Vous êtes sur la page 1sur 21

A.

Tinjauan Teori
Acne Vulgaris (jerawat) merupakan penyakit kulit yang sudah dikenal
secara luas dna sering timbul pada wajah. Penyakit ini peradangan menahun
folikel polisabasae yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat
sembuh sendiri. Jerawat cenderung timbul pada kulit yang berminyak, karena
remaja umumnya memiliki kulit yang berminyak, maka jerawatpun cenderung
lebih banyak muncul pada remaja mulai usia pubertas (kira-kira 13 tahun
sampai 19 tahun). Jerawat umumnya akan timbul dibagian kulit yang banyak
mengandung kelenjar minyak.
Akne vulgaris (jerawat) adalah penyakit kulit akibat peradangan
kronik folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dengan
gambaran klinis berupa komedo, papula, pustul, nodus dan kista pada tempat
predileksinya (Arif Mansjoer, dkk., 2000)
Akne vulgaris (jerawat) merupakan kelainan folikuler umum yang
mengenai pilosebasea (folikel rambut) yang rentan dan paling sering
ditemukan di daerah muka, leher serta bagian atas. Akne ditandai dengan
komedo tertutup (white-head), komedo terbuka (black-head), papula, pustula,
nodul dan kista (Brunner & Suddarth, 2001)

B. Etiologi
Timbulnya jerawat dapat disebabkan oleh berbagai faktor :
a. Kurangya kebersihan kulit
Kulit yang berminyak dan kotor oleh debu, polusi udara, maupun cel-cel
kulit yang sudah mati yang tidak dilepaskan dari kulit dapat menyebabkan
penyumbatan pada saluran kelenjar minyak kulit dan menimbulkan
jerawat.
b. Cuaca yang panas dan lembab
Kelenjar-kelanjar keringat dan minyak kulit menjadi lebih aktif
berproduksi di daerah yang beriklim panas dan lembab seperti di indonesia
sehingga kulit mudah kotor.
c. Keturunan
Anak-anak dari orang tua yang berjerawat cenderung berjerawat juga.
d. Gangguan Keseimbangan hormon
Pada remaja yang sedang puber terjadi perubahan susunan hormonhormon seksual di dalam tubuhnya.
e. Makanan
Makanan berlemak antara lain kacang-kacangan, gorengan, coklat, susu
dan pedas-pedasan serta alkohol sering dikatakan orang dapat merangsang
timbulnya jerawat atau mempengaruhinya, tetapi sebagian besar dokter
ahli mengatakan bahwa peranan makanan itu dalam pembentukan jerawat
adalah real.

C. Patogenesis
Asam lemak bebas yang terbentuk dari triglisekida dalam sebelum
menyebebkan kekentalan sebum bertambah dan menimbulkan sumbatan
saluran polisebasae serta reaksi radang di sekitarnya (disebut konedogerik)
perubahan pola kerahinisasasi folikel, produksi sebum yang berkaitan dan
peningkatan floro folikel juga berkaitan dengan patogenesis penyakit.

D. Manifestasi Klinis
Erupsi kulit berupa komedo, pupil, pustul, modus atau kista dapat disertai rasa
gatal, isi komedo adalah sebum yang kental atau podot, isi kisto biasa pus dan
darah, tempat prediksi adalah muka, bahu leher, dada, punggung bagian atas
dan lengan bagian atas.

E. Pencegahan Agne Vulgaris


Setelah mengetahui penyabab-penyebab yang menimbulkan jerawat, maka
segeralah lakukan pencegahannya :
1. Jagalah selalu kebersihan kulit dan rambut, pakailah sabun mandi dan
sampo yang baik, terutama yang pH atau keasamannya telah disesuaikan
dengan PH kulit agar tidak merusak kulit dan rambut.
2. Melakukan perawatan kulit untuk membersihkan kulit dari kotoran dan
jasa renik yang mempunyai peran dan etiopatogenis acne vulgaris.
3. Menghindari polusi debu, pemencetan lesi yang dapat memperberat erupsi
yang telah terjadi.

4. Usahakan selalu berjiwa dan berpikir terang, hindari selalu pikiran yang
gelisah, seperti bila akan menghadapi ulangan atau ujian.
5. Hindari pemakaian kosmetika yang lengket dan berminyak, kulit remaja
umumnya sudah berminyak karena kelenjar-kelanjar minyak kulitnya
sedang aktif-aktifnya sehingga pemakaian kosmetika yang lengket dan
berminyak akan memicu timbulnya jerawat.
6. Kurangi sedapat mungkin makanan yang berlemak dan pedas serta hindari
alkohol.
7. Berolahragalah yang cukup teratur, olahraga yang teratur sangat
bermanfaat untuk kesehatan tubuh secara menyeluruh.
8. Minumlah air putih banyak-banyak terutama pada waktu bangun tidur
pagi.
9. Makanlah sayuran hijau dan buah-buahan segar, sayuran hijau dan buahbuahan segar terutama yang banyak mengandung vitamin C seperti jeruk,
tomat, apel dan pepaya sangat baik untuk kulit.
Pengobatan jerawat meliputi penggunaan obat yang tersedia, baik yang
diminum maupun yang dipakai dikulit [tropikal] berfungsi untuk mencegah
pembentukan komedo. Menekan peradangan dan mempercepat penyembuhan
lesi. Pengobatan jerawat untuk kasus yang berat dokter mungkin memberikan
antibiotik tetrasiklin yang digunakan secara oral untuk waktu yang cukup
lama. Antibiotik ini dapat menghambat bakteri yang akan memperparah
jerawat dan mengubah susunan asam lemak sebum, selain antibiotik,

tetrasiklin juga banyak digunakan asam tetinoat yaitu turunan vit A yang
sering dipromosikan secara khusus sebagai obat anti jerawat serta vit E.

Tinjauan Askep
Asuhan Keperawatan Acne Vulgaris
Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Ps mengeluh gatal pada wajah
2. Ps mengeluh nyeri bila disentuh
3. Ps mengeluh tentang bagian tubuhnya yang terdapat
jerawat
4. Ps mengatakan takut tentang bekas jerawatnya
5. Ps mengatakan tidak tahu tentang cara mengatasi
jerawatnya
B. Data Obyektif
1. Terdapat komedo pada wajah, bahu, leher, dada, punggung
bagian atas dan lengan bagian atas
2. Terdapat pus
3. Terdapat darah
4. Ps tampak cemas
5. Ps tampak bertanya-tanya tentang wajahnya
6. Ps tampak sering menggaruk-garuk wajahnya

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNCUL

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma kerusakan kulit


karena destruksi lapisan kulit dinyatakan dengan tidak ada jaringan hidup.
2. Perubahan gangguan citra tubuh penampilan berhubungan dengan krisis
situasi kecacatan dinyatakan dengan perasaaan negatif diri sendiri
ketekutan pada orang lain.
3. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit dinyatakan dengn fokus
penyempitan penempilan wajah nyeri.
4. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya
5. Ansietas b/d kecacatan
6. Resiko tinggi penyebaran infeksi b/d pertahan primer tidak adekuat

DIAGNOSA KEPERAWATAN SECARA TEORITIS

1. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan trauma kerusakan kulit karena


detruksi lapisan kulit dinyatakan dengan tidak ada jaringan hidup.
Interversi
-

Catat ukuran warna, kedalaman luka

Berikan perawatan

Cuci dengan sabun ringan, cuci dan minyaki dengan krim

Evaluasi warna

Rasionalisasi
-

Memberikan informasi dasar tentang kebutuhan penanaman kulit

Menyiapkan jaringan untuk penanaman dan menurunkan resiko infeksi

Kulit graft baru dan sisi donor yang sembuh memerlukan perawatan
khusus untuk mempertahankan kelenturan

Mengeraluasikan keefektifan sirkulasi dan mengidentifikasi terjadinya


kumplikasi

2. Perubahan gangguan citra tubuh penampilan berhubungan dengan krisis


situasi ke catatan dinyatakan dengan perasaan negatif tentang diri sendiri,
ketakutan pada orang lain.
Interversi
-

Kaji makna kehilangan atau perubahan pada pasien orang terdekat

Bersikap realistis dan positif selama pengobatan

Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorongan usaha untuk


tujuan rehabilitas

Berikan kelompok pendukung untuk orang terdekat

Rasionalisasi
-

Episode traumatik mengakibatkan perubahan tiba-tiba tidak diantisipasi,


membuat perasaan kehilangan pada kehilangan yang dirasakan

Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan

Meningkatkan ventilasi perasaan dan memungkinkan respon yang lebih


membantu

3. Nyeri berhubungan dengan kerusakan dinyatakan dengan fokus penyempitan,


penampilan wajah nyeri.
Intervensi
-

Berikan tindakan kenyamanan dasar

Dorong penggunaan teknik manajemen stres

Berikan aktivitas terapeutik tepat untuk usia atau kondisi

Rasionalisasi
-

Meningkatkan relaksasi, menurunkan tegangan otot dan kelemahan umum

Memfokuskan kembali konsentrasi nyeri-nyeri yang dialami dan


memfokuskan kembali perhatian.

4. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya


Intervensi :
1. Kaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakitnya
2. Berikan HE tentang penyakitnya
3. Tekanan pentingnya mengevaluasi perawatan
Rasional :
1. Untuk mengetahui sejauh mana pasien mengetahui penyakitnya
2. Untuk meningkatkan pengetahuan pasien
3. Dukungan jangka panjang kontinyu dan perubahan terapi
dibutuhkan untuk mencapai penyembuhan optimal

5. Ansietas b/d kecacatan

Intervensi :
1. Kaji derajat ansietas pasien
2. Informasikan pasien bahwa perasaannya normal
3. Berikan kenyamanan fisik, lingkungan tenang dan istirahat
Rasional :
1. Untuk mengetahui tingkat pasien sehingga dapat memberikan HE
yang tepat

2. Pemahaman bahwa perasaan normal dapat membantu pasien


meningkatkan berapa perasaan kontrol emosi
3. Untuk meningkatkan relaksasi sehingga membantu menurunkan
ansietas

6. Resiko tinggi penyebaran infeksi b/d pertahan primer tidak adekuat

Intervensi :
1. Kaji keadaan luka pasien
2. Gunakan teknik aseptik selama perawatan luka
3. Tekankan teknik cuci tangan yang baik untuk setiap individu yang
kontak dengan pasien
Rasional :
1. Untuk mengetahui keadaan luka pasien
2. Mencegah terpajan organisme infeksius
3. Mencegah kontaminasi silang dan menurunkan resiko penyebaran
infeksi

Etiologi
+
Faktor Predisposisi
tiologi
+
Faktor Predisposisi
Terbentuknya trigliserida dalam sebum
Asam lemak bebas

Flora folikel

produksi & kekentalan sebum


Keratinisasi folikel
Sumbatan saluran pilosebasea
Reaksi radang
Papul, pustul, nodus, kista
Jaringan parut hiperpigmentasi
Black komedo
Nyeri

Resti
penyebab
infeksi

Ansietas

White komedo
Kurang
pengetahuan

Kerusakan
integritas
kulit

Gangguan
perubahan
citra tubuh

Askep Acne Vulgaris

Disusun oleh :
Adi Mahendra (06C10086)
Ardanata (06C10089)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BALI

2009

KONSEP DASAR

HERPES SIMPLEKS
I. Defenesi

Virus DNA yang paling sering berhubungan dengan herpes oral [cold
sore] atau herpes genital, juga dapat menyebabkan penyakit yang
menyebar, pruritus, pneuomnia, esofagitis dan ensefalitis.

II. Patologi Dan Penyebab

Penyebaran melalui kontak intrim dengan adanya lesi aktif pada mulut
atau alat kelamin.

Virus tetap bersifat laten diganglia, tempat ia dapat menjadi reaktif


pada interval tertentu.

III. Gejala Dan Tanda


HERPES ORAL

Lesi terdiri dari cold sore atau syanker [chancre] yang khas ; suatu
lesi vesikuler yang menimbulkan, merah dan nyeri pada bibir, gusi atau
mukosa mulut.

Sering timbul pada saat stress, rasa letih atau sama-sama dengan
adanya penykit lain.

40% populasi terkena pada beberapa tempat.

IV. Herpes Genetal

Penyakit kelamin menular, merupakan epidemi kecil-kecilan yang


ditandai oleh erupsi-erupsi yang hilang timbul berupa kelompok
vesikel pada atau sekitar genetal.

Lesi terasa nyeri, menyembuh dengan menyebbkan terjadinya kursta


dan menyebarkan virus selama dalam bentuk vesikel atau selama
masih basah.

Sering terdapat demam, malaise.

V. Ensefalitis

Ditandai oleh ensefasilitas dengan predileksi pada lobus temporalparietal.

Mortalitas tinggi [kira-kira 75%] tidak dapat diobati ; banyak yang


dapat bertahan tetapi dengan gejala sisa yang serius.

Terdapat stupor, kejang, hemiparesis, perubahan tingkah laku, atau


pada hakekatnya semua gejala susunan saraf pusat.

VI. Infeksi Lain

Protitis biasanya penyakit kelamin yang didapat pada pria atau wanita
homoseksual, ditandai oleh nyeri hebat, demam, teresmus, dan sekret
mukoid berdarah.

Esofagitis terjadi pada beberapa penderita yang rentan, ditandai oleh


elserasi difus, nyeri, perdarahan dan disfagia.

VII. Diagnosis Banding

Lesi pada mukosa biasanya tidak sukar untuk dibedakan

Ensefasilitas menunjukkan profil cairan sesebrospinal yang knas


[mukosa mungkin sangat rendah], CT scan khas stadium lanjut dan
EEG dapat menyokong, tetapi mungkin memerlukan bioptik otak.

Isolasi virus dan pemeriksaan serologi dapat dilakukan pada semua


kasus.

VIII. Pengobatan

Acyclovir merupakan indikasi untuk pengobatan permulaan herpes


genital yang berat atau pada penderita yang menderita imunosupresi,
ada yang peroral maupun topikal.

ARA-A (Vidarabine) terapi terbaik untuk ensefalitis karena herpes.

Tidak ada pengobatan yang efektif untuk lesi pada mulut

IX. Prognosis

Herpes oral cenderung untuk kambuh

Ensefalitis herpektika biasanya fatal walaupun hasil sangat baik


terlibat bila diberikan pengobatan dini.

Herpes genitalis juga dapat kambuh kembali sampai 40% dari seluruh
penderita, walaupun biasanya bila kambuh tidak begitu hebat.

Diagnosa Yang Mungkin Muncul

1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit / jaringan ditandai dengan keluhan


nyeri perubahan tonus otot.
2. Resti terhadap infeksi berhubungan dengan pertahananan primer tak ade kuat.
3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri ketidaknyamanan
ditandai dengan keterbatasan rentang gerak sendiri.

Diagnosa Keperawatan Secara Teoritis

1. Nyeri berhubungan dengan kerusakan kulit atau jaringan ditandai dengan


keluhan nyeri perubahan tonus otot.
Tujuan

Nyeri hilang dengan bertahap

K/H

Melaporkan nyeri berkurang

Menunjukkan ekpresi wajah / pestus tubuh rileks

Tutup luka segera mungkin kecuali perawatan luka bakar

Intervensi

metode pemajanan pada udara terbuka.


-

Tinggikan ekstermitas luka bakar secara periodik.

Berikan tempat tidur ayunan sesuai dengan indikasi.

Ubah posisi dengan rentang gerak pasif dan aktif sesuai


dengan indikasi.

Rasionalisasi :

Suhu berubah dan gerakan udara dapat menyebabkan


nyeri hebat pada pemajanan ujung saraf.

Peninggian mungkin diperlukan pada awal untuk


menurunkan pembentukan edema, setelah perubahan
posisi dari peninggian menurunkan, ketidaknyamanan,
serta resiko kontruktur sendi.

Peninggian linen dari luka membantu menurunkan nyeri.

Gerakan dan latihan menurunkan kekakuan sendi dan


kelelahan otot terapi tipe latihan tergantung pada lokasi
dan luas cedera.

2. Resti terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tak adekuat.


Tujuan

Menurunkan resiko infeksi

K/H

Meningkatkan penyembuhan luka bekas dari infeksi lokal


atau sistemik.

Intervensi

Rasionalisasi :

Tekankan teknik mencuci tangan dengan tepat

Pertahankan tehnik aseptik

Dorong perubahan posisi sering

Dorong pasien minum

Mencegah penyebaran bakteri, kontaminasi silang.

Menurunkan resiko infeksi nosokomial.

Meningkatkan mobilisasi sekret, menurunkan resiko


pneumonia.

Mempertahankan keasaman urine.

3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri, tidak kenyamanan


ditandai dengan keterbatasan rentang gerak sendiri.
Tujuan

Dapat melakukan aktivitas

K/H

Melakukan aktivitas sehari-hari.

Intervensi

Catat respon emosional

Rencanakan aktivitas dengan periode istirahat adekuat.

Bantu

dengan

dibutuhkan.

memindahkan

dan

ambulasi

bila

Berikan lingkungan yang terang bagi pasien yang


mengalami, penurunan penglihatan.

Rasionalisasi

Perubahan

fisik

dan

kehilangan

kemandirian

menciptakan perasaan marah.


-

Mencegah

kepenatan,

menghemat

energi

untuk

melanjutkan partisipasi.
-

Mencegah terjadinya kecelakaan seperti cedera

Mencegah

terjadinya

sensori penglihatan.

kecelakaan

dan

menurunkan

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, Arif. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 2, 1982, Media Aesculapius


FKUI : Jakarta.
E. Doengoes, Marilynn, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3, 1999, EGC :
Jakarta.

Vous aimerez peut-être aussi