Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Gula darah terdiri dari glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa merupakan
monosakarida yang paling dominan, sedangkan fruktosa akan meningkat
pada diet buah yang banyak, dan galaktosa darah akan meningkat pada saat
hamil dan laktasi. Pada laboratorium, pemeriksaan gula darah banyak
dilakukan mengingat kepentingan diagnostic klinis yang luas dalam bidang
kedokteran. Dalam keadaan fisiologis, kadar gula darah mempunyai variasi,
namun tetap dalam batas-batas normal.
Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai
glikogen dalam hati dan otot rangka. Kadar glukosa dipengaruhi oleh 3
macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Hormon-hormon itu
adalah : insulin, glukagon, dan somatostatin. Didalam darah terdapat zat
glukosa, glukosa ini gunanya untuk dibakar agar mendapatkan kalori atau
energi. Sebagian glukosa yang ada dalam darah adalah hasil penyerapan dari
usus dan sebagian lagi dari hasil pemecahan simpanan energi dalam
jaringan. Glukosa yang ada di usus bisa berasal dari glukosa yang kita makan
atau bisa juga hasil pemecahan zat tepung yang kita makan dari nasi, ubi,
jagung, kentang, roti atau dari yang lain. Glukosa, fruktosa dan galaktosa
masuk melalui dinding usus halus kedalam aliran darah. Fruktosa dan
galaktosa akan diubah dalam tubuh menjadi glukosa. Glukosa merupakan
hasil akhir dari pencernaan dan diabsorbsi secara keseluruhan sebagai
karbohidrat. Kadar glukosa dalam darah bervariasi dengan daya penyerapan,
akan menjadi lebih tinggi setelah makan dan akan menjadi turun bila tidak
ada makanan yang masuk selama beberapa jam. Glikogen dapat lewat
dengan bebas keluar dan masuk ke dalam sel dimana glukosa dapat
digunakan semata-mata sebagai sumber energi. Glukosa disimpan sebagai
glikogen di dalam sel hati oleh insulin (suatu hormon yang disekresi oleh
pankreas). Glikogen akan diubah kembali menjadi glukosa oleh aksi dari
glukogen (hormon lain yang disekresi oleh pankreas) dan adrenalin yaitu
suatu hormon yang disekresi oleh kelenjar adrenalin. Penurunan kadar
glukosa darah (hipoglikemia) terjadi akibat asupan makanan yang tidak
adekuat atau darah terlalu banyak mengandung insulin. Peningkatan kadar
glukosa darah (hiperglikemia) terjadi jika insulin yang beredar tidak
mencukupi atau tidak dapat berfungsi dengan baik; keadaan ini disebut
diabetes mellitus.Diabetes mellitus (DM) adalah sekumpulan gejala yang
muncul pada seseorang yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang
melebihi normal (hiperglikemik) akibat tubuh kekurangan insulin baik relatif
maupun absolut atau kurang efektifnya insulin. Diabetes mellitus di Indonesia
dikenal dengan penyakit gula atau kencing manis. Prevalensi diabetes
mellitus (DM) di dunia terus meningkat.
Banyak metode yang dapat digunakan untuk pemeriksaan Diabetes Mellitus,
namun cara yang dianjurkan dan banyak digunakan adalah melalui cara
Prinsip
Metode GOD-PAP/ Trinde
Glukosa diukur kadarnya setelah dioksidasi secara enzimatis mengguunakan
enzim GOD atau glukosa oksidase. Peroksida (H2O2) yang terbentuk
kemudian bereaksi dengan fenol dan 4-aminokuinon dengan katalis enzim
peroksidase (POD) yang membentuk kuinonimin. Intensitas warna yang
terbentuk sebanding dengan kadar glukosa dalam sampel.
Landasan Teori
PEMBAHASAN
Pada praktikum kimia klinik pertemuan kedua adalah menentukan kadar
glukosa pada darah denga metode god pap. Hal ini dilakukan agar
mahasiswa dapat menyiapkan pasien untuk pemeriksaan glukosa darah,
kemudian mahasiswa dapat mengintrepresentasikan hasil laboratorium yang
diperoleh menggunakan metode gd pap. Metode Glukosa Oksidase (GOD PAP)
adalah metode yang sangat spesifik untuk pengukuran glukosa didalam
serum atau plasma melalui reaksi dengan glukosa oksidase, asam glukonat
serta dibentuk hydrogen peroksida. Pemeriksaan dengan metode GOD PAP ini
dianjurkan menggunakan plasma darah yang diambil langsung dari vena
(pembuluh darah balik) disekitar lipatan siku. Hal ini disebabkan metode GOD
PAP dinilai bersifat lebih spesifik karena yang diukur hanya kadar glukosa.
Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam
darah. Pada reaksi kimia enzimatis yang terjadi, glukosa oksidase(GOD)
mengoksidasi glukosa sehingga terbentuklah H2O2 yang dengan adanya
peroksidase akan bereaksi dengan phenol dan aminoantipirin. Oksidasi ini
akan menghasilkan zat warna yang intensitasnya sama dengan kadar
glukosa. Kemudian intensitas warna dibaca pada fotometer gelombang 540.
Gula darah terdiri dari glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa merupakan
monosakarida yang paling dominan, sedangkan fruktosa akan meningkat
pada diet buah yang banyak, dan galaktosa darah akan meningkat pada saat
hamil dan laktasi. Pada laboratorium, pemeriksaan gula darah banyak
dilakukan mengingat kepentingan diagnostic klinis yang luas dalam bidang
kedokteran. Dalam keadaan fisiologis, kadar gula darah mempunyai variasi,
namun tetap dalam batas-batas normal. Glukosa darah berasal dari
glukoneogenesis dan glikogenolisis. Sebagian besar karbohidrat yang dicerna
di dalam makanan akhirnya akan membentuk glukosa. Karbohidrat di dalam
makanan yang dicerna secara aktif mengandung residu glukosa, galaktosa,
dan fruktosa yang akan dilepas di intestinum yang kemudian diangkut ke hati
melalui vena porta hati. Galaktosa dan fruktosa dengan segera dikonfersi
menjadi glukosa.
Glukosa terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai
glikogen dalam hati dan otot rangka. Kadar glukosa dipengaruhi oleh 3
macam hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Hormon-hormon itu
adalah : insulin, glukagon, dan somatostatin. Didalam darah terdapat zat
glukosa, glukosa ini gunanya untuk dibakar agar mendapatkan kalori atau
energi. Sebagian glukosa yang ada dalam darah adalah hasil penyerapan dari
usus dan sebagian lagi dari hasil pemecahan simpanan energi dalam
jaringan. Glukosa yang ada di usus bisa berasal dari glukosa yang kita makan
atau bisa juga hasil pemecahan zat tepung yang kita makan dari nasi, ubi,
jagung, kentang, roti atau dari yang lain. Glukosa, fruktosa dan galaktosa
masuk melalui dinding usus halus kedalam aliran darah. Fruktosa dan
galaktosa akan diubah dalam tubuh menjadi glukosa. Glukosa merupakan
hasil akhir dari pencernaan dan diabsorbsi secara keseluruhan sebagai
karbohidrat. Kadar glukosa dalam darah bervariasi dengan daya penyerapan,
akan menjadi lebih tinggi setelah makan dan akan menjadi turun bila tidak
ada makanan yang masuk selama beberapa jam. Glikogen dapat lewat
dengan bebas keluar dan masuk ke dalam sel dimana glukosa dapat
digunakan semata-mata sebagai sumber energi. Glukosa disimpan sebagai
glikogen di dalam sel hati oleh insulin (suatu hormon yang disekresi oleh
pankreas). Glikogen akan diubah kembali menjadi glukosa oleh aksi dari
glukogen (hormon lain yang disekresi oleh pankreas) dan adrenalin yaitu
suatu hormon yang disekresi oleh kelenjar adrenalin. Penurunan kadar
glukosa darah (hipoglikemia) terjadi akibat asupan makanan yang tidak
adekuat atau darah terlalu banyak mengandung insulin. Peningkatan kadar
glukosa darah (hiperglikemia) terjadi jika insulin yang beredar tidak
mencukupi atau tidak dapat berfungsi dengan baik; keadaan ini disebut
diabetes mellitus.Diabetes mellitus (DM) adalah sekumpulan gejala yang
muncul pada seseorang yang ditandai dengan kadar glukosa darah yang
melebihi normal (hiperglikemik) akibat tubuh kekurangan insulin baik relatif
maupun absolut atau kurang efektifnya insulin. Diabetes mellitus di Indonesia
dikenal dengan penyakit gula atau kencing manis. Prevalensi diabetes
mellitus (DM) di dunia terus meningkat.
Kondisi hiperglikemia yang terjadi dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan perubahan fungsi dan biokimia, dan selanjutnya perubahan tersebut dapat
menyebabkan kerusakan jaringan. Kerusakan jaringan inilah yang menimbulkan
komplikasi (baik komplikasi mikrovaskuler maupun komplikasi makrovaskuler).
Pemeriksaan glukosa darah merupakan salah satu parameter pemeriksaan untuk penyakit
Diabetes MelitusBanyak metode yang dapat digunakan untuk pemeriksaan
Diabetes Mellitus, namun cara yang dianjurkan dan banyak digunakan adalah
Parameter Glukosa
Baik
Sedang
Buruk
Puasa
80-109
110-125
> 126
Darah Kapiler
80-144
145-179
> 180
A1C
< 6.5
6.5 - 8
>8
Darah (mg/dl)
(Perkeni, 2003).
Apabila kadar glukosa plasma atau serum sewaktu (kapan saja, tanpa
mempertimbangkan makan terakhir) sebesar 200 mg/dl, kadar glukosa
plasma/serum puasa yang mencapai > 126 mg/dl, dan glukosa plasma/serum
2 jam setelah makan (post prandial) 200 mg/dl biasanya menjadi indikasi
terjadinya diabetes mellitus.
Diagnosis untuk kelainan metabolisme karbohidrat pada praktikum kali ini
hanya, dilakukan dengan mengukurglukosa plasma pada keadaan puasa.
Specimen yang digunakan adalah darah vena, tetapi untuk bayi atau pasien
yang venanya sukar ditusuk dapat digunakan darah kapiler. Sesudah puasa
satu malam nilai glukosa kapiler hanya 2-3 ml/dl lebih tinggi daripada
konsentrasi glukosa vena, tetapi sesudah makan nilai glukosa kapiler lebih
tinggi 20-30 mg/dl.
Berbagai persiapan penderita yang perlu diberitahukan secara baik dan mendetail pada
penderita antara lain :
Persiapan Pasien Secara Umum.
1.
2.
3.
4.
dan spesimen lain, sehingga dapat mempengaruhi ke paramater yang akan diperiksa.
5.
darahnya, antara lain pemeriksaan ACTH, renin dan aldosteron (Musyaffa, 2010).
Dalam penentuan kadar glukosa ini dilakukan beberapa tahap, diantaranya
yakni mempersiapkan larutan baku pembanding (standar) atau kita kenal
sebagai larutan Blanko. Larutan blanko diambil dari reagen kit glukosa, dalam
hal ini kami menggunakan .....Spinreact.
Plasma darah yang telah terpisah kemudian diambil, dipreparasi untuk
kemudian ditambahkan reagen yang mengandung enzim GOD, aminofenazon
dan indikator. Standar dan blanko juga disiapkan untuk perbandingan,
standar terdiri dari larutan glukosa, sedangkan blankonya adalah reagen
didalam nya. Preparat sampel disiapkan secara kuantitatif dengan
menggunakan mikropipet dengan volume yang telah ditentukan, yaitu :
a.
b.
c.
: reagen 1000 L
Pada dasarnya ada banyak larutan baku standar yang bisa dipakai
tergantung dari pabrikan, contohnya seperti merek pabrikan spinreact.
Adapun batasan nilai normal yakni dari skala 60-110 mg/dl atau 3,3-6,10
mmol/l. Blanko dimasukkan kedalam tabung reaksi dengan menggunakan
alat khusus yakni Clinipette. Clinipette yang digunakan juga mempunyai
variasi volume yang bereda-beda. Dalam praktikum ini kami menggunakan
clinnipette yang mempunyai ukuran 10 l dan 1,0 l. Larutan blanko yang
sudah dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian disimpan (inkubasi)
selama 10 menit minimal pada suhu 37oC atau 30 menit dalam suhu ruangan
(15-25 oC).
Tahap selanjutnya yakni perlakuan pada sampel. Seperti halnya pada larutan
blanko, sampel darah dimasukkan kedalam tabung reaksi menggunakan
clinipette sebanyak 10 l kemudian masukkan reagen glukosa sebanyak 1,0
l setelah itu sample di inkubasi selama 30 menit. Hasilnya sampel
membentuk larutan berwarna merah muda (pink). Sampel yang sudah di
inkubasi kemudian di uji menggunakan Spektrofotometer untuk mengetahui
Kadar glukosa darah pada orang normal dijaga tubuh agar tetap berada
diantara 70-120 mg/dL (4-7 mmol/L) dengan menjaga keseimbangan antara
produksi dan pemakaian glukosa. Dari hasil praktikum didapatkan kadar
glukosa sampel yaitu ... mg/dl. Namun keadaan ini belum dapat menegakan
diagnosis sampel sebagai penderita diabetes mellitus. Karena hasil dapat
saja dipengaruhi oleh beberapa faktor influence seperti Obat-obatan, dapat
menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah, Trauma atau stress, dapat
menyebabkan peningkatan kadar glikosa darah, Merokok, dapat meningkatan
kadar glukosa darah, Aktifitas yang berat sebelum uji laboratorium, dapat
menurunkan kadar glukosa darah. Penundaan pemeriksaan akan
menurunkan kadar glukosa darah dalam sampel, hal ini dikarenakan adanya
aktifitas yang dilakukan sel darah. Penyimpanan sampel pada suhu kamar
akan menyebabkan penurunanan kadar glukosa darah kurang lebih 1-2 % per
jam.
Oleh karena itu, untuk menegakan diagnosis diperlukan pemeriksaan lebih
lanjut yaitu tes toleransi glukosa oral atau tes glukosa puasa untuk
memastikan keadaan pasien (sampel) yang sebenarnya untuk dapat
dilakukan terapi yang tepat.
VIII. Kesimpulan
1.
Untuk pemeriksaan kadar glukosa dalam darah dilakukan persiapan
terhadap pasien untuk menghindari kesalahan dalam pemeriksaan kadar
glukosa darah
2.
Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah sampel yang diuji adalah
13,68 mmol/liter atau 246,55 mg/dL . Hasil tersebut menunjukkan bahwa
kadar glukosa darah uji berada di atas batas normal atau disebut
hiperglikemia. Kadar glukosa normal sewaktu adalah < 180 mg/dL
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 1997. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 2. EGC.
Jakarta
Cyber Nurse. 2009. Konsep Diabetes Melitus. Tersedia di
http://forum.ciremai.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=7:konsep-diabetesmelitus&catid=7:keperawatan-medikal-bedah&Item id=20. [Diakses tanggal
22 Maret 2013].
Khomsah. 2008. Penyakit Diabetes Melitus (DM). Tersedia di
http://www.infopenyakit.com/2008/03/penyakit-diabetes-mellitus-dm.html
[Diakses tanggal 22 Maret 2013].
Pfizer. 2010. Diabetes Melitus. Tersedia di http://www.
pfizerpeduli.com/article_detail.aspx?id=26. [Diakses tanggal 22 Maret 2013].
Read more:
http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/we.html#ixzz3JZIAGB9E
http://laporanakhirpraktikum.blogspot.com/2013/06/d.html