Vous êtes sur la page 1sur 2

Antibiotik dan Antiseptik pada Infeksi Saluran kemih

Antiseptik adalah antimikroba yang bekerja pada permukaan dalam epitel traktus urinarius.
Infeksi saluran kemih sebagian besar diakibatkan oleh bakteri gram negative terutama
Escherihia coli. Pada ISK stadium akut dengan gejala infeksi sistemik, pengobatan yang
seharusnya diberikan yaitu antibiotik sedangkan antiseptic digunakan untuk mencegah
kambuhnya infeksi dan untuk pengobatan ISK bagian bawah yang tidak disertai dengan
komplikasi.
Antibiotik yang biasa digunakan untuk pengobatan ISK antara lain:
1. Trimethoprim Sulfamethoxazole ( Cotrimoxazole)
Cara kerja:
sulfonamide bekerja dengan berkompetisi dengan PABA karena strukturnya yang mirip
sedangkan
trimethoprim
bekerja
dengan
menghambat
enz.dihydrofolate
reductase. Konsentrasi cotrimoxazole tinggi di prostate karena dapat menembus jaringan
prostat. Sedikit antimikroba yang dapat menembus prostat. Cotrimoxazole dapat mengobati
pneumocystis carinii yang disebabkan oleh infeksi HIV.
2. Fluoroquinolone
Fluorokuionolon bekerja dengan menghambat DNA girase atau topoiomerase II (enzim yang
memotong dan menghubungkan kembali DNA yang sangat penjang sehingga bisa muat di
nucleus yang sangat kecil). Fluorokuinolon memiliki masa paruh panjang. Absorpsinya akan
terhambat jika diberikan bersama dengan antacid. Selain itu fluorokuinolon
dapat mengganggu metabolism theopylin sehingga bisa menyebabkan keracunan
Jenis jenis fluoroquinolones antara lain: ciprofloxacin, levofloxacin dan moxifloxacin.
Fluoroquinolones efektif untuk pengobatan infeksi saluran nafas bagian bawah karena
sebagian besar gram negatif sebaliknya fluoroquinolones kurang efektif untuk pengobatan
infeksi saluran nafas atas karena sebagian besar infeksi saluran nafas atas disebabkan oleh
gram positif. Ada beberapa jenis fluoroquinolones yang memiliki kehususan seperti
ciprofloxacin efektif untuk melawan P. aeruginosa, moxifloxacin efektif untuk melawan gram
positif.
3. Penicilin
Penicilin memiliki daya bunuh terhadap kuman karena memiliki cincin beta laktam. Jika
cincin beta laktam rusak dan pecah, maka penicillin kehilangan daya bunuhnya terhadap
bakteri. Namun, kuman dapat mengeluarkan enzim beta lactamase yang dapat memecah
cincin beta lactam.
4. Aminoglikosida
Aminoglikosida memiliki daya bunuh kuat terhadap bakteri. Bersifat bakterisidal dengan
menghambat sintesis protein. Aminoglikosida memiliki efek samping yaitu nefrotoksik dan
ototoksik. Ototoksik ditandai dengan vertigo dan menurunnya daya dengar untuk nada- nada
tinggi. Sedangkan nefrotoksik antara lain ditandai dengan meningkatnya kadar kreatinin
dalam darah karena ginjal tidak mampu mengeliminasi kreatinin yang seharusnya
dikeluarkan melalui urin. Jenis gentamycin sangat dihindari pemberiannya secara topical
karena tingkat resistennya tinggi. Tetapi pemberian gentamycin secara topical ini terpaksa
diberikan pada penderita luka bakar untuk mengatasi bakteri pseudomonas.Jika gentamycin
diberikan maka obat yang seharusnya tidak diserap akan ikut terserap sedangkan pada
penderita luka bakar sangat mungkin mengalami gangguan gunjal sehingga gentamycin dan

obat yang ikut terserap sulit untuk dieliminasi.Amikasin diberikan jika sudah resisten
terhadap gentamycin
Antiseptik yang biasa digunakan untuk pengobatan ISK antara lain:
1. Nitrofurantoin
Jarang menyebabkan resistensi, kontraindikasi terhadap penderita G6PD defisiensi, efektif
untuk pengobatan infeksi saluran kemih bagian bawah terutama pada wanita
2. Methenamin
Daya bunuh terhadap bakteri hilang jika Ph meningkat, pada pH rendah akan melepas
formaldehid (sedikit kuman yang resisten kecuali proteus)

Vous aimerez peut-être aussi