Vous êtes sur la page 1sur 2

Menurut Bahrudin (2012), pemeriksaan penunjang untuk ketepatan dan kecepatan diagnosis

stroke yang dapat dilakukan diantaranya:


1. CT Scan
Menurut Qureshi A.I, (2001); Broderick I.P. et al (1999); Becker et al (2002), CT scan
dapat memberikan informasi tentang lokasi, ukuran infark, perdarahan, dan apakah
perdarahan menyebar ke ruang intravesikuler, serta dapat membantu perencanaan
operasi.
2. MRI
Menurut Becker et al (2002), MRI dapat menunjukkan infark pada fase akut dalam
beberapa saat setelah serangan yang dengan pemeriksaan CT scan belum tampak.
Pemeriksaan ini cukup rumit serta memerlukan waktu yang lama sehingga kurang
bijaksana dilakukan pada stroke perdarahan akut.
3. EKG
Pentingnya iskemia dan aritmia jantung, serta penyakit jantung lainnya, sebagai penyebab
stroke, maka pemeriksaan EKG harus dilakukan pada semua penderita stroke akut.
4. Kadar gula darah
Pemeriksaan kadar gula darah sangat diperlukan karena pentingnya diabetes mellitus
sebagai salah satu faktor risiko utama stroke. Tingginya kadar gula darah pada stroke
akut berkaitan pula dengan tingginya angka kecacatan dan kematian. Selain itu, dengan
pemeriksaan dapat diketahui adanya hipoglikemia yang memberikan gambaran klinik
menyerupai stroke.
5. Elektrolit serum dan faal ginjal
Pemeriksaan ini diperlukan, terutama berkaitan dengan kemungkinan pemberian obat
osmoterapi pada penderita stroke yang disertai peningkatan tekanan intracranial, dan
keadaan dehidrasi.
6. Darah lengkap (hitung sel darah)
Pemeriksaan ini diperlukan untuk menentukan keadaan hematologic yang dapat
mempengaruhi stroke iskemik, misalnya anemia, polisitemia, dan keganasan.
7. Faal hemostasis
Pemeriksaan jumlah trombosit, waktu protrombin (PT) dan tromboplastin (aPTT)
diperlukan terumata berkaitan dengan pemakaian obat antikoagulan dan trombolitik.

8. X-foto toraks
Pemeriksaan ini berguna untuk menilai besar jantung, adanya kalsifikasi katup jantung,
maupun edema paru.
9. Pemeriksaan lain yang diperlukan pada keadaan tertentu (sesuai indikasi) adalah: tes faal
hati, saturasi oksigen, analisa gas darah, toksikologi, kadar alcohol dalam darah, lumbal
pungsi )bila ada dugaan perdarahan subaraknoid, tetapi gambaran CT scan normal), EEG
(terutama pada paralisis Todd).

Bahrudin, Moch. (2012). Diagnosa Stroke. Diakses pada tanggal 23 November 2014), dari
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/view/1000/1118

Vous aimerez peut-être aussi