Vous êtes sur la page 1sur 10

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA


(GPW 0101)
ACARA 7
PEMAHAMAN FENOMENA ATMOSFER

DISUSUN OLEH :
Nama

: Lilik Andriyani

NIM

: 13/348106/GE/07576

Jadwal Praktikum : Rabu, 07.00 09.00 WIB


Asisten

: 1. Rahma Fitriayu Sari


2. Usil Riama

LABORATURIUM ANALISIS DATA WILAYAH


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

ACARA 7
PEMAHAMAN FENOMENA ATMOSFER

I.

TUJUAN
1.

Mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi


atmosfer Indonesia

II.

2.

Memahami pengaruh faktor-faktor fisik terhadap kondisi iklim Indonesia

3.

Memetakan kondisi iklim Indonesia.

ALAT DAN BAHAN


Alat
1. Alat tulis
2. Pensil warna
Bahan
1. Petunjuk Praktikum Geografi Regional Indonesia
2. Gambar distribusi rata-rata hujan tahunan di Asia Tenggara
3. Gambar sirkulasi dan tekanan udara Indonesia
4. Gambar kondisi iklim indonesia dalam konstelasi dunia
5. Dokumen-dokumen dan buku-buku acuan lainnya

III. DASAR TEORI


Manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang paling
panas, tetapi tanpa udara manusia hanya bertahan beberapa menit saja. Jadi Anda tentu
bisa menyimpulkan sendiri betapa pentingnya udara bagi kehidupan di bumi. Karena
tanpa udara, maka manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan tidak dapat hidup. Udara
untuk kehidupan sehari-hari terdapat di atmosfer. Atmosfer juga berfungsi sebagai
payung atau pelindung kehidupan di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang
hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. Atmosfer juga
merupakan penghambat bagi benda-benda angkasa yang bergerak melaluinya sehingga
sebagian meteor yang melalui atmosfer akan menjadi panas dan hancur sebelum
mencapai permukaan bumi (Bayong, 1999).
Pembagian atmosfer berdasarkan suhu terdiri dari lapisan troposfer, stratosfer,
mesosfer dan thermosfer (Regariana, 2010).
1. Lapisan Troposfer

Gejala cuaca (awan, petir, topan, badai dan hujan) terjadi di lapisan troposfer.
Pada lapisan ini terdapat penurunan suhu yang terjadi karena sangat sedikitnya
troposfer menyerap radiasi gelombang pendek dari matahari, sebaliknya permukaan
tanah memberikan panas pada lapisan troposfer yang terletak di atasnya melalui
konduksi, konveksi, kondensasi dan sublimasi yang dilepaskan oleh uap air atmosfer.
Konduksi adalah proses pemanasan secara merambat. Konveksi adalah proses
pemanasan secara mengalir. Kondensasi adalah proses pendinginan yang mengubah
wujud uap air menjadi air. Sublimasi adalah proses perubahan wujud es menjadi uap
air. Udara troposfer atas sangat dingin dengan demikian lebih berat dibandingkan
dengan udara diatas tropopause sehingga udara troposfer tidak dapat menembus
tropopause. Ketinggian tropopause lebih besar di ekuator daripada di daerah kutub. Di
ekuator, tropopause terletak pada ketinggian 18 km dengan suhu - 80oC, sedangkan di
kutub tropopause hanya mencapai ketinggian 6 km dengan suhu - 40oC. Tropopause
adalah lapisan udara yang terdapat di antara troposfer dengan stratosfer.
2. Lapisan Stratosfer
Lapisan atmosfer diatas tropopause merupakan lapisan inversi, artinya suhu udara
bertambah tinggi (panas) seiring dengan naiknya ketinggian. Disebut juga lapisan
Isothermis. Kenaikan suhu ini disebabkan oleh lapisan ozonosfer yang menyerap
radiasi ultra violet dari matahari. Bagian atas stratosfer dibatasi oleh permukaan
diskontinuitas suhu yang disebut stratopause. Stratopause terletak pada ketinggian 60
km dengan suhu 0oC.
3. Lapisan Mesosfer
Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan orde suhu 0,4oC setiap 100 meter,
karena lapisan ini mempunyai keseimbangan radiasi yang negatif. Bagian atas
mesosfer dibatasi oleh mesopause yaitu lapisan di dalam atmosfer yang mempunyai
suhu paling rendah, kira-kira -100oC. Ketinggian sekitar 85 km.
4. Lapisan Thermosfer
Lapisan ini terletak pada ketinggian 85 dan 300 km yang ditandai dengan kenaikan suhu
dari -100oC sampai ratusan bahkan ribuan derajat Bagian atas lapisan atmosfer dibatasi

oleh termopause yang meluas dari ketinggian 300 km sampai pada ketinggian 1000
km. Suhu termopause adalah konstant terhadap ketinggian, tetapi berubah dengan
waktu, yaitu dengan insolasi (incoming solar radiation). Suhu pada malam hari
berkisar antara 300 dan 1200oC dan pada siang hari antara 700 dan 1700oC. Densitas
termopause sangat kecil, kira-kira 10 kali densitas atmosfer permukaan tanah.

Atmosfer mempunyai pengaruh terhadap iklim sertaa cuaca di suatu wilayah


(Daniel, 2003). Iklim merupakan unsur geografis yang paling penting dalam
mempengaruhi perikehidupan manusia. Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu
satu tahun yang penyelidikannya dilakukan dalam waktu yang lama (minimal 30 tahun)
dan meliputi wilayah yang luas. Beberapa sifat unsur-unsur iklim terdiri dari gerakan
angin (gerakan angin umum dan gerakan angin setempat seperti angin darat, angin lembah
gunung, angin terjun, dan angin puyuh), gerakan suhu, dan curah hujan.
Cuaca adalah keadaan udara pada saat tertentu dan di wilayah tertentu yang relatif
sempit dan pada jangka waktu yang singkat (Thompson, 1983). Cuaca itu terbentuk dari
gabungan unsur cuaca dan jangka waktu cuaca bisa hanya beberapa jam saja. Misalnya:
pagi hari, siang hari atau sore hari, dan keadaannya bisa berbedabeda untuk setiap tempat
serta setiap jamnya. Di Indonesia keadaan cuaca selalu diumumkan untuk jangka waktu
sekitar 24 jam melalui prakiraan cuaca hasil analisis Badan Meteorologi dan Geofisika
(BMG), Departemen Perhubungan. Negara-negara yang sudah maju mengumumkan
perubahan cuaca sudah diumumkan setiap jam dan sangat akurat (tepat).
Beberapa unsur yang dapat mempengaruhi cuaca dan iklim, yaitu suhu udara,
tekanan udara, kelembaban udara dan curah hujan.
1. Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur
suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukuran dinyatakan
dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di
muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub, makin
dingin. Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu
daerah adalah lama penyinaran matahari, sudut datang sinar matahari, relief
permukaan bumi, banyak sedikitnya awan, serta perbedaan letak lintang.
2. Tekanan Udara
Kepadatan udara tidak sepadat tanah dan air. Namun udarapun mempunyai
berat dan tekanan. Besar atau kecilnya tekanan udara, dapat diukur dengan
menggunakan barometer. Orang pertama yang mengukur tekanan udara adalah Torri
Celli (1643). Alat yang digunakannya adalah barometer raksa. Tekanan udara
menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan masa udara dalam setiap
satuan luas tertentu. Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari
permukaan laut. Satuan ukuran tekanan udara adalah milibar (mb). Daerah yang
banyak menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Oleh

karena itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat tekanan
udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke
daerah bertekanan udara rendah. Gerakan udara tersebut dinamakan angin.
3. Kelembaban Udara
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang
utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuh-tumbuhan,
dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat
dikandungnya. Hal ini berarti makin lembablah udara tersebut. Alat untuk mengukur
kelembaban udara dinamakan hygrometer atau psychrometer. Ada dua macam
kelembaban udara:

Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air yang terdapat di udara
pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m
udara.

Kelembaban udara relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara
(kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung
oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).

4. Curah Hujan
Curah hujan yaitu jumlah air hujan yang turun pada suatu daerah dalam waktu
tertentu. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge. Curah
hujan diukur dalam harian, bulanan, dan tahunan. Curah hujan yang jatuh di wilayah
Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:

bentuk medan/topografi

arah lereng medan

arah angin yang sejajar dengan garis pantai

jarak perjalanan angin di atas medan datar

5. Awan
Awan ialah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang terjadi
karena adanya kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara. Awan
yang menempel di permukaan bumi disebut kabut. Berdasarkan morfologinya, awan
dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu awan cumulus, stratus dan cirrus. Berdasarkan
ketinggiannya, awan dibedakan menjadi awan tinggi, sedang, rendah, dan awan yang
terjadi karena udara naik.

IV. CARA KERJA


Mempelajari naskah dokumen dan gambar yang sudah disediakan

Membuat rincian masing-masing unsur iklim (angin, suhu, dan curah hujan)
masing-masing propinsi di Indonesia ke dalam Tabel 7.1

Membuat grafik yang menggambarkan pola persebaran iklim masing-masing pulau di


Indonesia berdasarkan tabel 7.1

V.

HASIL PRAKTIKUM
1. Tabel 7.1 Rincian unsur iklim di indonesia (terlampir)
2. Grafik pola iklim masing-masing pulau di Indonesia (terlampir)

DAFTAR PUSTAKA
Bayong, Tjasyono. 1999. Klimatologi Umum. Bandung: FMIPA - ITB
Daniel, Murdiyarso. 2003. Konvesi Perubahan Iklim. Jakarta: Kompas.
Thompson, Philip D, Robert OBrien. 1983. Weather. USA: Time Life Book Inc
Regariana, Cut Meurah. 2010. Atmosfer (Cuaca dan Iklim). Bandung : Ganeca Exact

VI. PEMBAHASAN
Atmosfer bumi merupakan lapisan yang diibaratkan seperti selimut yang melindungi
bumi dan makhluk hidup yang tinggal di atasnya, dari serangan sinar-sinar kosmik,
ultraviolet matahari dan benda-benda luar angkasa. Keberadaan atmosfer sangat
mempengaruhi iklim dan cuaca di bumi. Rentang waktu dalam periode suatu iklim lebih
panjang dan lama dibandingkan dengan cuaca. Iklim dan cuaca dapat dipengaruhi oleh
faktor suhu udara, tekanan udara, kelembaban, curah hujan, dan awan yang ada disuatu
wilayah ataupun disuatu negara.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang diapit oleh dua benua dan dua
samudera. Indonesia juga dilalui oleh garis khatulistiwa (ekuator geografis) dan
meteorologis, dan berada di zona tektonik aktif serta monsoon. Indonesia memiliki
banyak wilayah pegunungan dan merupakan negara kepulauan sehingga banyak terdapat
angin lokal. Karakteristik Indonesia tersebut membuat Indonesia dapat menerima surplus
energi disegala musim, menerima panas sensibel dalam jumlah besar, serta akan
berdampak bagi kondisi iklim Indonesia.
Iklim terbentuk dari interaksi lima komponen lapisan bumi yaitu atmosfer (gas),
hidrosfer (air), pedosfer (permukaan), kriosfer (es), dan biosfer (makhluk hidup). Lima
komponen lapisan tersebut dimiliki oleh Indonesia, misalnya kriosfer dipuncak gunung
Jaya Wijaya, Papua, perubahan-perubahan vegetasi sebagai biosfer akan mempengaruhi
siklus hidrologi, serta aktivitas manusia dan ulahnya yang akan berdampak terhadap iklim
Indonesia. Perbedaan dan perubahan iklim di Indonesia dapat dilihat melalui perbedaan
suhu, kecepatan angin, dan curah hujan .
Kondisi suhu udara di atas kepulauan Indonesia rata-rata di atas 18C sepanjang
tahun. Suhu udara harian biasanya mencapai puncaknya pada siang hari, sedangkan suhu
terendah biasanya terjadi disore hingga malam hari. Rata-rata suhu harian dipengaruhi
oleh perbedaan ketinggian, dimana suhu udara akan semakin rendah seiring dengan
semakin tingginya ketinggian tempat dari permukaan laut. Nusa Tenggara Timur menjadi
daerah dengan suhu tertinggi, yaitu mencapai 29,8oC. hal tersebug sesuai dengan
karakteristik daerah setempat yang tandus serta berada di kawasan pantai yang umumnya
memiliki suhu panas. Nusa Tenggara Timur juga menjadi daerah yang dipengaruhi oleh
angin musim dengan periode kemarau yang lebih panjang, sehingga beriklim kering.
Dampak dari suhu yang tinggi dengan musim kemarau yang lebih panjang akan
menyebabkan kekeringan, krisis air, dan dapat menimbulkan konflik perebutan air di
beberapa daerah di Nusa Tenggara Tmur.

Curah hujan di wilayah Indonesia berbeda-beda diberbagai tempat. Terdapat daerahdaerah yang memiliki curah hujan sangat tinggi, namun ada pula yang relatif rendah.
Secara umum, rata-rata curah hujan kawasan Indonesia bagian barat lebih tinggi
dibanding kan dengan bagian tengah dan timur. Kalimantan Barat menjadi daerah
beriklim tropic basah dengan curah hujan yang tinggi, sebersar 5697,6 mm/tahun. Curah
hujan tinggi di Kalimantan Barat terjadi di bulan April, Mei, Juni, Agustus, Oktober dan,
November sebab adanya pengaruh ITCZ. Faktor lain yang menyebabkan curah hujannya
tinggi adalah pantai-pantai sebelah barat setiap pulau memperoleh jumlah hujan selalu
lebih banyak daripada pantai sebelah timur. Penyebab terjadinya curah hujan tinggi ini
juga dapat dikarenakan anomali suhu permukaan laut di wilayah perairan Indonesia lebih
tinggi.
Indonesia merupakan negara yang dilalui oleh garis khatulistiwa. Hal tersebut
menyebabkan kecepatan anginnya lebih cepat dari daerah yang jauh dari garis
khatulistiwa. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi daerah dengan kecepatan angin
tertinggi, mencapai 8 knots. DIY juga termasuk kedalam daerah beriklim tropis. Angin
kencang yang menerjang DIY biasanya lebih bersifat lokal, bukan akibat gangguan cuaca
jangka pendek. Angin kencang tersebut terjadi karena perbedaan cuaca yang sangat
mencolok antara daerah yang saling berbatasan. Misalnya daerah yang satu cerah, namun
daerah lain yang berdekatan mendung. Pada puncak musim kemarau yang terjadi pada
Agustus, potensi angin kencang dengan durasi cepat masih mungkin terjadi, terutama
yang berada di wilayah Kota Yogyakarta serta wilayah bagian utara. Kecepatan angin
yang tinggi tersebut ikut berdampak pada tinggi gelombang laut di sekitar DIY.
Iklim di Indonesia member banyak manfaat di bidang pertanian, komunikasi,
transportasi, dan industri. Namun, kondisi iklim secara global saat ini telah mengalami
perubahan yang tidak menentu. Perubahan iklim tersebut mengarah pada hal-hal negatif.
Perubahan tersebut

dapat

disebabkan oleh

Meningkatnya pemanasan,

Jumlah

karbondioksida yang lebih banyak di atmosfer, Lebih banyak air, tetapi penyebarannya
tidak merata, Kenaikan permukaan Laut, serta Gletser yang mencair. Perlu adanya
penanggulangan dini untuk menghambat peubahan iklim global tersebut. Kesadaran
manusia sangat diperlukan dalam membantu mengatasi perubahan iklim, pembangunan
yang dilakukan saat ini harus memperhatikan aspek keramahan lingkungan. Salah satu
upaya nyata yang besar dan telah dilakukan oleh dunia internasional adalah terbentuknya
United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) sebagai
organisasi yang intensif membahas isu-isu perubahan iklim global.

VII. KESIMPULAN
1. Iklim di Indonesia dapat terbentuk dari interaksi lima komponen lapisan bumi yaitu
atmosfer (gas), hidrosfer (air), pedosfer (permukaan), kriosfer (es), dan biosfer
(makhluk hidup).
2. Iklim di Indonesia juga dipengaruhi oleh faktor fisiknya, berupa statusnya sebagai
negara kepulauan terbesar yang diapit oleh dua benua dan dua samudera, dilalui oleh
garis khatulistiwa, dan berada di zona tektonik aktif serta monsoon. Indonesia
memiliki banyak wilayah pegunungan dan merupakan negara kepulauan sehingga
banyak terdapat angin lokal.
3. Kecepatan angin, suhu, dan curah hujan dapat memengaruhi kondisi iklim di
Indonesia. Nusa Tenggara Timur memiliki kecepatan angin tertinggi dan beriklim
kering. Kalimantan Barat memiliki curah hujan tertinggi dan beriklim tropic basah.
DIY menjadi daerah dengan kecepatan angin tertinggi dan beriklim tropic.

Vous aimerez peut-être aussi