Vous êtes sur la page 1sur 5

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 7 NOMOR 1 FEBRUARI 2011

22
Aplikasi Software GRAV2DC dalam Interpretasi Data Anomali Medan Gravitasi

Hasria
Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Haluoleo


Abstrak
Telah dilakukan interpretasi data anomali medan gravitasi. Penelitian ini bertujuan melakukan pemisahan
antara anomali lokal dari anomali Bouguer dengan metode kontinuasi ke atas. Interpretasi dilakukan
dengan menentukan model poligon yang sesuai dengan profile anomali lokal berdasarkan pencocokan
dengan kesalahan terkecil. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang telah ditentukan anomali
Bouguernya. Berdasarkan hasil interpretasi menggunakan software Grav2DC dengan kontras densitas
0,315 gr/cm
3
pada kedalaman 39,423 km diperoleh poligon model ribbon (pita) paling cocok dengan profile
anomali lokal dengan tingkat kesalahan terkecil yaitu 3,56 %.

Kata kunci : Anomali Bouguer,Metode kontinuasi ke atas, Grav2DC

Abstract
Interpretation of the gravity anomaly has been studied. The purpose of this study are determine the
separation of gravity local anomaly from Bouguer anomaly by upward continuation method. The
interpretation are processed by determine polygon model which are fix to local anomaly profile based
minimum error fitting. The secondary data of determined Bouguer anomaly was used in this study. Based the
fitting result by Grav2DC software with density contras of 0,315 gr/cm
3
and 39,423 km underground shows
ribbon polygon model most fit to local anomaly profile with smallest error is that 3,56 %.

Key word : Bouguer anomaly, Upward continuation method, Grav2DC

1. Pendahuluan

Metode gravitasi merupakan salah satu
metode penyelidikan geofisika dengan
menggunakan Teori Potensial Gravitasi.
Metode ini pada dasarnya mengukur
perbedaan densitas batuan. Inhomogenitas
batuan pembentuk litosfer akan memberikan
perbedaan massa jenis batuan dari suatu
tempat ke tempat lain, sehingga menimbulkan
medan gravitasi yang tidak merata, dan
perbedaan inilah yang terukur di permukaan
bumi (Ibnu, 2002).
Menurut Grant dan West (1965) dalam
Suyanto, dkk (2002) bentuk model struktur
geologi yang representatif dapat didekati
dengan bentuk model berupa bola, silinder,
atau prisma/pita. Bentuk model sederhana
tersebut biasanya dikaitkan dengan fenomena
struktur geologi berupa kantong magma, kubah
garam, intrusi batuan beku, atau bentuk-bentuk
struktur geologi lain yang dapat didekati
dengan elemen-elemen dari model geometri
sederhana tersebut. Nettleton (1976)
menerangkan bahwa efek gravitasi dari
beberapa model geometri sederhana sangat
berguna dalam interpretasi kuantitatif metode
gravitasi.
Dalam interpretasi geofisika
khususnya metode gravitasi, masalah yang
perlu diperhatikan adalah masalah pemisahan
anomali lokal dan anomali regional karena
merupakan langkah awal dalam penafsiran
suatu daerah yang prospektif. Pada penelitian
ini, metode yang digunakan untuk melakukan
pemisahan anomali lokal dan anomali regional
adalah metode kontinuasi ke atas (upward
continuation). Metode ini digunakan karena
dapat mentransformasi medan potensial yang
diukur pada suatu permukaan sehingga medan
potensial di tempat lain di atas permukaan
pengukuran dan cenderung menonjolkan
anomali yang disebabkan oleh sumber yang
dalam (efek regional) dengan
menghilangkan/mengabaikan anomali yang
disebabkan oleh sumber yang dangkal (efek
lokal), dan hasil dari metode ini adalah
anomali berupa kecenderungan regionalnya.
Aplikasi Software GRAV2DC dalam Interpretasi Data Anomali Medan Gravitasi..(Hasria)
23
Anomali lokal diperoleh dengan menghitung
selisih anomali Bouguer terhadap anomali
regionalnya.
Adapun interpretasi data anomali
lokalnya menggunakan software Grav2DC.
Software ini merupakan program yang
dirancang untuk membuat model poligon
dengan memiliki kontrol tingkat kesalahan
(error) ketika dilakukan perubahan nilai
densitas, kedalaman, lebar anomali dan
panjang strike (lintasan).

2. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, data yang
digunakan adalah data sekunder yang telah
terkoreksi, yaitu berupa data anomali Bouguer
dengan pusat koordinat 110
o
13.1 Bujur
Timur dan 7
o
36.4 Lintang Selatan.
Selanjutnya dilakukan pemisahan anomali
lokal dan regional dengan metode kontinuasi
ke atas dengan variasi ketinggian
pengangkatan yaitu 100 m, 300 m, 500 m dan
700 m. Akan tetapi data yang akan
diinterpretasi adalah data dengan ketinggian
pengangkatan yang mempunyai kecendrungan
anomali regional yang tetap. Hasil proses
kontinuasi ke atas berupa data anomali
regional. Selanjutnya menghitung selisih
anomali Bouguer terhadap anomali regional
sehingga diperoleh anomali lokal. Untuk
memudahkan proses selanjutnya maka data
anomali yang telah diperoleh, baik anomaly
Bouguer, anomali lokal maupun anomali
regional dibuat dalam peta kontur. Proses
pembuatan peta kontur ini dilakukan dengan
menggunakan program paket Surfer versi 6.04
yang dibuat oleh Golden Software Inc.
(Colorado, USA).
Pemodelan anomali lokal diawali
dengan membuat sayatan/irisan pada kontur
anomali lokal yang akan diinterpretasi.
Menyayat anomali lokal dilakukan dengan
garis editor pada program surfer. Sayatan
dilakukan memotong puncak anomali yang
akan diinterpretasi. Hasil sayatan berupa data
posisi dan anomali kemudian diinput ke
program Grav2DC untuk menghasilkan suatu
profil yang menjadi acuan dalam pembuatan
model dalam proses interpretasi. Metode
interpretasi menggunakan Grav2DC adalah
memodelkan benda sembarang 2 dimensi
penyebab anomali dalam bentuk poligon.
Dalam hal ini, model benda sembarang 2
dimensi yang dipilih berupa model bola, pita
dan batang tipis. Profil pemodelan kemudian
dicocokan terhadap profil acuan dengan sistem
trial and error hingga mencapai kesalahan
minimum.

3. Hasil dan Pembahasan
Hasil interpretasi dari data sekunder
yang diinput ke program Surfer diperoleh
kontur anomali Bouguer yang disajikan pada
Gambar 1.


Gambar 1. Kontur anomali Bouguer


Hasil pemisahan anomali lokal-regional
dilakukan dengan metode kontinuasi ke atas
pada beberapa ketinggian pengangkatan yaitu
100 m, 300 m, 500 m dan 700 m. Dari proses
kontinuasi ke atas tersebut diperoleh trend
anomali regional cenderung tetap pada
ketinggian 300 m di atas sferoida referensi
dengan kisaran nilai sebesar 35,17 mgal
sampai 80,27 mgal. Sedangkan nilai anomali
lokalnya berkisar antara 0,99 mgal sampai 6,23
mgal. Disamping itu juga, kontur anomali
regionalnya menunjukkan frekuensi yang
paling rendah sehingga dalam penelitian ini
data kontur yang dipilih untuk diinterpretasi
adalah anomali lokal hasil pengangkatan 300
m.Peta kontur anomali lokal untuk
pengangkatan 300 m disajikan pada Gambar 2.
13.50 14.00 14.50 15.00
32.50
33.00
33.50
34.00
34.50
35.00
35.50
36.00


7
o
36,0

7
o
35,5


7
o
35,0


7
o
34,5

7
o
34,0


7
o
33,5

7
o
33,0


7
o
32,5

110
o
13.5 110
o
14.0 110
o
14.5 110
o
15.0 BT

LS
JAF, Vol. 7 No. 1 (2011), 22-26

24
Anomali lokal terpusat pada 7 35,2 Lintang
Selatan dan 110 13,1 Bujur Timur. Kontur
anomali regional (Gambar 3) dengan harga
semakin kecil mengarah ke timur laut dan
harga semakin besar mengarah ke barat daya
pada daerah penelitian
.

Gambar 2 Kontur anomali lokal dengan
pengangkatan 300 m


Gambar 3 Kontur anomali regional dengan
pengangkatan 300 m

Interpretasi kuantitatif dengan cara
pembuatan model yang menghasilkan respon
yang cocok dengan melihat nilai error terkecil
terhadap data gravitasi menggunakan metode
poligon dan dilakukan dengan memanfaatkan
software Grav2DC for windows yang
dirancang oleh GRJ. Cooper (1995).
Pembuatan model diawali dengan
membuat suatu sayatan pada kontur anomali
Bouguer lokal, yang dilakukan pada program
Surfer dengan melihat titik gridnya. Sayatan
dilakukan memotong pusat anomali ke arah
melintang (Y tetap) sepanjang koordinat 7
35,2 Lintang Selatan pada kontur anomali
lokal hasil pengangkatan 300 m.
Hasil sayatan berupa data posisi dan
nilai anomali sebanyak 25 data dari hasil
sayatan pada anomali lokalnya diinput pada
program Grav2DC. Selain itu pada program
ini diinput pula parameter yang lain berupa
kontras densitas, panjang strike, dan
kedalaman. Setelah diinput, lalu dibuat
poligon model dengan mengambil model bola,
ribbon, dan batang tipis. Untuk ketiga model
nilai kontras densitas sebesar 0.315 gr/cm
3
dan
diambil kedalaman yang sama yaitu 39,423
km. Masing-masing model diperoleh seperti
Tabel 1.
Tabel 1. Pemodelan Anomali lokal dengan
Grav2dc
No Model
Kontras
Densitas
(gr/cm
3
)
Kedalaman
(km)
Error
(%)
1. Bola 0,315 39,423 3,95
2. Ribbon 0,315 39,423 3,56
3.
Batang
Tipis
0,315 39,423 3,67

Dari Tabel 1. tampak bahwa error
terkecil diperoleh pada model ribbon/pita
sehingga model poligon ini yang paling cocok
dengan profile anomali lokal. Hasil model
poligon dengan menggunakan Grav2DC
ditunjukkan pada Gambar 4, 5, dan 6

13.50 14.00 14.50 15.00
32.50
33.00
33.50
34.00
34.50
35.00
35.50
36.00


7
o
36,0


7
o
35,5

7
o
35,0


7
o
34,5


7
o
34,0

7
o
33,5


7
o
33,0


7
o
32,5
110
o
13.5 110
o
14.0 110
o
14.5 110
o
15.0 BT


LS
13.50 14.00 14.50 15.00
32.50
33.00
33.50
34.00
34.50
35.00
35.50
36.00


7
o
36,0


7
o
35,5

7
o
35,0


7
o
34,5


7
o
34,0

7
o
33,5


7
o
33,0


7
o
32,5
110
o
13.5 110
o
14.0 110
o
14.5 110
o
15.0 BT


LS
Aplikasi Software GRAV2DC dalam Interpretasi Data Anomali Medan Gravitasi..(Hasria)
25

Keterangan Profile anomali lokal
Profile model
Gambar 4 (a). Profile penampang model bola


Keterangan Profile anomali lokal
Profile model
Gambar 4 (b). Profile penampang model ribbon


Keterangan Profile anomali lokal
Profile model
Gambar 4 (c). Profile penampang model batang tipis
JAF, Vol. 7 No. 1 (2011), 22-26

26

3. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Pemisahan data anomali gravitasi dengan
metode kontinuasi ke atas menghasilkan
anomali regional sebesar 35,17 mgal
sampai dengan 80,27 mgal yang
cenderung berarah timur laut - barat daya
dan anomali lokal sebesar 0,99 mgal
sampai 6,23 mgal yang terpusat pada 7
35,2 Lintang Selatan dan 110 13,1
Bujur Timur pada daerah penelitian.
2. Dari hasil interpretasi dengan kontras
densitas 0,315 gr/cm
3
pada kedalaman
39,423 km nampak bahwa model poligon
yang paling sesuai dengan anomali lokal
adalah model ribbon (pita) dengan error
terkecil yaitu sebesar 3,56 %.

Daftar Pustaka

[1]. Blakely and Ricard,J., 1995. Potensial Theory
in Gravity and Magnetic Aplication ,
Cambridge University Press, Cambridge.
[2]. Firdaus,1996. Efek Kelengkungan Topografi
pada Reduksi Data Gravitasi: Studi Kasus
Gunung Merapi, Tesis S-2, Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
[3]. Hasria,2002. Simulasi Pemisahan Anomali
Lokal dan Regional pada Data Anomali
Medan Gravitasi dengan Metode Pendekatan
Polinomial dan Kontinuasi ke Atas, Tesis S-2,
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
[4]. Http//:www.rockware.com/catalog/pages/grav
2dc.html.
[5]. Ibnu,D.A.,Subandriyo,.Wiyono, 2002.
Interpretasi Bawah Permukaan Gunung
Bromo Tengger, Prosiding HAGI, Jakarta.
[6]. Telford,W.M., dkk.1976. Applied Geophysics,
2
nd
, Cambridge University Press, Cambridge

Vous aimerez peut-être aussi