Vous êtes sur la page 1sur 37

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Pengertian Kalibrasi


Akurasi suatu instrumen (INKUBATOR PRAWATAN) tidak sendirinya
timbul dari suatu rancangan yang baik, tetapi dipengaruhi oleh kinerjanya
(performance), stabilitas kehandalan dan biaya yang tersedia (pemeliharaan).
Akurasi hanya timbul dari kalibrasi yang benar, artinya hasil pengukurannya
dapat ditelusuri melalui pengujian dan kalibrasi terhadap instrumen dengan
teratur.
Sekalipun alatnya masih baru, tetap harus dikalibrasi dahulu sebelum
dioperasikan. Kalibrasi adalah serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan
antar-nilai yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran atau sistem pengukuran,
atau yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang
berkaitan dari besaran yang diukur dengan kondisi tertentu.
Dewan Standarisasi Nasional (DNS/1990) mendefinisikan bahwa kalibrasi
adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional penunjukan instrumen
ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkannya terhadap standart
ukurannya yang ditelusuri (traceable) ke standart Nasional atau Internasional.
Definisi lain kalibrasi adalah kegiatan penerapan untuk menentukan kebenaran
nilai penunjukan alat ukur dan data bahan ukur, (definisi : Permenkes No. 363
Tahun 1998).
Sedangkan pengujian adalah keseluruhan tindakan yang meliputi
pemeriksaan fisik dan pengukuran untuk membandingkan alat ukur dengan
standart untuk satuan ukur sesuai guna menetapkan sifat ukurnya (sifat
metrologik) atau menentukan besaran atau kesalahan pengukuran. Pengukuran
adalah kegiatan atau proses mengaitkan angka secara empiris dan obyektif kepada
sifat-sifat obyek atau kejadian nyata sedemikian rupa sehingga angka tadi dapat
memberikan gambaran yang jelas mengenai obyek atau kejadian tersebut,
(definisi: Permenkes No . 363 Tahun 1998).
Setiap peralatan terlebih lagi alat kesehatan yang berhubungan langsung
dengan manusia dan sangat kritis (berhubungan dengan nyawa) wajib dilakukan
kalibrasi untuk menjamin kebenaran nilai keluaran dan keselamatan atau kalibrasi
alat kesehatan, maka alat ukur dan kebesaran standart yang dipergunakan untuk

Universitas Sumatera Utara

pengujian dan kalibrasi alat kesehatan wajib dikalibrasi secara berkala pula oleh
Institusi Penguji Rujukan (seperti LIPI).
Adapun untuk alat kesehatan, pengujian dan kalibrasi wajib dilakukan dengan
kriteria sebagai berikut:
1.

Belum memiliki sertifikat dan tanda lulus pengujian dan kalibrasi

2.

Sudah berakhir jangka waktu sertifikat atau tanda pengujian dan kalibrasi

3.

Diketahui penunjukan keluaran kinerjanya (performance) atau keamanannya


(safety) tidak sesuai lagi, walaupun sertifikasi dan tanda masih berlaku

4.

Telah mengalami perbaikan walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku

5.

Telah berpindah tempat atau dipindahkan dan memerlukan pemasangan


instalasi listrik baru, walaupun sertifikat dan tanda masih berlaku

6.

Jika ada layak pakai pada alat kesehatan tersebut hilang atau rusak, sehingga
dibutuhkan data kalibrasi terbaru untuk dapat memberikan informasi yang
sebenarnya.

2.2 Tujuan dan Manfaat Kalibrasi


Tujuan kalibrasi adalah:
1. Menentukan deviasi kebenaran konvensional nilai yang menunjukkan suatu
instrumen atau deviasi dimensi nominal yang seharusnya untuk suatu bahan
ukur
2. Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standart nasional maupun
internasional (Dewan Standarisasi Nasional/DNS 1990).
Manfaat kalibrasi adalah menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan ukur
agar tetap sesuai dengan spesifikasinya (DNS 1990). Sedangkan tujuan umum
kalibrasi ialah agar tercapai kondisi layak pakai atau menjamin ketelitian dalam
rangka mendukung peningkatan mutu pelayanan kesehatan, (Dirjen Pelayanan
Medik Depkes, 2001). Fungsinya tentu saja sebagai tolak ukur jaminan
keakuratan alat tersebut pada pemanfaatannya.
2.3 Waktu Kalibrasi
Waktu kalibrasi suatu alat ukur tergantung pada karakteristik dan tujuan
pemakaiannya. Ditinjau dari karakteristiknya, maka makin tinggi kualitas
metrologis, makin panjang selang kalibrasinya. Bila ditinjau dari tujuan

Universitas Sumatera Utara

pemakaiannya, semakin kritis pemakaiannya, semakin kecil dampak hasil


ukurnya, maka semakin pendek selang kalibrasinya.
Secara umum selang waktu kalibrasi dipengaruhi oleh jenis alat ukur,
frekuensi pemakaian dan pemeliharaan dari alat tersebut. Adapun waktu-waktu
kalibrasi biasanya dinyatakan dalam beberapa cara yaitu:
1. Dinyatakan dalam waktu kalender, misalnya enam bulan sekali, setahun sekali
dan seterusnya
2. Dinyatakan dalam pemakaian, misalnya 1000 jam pakai, 5000 jam pakai dan
seterusnya
3. Kombinasi cara pertama dan kedua di atas, misalnya enam bulan sekali atau
1000 jam pakai, tergantung mana yang dahulu.
Untuk alat kesehatan khususnya, telah diatur dalam peraturan Menteri
Kesehatan atau Permenkes No. 363/Menkes/per/IV/1998, tentang pengujian dan
kalibrasi alat kesehatan bahwa setiap alat kesehatan yang dipergunakan atau
sarana pelayanan kesehatan wajib dilakukan pengujian dan kalibrasi oleh institusi
penguji, untuk menjamin keteletian dan ketetapan serta keamanan pengguna alat
kesehatan. Waktu pengkalibrasian alat kesehatan tertera pula dalam Permenkes
No. 363/Menkes/per/IV/1998, tentang pengujian dan kalibrasi alat kesehatan yang
dipergunakan atau sarana pelayanan kesehatan wajib diuji atau kalibrasi secara
berkala, sekurang-kurangnya satu kali setiap tahun.
Suatu kegiatan bisa dikatakan merupakan kegiatan kalibrasi jika kegiatan
tersebut menghasilkan:
1. Sertifikasi kalibrasi,
2. Lembar hasil atau laporan hasil kalibrasi yang memuat, mencantumkan atau
berisi angka koreksi, deviasi atau penyimpangan, ketidakpastian dan batasanbatasan atau standart penyimpangan yang diperkenankan, dan
3. Label atau penanda.
Kalibrasi diperlukan hanya untuk alat yang baik atau sedang
dioperasionalkan dan bukan untuk alat yang rusak. Alat rusak haruslah diperbaiki
dahulu baru kemudian dilakukan pengujian dan kalibrasi untuk memastikan
bahwa alat tersebut betul-betul baik.
Dari hasil kalibrasi dapat diketahui kesalahan penunjukan instrumen ukur,
sistem pengukuran atau bahan ukur, untuk pemberian nilai pada tanda skala
tertentu dan juga dapat dicatat dalam suatu dokumen disebut sebagai sertifikat

Universitas Sumatera Utara

kalibrasi atau laporan kalibrasi, dan suatu alat kesehatan dinyatakan lulus kalibrasi
bila:
1. Penyimpanan hasil pengukur dibandingkan dengan nilai yang dibandingkan
pada alat kesehatan tersebut tidak lebih menyimpang dari yang diijinkan, dan
2. Nilai hasil pengukuran keselamatan kerja, berada dalam nilai ambang batas
yang diijinkan.
2.4 Kalibrasi Alat INKUBATOR PERAWATAN dan Metode Pengujiannya
Adapun acuan pengujian Departemen Kesehatan sebagai rujukan
pengujian dan kalibrasi INKUBATOR (berdasarkan pedoman pengujian dan
kalibrasi alat kesehatan Depkes 2001/lihat lampiran) adalah berdasarkan IEC 6011-1, ECRI 410-059/410-20010301 (lihat lampiran), dan dalam penilaian hasil
ketidakpastian pengukuran mengacu pada metode ISO Guide/GUM (ISO Guide to
the Expression of Uncertainty in Measurement) dari PUSLIT KIM LIPI (lihat
Daftar Pustaka).
IEC (International Electrotechnical Commission) merupakan acuan standart
keselamatan kelistrikan dalam semua evolusi teknologi, termasuk evolusi
teknologi pelayanan kesehatan (Health Care Technology) yang berkembang
dengan cepat saat ini. Sedangkan ECRI ( Emergency Research Intitute Care)
adalah suatu badan riset pelayanan kesehatan dan mutu (Agency for Health Care
Research And Quality) yang ada di Amerika, yang mengeluarkan laporan hasilhasil riset terhadap nilai-nilai dan batasan keluaran beberapa parameter alat
kesehatan. Berdasarkan standart tersebut Departemen Kesehatan mengeluarkan
nilai-nilai penyimpangan untuk alat INKUBATOR PERAWATAN sebagai
berikut:
A. Nilai keselamatan dan nilai ambang batas:
1. Tahanan isolasi kabel catu daya dengan pembumian

2 M

2. Tahanan isolasi kabel catu daya dengan selungkup

> 2 M

3. Arus bocor pada kabel pembumian polaritas normal

500A

4. Arus bocor pada kabel pembumian polaritas terbaik

500A

5. Arus bocor pada selungkupan polaritas normal dengan pembumian

100A

6. Arus bocor pada selungkupan polaritas terbalik dengan pembumian 100A


7. Arus bocor pada selungkupan polaritas normal tanpa pembumian

500A

8. Arus bocor pada selungkupan polaritas terbalikl tanpa

500A

9. Nilai resitansi kawat pembumian

0,2

Universitas Sumatera Utara

B. Jenis keluaran dan nilai penyimpangan yang diijinkan:


1.

Suhu udara rata-rata UUT

2.

Rata -rata variasi suhu udara

3.

Suhu matras

4.

Kebisingan

= 65 Dba

5.

Kecepatan udara

= 0,35 m/detik

Metode ISO Guide digunakan mendefinisikan ketidakpastian pengukuran


sebagai parameter hasil pengukuran yang mengkarakteris disperse nilai-nilai yang
dapat dikenakan pada besaran ukur. ISO Guide juga mengandung definisi-definisi
penjelasan dan contoh pemakaian serta daftar acuan dan bersifat universal karena
dapat digunakan dalam tiap jenis pengukuran . Ada 2 gagasan atau inovasi penting
dalam ISO Guide yaitu konsep memakai 2 evaluasi type A dan type B.
Type A: dievaluasikan dengan menggunakan metode statistik baku untuk
menganalisis satu himpunan pengukuran dan mencakup kesalahan - kesalahan
acak. Kesalahan-kesalahan ini dikarakteristikkan dengan taksiran variasi atau
simpangan baku, nilai rata-rata atau ekivalen dan derajat kebebasan . Type inilah
yang kita gunakan dalam pengujian INKUBATOR PERAWATAN nantinya.
Type B: dievaluasikan dengan cara selain statistik pada jumlah
pengamatan. Ketidakpastian ini mencakup kesalahan-kesalahan sistematik. Dalam
mengevaluasi perlu dicari besaran yang dapat diambil sebagai variasi
(keberadaannya diasumsikan). Kesalahan-kesalahan ini dikarakteristikkan dengan
taksiran variasi dan simpangan baku, nilai rata-rata (yang mungkin nol) dan
derajat kebebasan. Evaluasi Type B diperlukan antara lain dalam, kasus atau
untuk sumber kesalahan seperti menafsir sembarangan pengukuran jika
pengukuran dilakukan satu kali (tidak dilakukan berulang). Variasi yang berbeda
digabungkan dengan menggunakan simpangan baku gabungan. Simpangan baku
gabungan adalah ketidakpastian baku dari hasil pengukuran yang didapat dari
nilai-nilai sejumlah besaran lain, yaitu akar positif dan jumlah suku-suku yang
merupakan variasi besran-besaran dengan bobot sesuai perubahan hasil
pengukuran terhadap perubahan besaran tersebut. Ketidakpastian yang
dicantumkan dalam sertifikasi kalibrasi dapat dianggap mempunyai bentuk
sebaran yang mendekati normal, yang merupakan akibat proses penggabungan
komponen-komponen ketidakpastian dalam proses kalibrasi tersebut keteknikan
dibutuhkan tingkat kepercayaan yang lebih tinggi atau 95%, dan ini dituangkan
dalam sertifikat kalibrasi alat yang digunakan pada penelitian ini atau disingkat
dengan
dibagi factor cakupannya (lihat table 4.5).
Adapun pengujian dan kalibrasi yang dilakukan terhadap INKUBATOR
(gambar 2.3) pada penelitian ini meliputi dua unsur penting, yaitu:

Universitas Sumatera Utara

1. Uji kualitatif yaitu untuk mengetahui kondisi lingkungan, kondisi fisik dan
fungsi komponen alat kesehatan yang meliputi:
a. Pengukuran kondisi lingkungan: catu tegangan, konsumsi arus, suhu dan
kelembaban ruangan, ini dilakukan dengan avometer, thermometer,
hygrometer
b. Pemerisaan kondisi fisik dan fungsi komponen yang ada pada alat meliputi
1) Chassis (selungkup)
2) Sekering
3) Tanda atau tampilan
4) Assesoris
5) Kotak kontak
6) Konektor
7) Baterai charger
8) Kabel jala-jala
9) Chamber
10) Temperature probe
11) Matras dan Alarm
12) Sistem perekaman suhu kelembaban
13) Label spesifikasi alat
Uji kuantitatif yaitu kegiatan pengukuran untuk mengetahui keselamatan
kerja dan kinerja alat kesehatan yang meliputi:
A. Pengukuran keselamatan listrik meliputi: tahanan isolasi catu daya,
impendasi pembumiaan alat, arus bocor pada chassis (selungkup) dengan
menggunakan alat Safety Analyzer (gambar 2.1).
B. Pengukuran

pemeriksaan

kinerja

INKUBATOR

PERAWATAN

menggunakan INKUBATOR ANALYZER (gambar 2.2) yang meliputi:


pengukuran parameter kinerja inkubator menggunakan incu analyzer
a. Inkubator adalah alat bagi bayi yang dapat melihat bayi dan dilengkapi
dengan alat pengontrol lingkungan bayi terutama suhu dengan
menggunakan udara yang dipanaskan.

Universitas Sumatera Utara

b. Inkubator dengan kontrol udara (udara terkontrol) adalah


inkubator infan dimana temperatur udara secara otomatis dengan sensor
temperature sesuai dengan temperature yang disetel.
c. Inkubator dengan kontrol bayi adalah inkubator dengan kontrol
udara untuk memiliki kemampuan tambahan dalam mengontrol secara
otomatis temperature yang disetel oleh operator.
d. Temperatur inkubator adalah temperatur udara pada titik 10 cm di
atas titik tengah permukaan matras.
M

Posisi sensor suhu atau temperatur udara


Keterangan :
M = Sensor suhu atau temperatur inkubator
A, B, C, D = Sensor temperatur udara (titik pengukuran A sampai D dan M
adalah sejajar rata dan jarak 10 cm terhadap matras).
e. Temperatur rata-rata inkubator adalah rata-rata bacaan temperatur
inkubator diambil pada selang waktu regular yang diperoleh selama
kondisi temperatur stabil atau mantap atau steady.
f. Kebisingan adalah suara alat tersebut, pada saat bekerja tidak
mengganggu kondisi pasien dan lingkungannya.
g. Kelembaban

adalah

tingkat

kelembapan

pada

daerah

pasien

ditempatkan sesui dengan suhu tubuh dan box incubator.

Universitas Sumatera Utara

Temperatur Inkubator
Over Shut
Perubahan Temperatur

Temperatur Incubator
rata-rata
O

11 C

Temp. Ruangan

Waktu Pemanasan

Kondisi Temperature Stabil

Waktu
u

Karakteristik Perubahan Temperatur Inkubator


h. Temperatur rata-rata adalah rata-rata bacaan temperatur diambil pada
setiap titik yang ditentukan dalam kompartemen selama kondisi
temperatur stabil.
i. Teperatur stabil atau ajek adalah kondisi yang diperoleh pada saat
temperatur inkubator tidak berubah lebih dari 1C selama periode waktu
satu jam.
j. Temperatur kulit adalah temperatur kulit dari infant pada titik dimana
sensor temperatur kulit diletakkan
k. Sensor temperatur kulit adalah sensor/gawai yang dimaksudkan untuk
mengukur suhu kulit bayi
l. Pengontrol temperatur adalah temperatur yang dipilih pada kontrol.
m. Kompartemen

adalah

selungkup

yang terkontrol

lingkungannya

dimaksudkan untuk tempat infant dan dengan bagian yang transparan


sehingga dapat melihat infant.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1 International Safety Analyzer 601 Pro XL

Gambar 2.2 Incu Analyzer


Keterangan gambar:
Temperature Sensor T1: digunakan utuk pengukuran Convection
Temperature Sensor T2: digunakan untuk pengukuran Convection atau
pengukuran Radiant, digunakan dengan radiant baby adapter supplai
dengan INCU
Temperature Sensor T3: digunakan utuk pengukuran Convection
Temperature Sensor T4: digunakan untuk pengukuran Mattress
Temperature, dibuat dari kondisi
Relative Humidity: terletak di dalam cover sebelah kanan pada top cover
(cover harus dibuka untuk proper pengukuran)
Air Flow: Detachable for storage

Universitas Sumatera Utara

ON/OFF Switch: tombol untuk penekanan power on/off INCU automatis


Temperature Probe Holder: di gunakan untuk hold temperature probe
T2 ketika terjadi pengukuran convection
Sound Sensor: Internal Microphone di gunakan untuk pengukuran sound.
RS-232 port : 9 pin D tipe conector jantan
Adapun diagram alur penelitian adalah sebagai berikut:
Periksa kondisi lingkungan, kondisi fisik dan fungsi komponen atau
aksesoris dari peralatan yang akan digunakan dengan avometer, dan
thermometer, serta menghubungkan peralatan dengan sumber arus

Inkubator dengan kabel dihubungkan ke safety analyzer

Incu Analyzer

Hasil uji inkubator dengan


menggunakan incu analyzer dapat
diihat dari tampilan incu analyzer
sebagai data hasil.

Safety Anayzer 601 Pro

Hasil uji inkubator dengan


menggunakan safety analyzer
dapat dilihat dari hasil print out
safty analyzer dan dimasukkan
ke dalam data hasil.

Gambar 2.3 Pengujian dan Kalibrasi

Universitas Sumatera Utara

2.5 INKUBATOR PERAWATAN


Inkubator adalah selungkup diperuntukkan bagi bayi, memiliki bagian
transparan yang dapat untuk melihat bayi yang dilengkapi dengan alat pengontrol
lingkungan bayi yang dilengkapi dengan alat pengontrol lingkungan bayi terutama
suhu, dengan menggunakan udara yang dipanaskan.
Adapun fungsi inkubator adalah:
1. Oksigenasi, melalui oksigen suplemen dengan tudung kepala atau kanula
hidung, atau bahkan saluran udara tekanan positif continue (CPAP) atau
ventilasi mekanik. Bayi dengan sindrom gangguan pernafasan adalah
penyebab utama kematian bayi prematur, dan ini dapat diminimalisasi oleh
fungsi dari CPAP, selain itu juga dengan mengelola surfaktan dan
menstabilkan gula darah, cairan fisiologis tubuh dan tekanan darah.
2. Observasi, perawatan intensif neonatanmodern yang canggih meliputi
pengukuran suhu, respirasi, fungsi jantung, oksigenasi, dan aktivitas otak
3. Perlindungan dari suhu dingin, infeksi, kebisingan, draft dan penanganan
kelebihan inkubator dapat digambarkan sebagai bassinets tertutup dalam
plastik, dengan peralatan kontrol suhu yang dirancang untuk menjaga mereka
tetap hangat dan membatasi eksposur merekea terhadap kuman
4. Penyediaan gizi melalui sebuah intravena kateter atau NG tube
5. Administrasi obat (pemberian obat-obatan)
6. Mempertahankan keseimbangan cairan dengan menyediakan cairan dan
menjaga kelembaban udara, baik kelembaban yang tinggi dari kulit dan
penguapan dari pernafasan bayi.
Jenis-jenis inkubator perawatan, yaitu:
1) Inkubator perawatan baby adalah inkubator perawatan bayi yang lahir
prematur dan bayi normal dilengkapi hanya dengan oksigen saja.
2) Infant inkubator baby adalah jenis inkubator perawatan bayi yang lahir tidak
normal bayi baru lahir neonatal yang emergensi dilengkapi dengan oksigen,
blue light, heater pemanas di atas bayi.

Universitas Sumatera Utara

2.6 CARA KERJA INKUBATOR PERAWATAN


2.6.1 Mengatur Sensor Kelembaban
Inkubator bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk
menjaga suhu sebuah ruangan supaya suhu tetap konstan atau stabil. Pada
modifikasi manual-otomatis inkubator bayi, terdapat sebuah boks kontrol yang
dibagi menjadi 2 bagian (bagian atas dan bagian bawah). Boks bagian atas
digunakan untuk meletakkan sensor, kontroler, rangkaian elektronik, sedangkan
box bagian bawah dibagi menjadi 3 ruangan yang dibatasi dengan sekat, yang
digunakan untuk meletakkan heater, tempat atau wadah air dan kipas. Sensor yang
digunakan adalah sensor suhu (PT 100) dan sensor kelembaban diletakkan di
dalam box tidur bayi (di luar boks kontrol).
Pada sensor suhu PT 100 dan sensor kelembaban terdapat display yang
sekaligus sebagai driver sensor digunakan untuk mengetahui serta memberikan
setting suhu dan kelembaban dalam ruangan boks tidur bayi sesuai yang
dikehendaki. Yang menjadi aktuator dari alat ini adalah heater dan kipas. Heater
berfungsi sebagai pemanas ruangan, sedangkan kipas berfungsi untuk
menyalurkan udara panas yang dipancarkan heater menuju ruangan tempat air dan
menuju boks tidur bayi melalui selang.
Sedangkan kontrolernya, digunakan sebuah PIC Microchip 16F877A.
Dimana PIC tersebut juga berfungsi untuk menghubungkan boks kontrol dengan
computer (CPU) secara serial supaya dapat memberikan tampilan serta dapat
memberikan setting sesuai dengan yang dikehendaki melalui komputer.
Sebuah inkubator (buka hangat atau isolett) adalah suatu alat yang
digunakan untuk mempertahankan kondisi lingkungan yang sesuai untuk neonates
(bayi yang baru lahir). Hal ini digunakan dalam kelahiran prematur atau untuk
beberapa bayi baru lahir yang rentan penyakit.
2.6.2 Cara Pengoperasian dan Fungsi Tombol Inkubator
1. Tempelkan inkubator pada ruangan dengan suhu 250C-300C dan tidak terkena
semprotan langsung udara dingin AC atau radiasi sumber panas
2. Isi botol reservoir dengan aquades atau air destilasi sampai strip maksimum
water level dan check selama pemakaian jika level air di bawah strip minimum
water level maka harus ditambah air lagi.
3. Pasang konektor skin probe pada inkubator kemudian masukkan steker arde
inkubator pada tegangan 220V AC kemudian tekan switch power ON
4. Pilih sistem operasi inkubator skin atau servo atau air manual dengan menekan
switch servo manual sistem yang dipilih ditujukan oleh led hijau

Universitas Sumatera Utara

5. Tentukan suhu yang dibutuhkan oleh bayi kemudian tekan switch up + set
secara bersamaan, untuk menurunkan seting down-set
6. Suhu inkubator akan tercapai dalam waktu 30 menit dan inkubator siap
digunakan masukkan pasien ke dalam inkubator dan tempelkan skin probe
pada kulit bayi bagian perut pakai plester
7. Kelemahan dalam inkubator ditunjukkan dalam lcd humudyti level ke kanan
untuk menurunkan ke kiri untuk menaikkan kelembaban dalam inkubator
8. Gunakan switch mute di bagian bawah panel untuk mematikan suara alarm
selama 5 menit.
2.6.3 Cara Penggunaan Suhu Pada Alat Inkubator
Cara memakai suhu inkubator bayi modern yang temperaturnya diatur oleh
sistem kontrol. Temperatur pada saluran-saluran supllai udara merubah tahanan
thermisor dibandingkan dengan suatu tahanan tetap identik dengan suhu yang
dikehendaki atau diset. Jika suhu udara memasuki tempat bayi atau chamber lebih
rendah dari pada suhu yang diset, daya dihubungkan ke heater untuk mengoreksi
perbedaan ini. Pada sistem kontrol, jumlah daya yang diberikan ke heater
sebanding dengan perbedaan atau selisih suhu di antara suhu udara yang
sebenarnya dengan suhu yang diset. Hal ini berarti daya berkurang sewaktu suhu
mencapai set poin (suhu yang diset), merupakan gambaran penting mengenai
contoh lebih presisi dan untuk memperkecil kemungkinan melebihi setting. Bila
suhu yang dikehendaki tidak tercapai, alarm akan berbunyi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan:
a. Tegangan
b. Kebersihan chamber
c. Setting suhu
d. Alarm
e. Aksesoris
f. Pembumian
Inkubator bayi adalah tempat penyimpanan bayi yang baru lahir, suhu di
dalam bayi inkubator disesuaikan dengan suhu tubuh ibunya yaitu sekitar 32360C, perlengkapan sebuah baby inkubator pada umunnya terdiri dari sensor suhu,
heater, dan sistem alarm (buzzer). Setting suhu dilakukan dengan menekan tombol
pemilihan (keypad) dan ditampilkan pada LCD, sehingga sensor suhu digunakan
IC LM35 yang mendeteksi suhu di dalam inkubator tak satupun orangtua yang
menginginkan bayinya lahir premature pada usia kehamilan kurang dari 37
minggu. Namun bila harus demikian, apa boleh buat! Tentu harus menerima

Universitas Sumatera Utara

kenyataan dengan berbesar hati. Bayi prematur memang cenderung lebih mudah
terserang infeksi dibandingkan bayi cukup bulan karena fungsi organ belum
sempurna. Sering kali bayi prematur tetap harus tinggal di rumah sakit walaupun
si ibu sudah diperbolehkan pulang. Selama dirawat, bayi mungil tersebut
diletakkan ke dalam kotak kaca bernama inkubator.
Selama ia berbaring di sana, dokter, suster maupun orangtua harus ekstra
sabar dan cermat menangani perkembangan kesehatannya. Inkubator aman
informasi mengenai efek samping inkubator yang dapat menyebabkan dampak
buruk terhadap kesehatan bayi sempat mencuat pemberitaannya beberapa waktu
lalu. Tak ayal hal ini membuat resah beberapa orangtua yang bayinya sedang
dirawat di inkubator. Padahal, inkubator bagi bayi prematur aman sepanjang
dilakukan sesuai dengan standar proses. Perlu diketahui, setiap bayi prematur
yang lahir memiliki kondisi yang berbeda-beda. Ada yang termasuk dalam kondisi
aman atau menderita penyakit ringan, ada pula bayi prematur yang menderita
penyakit berat. Semua ini tergantung dari daya tahan tubuh masing-masing bayi
prematur. Kondisi seperti inilah yang membuat bayi-bayi tersebut berjuang
demi mendapatkan perkembangan yang lebih baik. Nah, inkubator berfungsi
untuk menjaga agar bayi tetap mendapatkan suhu yang stabil. Kondisi suhu yang
sesuai membuat bayi merasa nyaman dan aman. Tergantung kondisi bayi lamanya
bayi berada di dalam inkubator tergantung kepada kondisi masing-masing bayi.
Suhu yang digunakan pun disesuaikan dengan kebutuhan akan kondisi
bayi. Setiap bayi baru lahir dilihat dahulu kondisinya lalu dicocokkan dengan
tabel yang sudah disediakan, di sana sudah tertera mengenai suhu yang akan
dipasang. Ini berlaku pada semua inkubator. Sepanjang dilakukan sesuai dengan
standar prosedur penggunaan maka tata laksana inkubator akan berjalan baik.
Sayangnya, kebanyakan inkubator yang digunakan di Indonesia teknologinya
masih kurang bila dibandingkan dengan inkubator buatan luar negeri seperti
Eropa. Harga yang terlalu mahal menjadi alasan utama mengapa kebanyakan
rumah sakit menggunakan produksi dalam negeri dan China. Walau begitu,
inkubator tersebut tetap bisa digunakan secara optimal. Inkubator yang biasanya
digunakan untuk mengasuh bayi prematur, ternyata memiliki efek yang tidak baik
bagi kecepatan detak jantung sang buah hati.
Hasil studi penelitian yang dipimpin Carlo Bellieni dari Rumah Sakit
Umum Universitas Studi di Siena Italia menemukan gelombang elektromagnetik
pada inkubator menyebabkan perubahan pada detak jantung bayi. Peneliti
mengamati detak jantung pada 43 bayi yang baru lahir yang dirawat dalam
inkubator. Mereka mengukur angka kecepatan detak jantung (HRV) bayi ketika
inkubator dihidupkan atau dimatikan. Belliani dan koleganya menemukan, saat
inkubator dihidupkan, bayi terpapar frekuensi elektromagnetik 8,9 milligauss
(level normal sekitar 1 milligauss). Sementara HRV-nya drop atau melemah 50%

Universitas Sumatera Utara

lebih rendah dibandingkan level normal. Ini sama sekali bukan sesuatu yang
baik, kata Belliani. Namun, Belliani tidak ingin memberikan peringatan kepada
orangtua. Sebab, kebanyakan bayi yang lahir prematur tidak akan mampu
bertahan tanpa bantuan inkubator.
Selain itu juga belum ditemukan korelasi antara masalah kesehatan dan
inkubator. Sekadar diketahui, jantung manusia berdetak dengan angka kecepatan
yang hampir sama sepanjang waktu. Namun, pada saat tertentu terjadi percepatan
dan kemudian melambat pada saat manusia menarik dan mengeluarkan napas.
Variasi kecepatan ini adalah sehat. Selain itu, pola inilah yang digunakan oleh
para praktisi medis dan ilmuwan untuk mengukur seberapa baik sistem
kegelisahan bekerja. Bagi orang dewasa, HRV rendah merupakan kunci terkena
risiko penyakit jantung. Selama ini, inkubator digunakan para dokter untuk
menjaga kondisi bayi yang prematur dalam beberapa minggu. Fungsi utama alat
ini adalah menjaga supaya udara hangat tetap menyelimuti tubuh bayi. Namun
begitu, penggunaan mesin penggerak atau motor telah menimbulkan medan
magnet di sekitar.
2.6.4 Alasan Bayi Prematur Dimasukkan ke Dalam Inkubator
Persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan genap 37 minggu atau 9
bulan disebut kelahiran preterm. Bayi yang dilahirkan juga disebut bayi prematur
atau kurang bulan. Walaupun sebenarnya berbagai sistem di dalam tubuhnya
belum berkembang sempurna, kebanyakan bayi ini tampil normal secara fisik.
Beberapa kemungkinan penyebab terjadinya kelahiran preterm adalah kehamilan
kembar, preeklampsi, kelainan plasenta, dan ketuban pecah sebelum waktunya.
Ada 3 masalah utama bayi kurang bulan, yaitu kemampuan bernapasnya belum
sempurna, belum optimalnya kemampuan isap untuk mendapatkan ASI, dan
kemampuan mengontrol suhu tubuh.
Oleh karena itu, kita sering melihat bayi kurang bulan yang dirawat di
inkubator, diberi O2 agar kebutuhan oksigennya terpenuhi, serta dijamin suhu
lingkungannya tetap hangat. Selain itu, bayi dalam inkubator juga diberi makanan
lewat selang cairan yang kecil dan terpasang lewat hidung menuju lambungnya.
Karena bayi ini masih terlalu muda, masalah utama yang harus dicegah
adalah terjadinya infeksi. Inkubator harus selalu berada dalam keadaan steril dan
semua tenaga kesehatan yang menyentuhnya perlu melakukan persiapanpersiapan, seperti mencuci tangan yang baik dan benar serta memakai jubah
khusus yang disediakan rumah sakit. Bila keadaannya telah stabil, bayi ini dapat
dirawat oleh ibu dengan cara perawatan bayi lekat atau perawatan metode
kanguru. Dengan metode ini, bayi yang membutuhkan sentuhan kasih sayang ini
akan mendapatkan kehangatan dari tubuh ibu atau ayahnya seperti saat dalam
kandungan. Cara perawatan yang sekarang telah diakui keberhasilannya ini akan

Universitas Sumatera Utara

sangat menguntungkan karena kebutuhan fisik, psikis, dan ASI untuk bayi
terpenuhi secara optimal.
Pada proses kelahiran prematur, temperatur kulit bayi dan suhu badan cenderung
mengalami penurunan, disebut perubahan pada sistem Thermogenik yang
disebabkan oleh 4 cara, antara lain:
1. Konveksi

: Proses hilangnya panas tubuh melalui kontak degan udara


yang dingin di sekitarnya

2. Radiasi

: Proses hilangnya panas tubuh apabila bayi diletakkan dekat


degan benda-benda yang lebih rendah suhunya dari suhu
tubuhnya

3. Evaporasi : Proses hilangnya panas tubuh dari prmukaan kulit apabila


bayi berada dalam keadaan basah
4. Konduksi

: Proses hilangnya panas tubuh melalui kontak langsung degan


benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah.

2.6.5 Inkubator Timbulkan Efek Negatif bagi Bayi


Medan elektromagnet dari sebuah inkubator dikhawatirkan dapat
menimbulkan efek negatif bagi kesehatan seorang bayi. Meski selama ini
inkubator bisa memberi kenyamanan bagi si bayi, namun alat ini disinyalir juga
dapat mempengaruhi detak jantung bayi. Para ahli dari Italia menemukan adanya
indikasi medan elektromagnet dari inkubator dapat mempengaruhi detak jantung
bayi. Hasil penelitian menunjukkan, perubahan normal rata-rata detak jantung
bayi mengalami penurunan ketika mesin inkubator dinyalakan.
Namun demikian, para peneliti tidak menemukan bukti yang kuat adanya
dampak nyata terhadap kesehatan yang diakibatkan inkubator. Fungsi utama alat
ini adalah menjaga supaya udara hangat tetap menyelimuti tubuh bayi. Namun,
penggunaan mesin penggerak atau motor telah menimbulkan medan magnet di
sekitar alat dan tempat bayi. Dalam risetnya, peneliti melibatkan 27 bayi yang
sebenarnya tidak membutuhkan perawatan di inkubator. Para bayi dipantau dalam
tiga periode, yang masing-masing berlangsung selama lima menit. Periode
pertama inkubator dinyalakan, kemudian periode berikutnya dimatikan, dan
terakhir dinyalakan lagi.
Selama periode nyala-mati, perubahan rata-rata jantung terasa signifikan.
Para peneliti mengecek dan memastikan apakah kebisingan motor inkubator
memberikan pengaruh karena pada saat bersamaan dinyalakan alat perekam suara.
Namun, pengaruh itu tidak ditemukan. Untuk melihat sejauh mana pengaruh
medan magnet ini pada bayi, peneliti dari Universitas Siena, Italia, menganalisis

Universitas Sumatera Utara

perubahan rata-rata detak jantung yang secara alami terjadi saat naik dan turunnya
rata-rata jantung. Perubahan ini diyakini para ahli adalah hal yang baik. Pada
pasien dewasa pengidap jantung, perubahan rata-rata detak jantung yang menurun
digunakan untuk memprediksi kondisi paling buruk. Namun, dari riset ini tidak
ada bukti bahwa mekanisme sama dapat berlaku pada bayi. Para peneliti dari Italia
itu mengambil kesimpulan, belum ada bukti sangat kuat bahwa medan
elektromagnet inkubator dapat mempengaruhi kesehatan bayi. Namun demikian,
hal yang perlu dipertimbangkan adalah modifikasi desain inkubator agar tidak
menimbulkan kekhawatiran bagi kesehatan bayi.

Blok Diagram Inkubator


Perawatan

ALARM

BATTER
Y

CHARGER

POWER

CONTRO
L

SUPPLA
Y

HEATER

DISPLAY

CIRCUIT
SKIN
TEMPERATURE
TEMP.CHEMBE
R

FAN/
BLOWER

FAN SENSOR
TEMPERAT
UR
MECHANIC
AL
CONTROL
HUMIDITY
OXYGEN

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.4. Blok Diagram Inkubator Perawatan


BLOK DIAGRAM
TEMPERATUR SUHU

Thermi
stor
Power
Line

Bridge

Amplifie
r

V
1
Compara
tor

Set-Point

Resistor

1-Hz
Sawtooth
generator

V
2

V
3

Gate
Pulse
genera
tor

V
4

Silicon
controlled
Swith

V
5
Heater

Gambar 2.5 Blog diagram temperatur suhu

Gambar 2.6 Pemilihan temperatur kelembapan dan level oksigen untuk bayi

Universitas Sumatera Utara

2.7 BAGIAN-BAGIAN INKUBATOR BAYI


1. Pintu untuk memasukkan bayi
Pintu dapat dibuka untuk memasukkan atau mengeluarkan bayi yang dirawat
2. Pintu untuk mengadakan tindakan
Pintu ini digunakan untuk mengadakan tindakan pada bayi misalnya
memeriksa suhu, membetulkan posisi bayi, dan lain-lain.
3. Tempat bayi
Ruang tempat bayi sebaiknya terbuat dari bahan sejenis plastik atau acrylic,
jangan dari jenis kaca. Sebab dikhawatirkan bila terbuat dari bahan jenis kaca
apabila terjadi kecelakaan kaca tersebut dapat melukai bayi.
4. Panel kontrol
Pada panel kontrol ini terdapat saklar on dan off, pengatur suhu, penunjuk
suhu yang ada di dalam ruang tempat bayi, lampu indikator, dan lain-lain.
5. Tempat tidur bayi
Merupakan tempat meletakkan bayi, terbuat dari bahan yang empuk dan
dilapisi bahan yang tidak tembus air, sehingga pada saat bayi mengompol, air
tidak sampai masuk ke dalamnya
6. Lubang untuk memasukkan atau membuang air
Berfungsi untuk menambah atau membuang air yang sudah lama digunakan.
Lubang ini juga sekaligus untuk mengetahui banyak sedikitnya air yang ada.
7. Box
Di dalam box ini terdapat tempat air, pemanas, blower, dan rangkaian listrik.
8. Di bagian belakang terdapat saluran untuk memasukkan 02 bila diperlukan
untuk pemberian 02.
9. Tempratur probe

2.8 PRINSIP KERJA INKUBATOR


Inkubator untuk bayi prematur, bayi yang berat lahirnya rendah, anak yang
sakit kritis, bayi yang baru lahir untuk memberikan pelatihan serupa peralatan
lingkungan ibu rahim, suhu juga bisa digunakan untuk pemulihan bayi, infus,
penyelamatan, dan seterusnya dirawat di rumah sakit untuk observasi. Sebagai
kemampuan sendiri untuk melawan bayi sangat lemah, yang membutuhkan
kinerja inkubator stabil, dapat memberikan yang lebih dekat dengan bayi di

Universitas Sumatera Utara

lingkungan rahim ibu lebih kondusif bagi kesehatan bayi. Pekerja kesehatan perlu
memahami prinsip kerja dasar dari operasi mereka dengan penggunaan peralatan
yang benar kinerja dapat dimainkan lebih.
Inkubator produksi saat ini di pasar terdapat banyak produsen, prinsipprinsip dasar kurang lebih sama, sebagian besar memiliki peraturan termal
konveklif diberikan dalam bentuk pemurnian udara, suhu, dan kelembaban
lingkungan dengan kualitas yang cocok untuk penggunaan teknologi komputer
pada suhu inkubator (Kotak temperatur atau suhu kulit) untuk menerapkan kontrol
servo, boot secara otomatis ke dalam keadaan kotak kontrol suhu. Temperatur
kontroller adalah komponen inti dari peralatan, pengaturan suhu, real-time
monitoring suhu dan fungsi lainnya, ketika staf medis dapat mengatur suhu ketika
suhu di dalam surveilans terus menerus. Mesin diperlukan untuk membuka
perspektif operasi dan dari waktu ke waktu untuk mengubah hasil buaian baik,
sehingga tenaga medis dalam perawatan sisanya tidak akan mempengaruhi bayi
atau bayi terbangun, efektif mengurangi metabolisme energi bayi.
Inkubator perlu mengalami kegagalan sistem alarm yang dapat diandalkan,
untuk mencapai kekuasaan, temperatur kotak, suhu kulit dan saluran aliran
pemantauan, jika ada indikator harus telah melampaui kisaran diperbolehkan
suara dan alarm cahaya, perhatian prompt untuk staf perwalian. Alarm inkubator
ketika staff medis ditemukan menjadi segera mengakhiri budidaya bayi, bayi
pindah ke tempat yang aman untuk menjamin keselamatan bayi dan segera
memberitahu pemeliharaan insinyur profesional untuk melalarkan pemeliharaan
pada peralatan, hanya inkubator penggunaan sumber daya AC 220V, harus sesuai
ketat dengan sistem tiga-kawat fasa tunggal-prinsip, untuk memastikan landasan
yang baik, aparat dengan antarmuka jaringan untuk jaringan perawatan bayi
umum dengan sistem inkubator bayi untuk memberikan khusus outlet.
Bayi inkubator dengan karya negara hubungan antara keselamatan bayi
dalam penggunaan perawatan kesehatan tidak mau berhati-hati. Sebelum
digunakan, untuk berurusan dengan berbagai fungsi sistem pemeriksaan serius.
1. Kegagalan listrik, laporan pemeriksaan untuk fungsi polisi: kursus pelatihan
pada bayi yang memiliki kekuatan apa pun, akan membawa perubahan
dramatis dalam suhu, membahayakan kehidupan bayi. Dalam penggunaan
fitur ini sebelum pemeriksaan, lepaskan power supply AC 220V inkubator dan
terhubung ke kontroller temperatur membuka saklar daya mati setelah alarm
perangkat akan muncul, matikan saklar daya setelah alarm secara otomatis
akan menghilangkan. Alarm power supply disediakan oleh baterai, di bawah

Universitas Sumatera Utara

penggunaan normal dari sistem akan secara otomatis mengisi baterai, baterai
memiliki periode tertentu gunakan untuk periode harus mengganti baterai.
2. Inspeksi pengendali suhu: suhu kontroller melalui kipas, sensor dan pipa
pemanas untuk menyelesaikan bayi dalam sirkulasi pemanas dan udara,
terlepas dari komponen langsung akan mempengaruhi kerusakan lingkungan
di mana bayi. Power supply AC 220V tersambung, buka saklar daya
pengendali kelembaban, lampu indikator setelan suhu kotak, mengatur
tampilan suhu berkedip untuk menunjukkan kotak kontrol suhu mengatur nilai
default 320C, tidak melakukan operasi, apxat, kontrol suhu otomatis untuk
memasukkan kotak, dan suhu real-time menunjukkan tampilan jendela suhu
real-time.
3. Alarm over-fungsi temperatur set inkubator umumnya tidak tunduk pada
kontrol suhu untuk mengontrol sistem alarm over-temperatur independen, alat
pengatur suhu untuk kegagalan untuk memonitor suhu kotak, ukuran yang
sangat dalam inkubator untuk meningkatkan keamanan dan keandalan.
Inspeksi, dalam kotak di bawah kontrol suhu, mengatur nilai yang akan
ditetapkan pada 360C, setelah memasuki thermostat, segera diikuti oleh
Kanada dan kunci, ketika jendela tampilan suhu disetel tidak menunjukkan
bahwa pengontrol suhu untuk memasukkan negara lebih dari temperatur
percobaan, daya pemanasan ini ketika lampu semua menyala. Setelah sekitar
10 menit, aparat akan muncul alarm over-suhu. Dengan tombol reset setelah
akhir alarm over-suhu, alat untuk kembali bekerja.
4. Lihat laporan inspeksi ke mesin posisi: kerja mesin, tahan jari untuk
menghentikan kipas untuk test tombol, sehingga kecepatan kipas untuk
mengurangi atau menghentikan rotasi, aparat akan muncul lampu terang dan
tanda alarm suara kipas.
5. Inkubator bayi modern yang temperaturnya diatur oleh sistem kontrol.
Temperatur pada saluran-saluran suplly udara merubah tahanan thermisor
dibandingkan dengan suatu tahanan tetap identik dengan suhu yang
dikehendaki atau diset. Jika suhu udara memasuki tempat bayi atau chamber
lebih rendah dari pada suhu yang diset, daya dihubungkan ke heater untuk
mengoreksi perbedaan ini. Pada sistem kontrol, jumlah daya yang diberikan ke

Universitas Sumatera Utara

heater sebanding dengan perbedaan atau selisih suhu di antara suhu udara
yang sebenamya dengan suhu yang di set.
Pemanasan umumnya sekitar 45 menit, tetapi waktu pemanasan yang
biasanya diperlukan 2 jam untuk mencapai suhu keseimbangan dalam bayi yang
diizinkan untuk melaksanakan pelatihan. Tampilkan real-time suhu dalam
pengaturan instrumen untuk mencapai awal bayi di kereta api tidak benar.
Setelah pergantian pasien bagi setiap bayi, inkubator harus pembersihan,
menyeluruh sterilisasi, disinfeksi (menggunakan proses setidaknya sekali
seminggu), untuk beberapa komponen akan dibongkar oleh pembersihan.
Hubungan antara inkubator bayi untuk efektivitas budaya bayi dan keselamatan
dalam penggunaan standar ketika kita harus, menggunakannya untuk mencegah
kecelakaan, berarti daya berkurang sewaktu suhu mencapai set poin (suhu yang
diset), merupakan gambaran penting mengenai contoh lebih presisi dan untuk
memperkecil kemungkinan melebihi setting. Bila suhu yang dikehendaki tidak
tercapai, alarm akan berbunyi.
Proses kerja suhu dalam inkubator
1) Temperatur pada saluran-saluran supply udara merubah tahanan thermistor
dibandingkan dengan suatu tahanan tetap identik dengan suhu yang
dikehendaki atau setting
2) Jika suhu udara memasuki tempat bayi atau chamber lebih rendah dari pada
suhu yang diset, daya dihubungkan ke heater untuk mengoreksi perbedaan ini
3) Pada sistem kontrol jumlah daya yang diberikan ke heater sebanding dengan
perbedaan atau selisih suhu di antara suhu udara yang sebenarnya dengan suhu
yang disetting
4) Bila suhu yang dikehendaki tidak tercapai, alarm akan berbunyi
5) Inkubator perawatan dengan pemanas element
6) Inkubator perawatan dengan pemanas bola lampu

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.7 Inkubator Perawatan


Suhu inkubator perawatan yang di gunakan brdasarkan BBLR
Suhu inkubator umur 00 menurut
Berat

350C

340C

330C

320C

3 - 5 minggu

> 5 minggu

11 hari - 4

> 4 minggu

lahir
< 1500

1-10 hari

11 hari - 3

gr

minggu

1500

1 - 10 hari

2000
2100

minggu
1 - 2 hari

3 hari - 3

2500

minggu

> 2500

1 - 2 hari

> 3 minggu

> 2 hari

2.9 Titik Suhu Dan Pengukuran Suhu


Titik tripel (triple point): temperatur dan tekanan tunggal air, uap air, dan
es bersama-sama berada dalam kesetimbangan. Jika kita tempatkan air, es, dan
uap air dalam wadah tanpa udara, maka sistem pada akhirnya akan mencapai
suatu keadaan kesetimbangan ketika tidak ada es yang mencair atau menguap,
tidak ada air yang membeku atau menguap, dan tidak ada uap air yang
mengembun atau membeku. Ini terjadi pada tekanan 4,58 mmHg dan temperatur
0,010C atau 273,16K
Termal

Universitas Sumatera Utara

L = LoT
Tegangan Termal Sebuah benda memuai atau menyusut, diperlukan gaya untuk
mengembalikan benda itu keadaan semula sebesar:
L=

F=EA T.

Hukum hukum gas ideal


1)

Hokum biyle

: proses isotermik

2)

Hokum Charles

: proses isobaric

3)

Hokum Gay Lussac : proses isokhorik

Hukum hokum gas ideal dan bilang Avogadro


Bilangan Avogadro:
=6,02 x

Molekul/Mol

Karena jumlah total molekul N dalam gas sama dengan jumlah permol
dikalikan dengan jumlah permol dikalikan dengan jumlah mol atau N= n ,maka
PV =n RT= RT atau PV=NkT
K=

=1,38 x

J/K

2.9.1 Pengertian Suhu Yang Lain


Pengertian suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat
panas atau dinginnya suatu benda. Pengukuran biasa dinyatakan dalam skala
Celsius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F).
Berdasakan hubungan: PV=2N(
(

) rata-rata

) rata-rata= kT

Maka, energi kinetik rata-rata molekul adalah 3/2kT, jadi temperatur absolut
adalah ukuran energy kinetic translasi rata-rata molekul. Kita sertakan kata
translasi, karena molekul juga mempunyai energi rotasi dan vibrasi.

Universitas Sumatera Utara

2.9.2 Kalor Sebagai Transfer Energi


1.

Kalor adalah energi yang ditransfer dari satu benda yang lainnya karena
adanya perbedaan temperatur.

2.

Kalor itu semacam usaha mekanik pada mekanika yaitu sebagai energi yang
ditransfer oleh gaya.

2.9.3 Perbedaan Temperatur, Kalor, dan Energi Dalam


1. Temperatur (dalam Kelvin): merupakan ukuran dari energi kinetik rata-rata
dari molekul secara individu.
2.

Kalor (mengacu kepada) transfer energi (seperti termal) dari satu benda ke
benda lainnya karena adanya perbedaan temperatur.

3.

Energi dalam: atau energi termal mengacu pada energi total dari semua
molekul pada benda. Contoh, energi dalam (u) n mol gas monoatomik (satu
atom per molekul) ideal, merupakan jumlah energi kinetik translasi dari
semua atom U=N((

) rata-rata.

2.9.4 Kalor Jenis


Jika kalor diberikan kepada suatu benda, maka temperaturnya akan naik.
Besar kalor Q yang dibutuhkan untuk mengubah temperatur benda tertentu
sebanding dengan massa m dan perubahan temperatur:
Q=
Pada persamaan:
Q=
Q = Kalor yang diterima suatu zat (joule, kilo joule, kaori, kilo kalori)
M = massa zat (gram, kilo gram)
C = kalor jenis (joule/kilo gram c, kalori gramc)
T = prubahan suhu (c) (t1-t2)
2.9.5 Kalor Laten
1. Ketika sebuah materi berubah fase dari padat ke cair atau dari cair ke gas,
maka sejumlah tertentu energi terlibat pada perubahan fase ini,
2.

Kalor yang dibutuhkan untuk merubah 1 kg zat dari padat menjadi cair
disebut Kalor Lebur,

3.

Kalor yang dibutuhkan untuk merubah 1 kg zat dari fase cair ke uap disebut
Kalor penguapan

Universitas Sumatera Utara

4.

Nilai-nilai untuk kalor lebur dan kalor penguapan itu disebut kalor Laten.
Tentu saja kalor yang terlibat dalam perubahan fase tidak hanya bergantung
pada kalor laten, tetapi juga bergantung pada massa total zat tersebut,
sehingga kalor yang dibutuhkan atau dikeluarkan selama perubahan fase
adalah Q=mL

Perpindahan Kalor
Ada 3 cara perpindahan kalor, yaitu:
1.

Konduksi
=kA
T1 = suhu lebih tinggi (derajat Celcius)
T2 = suhu lebih rendah (derajat Celcius)
D

= panjang atau tebal benda (m).

= luas penampang (m).

= konduktifitas kalor (J/s m Derajat celcius).

H = jumlah kalor yang merambat per satuan waktu


DT/L = gradien temperatur (K/m)
L

panjang benda (m)

2. Konveksi
=hA
K=koefisienkonveksi
DT=kenaikansuhu(K)

3. Radiasi kecepatan sebuah benda meradiasikan energi sebanding dengan


pangkat enoat temperatur Kelvin . Kecepatan radiasi juga sebanding dengan
luas A dari benda yang memancarkannya, sehingga kecepatan energi
meninggalkan benda adalah

Jika sebuah benda dengan emisivitas e dan luas A berada pada temperatur
T1, benda ini meradiasikan energi dengan kecepatan

. Jika benda

tersebut dikelilingi oleh lingkungan dengan temperatur T2 dan emasivitas tinggi


(mendekati satu), kecepatan energi radiasi oleh sekitarnya sebanding dengan

Universitas Sumatera Utara

pangkat empat dari temperatur T2, dan kecepatan energi yang diserap oleh benda
sebanding dengan pangkat empat dari temperatur T2 , dan kecepatan energi yang
diserap oleh sebanding dengan pangkat empat dari temperatur T2. Kecepatan total
aliran

kalor

radiasi

dari

benda

dinyatakan

.)

e = emisivitas (o < e < 1) T = suhu mutlak (K)


= Konstanta Stefan-Boltzman = 5,67 x 108 W/mK4
T = suhu (Kelvin)
R = Intensitas radiasi
= Emisivitas bahan
W = intensitas/energi radiasi yang dipancarkan per satuan luas per satuan
waktu
s = konstanta Boltzman =5,672 x 10-8 watt/cm2.K4
2.9.6 Teori Dasar Sensor Thermal
AC Srivastava (1987), mengatakan bahwa temperatur merupakan salah
satu empat besaran dasar yang diakui oleh sistem pengukuran internasional
(International Measuring System).
Lord Kelvin pada tahun 1848 mengusulkan skala temperatur termodinamika pada
suatu titik tetap triple point, dimana fase padat, cair dan uap bersama equilibrium,
angka ini adalah 273,160K (derajat Kelvin) yang juga merupakan tiitk es. Skala
lain adalah Celcius, Fahrenheit dan Rankine dengan hubungan sebagai berikut:
0F

= 9/5 0C + 32 atau

0C

= 5/9 (0F - 32 ) atau

0R

= 0F + 459, 69

Yayasan I.B. mengatakan temperatur adalah kondisi penting dari suatu


substrat. Sedangkan panas adalah salah satu bentuk energi yang diasosiasikan
dengan aktifitas molekul-molekul dari suatu substrat. Partikel dari suatu substrat
diasumsikan selalu bergerak. Pergerakan partikel inilah yang kemudian dirasakan
sebagai panas. Sedangkan temperatur adalah ukuran perbandingan dari panas
tersebut.
Pergerakan partikel substrat dapat terjadi pada tiga dimensi benda yaitu:
1.

Benda padat,

2.

Benda cair dan

3.

Benda gas (udara)


Aliran kalor substrat pada dimensi padat, cair dan gas dapat terjadi secara:

Universitas Sumatera Utara

1.

Konduksi yaitu pengaliran panas melalui benda padat (penghantar) secara


kontak langsung

2.

Konveksi yaitu pengaliran panas melalui media cair secara kontak langsung

3.

Radiasi yaitu pengaliran panas melalui media udara atau gas secara kontak
tidak langsung

Pada aplikasian pendeteksian atau pengukuran tertentu, dapat dipilih salah


satu tipe sensor dengan pertimbangan:
1. Penampilan (Performance),
2.

Kehandalan (Reliable), dan

3.

Faktor ekonomi (Economic).

2.9.7 Pemilihan Jenis Sensor Suhu


Hal-hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan pemilihan jenis
sensor suhu adalah: (Yayan I.B, 1998) Level suhu maksimum dan minimum dari
suatu substrat yang diukur. Jangkauan (range) maksimum pengukuran
konduktivitas kalor dari substrat linieritas sensor jangkauan temperatur kerja
selain dari ketentuan di atas, perlu juga diperhatikan aspek fisik dan kimia dari
sensor seperti ketahanan terhadap korosi (karat), ketahanan terhadap guncangan,
pengkabelan (instalasi), keamanan dan lain-lain.
2.9.8 Cara Kerja Sensor Temperatur
Setiap sensor suhu memiliki temperatur kerja yang berbeda, untuk
pengukuran suhu di sekitar kamar yaitu antara -35 sampai 150 C, dapat dipilih
sensor NTC, PTC, transistor, diode dan IC hibrid. Untuk suhu menengah yaitu
antara 150C sampai 700C, dapat dipilih thermocouple dan RTD. Untuk suhu
yang lebih tinggi sampai 1500C, tidak memungkinkan lagi dipergunakan sensorsensor kontak langsung, maka teknis pengukurannya dilakukan dengan
menggunakan cara radiasi. Untuk pengukuran suhu pada daerah sangat dingin di
bawah 65K = -208C (0C=273,16K) dapat digunakan resistor karbon biasa
karena pada suhu ini karbon berlaku seperti semi konduktor. Untuk suhu antara
65K sampai -35C dapat digunakan kristal silikon dengan kemurnian tinggi
sebagai sensor.
Suhu adalah besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda
dan alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. Dalam
kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mengukur suhu cenderung menggunakan
indera peraba. Tetapi dengan adanya perkembangan teknologi, diciptakanlah
termometer untuk mengukur suhu dengan valid. Pada abad XVII, terdapat 30 jenis
yang digunakan sebagai pedoman pengukuran suhu.
Skala ini diberi nama sesuai dengan namanya yaitu Skala Celcius. Apabila
benda didinginkan terus maka suhunya akan semakin dingin dan partikelnya akan

Universitas Sumatera Utara

berhenti bergerak, kondisi ini disebut kondisi nol mutlak. Skala Celcius tidak bisa
menjawab masalah ini maka Lord Kelvin (1842-1907) menawarkan skala baru
yang diberi nama Kelvin. Skala Kelvin dimulai dari 273 K ketika air membeku
dan 373 K ketika air mendidih. Sehingga nol mutlak sama dengan 0 K atau 273C. Selain skala tersebut ada juga skala Reamur dan Fahrenheit. Untuk skala
Reamur air membeku pada suhu 0R dan mendidih pada suhu 80R sedangkan
pada skala Fahrenheit air membeku pada suhu 32F dan mendidih pada suhu
212F.
Berikut ini perbandingan skala dari termometer di atas:
Yang menjadi masalah dalam bab suhu adalah kebanyakan orang kesulitan
untuk mengubah dari satu skala ke skala lainnya. Berikut ini adalah contoh
mengubah dari skala Celcius ke skala Fahrenheit.
t0F 32 = 180
t0 C 0

100

t0F 32 = 9
t0 C

t0F 32 = 9
5
t0F 32 = t0C
t0 F =

t0C + 32

Untuk skala yang lain caranya sama dengan contoh di atas. Termometer
menurut isinya dibagi menjadi: termometer cair, termometer padat, termometer
digital. Semua termometer ini mempunyai keunggulan dan kelemahan masingmasing. Sedangkan berdasarkan penggunaannya termometer bermacam-macam
sebagai termometer klinis dan lain-lain.
Yang menjadi masalah dalam bab suhu adalah kebanyakan orang kesulitan
untuk mengubah dari satu skala ke skala yang lainnya. Berikut ini adalah contoh
mengubah dari skala celcius ke skala Fahrenheit Untuk skala yang lain caranya
sama dengan contoh diatas. Termometer menurut isinya dibagi menjadi:
termometer cair, termometer padat, termometer digital. Semua termometer ini
mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing. Sedangkan berdasarkan
penggunaannya thermometer bermacam-macam sebagai thermometer klinis dan
lain-lain.

Universitas Sumatera Utara

2.9.9 Jenis-jenis dan Prinsip Kerja Termometer


Alat yang dirancang untuk mengukur suhu adalah termometer. Terdapat
banyak jenis termometer, tetapi prinsip kerjanya sebenarnya sama. Biasanya, kita
memanfaatkan materi yang bersifat termometrik (sifat materi yang berubah
terhadap temperatur). Maksudnya, kalau suhu materi tersebut berubah, bentuk dan
ukuran materi tersebut juga ikut-ikutan berubah. Kebanyakan termometer
menggunakan materi yang bisa memuai ketika suhunya berubah.
Termometer yang sering digunakan saat ini terdiri dari tabung kaca,
dimana terdapat alkohol atau air raksa pada bagian tengah tabung. Ketika suhu
meningkat, alkohol atau air raksa yang berada di dalam wadah akan memuai
sehingga panjang kolom alkohol atau air raksa akan bertambah. Sebaliknya,
ketika suhu menurun, panjang kolom alkohol atau air raksa akan berkurang. Pada
bagian luar tabung kaca terdapat angka-angka yang merupakan skala termometer
tersebut. Angka yang ditunjukkan oleh ujung kolom alkohol atau air raksa
merupakan nilai suhu yang diukur. Lihat gambar!
Jenis termometer lain yang biasa digunakan adalah termometer yang
menggunakan lembaran bimetal (dua logam yang jenisnya berbeda dan kecepatan
pemuaiannya juga berbeda). Pada saat suhu meningkat, salah satu logam
mengalami pemuaian yang lebih besar dari logam lain. Akibatnya keping tersebut
melengkung. Biasanya keping bimetal berbentuk spiral, dimana salah satu ujung
keping tetap, sedangkan ujung lain dihubungkan ke penunjuk skala. Ketika suhu
berubah, penunjuk akan berputar. Termometer yang menggunakan lembaran
bimetal biasanya digunakan sebagai termometer udara biasa, termometer ruangan,
termometer oven dan lain-lain.
Termometer yang lebih akurat alias lebih tepat, biasanya menggunakan
sifat elektris suatu materi, misalnya termometer hambatan. Pada termometer
hambatan, biasanya diukur perubahan hambatan listrik suatu kumparan kawat
tipis atau silinder karbon atau kristal germanium. Karena hambatan listrik
biasanya dapat diukur secara tepat, maka termometer hambatan bisa mengukur
suhu secara lebih tepat daripada termometer biasa.
2.9.10 Pembahasan Macam-macam Termometer
Pembuatan termometer pertama kali dipelopori oleh Galileo Galilei (15641642) pada tahun 1595. Alat tersebut disebut dengan termoskop yang berupa labu
kosong yang dilengkapi pipa panjang dengan ujung pipa terbuka. Mula-mula
dipanaskan sehingga udara dalam labu mengembang. Ujung pipa yang terbuka
kemudian dicelupkan ke dalam cairan berwarna. Ketika udara dalam tabung
menyusut, zat cair masuk ke dalam pipa tetapi tidak sampai labu. Beginilah cara
kerja termoskop: untuk suhu yang berbeda, tinggi kolom zat cair di dalam pipa

Universitas Sumatera Utara

juga berbeda. Tinggi kolom ini digunakan untuk menentukan suhu. Prinsip kerja
termometer buatan Galileo berdasarkan pada perubahan volume gas dalam labu.
Tetapi dimasa ini termometer yang sering digunakan terbuat dari bahan cair
misalnya raksa. Prinsip yang digunakan adalah pemuaian zat cair ketika terjadi
peningkatan suhu benda.
Raksa digunakan sebagai pengisi termometer karena raksa mempunyai
keunggulan:
1.

Raksa penghantar panas yang baik,

2.

Pemuaiannya teratur,

3.

Titik didihnya tinggi,

4.

Warnanya mengkilap, dan

5.

Tidak membahasi dinding.

2.9.10.1 Termometer Ruangan


Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan.
Pada dasarnya termometer ini sama dengan termometer yang lain hanya saja
skalanya yang berbeda. Skala termometer ini antara -50C sampai 50C.
2.9.10.2 Termometer Digital
Karena perkembangan teknologi maka diciptakanlah termometer digital
yang prinsip kerjanya sama dengan termometer yang lainnya yaitu pemuaian.
Termometer digital menggunakan logam sebagai sensor suhunya yang kemudian
memuai dan pemuaiannya ini diterjemahkan oleh rangkaian elektronik dan
ditampilkan dalam bentuk angka yang langsung bisa dibaca.
2.9.10.3 Termokopel
Termokopel merupakan termometer yang menggunakan bahan bimetal
sebagai alat pokoknya. Ketika terkena panas maka bimetal akan bengkok ke arah
yang koefisiennya lebih kecil. Pemuaian ini kemudian dihubungkan dengan jarum
dan menunjukkan angka tertentu. Angka yang ditunjukkan jarum ini menunjukkan
suhu benda.
Sensor adalah sebuah alat yang dapat mengubah suatu isyarat atau keadaan
menjadi sinyal-sinyal listrik. Terdapat beragam jenis sensor, seperti: sensor
cahaya, sensor gaya, sensor suhu, sensor suara, sensor kelembaban, sensor getaran
atau vibrasi, sensor kecepatan, sensor gas, sensor ledakan, dan masih banyak lagi.

Universitas Sumatera Utara

Termokopel terdiri dari dua konduktor atau termoelemen yang berbeda,


dihubungkan menjadi satu rangkaian seperti yang terlihat pada gambar 1. Dua
termoelemen A dan B dihubungkan (junction) dan jika temperatur antara junction
pertama (cold junction) dan kedua (hot junction) berbeda maka akan timbul arus
akibat gaya gerak listrik (EMF).

Gambar 2.8 Diagram Skematik Termokopel

Gambar 2.9 Pengukuran EMF


Jika cold junction dan open circuit dihubungkan dengan voltmeter dengan
impedansi yang tak terhingga (besar sekali), seperti yang terlihat pada gambar 2,
maka akan terbaca tegangan pada voltmeter, tegangan tersebut dikenal sebagai
tegangan Seebeck. Laju perubahan nilai tegangan akibat perubahan temperatur
disebut dengan koefisien Seebeck.
Hubungan tegangan antara termo elemen A dan B dengan perbedaan
temperatur adalah
=

[1]

Dimana : EAB(T) adalah tegangan Seebeck


S(T) adalah koefisien Seebeck, T adalah perbedaan temperatur antara hot
junction dengan cold junction.
Prinsip Kerja : Jika salah satu bagian pangkal lilitan dipanasi, maka pada kedua
ujung penghantar yang lain akan muncul beda potensial (emf). Thermokopel
ditemukan oleh Thomas Johan Seebeck tahun 1820 dan dikenal dengan Efek
Seebeck.
Tipe-tipe kombinasi logam penghantar thermokopel:
a. Tipe E (kromel-konstantan)
b. Tipe J (besi-konstantan)

Universitas Sumatera Utara

c. Tipe K (kromel-alumel)
d. Tipe R-S (platinum-platinum rhodium)
e. Tipe T (tembaga-konstantan)
Tegangan keluaran emf (elektro motive force) thermokopel masih sangat
rendah, hanya beberapa milivolt. Thermokopel bekerja berdasarkan perbedaan
pengukuran. Oleh karena itu, untuk mengukur suhu yang tidak diketahui, terlebih
dulu harus diketahui tegangan Vc pada suhu referensi (reference temperature).
Bila thermokopel digunakan untuk mengukur suhu yang tinggi maka akan muncul
tegangan sebesar Vh. Tegangan sesungguhnya adalah selisih antara Vc dan Vh
yang disebut net voltage (Vnet).
Besarnya Vnet ditentukan dengan rumus:
Vnet = Vh Vc
Keterangan :
Vnet = tegangan keluaran thermokopel
Vh = tegangan yang diukur pada suhu tinggi
Vc = tegangan referensi

Gambar 2.10 Grafik tegangan terhadap suhu pada thermokopel tipe E, J, K dan R

2.9.11 Sensor Suhu


Sensor untuk suhu adalah thermistor yang dijelaskan pada artikel
sebelumnya. Nilai tahanan thermistor akan semakin berkurang dengan
meningkatnya suhu. Cara terbaik untuk menggunakan komponen ini adalah
dengan menyambungkannya ke sebuah rangkaian pembagian tegangan.

Universitas Sumatera Utara

Selanjutnya informasi mengenai suhu akan muncul sebagai tegangan pada


persambungan (junction) rangkaian pembagi tegangan. Dengan kata lain, suhu
direpresentasikan dalam bentuk sinyal tegangan yang dihasilkan oleh rangkaian
pembagi tegangan. Di bawah ini merupakan rangkaian pembagi tegangan untuk
thermistor sebagai sensor suhu.

Gambar 2.11 IC LM 35
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi tegangan tertentu yang sesuai dengan
perubahan suhu.

Gambar 2.12 Rangkaian dasar IC LM 35


Tegangan keluaran rangkaian bertambah 10 mV/0C. Dengan memberikan
tegangan referensi negatif (-Vs) pada rangkaian, sesor ini mampu bekerja pada
rentang suhu -550C 1500C. Tegangan keluaran dapat diatur 0 V pada suhu 00C
dan ketelitian sensor ini adalah 10C.
2.9.12 Mikrokontroler ATMega
Minimum sistem ini merupakan sistem kontrol dari keseluruhan sistem
kerja (menggunakan tiga minimum sistem). Pada proyek akhir ini digunakan

Universitas Sumatera Utara

sistem minimum yang berbasis pada mikrokontroller ATmega16, digunakan


ATmega16 karena bahasa pemrograman AVR tersebut adalah bahasa C yaitu
bahasa pemrograman tingkat menengah (bahasa instruksi program mendekati
bahasa manusia) sehingga lebih mudah untuk membuat atau menerapkan suatu
algoritma program. Kelebihan lainnya adalah setiap pin dalam satu port dapat kita
tentukan sebagai input atau output secara mudah karena didalamnya sudah
dilengkapi fasilitas tersendiri untuk inisialisasi. Rangkaian I/O dari
mikrokontroller mempunyai kontrol direksi yang tiap bitnya dapat
dikonfigurasikan secara individual, maka dalam pengkonfigurasian I/O yang
digunakan ada yang berupa operasi port ada pula yang dikonfigurasikan tiap bit
I/O. Berikut ini akan diberikan konfigurasi dari I/O mikrokontroller tiap bit yang
ada pada masing-masing port yang terdapat pada mikrokontroller. Port A Port
A ini dalam perancangan sistem digunakan untuk input dari sensor.
Dari 8 bit yang ada digunakan 7 bit untuk MSB difungsikan sebagai aktif
low, sedangkan LSB difungsikan sebagai aktif high. Port B Port C ini dalam
perancangan sistem difungsikan sebagai output LCD. Port D dan PIND.0
dikonfigurasikan sebagai output aktuator lampu. Jika logika 0 maka aktuator
tersebut mati (tidak menyala), sedangkan logika 1 berarti aktuator tesebut
sedang menyala (hidup). Sedangkan pengambilan data dari sensor SHT 11
tersebut akan di up date setiap 1 detik untuk mendapatkan nilai suhu maupun
kelembaban yang kemudian ditampilkan pada LCD, dimana pengambilan data
dari sensor SHT 11 secara bergantian dalam waktu 1 detik tersebut. Dengan
mikrokontroller dapat mengendalikan suatu peralatan agar dapat bekerja secara
otomatis. Untuk mengakses LCD 2x16 harus mengkonfigurasikan pin dari LCD
dengan pin I/O mikrokontroller tersebut. Pada gambar menunjukkan konfigurasi
dari pin-pin LCD tersebut

Gambar 2.12 Mikrokontroler ATMega

Universitas Sumatera Utara

2.9.13 Skala Suhu


Agar termometer bisa digunakan untuk mengukur suhu maka perlu
ditetapkan skala suhu. Terdapat dua skala suhu yang sering digunakan, antara lain
skala Celcius dan skala Fahrenheit. Skala yang paling banyak digunakan saat ini
adalah skala celcius (nama lain skala Celcius adalah skala Centigrade. Centigrade
= seratus langkah). Skala Fahrenheit paling banyak digunakan di Amerika Serikat,
mungkin ingin beda sendiri. Skala suhu yang cukup penting dalam bidang sains
adalah skala mutlak alias skala Kelvin.
Titik tetap skala Celcius dan skala Fahrenheit menggunakan titik beku dan
titik didih air berada dalam keseimbangan (tidak ada perubahan wujud
zat).Sebaliknya, titik suatu suatu zat merupakan temperatur dimana wujud cair
dan wujud gas berada dalam keseimbangan .Perlu diketahui bahwa titik beku dan
titik didih selalu berubah terhadap tekanan udara, karenanya tekanan perlu
ditetapkan terlebih dahulu. Biasanya kita menggunakan tekanan standart yakni
1atm (satu atmosfir).

2.9.14 Skala Celcius


Untuk skala Celcius temperatur titik beku normal air (disebut juga sebagai
titik es) dipilih sebagai nol derajat Celcius
C) dan temperatur titik didih
normal air (disebut juga seebagai titik uap) dipilih sebagai sertus derajat Celcius
C). Di antara titik es dan titik uap terdapat 110 derajat. Pada termomter
yang menggunakan skala Celcius, temperatur yang lebih rendah dari temperatur
titik es biasanya ditandai dengan angka negatif.

2.9.15 Skala Fahrenheit


Fahrenheit menghendaki agar semua temperatur yang diukur bernilai
positif. Karenanya, ia memilih F untuk temperatur campuran es dan air garam
(temperatur terdingin yang bisa dicapai air). Ketika mengukur temperatur titik es
dan titik uap, angka yang ditunjukan pada skala Fahrenheit berupa bilangan
pecahan. Akhirnya, ia mengkonversikan lagi skalanya sehingga temperatur titik es
dan titik uap berupa bilangan bulat. Untuk skala Fahrenheit, temperatur titik beku
normal air (titik es) dipilih sebagai 32 derajat Fahrenheit, temperatur titik didih
normal air (titik uap) dipilih sebagai
F) dan temperatur titik-titik didih normal
air (titik uap) dipilih sebagai 212 derajat Fahrenheit
F). Di antara titik es
dan titik uap terdapat 180 derajat normal maksudnya di dalam air tidak ada unsur
lain, tidak ada unsur lain murni h20.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Vous aimerez peut-être aussi