Vous êtes sur la page 1sur 12

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TUGAS PKA FAKULTAS TEKNIK


JURUSAN TEKNIK KIMIA

NAMA : Dian Ahmad Budiana
NIM : 2013437029


NITROGEN

Nitrogen adalah unsur kimia dalam table periodic yang memiliki lambing N dan nomor atom
7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas
diatomic bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya.
Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya.
Nitrogen mengisi 78.08% atmosfir bumi dan terdapat dalam banyak jaringan hidup. Zat
lemas membentuk banyak senyawa penting seperti asam amino, amoniak, asam nitrat dan
sianida.

Sifat fisika
Mempunyai massa atom = 14,0067 sma
Mempunyai nomor atom =7
Titik didih = -196
0
C
Titik beku = -210
0
C
Mempunyai jari-jari atom = 0,920 A
Mempunyai Konfigurasi [He]2s
2
2p
3

Dalam senyawa memiliki bilangan oksidasi -3, +5, +4, dan +2.
Mempunyai volume atom = 17,30 mol/cm
3

Mempunyai struktur heksagonal
Mempunyai massa jenis = 1,2151 gram/cm
3

Mempunyai kapasitas panas = 1,042 J/g
0
K
Mempunyai energi ionisasi ke-1 = 1402,3 kJ/mol
Mempunyai energi ionisasi ke-2 = 2856 kJ/mol
Mempunyai energi ionisasi ke-3 = 45781 kJ/mol
Mempunyai nilai elektronegativitas = 3,04
Mempunyai konduktivitas kalor = 0,02598 W/m
o
K
Mempunyai harga entalpi pembentukan = 0,36 kJ/mol
Mempunyai harga entalpi penguapaan = 2,7928kJ/mo

Sifat kimia
o Berat Jenis Relatif = 0,967
o Berat Molekul = 28,013
o Suhu Kritis = -147,1 C
o Berat Jenis Gas (@101,3 kPa dan 15 C) = 1,170 kg/m
3

o Daya larut dalam air (@101,3 kPa dan 20 C) = 0,016 cm
3
/cm
3

o Berupa gas tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, dan tidak beracun.
o Mudah menguap
o Tidak reaktif
o Bersifat diamagnetik
o Elektronegatifannya paling tinggi dalam satu golongan.

Proses Produksi

Gambar 1 Diagram Alir Proses Nitrogen

1. Filtrasi
Udara bebas yang menjadi feed atau umpan sebagai bahan baku pembuatan gas nitrogen
terlebih dahulu disaring dengan menggunakan filter dengan kerapatan (mesh) tertentu
sesuai dengan spesifikasi tekanan dan flow compressor.
Contoh gas pengotor / debris (partikel kasar yang tidak dikehendaki) : uap air,
karbondioksida, debu juga bisa menjadi zat pengotor pada udara bebas. Zat pengotor ini
harus dihilangkan karena dapat menyebabkan penyumbatan pada peralatan, tingkat
bahaya yang dapat ditimbulkan, korosi, dan juga dalam batas batas tertentu dilarang
terkandung dalam spesifikasi produk akhir.
2. Kompresi
Udara yang telah difilter diumpankan ke inlet kompresor untuk dinaikkan tekanannya.
Efisiensi kompresor sangatlah penting, oleh karena itu dibutuhkan pemilihan jenis
kompresor yang tepat. Umumnya digunakan kompresor tipe turbo (sentrifugal) multi stage
dengan pendingin diantara stagenya. Energi yang digunakan akan sebanding dengan besar
energi output produk ditambah cold production.
3. Cooling water
Air umumnya digunakan sebagai pendingin pada industry sebab air tersedia jumlahya dan
mudah ditangani. Air juga mampu menyerap sejumlah besar enegi per satuan volume dan
tidak mengalami ekspansi maupun pengerutan dalam rentang temperature yang biasanya
dialaminya. System penguapan terbuka merupakan tipe system pendingin yang umumnya
digunakan dalam plant pemisahan udara.
Outlet compressor akan sangat panas, ini akan mengurangi efisiensi pada proses
selanjutnya, maka dibutuhkan pendinginan sampai pada temperature desain (tergantung
dari spesifikasi alat dan bahan yang digunakan pada proses).
Pada sebagian industry menggunakan system direct cooler pada proses pendinginannya,
dimana terjadi kontak langsung antara udara dengan air pada sepanjang tray direct cooler.
Direct cooler mempunyai kelebihan dari pada proses pendinginan yang menggunakan tube
atau shell cooler, dimana temperature yang bisa dicapai yaitu 2C, sedang pada tube atau
shell cooler hanya sekitar 8C, efek pengguyuran (scrubbing) dari air juga dapat
membantu menurunkan kandungan partikel dan menyerap pengotor yang terbawa udara.
Namun jika direct cooler tidak terjaga,seperti P tinggi (pada aliran dan udara masuk) dan
tinggi cairan (pada aliran air). Oleh karena tingginya perbedaan temperature yang melalui
tray bawah unit, maka pada tray ini sangat mungkin terjadi pembentukan kerak. Untuk
alasan itu, water treatment harus bekerja efektif dan tray harus dibersihkan dan diperiksa
jika memungkinkan.
4. Purification ( pemurnian )
Air, CO2, Hidrokarbon adalah unsur pengotor udara yang akan menggangu proses, air dan
CO2 akan membeku lebih awal (titik beku lebih tinggi dari pada Nitrogen sehingga
berpotensi menyumbat di bagian-bagian tertentu dalam proses). Sedangkan Hidrokarbon
berpotensi menyebabkan ledakan di daerah bagian bawah kolom distilasi (tempat
terjadinya penumpukan hidrokarbon).
Di PPU (pre purification unit) terdapat beberapa lapisan, umumnya terdiri dari molecular
shieve (butiran-butiran ukuran mikro berlubang yang seukuran dengan dimensi partikel
CO2, H2O dan beberapa jenis hidrokarbon), tujuannya untuk memerangkap CO2, H2O dan
hidrokarbon. lapisan lainnya adalah alumina yang bertujuan untuk memerangkap H2O
yang lolos dari lapisan pertama.
5. Heat exchanger ( pemindah panas )
Udara yang telah murni dimasukkan ke kolom distilasi melewati heat exchanger (untuk
pendinginan awal, yg disilangkan dengan keluaran expander) sebagai feed gas (untuk
terjadinya distilasi dibutuhkan feed gas dari bawah kolom dan reflux dari atas kolom
dengan rasio 10:7 untuk tipe packed tray).
6. Ekspansi
Sebagian udara diumpankan ke expander untuk memproduksi dingin yang dibutuhkan
proses (reflux dan heat loss recovery) sehingga keluarannya berbentuk cairan yang di
umpankan ke atas kolom melewati heat exchanger sebagai reflux. Untuk ini, expander
membutuhkan penyerap energi sebesar cold production yang diinginkan, bisa dicouple
dengan alat oil brake, generator, kompressor atau yang lainnya.
7. Distilasi
Pada proses ini final terjadi proses pemisahan antara gas gas yang terkandung pada
udara bebas sebagai umpan melalui perbedaan titik didih (relative volatilitas).
Kolom yang telah diumpani oleh feedgas dan reflux dengan proporsional akan
menghasilkan homogenitas di area-area tertentu, bagian atas kolom akan homogen dengan
Nitrogen, bawah kolom dengan oksigen, ini dikarenakan beda titik cair, pada temperatur
kolom sebesar -170
0
C, oksigen lebih cenderung untuk berubah menjadi cairan (titik cair
O2 = -183
0
C pada atm pressure) dan menuju bawah kolom, sedangkan nitrogen cenderung
bertahan pada bentuk gas (titik cair N2 = -195,8
0
C pada atm pressure) dan menuju bagian
atas kolom.
Pada kolom terdapat tray bertingkat yang memungkinkan terjadinya lebih banyak
pergesekan antara feed gas dan reflux sehingga lebih memungkinkan bagi kedua jenis
stream untuk bertukar properti. Feed gas akan diserap sebagian energinya sehingga
menjadi lebih dingin dan membuat O2 melambat dan cenderung mencair, sedangkan N2
karena masih jauh dari titik cairnya akan tetap berupa gas.







HIDROGEN

Hidrogen adalah gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Hidrogen atau H2
mempunyai kandungan energi per satuan berat tertinggi, dibandingkan dengan bahan bakar
manapun. Hidrogen merupakan unsur yang sangat aktif secara kimia, sehingga jarang sekali
ditemukan dalam bentuk bebas. Di alam, hidrogen terdapat dalam bentuk senyawa dengan
unsur lain, seperti dengan oksigen dalam air atau dengan karbon dalam metana. Sehingga
untuk dapat memanfaatkanya, hidrogen harus dipisahkan terlebih dahulu dari senyawanya
agar dapat digunakan sebagai bahan bakar.
Ada beberapa metode pembuatan gas hidrogen yang telah kita kenal. Namun semua metode
pembuatan tersebut prinsipnya sama, yaitu memisahkan hidrogen dari unsur lain dalam
senyawanya. Tiap-tiap metode memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Tetapi
secara umum parameter yang dapat dipertimbangkan dalam memilih metode pembuatan H2
adalah biaya, emisi yang dihasilkan, kelaikan secara ekonomi, skala produksi dan bahan
baku. Sekarang mari kita bahas satu per satu metode-metodenya.

Sifat Fisik
Nomor Atom 1
Massa Atom 1,008
Titik Didih (
o
C) -252.6
o
C
Titik Lebur (
o
C) -259.2
o
C
Energi Ionisasi (KJ/Mol) 1310
Susunan Atom 1 proton + 1 elektron
Jari-jari Atom (nm) 0,037
Isotop 11H , 12H , 13H
Potensial Elektroda 0
Potensial Iobisasi (kJ/mol) 56.9 kJ/mol




Sifat Kimia
Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non logam,
bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa
atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan di dunia.
Kelarutan dan karakteristik hidrogen dengan berbagai macam logam merupakan subyek yang
sangat penting dalam bidang metalurgi (karena perapuhan hidrogen dapat terjadi pada
kebanyakan logam ) dan dalam riset pengembangan cara yang aman untuk meyimpan
hidrogen sebagai bahan bakar. Hidrogen sangatlah larut dalam berbagai senyawa yang terdiri
dari logam tanah nadir dan logam transisidan dapat dilarutkan dalam logam kristal maupun
logam amorf. Kelarutan hidrogen dalam logam disebabkan oleh distorsi setempat ataupun
ketidakmurnian dalam kekisi hablur logam.

Proses Produksi
Hydrogen bias diproduksi dari berbagai sumber bahan baku untuk produksi hydrogen
meliputi air, bahan bakar fosil, biomas, alga/bakteri, dll. Berikut beberapa proses produksi
hydrogen

1. Steam Reforming
Proses steam reforming gas alam merupakan proses yang paling maju dan paling banyak
dipakai. Sampai saat ini diperkirakan sekitar 80% produksi hydrogen dunia, dipasok dengan
produksi cara ini. Dalam proses ini, gas alam seperti metana, propana atau etana direaksikan
dengan steam (uap air) pada suhu tinggi (700~1000oC) dengan bantuan katalis, untuk
menghasilkan hidrogen, karbon dioksida (CO2) dan karbon monoksida (CO). Sebuah reaksi
samping juga terjadi antara karbon monoksida dengan steam, yang menghasilkan hidrogen
dan karbon dioksida. Persamaan reaksi yang terjadi pada proses ini adalah:
CH4 + H2O --> CO + 3H2
CO + H2O --> CO2 + H2
Gas hidrogen yang dihasilkan kemudian dimurnikan, dengan memisahkan karbon dioksida
dengan cara penyerapan.

Gambar 2 Proses produksi steam reforming

2. Gasifikasi Batu Bara
Gasifikasi batu bara merupakan metode pembuatan gas hidrogen tertua. Biaya produksinya
hampir dua kali lipat dibandingkan dengan metode steam reforming gas alam. Selain itu, cara
ini pula menghasilkan emisi gas buang yang lebih signifikan. Karena selain CO2 juga
dihasilkan senyawa sulfur dan karbon monoksida.
Melalui cara ini, batu bara pertama-tama dipanaskan pada suhu tinggi dalam sebuah reaktor
untuk mengubahnya menjadi fasa gas. Selanjutnya, batu bara direaksikan dengan steam dan
oksigen, yang kemudian menghasilkan gas hidrogen, karbon monoksida dan karbon dioksida.

Gambar 3 Proses Produksi Gasifikasi Batubara

3. Elektrolisis
Elektrolisa air memanfaatkan arus listrik untuk menguraikan air menjadi unsur-unsur
pembentuknya, yaitu H2 dan O2. Gas hidrogen muncul di kutub negatif atau katoda dan
oksigen berkumpul di kutub positif atau anoda.
Hidrogen yang dihasilkan dari proses electrolisa air berpotensi menghasilkan zero emission,
apabila listrik yang digunakan dihasilkan dari generator listrik bebas polusi seperti energi
angin atau panas matahari.
Namun demikian dari sisi konsumsi energi, cara ini memerlukan energi listrik yang cukup
besar.

Gambar 4 Proses produksi hydrogen dengan elektrolisis






















Argon, Oksigen dan Nitrogen
Udara kering relative lebih seragam dalam komposisinya, dengan konstituen utama seperti
yang ditunjukkan dibawah ini. Udara ambient, dapat memiliki sekitar 5% (volume) kadar air
dan dapat mengandung sejumlah gas lainnya (biasanya dalam jumlah kecil) yang dikeluarkan
pada satu atau lebih titik dalam pemisahan udara dan system produksi pemurnian.


Penjelasan Secara Umum-Pemisahan Udara Cryogenic
Terdapat berbagai macam variasi dalam proses pemisahan udara dalam industri dengan
produk berupa gas. Variasi tersebut bergantung pada beberapa hal, diantaranya jumlah dari
produk yang ingin dihasilkan, kemurnian produk, tekanan gas berkaitan dengan transportasi
fluida, dan lain-lain. Namun secara umum semua proses pemisahan udara secara kriogenik
memiliki tahap-tahap yang sama.
Semua proses pemisahan udara kriogenik terdiri dari serangkaian langkah serupa . Variasi
dalam tingkat konfigurasi proses dan tekanan yang dipilih mencerminkan campuran yang
diinginkan produk ( atau campuran ) dan kriteria prioritas / evaluasi pengguna. Beberapa
siklus proses meminimalkan biaya modal , beberapa meminimalkan penggunaan energi ,
beberapa pemulihan produk memaksimalkan , dan beberapa memungkinkan fleksibilitas
operasi maksimum .
Diagram alir pemisahan udara kriogenik ditunjukkan di bawah menggambarkan ( secara
generik ) banyak langkah penting dalam memproduksi nitrogen , oksigen dan argon sebagai
produk kedua gas dan cair . Ini tidak mewakili tanaman tertentu .

Gambar 5 Proses Pembuatan gas argon, oksigen dan nitrogen

Tahap pertama dari proses pemisahan ini adalah filtering dan kompresi udara. Kompresi
umumnya dilakukan hingga tekanan 90 psig atau 6 bar. Udara terkompresi tersebut kemudian
didinginkan hingga mendekati temperatur ruangan. Pendinginan ini dilakukan dengan
menggunakan alat penukar kalor atau dapat juga menggunakan alat dengan sistem refrigerasi.
Pendinginan ini dapat menambah efisiensi dari proses penyingkiran pengotor. Uap air pada
udara akan mengembun ketika udara dilewatkan pada kompresor dan terpisah dari udara itu
sendiri.
Tahap ke dua adalah proses penyingkiran uap air dan karbondioksida yang masih tertinggal
pada udara. Uap air dan karbondioksida harus disingkirkan karena pada temperatur yang
sangat rendah, uap air dan karbondioksida akan membeku dan terdeposit pada permukaan
alat pemroses. Terdapat 2 metode umum yang dipergunakan untuk menyingkirkan uap air
dan karbondioksida, yakni reversing exchangers dan molecular sieve units.
Hampir seluruh industri gas modern kini menggunakan metode molecular sieve units untuk
memurnikan udara yang akan dipisahkan secara kriogenik. Udara dilewatkan pada molecular
sieves pada suhu ruangan. Molecular sieve juga terkadang didesain untuk mengadsorb tidak
hanya uap air melainkan juga pengotor lain seperti hidrokarbon yang sering ditemukan pada
udara di sekitar lingkungan industri. Molecular sieve umumnya terdiri dari 2 bagian yang
bekerja secara bergantian. Ketika salah satu bagian sedang bekerja untuk mengadsorb
pengotor, maka bagian yang lain akan melakukan regenerasi.
Metode lain yang dipergunakan adalah reverse heat exchanger. Metode ini lebih efektif
apabila dipergunakan untuk skala produksi yang relatif kecil. Udara umpan masuk ke dalam
alat penukar panas dan didinginkan hingga air dan karbondioksida membeku pada permukaan
dinding alat penukar kalor. Setelah udara lewat, fungsi alat penukar kalor dibalikkan dengan
dialirkannya waste gas yang bersifat sangat kering, sehingga menguapkan air dan
menyublimkan karbondioksida. Sedangkan untuk penyingkiran hidrokarbon diperlukan
pengadsorb yang harus ditambahkan.
Setelah melewati tahap penyingkiran pengotor, udara kemudian memasuki alat penukar kalor
yang akan membawa udara pada keadaan temperatur kriogenik (kira-kira -185
o
C). Proses
pendinginan ini menghasilkan produk dingin dan waste gas. Waste gas ini kemudian
dinaikkan lagi temperaturnya. Untuk mencapai temperatur kriogenik sehingga proses distilasi
dapat dilakukan, pendinginan dilakukan dengan proses refrigerasi yang mencakup proses
ekspansi.
Setelah berada pada temperatur yang sangat rendah, proses distilasi dapat dilakukan. Proses
distilasi melibatkan proses penguapan, kemudian pencairan kembali dan memanfaatkan
perbedaan titik didih tiap komponen penyusunnya. Kesetimbangan uap cair merupakan
konsep yang sangat penting untuk memisahkan suatu campuran dengan menggunakan
metode distilasi.

Vous aimerez peut-être aussi