Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Modul no : 2
Kolegium Ilmu Orthopaedi
& Traumatologi
Keterkaitan dengan
modul lain
PENATALAKSANAAN
DISLOKASI BAHU
ICOPIM :
8-209
4. REFERENSI
1. SalterR. Textbook of disorder and injuries of the musculoskeletal system. 3 rd ed,
Baltimore: Williams and Wilkins, 1999.
2. Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apleys System of Orthopaedics and Fractures,
8th ed. Great Britain, Arnold. 2001.
3. Canale ST. Campbell's Operative Orthopaedics. 10th ed. Baltimore. Mosby. 2001.
4. Rockwood and Greens Fractures in Adults and in Children.
5. Hoppenfeld S. Surgical Exposure in Orthopaedic the anatomic approach. 2 nd ed.
Philladelphia. Lipincott William and Wilkins. 1994.
5. GAMBARAN UMUM
Sendi bahu merupakan sendi besar yang paling sering mengalami dislokasi , lebih
dari 45% dari keseluruhan dislokasi. Sebagian besar dislokasi sendi bahu adalah jenis
anterior, 8-9 x lebih sering daripada dislokasi sendi bahu posterior. Dislokasi sendi ke
inferior dan superior pada sendi bahu sangat jarang.
Secara garis besar dislokasi bahu dibagi menjadi dislokasi anterior dan dislokasi
posterior. Dislokasi anterior disebabkan oleh gaya eksternal rotasi dan ekstensi pada sendi
bahu yang berlebihan. Sehingga kaput humerus terbawa ke depan dan biasanya
mengavulsi tulang rawan labrum glenoid dan kapsul pada batas anterior kavitas glenoid
(bankart lession). Dislokasi posterior disebabkan jatuh secara langsung pada permukaan
depan bahu dimana bahu dalam posisi adduksi dan rotasi internal.
Terdapat tiga teknik reduksi pada dislokasi bahu yakni teknik Hippocrates, Stimson,
dan Kocher. Indikasi pembedahan adalah fraktur displacement pada tuberositas minor,
fragmen glenoid posterior yang besar, dislokasi yang tidak tereduksi secara tertutup,
dislokasi terbuka, fraktur anteromedial humeral impaction. Pilihan operasi termasuk
reduksi secara terbuka, reveferse Putty Platt prosedur, Boyd Sisk prosedur, humeral dan
glenoid osteotomi, capsulorapy.
Sedangkan komplikasinya antara lain robeknya rotator cuff, cidera nervus axilary
(lesi biasanya neuropraxia, yang dapat sembuh spontan dalam beberapa minggu), cidera
arteri axilary, dan rekuren dislokasi anterior
6. MATERI BAKU DISLOKASI BAHU
Epidemiologi
- Merupakan sendi besar yang paling sering mengalami dislokasi , lebih dari 45% dari
keseluruhan dislokasi.
- Sebagian besar dislokasi sendi bahu adalah jenis anterior, 8-9 x lebih sering daripada
dislokasi sendi bahu posterior.
Anatomi
- Kestabilan sendi bahu tergantung dari kapsul sendi dan otot-otot di sekitar sendi
- Glenoid sangat dangkal bila dibandingkan dengan kaput humerus, sehingga kestabilan
dari tulang sendiri sangat minimal. Karena sebab ini sendi bahu sangat sering mengalami
dislokasi.
Mekanisme cedera
2
Secara garis besar dislokasi bahu dibagi menjadi : dislokasi anterior dan dislokasi
posterior.
Pada dislokasi anterior disebabkan oleh gaya eksternal rotasi dan ekstensi pada sendi
bahu yang berlebihan. Sehingga kaput humerus terbawa ke depan dan biasanya
mengavulsi tulang rawan labrum glenoid dan kapsul pada batas anterior kavitas glenoid
( bankart lession ).
Dislokasi posterior disebabkan jatuh secara langsung pada permukaan depan bahu
dimana bahu dalam posisi adduksi dan rotasi internal.
Gambar 1. Dislokasi bahu anterior, biasanya kapsul robek pada tempat lekatnya ke glenoid,
disebut lesi Bankart. Pada kaput humerus dapat ditemukan kelainan yang disebut lesi Sach
Hill . Kapsul (1), Glenoid labrum (2).
Evaluasi radiologi
- Dislokasi anterior
Kebanyakan dislokasi anterior dapat dilihat secara jelas pada foto roentgen bahu
proyeksi AP. Kaput humerus tergeser pada anterior dan medial, hilangnya kongruitas
glenoid dan kaput humerus.
Bila ragu pada proyeksi AP, dapat ditambah dengan proyeksi axial lateral. Tapi
biasanya pasien terlalu sakit untuk dilakukan proyeksi tersebut, dapat dilakukan
dengan proyeksi apical oblik.
Dislokasi posterior
Dengan proyeksi AP pada bahu sudah dapat terlihat jelas adanya dislokasi, bila ada
keraguan dapat ditambah dengan proyeksi lateral
Penatalaksanaan
Dislokasi anterior
4
Gambar 7. Reduksi pada dislokasi posterior sendi bahu (kiri). Imobilisasi pada dislokasi
bahu posterior ( kanan).
Indikasi pembedahan :
-Fraktur displacement pada tuberositas minor
-Fragmen glenoid posterior yang besar
-Dislokasi yang tidak tereduksi secara tertutup
-Dislokasi terbuka
-Fraktur anteromedial humeral impaction
Pilihan operasi termasuk reduksi secara terbuka, reveferse Putty Platt prosedur, Boyd Sisk
prosedur, humeral dan glenoid osteotomi, capsulorapy.
Prognosis
Secara fungsional pasien dengan dislokasi bahu dapat kembali pada fungsi dasar yang
normal.
Komplikasi
- Robeknya rotator cuff
- Cidera nervus axilary, lesi biasanya neuropraxia, yang dapat sembuh spontan dalam
beberapa minggu.
- Cidera arteri axilary
- Rekuren dislokasi anterior
7. ALGORITMA DIAGNOSA DAN LANGKAH PENGOBATAN
Algoritma
Dislokasi bahu
Akut
Neglected
Reduksi
tertutup
Rujuk spesialis
Orthopaedi
dan
Traumatologi
Tidak
berhasil
Reduksi
terbuka
Kepustakaan
1. SalterR. Textbook of disorder and injuries of the musculoskeletal system. 3 rd ed,
Baltimore: Williams and Wilkins, 1999.
2. Solomon L, Warwick D, Nayagam S. Apleys System of Orthopaedics and Fractures,
8th ed. Great Britain, Arnold. 2001
3. Canale ST. Campbell's Operative Orthopaedics. 10th ed. Baltimore. Mosby. 2001
4. Rockwood and Greens Fractures in Adults and in Children.
5. Hoppenfeld S. Surgical Exposure in Orthopaedic the anatomic approach. 2 nd ed.
Philladelphia. Lipincott William and Wilkins. 1994
8. RANGKUMAN
Bahu Merupakan sendi besar yang paling sering mengalami dislokasi , lebih dari 45%
dari keseluruhan dislokasi. Sebagian besar dislokasi sendi bahu adalah jenis anterior, 8-9
x lebih sering daripada dislokasi sendi bahu posterior.
Kestabilan sendi bahu tergantung dari kapsul sendi dan otot-otot di sekitar sendi.
Glenoid sangat dangkal bila dibandingkan dengan kaput humerus, sehingga kestabilan
dari tulang sendiri sangat minimal. Karena sebab ini sendi bahu sangat sering mengalami
dislokasi.
Secara garis besar dislokasi bahu dibagi menjadi : dislokasi anterior dan dislokasi
posterior. Pada dislokasi anterior disebabkan oleh gaya eksternal rotasi dan ekstensi pada
sendi bahu yang berlebihan. Sehingga kaput humerus terbawa ke depan dan biasanya
mengavulsi tulang rawan labrum glenoid dan kapsul pada batas anterior kavitas glenoid
(bankart lession). Dislokasi posterior disebabkan jatuh secara langsung pada permukaan
depan bahu dimana bahu dalam posisi adduksi dan rotasi internal. Dislokasi anterior
harus direduksi secepatnya. Reduksi tertutup dilakukan setelah pemeriksaan klinis,
evaluasi radiologi dan pemberian analgesia atau sedasi yang cukup. Ada beberapa
metode reduksi secara tertutup: Hipocrates, Stimson, dan Kocher.
Setelah reduksi maka harus dilakukan pemeriksaan x-ray untuk konfirmasi.
Setelah itu lengan disokong dengan arm sling, dan di bebat dengan bandage ke dada
supaya posisi lengan dalam internal rotasi adduksi selama 3 minggu. Pada orang tua
risiko untuk redislokasi kecil, namun risiko kekakuan sendi lebih besar, maka
penggunaan armsling dalam baju selam 1-2 minggu sudah cukup.
Indikasi pembedahan antara lain: Fraktur displacement pada tuberositas minor,
Fragmen glenoid posterior yang besar, Dislokasi yang tidak tereduksi secara tertutup,
Dislokasi terbuka, dan Fraktur anteromedial humeral impaction. Pilihan operasi termasuk
reduksi secara terbuka, reveferse Putty Platt prosedur, Boyd Sisk prosedur, humeral dan
glenoid osteotomi, capsulorapy. Secara fungsional pasien dengan dislokasi bahu dapat
kembali pada fungsi dasar yang normal.
Komplikasi yang dapat terjadi antara lain: Robeknya rotator cuff, Cidera nervus
axilary, lesi biasanya neuropraxia, yang dapat sembuh spontan dalam beberapa minggu,
Cidera arteri axilary dan Rekuren dislokasi anterior.