Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dalam analisis kimia, pengabuan adalah proses mineralisasi untuk zat prekonsentrasi demi
kepentingan analisis kimia. Abu adalah nama yang diberikan pada semua residu non-cair
yang tersisa setelah sampel dibakar, dan sebagian besar terdiri dari oksida logam.
Abu adalah salah satu komponen dalam analisis proksima dari material biologis, yaitu bagian
yang menjadi penjumlah utama dalam persentase hasil analisis. Misalnya, abu
dalam madu adalah sebesar 0,17%. Dalam hal ini, abu yang dihasilkan termasuk semua
mineral yang terkandung dalam madu.
Abu umumnya terdiri dari garam-garaman, material anorganik (misal garam-garaman yang
mengandung ion Na+, K+, dsb). Terkadang juga mengandung mineral unik tertentu,
misalnya klorofil dan hemoglobin.
Contoh abu:
oksida, misal, Al2O3, CaO, Fe2O3, MgO, MnO, P2O5, K2O, SiO2
karbonat: Na2CO3 (abu soda), K2CO3 (potash),
bikarbonat, misal, NaHCO3 (baking soda),
Garam (kimia)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Dalam ilmu kimia, garam adalah senyawa ionik yang terdiri dari ion positif (kation) dan ion
negatif (anion), sehingga membentuk senyawa netral (tanpa bermuatan). Garam terbentuk
dari hasil reaksi asam dan basa. Natrium klorida (NaCl), bahan utama garam dapur adalah
suatu garam.
Larutan garam dalam air merupakan larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat
menghantarkanarus listrik. Cairan dalam tubuh makhluk hidup mengandung larutan garam,
misalnya sitoplasmadan darah.
Senyawa anorganik
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Senyawa anorganik didefinikan sebagai senyawa pada alam (di tabel periodik) yang pada
umumnya menyusun material / benda tak hidup.
Artikel bertopik kimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
dengan mengembangkannya.
Oksida
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Oksida, seperti besi oksida ataukarat, Fe2O3, terbentuk ketika oksigen bergabung dengan unsur lainnya
Oksida adalah senyawa kimia yang sedikitnya mengandung sebuah atom oksigen serta
sedikitnya sebuah unsur lain. Sebagian besar kerak bumi terdiri atas oksida. Oksida
terbentuk ketika unsur-unsur dioksidasi oleh oksigen di udara.
Pembakaran hidrokarbon menghasilkan dua oksida utama karbon,karbon monoksida,
dan karbon dioksida. Bahkan materi yang dianggap sebagai unsur murni pun seringkali
mengandung selubung oksida. Misalnya aluminium foil memiliki kulit tipis Al2O3 yang
melindungi foil darikorosi.
Artikel bertopik kimia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia
denganmengembangkannya.
« Cabai merah, bawang putih, kunyit, lengkuas, dan jahe
Analisa Protein »
2FEB
Metode penetapan kadar air, abu, protein, lemak, kalsium,
beta karoten, vitamin C
Oleh yis pada Metode Penetapan Kadar Air Abu Protein Lemak Beta Karoten Kalsium dan Vitamin C.
Ditandai:analisa beta karoten, analisa kadar abu, analisa lemak, analisa pangan, literatur pangan, metode
penetapan protein, metode penetapan vitamin C, penetapan beta karoten, penetapan kalsium. & Komentar
1. Kadar air
Botol timbang dikeringkan terlebih dahulu selama 1 jam dalam oven
pada suhu 105°C, lalu didinginkan dalam eksikator dan kemudian
beratnya ditimbang (x). Sampel ditimbang seberat 5 gram (y),
dimasukkan ke dalam botol timbang, kemudian dimasukkan ke
dalam oven selama 4 – 6 jam pada suhu 105°C, lalu didinginkan
dalam eksikator dan ditimbang kembali. Pekerjaan ini diulang
sampai 3 kali, hingga dicapai berat konstan (z). Adapun rumus
penentuan kadar air sebagai berikut:
P ene
ntuan _-Karoten
Prinsip : Pigmen diekstrak dari bahan dengan menggunakan pelarut
asetonheksana. Pigmen dipisahkan dari pigmen lainnya dengan
menggunakan kolom adsorpsi Magnesium oksida-Supercel,
kemudian diukur adsorbansinya pada 436 nm.
Pereaksi:
• Aseton dengan sejumlah Na2SO4 anhydrous, disaring dan
ditambahkan beberapa potong seng berbentuk granular (10
mesh) kemudian didestilasi sehingga didapat aseton murni.
• Heksana, titik didih 60 – 70°C
• Adsorben : campuran Magnesium oksida + supercel 1 : 1
Peralatan:
1. Kolom adsorpsi : tinggi 17 cm, diameter 2 cm.
2. Penyodok : panjang 25 cm, terbuat dari gelas, salah satu ujungnya
rata.
3. Pompa vakum
Cara Kerja:
a. Ekstraksi buah dan sayuran kering:
• Sampel digiling sampai lolos ayakan 40 mesh
• Kemudian ditimbang tepat 1 – 4 g sampel, ditempatkan dalam
timbel dan dimasukkan ke dalam Soxhlet extractor.
• Lalu ditambahkan 30 ml campuran aseton komersil dan
heksana (3 + 7) ke dalam labu soxhlet, refluks selama 1 jam atau
lebih dengan kecepatan 1 – 3 tetes per detik sampai tidak ada lagi
warna yang terekstrak, didinginkan pada suhu ruang dan
ditepatkan volume hasil ekstraksi menjadi 100 ml dengan
heksana.
• Alternatif lain, ditambahkan pelarut ke dalam sampel yang
sudah digiling halus dan dibiarkan di dalam tempat gelap
semalam pada suhu ruang. Kemudian ekstrak didekantasi atau
disaring, dimasukkan ke dalam labu takar 100 ml, residu dicuci,
kemudian ditepatkan sampai tanda tera dengan heksana.
Larutan ini sekarang mengandung aseton 9%.
b. Ekstraksi buah dan sayuran segar atau olahan:
• Sejumlah sampel dihancurkan di dalam blender (untuk bahan
segar, jika analisa tidak segera dilakukan, bahan diblansir dalam
air mendidih selama 5 – 10 menit, disimpan dalam keadaan
beku).
• Sampel sebanyak 5 – 10 g diekstrak dengan campuran 40 ml
aseton dan 60 ml heksana dan 0.1 g MgCO3 di dalam blender
selama 5 menit.
• Residu dibiarkan mengendap, kemudian didekantasi dalam
labu pemisah (ekstrak dikeluarkan).
• Residu dicuci dua kali masing-masing dengan 25 ml aseton,
kemudian dicuci lagi dengan 25 ml heksana.
• Seluruh ekstraksi yang diperoleh digabungkan.
• Kemudian dipisahkan dan aseton diambil/dibuang dari ekstrak
dengan pencucian menggunakan air berkali-kali.
• Lapisan atas dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml yang
telah berisi 9 ml aseton dan diencerkan sampai tanda tera
dengan heksana (jika didinginkan alkohol dapat digunakan
untuk menggantikan aseton dalam tahap ekstraksi).
Pemisahan pigmen secara kromatografi
• Kolom kromatografi disiapkan dengan adsorben campuran
magnesia aktif dan supercel ( 1 + 1 ).
• Lapisan Na2SO4 anhydrous ditempatkan setinggi 1 cm di atas
lapisan adsorben.
• Dengan menggunakan vakum secara kontinyu pada kolom,
dimasukkan 50 ml ekstrak pigmen ke dalam kolom.
• Elusi dilakukan dengan menggunakan pelarut aseton heksana.
Lapisan atas dijaga agar selalu terisi dengan pelarut selama
operasi.
• Karoten akan melewati kolom secara cepat. ‘Band’ (pita)
xantofil, produk oksidasi karoten dan klorofil akan teradsorpsi
dalam kolom.
• Hasil elusi dikumpulkan, jika warna larutan terang, dipekatkan
dengan tekanan rendah (vakum), ditepatkan sampai volume
tertentu dengan menggunakan aseton 9% dalam heksana.
• Warna diukur pada 436 nm. Alat diatur pada 100% T dengan
menggunakan aseton 9% dalam heksana.
• Konsentrasi karoten ditentukan dalam sampel berdasarkan
kurva standar yang dibuat.
Pembuatan Kurva Standar
• Sebanyak 25 mg _-karoten murni ditimbang dengan teliti.
Kemudian dilarutkan dalam 2.5 ml kloroform dan dibuat
menjadi 250 ml dengan petroleum eter (1 ml = 0.1 mg atau 100
µg).
• Larutan sebanyak 10 ml diencerkan menjadi 100 ml dengan
petroleum eter (1 ml = 0.01 mg atau 10 µg).
• Sebanyak 5, 10, 15, 20, 25, dan 30 ml larutan ini dimasukkan
ke dalam labu ukur 100 ml yang terpisah. Masing-masing labu
ukur diisi dengan 3 ml aseton.
• Kemudian diencerkan sampai tanda tera dengan petroleum
eter, sehingga konsentrasinya akan menjadi 0.5, 1.0, 2.0, 2.5, dan
3.0 µg per ml.
• Optikal density (OD) larutan ini diukur pada 452 nm dengan
menggunakan aseton 3% dalam petroleum eter sebagai blanko.
• Setelah itu dibuat grafik hubungan antara optical density
dengan konsentrasi _- karoten.
Penetapan Vitamin C Metode Titrasi Iodium
(Jacobs) (Sudarmadji et al. 1984)
• Sebanyak 200 – 300 g bahan ditimbang dan dihancurkan
dalam waring blender sampai diperoleh slurry. Kemudian 10 –
30 g slurry ditimbang dan dimasukkan ke dalam labu takar 100
ml dan ditambahkan akuades sampai tanda, lalu disaring dengan
Krus Gooch atau dengan sentrifuse untuk memisahkan filtratnya.
• Sebanyak 5 – 25 filtrat diambil dengan pipet dan dimasukkan
ke dalam erlenmeyer 125 ml, kemudian ditambahkan 2 ml
larutan amilum 1 % (soluble starch) dan ditambahkan 20 ml
akuades bila perlu.
• Kemudian dititrasi dengan 0,01 N standard iodium
Perhitungan :
1 ml 0,01N Iodium = 0,88 mg asam askorbat