Vous êtes sur la page 1sur 9

Analisis dan Pembahasan

1. Pembuatan Garam Rangkap kupri ammonium sulfat, CuSO4(NH4)2SO4.6H2O


Percobaan pertama bertujuan untuk membuat garam rangkap kupri ammonium sulfat,
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O Pada garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O yang menjadi ion pusat
adalah Cu2+, sedangakan yang menjadi liganya adalah SO42- dan NH4+. Ion Cu2+ ini memiliki
bilangan koordinasi 4 artinya terdapat empat buah tempat yang tersedia disekitar atom Cu2+ yang
dapat diisi oleh sebuah ligan pada masing-masing ruangan. Pada garam rangkap
CuSO4(NH4)2SO4.6H2O, dua tempat diisi SO42- dan 2 tempat lainnya diisi oleh NH4+. Ion yang
memiliki bilangan koordinasi 4 seperti Cu2+ ini umumnya molekulnya berbentuk tetrahedral,
namun terkadang ditemukan juga molekul yang memiliki susunan datar (atau hampir datar),
dimana ion puat berada dipusat suatu bujur sangkar dan keempat ion menempati keempat sudut
bujur sangkar (Svehla, 1990: 95).biasanya susunan molekul kompleks datar/buju sangkar
tergantung dari ligan yang berikatan dengan atom pusat. Jika ligan tersebut adalah ligan kuat,
maka strukturnya adalah bujur sangkar, sedangkan jika ligan yang datang adalah ligan lemah,
maka bentuk molekulya adalah tetrahedral.
Pada proses pembuatan garam rangkap, yaitu melarutkan 1,2455 gram Kristal
CuSO4.5H2O berwarna biru muda dengan 0,66 gram (NH4)2SO4 larutan tak berwarna dalam 5
mL aquades dihasilkan warna biru muda (+++) . Reaksi yang terjadi yaitu :
CuSO4.5H2O + (NH4)2SO4+ H2O CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Pelarut aquades digunakan karena air mempunyai momen dipol yang besar dan ditarik baik ke
kation maupun anion untuk membentuk ion terhidrasi.

Larutan kemudian dipanaskan agar

semua kristal dapat melarut dan dihasilkan larutan biru yang homogeny, biru (++). Pemanasan
bertujuan untuk mempercepat proses reaksi. Larutan dibiarkan menjadi dingin pada suhu kamar
sampai terbentuk kristal. Kemudian kristal disaring untuk memisahkan kristal dari larutannya.
Kristal yang diperoleh dikeringkan agar air yang masih ada pada kristal menguap sehingga
diperoleh kristal yang betul-betul kering. Setelah itu ditimbang untuk mendapatkan berat kristal
yang konstan. Dalam percobaan didapatkan berat Kristal setelah 3 kali penimbangan yaitu
0,7731; 0,7116;0,6975 gram, sehingga didapat berat rata-rata yaitu 0,7274gram sedangkan berat
Kristal secara teoritis adalah sebesar 1,9975gram. Kemudian dihitung rendemen hasil
pembentukan garam rangkap, dan didapatkan rendemennya adalah sebesar 36,42%. Perbedaan
hasil garam yang terbentuk dengan massa garam yang dihitung secara teoritis disebabkan oleh

adanya zat pembentuk garam rangkap yang tak ikut bereaksi atau tak bereaksi secra sempurna,
sehingga Kristal yang terbentuk jauh lebih rendah dibandingkan jika dihitung secara teoritis.

2. Pembuatan Garam Kompleks Cu(NH3)4SO4.5H2O


Percobaan ini bertujuan untuk membuat garam kompleks Cu(NH3)4SO4.5H2O. Pada
pembuatan garam kompleks ini dilakukan dengan mereaksikan kristal CuSO4.5H2O dengan
Larutan ammonia pekat yang sudah diencerkan dengan aquades. Reaksi yang terjadi adalah:
CuSO4.5H2O + 4NH3 Cu(NH3)4SO4.5H2O
Larutan ammonia (NH3) berfungsi sebagai penyedia ligan, dan Kristal CuSO4.5H2O yang
berfungsi sebagai penyedia atom pusat, sedangkan pengenceran dengan auades adalah sebagai
pengkompleks Cu2+ yang kemudian ligan H2O ini diganti oleh NH3 karena NH3 sebagai ligan
kuat yang dapat mendesak ligan netral H2O sehingga warnanya berubah dari biru menjadi biru
tua. Kemudian ditambahkan etanol secara perlahan-lahan melalui dinding tabung agar alkohol
tidak bercampur dengan larutan melainkan dapat menutupi larutan (larutan tertutup etanol). Jika
tercampur, etanol dapat bereaksi dengan atom pusat Cu2+ membentuk Cu(OH)2. Reaksinya:
Cu2+ + 2OH- Cu(OH)2
Fungsi penambahan etanol adalah untuk mencegah terjadinya penguapan pada
ammonia, karena apabila ammonia menguap, maka ligan akan habis ,karena ammonia
merupakan penyedia ligan. Setelah penambahan etanol, gelas kimia ditutup dengan kaca arloji
dengan tujuan agar etanol tidak menguap karena etanol termasuk pelarut yang mudah menguap,
sama halnya dengan sifat alkohol lainnya. Proses selanjutnya yaitu didinginkan pada suhu kamar
sampai terbentuk endapan, endapan ini berwarna biru tua, kemudian disaring untuk memisahkan
endapan dari larutannya. Setelah endapan dipisahkan dari larutan, endapan dicuci dengan
ammonia hidroksi (campuran ammonia pekat dengan etanol) untuk mempermantap ligan dan
untuk memurnikannya dari pengotor-pengotor yang tidak diinginkan yang terdapat dalam garam
kompleks tersebut. Setelah itu dicuci dengan etanol sekali lagi untuk mengikat air. Adapun
reaksinya adalah sebagai berikut:
4NH4OH + CuSO4 5H2O + H2O Cu(NH3)4SO4.H2O + 8 H2O
Kristal yang diperoleh kemudian dikeringkan dengan cara dioven agar air yang masih ada pada
kristal menguap semurna sehingga diperoleh kristal yang betul-betul kering. Setelah dikeringkan,
kristal ditimbang untuk mendapatkan berat kristal yang konstan.

Dalam percobaan pembuatan garam kompleks didapatkan berat kristal setelah


dikeringkan dan ditimmbang sebanyak 3 kali, berturut-turut adalah 0,9607 ; 0,9344; 0,9266
gram, sehingga didapatkan berat rata-ratanya adalah 0,9406gram, sedangkan berat teoritisnya
adalah sebesar 1,2475gram. Kemudian dihitung rendemen pembentukan garam kompleks, dan
didapatkan rendemen sebesar 75,39%. Perbedaan hasil garam yang terbentuk dengan massa
garam yang dihitung secara teoritis disebabkan oleh adanya zat pembentuk garam rangkap yang
tak ikut bereaksi atau tak bereaksi secra sempurna, sehingga Kristal yang terbentuk jauh lebih
rendah dibandingkan jika dihitung secara teoritis

3. Perbandingan beberapa sifat garam rangkap dan garam kompleks


Pada uji dengan H2O, garam rangkap dilarutkan dalam H2O menghasilkan larutan biru
muda, lalu diencerkan dengan H2O menghasilkan larutan biru muda encer. Hal ini karena garam
rangkap terurai menjadi ion-ion penyusunnya sehingga menghasilkan warna biru yang lebih
muda. Adapun reaksinya:
CuSO4(NH4)2 SO4.6 H2O + H2O Cu2+ + 2 SO42- + 2 NH4+ + H2O
Sedangkan garam kompleks dilarutkan dalam H2O menghasilkan larutan biru yang lebih pekat
dari garam rangkap. Lalu diencerkan dengan H2O lagi menghasilkan larutan biru yang kurang
pekat dari penambahan air sebelumnya. Hal ini karena garam kompleks juga terurai menjadi ionion penyusunnya. Adapun reaksinya:
Cu(NH3)4SO4.H2O + H2O [Cu(NH3)4]2+ + SO42- + 2 H2O
Pada uji dengan penambahan HCl encer, larutan garam rangkap yang sebelumnya
berwarna biru muda berubah menjadi tak berwarna. Sedangkan garam kompleks ditambah HCl
encer menghasilkan larutan biru dan endapan biru kehijauan. Hal ini dikarenakan pada garam
rangkap membentuk NH4Cl dan H2SO4 dan pada garam kompleks menghasilkan [Cu(NH3)4]Cl2
yang berwarna hijau. Reaksinya adalah:
CuSO4(NH4)2 SO4.6 H2O + HCl NH4Cl + H2SO4
Cu(NH3)4SO4.H2O + HCl [Cu(NH3)4]Cl2
Pada uji dengan penambahan NaOH encer, larutan garam rangkap yang sebelumnya
berwarna biru muda (++) berubah menjadi larutan biru muda(+) dan terbentuk endapan biru.
Sedangkan garam kompleks ditambah NaOH encer menghasilkan larutan biru keruh dan ada
endapan (koloid) biru. Hal ini dikarenakan pada garam rangkap membentuk NH4OH dan Na2SO4

dan pada garam kompleks menghasilkan endapan [Cu(NH3)4](OH)2 yang berwarna biru.
Reaksinya adalah:
CuSO4(NH4)2 SO4.6 H2O + NaOH NH4OH+ Na2SO4
Cu(NH3)4SO4.H2O + NaOH [Cu(NH3)4](OH) 2
Pada uji pemanasan, kristal garam rangkap dipanaskan melepaskan uap air yang tidak
menimbulkan bau dan kristal berubah warna menjadi hijau, sedangkan kristal garam kompleks
dipanaskan menghasilkan gas yang berbau menyengat, dimana bau gas tersebut merupakan gas
ammonia (NH3) dan warna kristal berubah menjadi hijau kehitaman. Adapun reaksinya:
CuSO4(NH4)2SO4. 6 H2O Dipanaskan CuSO4 + (NH4)2SO4 + 6H2O
Cu(NH3)4SO4.H2O Dipanaskan

CuSO4 (s) + H2O (l) + NH3 (g)

Gas yang keluar dari pemanasan garam rangkap diuji dengan kertas lakmus merah, warna
kertas lakmus berubah dari merah menjadi biru, dan lakmus biru tetap berwarna biru , hal ini
dikarenakan saat pemanasan Kristal garam rangkap menjadi berair, dan air tersebut menguap
menimbulkan asap, asap tersebut bersifat netral, karena asap berasal dari H2O yang menguap .
sedangkan lakmus menjadi biru karena H2O sedikit lebih bersifat basa, atau pH air yang
menguap diatas 7 (pH netral). Ketika diuji dengan spatula yang dicelup dengan HCl pekat
dihasilkan uap putih karena gas yang keluar adalah uap air. Sedangkan pengujian pada garam
kompleks, kertas lakmus merah berubah jadi biru karena gas yang dihasilkan adalah gas Amonia.
CuSO4(NH4)2SO4. 6 H2O Dipanaskan CuSO4 + (NH4)2SO4 + 6H2O
Cu(NH3)4SO4.H2O Dipanaskan

CuSO4 (s) + H2O (l) + NH3 (g)

Pada pengujian titik leleh, diperoleh titik leleh garam rangkap sebesar 220oC sedangkan
titik leleh garam kompleks sebesar 243oC. secara teori yang bersumber dari laporan praktikum
mahasiswa Univeritas lain, titik leleh garam rangkap adalah 202oC sedangkan garam kompleks
memiliki titik leleh sebesar 234oC. Titik leleh garam kompleks lebih tinggi daripada titik leleh
garam rangkap. Hal ini dikarenakan garam kompleks memiliki struktur ikatan yang kompleks
sehingga untuk memutuskan ikatan tersebut membutuhkan energy yang lebih tinggi.

KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1.

Garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O dapat dibuat dari garam CuSO4.5H2O dan


(NH4)2SO4 . Garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O dapat dibuat dari garam CuSO4.5H2O
dan larutan NH3 pekat.
1.1 Rendemen hasil pembentukan garam rangkap adalah sebesar 36,42% sedangkan
untuk garam kompleks adalah sebesar 75,39%.
1.2 Garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O jika ditambah air terionisasi menjadi Cu2+,
SO42-, NH4+, dan H2O. sedangkan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O menjadi
[Cu(NH3)4]2+ dan SO42-.
1.3 Garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O bersifat basa (seharusnya bersifat netral),
sedangkan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O bersifat basa
1.4 Garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O bila dipanaskan tidak menghasilkan bau,
sedangkan garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O menghasilkan bau amoniak.
1.5 Titik leleh garam rangkap CuSO4(NH4)2SO4.6H2O adalah 220oC, sedangkantitik
leleh garam kompleks Cu(NH3)4SO4.H2O adalah sebesar 243oC. Titik leleh garam
kompleks lebih tinggi daripada titik leleh garam rangkap. Hal ini dikarenakan garam
kompleks memiliki struktur ikatan yang kompleks sehingga untuk memutuskan
ikatan tersebut membutuhkan energy yang lebih tinggi.

Jawaban Pertanyaan
1. Hitunglah persen hasil dari percobaan 1 dan 2!
Jawab:
PembuatanGaramRangkapCuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Diketahui:
Massa CuSO4.5H2O

= 0,005 mol x 249,55 gram/mol


= 1,2475 gram

Massa (NH4)2.SO4

= 0,0005 mol x 132 gram/mol


= 0,66 gram

Berat praktikum = 0,7274gram


Mol air = massa/Mr 5/18 = 0,28 mol
Mr CuSO4(NH4)2SO4.6H2O = 399,5 gram/mol

Ditanyakan: % rendemen=?

Penyelesaian:
CuSO4.5H2O + (NH4)2.SO4 +

H2O

CuSO4(NH4)2SO4.6H2O

Mula-mula:0,005 mol

0,005 mol

0,28 mol

Reaksi

0,005 mol

0,005 mol

0,005 mol

0,005 mol

0,275 mol

0,005 mol

Sisa

Massa CuSO4(NH4)2SO4.6H2O

= mol Mr

= 0,005 mol 399,5 g/mol


= 1,9975 gram
% Hasil Randemen =

=
= 36,42 %

Pembuatan Garam Kompleks Cu(NH3)4SO4.5H2O


Diketahui:
mol CuSO4.H2O = 0,005 mol
Berat praktikkum = 0,9406 gram
Mr Cu(NH3)4SO4.5H2O = 249,5 g/mol
Ditanya: % rendemen =?
Jawab:
4NH3

CuSO4.5H2O

Cu(NH3)4SO4.5H2O

Mula-mula

: 0,005 mol

0,005 mol

Reaksi

: 0,005 mol

0,005 mol

0,005 mol

Setimbang

Massa Cu(NH3)4SO4.H2O

= mol x Mr
= 0,005 mol x 249,5 g/mol
= 1.2475 gram

% Hasil Randemen =

=
= 75,39 %

0,005 mol

2. Tulis persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan 1,2 dan 3!


Jawab:
PembuatanGaramRangkapkupriammoniumsulfat, CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
Reaksi: CuSO4.5H2O+(NH4)2SO4CuSO4(NH4)2SO4.6H2O
PembuatanGaramKompleksCu(NH3)4SO4.5H2O
Reaksi :CuSO4.5H2O+ 4NH3 Cu(NH3)4SO4.5H2O
Perbandingansifatgaramrangkap dan garam kompleks
a. GaramRangkap
CuSO4(NH4)2SO46H2O + H2O Cu2+ + 2 SO42- + 2NH4+ + 7H2O
CuSO4(NH4)2SO46H2O + HCl H2SO4 + NH4Cl
CuSO4(NH4)2SO46H2O + NaOH Na2SO4 + NH4OH
CuSO4(NH4)2SO46H2O CuSO4+ (NH4)2SO4 + 6H2O(g)

(dipanaskan)

b. GaramKompleks
Cu(NH3)4SO45H2O + H2O [Cu (NH3)4]2+ + SO42- + 6H2O
Cu(NH3)4SO45H2O + HCl [Cu (NH3)4]Cl
Cu(NH3)4SO45H2O + NaOH [Cu (NH3)4](OH)2
Cu(NH3)4SO45H2OCuSO4+ H2O + NH3(g) (dipanaskan)

3. Jelaskan perbedaan sifat antara garam rangkap dan garam kompleks berdasarkan
percobaan 3!
Jawab:
Garamrangkapjikadilarutkan dalam air terionisasi menjadi Cu2+, SO42+, NH4+, H2O;
bersifat basa (seharusnya secara teori garam rangkap ini bersifat asam karena
terdapat H2SO4 dalam lautan ketika ditambah HCl); dan memiliki titik leleh sebesar
220 C.
Sedangkan garam kompleks jika dilarutkan dalam air terionisasi menjadi
[Cu(NH3)4]2+ dan SO42+, bersifat basa, dan memiliki titik leleh sebesar 243 C.

4. Berapakah titik leleh garam rangkap dan garam kompleks hasil sintesis anda?
Bandingkan dengan titik leleh garam rangkap dan garam kompleks secara teori! Jika
berbeda apakah sebabnya? Jelaskan!

Jawab:
Titik leleh garam rangkap = 220 0C
Titik leleh garam kompleks = 243 0C
Hal ini sesuai dengan teori bahwa titik leleh garam rangkap lebih tinggi dari pada garam
kompleks. ini dikarenakan garam kompleks memiliki struktur ikatan yang kompleks sehingga
untuk memutuskan ikatan tersebut membutuhkan energy yang lebih tinggi.

Vous aimerez peut-être aussi