Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Lesi putih pada rongga mulut yang disebabkan oleh iritasi kronik dari menghisap
berulang ulang, mengigigit atau menguyah
Lesi ini biasa dikombinasikan dgn lesi traumatic pada bibir dan lidah.
Pasien biasanya mengeluh pada kasarnya jaringan mulut mereka, seperti jaringan
parut dan terkadang menyebabkan rasa sakit
Etiologi
-
Bad habit
Iatrogenic
Mekanisme
Gigi yang tajam dan erupsi gigi bungsu sering menjadi salah satu penyebab utama
cheek biting. Ketika gigi erupsi, jika tidak tersedia cukup ruang pada lengkung gigi maka gigi
yang erupsi akan berada pada posisi abnormal (erupsi dalam posisi buccal). Hal ini
menyebabkan mukosa pipi dapat tergigit dan menimbulkan rasa sakit. Penyebab lain seperti
stress (kecemasan), efek samping dari teeth grinding, kelainan TMJ, kelainan penutupan
rahang, disfungsi otot, dan lain-lain. Berdasarkan hal tersebut, kami menyimpulkan bahwa
cheek biting bukan kebiasaan oral yang menyebabkan kelainan ortodontik melainkan
kelainan ortodontik/anatomi gigi yang menyebabkan ketidaksengajaan mengigit pipi dan
menyebabkannya trauma dan tidak mengakibatkan kelainan ortodontik.
Gambran klinis
-
Perawatan
- Tidak ada prawatan khusus
-
hentikan kebiasaan buruk bagi pasien yang menginginkan perawatan dan atau tidak
bias menghentikankebiasaan buruknya, plastic occlusal night guard bias digunakan
bilamana kebiasaanitu sendiri berlangsung di waktu tidur.
Linea Alba
-
Asimptomatis
ETIOLOGI
1. Tekanan : Musculus buccinatorius menekan mukosa melalui cusp gigi posterior rahang atas ke dalam
garisoklusi ( negative oral pressure )
2. Trauma friksional dan penyebab iritasi lainnya ( bruksim )
Iritasi Penebalan epitel (hiperkeratotik) respon gesekan pada gigi
Gambaran Klinis
Garis bergelombang putih, horizontal, menimbul,panjang bervariasi dengan lebar 12 mm pada garisoklusi di mukosa bukal
Biasanya ditemukan sepanjang regio gigi molar duasampai caninus pada mukosa bukal
Berkeratin
Umumnya bilateral
Lebih sering terjadi pada individu dengan reduced overjet pada gigi posterior, dan terbatas
pada rahangyang bergigi.