Vous êtes sur la page 1sur 7

SISTEM SUNGAI

Sistem sungai merupakan salah satu sistem kecil yang berada didalam sistem hidrologi. Sistem hidrologi
merupakan siklus air yang kompleks mulai dari menguapnya air laut menuju atmosfer, kemudian menuju
darat dan kembali lagi ke laut. Sistem sungai merupakan gabungan dari beberapa sub sistem sungai itu
sendiri yang terdiri dari sumber sedimen, tributary, gabungan alur sungai, aliran sungai, tanggul alam,
delta, estuari, endapan bar, channel, oxbow lake, dan kelokan sungai meander.
Sistem sungai berawal dari partikel- partikel pegunungan kapur yang terbawa oleh air hujan. Air yang
jatuh pada suatu daerah di pegunungan tersebut, ada yang meresap masuk (infiltrasi) ke dalam tanah,
hingga mencapai suatu lapisan tanah yang tidak tembus air (kedap air). Kemudian, menjadi air tanah dan
sebagian lagi menjadi air di permukaan. Air tanah ini akan muncul kembali di bagian permukaan tanah
yang lebih rendah sebagai mata air, misalnya di lembah-lembah atau kaki pegunungan dan terjadi proses
terbawanya kapur di wilayah tersebut yang lebih dikenal dengan erosi. Menurut Soerya (2005) Erosi
adalah proses berpindahnya massa batuan dari satu tempat ke tempat lain yang dibawa oleh tenaga
pengangkut yang bergerak di muka muka bumi. Tenaga pengangkut tersebut bisa berupa angin, air
maupun gletser atau es yang mencair. Erosi bisa terjadi di darat maupun di Pantai.
Air dari mata air mengumpul dan mengalir ke tempat yang lebih rendah, namun karena di daerah
pegunungan memiliki perbedaan topografi sehingga air yang mengalir mengikuti aliran daratannya yang
berkelok-kelok. Menurut Chandra (2012), Proses berkelok-keloknya sungai dimulai dari sungai bagian
hulu. Pada bagian hulu, volume air kecil dan tenaga yang terbentuk juga kecil. Akibatnya sungai mulai
menghindari penghalang dan mencari rute yang paling mudah dilewati. Pada bagian tengah, yang
wilayahnya mulai datar aliran air mulai lambat dan membentuk meander. Proses meander terjadi pada
tepi sungi, baik bagian dalam maupun tepi luar. Di bagian sungai yang aliranya cepat akan terjadi
pengikisan sedangkan bagian tepi sungai yang lamban alirannya akan terjadi pengendapan. Apabila hal
itu berlangsung secara terus-menerus akan membentuk meander. Meander biasanya terbentuk pada
sungai bagian hilir, dimana pengikisan dan pengendapan terjadi secara berturut turut.
Selain itu, air juga mengalir pada daerah yang sempit yang dikenal sebagai anak sungai, dimana anak
sungai yang disebut dengan tributary. Dan gabungan dari beberapa tributary disebut gabungan aliran
sungai (tempuran) yang akan menuju ke sungai utama, Setelah itu aliran sungai akan berkumpul pada
tanggul alam. Menurut Habeeb (2011), tanggul alam merupakan akumulasi sedimen berupa tanggul
memanjang dan membatasi alur sungai. Tinggi maksimum suatu tanggul terdapat pada bagian tepi dalam
tanggul yang berbatasan dengan alur sungai dengan lereng yang curam. Hal ini menunjukkan bahwa
tinggi muka air sungai pernah mencapai permukaan tanggul tersebut pada saat terjadi banjir besar.
Sebaliknya menjauhi alur sungai ke arah dataran banjir lereng tanggul berangsur-angsur berkurang
besarnya dari miring hingga landai.
Tanggul yang terbentuk akibat banjir sungai di wilayah dataran rendah yang berperan menahan air hasil
limpasan banjir sehingga terbentuk genangan yang dapat kembali lagi ke sungai. Seiring dengan proses
yang berlangsung kontinyu akan terbentuk akumulasi sedimen yang tebal sehingga akhirnya membentuk
tanggul alam. Tanggul alam memiliki struktur berlapis karena terbentuk oleh endapan sedimen saat
banjir meluap melampaui tanggul sungai.
Tanggul sungai yang berkelok-kelok tersebut akhirnya akan membentuk oxbow lake. Menurut Chandra
(2012), Oxbow lake atau danau tapal kuda merupakan danau dihasilkan bila sungai yang berkelok-kelok
atau sungai meander melintasi daratan mengambil jalan pintas dan meninggalkan potongan-potongan
yang akhirnya membentuk danau tapal kuda. Oxbow lake terbentuk dari waktu ke waktu sebagai akibat
dari erosi dan sedimentasi dari tanah disekitar sungai meander.
Kanal atau terusan merupakan saluran air yang dibuat oleh manusia untuk berbagai keperluan.
Umumnya kanal merupakan bagian dari aliran sungai dengan pelebaran atau pendalaman pada bagian
tertentu. Air yang berasal dari tanggul alam akan mengalir hingga menuju ke kanal. Selain menuju ke
kanal, air juga mengalir ke estuari. Estuari merupakan pertemuan antara air laut dan air tawar, di daerah
ini biasanya terdapat air payau,dan biasa disebut muara. Menurut (Aqilah, 2011) Wilayah estuaria
merupakan pesisir semi tertutup (semi-enclosed coastal) dengan badan air mempunyai hubungan bebas
dengan laut terbuka (open sea) dan kadar air laut terlarut dalam air tawar dari sungai. Di wilayah ini
terjadi percampuran antara masa air laut dengan air tawar dari daratan, sehingga air menjadi payau
dengan salinitas berkisar antara 5 16,5. Wilayah ini meliputi muara sungai dan delta-delta besar,
hutan mangrove dekat estuaria dan hamparan lumpur dan pasir yang luas. Wilayah ini juga dapat
dikatakan sebagai wilayah yang sangat dinamis, karena selalu terjadi proses dan perubahan baik
lingkungan fisik maupun biologis.
Di muara sungai, air sungai yang sering keruh dan berwarna coklat bertemu dengan air laut yang
umumnya jernih. Di tempat ini terdapat gundukan tanah yang dinamakan delta. Delta ini terbentuk
karena air sungai yang keruh coklat, membawa berbagai jenis kotoran dan tanah bertemu dengan ion-ion
yang terdapat di air laut, mengalami sedimentasi.
Menurut Awaludin (2012) sedimentasi sendiri adalah suatu proses pengendapan material yang di
transport oleh media air, angin, es, atau gletser di suatu cekungan. Delta yang terdapat di mulu-mulut
sungai adalah hasil dan proses pengendapan material-material yang diangkut oleh air sungai, sedangkan
bukit pasir (sand dunes) yang terdapat di gurun dan di tepi pantai adalah pengendapan dari material-
material yang diangkut oleh angin. Proses tersebut terjadi terus menerus, seperti batuan hasil pelapukan
secara berangsur diangkut ke tempat lain oleh tenaga air, angin, dan gletser.
Pada saat air sungai bertemu dengan air laut, maka terjadilah perlucutan muatan koloid sungai oleh ion-
ion dari air laut. Ion-ion yang berlawanan muatan ini tarik menarik, sehingga terjadi penetralan muatan.
Karena pelindung atau selimut muatan koloid itu terlucuti, maka masing-masing kelompok partikel
koloid itu menyatu dan menggumpal. Makin lama gumpalan itu membesar dan akhirnya akan
mengendap menjadi gundukan tanah. Peristiwa ini merupakan koagulasi koloid oleh elektrolit
(Nugroho,2009).
Pada daerah hilir terdapat endapan bar yang merupakan gabungan dari beberapa delta. Pada bagian hilir
ini biasanya terjadi sedimentasi yang menyebabkan adanya endapan. Menurut ( Herman, 2011) sungai
umunnya terbentuk di daerah-daerah dengan kemiringan lereng menengah- tinggi dan didalam saluran-
saluran sungainya berkembang endapan bar longitudinal berukuran butir semakin halus kebagian
bawahnya. Sekuen vertikal endapan sungai ini disusun oleh sebagian besar pasir dan kerikil, dengan
sedikit atau absen lapisan lumpur.
Dengan demikian,dengan adanya beberapa sub bagian sungai yaitu sumber sedimen, tributary, gabungan
alur sungai, aliran sungai, tanggul alam, delta, estuari, endapan bar, channel, oxbow lake, dan kelokan
sungai meander dapat membentuk satu kesatuan sistem sungai yang saling berpadu.
Tipe - Tipe Sungai
1. Tipe Sungai berdasarkan kontinyuitas aliran:
Sungai Permanen
Sungai yang pada saat musim kemarau atau musim hujan terdapat air, dengan perubahan debit yang
tidak besar.

Sungai Musiman
Sungai yang hanya terdapat air pada saat musim penghujan saja. Pada saat musim kemarau, sungai
tersebut kering.

Sungai Periodik
Sungai yang pada saat musim penghujan debitnya besar, namun pada saat musim kemarau air yang ada
sedikit dengan debit yang sangat kecil.

2. Tipe Sungai berdasarkan asal sumber air:
Sungai Hujan
Sungai hujan adalah sungai yang sumber airnya dari hujan.

Sungai Gletser
Sungai gletser yaitu aliran sungai es di daerah kutub dan di daerah gunung yang bersalju.

3. Tipe Sungai berdasarkan keterkaitannya dengan airtanah:

Sungai Influent
Sungai yang airnya ikut mengisi ketersediaan airtanah. Biasanya arah aliran airtanah bersinggungan
dengan air sungai namun akuifernya berada jauh di bawah aliran air sungai.

Sungai Efluent
Sungai yang ikut disuplai oleh aliran airtanah, sehingga menjadi baseflow di sungai tersebut. Biasanya
akuifer berada dekat dengan permukaan, sehingga saat aliran bersinggungan dengan aliran sungai, maka
akuifer tersebut ikut mengisi aliran sungai tersebut.

4. Tipe Sungai berdasarkan geomorfologi sekitar:
Sungai Konsekuen Lateral
Sungai yang arahnya menuruni lereng-lereng asli yang ada di permukaan bumi seperti dome, block,
mountain, atau daratan yang baru terangkat.

Sungai Konsekuen Longitudinal
Sungai yang alirannya sejajar dengan antiklinal ( bagian puncak gelombang pegunungan).

Sungai Subsekuen
Sungai yang terjadi jika pada sebuah sunga konsekwen lateral terjadi erosi mundur akhirnya akan sampai
ke puncak lerengnya, sehingga sungai tersebut akan mengadakan erosi ke samping dan memperluas
lembahnya. Akibatnya akan timbul aliran baru yang mengikutiarah strike ( arah patahan )

Sungai Superimposed
Sungai yang mengalir pada lapisan sedimen datar yang menutupi lapisan batuan di bawahnya. Apabila
terjadi peremajaan, sungai tersebut dapat mengikis lapisan-lapisan penutup dan memotong formasi
batuan yang semula tertutup, sehingga sungai itu menempuh jalan yang tidak sesuai denga struktur
batuan.

Sungai Anteseden
Sungai yang arah aliurannya tetap karena dapat mengimbangi pengangkatan yang terjadi. Sungai ini
hanya terjadi bila pengangkutan tersebut berjalan dengan lambat

Sungai Resekuen
Sungai yang mengalir menuruni dip slope ( kemiringan patahan) dari formasi-formasi daerah tersebut
dan searah dengan aliran sungai resekwen lateral. Sungai resekwen ini terjadi lebih akhir sehingga lebih
muda dan sering merupakan anak sungai subsekwen.

Sungai Obsekuen
Sungai yang mengalir menuruni permukaan patahan, jadi berlawanan dengan dip dari formasi-formasi
patahan.

Sungai Insekuen
Sungai yang terjadi tanpa ditentukan oleh sebab-sebab yang nyata. Sungai ini mengalir tidak mengikuti
perlapisan batuan atau dip. Singai ini mengalr dengan arah tidak tertentu sehingga terjadi pola aliran
dendritis.

Sungai Reserve
Sungai yang tidak dapat mempertahankan arah alirannya melawan suatu pengangkatan, sehingga
mengubah arahnya untuk menyasuaikan diri.

Sungai Komposit
Sungai yang mengalir dari daerah yang berlainan struktur geologinya. Kebanyakan sungai yang besar
merupakan sungai komposit.

Sungai Anaklinal
Sungai yang mengalir pada permukaan yang secara lambat terangkat dan arah pengangkatan tersebut
berlawanan dengan arah arus sungai.

Sungai Compound
Sungai yang mambawa air di derah yang berlawanan geomorfologinya.
Jenis-jenis sungai
Menurut jumlah airnya:
1. sungai permanen - yaitu sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh
sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito, dan Mahakam di Kalimantan,
Sungai Musi dan Sungai Indragiri di Sumatra.
2. sungai periodik - yaitu sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan
pada musim kemarau airnya sedikit. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di Pulau Jawa,
misalnya Bengawan Solo dan Sungai Opak di Jawa Tengah, Sungai Progo dan Sungai
Code di Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Sungai Brantas di Jawa Timur.
3. sungai intermittent atau sungai episodik - yaitu sungai yang mengalirkan airnya pada musim
penghujan, sedangkan pada musim kemarau airnya kering. Contoh sungai jenis ini adalah
Sungai Kalada di Pulau Sumba dan Sungai Batanghari di Sumatra.
4. sungai ephemeral - yaitu sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada
hakekatnya, sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim
hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
Menurut genetiknya:
1. sungai konsekwen yaitu sungai yang arah alirannya searah dengan kemiringan lereng.
2. sungai subsekwen yaitu sungai yang aliran airnya tegak lurus dengan sungai konsekwen.
3. sungai obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya berlawanan arah dengan
sungai konsekwen.
4. sungai insekwen yaitu sungai yang alirannya tidak teratur atau terikat oleh lereng daratan.
5. sungai resekwen yaitu anak sungai subsekwen yang alirannya searah dengan sungai
konsekwen.
6. sungai andesen yaitu sungai yang kekuatan erosi ke dalamnya mampu mengimbangi
pengangkatan lapisan batuan yang dilalui.
7. sungai anaklinal yaitu sungai yang arah alirannya mengalami perubahan karena tidak
mampu mengimbangi pengangkatan lapisan batuan.

Menurut panjang[sunting | sunting sumber]
Sungai Kapuas (terpanjang di Kalimantan dan di Indonesia): 1.143 km
Sungai Mahakam: 920 km
Sungai Barito: 900 km
Sungai Batanghari (terpanjang di Sumatera): 800 km
Sungai Musi: 750 km
Sungai Mamberamo (terpanjang di Papua): 670 km
Bengawan Solo (terpanjang di Jawa): 548 km

Vous aimerez peut-être aussi