Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A; Latar Belakang
laminar untuk aliran dalam pipa (saluran tertutup), telah dikembangkan rumus
Darcy Weisbach yaitu sebagai berikut:
Hf = f x (l x v2) / (D x 2g)
Dimana:
Nilai f dipengaruhi bilangan reynold (Re) dan kekasaran relatif dinding pipa (e/d).
Untuk menetapkan nilai f, harus diperhatikan kondisi berikut :
1; Jika Re < 2100, aliran tersebut dinamakan aliran laminar dan nilai f
ditetapkan dengan persamaan Hagen-Poiseulle f = 64 / Re
2; kalau e/d kecil (dinding pipa licin) tetapi Re > 2100, alirannya disebut
hydraulically smooth atau turbulent smooth.
3; kalau Re > 4000 atau e/d besar, alirannya disebut aliran turbulent rought
4; Jika aliran berada antara kondisi 2 dan 3 maka aliran tersebut disebut
aliran transisi.
Berdasarkan kondisi diatas, nilai f ditetapkan dengan rumus yang sesuai dengan
jenis aliran seperti pada tabel berikut:
Tabel 1. Rumus penetapan f berdasarkan jenis aliran fluida.
Jenis aliran
Rumus penetapan f
1. Laminar
64 / Re
2. a. Hydroulically smooth F = 0,361 / Re0,25
b. Turbulent smooth
Kisaran Re
Re <2100
Re >4000
3. Transisi
+9,35/(Re f)
4. Hydroulically tough atau1/f = 1,14 + 2 log10 (D/e)
wholly rough
Nilai koefisien f juga dpat diperoleh dengan menggunakan diagram Moody atau
secara empiris dengan formula darcy dan Hazen William.
Persamaan Manning
Hf = 10,29 n2 Q2 / d5,333
Persamaan Hazen William
Hf = 10,7 l Q1,852 / (CHW1,852 x d4,87)
Dimana n
CHW
= koefisien manning
= koefisien Hazen.
Untuk jenis pipa PVC koefisien Hazen sebesar 150 dan koefisien Manning
sebesar 0,008.
B; Tujuan
Tujuan dari praktikum adalah menghitung kehilangan head aliran pada pipa (hf).
Kerugian head akan menjadi semakin tinggi akibat adanya separasi dan
turbulensi yang aktif, akan tetapi untuk aliran kurvalinier tanpa separasi seperti
pada peralihan batas saluran yang tidak mendadak atau pada aliran disebuah
bendungan atau air terjun, maka rugi head kecil dapat diabaikkan. Oleh manning
telah dibuat rumus untuk menentukan kerugian head yaitu:
Hf = 10,29 n2 Q2 / d5,333
Dimana penentuan harga n Manning yang teliti tergolong sangat sulit karena
harga itu bergantung pada kekasaran permukaan, tumbuhan didasar saluran,
ketidakteraturan saluran, kelurusan saluran pengendapan dan pengikisan,
obstruksi, ukuran dan bentuk saluran, tinggi permukaan air dan debitnya,
perubahan-perubahan musiman serta bahan endapan yang dibawa oleh arus.
Head kerugian adalah untuk mengatasi kerugian-kerugian yang terdiri atas
head kerugian gesak didalam pipa-pipa, dan head kerugian didalam belokanbelokan, reduser, katup katup, dsb. Dalam keadaan turbulen, peralihan atau
laminar untuk aliran dalam pipa (saluran tetutup), telah dikembangkan rumus
Darcy Weisbach yaitu sebagai berikut:
Hf = f x (l x v2) / (D x 2g)
Dimana:
Nilai f dipengaruhi bilangan reynold (Re) dan kekasaran relatif dinding pipa (e/d).
Untuk menetapkan nilai f, harus diperhatikan kondisi berikut :
1; Jika Re < 2100, aliran tersebut dinamakan aliran laminar dan nilai f
ditetapkan dengan persamaan Hagen-Poiseulle f = 64 / Re
2; Jika e/d kecil (dinding pipa licin) tetapi Re > 2100, alirannya disebut
hydraulically smooth atau turbulent smooth.
3; Jika Re > 4000 atau e/d besar, alirannya disebut aliran turbulent rought.
4; Jika aliran berada antara kondisi 2 dan 3 maka aliran tersebut disebut
aliran transisi.
Berdasarkan kondisi diatas, nilai f ditetapkan dengan rumus yang sesuai dengan
jenis aliran seperti pada tabel berikut:
Tabel 1. Rumus penetapan f berdasarkan jenis aliran fluida.
Jenis aliran
Rumus penetapan f
1. Laminar
64 / Re
2. a. Hydroulically smooth F = 0,361 / Re0,25
b. Turbulent smooth
3. Transisi
Kisaran Re
Re <2100
Re >4000
+9,35/(Re f)
4. Hydroulically tough atau1/f = 1,14 + 2 log10 (D/e)
wholly rough
III; METODOLOGI
B; Cara kerja
A; Hasil
Diketahui
RE = 5,39
L =1m
D = 0,025
V = 0,327 m/s
f (faktor gesek)
64
64
f. laminer = R E = 5,39 = 11,87
lxv 2
Hf = f Dx 2 g
1x(0,327) 2
= 11,87 0,025 x 2 x9,81
= 2,59
B; Pembahasan
belokan, reduser, katup-katup, dsb. Kerugian head bisa disebabkan oleh kekasaran
permukaan, tumbuhan didasar saluran,
ketidakteraturan saluran,
kelurusan
saluran pengendapan dan pengikisan, obstruksi, ukuran dan bentuk saluran, tinggi
permukaan air dan debitnya, perubahan-perubahan musiman serta bahan endapan
yang dibawa oleh arus.
Dari pengujian yang kami lakukan nilai f yang dihasilkan sangatlah kecil.
Standar untuk nilai f pada masing-masing aliran dapat dilihat sebagai berikut:
1; Jika Re < 2100, aliran tersebut dinamakan aliran laminar dan nilai f
ditetapkan dengan persamaan Hagen-Poiseulle f = 64 / Re
2; Jika e/d kecil (dinding pipa licin) tetapi Re > 2100, alirannya disebut
hydraulically smooth atau turbulent smooth.
3; Jika Re > 4000 atau e/d besar, alirannya disebut aliran turbulent rought.
4; Jika aliran berada antara kondisi 2 dan 3 maka aliran tersebut disebut
aliran transisi.
Untuk menghitung nilai f dapat disesuaikan dengan masing-masing kriteria untuk
mencari nilai f adalah
Jenis aliran
Rumus penetapan f
1. Laminar
64 / Re
2. a. Hydroulically smooth F = 0,361 / Re0,25
b. Turbulent smooth
3. Transisi
Kisaran Re
Re <2100
Re >4000
+9,35/(Re f)
4. Hydroulically tough atau1/f = 1,14 + 2 log10 (D/e)
wholly rough
Penurunan head untuk aliran laminar dinyatakan dengan persamaan poiseulli
yaitu
Head turun
Head kerugian dapat dikarenakan oleh faktor gesekan pada pipa. Head
kerugian yang lain bisa antara lain dapat berasal dari sambungan pipa, lurus
tidaknya pipa, belokan pipa, pemasangan kran, dan lain sebagainya.
Nilai Re yang dihasilkan pada percobaan 1 sampai 4 maka dapat
disimpulkan bahwa aliran tersebut adalah aliran laminar sehingga untuk mencari f
harus menggunakan rumus
f = 64 / Re.
Pengujian yang telah dilakukan didapatkan Nilai fe yang diperoleh dari
masing-masing pengujian adalah 2,086 dan Hf = 28,89 m. Semakin kecil nilai f
maka nilai hf juga akan semakin kecil. Pada penujian didapatkan aliran laminar,
sehingga aliran yang terjadi adalah aliran laminar. Aliran tersebut dapat laminar
terus karena bisa dikarenakan oleh adanya gaya gesek pada dinding pipa, adanya
belokan pada pipa tersebut, besar kecilnya aliran dalam pipa aliran. Beberapa
faktor diatas dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara volume yang didapat
pada suatu tempat dan waktu yang dibutuhkan.
Debit yang kecil dan arus zat warna bergerak melalui tabung itu menuruti
garis lurus, dimana hal tersebut nenunjukan bahwa alirannya laminar. Dengan
dinaikannya laju aliran, maka naiklah bilangan reynold, karena D, , konstan
dan V berbanding lurus dengan laju aliran. Dengan meningkatnya debit, kita
mencapai suatu kondisi saat arus zat warna bergoyang dan kemudian tiba-tiba
terurai serta terbaur ke seluruh tabung. Aliran telah berubah menjadi aliran
turbulen dengan pertukaran momentumnya yang dahsyat yang telah sepenuhnya
mengganggu gerakan teratur aliran laminar. (Victor L Streeter, 1985)
Semakin besar volume tersebut maka waktu bercampur antara air dan tinta
dalam pipa saluran akan semakin cepat, begitu pula sebaliknya. Semakin kecil
debit aliran yang mengalir pada pipa maka volume yang ditampung akan semakin
kecil sehingga waktu yang dibutuhkan dalam pencampuran air dengan tinta akan
semakin lambat. Antara debit, volume dan waktu apabila tidak sesuai akan
mempengaruhi nilai f dan hf yang tidak signifikan. Sehingga akan terjadi
kesalahan aliran dalam fluida.
A; Kesimpulan
dikarenakan oleh kecepatan aliran pada pipa, kekurang tepatan waktu antara
air pada saat keluar dengan air yang sudah bercampur tinta.
B; Saran
1; Seharusnya pelaksanaan praktikum harus lebih kondusif setelah pergantian
giliran praktikan.
2; Penjelasan sebelum praktikum sangat diperlukan kepada para praktikan
DAFTAR PUSTAKA
Ranald, V, GH. 1996. Mekanika Fluida dan Hidraulika edisi Kedua. Erlangga,
Jakarta.
Sosrodarsono, Ir. Suyono, Cs. 1985. Hidrologi Untuk Pengairan. Penerbit
Pradnya Paramita, Jakarta.
Suharto. 1991. Dinamika dan Mekanika untuk Perguruan Tinggi. Rineka Cipta,
Jakarta.
Sutrisno, 1996. seri fisika dasar. Mekanika. ITB, Bandung.
LAMPIRAN