih mempunyai pola makan yang berisiko saat penelitian berlangsung. Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, pemberian jus mentimun dengan tujuan penurunan tekanan darah dapat dipertimbangkan untuk diberikan dalam dosis terbagi sehingga efek penurunan tekanan darah yang diharapkan dapat terjadi terjadi secara simultan, juga mentimun dapat dipertimbangkan untuk menjadi menu sehari-hari bagi penderita tekanan darah tinggi. Belum ada rujukan yang dengan jelas menguraikan tentang onset of action maupun duration of action dari jus mentimun, hasil penelitian ini memerlukan tindak lanjut untuk kajian lebih dalam.
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistole dan diastole yang tingginya tergantung umur individu yang terkena. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya tekanan darah menjadi tinggi. Beberapa komplikasi dari hipertensi yang tidak diatasi dapat menyebabkan gejala penyakit lanjutan seperti gagal jantung, stroke, serta gagal ginjal kronik . Berdasarkan hasil literatur yang didukung dengan percobaan, penggunaan jus mentimun sebagai salah satu cara pengobatan komplementer untuk menangani tekanan darah tinggi merupakan cara efektif. Percobaan yang dilakukan kepada dua orang koresponden selama 3 hari menunjukkan adanya efektifitas penggunaan jus mentimun tersebut. Hal ini disebabkan karena kandungan dalam mentimun yang mengandung potasium (kalium), magnesium, dan fosfor, dimana mineral-mineral tersebut efektif mampu mengobati hipertensi.
SARAN Saran Tekanan darah orang dewasa dapat sewaktu-waktu terjadi, oleh karenanya harus dilakukan pemantauan dan pencegahan. Pada hari ketiga klien tidak mengkonsumsi jus mentimun tetapi mengkonsumsi daging sapi dan ini meningkatkan kembali tekanan darah klien. Konsumsi harus dilakukan secara konsisten sampai tekanan darah turun. Dalam hal ini juga diperlukan dukungan dari keluarga klien. Perawat sebagai tenaga kesehatan bisa menggunakan terapi ini sebagai salahs atu intervensi jika menemukan kasus serupa. Perawat juga bisa melakukan penelitian untuk menemukan terapi lain bagi hipertensi.
Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth. Keperawatan Medikal Bedah. 2001. EGC: Jakarta. Dewi. S & Familia. D, (2010). Hidup Bahagia Dengan Hipertensi. Jogjakarta : A Plus Munir , Zainal., Kusnul1, Zauhani. Efek Pemberian Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah. Akper Bahrul Ulum dan Stikes Bahrul Ulum Iswidhani, Suhaema., Luthfiyah, Fifi., Al-Khair, Muhammad Alfin Nusfi. Perbedaan Tekanan Darah Pasien Hipertensi Sebelum Dan Sesudah Pemberian Jus Mentimun (Cucumis Sativus Linn) Di Puskesmas Denggen Kecamatan Selong Kabupaten Lombok Timur. 2014. Poltekes Kemenkes Mataram Saraswati. S, (2009). DIET SEHAT untuk penyakit asam urat, diabetes, hipertensi, dan stroke. Jogjakarta: A Plus Books, Cetakan I, Mei. Amran Y dkk, (2010). Pengaruh Tambahan Asupan Kalium Dari Diet Terhadap Penurunan Hipertensi Sistolik dan Diatolik Tingkat Sedang Pada Lanjut Usia. Artikel Penelitian: Universitas Islam Negeri Syarif Hasanuddin Jakarta.
TUGAS KEPERAWATAN HOLISTIK II INTEGRASI TERAPI KOMPLEMENTER
Pengaruh Pemberian Jus Melon Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Yang Mengalami Hipertensi Di Posbindu Anggrek RW 05 Cempaka Putih Ciputat Timur