Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencernaan merupakan sebuah proses metabolisme dimana suatu
makhluk hidup memproses sebuah zat dalam rangka untuk mengubah secara
kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Namun, jika proses ini terjadi
perubahan maka akan terjadi gangguan pencernaan, gangguan tersebut
misalnya hernia dan ileus.
Insiden hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi
prematur 5%. Laki-laki paling sering terkena (85% kasus). Setengah dari
kasus-kasus hernia inguinalis selama kanak-kanak terjadi pada bayi di bawah
6 bulan. Hernia pada sisi kanan lebih sering daripada sisi kiri (2: 1).25% klien
menderita hernia bilateral. Sedangkan insiden tertinggi adalah pada masa bayi
9 lebih dari 50%, selebihnya terdapat pada anak-anak yang berusia kurang
dari 5 tahun. Sedangkan obstruksi ileus merupakan kegawatan dalam bedah
abdominalis yang sering dijumpai, merupakan 60-70% dari seluruh kasus
akut abdomen yang bukan appendicitis akuta. Angka kematian keseluruhan
untuk obstruksi ileus kira-kira 10 % Angka kematian untuk obstruksi non
strangulata adalah 5-8 %, sedangkan pada obstruksi strangulata telah
dilaporkan 20-75 %.
Pada bab selanjutnya akan dibahas lebih lanjut tentang definisi
obstruksi ileus dan hernia beserta etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,
pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan medis serta asuhan keperawatan
pada klien yang mengalami hernia dan ileus sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan yang baik dan benar sehingga dapat meningkatkan
derajat kesembuhan klien.
B. Rumusan Masalah
1. Hernia
a. Apa definisi dari hernia?
b. Apa saja klasifikasi hernia?
c. Bagaimana anatomi fisiologi hernia?
d. Apa etiologi hernia?
e. Bagaimana patofisiologi hernia?
f. Bagaimana manifestasi klinis pada hernia?
g. Bagaimana pemeriksaan diagnostik hernia?
h. Bagaimana asuhan keperawatan hernia?
2. Ileus
a. Apa definisi dari ileus?
b. Apa saja klasifikasi ileus?
c. Bagaimana anatomi fisiologi ileus?
d. Apa etiologi ileus?
e. Bagaimana patofisiologi ileus?
f. Bagaimana manifestasi klinis pada ileus?
g. Bagaimana pemeriksaan diagnostik ileus?
h. Bagaimana asuhan keperawatan ileus?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari hernia dan ileus.
2. Untuk mengetahui klasifikasi hernia dan ileus.
3. Untuk mengetahui anatomi fisiologi hernia dan ileus.
4. Untuk mengetahui etiologi hernia dan ileus.
5. Untuk mengetahui patofisiologi hernia dan ileus.
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada hernia dan ileus.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada hernia dan ileus.
8. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada hernia dan ileus.
D. Manfaat Penulisan
1. Menambah ilmu pengetahuan mengenai beberapa penyakit gangguan
sistem pencernaaan, yaitu hernia dan ileus.
2. Menambah pemahaman bagaimana cara melakukan asuhan keperawatan
pada penderita hernia dan ileus.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hernia
1. Konsep Dasar Hernia
a. Pengertian
Hernia berasal dari kata latin yang berarti rupture. Hernia adalah
tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga dimana
rongga tersebut harusnya berada dalam keadaan normal tertutup
(Nanda, 2006). Hernia adalah suatu keadaan keluarnya jaringan organ
tubuh dari suatu ruangan melalui suatu celah atau lubang keluar di
bawah kulit atau menuju rongga lain, dapat kongenital ataupun
aquisita.
b. Klasifikasi
1) Hernia Inguinalis
Hernia inguinalis adalah hernia yang tampak di daerah sela paha
(region inguinalis). Hernia inguinalis dibagi menjadi dua :
a) Hernia inguinalis indirek disebut juga hernia inguinalis
lateralis yaitu hernia yang keluar dari rongga peritonium
melalui anulus inguinalis internus yang terletak lateral dari
pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia masuk ke
dalam kanalis inguinalis (Jong 2004). Pada waktu jari masuk
berada dalam anulus eksternus, klien diminta mengedan. Jika
ujung jari menyentuh hernia berarti hernia inguinalis lateralis.
b) Hernia inguinalis direk disebut juga hernia inguinalis
medialis yaitu hernia yang melalui dinding inguinal
posteromedial dari vasa epigastrika inferior di daerah yang
dibatasi segitiga Hesselbach (Arif Mansjoer,2000). Ketika jari masuk berada
dalam anulus eksternus, klien diminta mengedan bagian sisi jari yang
menyentuhnya adalah hernia inguinalis medial.
2) Hernia Femoralis
Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral pada lipat paha yang
merupakan penonjolan kantong di bawah ligamentum inguinal di antara
ligamentum lakunare di medial dan vena femoralis dilateral. Hernia ini sering
ditemukan pada wanita dibanding laki-laki dengan perbandingan 2:1 dan pada
umumnya mengenai remaja dan sangat jarang pada anak-anak. Pintu masuk
dari hernia inguinalis adalah anulus femoralis, selanjutnya isi hernia masuk
kedalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena
femoralis sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar dari fosa ovalis di lipat
paha.
3) Hernia Umbilicalis Kongenital
Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya
tertutup peritoneum dan kulit akibat penutupan yang inkomplet dan tidak
adanya fasia umbilikalis. Hernia ini terdapat pada kira-kira 20% bayi dan
angka ini lebih tinggi lagi pada bayi prematur.
4) Hernia Paraumbilicalus
Hernia pada orang dewasa yang terjadi lewat dinding abdomen di sebelah
sentral tepat di atas umbilikus. Sebagian besar disebabkan karena obesitas,
ditambah lagi dengan kelemahan otot abdomen yang terjadi setelah kelahiran
anak. Hernia ini dapat menjadi besar sekali dan dapat mengalami strangulasi.
5) Hernia Insisional
Hernia lewat bekas operasi, biasanya luka yang pernah mengalami infeksi.
6) Hernia Epigastrica
Hernia kecil dari tambahan jaringan lemak peritoneum yang terjadi lewat
selubung otot pada garis tengah abdomen di bawah processus xiphoideus os
sternum. Benjolan hernia ini dapat menimbulkan keluhan nyeri tekan yang
sangat karena otot-otot menariknya ketika klien bergerak.
7) Hernia Diaphragmatica
Di sebut juga hiatus hernia. Bagian proksimal lambung bersama
oesophagus pers abdominalis dengan spinvter cardiac masuk (herniasi)
lewat hiatus oesophagealis ke dalam thorax (sliding hernia), atau hanya
bagian fundus lambung yang dapat masuk dan terletak di samping
c.
oesophagus (para-oesophageal).
Etiologi
Hernia dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :
Kongenital
Obesitas
Ibu hamil
Mengejan
d.
Patofisiologi
Faktor pencetus
aktivitas berat, bayi
prematur, kelemahan
dinding abdominal,
inter abdominal tinggi,
adanya tekanan.
Hernia umbilikalis
kongenital
Masuknya omentum
organ intestinal ke
keantong umbilikalis
Gangguan suplai
darah ke intestinal
Nekrosis
intestinal
Hernia
Hernia para
umbilikalis
Hernia
inguinalis
Kantung hernia
melewati dinding
abdomen
Kantong hernia
memasuki celah
inguinal
Prostusi hilang
timbul
Dinding posterior
kanalis inguinal
yang lemah
Ketidak
nyamanan
Intervensi bedah
relatif atau konservatif
Benjolan pada
region inguinal
Di atas ligamentum
inguinal mengecil bila
berbaring
pembedahan
Insisi bedah
Asupan gizi
kurang
Mual
Peristaltik usus
menurun
Nafsu makan
menurun
Terputusnya jaringan
saraf
Gangguan eliminasi
Nyeri
Gangguan rasa
nyaman
Kantung hernia
memasuki celah bekas
Kantong hernia
memasuki rongga
thoraks
Intake makanan
inadekuat
Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Hernia Insisional
Heatus
hernia
e. Gambaran Klinis
1) Klien datang dengan benjolan di tempat lokasi hernia.
2) Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu
disertai perasaan mual.
3) Bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit akan
bertambah hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas.
4) Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing
sehingga menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai
hematuria (kencing darah) disamping benjolan di bawah sela paha.
5) Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut
disertai sasak nafas.
6) Bila klien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan
bertambah besar.
2.
Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Adapun data-data yang menjadi data fokus dari hernia adalah sebagai
berikut :
1) Aktivitas atau istirahat
Gejala : Kelemahan, riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat berat,
tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan.
Tanda : Gangguan dalam berjalan, kelemahan ambulasi.
2) Eliminasi
Gejala: : Konstipasi, tidak dapat flaktus.
Tanda : Adanya retensi urine atau inkontinensia urine.
3) Makanan atau cairan
Gejala : Hilangnya nafsu makan, mual, muntah
Tanda : BB turun, dehidrasi, lemas otot.
4) Nyeri atau kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan pada kwadran bawah, semakin memburuk dengan
adanya batuk, bersin, mengangkat benda berat, defekasi, nyeri tak ada
hentinya atau ada episode nyeri yang lebih berat secara intermiten.
Tanda : Prubahan gara berjalan, nyeri tekan abdomen.
5) Keamanan
Gejala : Peningkatan suhu 39.6o 40o C
b.
Diagnosa Keperawatan
Dari teori tentang Post Operasi Hernioraphy, dapat ditarik beberapa diagnose
antara lain :
meningkat.
Menurunkan tegangan otot abdomen.
Posisikan klien berbaring terlentang dengan bantal di bawah lutut.
Klien pada posisi Trendelenburg dengan sudut sekitar 15-20 terhadap
hernia inguinalis.
Kompres dengan kantung dingin untuk mengurangi pembengkakan dan
menimbulkan proses analgesia.
Usahakan penekanan yang tetap pada sisi hernia yang bertujuan untu
mengembalikan isis hernia ke atas. Jika dilakukan penekanan ke arah
apeks akan menyebabkan isis hernia keluar dari pintu hernia.
Konsul ke ahli bedah jika usaha reduksi tidak berhasil dalam 2 kali
percobaanm
Teknik reduksi spontan memerlukan sedasi dam analgetik yang adekuat
dan posisikan Trendelenburg, dan kompres dingin selam 20-30 menit.
2) Konsul bedah
o Reduksi hernia yang tidak berhasil
o Adanya tanda strangulasi dan keadaan umum klien yang memburuk
o Pada klien geriatri sebaiknya dilakukan operasi elektif agar kondisi
kesehatan saat dilakukan operasi dalam keadaan optimal dan anestesi
dapat dilakukan. Operasi yang cito mempunyai resiko yang besar pada
klien geriatri.
dan
keefektifan
analgesic
atau
dapat
penghilangan nyeri.
Dorong Ambulasi diri
Rasional : Meningkatkan normalisasi fungsi organ contoh
kembali
b.
post operasi.
Tujuan : Klien dapat beraktivitas dengan nyaman
Kriteria hasil : Menunjukkan mobilitas yang aman dan Meningkatkan
c.
dan
usus
f.
keseimbangan cairan.
Observasi karakter drainase.
Rasional : pemantauan cairan yang masuk
Kolaborasi dalam pemberian cairan parenteral.
Rasional : diberikan agar tidak kekurangan cairan.
Intervensi :
o Pantau tanda-tanda vital
Rasional : Suhu malam hari memucak yang kembali ke normal
o
o
o
B. Obstruksi Usus
1. Konsep Dasar Obstruksi Usus
a. Definisi
Obstruksi usus adalah suatu penyumbatan yang dapat bersifat
fungsional atau mekanis yang terjadi pada lintasan isi usus di
sepanjang usus. Penymbatan tersebut menghalangi jalannya makanan,
cairan dan flatus, sehingga mengakibatkan distensi dan banyak
kehilangan cairan di usus. Obstruksi sering disebabkan oleh
pelengketan, hernia internal, penyakit Crohn, dan enteritis akibat radiasi, serta
kadang-kadang disebabkan oleh kanker. Setelah membedakan obstruksi dari
b.
c.
peristaltik.
Etiologi
Penyebabnya dapat berada dalam lumen usus misalnya benda asing, batu
empedu.
Dapat di dalam dinding usus misalnya karsinoma yang melingkar.
Dapat di luar usus misal pelekatan, strangulasi kantong hernia.
d. Patofisiologi
Ketidak mampuan
Penurunan intake
Predisposisi
operatif
abdominal
ILEUS
Hipomotilitas
(kelumpuhan) intestinal
Gangguan
Resiko syok
Nyeri
Ansietas
Hilangnya kemampuan
intestinal dalam pasase
material fases
Kekurangan volume
Penurunan volume cairan
paska
bedah
Konstipasi
Kehilangan cairan dan
Resiko ketidakseimbangan
Distensi abdomen
Kecemasan pemenuhan
kebutuhan informasi
e. Gambaran Klinis
Muntah, nyeri kolik abdomen, distensi abdomen, konstipasi absolut
(baik feses ataupun flatus).
Dehidrasi dan hilangnya turgor kulit.
Hipotensi, takikardia.
Distensi abdomen dan peningkatan bising usus.
Rektum kosong pada pemeriksaan rectal toucher.
Nyeri tekan atau nyeri lepas menandakan peritonitis.
Bising usus tenang atau tidak ada secara klasik dapat ditemukan
tetapi temuan yang tidak konsisten.
Pemeriksaan laborat sering kali normal.
2.
Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Pengkajian Data Klien
a) Aktivitas atau istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, insomnia.
b) Sirkulasi
Tanda :
c) Integritas ego
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi kesal, faktor stress akut/kronik
Tanda : Menolak, perhatian menyempit, depresi.
d) Eliminasi
Gejala : Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair
Perdarahan per rektal
Tanda : Menurunnya bising usus, tidak ada peristaltic atau adanya peristaltic
yang dapat dilihat.
e) Makanan atau cairan
Gejala :
Tanda :
f)
Higiene
Tanda :
Bau badan.
Penglihatan kabur
Interaksi sosial
Gejala : masalah berhubungan/peran sehubungan dengan kondisi
ketidakmampuan aktif secara sosial.
2) Pemeriksaan penunjang :
b.
Diagnosa Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan iritasi intestinal, distensi abdominal.
Tujuan: setelah di lakukan tindakan perawatan 1x24jam di harapkan
gangguan rasa nyaman (nyeri) dapat teratasi.
Kriteria hasil :
- tidak ada tanda-tanda nyeri
- Skala nyeri (0-3).
- TTV dalam batas normal (TD: 110/70-120/80 mmHg, N: 80100x/mnt, RR: 16-20x/mnt, S: 36,5-37,5o C)
Intervensi :
-
Kolaborasi:
berikan
analgesik
sesuai
indikasi
dan
evaluasi
keefektifannya.
Rasional : menurunkan ambang nyeri dan meningkatkan kenyamanan.
Observasi TTV
Rasional : Peningkatan suhu atau lamanya demam meningkatkan laju
metabolik, TD ortostatik berubah dan peningkatan takikardia
dehidrasi
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
fungsi usus.
Kolaborasi: berikan obat sesuai indikasi
Rasional : mencegah memburuknya keadaan klien.
Defisensi pengetahuan tentang kondisi atau situasi, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan atau mengingat,
kesalahan interpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi,
keterbatasan kognitif.
kesehatan lainnya.
Intervensi :
Gambarkan proses penyakit dengan cara yang tepat.
- Sediakan informasi pada klien tentang kondisi dengan cara yang tepat.
Risiko ketidak seimbangan elektrolit.
Kriteria hasil :
- Suhu kulit normal (360-370 C)
- TTV dalam batas normal
- Hidrasi adekuat.
Intervensi :
- Pantau TTV.
Tingkatkan keadekuatan masukan cairan dan nutrisi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Definisi
Istilah hernia berasal dari bahasa latin, yaitu herniae yang berarti
penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada
dinding rongga. Dinding rongga yang lemah itu membentuk suatu kantong
dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut
dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala, 2009).
Etiologi illeus dibagi menjadi dua bagian menurut dua jenis obstruksi,
yaitu: mekanis dan neurologis.
2. Etiologi
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Penyakit penyerta
4. Keturunan
5. Obesitas
6. Kehamilan
7. Pekerjaan
8. Kelahiran prematur
3. Klasifikasi
Hernia
1. Berdasarkan terjadinya : hernia kongenital dan hernia dapatan
2. Berdasarkan sifatnya : Hernia reponibel, ireponibel dan strangulata.
3. Berdasarkan letaknya : hernia femoralis, umbilikalis, sikatris dan
inguinalis.
Illeus
1. Menurut jenis obstruksi: illeus mekanis dan illeus neurologis
4. Manifestasi klinis
Hernia:
1. Adanya benjolan
2. Nyeri
3. Gangguan pasase usus
Illeus:
1. Nyeri tekan pada abdomen
2. Muntah
3. Konstipasi
4. Distensi abdomen
5. BAB darah dan lendir.
5. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala hernia :
1. Umumnya penderita mengeluhkan berok, berut, kelingser.
2. Adanya benjolan di selangkangan/kemaluan.
3. Rasa nyeri pada benjolan atau gejala mual muntah bila telah ada
komplikasi.
6. Asuhan keperawatan hernia dan illeus
1. Pengkajian
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan: keluhan utama, riwayat penyakit sekarang,
riwayat penyakit dulu dan riwayat penyakit keluarga.
2. Diagnosa
a. Pre Op
b. Post Op
3. Rencana keperawatan
a. Pre Op
b. Post Op
B. SARAN
1. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam
pembuatan makalah agar dapat membuat makalah yag lebih baik pada
makalah selanjutnya.
2. Bagi Pendidikan
Bagi Dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih
baik dalam pembuatan makalah selanjutnya.
3. Bagi Kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk
mahasiswa keperawatan agar mengetahui begaimana asuhan keperawatan
pada klien hernia
DAFTAR PUSTAKA
Ester, M. (2007). Buku Saku Keperawatan Ed.3. Jakarta: EGC. Hal. 170-174