Vous êtes sur la page 1sur 20

2.

4 Konsep Perencanaan Tahapan


Pelaksanaan
ANGGARA JUNDIWIRAWAN
0541 11 029

Langkah-langkah Perencanaan
Melakukan kajian terhadap gambar
rencana dan
spesifikasi teknis
proyek yang ada, agar bila tidak sesuai
dengan kondisi pelaksanaan dapat
disempurnakan
dengan
melakukan
konfirmasi ke konsultan perencana.
Melakukan perhitungan yang teliti
terhadap volume pekerjaan, kebutuhan
material, peralatan serta tenaga kerja
yang digunakan.
Menyusun anggaran biaya pelaksanaan
yang rinci yang disesuaikan dengan
alokasi sumber daya yang dibutuhkan
dan dana yang tersedia

Memilik jenis teknologi dan


peralatanyang sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan

Perumusan kegiatan dengan


jadwal yang akurat dan terpadu.
Selain diatas termasuk pula melakukan
persiapan
aspek
administrastratif,
pengadaan serta pengorganisasian pihakpihak yang terlibat, penyusunan program
kerja, perencanaan pengelolaan risiko,
perencanaan kesehatan dan keselamatan
kerja serta perencanaan sistem informasi
manajemen

Gambar 2.2 Perencanaan Proyek Tahap Pelaksanaan

2.4.1 Penentuan Zoning


Area Kerja Dalam Proyek

Pelaksanaan kontruksi dengan struktur bangunan yang


berbeda, seperti bangunan bertingkat tinggi dengan
jembatan, bangunan alam, jalan raya serta pabrik, masingmasing akan berbeda dalam p[enentuan zoningnya

Zoning akan lebih mudah jika sudah ada pengalaman


sebelumnya terhadap suatu pekerjaan yang berulang walau
dengan skala yang berbeda.

Sebelummenentukan
zoning,
tim
proyek
perlu
mengidentifikasi kebutuhan proyek seperti sumber air, tenaga
listrik PLN, daerah quarry material, tenaga kerja local, kondisi
lingkungan sekitar proyek, perbandingan besar/kompleksitas
bangunan dengan luas area kerja serta metode kontruksi dan
urutan-urutan kegiatan kerja proyek yang disertai spesifikasi
bangunan.

Spesifikasi Teknis Struktur Bertingkat


Tinggi
Lapisan tanah atas: clay
1. Keadaan Tanah

2. Fondasi
3. Dinding basement

Menengah : Slit
Dalam : sand
MAT :-5,00 meter
Boled Pile dengan Raft
Fondation
Mutu beton 30 MPa
Diagram wall
Mutu beton 35MPa
Cats in situ

4. Pekerjaan Lantai, balok Metode konstruksi Top


dan kolom struktur
Down/Down Ward
Mutu beton 30 Mpa

5. Pekerjaan Core Wall

Cast in situ
Metode konstruksi Climbing
From

2.5 Rekayasa Nilai (Value


Engineering)
Value engineering adalah suatu usah kreatif dalam mencapai suatu
tujuan dengan mengoptimalkan biaya dan kinerja dari suatu
fasilitas atau system
Menurut Zimmerman, rekayasa reakyasa nilai diartikan sebagai
suatu teknik manajemen yang terbukti berhasil, dengan
menggunakan pendekatan sistematis untuk mendapatkan
fungsional dan biaya,
Reakya nilai dapat diartikan :

Melakukan kajian dengan menjamin fungsinya tetap seperti


yang diinginkan

Fungsi menjadi tolok ukur dari percarian alternative pemecahan


masalah.

Selain adanya kriteria biaya rendah, juga didapatkan kinerja


yang tinggi

Optimasi biaya dan kinerja untuk mendapatkan manfaat bersih


yang besar

Konsultan Rekayasa nilai


Proses
rekayasa
niali
membutuhkan
seorang
yang
professional/tim yang dapat bertindak sebagai konsultan
rekyasa niali, dengan kemampuan sebagai berikut:

Mampu mengoptimalkan biaya yang diperlukan dengan


tetap menjaga efektivitas instalasi proyek yang dikerjakan

Mampu mengalokasikan dana dan waktu yang diperlukan


sesuai dengan tujuan dan sasaran proyek

Mampu menggunakan manajemen perencanaan yang


matang dalam penentuan efektivitas pemecahan masalah
yang dihadapi

Mampu menggunakan tinjauan rekayasa nilai dalam multi


disiplin ilmu

Mendokumentasikan hasil yang diperoleh guna dimasa


datang

Tahapan Pelaksanaan
Rekayasa Nilai
Tahapan selama atau
segera setelah detail design
diserahkan kepada
kontraktor

Tanggung jawab studi adalah


pemilik proyek

Konsultan rekayasa yang


ditunjuk oleh pemilik proyek
melakukan penyempurnaan
desain serta mencari
alternative lain

Baik jenis dan spesifikasi


material ataupun dimensi dari
instalasi yang diinginkan

Tahapan Selma sebelum


pelaksanaan kontrukksi

Tanggungjawab kontraktor

Kontraktor mengevaluasi
penggunaan material, baik
spesifikasi, jenis maupun
dimensinya berdasarkan
pengalaman kontraktor
melakukan pekerjaan sejenis

Bila evaluasi diperoleh


penghematan biaya, maka
pemilik proyek memberikan
bonus kepada kontraktor

Kerangka Sistematis Proses


Rekayasa Nilai

Melakukan identifikasi masalh dengan mengumpulkan informasi


dan data dari perencanaan yang telah ada sebelumnya serta
dari dokumen perencanaan proyek yang sedang ditangani.
Mengkaji obyek dimana rekayasa nilai hendak dilakukan dengan
acuan fungsi dari instalasi tetap, bahkan kalau dapat meningkat.
Melakukan analisis biaya versus fungsi terhadap beberapa
alternative untuk mendapatkan solusi terbaik dari segi biaya, fungsi
dan kinerja instalasi/obyek.
Hasil rekayasa nilai dikembangkan dan diverifikasi terhadap
standar-standar yang berlaku serta pengalaman-pengalaman lai
yang telah dilakukan sebelumnya.
Biaya
rekayasa
nilai
ditetapkan
dengan
tambahan
pertim,bangan-pertimbangan teknis.
Hasil rekayasa nilai didokumendasikan dan dipaparkan kepada
pemilik proyek untuk memperoleh persetujuan.

2.6 Perumusan Struktur


dan Hierarki Proyek

Setelah sasaran dan proyek ditetapkan, kegiatan


selanjutnya adalah membagi proyek menjadi struktur dan
hierarki tertentu sampai pada paket-paket pekerjaan yang
terperinci dan mudan dikelola, dimana pendekatan model
ini dinamakan Work Breakdown Struktur (WBS)

2.6.1 Work Breakdown


Struktur

WBS adalah diagram tersrtruktur dan hierarki beruoa diagram


pohon (tree structure diagram).

Penyusunan WBS dilakukan dengan cara top down dengan


tujuan agar komponen-komponen kegiatan tetap berorientasi
ketujuan proyek

WBS memudahkan penjadwalan dan pengendalian karena


merupakan elemen perencanaan yang terdiri atas kerangka
seperti:

Kerangka penjabaran program

Kerangka perencanaan detail

Kerangka pembayaran

Kerangka penjadwalan

Kerangka cara pelaporan

Kerangka penyusuna organisasi

Faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam
menentukan WBS secara umum
disususn berdasarkan klasifikasi
sebagai berikut:

Pembagian berdasarkan area/lokasi yang berbeda

Pembagian kategori yang beyrbeda untuk tenaga kerja,


peralatan dan material.

Pembagian subdivisi pekerjaan berdasarkan spesifikasi


pekerjaan.

Pembagian pihak, seperti kontraktor utama, subkontraktor


dan pemasok

2.6.2 Hierarki Organisasi


Proyek

OAT yang bertingkat dimulai dari tingkat paling


atas seperti pemimpin proyek hingga paling akhir,
missal pelaksana.

Hierarki ini disusun dengan tujuan mempermudah


pengelolaan dan laokasi SDM sesuai dengan
tanggungjawab dalam organisasi proyek.

Keberhsilan penyelenggaraan proyek biasanya


ditunjang oleh organisasi dengan susunan dan
program kerja, yang sasaran serta tujuanannya
tertata dengan baik.

2.7 Perencanaan Sumber


Daya

Sumber daya yang dapat terdiri atas sumber daya


modal/biaya, tenaga kerja, peralatan/mesin, dan material,
merupakan factor penentu dalam penyelenggaraan
proyek.

Perencana sumber daya yang cermat dapat membantu


terselenggaranya proyek secara efektif dan efisien

Penggunaan sumber daya dapat dimonitor dengan baik


dengan master schedule dan sunschedule untuk maisngmasing sumber daya yang digunakan.

2.7.1 Perencanaan Biaya


Proyek
Tahapan perencanaan biaya proyek:

Tahapan
pengembangan
konseptual

Tahapan desain
konstruksi

Tahapan
pelengkapan

Tahapan
pelaksanaan

Komponen biaya total proyek


terdiri atas:
Biaya langsung (Direct Cost)

Biaya tak langsung (indirect


Biaya tetap selama proyek Cost)

berlangsung, biaya tenaga


tidak
tetap
yang
kerja, material dan peralatan. Biaya
dibutuhkan
guna
penyelesaian proyek. Biaya ini
adalah biaya manajemen
proyek, tagihan pajak, biaya
perijinan, asuransi, administrasi,
ATK , keuntungan/profit

2.7.1.1 Anggaran Belanja dan


Arus Kas Keuangan Proyek
Kontraktor menyusun anggaran belanja dan aliran kas proyek
berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dialokasikan oleh
pemilik proyek.
Kontraktor menyusun rencana anggaran pelaksanaan proyek (RAPP)
dengan asumsi nilai pada RAB masih layak dan sedapat mungkin
dihemat lagi mempertimbangkan factor-factor sebagai berikut:

Ketidakpastian kondisi lapangan serta kemampuan tenaga kerja


local dan sumber material dapat direduksi dengan mengalokasikan
biaya resiko.

Bila salah perhitungan pada penawaran lelang, segera segera


lskuksn identifikasi permasalahan dan dicari solussinya agar
perusahaan tidak rugi.

Menekan nilai pada RAB, pada RAPP akan memperbesar cadangan


keuangan dengan keuntungan yang lebih besar.

RAPP disusun lebih detail lagi dengan membuat diagram arus kas
dalam interval waktu mingguan, bulanan, dan tahunan

2.7.2 Perencanaan
Tenaga Kerja

Sumber daya manusia atau tenaga kerja, sebegai penentu


keberhasilan proyek, harus memiliki kualifikasi, keterampilan
dan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai
keberhasilan suatu proyek.

Perencanaan SDM dalam suatu proyek mempertimbangkan


juga perkiraan jenis, waktu dan lokasi proyek, baik secara
kualitas maupun kuantitas

Proyek
yang
secara
geografis
berbeda
biasanya
membutuhkan pengelolaan dan ketersediaan tenaga kerja
yang juga berbeda.

Faktor yang dipertimbangkan


dalam merencanakan tenaga
kerja:
Produktivitas tenaga kerja

Jumlah tega kerja pada periode


yang paling maksimal
Jumlah tenaga kerja tetap dan tidak
tetap

Biaya yang dimili dan jenis pekerjaan

Vous aimerez peut-être aussi