Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
FISIKA
NAMA : PUSPITA SARI
TUGAS : FSISIKA KESEHATAN
NIM : P10.752
AKADEMI KEBIDANAN PELITA IBU KENDARI
KAJIAN TEORI
A. ULTRASONOGRAFI (USG)
1. Definisi USG
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra
yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi,
membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa
kehamilan.
Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan penembusan ke dalam tubuh pasien. Diagnostik
sonografi umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai 13 megahertz.
Sedangkan dalam fisika istilah "suara ultra" termasuk ke seluruh energi akustik dengan sebuah frekuensi
di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz), penggunaan umumnya dalam penggambaran medis
melibatkan sekelompok frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi.
2. Kegunaan USG
Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan singkatan USG digunakan luas dalam medis. Pelaksanaan
prosedur diagnosis atau terapi dapat dilakukan dengan bantuan ultrasonografi (misalnya untuk biopsi
atau pengeluaran cairan). Biasanya menggunakan probe yang digenggam yang diletakkan di atas pasien
dan digerakkan: gel berair memastikan penyerasian antara pasien dan probe.
Dalam kasus kehamilan, Ultrasonografi (USG) digunakan oleh dokter spesialis kandungan (DSOG) untuk
memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan hari persalinan. Dalam dunia kedokteran secara
luas, alat USG (ultrasonografi) digunakan sebagai alat bantu untuk melakukan diagnosa atas bagian
tubuh yang terbangun dari cairan.
Ultrasonografi medis digunakan dalam:
Kardiologi
Endokrinologi
Gastroenterologi
Ginekologi;
Obstetrik;
Ophthalmologi;
Urologi
Intravascular ultrasound
Contrast enhanced ultrasound
Manfaat USG pada obstetric yaitu :
Pada kehamilan trimester 1 :
Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi.
Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan adanya kelainan atau cacat bawaan .
Meyakinkan adanya kehamilan .
Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini pada kehamilan muda, misalnya kehamilan
ektopik.
Mencari lokasi alat KB yang terpasang saat hamil, misalnya IUD.
Menentukan lokasi janin, didalam kandungan atau diluar rahim.
Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin.
Mendiagnosa adanya janin kembar bila rahimnya terlalu besar.
Pada kehamilan trimester II & III :
Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila pertumbuhan terlalu cepat disebabkan oleh berlebihnya
Cuci tangan.
B. SUCTION PUMP
1. Definisi Suction Pump
Suction Pump adalah suatu alat yang yang dipergunakan untuk menghisap cairan yang tidak dibutuhkan
pada tubuh manusia. Suction pump adalah alat kesehatan yang berfungsi untuk menghisap cairan yang
tidak berguna atau partikel padat pada tubuh manusia kesebuah wadah pengumpul. Hampir semua
ruang operasi pada Rumah Sakit menggunakan Suction Pump, maka alat tersebut harus mempunyai
keakuratan yang tinggi. Kenyataan sekarang ini pada saat melakukan operasi bedah, daya hisap Suction
Pump ini sering tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, sehingga bisa jadi salah satu penghambat, dalam
proses operasi. Oleh karena itu kalibrasi terhadap Suction Pump sangat diperlukan supaya hasil keluaran
dari alat tersebut mempunyai keakurasian yang baik. Untuk mengetahui kelayakan Suction Pump, dapat
dilakukan dengan menganalisa hasil kalibrasi yang akan mendapat nilai ketidakpastian dan nilai koreks.
Dari perhitungan tersebut di dapatkan nilai koreksi -1,8 mmHg sampai dengan 1,2 mmHg. dengan
kesalahan relatif 0.0% sampai dengan 4,2% (Kesalahan maksimal yang diijinkan + 10 % sesuai dengan
ECRI No. 433-0595) sehingga masih layak digunakan alat tersebur. Dari perhitungan diharapkan rumah
sakit menggunakan Suction pump yang mempunyai resolusi alat yang lebih kecil. Agar perhitungan
ketidakpastian semakin kecil.
Nama lain dari Suction Pump adalah:
- Vacum regulator
- Suction contrrollers
- Slym zuiger
- Alat hisap
2. Komponen alat
- Motor
- Botol penampung cairan
- Selang
- Suction regulator
- Manometer
- Over Flow Protection / Pelampung (pengaman cairan lebih)
- Foot switch
3. Prinsip Kerja
Motor suction adalah sebuah motor listrik, biasanya hanya bekerja pada satu tegangan, yaitu tegangan
110 V atau 220 V, Rpm 145, 50/60 Hz, maka ketika pemilihan motor dilakukan itu harus sesuai dengan
besarnya tegangan yang ada yang didalam rangkaiannya dapat kita temukan sebuah capasitor yang
memiliki fungsi sebagai starting capasitor.
Penghisap pada bagian ini ada 2 jenis, yaitu:
1) Jenis Centrifugal Rotary yaitu penghisap terdiri dari: beberapa kipas (pisau) yang berada dalam rumah
penghisap dan dihubungkan dengan motor (bagian yang berputar pada elektromotor). Pada rumah
penghisap bagiaan luar terdapat dua katup (lubang hisap dan lubang tiup) serta lubang pembuangan oli.
Oli merupakan pelumas dan pendingin pafa bagian kipas. Manometer yaitu alar yang digunakan untuk
mengetahui samapai seberapa kuat penghisap bekerja. Skala 0-800 mmHg
2) Jenis membran terdiri dari: Stang kedudukan, karet membran kedudukan katup, katup hisap dan katup
tekan, tutup/rumah penghisap yang mempunyai katup/lubang hisap dan lubang tekan.
Kekuatan daya hisapnya dikontrol dengan menggunakan regulator, ini biasanya diatur saat ssuction kita
pakai untuk kondisi hisapan yang berbedaa-beda, ketika cairan terlalu kental maka regulator kita atur
dengan kemampuan hisap yang lebih besar sedang untuk kondisi cairan yang lebih encer maka
sebaliknya.
Botol vacum, fungsi dari botol vacum adalah untuk memberikan kevakuman udara pada saat digunakan.
Pada alat ada yang dapat berfungsi hanya dengan satu buah botol, tetapi akan lebih baik jika
menggunakan dua botol, padaa botol akan dilengkapi dengan tutup botol dan disan terdapat dua lubang.
Selain itu asesoris lain yang digunakan adalah suction / slang untuk vacum yang besarnya disesuaikan
dengan lubang proft daan panjangnya disesuaaikan antara jarak penghisap daan botol.
Suction pump banyak digunakan pada kegiatan operasi di ruang bedah, yaitu untuk menghisap darah
yang keluar dari pasien, sedangkan diruang perawatan untuk menghisap lendir dalam mulut dan
tenggorokan.
Kebanyakan diagram tabung sinar-x memperlihatkan sinar-x sebagai bentukan pola segitiga yang teratur
seperti yang dihasilkan pada tititk fokus. Hal ini memberikan tujuan yang baik dalam hal penekanan
tentang kerja radiasi sinar-x diluar tabung. Tetapi radiasi sebenarnya tidak seperti itu. Sebenarnya, sinarx itu seperti cahaya tampak yang dalam.
Penyebarannya dari sumber melalui suatu garis lurus yang menyebar ke segala arah kecuali dihentikan
oleh bahan penyerap sinar-x. Karena alasan tersebut maka tabung sinar-x ditutup dalam satu rumah
tabung logam yang mampu menghentikan sebagian besar radiasi sinar-x, hanya sinar-x yang berguna
yang dibiarkan keluar dari tabung melalui sebuah jendela/window. Sinar-x yang berguna tadi disebut
sebagai berkas primer. Berkas sinar yang terletak pada tengah garisnya ini disebut central ray.
Diperlukan pembangkitan tegangan yang tinggi di dalam tabung sinar-x agar dapat dihasilkan berkas
sinar-x. Rangkaian listriknya dirancang sedemikian rupa sehingga kV-nya dapat diubah dalam rentang
yang besar -biasanya 30 kV sampai 100 kV- atau lebih. Bila kV yang lebih rendah digunakan, maka
sinar-x memiliki panjang gelombang yang lebih panjang dan lebih mudah diserap sehingga disebut
sebagai soft x-ray. Harus dipahami bahwa berkas sinar-x itu terdiri dari sinar dengan panjang gelombang
yang berbeda. Radiasi yang dihasilkan pada rentang kV yang lebih tinggi akan memiliki energi yang lebih
besar dan panjang gelombang yang lebih pendek.
5. Penahan Radiasi
Paparan sinarX sedapat mungkin dibatasi dengan pajanan (exposure) radiasi timbal atau timah hitam,
sehingga sinarX tersebut tidak menyebar kemana-mana. Rancangan penahan radiasi sebaiknya
dilakukan dengan cara mengukur langsung sehingga yakin tidak ada laju dosis yang melebihi ambang
batas yang telah ditentukan, dan tidak hanya berdasarkan perhitungan saja.
Untuk sumber radiasi sangat tinggi dan pada jarak 1 meter dari sumber tersebut mempunyai laju dosis
lebih dari 10 mSv per menit, maka perlu titik pengendalian yang terletak di luar dinding penahan sumber
radiasi, sehingga pada titik pengendalian tersebut laju dosisnya tidak melebihi 2 mSv per jam.
6. Rancangan Dinding Ruang SinarX.
Tebal dinding beton atau timbal penahan utama (primary barrier) untuk beberapa sumber radiasi. Untuk
sinarX keperluan diagnostik di Rumah Sakit atau PUSKESMAS, memerlukan minimum timbal setebal 2
mm atau dinding beton setebal 15 cm dan untuk sinarX industri bertegangan 250 kV memerlukan timbal
10 mm atau dinding beton setebal 50 cm. Penahan utama tersebut dirancang untuk laju dosis dengan
penahan radiasi berkurang sebesar sepersepuluh dari laju dosis tanpa penahan radiasi atau disebut
harga ketebalan sepersepuluh (Tenth Value Thickness, TVT). Dengan demikian, agar laju dosis
berkurang seperseratusnya perlu penahan radiasi setebal dua TVT dan agar berkurang seperseribunya
diperlukan penahan radiasi tiga TVT dan seterusnya.
Jika arah radiasi sinar-X terbatas hanya pada satu dinding saja, maka dinding tersebut dapat digunakan
sebagai dinding penahan radiasi primer (primary shield wall), sedang dinding lainnya dapat lebih tipis dan
disebut dinding penahan radiasi sekunder. Dengan penipisan pada dinding penahan radiasi sekunder,
maka akan dapat menghemat biaya pembangunan pengungkung ruang sinarX.
Karena pesawat sinarX biasanya dioperasikan pada dasar atau diatas tanah, maka perlu mendapat
perhatian daerah di atas dan di bawah ruangan sinar-X selain di sekeliling ruang sinarX tersebut.
Daerah-daerah tersebut harus ada tanda-tanda yang dapat dilihat dari ruang kontrol, sehingga orang
yang tidak berkepentingan tidak berada atau melewati daerah-daerah tersebut saat pesawat sinar-X
dioperasikan.
Tanda-tanda untuk memberitahukan kepada khalayak di sekitar ruang sinar-X bahwa saat-saat tertentu
pesawat tersebut dioperasikan, dapat digunakan dengan tanda cahaya atau tanda yang berbunyi, atau
suara pemberitahuan. Khusus untuk pesawat sinar-X tanda-tanda peringatan tersebut harus beroperasi
secara otomatis. Selain itu perlu penjelasan tertulis yang berkaitan dengan tanda-tanda peringatan
tersebut. Misal sirene yang menyatakan pesawat sinar-X siap untuk dioperasikan, lampu berkedip-kedip
berwarna merah yang menyatakan pesawat sinar-X sedang dioperasikan.
D. Elektrocardiografi (ECG)
1. Definisi EKG
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik jantung. Elektokardiogram adalah suatu
grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Elektrokardiografi merupakan pemantulan aktiifitas
listrik dari serat-serat otot jantung secara goresan. Dalam perjalanan abad ini, perekaman EKG sebagai
cara pemeriksaan tidak invasif, sudah tidak dapat lagi dihilangkan dari klinik.
2. Kegunaan EKG
Pada umumnya pemeriksaan EKG berguna untuk mengetahui :
Aritmia.
Fungsi alat pacu jantung.
Gangguan konduksi interventrikuler.
Pembesaran ruangan-ruangan jantung.
Iskemik miokard.
Penyakit perikard.
Gangguan elektrolit.
Fungsi elektrokardiografi adalah untuk mendeteksi pulsa listrik yang dibangkitkan oleh jantung melalui
titik-titik tertentu pada permukaan anggota tubuh manusia dengan menghubungkannya melalui
electrode.
Elektrokardiografi bekerja berdasarkan adanya pulsa listrik jantung. Alat ini dirancang dengan
menggunakan komponen yang sifatnya peka terhadap arus, tegangan maupun frekuensi, maka
penempatan alat pada ruangan perlu mendapat perhatian.
3. Prinsip Kerja EKG
Pada dasarnya prinsip kerja alat EKG merupakan suatu penguat (amplifier) yang berfungsi untuk
memperkuat potensial listrik jantung dengan satuan mili Volt sehingga dapat tergambar pada monitor
atau terekam pada kertas grafik.
Hal-hal yang dapat diketahui dari pemeriksaan EKG adalah :
Denyut dan irama jantung.
Posisi jantung di dalam rongga dada.
Penebalan otot jantung.
Gangguan aliran darah di dalam jantung.
Pola aktifitas listrik jantung yang dapat menyebabkan gangguan irama jantung.
4. Sop elektrokardiografi (EKG)
1. Persiapan Alat
Mesin EKG, yang dilengkapi :
1) kabel untuk sumber listrik
2) kabel untuk bumi (ground)
3) Kabel elektroda ekstremitas dan dada
Plat elektroda ekstremitas beserta karet pengikat.
Balon penghisap elektroda dada
Jelly
Kertas tissue
Kapas Alkohol
Kertas EKG
2. Persiapan Pasien dan Pelaksanaan
Penjelasan (informed consent).
Dinding dada harus terbuka dan tidak ada perhiasan logam yang melekat.
Pasien diminta tenang atau tidak bergerak saat perekaman EKG.
Cara memasang EKG
Pasang semua komponen/kabel-kabel pada mesin EKG.
Nyalakan mesin EKG.
Baringkan pasien dengan tenang di tempat tidur yang luas. Tangan dan kaki tidak saling bersentuhan.
Bersihkan dada, kedua pergelangan kaki dan tangan dengan kapas alcohol (kalau perlu dada dan
pergelangan kaki dicukur).
E. DOPPLER
1. Definisi Doppler
Doppler merupakan alat yang digunakan untuk mendengarkan efek yang timbul akibat bergeraknya
sumber bunyi atau bergeraknya pendengar.
2. Efek Doppler
Efek Doppler, dinamakan mengikuti tokoh fisika, Christian Andreas Doppler, adalah perubahan frekuensi
atau panjang gelombang dari sebuah sumber gelombang yang diterima oleh pengamat, jika sumber
suara/gelombang tersebut bergerak relatif terhadap pengamat/pendengar. Untuk gelombang yang umum
dijumpai, seperti gelombang suara yang menjalar dalam medium udara, perhitungan dari perubahan
frekuensi ini, memerlukan kecepatan pengamat dan kecepatan sumber relatif terhadap medium di mana
gelombang itu disalurkan.
F. EKSTRAKSI VAKUM
1. Pengertian
Ekstraksi vakum merupakam tindakan obstetrik yang bertujuan untuk mempercepat kala pengeluaran
dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan ekstraksi pada bayi. Oleh karena itu, kerjasama dan
kemampuan ibu untuk mengekspresikan bayinya, merupakan faktor yang sangat penting dalam
menghasilkan akumulasi tenaga dorongan dengan tarikan ke arah yang sama. Tarikan pada kulit kepala
bayi, dilakukan dengan membuat cengkraman yang dihasilkan dari aplikasi tekanan negatif (vakum).
Mangkuk logam atau silastik akan memegang kulit kepala yang akibat tekanan vakum, menjadi kaput
artifisial. Mangkuk dihubungkan dengan tuas penarik (yang dipegang oleh penolong persalinan), melalui
seutas rantai. Ada 3 gaya yang bekerja pada prosedur ini, yaitu tekanan interauterin (oleh kontraksi)
tekanan ekspresi eksternal (tenaga mengedan) dan gaya tarik (ekstraksi vakum).
2. Sop Ekstraksi Vacum
i. Pengkajian Ulang dengan Syarat Khusus.
Pembukaan lengkap atau hampir lengkap.
Presentasi kepala.
Cukup bulan (tidak prematur).
Tidak ada kesempitan panggul.
Anak hidup dan tidak gawat janin.
Penurunan H III/III+ (Puskesmas H IV / dasar panggul).
Kontraksi baik.
Ibu kooperatif dan masih mampu untuk mengedan
ii. Persiapan Sebelum Tindakan
Pasien
Cairan dan slang infus sudah terpasang, Perut bawah dan lipat paha sudah dibersihkan dengan air dan
sabun.
Uji fungsi dan perlengkapan perlatan ekstraksi vakum.
Siapkan alas bokong, sarung kaki dan penutup perut bawah.
Medikamentosa
Oksigen
Ergometrin
Prokain 1%
Larutkan antiseptik (Povidon lodin 10%)
Oksigen dengan regulator
Set partus : 1 set
membutuhkan kelembaban yang stabil agar kondisi dalam incubator tetap terjaga sesuai dengan set
point. Menurut data statisitik pengukuran dan kalibrasi yang dilakukan oleh BPFK Surabaya th 20062007, terjadi kecenderungan masalah pada kelembaban dan Over Heat pada matras. Untuk mengatasi
masalah tersebut maka perlu dirancang sebuah pengendalian temperature dan kelembaban udara pada
tabung Inkubator Bayi secara on-off. Dari hasil pengukuran diperoleh tingkat ketelitian pembacaan
kelembapan 1.498 %RH dan tingkat ketelitian pembacaan temperatur 1.642 . Dari hasil uji sistem kontrol
diperoleh respon kontrol untuk trakcing setpoint pada 60%, 70% dan 75 %.
Inkubator Bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga suhu sebuah ruangan
supaya suhu tetap konstan /stabil. Pada modifikasi manual-otomatis inkubator bayi , terdapat sebuah
boks kontrol yang dibagi menjadi 2 bagian (bagian atas dan bagian bawah). Boks bagian atas digunakan
untuk meletakkan sensor , display sensor , kontroler , rangkaian elektronik. Sedangkan pada boks bagian
bawah dibagi menjadi 3 ruangan yang dibatasi dengan sekat , yang digunakan untuk meletakkan heater ,
tempat / wadah air dan kipas. Sensor yang digunakan adalah sensor suhu (PT100) dan sensor
kelembapan , dimana sensor suhu PT100 dan sensor kelembapan diletakkan di dalam boks tidur bayi (di
luar boks kontrol). Pada sensor suhu PT100 dan sensor kelembapan terdapat display yang sekaligus
sebagai driver sensor yang digunakan untuk mengetahui serta memberikan setting suhu dan kelembapan
dalam ruangan boks tidur bayi sesuai yang dikehendaki. Yang menjadi actuator dari alat ini adalah heater
dan kipas. Heater berfungsi sebagai pemanas ruangan , sedangkan kipas berfungsi untuk menyalurkan
udara panas yang dipancarkan heater menuju ruangan tempat air dan menuju boks tidur bayi melalui
selang. Sebagai kontrolernya , digunakan sebuah PIC Microchip 16F877A. Dimana PIC tersebut juga
berfungsi untuk menghubungkan boks kontrol dengan komputer (CPU) secara serial
supaya dapat memberikan tampilan serta dapat memberikan setting suhu sesuai dengan yang
dikehendaki melalui komputer.
2. Prinsip kerja Inkubator Bayi
Ketika power dinyalakan, actuator akan memiliki 2 kondisi. Aktuator dalam kondisi tidak aktif bila kondisi
suhu boks tidur bayi lebih besar dari suhu yang telah disetting. Sebaliknya , aktuator dalam kondisi aktif
bila kondisi suhu boks tidur bayi lebih kecil dari suhu yang telah disetting. Sensor selalu aktif karena
sensor akan mendeteksi suhu dan kelembapan boks tidur bayi secara terus menerus. Data dari sensor
suhu langsung tertampil dalam display pada boks kontrol dan juga tertampil di komputer. Dimana pada
sistem ini digunakan kontrol PID yang diatur di dalam TZN4S-14C sehingga setiap perubahan suhu yang
terjadi dapat lebih presisi. Sedangkan untuk kelembapannya hanya dapat diatur melalui drivernya saja,
dan tidak dapat disetting kelembapan ruangan melalui komputer. Data suhu yang dideteksi oleh PT100
masuk ke dalam TZN4S-14C (driver sekaligus display PT100). Output dari TZN4S-14C akan menjadi
inputan sinyal bagi PIC. Pada awalnya data input dari TZN4S-14C diterima oleh PIC melalui port RA0
berupa inputan sinyal analog kemudian diubah menjadi sinyal digital oleh ADC yang langsung tersedia
didalam PIC sebelum data tersebut akan dapat ditampilkan melalui komputer. Output dari PIC dikirim
menuju komputer secara serial melalui RS-232 yang terhubung dengan port serial komputer. Data yang
diterima komputer diubah menjadi sebuah tampilan suhu melalui program Visual Basic. Selain
memberikan tampilan / display suhu yang sesuai dengan tampilan pada TZN4S-14C , melalui program
Visual Basic kita juga dapat memberikan setting suhu boks bayi melalui komputer.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra
yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi,
membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ. Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika masa
kehamilan.
Suction Pump adalah suatu alat yang yang dipergunakan untuk menghisap cairan yang tidak dibutuhkan
pada tubuh manusia. Suction pump adalah alat kesehatan yang berfungsi untuk menghisap cairan yang
tidak berguna atau partikel padat pada tubuh manusia kesebuah wadah pengumpul.
Sinar-X atau sinar Rntgen adalah salah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik dengan panjang
gelombang berkisar antara 10 nanometer ke 100 pikometer (mirip dengan frekuensi dalam jangka 30
PHz to 60 EHz). Sinar-X umumnya digunakan dalam diagnosis gambar medis dan Kristalografi sinar-X.
Inkubator Bayi
Dalam proses persalinan, bayi yang dilahirkan dengan
bobot yang rendah disebut dengan bayi prematur.
Ketika masih dalam kandungan, bayi prematur hidup
dalam perut ibunya dengan temperatur yang sama
dengan temperatur tubuh ibunya (36-37oC).
Ketika baru dilahirkan, bayi prematur belum dapat menyesuaikan diri terhadap temperatur
di luar lingkungan perut ibunya. Oleh sebab itu bayi prematur harus dibantu untuk
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yang baru dengan meletakkannya ke dalam
inkubator. Inkubator bayi menurunkan suhu secara perlahan sehingga dapat membuat bayi
merasa nyaman. Saat ini inkubator bayi yang ada di pasaran umumnya memiliki harga
yang relatif mahal. Hal ini disebabkan karena sebagian besar inkubator yang ada
merupakan produk impor. Oleh sebab itu, Prof. Dr. Ir. Raldi Artono Koestoer, DEA dari
Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia mencoba untuk
mengembangkan dan membuat inkubator bayi dengan harga yang lebih terjangkau namun
tetap berkualitas tinggi.
nya akan otomatis mati. Dan ketika temperaturnya sudah turun menjadi 33oC, maka heaternya akan menyala lagi.
Pada dasarnya inkubator produk dalam dan luar negeri prinsip kerjanya sama saja. Yang
membedakannya adalah desainnya, pintunya, engselnya, dan heater-nya. Kelebihan
inkubator buatan Prof. Raldi ini adalah hemat energi. Sedangkan inkubator buatan luar
negeri memiliki watt yang tinggi, sehingga membutuhkan energi listrik yang cukup besar.
Hal ini disebabkan karena di luar negeri, mereka menghadapi temperatur yang rendah.
Sehingga membutuhkan energi yang besar untuk menaikan temperatur. Sedangkan di
Indonesia temperaturnya sekitar 28-29oC, sehingga tidak memerlukan energi yang terlalu
besar untuk menaikan temperatu
Dulu banyak bayi prematur yang arus menemui ajal karena kesulitan untuk mendapat perawatan
medis. Hingga pada 1860, dokter kandungan asal Perancis, Stephane Tarnier mendapat ide untuk
membuat inkubator bayi setelah terilhami oleh inkubator untuk menetaskan telur di peternakan
ayam.
Dia lalu meminta Odile Martin, Direktur Kebun Binatang Paris untuk dibuatkan inkubator.
Bentuk awalnya mirip oven panggang dari besi yang diaplikasikan pertama kali di RS Maternity,
Paris, pada 1881. Dr. Alexandre Lion kemudian mengembangkannya. Material besi diganti kaca
serta memakai sistim pemanas otomatis.
Lion memajang inkubator buatannya di jalanan kota Perancis sebagai suatu pertunjukan The
Amazing Mechanized Mom. Orang tua boleh menaruh bayi prematur mereka ke dalam inkubator
setelah membayar harga yang disepakati. Sungguh pemandangan yang aneh bagi masyarakat
kala itu. Ternyata kelangsungan hidup bayi prematur yang dimasukkan ke inkubator naik 72
persen.
Doktor asal Jerman, Dr. Martin Couney, murid Stephane Tarnier mendapat inspirasi dari Lion
dan melakukan hal yang sama di Berlin dengan membuat sebuah pameran. Acaranya sukses
hingga Couney membuat pameran berikutnya di Inggris dan Amerika Serikat.
Pameran pertama di Cowney Island, New York (1903) sempat memicu kontroversi. Masyarakat
protes karena pertunjukkan yang menampilkan bayi itu dianggap tidak manusiawi. Tapi Martin
tidak putus asa. Dia tetap melanjutkannya dan sukses menarik massa.
Sekarang, inkubator menjadi alat penting dalam medis dan biasa kita lihat saat melewati ruangan
bayi di rumah sakit.
Intisari. Maret 2013
www.thecrowdvoice.com/post/asal-usul-inkubator-bayi-7582825.html
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................... i
Kata Pengantar.......................................................................................................... ii
Daftari Isi................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Pembatasan Masalah..................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................... 2
1.4 Metode Penulisan......................................................................................... 2
1.5 Sistematika Penulisan................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hemodialisis................................................................................................. 3
2.2 Fungsi Hemodialisis...................................................................................... 5
BAB III METODOLOGI HEMODIALISIS
3.1 Cara Kerja Hemodialisis............................................................................... 6
3.2 Keuntungan Hemodialisis............................................................................. 9
3.3 Kerugian Hemodialisis.................................................................................. 10
3.4 Cara Penggunaan Hemodialisis.................................................................... 10
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................................................... 11
4.2 Saran............................................................................................................. 11
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
sehingga harus dibuang bersamaan dengan urin dengan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Ginjal
sebagai organ yang berfungsi dalam proses penghasilan urin melalui proses filtrasi, reasorbsi,
dan augmentasi. Apabila fungsi ini terganggu maka zat-zat racun yang tidak dapat dihancurkan dan
digunakan oleh tubuh akan mengendap. Sedangkan zat-zat yang bermanfaat seperti glukosa dapat
terbuang sehingga urin terasa manis. Kasus ini sering disebut dengan istilah diabetes melitus atau
kencing manis. Ginjal yang tidak berfungsi dengan normal sering disebut dengan istilah gagal ginjal.
Kasus ini dapat terjadi akibat kerja ginjal yang terlalu berat sehingga terganggu fungsinya. Selain itu,
gagal ginjal juga dapat diakibatkan oleh penyakit keturunan.
Berbagai upaya kuratif yang telah dilakukan dalam dunia kedokteran seperti cangkok ginjal dapat
membantu kerja ginjal yang sangat berat. Manusia normal memiliki dua ginjal yang bekerja bersama.
Ketika salah satunya rusak atau tidak berfungsi, cangkok ginjal dapat dilakukan untuk menggantikan
salah satu ginjal yang rusak tadi sehingga dapat bekerja dalam proses penyaringan dan menghasilkan
urin yang normal. Alternatif lain yang saat ini sedang berkembangkan adalah haemodialisis.
1.2 Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis membatasi pembahasan masalah dalam makalah ini.
Pembatasan masalah tersebut yaitu mengenai cara kerja alat dialisis darah secara mekanis dilihat dari
prinsip ilmu fisika khususnya fluida dinamis.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dituliskan tujuan dari penulisan ini adalah :
1.
Mengetahui cara penggunaan hemodialisis
2.
3.
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hemodialisis
Hemodialisis adalah sebuah terapi medis. Kata ini berasal dari kata haemo yang berarti darah
dan dilisis yang berarti dipisahkan. Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi Pengganti Ginjal, yang
digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun kronik. Hemodialisis dapat
dikerjakan untuk sementara waktu (misalnya pada Gagal Ginjal Akut) atau dapat pula untuk seumur
hidup (misalnya pada Gagal Ginjal Kronik).
Hemodialisis berawal dari beberapa penemuan yang berhasil maupun yang menemukan
kegagalan oleh beberapa tokoh antara lain, Abel dan Roundtree, Hass, dan Necheles, serta Kjellstrand.
Banyak tokoh yang memegang peranan penting dalam memanfaatkan dialisis sebagai salah satu cara
menangani kasus gagal ginjal, dimulai oleh Thomas Graham dari Glasgow, orang pertama yang
mengemukakan prinsip transportasi larutan melalui membran semipermeabel pada tahu 1854. Lalu,
pemanfaatan prinsip ginjal yang dikemukakan oleh Abel, Roundtree, dan Turner pada tahun 1913,
Dialisis Peritoneal ditemukan oleh Georg Ganter pada tahun 1923, penggunaan hemodialisis pada
manusia pertama kali oelh Hass pada 28 Februari 1924 dan pengaplikasian prinsip ginjal pada alat
kesehatan ditemukan oleh Kolff pada tahun 1943-1945. Penelitian yang ia lakukan menunjukkan bahwa
hidup seorang pasien yang mengalami gagal ginjal dapat tertolong dengan penggunaan hemodialisis.
Dr. Willem Kolff adalah orang pertama yang merancang mesin dialisis darah (dialiser) pada tahun
1943. Hasil penemuannya ini pertama kali sukses pada seorang pasien wanita berumur 67 tahun yang
koma dan mulai sadar setelah 11 jam menjalani hemodialisis menggunakan dialiser Kolff pada tahun
1945. Setelah beberapa waktu kesuksesannya, Kolff bertujuan mengembangkan alat bantu hidup ini
untuk mengatasi gagal ginjal akut. Pada akhir Perang Dunia II, Kolff menyumbangkan 5 mesin dialisis
untuk beberapa rumah sakit di dunia, salah satunya Mt. Sinai Hospital in New York. Kolff memberikan
satu set blueprints untuk mesin hemodialisisnya kepada George Thorn di Peter Bent Brigham Hospital
di Boston. Hal ini bertujuan untuk menyempurnakan dialiser Kolff pada masa yang akan datang, yaitu
dialiser Kolff-Brigham dari bahan stainless steel.
Pada tahun 1950-an, mesin penemuan Willem Kolff digunakan untuk menangani pasien gagal
ginjal akut, tetapi ini tidak dapat menangani pasien penyakit ginjal stadium akhir. Kemudian, para dokter
percaya bahwa alat ini tidak mungkin untuk mendialisis pasien secara sempuran karena dua alasan.
Pertama, Mereka berpendapat bahwa tidak ada alat buatan manusia yang dapat menggantikan fungsi
ginjal dalam waktu yang cukup lama. Kedua, pasien yang telah sering mengalami dialisis menyebabkan
kerusakan pada pembuluh vena dan arteri, jadi setelah beberapa kali penanganan medis, akan sulit
menemukan pembuluh sebagai akses darah pasien.
Penemuan Kolff tidak memungkinkan untuk digunakan karena tidak mampu untuk proses
pemindahan fluida. Dr. Nils Alwal, pada tahun 1946 di University of Lund, mencoba memodifikasi alat
ginjal ini dalam sebuah tabung stainless steel agar ada tekanan yang mempengaruhi, cara ini bekerja
efektif pada aplikasi hemodialisis. Alwall juga membantah penemu dari arteri vena pelangsir untuk
dialisis. Ia pertama kali melaporkan ini pada tahun 1948, dimana dia menggunakan pelangsir vena
itu untuk melangsir kelinci. Secara berkelanjutan dia menggunakan tabung pengalir yang terbuat dari
bahan kaca, sama fungsinya dengan dialisator ciptaannya yang terbuat dari bahan kanister, untuk
menangani 1500 pasien gagal ginjal antara tahun 1946 dan 1960, sebagai laporan pada Kongres
Nefrologi Internasional yang pertama di Evian pada September 1960. Kemudian Alwall dengan Holger
Crafoord, seorang pebisnis berkebangsaan Swedia, untuk membangun sebuah perusahaan di bidang
pembuatan mesin dialisis, Gambro.
Dr. Belding H. Scribner berkolaborasi dengan seorang dokter bedah, Dr. Wayne Quinton,
memodifokasi tabung pengalir dengan menggantinya dengan bahan Teflon. Hal lain yang menjadi kunci
pengembangan mereka yaitu dengan menghubungkan tabung yang satu dengan yang lain.gelas tersebut
kemudian memindahkan media ke kepingan tabung silikon yang ukurannya pendek.ini akan membentuk
basis yang kemudian dinamakan tabung scribner.mungkin bagian-bagian yang lain akan lebih umum
dikatakan sebagai tabung Quinton-scribner.setelah proses perawatan,akses sirkulasi akan disimpan
dalam keadaan terbuka dengan menghubungkan dua tabung bagian luar dengan menggunakan tabung
teflon berbentuk huruf U,yang kemudian akan mengalirkan darah dari tabung arteri belakang menuju
vena.
2.2 Fungsi Hemodialisis
Hemodialisis berfungsi membuang produk-produk sisa metabolisme seperti potassium dan urea
dari darah dengan menggunakan mesin dialiser. Mesin ini mampu berfungsi sebagai ginjal menggatikan
ginjal penderita yang sudah rusak kerena penyakitnya, dengan menggunakan mesin itu selama 24 jam
perminggu, penderita dapat memperpanjang hidupnya sampai batas waktu yang tidak tertentu.
BAB III
METODOLOGI HEMODIALISIS
dalam darah dan dialisat. Sedangkan tusukan vaskuler merupakan tempat keluarnya darah dari tubuh
penderita menuju dializer dan selanjutnya kembali lagi ketubuh penderita. Kecepatan dapat di atur
biasanya diantara 300-400 ml/menit. Lokasi pompa darah biasanya terletak antara monitor tekanan arteri
dan monitor larutan dialisat. Larutan dialisat harus dipanaskan antara 34-39 C sebelum dialirkan kepada
dializer. Suhu larutan dialisat yang terlalu rendah ataupun melebihi suhu tubuh dapat menimbulkan
komplikasi. Sistem monitoring setiap mesin HD sangat penting untuk menjamin efektifitas proses dialisis
dan keselamatan.
Dialisator tersedia dalam berbagai jenis ukuran. Dialisator yang ukurannya lebih besar mengalami
peningkatan dalam membran area, dan biasanya akan memindahkan lebih banyak padatan daripada
dialisator yang ukurannya lebih kecil, khususnya dalam tingkat aliran darah yang tinggi. Hal ini juga
tergantung pada koefisien permeabilitas membran untuk tiap padatan pada masing-masing pertanyaan
sehingga efisiensi dialisator bekerja sebagai KoA yang pada akhirnya menghasilkan koefisien
permeabilitas dan area
Kebanyakan jenis dialisator memiliki permukaan membran area sekitar 0,8 sampai 2,2 meter
persegi dan nilai KoA memiliki urutan dari mulai 500-1500 ml/min. KoA yang dinyatakan dalam satuan
ml/min dapat diperkirakan melalui pembersihan maksimum dari dialisator dalm tekanan darah yang
sangat tinggi dari grafik tingkat alirannya.
Secara singkat konsep fisika yang digunakan dalam hemodialisis adalah konsep fluida bergerak.
Syarat fluida yang ideal yaitu cairan tidak viskous (tidak ada geseran dalam), keadaan tunak (steady
state) atau melalui lintasan tertentu, mengalir secara stasioner, dan tidak termampatkan (incompressible)
serta mengalir dalam jumlah cairan yang sama besarnya (kontinuitas).
Secara matematis, ada tiga teorema fluida bergerak yang digunakan,yaitu :
1.
Hukum Kontinuitas
1 A1 1 = 2 A2 2
dimana,
= massa jenis fluida (kg/m)
A = luas permukaan penampang (m)
= kecepatan fluida (m/s)
2.
Hukum Bernoulli
P + + gh = konstan
dimana,
P = tekanan (Pa)
= massa jenis fluida (kg/m)
= kecepatan fluida (m/s)
g = kecepatan gravitasi (m/s)
h = tinggi pipa atau selang (m)
3.
Hukum Poiseuille
dimana,
1.
2.
3.
4.
5.
V = volume (m)
t = waktu (s)
= 3,14
r = jari-jari pembuluh (m)
P = tekanan (Pa)
= viskousitas = 0,003 0,004 Pa (untuk darah)
L = panjang pembuluh (m)
Kemudian aliran darah dari tubuh pasien masuk ke dalam sirkulasi darah mesin HD yang terdiri
dari selang Inlet/arterial (ke mesin) dan selang Outlet/venous (dari mesin ke tubuh). Kedua ujungnya
disambung ke jarum dan kanula yang ditusukkan ke pembuluh darah pasien. Selama proses HD, darah
pasien diberi Heparin agar tidak membeku ketika berada di luar tubuh yaitu dalam sirkulasi darah mesin.
Selama menjalani HD, posisi pasien dapat dalam keadaan duduk atau berbaring
Selain menjalani HD, dalam jangka panjang, obat-obat yang diperlukan antara lain obat yang
mengatasi anemia seperti suntikan hormon eritropoetin serta pemberian zat besi. Selain itu obat yang
menurunkan kadar fosfat darah yang meningkat yang dapat mengganggu kesehatan tulang, diberikan
obat pengikat fosfat (Phosphate binder). Obat-obat lain yang diperlukan sesuai kondisi pasien misalnya
obat hipertensi, obat-obat antigatal, vitamin penunjang (yang bebas fosfor maupun mineral yang tidak
perlu).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hemodialisis adalah sebuah terapi medis. Hemodialisis merupakan salah satu dari Terapi
Pengganti Ginjal, yang digunakan pada penderita dengan penurunan fungsi ginjal, baik akut maupun
kronik. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa hemodialisis merupakan alat medis
yang berteknologi canggih dengan menggunakan konsep ilmu fisika fluida. Alat yang berperan dalam
dunia kesehatan ini membantu menangani pasien gagal ginjal.
4.1 Saran
Seiring dengan perkembangan dunia kedokteran khususnya aplikasi dalam kesehatan
masyarakat indonesia, hemodialisis sebagai alat pencuci darah sangat dibutuhkan dalam upaya
peningkatan mutu kesehatan masyarakat indonesia. Dengan demikian, penggunaan hemodialisis harus
lebih diterapkan dalam bidang kesehatan. Selain itu, pemerintah dalam hal ini harus lebih meningkatkan
fasilitas kesehatan dengan cara menambah fasilitas kesehatan di rumah sakit umum dan puskesmas,
mengingat puskesmas merupakan tempat pelayanan kesehatan utama bagi masyarakat umum, teruama
masyarakat yang tergolong tidak mampu. Hal yang paling penting dalam upaya pemerataan kesehatan
bagi seluruh masyarakat indonesia adalah mahalnya biaya pengobatan. Pemerintah harus memberi
keringanan biaya kesehatan bagi rakyat miskin sehingga mereka yang menderita gagal ginjal dapat
ditangani dengan alat pengobatan yang canggih seperti mesin hemodialisis dengan biaya yang murah.
DAFTAR PUSTAKA
Gabriel, J. F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran, EGC.
Soedarto, Herriyadi. 1982. Gagal Ginjal Akut. Bandung : Penerbit Buku Kedokteran