Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
a. DD
Pembanding
Autisme
Asperger
ADHD
Mental Retardation
Usia terdeteksi
<3 tahun
> 3tahun
<7 tahun
< 18 tahun
Gangguan pendengaran
Perhatian terbatas
Gangguan
komprehensif
dan
panggunaan bahasa
Aksis I
Aksis II
Aksis V : GAF 70-61 (beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan dalam
fungsi, secara umum masih baik).
(c) Tidak adanya keinginan spontan untuk berbagi kesenangan, minat, atau
pencapaian dengan orang lain (contoh, dengan tidak menunjukkan, membawa
atau menunjukkan objek minat)
(d) Tidak adanya timbal-balik sosial atau emosional
(2) Hendaya kualitatif dalam hal komunikasi seperti yang ditunjukkan dengan
sediktinya salah satu dari di bawah ini:
(a) Keterlambatan atau tidak adanya perkembangan bahasa lisan (tidak disertai
dengan upaya untuk mengompensasikan melalui cara komunikasi alternative
seperti sikap atau mimik)
(b) Pada orang dengan pembicaraan yang adekuat, hendaya yang nyata dalam hal
kemampuannya untuk memulai atau mempertahankan pembicaraan dengan
orang lain
(c) Penggunaan bahasa yang stereotipik dan berulang atau bahasa yang aneh
(d) Tidak adanya berbagai permainan sandiwara spontan atau permainan purapura sosial yang sesuai dengan tingkat perkembangan
(3) Pola perilaku, minat, dan aktivitas stereotipik berulang, dan terbaats, yang
ditunjukkan oleh sedikitnya salah satu dari berikut:
(a) Meliputi preokupasi terhadap salah satu atau lebih pola minat yang stereotipik
dan terbatas yang abnormal baik dalam intensitas atau fokus
(b) Tampak selalu lekat dengan rutinitas atau ritual yang spesifik serta tidak
fungsional
(c) Manerisme motorik berulang dan stereotipik (contoh, ayunan atau memuntir
tangan atau jari, atau gerakan seluruh tubuh yang kompleks)
(d) Preokupasi persisten terhadap bagian dari objek
B. Keterlambatan atau fungsi abnormal pada sedikitnya salah satu area ini, dengan onset
sebelum usia 3 tahun:
(1) Interaksi sosial,
(2) Bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial, atau
(3) Permainan simbolik atau khayalan
C. Gangguan ini tidak disebabkan oleh gangguan Rett atau gangguan disintegrative masa
kanak-kanak.
Pemeriksaan Penunjang
a. Bila terdapat gangguan pendengaran harus dilakukan beberapa pemeriksaan Audiogram
and Tympanogram.
b. EEG untuk memeriksa gelombang otak yang menunjukkan gangguan kejang,
diindikasikan pada kelainan tumor dan gangguan otak
c. Pemeriksaan lain adalah skrening gangguan metabolik, yang dilakukan adalah
pemeriksaan darah dan urine untuk melihat metabolisme makanan di dalam tubuh dan
pengaruhnya pada tumbuh kembang anak. Beberapa spectrum autism dapat disembuhkan
dengan diet khusus.
d. MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CAT Scans (Computer Assited Axial
Tomography): sangat menolong untuk mendiagnosis kelainan struktur otak, karena dapat
melihat struktur otak secara lebih detail.
e. Pemeriksaan genetik dengan melalui pemeriksaan darah adalah untuk melihat kelainan
genetik, yang dapat menyebabkan gangguan perkembangan. Beberapa penelitian
menunjukkkan bahwa penyandang autism telah dapat ditemukan pola DNA dalam
tubuhnya.
c. Definisi
Autistic disorder adalah suatu kelainan perkembangan pervasive dengan gejala seperti
gangguan interaksi social, ketidakmampuan untuk berkomunikasi, dan pola kebiasaan yang
terbatas dan stereotipikal.
d. Etiologi dan Patogenesis
Genetik
o Saudara yang autis cenderung meningkatkan resiko seorang anak menderita
autis.
o Kromosom 7, 2, 4 ,15 dan 19 memiliki kontribusi terhadap autism.
o Fragile X Syndrome memiliki kaitan dengan autisme. Sebesar 1 % penderita
autis juga menderita fragile x syndrome.
o Tuberous sclerosis juga memiliki kaitan dengan autisme
Biological
o 70 % anak autism mengalami retardasi mental
Immunological
o Beberapa studi melaporkan adanya inkompatibilitas immunologi (seperti
antibody maternal yang langsung menuju fetus) bisa berkontribusi pada
kelainan autistik
o Limfosit pada beberapa anak autis bereaksi dengan antibodi maternal, dimana
kejadian ini akan meningkatkan kemungkinan kerusakan pada embryonik
neural dan jaringan extraembrionik
Perinatal
o Insiden pada komplikasi perinatal dapat mengakibatkan kelainan autistic
o Pendarahan maternal setelah trimester pertama dan meconium di dalam cairan
amniotic telah dilaporkan dapat meningkatkan kemungkinan anak mengalami
autis
o Pada periodi neonatal, anak autis cenderung memiliki tingkat insiden yang
tinggi terhadap respiratory distress syndrome dan neonatal anemia
Neuroanatomical
o Pembesaran volume gray dan white matter cerebral, namun bukan volume
cerebellar, ditemukan pada anak autis pada umur 2 tahun
o Lingkar kepala normal saat lahir, dan peningkatan laju perkembangan lingkar
kepala dimulai saat usia 12 bulan
o MRI menunjukkan peningkatan volume total otak, meskipun anak autis
dengan retardasi mental umumnya memiliki kepala yang kecil
o Peningkatan ukuran umumnya terjadi pada lobus oksipital, parietal, dan
tempora
o Peningkatan volume ini memiliki 3 kemungkinan mekanisme berupa :
Peningkatan neurogenesis
Biokimia
o Sepertiga anak dengan kelainan autistic memiliki tingkat konsentrasi serotonin
plasma yang tinggi
o Tingginya konsentrasi asam homovanilic (metabolit major dopamine) dalam
CSF berasosiasi dengan penignkatan withdrawan dan stereotypes
o Keparahan kelainan autistic telah diteliti dapat berkurang apabila rasio 5hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA, metabolit serotonin) dibanding asam
hemovanilic pada CSF meningkat
Status social-ekonomi : Status social-ekonomi tinggi lebih umum memiliki anak autis
namun penemuan ini masih bias.
f. Faktor Resiko
Laki-laki
Riwayat keluarga
Faktor lingkungan : infeksi, paparan logam berat, bahan bakar, phenol pada plastik,
merokok, alkoholisme, obat, vaksin, pestisida, dll.
Umur orang tua, resiko pada ayah yang mempunyai anak pada usia >40 tahun.
a. Usia calon ibu & ayah yang berpengaruh pada kejadian autisme.
1) Ibu yang hamil usia 30-34tahun beresiko 27% untuk memiliki anak autis. Resiko ini
makin meningkat pada ibu yang hamil diatas 40 tahun.
2) Untuk calon ayah, setiap 5 tahun resikonya bertambah 4%. Ayah yang berusia 40
tahun atau lebih beresiko enam kali lebih tinggi dari ayah berusai dibawah 30 tahun.
3) Para ahli menduga ini disebabkan faktor kromosom yang abnormal pada sel telur
wanita paruh baya dan mutasi sel sperma pada pria.
b. Komplikasi yang dialami saat mengandung juga berpengaruh, seperti:
g. Patofisiologi
h. Manifestasi Klinis
i.
a.
Karakteristik fisik
1)
Penampilan
Antara usia 2-7 tahun, cenderung lebih pendek dibandingkan populasi normal.
2)
Tangan dominan
Anak autistic tetap ambidekstrous (bisa kedua tangan) pada suatu usia saat dominansi serebral
ditegakkan pada anak normal.
3)
Anak-anak dengan gangguan autistic memiliki insidensi yang agak lebih tinggi mengalami
infeksi saluran pernapasan bagian atas, bersendawa yang berlebihan, kejang demam, konstipasi
dan gerakan usus yang kendur.
b.
Karakteristik perilaku
1)
Semua anak autistic gagal menunjukkan keakraban yang lazim pada orang tua dan orang lain.
Tidak memiliki senyum social dan sikap tidak mau digendong jika seorang dewasa mendekati.
Kontak mata jarang terjadi. Anak autistic sering kali tidak terlihat mengenali atau membedakan
orang-orang yang paling penting dalam kehidupannya. Pada usia sekolah, anak asutik sering
gagal untuk bermain dengan teman sebaya dan membuat persahabata. Pada masa remaja akhir,
timbul keinginan untuk bersahabat, perasaan seksual namun sayangnya tidak adanya kompetensi
dan ketrampilan social menjadi penghalang bagi mereka untuk berkembang.
2)
Terapi dibagi dalam dua layanan yaitu terapi intervensi dini dan terapi penunjang.
b. Terapi Penunjang
Beberapa jenis terapi penunjang bagi anak autistik dapat diberikan yang
disesuaikan dengan karakteristik dan kebutuhan anak, antara lain:
1) Terapi Medikamentosa
Obat yang selama ini cukup sering digunakan dan memberikan respon yang
baik adalah risperidone dan haloperidol.(Agonis serotonin-dopamin)
2) Terapi Wicara
Terapi wicara merupakan suatu keharusan bagi penyandang autism, karena
semua anak autistik mengalami gangguan bicara dan berbahasa. Hal ini harus
dilakukan oleh seorang ahli terapi wicara yang memang dididik khusus untuk
itu.
3) Terapi Okupasional
Jenis terapi ini perlu diberikan pada anak yang memiliki gangguan
perkembangan motorik halus untuk memperbaiki kekuatan, koordinasi dan
ketrampilan. Hal ini berkaitan dengan gerakan-gerakan halus dan trampil,
seperti menulis.
4) Teori Integrasi
5) Motivasi Keluarga
6) Terapi Perilaku
Terapi ini penting untuk membantu anak autistik agar kelak dapat berbaur
dalam masyarakat, dan menyesuaikan diri dalam lingkungannya. Mereka
akan diajarkan perilaku perilaku yang umum, dengan cara reward and
punishment, dimana kita memberikan pujian bila
mereka melakukan
perintah dengan benar, dan kita berikan hukuman melalui perkataan yang
bernada biasa jika mereka salah melaksanakan perintah.
Perintah yang
Terapi melalui makanan (diet therapy) diberikan untuk anak-anak yang alergi
pada makanan tertentu. Diet yang sering dilakukan pada anak autistik adalah
GFCF (Glutein Free Casein Free). Anak dengan gejala autism memang tidak
disarankan untuk mengasup makanan dengan kadar gula tinggi. Hal ini
berpangaruh pada sifat hiperaktif sebagian besar dari mereka.
12) Pendidikan Khusus
Pendidikan khusus adalah pendidikan individual yang terstruktur bagi para
penyandang autism. Pada pendidikan khusus, diterapkan sistem satu guru
untuk satu anak. Sistem ini paling efektif karena mereka tak mungkain dapat
memusatkan perhatiannya dalam suatu kelas yang besar. Banyak orangtua
yang tetap memasukan anaknya ke kelompok bermain atau STK normal,
dengan harapan bahwa anaknya bisa belajar bersosialisasi. Untuk
penyandang autisme ringan hal ini bisa dilakukan, namun ia harus tetap
mendapatkan pendidikan khusus.
Medikamentosa mengatasi gejala autisme tanpa menghilangkan secara total
a. Antidepresan dan antianxietas mengurangi efek stimulasi perilaku sendiri, mengurangi
pergerakan berulang dan temper tantrums
1) Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) - Atomoxetine 0.5 mg/kg PO
2) Imipramine 10-25 mg/d PO
3) Bupropion 37.5-300 mg/d PO} antidepresan
4) Desipramine 10-25 mg PO
b. Psikotropik bekerja sebagai antipsikotik, mengatasi gejala dari autisme, mengurangi
perilaku agresif, pergerakan berulang
1) Methylphenidate
2) Dexmethylphenidate
3) Amphetamine
c. Stimulan untuk mengontrol perilaku dan afek (mood), mengatur fokus (lebih mudah
berkonsentrasi) metamfetamin
d. Fenfluramin : Suatu obat yang mempunyai efek mengurangi kadar serotonin darah yang
bermanfaat pada beberapa anak autisme
e. Ritalin Untuk menekan hiperaktifitas
f. Risperidon dengan dosis 2 x 0,1 mg telah dapat mengendalikan perilaku dan konvulsi.
Selain medikamentosa, ada 10 Jenis Terapi Autisme yang dapat dilakukan pada kasus:
a. Terapi pendidikan dan perilaku : Applied Behavioral Analysis (ABA) dan Treatment
and Education of Autistic and Related Communication Handicaped Children (TEACCH)
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan didisain
khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi pelatihan khusus
pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian).
b. Terapi Wicara
Anak yang mengalami hambatan bicara dilatih dengan proses pemberian reinforcement
dan meniru vokalisasi terapis,terapi bicara dalam upaya meningkatkan kemampuan
komunikasi anak autis.
c. Terapi Okupasi
Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan motorik
halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang pinsil dengan
cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap makanan kemulutnya,
dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih
mempergunakan otot -otot halusnya dengan benar.
d. Terapi Fisik /fisioterapi
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara individu autistik
mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya. Kadang-kadang tonus
ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya kurang bagus.
Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong untuk menguatkan
otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
e. Terapi Sosial
Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang komunikasi
dan interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam ketrampilan
berkomunikasi 2 arah, membuat teman dan main bersama ditempat bermain. Seorang
terapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan
teman-teman sebaya dan mengajari cara-caranya.
f. Terapi Bermain
Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan dalam
belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi
dan interaksi social. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam hal ini dengan
teknik-teknik tertentu.
g. Terapi Perilaku
Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak memahami
mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka banyak yang
hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka sering
mengamuk. Seorang terapis perilaku terlatih untuk mencari latar belakang dari perilaku
kemudian
ditingkatkan
kemampuan
sosial,
emosional
dan
Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA yang
lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih spesifik.
i. Terapi Visual
Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual thinkers). Hal
inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar komunikasi melalui
gambar-gambar, misalnya dengan metode dan PECS ( Picture Exchange Communication
System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk mengembangkan ketrampilan
komunikasi.
j. Terapi Biomedik
Gejala-gejala anak autis diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan
berdampak pada gangguan fungsi otak. Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara
intensif, pemeriksaan, darah, urin, feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan
dibereskan, sehingga otak menjadi bersih dari gangguan.
Diet
Hindari makanan yang mengandung casein dan protein tepung (glutein)
Berikan Sinbiotik yaitu gabungan probiotik dan prebiotik. Probiotik adalah mikroorganisme
hidup yang dimakan untuk memperbaiki secara menguntungkan keseimbangan mikroflora
usus.
Berikan vitamin C sebagai antioksidan.
Hindari makanan yang mengandung pengawet
k. Komplikasi
Anak autis yang tidak terdeteksi secara dini akan mengalami gangguan bicara, interaksi
social dan perilaku yang menetap.
Jika gagal dideteksi dan tidak sesuainya intervensi akan menyebabkan terjadinya
eksaserbasi ketidakmampuan (disabilitas) dalam akademik,sosial, dan pekerjaan.
l. Prognosis
Prognosis pada pasien dengan autism, sangat tergantung pada tingkat IQnya. Pada pasien
dengan IQ yang rendah, pasien tidak dapat hidup mandiri, namun pada pasien dengan IQ
tinggi dapat mandiri, bekerja ataupun sukses. Sejauh ini penderita autism tidak bisa
sembuh secara total, namun dapat diminimalisir sehingga anak mampu tumbuh dalam
hidup dan perkembangan yang normal. 2-15% pasien yang mendapatkan peningkatan
fungsi kognitif dan adaptive yang baik. Anak-anak autistik dengan IQ > 70 dan mereka
yang menggunakan bahasa komunikatif pada usia 5-7 tahun memiliki prognosis yang
terbaik, prognosis membaik jika lingkungan atau rumah adalah suportif dan mampu
memenuhi kebutuhan anak tersebut yang sangat banyak
Waktu diagnosis, diagnosis lebih dari umur 3 tahun, memiliki prognosis lebih jelek
m. SKDI
2, Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya : pemeriksaan laboratorium
sederhana atau X-ray). Dokter mampu merujuk pasien secepatnya ke spesialis yang relevan
dan mampu menindaklanjuti sesudahnya.
Referensi
Maslim, Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5.
Jakarta : PT Nuh Jaya
Sadock, Benjamin James. 2007. Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry: Behavioral
Sciences/ Clinical Psychiatry, 10th Edition.