Vous êtes sur la page 1sur 11

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Asupan nutrisi yang sehat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
proses reproduksi agar dapat berjalan dengan normal. Status gizi ibu hamil terbukti
berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas serta kualitas generasi berikutnya.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu akibat dari gizi ibu hamil
yang kurang baik.1
Angka BBLR di Indonesia menurut riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2010 sebesar 11,1%, dimana angka lebih tinggi dari estimasi proporsi BBLR tahun
2003 sebesar 7,6%.2 Sementara itu angka kematian bayi di Indonesia masih tinggi
yaitu sebesar 34/1000 Kelahiran Hidup (KH), di Propinsi Banten sebesar 46/1000 KH
angka ini lebih tinggi dari angka Nasional maupun di pulau Jawa dan Bali.2 Di negara
tetangga seperti Singapura hanya sebesar 2/1000 KH pada tahun 2008.3
Menurut WHO kematian bayi secara global banyak terjadi di negara
berkembang. Penelitian lain melaporkan bahwa sekitar 6 juta anak meninggal per
tahun diseluruh dunia mulai dari usia 1 bulan sampai 5 tahun, dan sekitar 4 juta bayi
baru lahir meninggal dalam bulan pertama kehidupan (40% dari seluruh kematian
anak). Penyebab utamanya adalah pneumonia dan diare, diikuti dengan malnutrisi
dan penyakit menular. Penyebab tersebut sebenarnya dapat dicegah salah satunya
dengan memberikan ASI secara eksklusif. Kualitas ASI yang baik dapat ditemukan
dari ibu yang mengkonsumsi nutrisi yang sehat dan seimbang selama kehamilannya.4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Definisi Nutrisi
Nutrisi adalah substansi-substansi yang harus disediakan melalui diet karena
tubuh tidak dapat mensintesa substansi-substansi tersebut dalam jumlah yang
adekuat. Manusia membutuhkan nutrisi penghasil energi (protein, lemak, dan
karbohidrat), vitamin, mineral dan air agar tetap sehat.5

2.2

Rekomendasi untuk Penambahan Berat


Kategori Berat Terhadap-Tinggi

Penambahan Berat Total yang


Dianjurkan
Kategori
IMT
Kg
Lb
Rendah
<19,8
12,5-18
28-40
Normal
19,8-26
11,5-16
25-35
Tinggi
26-29
7-11,5
15-25
Obesitas
>29
7
15
TABEL 2.2 Kisaran Penambahan Berat yang Dianjurkan Pada Gestasi Janin
Tunggal Berdasarkan Indeks Massa Tubuh Prahamil.6
Perawatan nutrisi yang baik dan sehat selama hamil tergantung pada beberapa
hal yang umum, yaitu bahwa seorang ibu hamil harus mendapatkan nutrisi
yang cukup dari berbagai makanan yang sehat, mencapai berat badan yang
optimal selama hamil dengan bertolak pada BMI ( Body Mass Indeks ) atau
Indeks Massa Tubuh ( IMT ) sebelum hamil dan merencanakan untuk
menyusui anaknya setelah lahir.6,7
Pada awal abad ke-20, penambahan berat selama kehamilan dianjurkan
dibatasi hingga 9,1 kg. Pembatasan tersebut dilakukan untuk mencegah
hipertensi gestasional dan makrosomia janin.6 Namun, pada tahun 1970an,
wanita hamil dianjurkan untuk menambah berat badan paling sedikit11,4 kg
untuk mencegah persalinan kurang bulan dan hambatan pertumbuhan janin.7

Pada tahun 1990, Institute of Medicine menganjurkan penambahan berat


badan 11,5 sampai 16 kg bagi wanita dengan indeks massa tubuh ( IMT )
prahamil normal.6,7
2.3

Asupan Gizi yang Dianjurkan


Hamil
Menyusui
Usia (tahun)
14-18
19-50
14-80
19-50
Vitamin larut-lemak
Vitamin A
750 g
770 g
1200 g
1300 g
Vitamin D
5 g
5 g
5 g
5 g
Vitamin E
15 mg
15 mg
19 mg
19 mg
Vitamin K
75 g
90 g
75 g
90 g
Vitamin larut-air
Vitamin C
80 mg
85 mg
115 mg
120 mg
Tiamin
1,4 mg
1,4 mg
1,4 mg
1,4 mg
Riboflavin
1,4 mg
1,4 mg
1,6 mg
1,6 mg
Niasin
18 mg
18 mg
17 mg
17 mg
Vitamin B6
1,9 mg
1,9 mg
2 mg
2 mg
Folat
600 g
600 g
500 g
500 g
Vitamin B12
2,6 g
2,6 g
2,8 g
2,8 g
Mineral
Kalsium
1300 mg
1000 mg
1300 mg
1000 mg
Natrium
1,5 g
1,5 g
1,5 g
1,5 g
Kalium
4,7 g
4,7 g
5,1 g
5,1 g
Besi
27 mg
27 mg
10 mg
9 mg
Seng
12 mg
11 mg
13 mg
12 mg
Yodium
220 g
220 g
290 g
290 g
Selenium
60 g
60 g
70 g
70 g
Lain-lain
Protein
71 g
71 g
71 g
71 g
Karbohidrat
175 g
175 g
210 g
210 g
Serat
28 g
28 g
29 g
29 g
TABEL 2.3. Asupan Gizi Harian Anjuran untuk Wanita Remaja dan Dewasa
yang Hamil dan Menyusui.6

a. Kalori
Selama hamil ada kenaikan kebutuhan akan kalori sampai 80.000 kkal.
Terutama pada 20 minggu terakhir. Untuk memenuhi kebutuhan ini, selama
kehamilan dianjurkan peningkatan kalori 100 sampai 300 kkal per hari. Kalori
dibutuhkan untuk energi, dan jika asupan kalori kurang memadai maka
protein akan dimetabolisasi dan tidak disisakan untuk peran vital dalam
pertumbuhan dan perkembangan janin.6,7
b. Protein
Kebutuhan protein pada wanita hamil jauh lebih banyak dibanding dengan
kebutuhan protein pada wanita normal. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan
protein pada wanita hamil akan digunakan untuk pertumbuhan dan
remodeling janin, plasenta, uterus, dan payudara, serta peningkatan volume
darah ibu. Selama paruh kedua kehamilan, sekitar 1000 g protein diendapkan,
setara dengan 5 sampai 6 g/ hari.
Sebagian besar protein disarankan berasal dari sumber hewani, misalnya
daging, susu, telur, keju, produk ayam, dan ikan, karena protein hewani ini
mengandung asam-asam amino dalam kombinasi optimal. Susu dan produk
susu telah lama dianggap sebagai sumber ideal nutrien, khusunya protein dan
kalsium, untuk wanita hamil atau menyusui.6,7
c. Mineral
Dengan pengecualian besi, hampir semua diet yang memasok kalori dalam
jumlah memadai untuk penambahan berat yang adekuat akan mengandung
cukup mineral untuk mencegah defisiensi jika wanita yang bersangkutan
mengonsumsi makanan beryodium.6
d. Besi
Hemoglobin dan hematokrit akan menurun sedikit selama hamil, sehingga
kekentalan darah secara keseluruhan akan berkurang. Kadar hemoglobin yang
diharapkan pada usia hamil cukup bulan (aterm) adalah 12,5 g% dan pada
kenyataan yang ada ditemukan 6% wanita hamil kadar hemoglobinnya hanya

mencapai kurang dari 11 g%. Pada sebagian besar ibu hamil kadar Hb. < 11
g% terutama pada kehamilan lanjut merupakan keadaan yang abnormal atau
anemia dalam kehamilan. Pada umumya anemia pada kehamilan ini
disebabkan oleh kekurang Fe . Kebutuhan zat besi ( Fe) selama hamil normal
sekitar 1000 mg, dimana 300 mg secara aktif ditrasfer ke janin dan plasenta
sedangkan 200 mg hilang dalam sirkulasi. Peningkatan rata-rata volume sel
darah merah ( erythrocyte ) selama hamil 450 ml., dimana 1 ml sel darah
merah yang normal berisi 1,1 mg zat besi (Fe) sehingga 500 mg kenaikan zat
besi yang dibutuhkan digunakan untuk pembentukan sel darah merah. Dengan
demikian kebutuhan zat besi rata-rata selama hamil normal antara 6 7 mg /
hari. Dalam memenuhi kebutuhan zat besi ini biasanya dipakai preparat besi
dalam bentuk ferous sulfat, gluconat atau fumarat. Untuk ibu hamil dengan
berat badan yang berlebih, kehamilan ganda, yang tidak mengkonsumsi zat
besi sebelumnya sampai dengan kehamilan lanjut memerlukan 60 100 mg /
hari preparat besi tersebut. Akan tetapi bila dalam keadaan anemia diperlukan
sampai 200 mg/hari untuk mengatasi keadaan aneminya. Pada trimester 1
kebutuhan zat besi ini minimal sehingga tidak memerlukan suplemen. Hal ini
justru menguntungkan oleh karena pada trimester 1 sering disertai mual dan
muntah yang akan lebih berat bila ditambah dengan preparat Fe tersebut.6,7,8
e. Kalsium dan Fosfor
Kebutuhan kalsium selama kehamilan 2,5% dari seluruh kalsium dalam
tubuh, yang sebagian besar disimpan dalam tulang dan siap dilepaskan untuk
keperluan pertumbuhan janin. Meskipun beberapa laporan dikemukakan
bahwa kalsium dapat mencegah kejadian preeklamsia akan tetapi sampai saat
ini belum jelas benar bahwa pemberian suplemen kalsium dalam diet ibu
selama hamil akan memperbaiki outcome perinatal. Terakhir dianjurkan
bahwa kebutuhan kalsium dalam diet 1300mg/hari untuk wanita-wanita uisia
18 tahun kebawah dan 1000 mg/ hari untuk kelompok 19-50 tahun. Kadar
kalsium dan magnesium dalam plasma selama hamil menurun oleh karena
menurunnya kadar protein plasma. Kebutuhan fosfor selama hamil sama
dengan kebutuhan ibu yang tidak hamil.6,7,8
f. Zinc
Kekurangan Zn yang berat akan menyebabkan gangguan pertumbuhan dan
hambatan penyembuhan luka. Selain itu kekurangan Zn juga akan
menyebabkan dwarfisme, hipogonadisme, dan juga kelainan pada kulit
(acrodermatitis enteropathica ) dan ini merupakan kelainan bawaan akibat
kekurangan Zn yang berat.Akan tetapi meskipun pada binatang coba
ditemukan terjadinya kelainan bawaan pada susunan syaraf akan tetapi pada

manusia belum pernah terbukti secara meyakinkan. Kadar Zn dalam plasma


kurang lebih hanya 1%dari total Zn dalam tubuh. Dalam plasma Zn terikat
pada beberapa jenis protein dan asam amino. Akhir-akhir ini beberapa
penelitian menyebutkan terjadinya KPP akibat kekurangan Zn dalam tubuh
ibu hamil. Selama hamil intake Zn dianjurkan kurang lebih 15 mg/hari. Ibu
hamil dengan diet cukup Zn akan memberikan janin yang rata-rata lebih besar
dari normal (125 gr) dan mempunyai lingkar kepala yang lebih besar pula ( 4
mm ).6,7,8
g. Yodium
Pemakaian garam dan produk roti beryodium dianjurkan selama kehamilan
untuk mengimbangi peningkatan kebutuhan oleh adanya janin dan hilangnya
yodium ibu melalui ginjal. Meskipun demikian, asupan yodium telah menurun
secara substansial dalam 15 tahun terakhir, dan di sebagian daerah. Defisiensi
yodium berat pada ibu mempermudah bayi mengalami kretinisme epidemik,
yang ditandai oleh defek neurologis berat multipel.6,7,8
h. Magnesium
Defisiensi magnesium akibat kehamilan belum pernah dijumpai. Selama sakit
jangka panjang tanpa asupan magnesium, kadar plasma dapat sedemikian
rendah, seperti yang terjadi jika tidak terdapat kehamilan.6
i. Kalium dan Natrium
Selama hamil hampir tidak pernah terjadi kekurangan kalium dan natrium
kecuali ada hal-hal yang menyebabkan kehilangan yang terlalu berlebihan
bahan-bahan tersebut. Keadaan muntah-muntah pada trimester 1 atau
mengkonsumsi diuretika pada kehamilan akan merupakan keadaan yang
memungkinkan seorang ibu hamil kehilangan kalium dan natrium yang
berlebihan. Saat ini penggunaan diuretika pada preeklamsia atau eklamsia
sudah ditinggalkan kecuali hanya atas indikasi yang kuat misalnya adanya
oedema paru, atau gagal ginjal.6,7
j. Fluoride
Pernah dilaporkan adanya penurunan kejadian karies gigi pada aanak-anak
bila ibunya selama hamil mengkonsumsi 2,2 mg sodium fluoride / hari
dibanding dengan pemberian fluoride kedalam air minum. Akan tetapi
American dental Association belum membenarkan suplementasi fluoride
tersebut selama hamil. Juga selama laktasi pemberian suplemen fluoride tidak
meningkatkan konsentrasinya dalam ASI.6,7,8
6

k. Folic Acid
Di USA, 4000 kehamilan kehamilan berisiko terjadinya kelainan bawaan pada
susunan syaraf (neural tube defect) setiap tahun. Lebih dari 50% bisa dicegah
dengan memberikan suplementasi 0,4 mg / hari asam folat selama periode
perikonsepsional. Dilaporkan bahwa diet dengan 240 g/hari akan berisiko
terjadinya defek susunan syaraf, kelahiran prematur dan berat lahir rendah.6,7,8
l. Vitamin A
American College of Obstetric and Gynecology (1990) tidak menganjurkan
memberikan suplemen vitamin A pada ibu hamil. Vitamin A hanya diberikan
bila dinilai ada tanda-tanda kekurangan selama hamil dan diberikan dalam
bentuk -Caroten yang merupakan bahan dasar vitamin A yang ada pada
buah-buahan dan sayur-sayuran karena sudah jelastidak memberikan efek
samping kelebihan vitamin A. Beberapa laporan pemberian vitamin A yang
berlebihan sampai dengan 15.000 IU atau lebih per hari akan berisiko
terjadinya kecacatan pada bayi karena dilaporkan pemberian derivat vitamin
A Isotretinoin ( Accutane ) mempunyai efek teratogenik.6,7,8
m. Vitamin B12
Konsentrasi vitamin B12 dalam plasma ibu menurun pada kehamilan normal.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan konsentrasi transcobalamin
dan hanya bisa diatasi sebagian dengan suplementasi selama hamil. Vitamin
B12 hanya bisa didapat pada makanan yang berasal dari hewan. Oleh karena
itu pada vegetarian konsentrasi vitamin B12 dalam darahnya sangat rendah
demikian pula dalam ASI ibu yang sedang menyusui. Pemakaian vitamin C
yang berlebihan juga bisa menurunkan konsentrasi dalam darah.6,7,8
n. Vitamin B6
Institute of Medicine, mengemukakan bahwa suplementasi vitamin B6 belum
menunjukkan keuntungannya. Dianjurkan untuk memberikan suplemen
vitamin B6 2 mg/hari pada wanita-wanita dengan risiko tinggi misalnya pada
penyalahgunaan obat, kehamilan ganda serta kehamilan remaja.6,7,8

o. Vitamin C
Kebutuhan vitamin C yang dianjurkan selama hamil 70 mg/hari. Jumlah ini
20% lebih tinggi dari kebutuhan normal. Seringkali pada water soluble
vitamin ditemukan konsentrasi yang menurun pada darah ibu akan tetapi
justru meningkat pada darah umbilikus.6,7,8

2.4

Makanan yang Perlu di Hindari


a) Alkohol
Pada ibu hamil atau pada ibu yang berencana ingin hamil, hal yang
sangat aman untuk hal tersebut dengan tidak mengkonsumsi alkohol.8
Alkohol dapat menyebabkan defek pada janin, retardasi mental dan
kegagalan pertumbuhan karena alkohol dapat menembus sawar
plasenta. Bagi ibu hamil peminum alkohol yang berat dapat
mengakibatkan terjadinya keguguran, dan kematian janin.7,8
b) Kafein
Teh kopi, dan coca-cola (cola) merupakan minuman yang
mengandung kafein. Mengkonsumsi kafein lebih dari 50 mg/hari
(setara dengan 4 cangkir) akan meningkatkan risiko keguguran dan
berat badan bayi lahir rendah. Lebih baik untuk tidak mengkonsumsi
kafein lebih dari :
1 cangkir (250ml) kopi espresso,
3 cangkir kopi instan
4 cangkir teh
4 kaleng coca-cola per hari.7,8

2.5

Kekurangan Nutrisi
Ibu hamil yang underweight ( BMI < 19,8 ) dengan peningkatan berat badan
selama hamil tidak adekuat akan melahirkan bayi dengan berat lahir rendah (<
2500 g ). Sejumlah penelitian tentang konsekuensi jangka panjang pada anakanak yang lahir dari wanita yang kekurangan gizi pernah dilakukan. Ibu hamil
yang mengalami kekurangan gizi pada kehamilan tahap pertengahan atau
lanjut, anak yang dilahirkan lebih ringan, lebih pendek dan lebih kurus, dan
anak-anak yang dilahirkan tersebut akan memperlihatkan insiden toleransi
glukosa yang berkurang, hipertensi, gangguan saluran napas reaktif,
dislipidemia, dan penyakit arteri koronaria.
Ibu hamil yang kurang gizi pada awal kehamilan berkaitan dengan
peningkatan anomali susunan saraf pusat, skizofrenia, dan gangguan
kepribadian spektrum skizofrenia.7

2.6

Kelebihan Nutrisi
ibu hamil yang overweight ( BMI > 26,0 ) dengan peningkatan berat badan
selama hamil berlebihan akan melahirkan bayi dengan berat lahir yang tinggi
melebihi yang seharusnya ( makrosomi ).7

2.7

Petunjuk Umum Untuk Perawatan Nutrisi Maternal7


I.

Prakonsepsi
i. Perkirakan status berat badan, Hb, PCV, makanan dan
parameter gizi yang lain.
ii. Petunjuk dasar untuk diet yang sehat, kegiatan fisik, dan
hindari bahan-bahan yang berbahaya.
iii.
Indentifikasikan faktor risiko untuk tiap individu termasuk
obesitas, anemia dan riwayat kelainan bawaan pada kelahiran
yang lalu.

II.

Selama hamil
i. Perkirakan makanan sehari-hari.
ii. Pemantauan kenaikan berat badan.
iii.
Olahraga seperlunya.
iv.
Hindari bahan-bahan kimia dan obat-obatan berbahaya.
v.
Suplementasi nutrisi, vitamin dan mineral ang diperlukan.
vi.
K.I.E tentang gizi, kenaikan berat badan, dan persiapan laktasi.

III.

Pasca persalinan
i. Petunjuk dan pendampingan dalam hal mengawali dan
pemeliharaan selama laktasi termasuk rekomendasi untuk
kebutuhan gizi selama laktasi.
ii. Hindari
bahan-bahan
kimia
dan
obat-obat
yang
membahayakan.

2.8

Kesimpulan
Nutrisi yang tepat bagi ibu hamil sangat penting untuk di mengerti dan
diaplikasikan. Karena dampak yang ditimbulkan jika salah mengkonsumsi
nutrisi tersebut tidak hanya mempengaruhi kelahiran yang aman dan baik bagi
kehamilan itu sendiri tetapi juga yang lebih penting adalah kualitas dari janin
dan kehidupan selanjutnya.
Penambahan berat badan yang baik berdasarkan IMT harus menjadi perhatian
yang serius bagi tenaga kesehatan, agar dapat mereduksi komplikasi yang
dapat ditimbulkan seperti BBLR. Keguguran retardasi mental maupun
berbagai penyakit yang dapat timbul di kemudian hari bahkan kematian.
Perubahan kebutuhan nutrisi pada ibu hamil harus dibarengi dengn intake
nutrisi yang optimal agar tidak berlebihan maupun kekurangan, sehingga
bayinya dapat bertumbuh dan berkembang secara normal dari aspek fisik,
kecerdasan maupun psikologisnya.

10

DAFTAR PUSTAKA
1. Brown JE, Isaacs JS, Krinke UB, Murtaug MA, Sharbaugh C, Staung J, et al.
Nutrition Through the Life Cycle. 2 ed. Belmont, USA: Thomson Wadsworth;
2005.
2. Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI; 2010.
3. Infant Mortality in Singapore. Statistic Singapore Newletter September 2009
(Internet).2009.Dikutip dari:
http://www.singstat.gov.sg/pubn/papers/people/ssnsep09-pg18-19.pdf.
4. Black RE, Morris SS, Brice J. Where and Why are 10 million children dying
every year? The Lancet. 2003;361 (9376):2226-34.
5. Almatsier S, Soetardjo S, Soekatri M. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama;2011.
6. Abadi A. Ilmu Kedokteran Fetomaternal. Edisi 1. Surabaya: Himpunan
Kedokteran Fetomaternal Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi
Indonesia;2004.h.137-44.
7. Cuningham G, Leveno K, Bloom S, Hauth J, Rouse D, Spong C. Obstetri
Williams. Edisi 23. Vol 1. Jakarta: EGC;2013.h.210-15.
8. Children, Youth and Women Health Service Nutrition Department. Nutrition
for Pregnancy and Breastfeeding. Australia: 2010.p.1-17.

11

Vous aimerez peut-être aussi