Vous êtes sur la page 1sur 28

ASPEK HUKUM DALAM

PEMBANGUNAN
5.1 Latar belakang :
Kontrak merupakan dokumen yang
penting dalam proyek. Segala hal terkait
hak dan kewajiban antar pihak serta
alokasi risiko diatur dalam kontrak.
Pemahaman kontrak diperlukan
oleh Tim proyek dalam menjalankan
proyek agar semua masalah dan risiko
yang terkandung di dalamnya dapat
diatasi dan sesuai dengan kemampuan
masing-masing pihak untuk
mengatasinya.


Definisi kontrak adalah :
FIDIC Edisi 2006 : Kontrak
berarti Perjanjian Kontrak
( ), Surat
Penunjukan ( ),
Surat Penawaran (
), Persyaratan ( ),
Spesifikasi ( ),
Gambar-gambar ( ),
Jadual/Daftar ( ), dan
dokumen lain (bila ada) yang
tercantum dalam perjanjian kontrak
atau dalam Surat Penunjukan.


UU Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
1999 tentang jasa konstruksi dijelaskan
bahwa kontrak kerja konstruksi merupakan
keseluruhan dokumen yang mengatur
hubungan hukum antara pengguna jasa dan
penyedia jasa dalam penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi.
Kontrak kerja konstruksi adalah juga kontrak
bisinis yang merupakan suatu perjanjian
dalam bentuk tertulis dimana substansi yang
disetujui oleh para pihak yang terikat di
dalamnya terdapat tindakan-tindakan yang
bermuatan bisnis. Sedangkan yang dimaksud
bisnis adalah tindakan yang mempunyai
aspek komersial. Dengan demikian kontrak
kerja konstruksi yang juga merupakan
kontrak bisnis adalah perjanjian tertulis
antara dua atau lebih pihak yang mempunyai
nilai komersial (Hikmahanto Juwana, 2001).

5.2 :
Dalam sebuah proyek konstruksi
diperlukan adanya sebuah ikatan kerja
antara pengguna jasa dengan penyedia
jasa yang digunakan sebagai dasar
hukum, berbentuk kontrak konstruksi.
Pada umumnya kontrak konstruksi berisi
tentang pembagian
diantara keduanya.
Kontrak adalah dokumen yang mempunyai
, yang dibuat oleh dua
orang atau lebih, yang berisi tentang
dari pihakpihak yang
bersangkutan untuk melaksanakan sebuah
perjanjian pekerjaan guna membuat
keputusan dimana hasil kesepakatan
tersebut ditulis dalam sebuah kontrak,
diperlukan sebuah


Menurut
, sixth edition)
Dalam membuat perjanjian harus
melibatkan pihak-pihak yang berkompeten
dan berdasarkan hukum yang berlaku.
Kontrak konstruksi berarti perikatan
tertulis antara (pemilik
proyek / pemberi tugas) dan
(konsultan perencana / kontraktor
pelaksana / konsultan pengawas)
mengenai kegiatan industri jasa
konstruksi (Mengenal Kontrak Konstruksi
Di Indonesia, Ir. H.Nazarkhan Yasin)
Syarat, Aspek, dan Asas Kontrak
Pada umumnya dalam kontrak kerja
konstruksi, merupakan kontrak bersyarat
yang meliputi:
1. Syarat validitas, merupakan syarat
berlakunya satu perikatan
2.Syarat waktu, merupakan syarat yang
membatasi berlakunya kontrak tersebut. Hal
ini berkaitan dengan sifat proyek yang
memiliki batasan waktu dalam
pengerjaannya.
3.Syarat Kelengkapan, merupakan syarat
yang harus dilengkapi oleh satu atau kedua
pihak sebagai prasyarat berlakunya perikatan
bersyarat tersebut. Kelengkapan yang
dimaksud dalam kontrak kerja konstruksi,
diantaranya kelengkapan desain, kelengkapan
gambaran dan kelengkapan jaminan.


Aspek-aspek yang ada pada kontrak
konstruksi adalah :
Aspek Teknik,
Aspek Keuangan/Perbankkan
Aspek Perpajakan,
Aspek Perassuransian
Aspek Hukum
Aspek Sosial
Aspek Ekonomi
Aspek Administrasi

Ada 3 (tiga) asas hukum kontrak yang berlaku
di Indonesia (KUHPer) yaitu :
Asas Kebebasan Berkontrak,
Asas mengikat
Asas berkonsensualitas.





Ada lima macam Asas kebebasan
berkontrak yang merupakan kebebasan
membuat kontrak sejauh tidak
bertentangan hukum, ketertiban, dan
kesusilaan, yaitu:
1. Kebebasan para pihak menutupi atau
tidak menutupi kontrak
2. Kebebasan menentukan dengan siapa para
pihak akan menutupi kontrak
3. Kebebasan para pihak menentukan bentuk
kontrak
4. Kebebasan para pihak menentukan isi
kontrak
5. Kebebasan para pihak menentukan cara
pemutusan kontrak




sebagai undang-
undang secara tersurat tercantum di
dalam pasal 1338 KUH Perdata.
Pasal tersebut menyatakan
.
yang tersirat
dalam Pasal 1320 KUH Perdata
adalah : berarti sebuah kontrak sudah
terjadi dan karenanya mengikat para
pihak di dalam kontrak sejak terjadi
kata sepakat tentang unsur pokok dari
kontrak tersebut.










UU Republik Indonesia Nomor 18 Tahun
1999 Pasal 2 yang menjelaskan
yang digunakan sebagai
landasan dalam penyelenggaraan jasa
konstruksi, yaitu :
1. yaitu : melindungi kepentingan
masing-masing pihak secara wajar dan
tidak melindungi salah satu pihak secara
berlebihan sehingga merugikan pihak lain.
2. , yaitu pembagian risiko antara
pengguna jasa dan penyedia jasa harus
seimbang.
3. , yaitu hak dan kewajiban
pengguna jasa dan penyedia jasa harus
setara













Secara substansial, kontrak konstruksi
memiliki bentuk yang berbeda dari bentuk
kontrak komersial lainnya, dikarenakan
komoditas yang dihasilkan bukan merupakan
produk standar, namun berupa struktur yang
memiliki sifat yang unik dg batasan
. Dalam praktiknya,
kontrak konstruksi terdiri dari beberapa
dokumen yang berbeda pada tiap proyek.
Secara umum kontrak konstruksi terdiri dari:

Menguraikan pekerjaan yang akan
dikerjakan, waktu penyelesaian yang
diperlukan, nilai kontrak, ketentuan
mengenai pembayaran, dan daftar dokumen
lain yang menyusun kelengkapan kontrak..












2. Condition of the Contract (Syarat-syarat
Kontrak)
Terdiri dari general conditions (syarat-
syarat umum kontrak) yang berisi ketentuan
yang diberikan oleh pemilik kepada kontraktor
sebelum tender dimulai dan special condition
(syarat-syarat khusus kontrak) yang berisi
ketentuan tambahan dalam kontrak yang
sesuai dengan proyek..
3.Contract Plan (Perencanaan Kontrak)
Berupa gambar yang memperlihatkan lokasi,
dimensi dan detail pekerjaan yang harus
dilaksanakan.
4.Spesification (Spesifikasi)
Keterangan tertulis yang memberikan
informasi detail mengenai material, peralatan
dan cara pengerjaan yang tidak tercantum
dalam gambar.












:
UU No. 18/1999, TENTANG JASA
KONSTRUKSI, DAN PERATURAN
PERATURAN PELAKSANAANNYA
( PP No. 28/2000, PP No 29/2000 DAN
PP No. 30/2000 ), Tentang
Penyelenggaraan Konstruksi.

Syarat-syarat Umum/AV 41 dan
Peraturan lain sejauh tidak
bertentangan dengan UU No.18/1999
dan atau PP No. 29/2000.


Syarat suatu kontrak menurut
Pasal 1320 KUH Perdata adalah :


Ada kesepakatan, tidak ada ancaman
dan tekanan pihak lain.

Sudah dewasa, sehat akal


fikirannya/waras (bukan orang gila )

Adanya obyek tertentu yang akan


diperjanjikan ( yang dimaksud adanya
lingkup pekerjaan )

Suatu sebab yang halal menurut


Hukum, membangun pabrik narkoba
adalah tidak halal bertentangan dengan
Hukum.


Bagi Kontrak Konstruksi, hukum yang
berlaku dalam kontrak, adalah Hukum
Republik Indonesia, maka dalam salah
satu pasal Kontrak/Syarat-syarat
Kontrak harus dinyatakan bahwa
Pasal 1266 KUH Perdata dapat
dikesampingkan

2. ISI PERJANJIAN / KONTRAK KERJA :
Isi kontrak kerja konstruksi berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2000 Pasal 22,
sekurang-kurangnya harus memuat dokumen
yang meliputi :
1. Surat perjanjian yang ditandatangani
dan yang
memuat antara lain :
Uraian para pihak :
HARUS JELAS NAMA DAN ALAMAT PERUSAHAAN, YG MERUPAKAN
PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN. SIAPA YANG DIBERI KUASA
BERTINDAK UNTUK DAN ATAS NAMA PERUSAHAAN, SEBUTKAN
AKTA PENDIRIAN PERUSAHAAN.




:
PERTIMBANGAN YANG MENJADI DASAR DIBUAT NYA PERJANJIAN.
:
LINGKUP PEKERJAAN SECARA GARIS BESAR (GLOBAL), MISAL
MEMBANGUN PUSAT PERBELANJAAN DI MULAI DARI STRUKTUR
PONDASI, SUPER STRUKTUR, M/E, LINGKUNGAN DLL.
:
CANTUMKAN BESARNYA NILAI KONTRAK DALAM ANGKA DAN
HURUF DAN DALAM MATA UANG TERTENTU (JELASKAN
TERMASUK JASA DAN PAJAK YANG BERLAKU
:
JELASKAN FIXED LUMP SUM ATAU UNIT PRICE , SEKALIAN ARTI
DAN BATASANNYA.

SEBUTKAN DENGAN ANGKA DAN HURUF, DAN ART HARI, DAN


SEBUTKAN WAKTU TERSEBUT SEJAK KEJADIAN APA
:
SEBUTKAN DENGAN JELAS PRIORITAS KEBERLAKUAN DOKUMEN
KONTRAK ( PERJANJIAN/KONTRAK, SYARAT-SYARAT KHUSUS
KONTRAK, DST ..)






Prinsip dari urutan kekuatan (prioritas)
adalah : dokumen yang terbit terakhir yang
lebih kuat / mengikat untuk dilaksanakan.
Apabila tidak ditentukan lain, sesuai
dengan prinsip tersebut, maka

adalah berdasarkan:
1.Instruksi tertulis dari Konsultan MK
(jika ada)
2.Addendum Kontrak (jika ada)
3.Surat Perjanjian pemborongan (Article of
Agreement) dan syarat-syarat
Perjanjian (Condition of Contract)
4.Surat Perintah Kerja (Notice to
Proceed), Surat Penunjukan (Letter of
Acceptance)
5.Berita Acara Negosiasai
6.Berta Acara Klarifikasi




7. Berita Acara Aanwijzing
8. Syarat-syarat Administrasi
9. Spesifikasi/Syarat Teknis
10.Gambar Rencana Detail
11.Gambar Rencana
12.Rincian Nilai Kontrak

2. Dokumen lelang, yaitu dokumen yang
disusun oleh pengguna jasa yang merupakan
dasar bagi penyedia jasa untuk menyusun
usulan atau penawaran untuk pelaksanaan
tugas yang berisi lingkup tugas dan
persyaratannya (umum dan khusus, teknis
dan administratif, kondisi kontrak);
3.Usulan atau penawaran, yaitu dokumen yang
disusun oleh penyedia jasa berdasarkan
dokumen lelang yang berisi metode, harga
penawaran, jadwal waktu, dan sumber
daya;






berisi kesepakatan yang
terjadi antara pengguna jasa dan
penyedia jasa selama proses evaluasi
usulan atau penawaran oleh pengguna
jasa antara lain klarifikasi atas hal-hal
yang menimbulkan keragu-raguan;
5. dari pengguna jasa
menyatakan menerima atau menyetujui
usulan atau penawaran dari penyedia
jasa;
6.Surat pernyataan dari penyedia jasa
yang menyatakan kesanggupan untuk
melaksanakan pekerjaan.





Berdasarkan pengalaman, terdapat
beberapa pasal kontrak yang sering
menimbulkan kesalah pahaman (dispute)
antara (Pemilik proyek)
dan (Kontraktor
Pelaksana).
Pasal-pasal ini perlu mendapat perhatian
pada saat penyusunan kontrak sebelum
ditandatangani.
LINGKUP PEKERJAAN (SCOPE OF WORK) :
Uraian pekerjaan harus dibuat sejelas
mungkin dengan didukung oleh gambar
dan spesifikasi teknis, tapi kadang kala
ada yang terlupakan, hal ini bisa ditemui
pada pekerjaan yang dilakukan oleh lebih
satu Penyedia Jasa.





Sebagai contoh kurang satu kata
dapat menjadi perselisihan, lingkup
Penyedia Jasa A mengerjakan
pekerjaan a,b,c sampai d, disini
pekerjaan d tidak termasuk pekerjaan
PJ. A, berbeda dengan lingkup
pekerjaan PJ. A adalah a,b,c
sampai dengan d, disini pekerjaan
d, termasuk pekerjaan yang
dilaksanakan PJ. A.


2.
(COSTRUCTION PERIOD) :
Jumlah hari hendaknya disebut dengan
jelas seperti yang dimaksud dalam
definisi, dan mestinya disebutkan sejak
kapan/sejak tanggal berapa sampai
dengan tanggal berapa, yaitu sejak
tanda tangan kontrak, sejak
dikeluarkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK), atau sejak penyerahan
lokasi dan sejak tanggal jaminan
pelaksanaan dan keluarnya uang muka,
karena jika lalai akan terjadi sengketa
dikemudian hari dalam menghitung
denda jika terjadi keterlambatan
pelaksanaan.
(CONSTRUCTION METHOD) :

Walaupun Metode Pelaksanaan
sudah ditetapkan dan disetujui
Pengguna Jasa, metode pelaksanaan
implementasi dipengaruhi banyak
faktor dilapakan, misalnya :
Waktu dimulainya pelaksanaan
pekerjaan
Kondisi lapangan yang tidak
sesuai
Gambar yang kurang jelas.
Dll





4.
(TIME SCHEDULE) :

Setiap kontrak dilengkapi dengan
Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule),
sebagai alat untuk mengevaluasi dan
mengendalikan pelaksanaan pekerjaan,
biasanya disiapkan sebelum kontrak
ditanda tangani oleh Pengguna Jasa,
bersama sama Metode Kerja.
Jadwal pelaksanaan biasanya
disesuaikan dengan kompleknya aktivitas
pekerjaan, bervariasi dari jadwal yang
sederhana sampai yang canggih.



menjelaskan nilai yang
harus dibayarkan oleh pemilik proyek
kepada kontraktor untuk melaksanakan
seluruh lingkup pekerjaan, Sifat kontrak
lumpsum fixed price atau unit price,
Biaya-biaya yang termasuk dalam harga
borongan.

, berisi ketentuan
tentang tahapan pembayaran, cara
pengukuran prestasi, Jangka waktu
pembayaran, Jumlah pembayaran yang
ditahan pada setiap tahap (retensi),
Konsekuensi apabila terjadi keterlambatan
pembayaran (misalnya denda).



, berisi
Definisi pekerjaan tambah / kurang, Dasar
pelaksanaan pekerjaan tambah / kurang
(misal persetujuan yang diperlukan),
dampak pekerjaan tambah/kurang terhadap
harga borongan,
Dampak pekerjaan tambah/kurang terhadap
waktu pelaksanaan,
Cara pembayaran pekerjaan tambah/kurang.

, berisi ketentuan
tentang hal-hal yang dapat mengakibatkan
pengakhiran perjanjian, Hak untuk
mengakhiri perjanjian, Konsekuensi dari
pengakhiran perjanjian.

Vous aimerez peut-être aussi