Vous êtes sur la page 1sur 3

KETIKA SOEHARTO MENYAPA

ANALISIS HERMENEUTIK MODEL RICOEUR


DALAM TEKS PIYE KABARE, ENAK JAMANKU TO

M. Nurul Anwar
moch.nuranwar@gmail.com
m.nurulanwar@yahoo.co.id
Surya University
www.surya.ac.id
Digital Communication Study Program
Green Economy and Digital Communication Faculty

ABSTRAK
Kemunculan meme (teks) PIYE KABARE ENAK
JAMANKU TO di internet membuat banyak orang
mencoba untuk memaknai teks tersebut. Dalam
artikel ini, penulis akan menganlisis makna teks
PIYE KABARE ENAK JAMANKU TO dengan lebih
sitematis menggunakan Hermeneutik Model Paul
Ricoeur.
Gambar 1. Meme Piye Kabare,

KATA KUNCI
Teks PIYE KABARE ENAK JAMANKU TO,
Hermeneutik Ricoeur, makna teks
PENDAHULUAN
Tulisan dan gambar Piye Kabare, Enak Jamanku
To (bagaimana kabarnya, enak zaman saya kan)
Saat ini sudah beredar di mana mana, dari mulai
di internet sampai di belakang truk truk di
jalanan. Dengan foto mantan presiden RI yang ke-2
dengan mengangkat tangan kanannya, seolah
sedang menyapa. Gambar dengan tulisan ini oleh
khalayak disebut meme. Meme Soeharto in muncul
ketika pemerintahan SBY sedang berlangsung.
Keheranan dan berbagai pertanyaan muncul di
kalangan masyarakat, apakah ini sebuah kritik
terhadap pemerintahan SBY ataukah memang
sengaja dibuat untuk memperbaiki citra Soeharto di
masa lalu yang tepat ketika momen pemerintahan
SBY yang dinilai kurang memuaskan di mata
masyarakat.

Enak Jamanku To
Sumber:
http://memegram.org/userfiles/meme/85bc9b2176.jpg.

Dengan munculnya meme Soeharto ini, banyak


tulisan tulisan di internet yang mencoba
menganalisis makna teks dan gambar tersebut. Dari
yang penulis temukan, kebanyakan pengungkapan
maknanya masih bersifat bebas karena tidak
menggunakan teori. Hal inilah yang membuat
penulis akan menganalisis makna teks Piye
Kabare, Enak Jamanku To ini dengan lebih
sistematis dan terstruktur dengan sebuah teori
hermeneutik dalam tulisan ini.
Dalam menganalisis makna teks ini, penulis
menggunakan pendekatan Hermeneutik dari Paul
Ricoeur. Dengan hermeneutik Ricoeur, pemaknaan
dan pemahaman teks tidak hanya fokus pada teks
yang dianalisis saja, namun dipahami dan dimaknai
kaitannya dengan penulis (pemroduksi teks),
lingkungan-nya (fisik, sosial budaya), dan dengan
teks lain (intertektualitas)[1]. Jadi, pemaknaan
terhadap teks ini paling tidak lebih relatif objektif
karena dianalisis dari berbagai faktor (tidak hanya
fokus pada teks yang dianalisis).

M. Nurul Anwar. Ketika Soeharto Menyapa Analisis Hermeneutik Model Ricoeur dalam Teks

ESSENCE. SENI DESAIN TEKNOLOGI. JURNAL PENELITI MUDA VOLUME 1 NO.1 JANUARI 2015 ISSN: 1234-5678

TELAAH PUSTAKA
Hermeneutik berasal dari kata Yunani hermeneun
yang berarti: saya menafsirkan. Termenologi ini
dipetik dari nama Hermes yang merupakan utusan
Zeus. Hermes dikisahkan sangat piawai
menafsirkan tanda yang diberikan dewa dewa dan
memiliki kemampuan menerjemahkan pesan
pesan tersebut dalam bahasa yang dapat dimengerti
oleh manusia[2].
Hermeneutik Ricoeur dipahami dengan memahami
kaitannya dengan penulis (pemroduksi teks),
lingkungan-nya (fisik, sosial budaya), dan dengan
teks lain (intertektualitas). Makna teks juga harus
dipahami dalam konteks dialog antara pembaca
dan teks yang dibacanya itu[1].
Dalam
menganalisis
teks
menggunakan
hermeneutik model Ricoeur, Hoed mengungkapkan
bahwa harus ada hal hal berikut dalam proses
analisis, yaitu[1]:
1) makna unsur unsur pembentukan teks
(bahasa);
2) makna teks berdasarkan latar belakang
pemroduksi teks;
3) makna teks berdasarkan lingkungan teks
(termasuk gambar dan suasana serta kelompok
sasaran);
4) makna teks berdasarkan kaitan dengan teks
lain;
5) makna teks berdasarkan dialog teks dengan
pembaca; yang semuanya itu dilihat dalam
perspektif sinkronis dan diakronis yang akan
mendukung sebagai metode penafsiran atas
teks.
METODE
Tulisan ini memfokuskan diri untuk menganalisis
teks Piye Kabare, Enak Jamanku To dan mengkaji
segi nonverbalnya (yaitu gambar) sebagai
pendukung teks verbalnya (Piye Kabare, Enak
Jamanku To). Menggunakan metode kualitatif,
landasan yang dinilai tepat untuk menyusun desain
riset dengan demikian adalah analisis hermeneutik
model Ricoeur yang melibatkan lima unsur: makna
unsur teks, latar belakang pemroduksi teks,

lingkungan teks, kaitan dengan teks lain, dan dialog


dengan pembaca [3].
DISKUSI
1. Makna Unsur Teks
Piye Kabare, Enak Jamanku To
[Foto/gambar:
Mantan
Presiden
Soeharto
tersenyum dan mengangkat tangan kanannya
keatas]
a. PIYE KABARE: dalam Bahasa Indonesia berarti
bagaimana kabarnya. Merupakan kalimat tanya
yang menanyakan kabar, seolah sudah pernah
kenal, akrab, teman lama dsb. Bermakna
bayangan atau representasi dari pemerintahan
presiden Soeharto bertanya kabar dari rakyat
Indonesia di zaman pemerintahan presiden SBY.
b. ENAK JAMANKU TO: dalam Bahasa Indonesia
berarti enak zaman saya kan. Bermakna
bayangan / representasi pemerintahan presiden
Soeharto menegaskan bahwa lebih enak zamannya
daripada zaman pemerintahan SBY.
2. Latar Belakang Pemroduksi Teks
Teks ini merupakan bagian dari meme yang terdiri
dari gambar dan tulisan. Teks ini dibuat disebabkan
karena ada dua kemungkinan yakni sebagai kritik
terhadap pemerintahan SBY yang dilakukan
dengan membuat meme yang pada waktu itu
sedang populer; dan upaya memperbaiki citra
mantan Presiden Soeharto di mata masyarakat
dengan memanfaatkan momen pemerintahan SBY
yang dinilia jelek oleh masyarkat.
Jika dilihat dari kedua kemungkinan tersebut, teks
ini
besar
kemungkinannya
dibuat
oleh
individu/kelompok/organisasi yang pro dengan
masa pemerintahan Soeharto.
3. Lingkungan Teks
a. Gambar/foto mantan Presiden Soeharto tersenyum
dan mengangkat tangan kanannya keatas. Ini
bermakna: rakyat di masa pemerintahan SBY
diingatkan kembali dengan wajah seorang mantan
presiden RI ke-2 yang kemudian dimaknai berbeda
beda oleh setiap orang yang melihatnya. Sesuai

M. Nurul Anwar. Ketika Soeharto Menyapa Analisis Hermeneutik Model Ricoeur dalam Teks

ESSENCE. SENI DESAIN TEKNOLOGI. JURNAL PENELITI MUDA VOLUME 1 NO.1 JANUARI 2015 ISSN: 1234-5678

dengan ingatan dan latar belakang setiap


individunya.
b. Teks ini dikomunikasikan dengan menggunakan
Bahasa Jawa yang erat kaitannya dengan latar
belakang dari Soeharto yang merupakan orang
Jawa dan juga untuk mendukung serta menguatkan
representasi dari masa pemerintahan Soeharto dulu
karena sangat kental dengan budaya dan sistem
Jawa.
4. Kaitan dengan Teks Lain
Meme ini tidak akan lahir tanpa ada kaitannya
denga teks (meme) lain. Teks ini lahir sebagai
bagian dari popolernya produksi meme di dunia
maya. Produksi meme di internet mencakup segala
bidang diantaranya politik, sosial dan keartisan.
Tujuan produksinya juga beraneka ragam ada yang
untuk lucu lucuan saja sampai untuk mengkritik.
Hal inilah yang yang membuat meme Soeharto ini
muncul yang kemungkinan juga dimanfaatkan dan
ditambahi tanda tanda yang dapat membuat
masyarakat berpikir ulang terhadap pemerintahan
Soeharto dengan bandingan pemerintahan SBY.
5. Dialog dengan Pembaca
Dialog dengan pembaca teks merupakan satu segi
yang banyak diberi tekanan dalam hermeneutik
modern. Menurut Hoed di bagian inilah peran
manusia dan kebudayaannya dalam menentukan
makna teks[1]. Bagaimana hal ini terlihat dalam
kaitannya dengan teks Soeharto ini?
Teks Soeharto ini dikomunikasikan dengan
Bahasa Jawa sehingga yang dapat memaknai
bahasa yang dituliskan adalah mayoritas orang
Jawa sendiri atau orang yang mengerti Bahasa
Jawa. Mereka akan mulai memaknainya dengan
mengingat kembali masa pemerintahan Soeharto
dan
membandingkannya
dengan
masa
pemerintahan SBY. Pemaknaan baik dan buruknya
tergantung dari pengalaman, pengetahuan dan
lingkungan sosialnya. Sedangakan bagi orang yang
tidak mengerti tulisan tersebut mereka akan
merujuk pada foto dari Soeharto yang kemudian
ingatan merekalah yang akan memaknainya
mengenai Soeharto, ada yang teringat Orde Baru,
Petrus, Demo dll.

Dari bahasa tulisan teks ini sendiri akan


memberikan pemaknaan yang berbeda di mata
masyarakat. Misalnya, bagi yang ingatan dan
pengetahuannya baik memungkinkan untuk
menghubungkan Bahasa Jawa yang digunakan
dalam teks dengan model pemerintahan Soeharto
yang dulu yang banyak mengambil budaya dan tat
aturan Jawa. Sedangkan yang tidak begitu mengerti
mengenai sistem perpolitikan akan fokus pada teks
itu sendiri dan mengaitkannya dengan ingatannya
saja.
Perbedaan umur juga mempengaruhi dialog dari
pembaca. Hal ini karena masa pemerintahan dari
Soeharto sudah terjadi lama. Bagi yang
mengetahuinya akan berbeda pemaknaanya bagi
anak anak muda yang tidak hidup di zaman
Soeharto.
Secara keseluruhan teks (meme) dapat dimaknai
juga sebagai sebuah meme saja yang hanya untuk
bahan kelucuan akibat dari populernya produksi
meme di dunia maya. Ada juga yang memaknainya
sebagai bentuk perbaikan citra manatan Presiden
Soeharto di mata masyarakat melalui teks ini.
KONKLUSI
Dara keseluruhan penjelasan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pemaknaan teks piye kabare
enak jamanku to menggunakan teori hermeneutik
model Ricoeur menghasilkan makna yang memiliki
lima unsur, yaitu: makna unsur teks, latar belakang
pemroduksi teks, lingkungan teks, kaitan dengan
teks lain, dan dialog dengan pembaca.
REFERENSI
[1] Hoed, Benny H. (2014). Semiotik & Dinamika
Sosial Budaya: Ferdinand de Saussure, Roland
Barthes, Julia Kristeva, Jacques Derrida, Charles
Sanders Peirce, Marcel Danesi & Paul Perron, dll.
[2] Putra, R. M. (2012). Tradisi Hermeneutika dan
Penerapannya dalam Studi Komunikasi. Jurnal
Ilmu Komunikasi ULTIMA COMM, 73.
[3] Mulyana, D., & Solatun. (2013). Metode Penelitian
Komunikasi (Contoh-Contoh Penelitian Kualitatif
Dengan Pendekatan Praktis).

M. Nurul Anwar. Ketika Soeharto Menyapa Analisis Hermeneutik Model Ricoeur dalam Teks

Vous aimerez peut-être aussi