Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ABSTRAK
Semakin ketatnya dunia bisnis serta lingkungan yang berkembang secara cepat
mengharuskan suatu organisasi perusahaan harus mampu merespon adanya perubahan.
Jika perusahaan tidak mau atau tidak bisa merespon perubahan tersebut maka akan
mengalami kegagalan yang sangat besar. P.G. LESTARI sebagai salah satu pabrik yang
berada di bawah naungan P.T.P Nusantara XI harus juga merespon tuntutan lingkungan
bisnis. Salah satu faktor yang menentukan proses produksi gula adalah tersedianya
mesin dengan performansi yang baik.
Tujuan penelitian ini adalah mengukur produktivitas mesin dengan pendekatan
Total Productivity Maintenance (TPM) yang selanjutnya akan digunakan untuk
penyusunan penjadwalan perawatan yang lebih baik lagi.
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan pada umumnya
efektifitas mesin/peralatan di stasiun masakan dan putaran belum mencapai kondisi
ideal atau dibawah 85%. Hal ini dilihat dari hasil identifikasi the six big lossess yaitu
availability , performance dan quality yang belum memenuhi target. Perbaikan
penjadwalan perawatan harus bisa memberikan availability mesin yang tinggi dan juga
memberikan performance dan hasil produk yang berkualitas.
Kata kunci : Total Productivity Maintenance, overall effectiveness equipment
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin berkembang sekarang ini,
memacu pula perkembangan teknologi pengolahan gula dan juga permesinan yang
digunakan. Untuk memperoleh hasil produksi gula yang memenuhi standard produksi
dan dapat memenuhi target produksi yang maksimal, maka dibutuhkan adanya kerja
sama seluruh staf dan karyawan pabrik gula. Faktor pendukung lainnya adalah mutu
tebu yang akan digiling, serta adanya dukungan mesin dan peralatan yang mempunyai
unjuk kerja yang maksimal. Untuk itu diperlukan perawatan, perbaikan serta pergantian
suku cadang yang telah aus secara periodik.
Perawatan yang dilakukan pada mesin seharusnya tidak hanya dilakukan oleh
bagian perawatan (Maintenance). Tetapi diharapkan semua orang yang berkaitan
dengan proses produksi seperti operator, mandor maupun tenaga yang lainnya mampu
melakukan perawatan dan perbaikan pada mesin yang ada. PG. Lestari sendiri telah
melakukan metode perawatan yang telah terjadwal pada saat di luar jadwal operasi.
Perawatan tersebut merupakan perawatan secara total yang dilakukan oleh bagian
perawatan sendiri.
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisa terhadap perawatan mesin dengan
metode Total Productivity Maintenance. Total Productivity Maintenance (TPM) adalah
pendekatan yang dipergunakan sebagai usaha untuk memaksimalkan keefektivan dari
fasilitas yang dipergunakan dalam menjalankan bisnisnya. TPM tidak hanya mengenani
perawatan (Maintenance) tapi menyangkut semua aspek dari operasi dan instalasi dari
fasilitas tersebut dan TPM sangat mempengaruhi motivasi orang-orang yang bekerja
dalam suatu perusahaan. Hasil dari pengukuran produktivitas mesin selanjutnya akan
dipergunakan untuk menyusun jadwal perawatan yang lebih baik.
TINJAUAN PUSTAKA
Total Productivity Maintenance (TPM)
Total Productivity Maintenance (TPM) adalah pendekatan yang dipergunakan
sebagai usaha untuk memaksimalkan keefektivan dari fasilitas yang dipergunakan
dalam menjalankan bisnisnya. TPM tidak hanya mengenani perawatan (Maintenance)
tapi menyangkut semua aspek operasi dan instalasi dari fasilitas tersebut dan TPM
sangat mempengaruhi motivasi orang-orang yang bekerja dalam suatu perusahaan.
TPM memiliki tiga komponen, yaitu :
1. Pendekatan Total (Total Approach)
Filosofi dari TPM sesuai dengan semua aspek yang terkait dengan fasilitas
yang dipergunakan dalam area operasi dan orang yang mengoperasikan,
menset-up dan merawat fasilitas.
2. Aksi yang Produktif (Productive Action)
Pendekatan yang pro-aktif pada setiap kondisi dan operasi fasilitas, bertujuan
untuk meningkatkan kekonstanan produktifitas dan performansi bisnis secara
keseluruhan.
3. Perawatan (Maintenance)
Metodologi yang sangat praktis untuk melakukan perawatan dan peningkatan
keefektifitasan dari fasilitas dan integrasi dari semua operasi produksi.
Menyediakan
sistem
perawatan
fasilitas
Memperbaiki,
merawat fasilitas
yg ada
Mendeteksi dan
menghapus
kesalahan
masalah
Membeli dan
memasang fasilitas
baru
Menyusun,mengawasi
ke efektifan proses
Mendeteksi
dan
menghapus
kesalahan
inheren
Menyusun
dan merawat
kebersihan,
kerapian
tempat kerja
TPM adalah total quality yang bertujuan untuk meningkatkan kondisi dan
performance dari fasilitas yang digunakan untuk melakukan proses operasi. Melalui
team TPM, hubungan komunikasi yang baik dan efektif dibangun dan orang-orang di
semua level dalam perusahaan diberi kesempatan untuk mengemukakan pandangan dan
idenya.
Dalam TPM terdapat Six Big Loses yang spesifikasinya adalah sebagai berikut :
1. Availability
Breakdown losses karena kelelahan dan perbaikan
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-33-2
Set-up and adjustment losses tinggi ketika ada perubahan dari satu produk ke
produk yang lainnya, atau dari satu batch ke batch yang lainnya.
2. Performance
Idling and minor stoppage losses tinggi karena aktivitas berjalan, kesalahan
sensor, dan lain-lain dan juga aktivitas menunggu kedatangan atau
pengangkutan material atau part.
Speed losses, mesin tidak beroperasi maksimum karena ada sejumlah fault.
3. Quality
Scrap and re-work losses meningkat dari problem kapasitas proses, problem
material, dan lain-lain
Start-up losses terjadi ketika proses menghabiskan banyak waktu
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang dikumpulkan adalah data auditasi perusahaan untuk stasiun kerja
yang ada dan auditasi terhadap mesin. Auditasi stasiun kerja maupun mesin didapatkan
dari penyebaran kuesioner. Hasil untuk auditasi perusahaan pada Gambar 2.
AUDITASI PERUSAHAAN
ni l a i
a u d i t a si
250
200
150
100
50
0
214
gilingan
170 164
pemurnian
ket el
penguapan
st asiun
masakan
st a si u n
put aran
Dari gambar diatas menunjukkan bahwa performansi yang terbaik pada stasiun
penguapan sedangkan yang terburuk stasiun putaran. Kemudian penelitian difokuskan
pada stasiun kerja yang memiliki performansi terburuk, yaitu stasiun putaran dan stasiun
masakan. Hasil auditasi mesin pada stasiun masakan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Auditasi Pan
No
Kriteria
Pan 1
Pan 2
Pan 3
Pan 4
Pan 5
Pan 6
Pan 7
Struktur Mesin
31
32
31
30
35
33
36
Komponen Mesin
36
39
34
34
40
30
35
22
24
20
21
24
21
24
Sistem
Hydraulic/Pneumatic dan
Sistem Pengairan yang
Lain
44
37
46
45
45
44
46
Kontrol Listrik
43
52
50
55
57
52
53
176
184
180
185
201
180
194
Total
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-33-3
Dari Tabel 1 didapatkan hasil bahwa pan yang memiliki nilai tertinggi adalah
pan 5 sedangkan yang terburuk adalah pan 1. Sedangkan untuk stasiun putaran yang
terbaik adalah palung 1-4 dan putaran A.
Tabel 2 Hasil Six Big Losess Pan 2
PAN 2
tanggal
20/06/2007
21/06/2007
22/06/2007
23/06/2007
operator
mulai
bekerja
6,00
6,00
6,00
6,00
availability
berhenti
bekerja
6,00
6,00
6,00
6,00
total
24
24
24
24
self
breakdown
0,00
0,00
0,00
0,00
breakdown
6,85
12,30
7,20
6,50
pembersihan
0,90
0,90
0,90
0,90
setup
0,30
0,30
0,30
0,30
performance
jumlah
produk
600
650
650
700
quality
rework
1,00
1,15
2,00
2,30
Quantity Pr oduced
x100
TimeRunXCapacity
Pr oduced fecs Re Pr ocessed
% Quality =
x100
Pr oduced
Keterangan :
1.Loading time adalah waktu kerja mesin selama waktu tertentu.
2.Breakdown adalah kerusakan mesin karena kesalahan stasiun lain maupun
kesalahan dari stasiun itu sendiri (yang dihitung availabilitynya).
3.Set-up adalah waktu yang dibutuhkan pertama kali untuk menjalankan mesin
seteleh mesin berhenti.
4.Amount/Quantity produced adalah jumlah produk yang dihasilkan selama waktu
tertentu.
5.Capasity adalah kemampuan mesin berproduksi secara normal.
6.Amount defect adalah jumlah produk yang cacat.
7.Amount re-processed adalah jumlah produk yang harus mengalami proses ulang.
Performance=
PAN 1
Tidak
digunakan
Tidak
digunakan
Tidak
digunakan
PAN 2
41.58%
PAN 3
77.71%
PAN 4
51.04%
PAN 5
82.5%
PAN 6
91.70%
PAN 7
70.11%
61.53%
44.86%
42%
60%
78.87%
58.7%
94.62%
93.44%
94.85%
99.94%
93.20%
94.97%
Dari perhitungan The Six Big Losses di atas kita dapatkan nilai-nilai yang akan
digunakan pada perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE), yang terdiri dari
Availability, Performance dan Quality. OEE dapat diketahui dengan perhitungan :
Contoh untuk Pan 2 pada Stasiun Masakan
OEE % Availability % Performance %Quality
= 41,58% x 61,53% x 94,62%
= 24,2%
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-33-4
Mesin
Pan 2
Pan 3
Pan 4
Pan 5
Pan 6
Pan 7
Palung 2
Palung 3
Palung 4
Palung 5
Palung 6
Palung 8
Kriteria OEE
Availability Performance
41.58%
61.53%
77.71%
44.86%
51.04%
42%
82.5%
60%
91.70%
78.87%
70.11%
58.7%
61.70%
61.53%
51.57%
54%
64.19%
46.63%
93.64%
70%
65.04%
78.87%
70.11%
58.7%
Quality
94.62 %
93.44%
94.85%
99.94%
93.20%
94.97%
95.03%
93.26%
95.35%
99.59%
93.20%
94.97%
OEE
24.2%
32.57%
20.33%
49.47%
67.40%
39.08%
36.07%
25.97%
28.54%
65.28%
47.81%
39.08%
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-33-5
Saran
Perawatan yang dilakukan pada mesin seharusnya tidak hanya dilakukan oleh
departemen perawatan (Maintenance). Namun, diharapkan semua orang yang berkaitan
dengan proses produksi seperti operator, mandor maupun tenaga yang lainnya mampu
melakukan perawatan dan perbaikan secara sederhana pada mesin .
REFERENSI
Corder, A.S. 1992. Teknik Manajemen Pemeliharaan. Jakarta : Erlangga.
Davis, R.K. . 1995. Productivity Improvement Through TPM : The Philosophy and
Application of Total Productive Maintenance, New York : Prentice Hall.
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-33-6
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-33-7
ISBN : 978-979-99735-4-2
A-33-8