Nitrogen adalah unsur kimia dalam table periodic yang memiliki lambing N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomic bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya. Nitrogen mengisi 78.08% atmosfir bumi dan terdapat dalam banyak jaringan hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa penting seperti asam amino, amoniak, asam nitrat dan sianida.
Sifat fisika Mempunyai massa atom = 14,0067 sma Mempunyai nomor atom =7 Titik didih = -196 0 C Titik beku = -210 0 C Mempunyai jari-jari atom = 0,920 A Mempunyai Konfigurasi [He]2s 2 2p 3
Dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi -3, +5, +4, dan +2. Mempunyai volume atom = 17,30 mol/cm 3
Mempunyai struktur heksagonal Mempunyai massa jenis = 1,2151 gram/cm 3
Mempunyai kapasitas panas = 1,042 J/g 0 K Mempunyai energi ionisasi ke-1 = 1402,3 kJ/mol Mempunyai energi ionisasi ke-2 = 2856 kJ/mol Mempunyai energi ionisasi ke-3 = 45781 kJ/mol Mempunyai nilai elektronegativitas = 3,04 Mempunyai konduktivitas kalor = 0,02598 W/m o K Mempunyai harga entalpi pembentukan = 0,36 kJ/mol Mempunyai harga entalpi penguapaan = 2,7928kJ/mo
Sifat kimia o Berat Jenis Relatif = 0,967 o Berat Molekul = 28,013 o Suhu Kritis = -147,1 C o Berat Jenis Gas (@101,3 kPa dan 15 C) = 1,170 kg/m 3
o Daya larut dalam air (@101,3 kPa dan 20 C) = 0,016 cm 3 /cm 3
o Berupa gas tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak beracun. o Mudah menguap o Tidak reaktif o Bersifat diamagnetik o Elektronegatifannya paling tinggi dalam satu golongan.
Proses Produksi
Gambar 1 Diagram Alir Proses Nitrogen
1. Filtrasi Udara bebas yang menjadi feed atau umpan sebagai bahan baku pembuatan gas nitrogen terlebih dahulu disaring dengan menggunakan filter dengan kerapatan (mesh) tertentu sesuai dengan spesifikasi tekanan dan flow compressor. Contoh gas pengotor / debris (partikel kasar yang tidak dikehendaki) : uap air, karbondioksida, debu juga bisa menjadi zat pengotor pada udara bebas. Zat pengotor ini harus dihilangkan karena dapat menyebabkan penyumbatan pada peralatan, tingkat bahaya yang dapat ditimbulkan, korosi, dan juga dalam batas batas tertentu dilarang terkandung dalam spesifikasi produk akhir. 2. Kompresi Udara yang telah difilter diumpankan ke inlet kompresor untuk dinaikkan tekanannya. Efisiensi kompresor sangatlah penting, oleh karena itu dibutuhkan pemilihan jenis kompresor yang tepat. Umumnya digunakan kompresor tipe turbo (sentrifugal) multi stage dengan pendingin diantara stagenya. Energi yang digunakan akan sebanding dengan besar energi output produk ditambah cold production. 3. Cooling water Air umumnya digunakan sebagai pendingin pada industry sebab air tersedia jumlahya dan mudah ditangani. Air juga mampu menyerap sejumlah besar enegi per satuan volume dan tidak mengalami ekspansi maupun pengerutan dalam rentang temperature yang biasanya dialaminya. System penguapan terbuka merupakan tipe system pendingin yang umumnya digunakan dalam plant pemisahan udara. Outlet compressor akan sangat panas, ini akan mengurangi efisiensi pada proses selanjutnya, maka dibutuhkan pendinginan sampai pada temperature desain (tergantung dari spesifikasi alat dan bahan yang digunakan pada proses). Pada sebagian industry menggunakan system direct cooler pada proses pendinginannya, dimana terjadi kontak langsung antara udara dengan air pada sepanjang tray direct cooler. Direct cooler mempunyai kelebihan dari pada proses pendinginan yang menggunakan tube atau shell cooler, dimana temperature yang bisa dicapai yaitu 2C, sedang pada tube atau shell cooler hanya sekitar 8C, efek pengguyuran (scrubbing) dari air juga dapat membantu menurunkan kandungan partikel dan menyerap pengotor yang terbawa udara. Namun jika direct cooler tidak terjaga,seperti P tinggi (pada aliran dan udara masuk) dan tinggi cairan (pada aliran air). Oleh karena tingginya perbedaan temperature yang melalui tray bawah unit, maka pada tray ini sangat mungkin terjadi pembentukan kerak. Untuk alasan itu, water treatment harus bekerja efektif dan tray harus dibersihkan dan diperiksa jika memungkinkan. 4. Purification ( pemurnian ) Air, CO2, Hidrokarbon adalah unsur pengotor udara yang akan menggangu proses, air dan CO2 akan membeku lebih awal (titik beku lebih tinggi dari pada Nitrogen sehingga berpotensi menyumbat di bagian-bagian tertentu dalam proses). Sedangkan Hidrokarbon berpotensi menyebabkan ledakan di daerah bagian bawah kolom distilasi (tempat terjadinya penumpukan hidrokarbon). Di PPU (pre purification unit) terdapat beberapa lapisan, umumnya terdiri dari molecular shieve (butiran-butiran ukuran mikro berlubang yang seukuran dengan dimensi partikel CO2, H2O dan beberapa jenis hidrokarbon), tujuannya untuk memerangkap CO2, H2O dan hidrokarbon. lapisan lainnya adalah alumina yang bertujuan untuk memerangkap H2O yang lolos dari lapisan pertama. 5. Heat exchanger ( pemindah panas ) Udara yang telah murni dimasukkan ke kolom distilasi melewati heat exchanger (untuk pendinginan awal, yg disilangkan dengan keluaran expander) sebagai feed gas (untuk terjadinya distilasi dibutuhkan feed gas dari bawah kolom dan reflux dari atas kolom dengan rasio 10:7 untuk tipe packed tray). 6. Ekspansi Sebagian udara diumpankan ke expander untuk memproduksi dingin yang dibutuhkan proses (reflux dan heat loss recovery) sehingga keluarannya berbentuk cairan yang di umpankan ke atas kolom melewati heat exchanger sebagai reflux. Untuk ini, expander membutuhkan penyerap energi sebesar cold production yang diinginkan, bisa dicouple dengan alat oil brake, generator, kompressor atau yang lainnya. 7. Distilasi Pada proses ini final terjadi proses pemisahan antara gas gas yang terkandung pada udara bebas sebagai umpan melalui perbedaan titik didih (relative volatilitas). Kolom yang telah diumpani oleh feedgas dan reflux dengan proporsional akan menghasilkan homogenitas di area-area tertentu, bagian atas kolom akan homogen dengan Nitrogen, bawah kolom dengan oksigen, ini dikarenakan beda titik cair, pada temperatur kolom sebesar -170 0 C, oksigen lebih cenderung untuk berubah menjadi cairan (titik cair O2 = -183 0 C pada atm pressure) dan menuju bawah kolom, sedangkan nitrogen cenderung bertahan pada bentuk gas (titik cair N2 = -195,8 0 C pada atm pressure) dan menuju bagian atas kolom. Pada kolom terdapat tray bertingkat yang memungkinkan terjadinya lebih banyak pergesekan antara feed gas dan reflux sehingga lebih memungkinkan bagi kedua jenis stream untuk bertukar properti. Feed gas akan diserap sebagian energinya sehingga menjadi lebih dingin dan membuat O2 melambat dan cenderung mencair, sedangkan N2 karena masih jauh dari titik cairnya akan tetap berupa gas.
HIDROGEN
Hidrogen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Hidrogen atau H2 mempunyai kandungan energi per satuan berat tertinggi, dibandingkan dengan bahan bakar manapun. Hidrogen merupakan unsur yang sangat aktif secara kimia, sehingga jarang sekali ditemukan dalam bentuk bebas. Di alam, hidrogen terdapat dalam bentuk senyawa dengan unsur lain, seperti dengan oksigen dalam air atau dengan karbon dalam metana. Sehingga untuk dapat memanfaatkanya, hidrogen harus dipisahkan terlebih dahulu dari senyawanya agar dapat digunakan sebagai bahan bakar. Ada beberapa metode pembuatan gas hidrogen yang telah kita kenal. Namun semua metode pembuatan tersebut prinsipnya sama, yaitu memisahkan hidrogen dari unsur lain dalam senyawanya. Tiap-tiap metode memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Tetapi secara umum parameter yang dapat dipertimbangkan dalam memilih metode pembuatan H2 adalah biaya, emisi yang dihasilkan, kelaikan secara ekonomi, skala produksi dan bahan baku. Sekarang mari kita bahas satu per satu metode-metodenya.
Sifat Fisik Nomor Atom 1 Massa Atom 1,008 Titik Didih ( o C) -252.6 o C Titik Lebur ( o C) -259.2 o C Energi Ionisasi (KJ/Mol) 1310 Susunan Atom 1 proton + 1 elektron Jari-jari Atom (nm) 0,037 Isotop 11H , 12H , 13H Potensial Elektroda 0 Potensial Iobisasi (kJ/mol) 56.9 kJ/mol
Sifat Kimia Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan di dunia. Kelarutan dan karakteristik hidrogen dengan berbagai macam logam merupakan subyek yang sangat penting dalam bidang metalurgi (karena perapuhan hidrogen dapat terjadi pada kebanyakan logam ) dan dalam riset pengembangan cara yang aman untuk meyimpan hidrogen sebagai bahan bakar. Hidrogen sangatlah larut dalam berbagai senyawa yang terdiri dari logam tanah nadir dan logam transisidan dapat dilarutkan dalam logam kristal maupun logam amorf. Kelarutan hidrogen dalam logam disebabkan oleh distorsi setempat ataupun ketidakmurnian dalam kekisi hablur logam.
Proses Produksi Hydrogen bias diproduksi dari berbagai sumber bahan baku untuk produksi hydrogen meliputi air, bahan bakar fosil, biomas, alga/bakteri, dll. Berikut beberapa proses produksi hydrogen
1. Steam Reforming Proses steam reforming gas alam merupakan proses yang paling maju dan paling banyak dipakai. Sampai saat ini diperkirakan sekitar 80% produksi hydrogen dunia, dipasok dengan produksi cara ini. Dalam proses ini, gas alam seperti metana, propana atau etana direaksikan dengan steam (uap air) pada suhu tinggi (700~1000oC) dengan bantuan katalis, untuk menghasilkan hidrogen, karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO). Sebuah reaksi samping juga terjadi antara karbon monoksida dengan steam, yang menghasilkan hidrogen dan karbon dioksida. Persamaan reaksi yang terjadi pada proses ini adalah: CH4 + H2O --> CO + 3H2 CO + H2O --> CO2 + H2 Gas hidrogen yang dihasilkan kemudian dimurnikan, dengan memisahkan karbon dioksida dengan cara penyerapan.
Gambar 2 Proses produksi steam reforming
2. Gasifikasi Batu Bara Gasifikasi batu bara merupakan metode pembuatan gas hidrogen tertua. Biaya produksinya hampir dua kali lipat dibandingkan dengan metode steam reforming gas alam. Selain itu, cara ini pula menghasilkan emisi gas buang yang lebih signifikan. Karena selain CO2 juga dihasilkan senyawa sulfur dan karbon monoksida. Melalui cara ini, batu bara pertama-tama dipanaskan pada suhu tinggi dalam sebuah reaktor untuk mengubahnya menjadi fasa gas. Selanjutnya, batu bara direaksikan dengan steam dan oksigen, yang kemudian menghasilkan gas hidrogen, karbon monoksida dan karbon dioksida.
Gambar 3 Proses Produksi Gasifikasi Batubara
3. Elektrolisis Elektrolisa air memanfaatkan arus listrik untuk menguraikan air menjadi unsur-unsur pembentuknya, yaitu H2 dan O2. Gas hidrogen muncul di kutub negatif atau katoda dan oksigen berkumpul di kutub positif atau anoda. Hidrogen yang dihasilkan dari proses electrolisa air berpotensi menghasilkan zero emission, apabila listrik yang digunakan dihasilkan dari generator listrik bebas polusi seperti energi angin atau panas matahari. Namun demikian dari sisi konsumsi energi, cara ini memerlukan energi listrik yang cukup besar.
Gambar 4 Proses produksi hydrogen dengan elektrolisis
Argon, Oksigen dan Nitrogen Udara kering relative lebih seragam dalam komposisinya, dengan konstituen utama seperti yang ditunjukkan dibawah ini. Udara ambient, dapat memiliki sekitar 5% (volume) kadar air dan dapat mengandung sejumlah gas lainnya (biasanya dalam jumlah kecil) yang dikeluarkan pada satu atau lebih titik dalam pemisahan udara dan system produksi pemurnian.
Penjelasan Secara Umum-Pemisahan Udara Cryogenic Terdapat berbagai macam variasi dalam proses pemisahan udara dalam industri dengan produk berupa gas. Variasi tersebut bergantung pada beberapa hal, diantaranya jumlah dari produk yang ingin dihasilkan, kemurnian produk, tekanan gas berkaitan dengan transportasi fluida, dan lain-lain. Namun secara umum semua proses pemisahan udara secara kriogenik memiliki tahap-tahap yang sama. Semua proses pemisahan udara kriogenik terdiri dari serangkaian langkah serupa . Variasi dalam tingkat konfigurasi proses dan tekanan yang dipilih mencerminkan campuran yang diinginkan produk ( atau campuran ) dan kriteria prioritas / evaluasi pengguna. Beberapa siklus proses meminimalkan biaya modal , beberapa meminimalkan penggunaan energi , beberapa pemulihan produk memaksimalkan , dan beberapa memungkinkan fleksibilitas operasi maksimum . Diagram alir pemisahan udara kriogenik ditunjukkan di bawah menggambarkan ( secara generik ) banyak langkah penting dalam memproduksi nitrogen , oksigen dan argon sebagai produk kedua gas dan cair . Ini tidak mewakili tanaman tertentu .
Gambar 5 Proses Pembuatan gas argon, oksigen dan nitrogen
Tahap pertama dari proses pemisahan ini adalah filtering dan kompresi udara. Kompresi umumnya dilakukan hingga tekanan 90 psig atau 6 bar. Udara terkompresi tersebut kemudian didinginkan hingga mendekati temperatur ruangan. Pendinginan ini dilakukan dengan menggunakan alat penukar kalor atau dapat juga menggunakan alat dengan sistem refrigerasi. Pendinginan ini dapat menambah efisiensi dari proses penyingkiran pengotor. Uap air pada udara akan mengembun ketika udara dilewatkan pada kompresor dan terpisah dari udara itu sendiri. Tahap ke dua adalah proses penyingkiran uap air dan karbondioksida yang masih tertinggal pada udara. Uap air dan karbondioksida harus disingkirkan karena pada temperatur yang sangat rendah, uap air dan karbondioksida akan membeku dan terdeposit pada permukaan alat pemroses. Terdapat 2 metode umum yang dipergunakan untuk menyingkirkan uap air dan karbondioksida, yakni reversing exchangers dan molecular sieve units. Hampir seluruh industri gas modern kini menggunakan metode molecular sieve units untuk memurnikan udara yang akan dipisahkan secara kriogenik. Udara dilewatkan pada molecular sieves pada suhu ruangan. Molecular sieve juga terkadang didesain untuk mengadsorb tidak hanya uap air melainkan juga pengotor lain seperti hidrokarbon yang sering ditemukan pada udara di sekitar lingkungan industri. Molecular sieve umumnya terdiri dari 2 bagian yang bekerja secara bergantian. Ketika salah satu bagian sedang bekerja untuk mengadsorb pengotor, maka bagian yang lain akan melakukan regenerasi. Metode lain yang dipergunakan adalah reverse heat exchanger. Metode ini lebih efektif apabila dipergunakan untuk skala produksi yang relatif kecil. Udara umpan masuk ke dalam alat penukar panas dan didinginkan hingga air dan karbondioksida membeku pada permukaan dinding alat penukar kalor. Setelah udara lewat, fungsi alat penukar kalor dibalikkan dengan dialirkannya waste gas yang bersifat sangat kering, sehingga menguapkan air dan menyublimkan karbondioksida. Sedangkan untuk penyingkiran hidrokarbon diperlukan pengadsorb yang harus ditambahkan. Setelah melewati tahap penyingkiran pengotor, udara kemudian memasuki alat penukar kalor yang akan membawa udara pada keadaan temperatur kriogenik (kira-kira -185 o C). Proses pendinginan ini menghasilkan produk dingin dan waste gas. Waste gas ini kemudian dinaikkan lagi temperaturnya. Untuk mencapai temperatur kriogenik sehingga proses distilasi dapat dilakukan, pendinginan dilakukan dengan proses refrigerasi yang mencakup proses ekspansi. Setelah berada pada temperatur yang sangat rendah, proses distilasi dapat dilakukan. Proses distilasi melibatkan proses penguapan, kemudian pencairan kembali dan memanfaatkan perbedaan titik didih tiap komponen penyusunnya. Kesetimbangan uap cair merupakan konsep yang sangat penting untuk memisahkan suatu campuran dengan menggunakan metode distilasi.