Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2)
Abstrack
Indonesia merupakan negara penghasil CPO terbesar di dunia. Pada
tahun 2010 produksi CPO Indonesia diperkirakan mencapai 19,8 juta
ton. Dalam pengolahan CPO akan dihasilkan limbah baik berbentuk
padat maupun cair. Limbah pengolahan pabrik kelapa sawit tersebut
belum dimanfaatkan secara optimal. Limbah pengolahan pabrik
kelapa sawit terdiri dari Mesocarf Fibre, Palm Kernel Shell, Tandan
Kosong Kelapa Sawit (Empty Fruit Bunch), Palm Oil Mills Effluent
(POME) dan Palm Kernel Meal. Perkembangan produksi limbah
pengolahan kelapa sawit memiliki kecenderungan yang meningkat,
hal ini berbanding lurus dengan peningkatan produksi tandan buah
segar (TBS) dan luas areal perkebunan kelapa sawit. Luas areal
perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada Tahun 2009 telah
mencapai kurang lebih 7,5 juta Ha dengan rata-rata pertumbuhan
6,2% per tahun. Pada tahun 2009, Produksi CPO yang dihasilkan
sebanyak 18.640.441 ton dari seluruh perkebunan kelapa sawit di
Indonesia. Dengan menggunakan neraca masa pengolahan kelapa
sawit, maka dapat dihasilkan produksi mesocarp fibre sebanyak
11.422.497 ton, Palm Kernel Shell sebanyak 5.092.530 ton, Empty
Fruit Bunch sebanyak 16.657.809 ton, Palm Oil Mills Effluent (POME)
sebanyak 46.261.114 ton dan Palm Kernel Meal sebanyak 2.141.718
ton. Pada tahun 2015 diperkirakan produksi limbah EFB mencapai
23.940.361 ton, MF mencapai 16.416.248 ton, PKS mencapai
7.318.910, POME mencapai 66.485.803 ton dan PKM mencapai
3.078.046. Pada tahun 2020 nilai ini diperkirakan meningkat
menjadi mencapai 27.299.096 ton EFB, 18.719.380 ton MF,
8.345.724 ton PKS, 75.813.489 ton POME dan 3.509.884 ton PKM.
Saat ini biomassa pabrik kelapa sawit seperti PKM, cangkang,
mesocarp fiber dan tandan kosong kelapa sawit sudah
dimanfaatkan, namun pemanfaatannya belum optimal. PKM sudah
dimanfaatkan sebagai campuran pakan ternak. Cangkang dan fiber
telah dimanfaatkan untuk bahan bakar. Tandan kosong kelapa sawit
sudah dimanfaatkan sebagai bahan bakar pada boiler, pembangkit
listrik tenaga biomassa. POME hanya dimanfaatkan sebagai land
application. POME dapat diolah lebih lanjut menggunakan teknologi
capture anaerobic digestion
sehingga menghasilkan biometan.
I.
PENDAHULUAN
Areal pertanian sawah Indonesia meningkat pesat sejak tahun
1978, setelah pemerintah melaksanakan program akselerisasi
perkebunan. Hal ini mendorong perluasan kebun oleh
perusahaan besar dengan melibatkan petani plasma. Upaya
keras yang dilakukan berbagai pihak untuk meningkatkan
produktifitas kelapa sawit dan memperbaiki manajemen
perkebunan telah berhasil mendorong peningkatan produksi
kelapa sawit. Luas areal perkebunan kelapa sawit di Indonesia
pada Tahun 2009 telah mencapai 7,5 juta Ha dengan rata-rata
pertumbuhan 4,7% per tahun.
Sampai dengan tahun 2008 terdapat sebanyak 608 unit PKS
dengan kapasitas pabrik 34.280 ton TBS/Jam, Pada proses
pengolahan TBS biomassa yang potensial dihasilkan seperti
tandan kosong, fiber, cangkang, Palm Kernel Meal (PKM), dan
palm oil mills effluent (POME) seperti disajikan pada Gambar 1.
Jumlah biomassa kelapa sawit yang akan dihasilkan akan makin
meningkat dengan adanya rencana pengembangan areal lahan
kelapa sawit di Indonesia.
Fresh
Fresh Fruit
Fruit
Bunch
Bunch
100%
100%
Empty
Empty Fruit
Fruit
Bunch
Bunch
21.0%
21.0%
Fruits
Fruits
64.5%
64.5%
Nut
Nut
11.9%
11.9%
Dilution
Dilution Water
Water
15%
15%
Kernel
Kernel
4.9%
4.9%
PKO
PKO
2.3%
2.3%
Shell
Shell
6.4%
6.4%
PKM
PKM
2.7%
2.7%
Condensate
Condensate
13.5
13.5 %
%
Mesocar
Mesocar
p
p
53.4%
53.4%
Washing
Washing
Water
Water
14.4%
14.4%
CPO
CPO
23.5%
23.5%
Fiber
Fiber
14.4%
14.4%
RBDPL
RBDPL
22,82%
22,82%
PFAD
PFAD
0,98%
0,98%
ton
ton
2
RBDPO
RBDPO
18,18%
18,18%
RBDPS
RBDPS
4,63%
4,63%
POME
POME
58.3%
58.3%
II. METODOLOGI
2.1.
2006
2007
2008
2009
SHARE
NAD
261.101
308.560
311.731
287.038
282.332
3,90%
SUMATERA UTARA
964.257
979.541
970.603
1.017.574
1.048.692
13,82%
SUMATERA BARAT
324.332
315.618
316.540
327.653
339.675
4,45%
1.383.478
1.547.942
1.548.972
1.673.553
1.693.569
22,73%
6.933
6.933
8.256
6.130
0,11%
RIAU
KEPULAUAN RIAU
JAMBI
466.709
568.751
574.594
484.137
486.136
6,57%
SUMATERA SELATAN
532.365
630.214
630.234
690.729
708.056
9,38%
BANGKA BELITUNG
100.681
133.284
133.284
185.508
182.361
2,52%
BENGKULU
83.583
165.221
165.271
202.863
227.035
2,75%
LAMPUNG
163.589
157.229
157.743
152.511
153.218
2,07%
6.406
9.831
9.831
11.531
9.837
0,16%
JAWA BARAT
BANTEN
19.639
14.077
14.077
14.894
14.894
0,20%
KALIMANTAN BARAT
466.901
492.112
492.212
499.548
498.771
6,78%
KALIMANTAN TENGAH
269.043
571.874
573.359
870.201
871.220
11,82%
KALIMANTAN SELATAN
150.212
243.451
244.806
290.852
291.734
3,95%
KALIMANTAN TIMUR
222.132
237.765
253.827
409.566
423.081
5,56%
SULAWESI TENGAH
44.215
48.341
42.367
47.336
47.361
0,64%
SULAWESI SELATAN
80.991
24.490
24.521
15.944
17.350
0,22%
75.154
75.754
94.319
121.615
1,28%
SULAWESI BARAT
SULAWESI TENGGARA
PAPUA
4.150
2.966
2.966
21.033
23.033
0,29%
53.375
29.736
29.836
27.657
27.977
0,38%
31.734
31.734
31.144
33.946
0,42%
5.597.159
6.594.824
6.611.195
7.363.847
7.508.023
100,00%
PAPUA BARAT
INDONESIA
Gambar 3.
Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawit Menurut
Propinsi di Indonesia Tahun 2009 (Direktorat Jenderal
Perkebunan, 2010 (diolah))
3.2.
Tah
un
EFB
MF
PKS
1998
5.299.520
3.633.956
1.620.139
1999
5.768.825
3.955.766
1.763.612
2000
6.255.773
4.289.673
1.912.479
2001
7.503.230
5.145.072
2.293.845
2002
8.598.691
5.896.245
2.628.743
2003
9.330.107
10.550.53
4
11.127.30
2
15.505.01
3
15.785.49
9
15.673.85
3
16.657.80
9
6.397.788
2.852.347
7.234.652
3.225.449
7.630.150
10.632.00
9
10.824.34
2
10.747.78
5
11.422.49
7
3.401.775
2004
2005
2006
2007
2008
2009
4.740.104
4.825.853
4.791.721
5.092.530
POME
14.717.5
24
16.020.8
51
17.373.1
76
20.837.5
42
23.879.7
94
25.911.0
40
29.300.3
40
30.902.1
08
43.059.6
36
43.838.5
86
43.528.5
29
46.261.1
14
PKM
681.367
741.706
804.314
964.701
1.105.546
1.199.585
1.356.497
1.430.653
1.993.502
2.029.564
2.015.210
2.141.718
Trend Model
Linear
Equation
Yt = 3632626 + 1273865*t
Mean Square
Deviation
(MSD)
8,98096E+11
Quadratic
3
4
Growth Curve
S-Curve
Yt = 4144208 + 1069232*t +
14617*t**2
Yt = 5397571 * (1,11499**t)
Yt = (10**8) / (2,94321 +
18,1993*(0,840027**t))
8,65195E+11
1,50725E+12
8,16516E+11
Tahu
n
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
EFB
MF
19.844.9
01
22.081.4
30
23.391.4
92
24.618.4
17
25.753.1
24
26.790.4
04
27.728.5
86
28.569.0
06
29.315.3
82
29.973.1
73
30.548.9
88
17.733.7
41
19.732.3
41
20.903.0
35
21.999.4
37
23.013.4
30
23.940.3
61
24.778.7
36
25.529.7
50
26.196.7
24
26.784.5
38
27.299.0
96
12.160.2
80
13.530.7
48
14.333.5
10
15.085.3
28
15.780.6
38
16.416.2
48
16.991.1
34
17.506.1
14
17.963.4
68
18.366.5
40
18.719.3
80
Produksi
PKS
5.421.458
6.032.459
6.390.357
6.725.542
7.035.534
7.318.910
7.575.214
7.804.809
8.008.713
8.188.416
8.345.724
POME
PKM
49.249.13
3
54.799.53
1
58.050.71
5
61.095.57
9
63.911.58
3
66.485.80
3
68.814.09
1
70.899.76
3
72.752.04
5
74.384.48
8
75.813.48
9
2.280.0
52
2.537.0
15
2.687.5
33
2.828.4
99
2.958.8
70
3.078.0
46
3.185.8
38
3.282.3
96
3.368.1
50
3.443.7
26
3.509.8
84
Kesimpulan
Potensi biomassa kelapa sawit Indonesia sangat besar dan
belum dimanfaatkan secara optimal. Pada tahun 2015
diperkirakan produksi biomassa EFB mencapai 23.940.361
ton, MF mencapai 16.416.248 ton, PKS mencapai 7.318.910,
POME mencapai 66.485.803 ton dan PKM mencapai
3.078.046. Pada tahun 2020 nilai ini diperkirakan meningkat
menjadi mencapai 27.299.096 ton EFB, 18.719.380 ton MF,
8.345.724 ton PKS, 75.813.489 ton POME dan 3.509.884 ton
PKM.
Saat ini biomassa pabrik kelapa sawit seperti PKM,
cangkang, mesocarp fiber dan tandan kosong kelapa sawit
sudah dimanfaatkan, namun pemanfaatannya belum
optimal. POME dapat diolah lebih lanjut menggunakan
teknologi
capture
anaerobic
digestion
sehingga
menghasilkan biometan. Sedangkan mesocarp fiber dan
tandan kosong dapat dimanfaatkan sebagai serat alami
untuk produk biopolimer komposit dan biopellet.
4.2.
Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut :
1. POME perlu diolah lebih lanjut untuk menghasilkan
biogas/biomethane. Biogas/biomethane selanjutnya dapat
digunakan sebagai bahan bakar untuk pembangkit listrik,
yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan listrik di
pabrik dan sekitar pabrik. Sisa hasil pengolahan POME
menjadi listrik dapat dimanfaatkan sebagai land
application (fertilizer).
2. PKS dan MF yang selama ini digunakan untuk bahan
bakar boiler dapat diolah lebih lanjut menjadi biopolimer
komposit dan biopellet. Biopelet selanjutnya dapat
dijadikan komoditi ekspor sebagai pengganti wood pellet
yang selama ini banyak digunakan di Jepang.
10
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal
Indonesia.
Perkebunan.
2010.
Statistik
Kelapa
Sawit
Hambali, E. 2010. Draft Orasi Guru Besar Prof Erliza Hambali. Peran
Teknologi Proses Agroindustri Dalam Pengembangan Klaster
Industri Hilir Kelapa Sawit
Hambali, E., M. Rivai, A. Imam, A. Thahar, A. Komarudin, E. Hidayat,
D. D. Bariguna, 2010. Laporan Studi on The Potential of Waste
Materials from CPO Mills In East Kalimantan. Kerjasama SBRC
LPPM IPB dengan Mitsubishi Coorporation Tokyo, Jepang
PT. Kreatif Energi Indonesia. 2010. Biogas Pilot Project
Rohmadi, R. 2007. Studi Kelayakan Pembangkit Listrik Tenaga
Biomassa Kelapa Sawit di PTPN 3 Sumatera Utara.
11