Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal
(37 minggu) dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik.
Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,
terutama diantara bayi dengan badan 1500 gr atau kurang saat lahir, sehingga
keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas neonatus
dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek (Nelson 1988 dan Sacharin
1996)
Sebagian besar bayi lahir prematur tumbuh dengan kesehatan yang baik dan
fungsi reproduksi yang normal. Namun, para peneliti menemukan terjadinya
peningkatan risiko dibandingkan dengan bayi prematur yang lahir mulai 1967-1988.
Ditemukan juga bahwa kondisi terbanyak yang dialami bayi prematur adalah masalah
lambung, cacat, gangguan mental, dan terlambatnya usia sekolah.
Masalah Kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan keperawatan,
dimana pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih
membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan /serta pemeriksaan Laboratorium yang
bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang
meliputi peran perawat sebagai advokad, fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan
keperawatan kepada klien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi dan memberikan asuhan keperawatan pada bayi prematur
2. Tujuan Khusus
a) Mereview anatomi dan fisiologi pada bayi premature
b) Menjelaskan pengertian bayi premature
c) Menjelaskan etiologi bayi premature
d) Menjelaskan patofisiologi bayi premature
e) Menjelaskan penatalaksanaan bayi premature
f) Mengidentifikasi asuhan keperawatan bayi premature
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Anatomi dan fisiologi
1. Vital Statistik
a) Berat badan bayi baru lahir tergantung dari factor nutrisi, genetic dan
factor intrauterine selama kehamilan. Pengelompokan berat badan bayi
baru lahir membantu dalam mengidebtifikasi risiko terhadap neonatus
karena berat badanyang kecil kemungkinan memiliki masa gestasi
yang kecil. Bayi matur memiliki berat badan kira kira 3,4 kg pada
perempuan dan 3,5kg pada laki laki. Batas berat badan terendah bagi
bayi matur adalah 2,5 kg. bayi dengan berat badan lahir sekitar 4,7 kg
harus dicurigai terhadap adanya diabetes mellitus pada ibunya. Sekitsr
75 % - 95 % berat badan bayi merupakan cairan tubuhnya. Bayi akan
kehilangan cairan sekitar 5 % - 10 % pada beberapa hari pertama
setelah kelahiran. Setelah mengalami kehilangan cairan yang inisial,
maka bayi akan mengalami berat badan yang stabildalam waktu 10
hari. Kemudian akan bertambah sebanyak 6 8 ons/ minggu pada 6
bln pertama kelahiran.
b) Panjang badan bayi baru lahir kira kira 53 cm pada perempuan dan
pada bayi laki laki memiliki panjang badan 54 cm.
c) Lingkar kepala baru lahir adalah 34 35 cm. Bayi baru lahir dengan
lingkar kepala lebih dari 37 cm atau kurang dari 33 cm harus
diidentifikasi mengenai adanya kelainan neurology. Pengukuran
lingkar kepala menggunakan pita ukur yang dilakukan pada tengah
tengah dahi sehingga kepala belakang dapat terukur.
d) Lingkar dad pada bayi baru lahir adalah 2 cm kurang dari lingkar
kepala. Pengukuran dilakukan tepat diatas nipple, yakni tonjolan
berpigmen pada permukaan anterior kelenjar mamae. Dikelilingi oleh
areola, tempat keluarnya air susu dari payudara.
2. Tanda Vital
a. Temperature
Suhu tubuh bayi baru lahir adalah 37,2 C, suhu tubuh ini dapat
menurun dengan cepat karena kehilangan panas. Kehilangan panas
pada bayi baru lahir melalui 4 cara, yaitu :
1) Konfeksi
Adalah kehilangan panas dari permukaan tubuh menuju udara
sekitar yang lebih dingin.
2) Konduksi
Adalah transfer panas pada obyek/ benda yang lebih dingin
tanpa kontak denagn tubuh bayi.
3) Radiasi
Adalah transfer panas pada obyek yang lebih dingin tanpa
kontak dengan tubuh bayi.
4) Evaporasi
Adalah kehilangan panas karena ada penguapan.
b. Nadi
Tekanan nadi fetus yang masih dalam kandungan adalah 120 160
bpm. Segera setelah lahir, dimana bayi akan berjuang untuk bernafas,
maka denyut jantung menjadi cepat sekitar 180 bpm. Beberapa jam
setelah lahir, denyut jantung akan stabil sekitar 120 140 bpm. Denyut
jantung pada bayi baru lahir biasanya irregular karena kardiolegulator
di medulla belum matang.Murmur biasanya terjadi akibat penutupan
inkomplit pada sirkulasi. Pada saat menangis, denyut jantung menjadi
180 bpm dan pada saat tidur 90 110 bpm.
c. Pernafasan
Pernafasan pada bayi baru lahir adalah 80X/ mnt, setelah beberapa
menit kehidupan. Setelah aktivitas pernafasan dipertahankan, maka
menjadi stabil sekitar 30 60X/ mnt dalam keadaan istirahat.
Kedalaman ritme masih irreguler dan terjadi apnea yang singkat tanpa
sianosi yang disebut pernafasan periodik dan merupakan keadaan
normal. Reflek batuk dan bersin pada bayi baru lahir dilakukan untuk
membersihkan saluran nafas.
d. Tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir adalah 80/ 46 mmHg. Setelah 10 hari
akan meningkat ketika bayi menangis.
B. Definisi Penyakit
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama
dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. (Donna L Wong 2004)
Bayi premature adalah bayi yang lahir sebelu minggu ke 37, dihitung dari
mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan
memendek. (Nelson. 1998 dan Sacharin, 1996)
Bayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. Berasarkan
kesepakatan WHO, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi 3, yaitu :
1) Kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 37 minggu.
2) Sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 34
minggu.
3) Amat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari 28
minggu.
(Martono, Hari. 2007)
Prematoritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan,
terutama diantara bayi dengan berat 1500 gr atau kurang saat lahir. Keduanya
berkaitan dengan terjadinya peningkatan morbilitas dan mortalitas neonatus.
C. Etiologi
Penyebab terjadinya kelahiran prematur biasanya tidak diketahui. 15% dari
kelahiran prematur ditemukan pada kehamilan ganda (di dalam rahim terdapat lebih
dari 1 janin). Di negeri maju angka kejadian kelahiran bayi prematur ialah sekitar 6%
- 7%, sedangkan di negeri yang sedang berkembang angka kematian ini kurang lebih
3X lipat.
1. Faktor Maternal
Toksenia, hipertensi, malnutrisi / penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus
kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak
4
Malformasi Uterus
Kehamilan ganda
KPD
Pre eklamsia
Kelainan Rh
b) Penyakit
Diabetes Maternal
Hipertensi Kronik
UTI
c) Sosial Ekonomi
Mal nutrisi
Kehamilan remaja
Ras
Belum menikah
b) Resiko Medis
Anomali uterus
Nutrisi buruk
Stres
Iritabilitas uterus
Defisiensi progesteron
Infeksi
(Bobak, Ed 4. 2005)
E. Klasifikasi Premature
1. Persalinan prematur murni sesuai dengan definisi WHO
BATASAN KRITERIA
Sangat
premature
KETERANGAN
BB bayi 1000-1500
g
Dampak sisanya
menonjol,terutama pada IQ
nerologis dan pertumbuhan
fisiologis
Prematur
Sedang
BB bayi 1501-2000
g
Premuatur
borderline
berat
Perhatikan kemungkinan :
2499 g
Lingkaran kepala 33
Ganguan napas
Daya isap lemah
cm
Lingkaran dada 30
cm
Panjang badan
sekitar 45cm
Pengolongan
Golongan 1
Criteria
Dapat terjadi prematur
Keterangan
Kejadian persalinan prematur
proses rekuren
solusio plasenta
plasenta previa
hidramnion
/oligohidromnion
Golongan 2
kehamilan ganda
diupayakan untuk
dikendalikan
sendiri
hamil usia muda ,tua
dikendalikan sekalipun
Golongan 3
Permasalahan yang
dihadapi golongan 3,
dikendalikan sehinga
diturunkan :
1) KEBIASAAN :
Merokok ketagin
dikendalikan:
obat
Kebiasaan kerja
Kemampuan
pengendalian faktor
dan istirahat
ditengah masyarakat
2) Keadaan social
,merupakan program
obstetr social
ekonomi yang
menyebabkan
Keberhasilannya akan
dapat dirasakan
rendah
masyarakan dan
mempunyai nilai
untuk meningkatkan
kemampuan
memberikan
pelayanan bermutu
dan menyeluruh ,
sebagai stategi sosial.
F. Patofisiologi
Penyebab terjadinya kelahiran bayi prmatur belum diketahui secara jelas. Data
statistik menunjukkan bahwa bayi lahir prematur terjadi pada ibu yang memiliki
sosial ekonomi rendah. Kejadian ini dengan kurangnya perawatan pada ibu hamil
karena tidak melakukan antenatal care selama kehamilan. Asupan nutrisi yang tidak
adekuat selama kehamilan, infeksi pada uterus dan komplikasi obstetrik yang lain
merupakan pencetus kelahiran bayi prematur. Ibu hamil dengan usia yamg masih
muda, mempunyai kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol juga menyebabkan
9
10
H. Pemeriksaan penunjang
1. Pemantauan glukosa darah terhadap hipoglikemia
Nilai normal glukosa serum : 45 mg/dl
2. Pemantauan gas darah arteri
Normal untuk analisa gas darah apabila kadar PaO2 50 70 mmHg dan kadar
PaCO2 35 45 mmHg dan saturasi oksigen harus 92 94 %.
3. Kimia darah sesuai kebutuhan
Hb (Hemoglobin)
Hb darah lengkap bayi 1 3 hari adalah 14,5 22,5 gr/dl
Ht (Hematokrit)
Ht normal berkisar 45% - 53%
LED darah lengkap untuk anak anak
Menurut :
Westerfreen : 0 10 mm/jam
Wintrobe : 0 13 mm/jam
Leukosit (SDP)
Normalnya 10.000/ mm. pada bayi preterm jumlah SDP bervariasi
dari 6.000 225.000/ mm.
Trombosit
Rentang normalnya antara 60.000 100.000/ mm.
Kadar serum / plasma pada bayi premature (1 minggu)
Adalah 14 27 mEq/ L
Jumlah eritrosit (SDM) darah lengkap bayi (1 3 hari)
Adalah 4,0 6,6 juta/mm.
MCHC darah lengkap : 30% - 36% Hb/ sel atau gr Hb/ dl SDM
MCH darah lengkap : 31 37 pg/ sel
MCV darah lengkap : 95 121 m
Ph darah lengkap arterial prematur (48 jam) : 7,35 7,5
4. Pemeriksaan sinar sesuai kebutuhan
5. Penyimpangan darah tali pusat
11
I. Penatalaksanaan medis
1. Perawatan di Rumah Sakit
Mengingat belum sempurnanya kerja alat alat tubuh yang perlu untuk
pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan
hidup di luar uterus maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan,
pemberian makanan dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi
sertamencegah kekurangan vitamin dan zat besi.
a. Pengaturan suhu
Bayi prematur mudah dan cepat sekali menderita hipotermia bila
berada di lingkungan yang dingin. Kehilangan panas disebabkan oleh
permukaan tubuh bai yang relative lebih luas bila dibandingkan dengan
berat badan, kurangnya jaringan lemak di bawah kulit dan kekurangan
lemak coklat (brown flat). Untuk mencegah hipotermia perlu
diusahakan lingkunagn yang cukup hangat untuk bayi dan dalam
keadaan istirahat konsumsi okigen paling sedikit, sehingga suhu tubuh
bayi tetap normal. Bila bayi di rawat di dalam incubator maka suhu
untuk bayi dengan berat badan kurang dari 2 kg adalah 35 C dan
untuk bayi dengan berat badan 2 2,5 kg adalah 34 C agar ia dapta
mempertahankan suhu tubuh sekitar 37 C. Kelembapan incubator
berkisar antara 50% - 60%. Kelembapan yang lebih tinggi diperlukan
pada bayi dengan sindroma gangguan pernafasan. Suhu incubator
dapat diturunkan 1C perminggu untuk bayi dengan berat badan 2 kg
dan secara berangsur angsur ia dapat di letakkan di dalam tempat
tidur bayi dengan suhu lingkungan 27C - 29C. Bila incubator tidak
ada, pemanasan dapat dilakukan dengan membungkus bayi dan
meletakkan botol botol hangat disekitarnya atau dengan memasang
lampu petromaks di dekat tempat tidur bayi. Cara lain untuk
mempertahankan suhu tubuh bayi sekitar 36C - 37C adalah dengan
memakai alat perspexheat shield yang diselimutkan pada bayi dalam
incubator. Alat ini digunakan untuk menghilangkan panas karena
radiasi. Akhir akhir ini telah mulai digunakan incubator yang
dilengkapi dengan alat temperature sensor (thermistor probe). Alat ini
ditempelkan di kulit bayi. Suhu incubator dikontrol oleh alat
servomechanism. Dengan cara ini suhu kulit bayi dapat dipertahankan
pada derajat yang telah ditetapkan sebelumnya. Alat ini sangat
bermanfaat untuk bayi dengan lahir yang rendah.
Bayi dalam incubator hanya dipakaikan popok. Hal ini mungkin untuk
pengawasan mengenai keadaan umum, perubahan tingkah laku, warna
12
e. Minum cukup
Salah satu masalah yang dihadapi bayi prematur adalah suhu tubuh
yang belum stabil. Oleh karena itu, orang tua harus mengusahakan
supaya lingkungan sekitarnya tidak memicu kenaikan atau penurunan
suhu tubuh bayi. Bisa dilakukan dengan menempati kamar yang tidak
terlalu panas ataupun dingin.
c) Pastikan semuanya bersih
Bayi prematur lebih rentan terserang penyakit dan infeksi. Karenanya
orang tua harus berhati hati menjaga keadaan si kecil supaya tetap
bersih sekaligus meminimalisir kemungkinan terserang infeksi. Maka
sebaiknya cuci tangan sebelum memberikan susu, memperhatikan
kebersihan kamar.
d) BAB dan BAK
BAB dan BAK bayi prematur masih terhitung wajar kalau setelah
disusui lalu dikeluarkan dalam bentuk pipis atau pup. Menjadi tidak
wajar apabila tanpa diberi susu pun bayi terus BAB dan BAK. Untuk
kasus seperti ini tak ada jalan lain kecuali segera membawanya ke
dokter.
e) Berikan stimulus yang sesuai
Bisa dilakukan dengan mengajak berbicara, membelai, memijat,
mengajak bermain, menimang, menggendong, menunjukkan perbedaan
warna gelap dan terang, gambar gambar dan mainan berwarna cerah.
16
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
By. N lahir premature usia 4 hari dengan BB : 2000 gr, PB : 46 cm. Bayi lemah, tidak aktif,
reflek mengisap bayi masih lemah, terkadang muntah. Dari pemeriksaan didapatkan hasil
TTV TD : 90/60 mmHg, S : 36 C, RR : 38x/mnt, HR : 140x/mnt, tubuh berwarna kuning,
kulit teraba dingin, muka pucat, tali pusat tampak masih basah dan belum mendapatkan
imunisasi.
A. DATA FOKUS
DS
DO
muntah
TD : 90/60 mmHg
S : 36 C
RR : 38x/mnt
HR : 140x/mnt
muka pucat
B. ANALISIS DATA
SIMPTOM
DS :
ETIOLOGI
Immaturitas, transisi
lingkungan
DO :
PROBLEM
Risiko hipotermia
TD : 90/60 mmHg
S : 36 C
RR : 38x/mnt
HR : 140x/mnt
muka pucat
DS :
prematuritas
pola pemberian
makan bayi
DO :
reflek
mengisap
bayi
masih lemah
muntah
BB : 2000 gr
DS :
Kerentanan bayi /
Risiko infeksi
immaturitas, bahaya
lingkungan, luka terbuka
DO :
(tali pusat)
basah
belum
mendapatkan
imunisasi.
Usia
hari
lahir
premature
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko hipotermia b.d Immaturitas, transisi lingkungan ditandai dengan :
DS :
DO :
TD : 90/60 mmHg
S : 36 C
RR : 38x/mnt
HR : 140x/mnt
muka pucat
DO :
muntah
BB : 2000 gr
DO :
D. PRIORITAS DIAGNOSA
1. Risiko hipotermia b.d Immaturitas, transisi lingkungan
2. Ketidakefektifan pola pemberian makan bayi b.d Letargi sekunder akibat
prematuritas
3. Risiko infeksi b.d Kerentanan bayi / immaturitas, bahaya lingkungan, luka
terbuka (tali pusat)
19
E. INTERVENSI
Tgl
4 Nov 13
No
NOC
NIC
Setelah dilakukan
1. Tempatkan bayi di
DX
I
tindakan
bawah pemanas /
keperawatan
inkubator.
2. Pertahankan suhu
Hipotermia tidak
ruang perawatan.
RASIONAL
1. Agar suhu tubuh
bayi tetap stabil.
2. Agar lingkungan
tidak
terjadi dengan
mempengaruhi
kriteria hasil :
kondisi klien.
Mempertahan
3. Kaji suhu
3. Untuk memantau
kan suhu
rectal/axilla setiap
lingkungan
tetap normal.
Bayi tidak kedinginan.
lakukan tindakan.
4. Kaji status infant
yang menunjukkan
stress dingin.
4. Untuk mengetahui
sedini mungkin
bila ada
riwayat/keadaan
yang stress
terhadap dingin.
5. Hindarkan
meletakkan bayi
dekat dengan
sumber dingin/
daerah terbuka.
4 Nov 13
II
Setelah dilakukan
tindakan
diketahui secara
keperawatan
nutrisi.
2. Diskusikan dengan
pemberian
orangtua mengenai
bayi
pemberian ASI.
20
& kebutuhan
nutrisi bayi.
2. Keterlibatan
efektif
dengan
3. Berikan intervensi
orangtua sangat
kriteria hasil :
spesifik untuk
diperlukan secara
Bayi
meningkatkan
aktif.
menerima
pemberian makan
nutrisi dengan
adekuat.
efektif
/ minum dapat
Reflek
4. Tingkatkan
3. Agar kemampuan
dilakukan per
mengisap bayi
pemberian makan
oral.
terus
meningkat
penurunan
kemampuan bayi
sehingga dapat
pemberian makan
di berikan per
enteral sejalan
oral
dengan makin
4. Meningkatkan
efektifnya bayi
makan /minum
melalui mulut
4 Nov 13
III
Setelah dilakukan
1. Berikan
1. Agar bayi
tindakan
lingkungan yang
terhindar dari
keperawatan
melindungi klien
risiko terjadinya
infeksi.
cuci tangan
Infeksi dapat di
cegah
dengan
sebelum
kriteria hasil :
Luka
menyentuh
tali
klien.
Ikuti protap
pusat
kering
isolasi pada
Tidak ada
bayi.
lakukan/terapk
tandatanda
an teknik steril
infeksi
saat
melakukan
tindakan pada
bayi.
21
2. Kaji perubahan
2. Untuk mengetahui
setiap perubahan
tanda/gejala klinis
yang terjadi.
yang timbul
3. Monitor hasil
3. Untuk mengetahui
pemeriksaan
apabila terjadi
laboratorium
infeksi secara
dini.
4. Monitor tanda-
tanda terjadi
gejala terjadinya
infeksi dapat
segera diketahui.
F. IMPLEMENTASI
Tgl
4 Nov 13
No
Dx
I
IMPLEMENTASI
RESPON
DS :
DO :
Klien tetap
hangat, suhu
: 36,5oC
Akral hangat.
II
DS :
DO :
ASI
TTD
diberikan per
oral
Reflek
menghisap
mulai kuat.
III
DS :
DO :
Tubuh klien
terlihat
kuning.
pembe-rian fototerapi.
Menimbang Berat Badan
Mengobservasi keadaan umum
& suhu klien setiap 3 jam.
Mengukur TTV
Suhu= 37oC,
HR= 144x/
mn
RR= 40
x/mnt.
Leukosit=
6600/mm3.
G. EVALUASI
Tgl
6 Nov 13
No
EVALUASI
Dx
I
S:
O:
Akral hangat.
A:
23
TTD
P:
6 Nov 13
II
S:
O:
A:
P:
7 Nov 13
III
S:
O:
Leukosit= 6600/mm3.
A:
P:
DAFTAR PUSTAKA
Dongoes, M. E. 2001. Rencana Maternal Bayi Edisi 2. Jakarta : EGC
Dorlan, W. A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran. Jakarta : EGC
http://asuhankeperawatanpadabayibarulah.blogspot.com/ pada 12-10-2013
http://sichesse.blogspot.com/2012/04/makalah-bayi-prematur.html pada 16-11-13
Markum, A.H.1991. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Bagian Ilmu Kesehatan Anak : FKUI
Supartini, Y .2004. Buku Ajar Konsep Dasar keperawatan Anak. Jakarta : ECG
24
25