Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Elektrolit merupakan unsur penting dalam tubuh selain cairan. Elektrolit di dalam
tubuh merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis yang sangat
diperlukan
dalam
rangka
menjaga
kondisi
tubuh
tetap
sehat.
Tubuh
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Elektrolit
2.1.1
Definisi
Elektrolit
merupakan
cairan
tubuh
yang
sangat
penting
untuk
mEq/L
142
5
5
1
Total
Anion
HCO3ClHPO4
SO4
Asam Arg
Protein
Total
mEq/L
24
105
2
1
6
16
154
Anion
HCO3-
mEq/L
10
mEq/L
15
K+
Ca2+
Mg2+
150
2
27
ClHPO4
SO4
Protei
1
100
20
63
Total
194
Total
194
2.2
2.2.1
Natrium
Natrium adalah ion yang dominan berada di bagian ekstrasel, dengan
kadar normal dalam plasma berkisar antara 135-145 mEq/L atau 60mEq/L
per kilogram berat badan dan sebagian kecil sekitar 10-14 mEq/L yang
berada dalam intrasel.3 Garam yang mengandung natrium menentukan
lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan ekstrasel, khususnya dalam
pembentukan natrium klorida (NaCl) dan natrium bikarbonat (NaHCO 3)
sehingga perubahan tekanan osmotik pda cairan ekstrasel akan
menggambarkan perubahan konsentrasi natrium dalam tubuh.4
Natrium berperan dalam menentukan status volume air dalam tubuh.
Keseimbangan natrium yang terjadi dalam tubuh dipengaruhi oleh dua
mekanisme yaitu, pengatur kadar natrium yang sudah tetap pada batas
tertentu (Set-Point) dan keseimbangan antara natrium yang masuk dan
yang keluar (Steady-State). Perubahan kadar natrium dalam cairan
ekstrasel akan mempengaruhi kadar hormon yang berperan dalam
pengaturan ekskresi natrium dalam urin, yaitu : antidiuretik hormon
(ADH), sistem Renin Angiotensi-Aldosteron (RAA), Atrial Natriuretic
Peptide (ANP), Brain Natriuretic Peptide (BNP).
Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh ginjal. Pengaturan ekskresi ini
dilakukan untuk mempertahankan keseimbangan volume cairan dalam
tubuh. Naik turunnya ekskresi natrium dalam urin diatur oleh filtrasi
glomerulus dan reabsorbsi oleh tubulus ginjal. Peningkatan volume cairan
dan peningkatan asupan natrium melalui asupan makanan dapat
meningkatkan laju filtrasi glomerulus. Perubahan yang terjadi pada laju
glomerulus akan mempengaruhi reabsorbsi natrium di tubulus. Sebanyak
Hiponatremia
a. Definisi
Hiponatremia merupakan suatu keadaan yang terjadi apabila kadar
natrium dalam plasma dibawah 130 mEq/L dan baru memberikan
gejala apabila kadar natrium plasma kurang dari 118 mEq/L.6
b. Epidemiologi
Pada bayi dan anak-anak, hiponatremia terjadi jauh lebih sering
daripada hipernatremia. Hiponatremia sering ditemukan terjadi
pada anak dan bayi umur 6 minggu, sering terjadi keadaan
hiponatremia yang mencapai 10 50 % kasus, yang disebabkan
oleh berbagai kondisi, diantaranya faktor kelahiran, gangguan pada
ginjal dan pemakaian obat diuretik serta tindakan pembedahan.
Anak di Amerika Serikat dengan hiponatremia memiliki angka
morbiditas dan mortalitas sebanyak 42%.7
c. Patofisiologi
Berkembangnya pertahanan tubuh terhadap hiponatremia adalah
kemampuan ginjal untuk menghasilkan urin yang encer dan
mengeluarkan air dalam menanggapi perubahan osmolaritas serum
dan status volume intravaskular. Hiponatremia terjadi akibat
terjadinya penekanan pengeluaran anti diuretik hormone (ADH)
dari hipotalamus sehingga ekskresi urin meningkat oleh karena
pada saluran air di bagian apikal duktus kolegentes berkurang
sehingga terjadi osmolaritas urin yang rendah.8
d. Etiologi 8
Kehilangan natrium pada cairan ekstrasel disebabkan karena
berbagai faktor, yaitu :
1. Faktor renal
sindrom nefrotik
alkalosis metabolik
sirosis hati
gagal jantung
luka bakar
nyeri kronik
e. Klasifikasi8
Berdasarkan waktunya hiponatremia dapat dibedakan menjadi 2,
yaitu :
1. Hiponatremia Akut
Hipernatremia
a. Definisi7
Peningkatan kadar natrium dalam plasma yang mencapai lebih dari
>145 mmol baik karena berkurangnya total cairan tubuh sehingga
terjadi peningkatan kadar natrium atau pemberian terapi natrium
yang berlebihan.
b. Epidemiologi8
Kondisi hipernatremia sering terjadi pada anak dan orang dewasa
yang mendapat perawatan di rumah sakit. Kasus ini terjadi pada
pemberian terapi cairan pada pasien dengan penyakit kronik,
gangguan pada saraf, penyakit kritis serta prematuritas anak.
Insiden hipernatremia pada pasien yang mendapat perawatan
rumah sakit diperkirakan melebihi 1%, namun pada anak kasus ini
mencapai 60 % kasus. Gastroenteritis berkontribusi sebagai
penyebab
hipernatremia
mencapai
20%.
Anak
dengan
c. Etiologi8
Hipernatremia disebabkan dengan tiga cara, yaitu :
1. Hipernatremia murni karena kehilangan air, yaitu :
7
Hiperkalemi biokimia
Hiperventilasi
Neonatus
dengan
fototerapi
atau
perawatan
Muntah
Berkeringat banyak
Dialisis hipertonis
Penyakit ginjal
d. Patofisiologi8
Hipernatremia merupakan keadaan kekurangan air dalam tubuh
yang berkaitan dengan peningkatan kadar natrium dalam tubuh.
Kehilangan air dalam tubuh menjadi penyebab sebagian besar
kasus hipernatremia. Natrium hipertonik biasanya sebagai hasil
dari intervensi klinis atau pemberian terapi natrium yang tidak
adekuat. Sebagai akibat dari peningkatan konsentrasi natrium
ekstraseluler, meningkatkan tonisitas plasma. Peningkatan tonisitas
menginduksi gerakan air melintasi membran sel, menyebabkan
dehidrasi seluler.
Berikut
ini
tiga
mekanisme
yang
dapat
menyebabkan
hipernatremia, yaitu :
1. Kekurangan air secara murni (misalnya, diabetes insipidus)
2. Kekurangan air yang melebihi kekurangan natrium
(misalnya, diare)
3. Asupan natrium berlebih (misalnya, keracunan garam)
Hipernatremia yang berkelanjutan dapat terjadi hanya bila haus
atau akses ke air terganggu. Oleh karena itu, kelompok berisiko
tertinggi mengalami hiperntremia adalah bayi dan pasien yang
diintubasi.
Hipernatremia menyebabkan volume selular menurun sebagai
akibat dari penghabisan air dari sel untuk mempertahankan
osmolalitas yang sama di dalam dan di luar sel. Sel-sel otak sangat
rentan terhadap komplikasi akibat kontraksi sel. Hipernatremia
9
ensefalopati.
e. Gejala Klinis
Hipernatremia
menyebabkan
terjadinya
kelemahan
otot,
anak-anak
dengan
hipernatremia
akut
karena
furosemid
yang
loading natrium,
dikombinasikan
dengan
2.3.1
Kalium
Total kalium dalam tubuh berkorelasi dengan berat badan, tinggi badan
dan massa otot tubuh. Pada orang dewasa umur 20 tahun yang sehat, total
10
sekitar 90% kalium yang dikonsumsi, setiap hari dieliminasi dalam urin.
Kurang dari 15% dikeluarkan melalui tinja sementara sisanya melalui
kulit. Mekanisme tubulus ginjal terlibat dalam homeostasis kalium, hampir
85% dari kalium disaring dan diserap kembali dalam tubulus proksimal
dan lengkung Henle. Jumlah kalium akhir dalam urin tergantung pada
jumlah asupan dan sekresi kalium dari tubular.8
2.3.2
Hipokalemia
a. Definisi8
Kadar kalium dalam darah <3,5 mmol / L atau <3,5 mEq / L.
b. Epidemiologi9
Suatu kajian prospektif di India terhadap 1350 anak yang dirawat
inap, diagnosis hipokalemia terjadi pada setiap anak dengan diare
akut dan kronik dengan gambaran klinik leher terkulai, kelemahan
anggota gerak, dan distensi abdomen. Sebanyak 38 anak
didiagnosis sebagai hipokalemia, dengan gejala bervariasi.
Sebanyak 85% dari anak yang hipokalemia tersebut mengidap
malnutrisi dan 50% di antaranya dikategorikan malnutrisi berat.
Berbagai etiologi hipokalemia mencakup gastroenteritis akut dan
kronik, renal tubular asidosis, bronkopneumonia, serta penggunaan
diuretik.
c. Etiologi8
Penyebab penurunan kadar kalium dalam darah dapat disebabkan
oleh beberapa cara, yaitu :
11
1. Transeluler kalium
-
Alkalosis metabolik
Keracunan barium
Keracunan toluene
Delirium tremens
Cystic fibrosis
Diare kronis
Muntah
Adenoma rectal
Ureterosigmoidostomy
Sindrom fanconi
d. Patofisiologi8
1. Transeluler kalium
Hipokalemia bisa terjadi tanpa perubahan cadangan kalium
dalam
sel,
tetapi
disebabkan
oleh
faktor-faktor
yang
akan merespon
muntah,
dan
penyalahgunaan
obat
pencahar
kontraksi
volume
intravaskular,
diare
sering disertai
dengan
asidosis
metabolik
13
konsentrasi
mineralokortikoid
atau
hipokalemia.
Licorice,
misalnya,
adrenal
11-hidroksisteroid
tindakan
distal,
elektronegativitas
seperti
cairan
penisilin,
tubular
di
meningkatkan
dan
menginduksi
dengan
hipokalemia.
Demikian
pula,
dalam
plasma
atau
tingkat
dan
hipertensi
sebagaimana
oleh
amiloride,
kurang
efektif
daripada
menghasilkan
gangguan
biokimia
dan
hipokalemia.
Konsekuensi
biokimia
hipokalemia
termasuk penurunan pelepasan insulin dan sensitivitas insulin endorgan, sehingga meningkatkan risiko terjadinya hiperglikemia atau
15
ritme
akibat
repolarisasi
melambat.
Perubahan
sklerosis.
Secara
fungsional,
gangguang
pengasaman
tanpa
adanya
pergeseran
selular,
dengan
17
Hiperkalemia
a. Definisi8
Peningkatan kadar kalium dalam plasma > 5,5 mEq/L pada Bayi
dan Anak, atau> 6 mmol / L di Neonatus.
b. Etiologi8
Hiperkalemia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu :
1. Pseudohiperkalemia ( iskemia aliran darah, hemolisis,
yaitu
pertama,
hiperglikemia
menyebabkan
terjadi.
- Selama asidosis metabolik, ketidakseimbangan kalium
merupakan bagian dari beban ion hidrogen dalam sel
penyangga. Telah dicatat bahwa setiap penurunan 0,1 U
dalam pH darah terjadi perubahan serum kalium
sebanyak 0,6 mEq/L. Perubahan konsentrasi HCO3
dalam plasma mempengaruhi konsentrasi kalium yang
19
seluler
dan
menghindari
perkembangan
pseudohyperkalemia.
3. Asupan kalium yang tinggi
Asupan kalium secara oral minimal 50 mmol (<2% dari
normal kalium dalam tubuh). Pada orang dewasa dapat
menyebabkan peningkatan kalium sementara dalam plasma
dari 0,5 sampai 1,0 mmol / L. Dari 70% sampai 90% dari
beban ini dibawa ke intraseluler dalam waktu 15 sampai 30
menit dan akhirnya diekskresikan dalam urin. Dengan
demikian, ketika fungsi ginjal normal, sejumlah besar
kalium dapat dicerna tanpa gejala sisa yang merugikan.
Namun, pemberian kalium intravena pada tingkat yang
lebih tinggi dari 0,5 mmol/ kg per jam dapat mengakibatkan
hiperkalemia mengancam jiwa. Pasien dengan insufisiensi
ginjal, hiperkalemia dapat terjadi karena beban ekskretoris
yang meningkat terkait dengan dosis besar penisilin kalium
(106 U mengandung kalium sebanyak 1,7 mEq), jus dengan
kandungan kalium tinggi, terlalu sering menggunakan
20
dengan
nutrisi
yang
optimal,
sedangkan
21
obstruktif
dapat
dikaitkan
dengan
ringan,
terhadap
aksi
karena
resistensi
end-organ
atau
karena
aldosteron
hypoaldosteronisme. .
-Kombinasi obat dapat menyebabkan hiperkalemia,
terutama ketika penggunan suplemen KCl yang dipakai
bersamaan,
misalnya
penghambat
enzim
mengakibatkan
diuretik
hemat
kalium
angiotensin-converting
hiperkalemia-induced
dan
dapat
aritmia
yang
prostaglandin
sintetase
hypoaldosteronism
yang
sekunder,
mengarah
penurunan
ke
sintesis
cyclosporine,
succinylcholine
yang
tacrolimus
meningkatkan
atau
konsentrasi
polyglandular
autoimun,
atau
dengan
penurunan
steroidogenesis
22
(self-limited)
dan
autosomal
autosomal
bertanggung
jawab
terjadinya
hiponatremia,
kegiatan
elektropsikologi
otot.
Di
bawah
pengaruh
yang
meliputi
tenting
atau
simetrisnya
puncak
23
kalsium
terjadi
bersamaan.
Hiperkalemia
juga
simultan
dengan
menurunkan
kadar
kalium
dan
(dengan
hipokapnia
dan
alkalosis
2.4.1
Kalsium8
Kalsium berperan penting dalam fisiologi tubuh, salah satu diantaranya
adalah untuk menjaga kesehatan tulang. Hal ini penting untuk stabilitas
membran sel dan eksitasi-kontraksi kopling neuromuskular yang teratur,
pembekuan darah, dan transportasi serta sekresi dari sel. Selanjutnya,
kalsium bertugas sebagai second messenger dalam tranduksi signal
hormon ekstraseluler dan zat-zat lain yang mempengaruhi banyak fungsi
sel.
Pada makanan orang dewasa umumnya mengandung sekitar 800 mg unsur
kalsium, yang hanya 20%, atau sekitar 4 mmol (160 mg), yang diserap
terutama di duodenum dan jejunum. Semua hasil dari penyerapan kalsium
kemudian di ekskresi oleh ginjal, tetapi 4 mmol dari 270 mmol kalsium
disaring oleh ginjal dan diekskresikan dalam urin. Hal ini berbeda dengan
penyerapan total kalsium mencapai 40% sampai 45% pada bayi dan
sebanyak
80%
menyusu.
Kalsium dalam plasma dipertahankan pada konsentrasi 9-10,5 mg / dL
(2,2-2,4 mmol / L) sebagai kalsium total, dengan sekitar 40% dari nilai ini
terdiri dari fraksi protein yang terikat tetapi tidak disaring, dan 10%
adalah chelated. Kalsium yang terionisasi sebesar 47% dari total kalsium
yang beredar dan berkisar antara 4 sampai 5 mg / dL (1,0-1,25 mmol / L).
Tingkat protein yang mengikat per desiliter kalsium plasma adalah sekitar
0,8 mg untuk setiap 1 g albumin dan 0,16 mg untuk setiap 1 g globulin.
Selain itu, pengikatan kalsium pada albumin adalah tergantung pada pH
26
dan
reabsorpsi
tulang
juga
berkontribusi
terhadap
2.4.2
Hipokalsemia
a. Definisi8
Kadar plasma kalsium yang terionisasi <1,0 mmol/L, atau kalsium
total <7,0, 8,0, dan 8,8 mg / dL, atau <1,7, 2,0, dan 2,2 mmol / L
(pada bayi prematur, bayi lahir cukup bulan, dan anak).
b. Epidemiologi8
Hipokalsemia berkembang dalam 48 jam pertama setelah lahir.
Sekitar 33% bayi kurang dari 37 minggu kehamilan, pada 50%
29
bayi dari ibu yang menderita diabetes tergantung insulin dan 30%
bayi yang lahir dengan asfiksia.
c. Etiologi8
Hipokalsemia seing terjadi pada anak karena berhubungan dengan
defisiensi
vitamin
D,
hipoparatiroidism,
hiperfosfatemia,
osteoklastik,
semua
ini
menyebabkan
terjadinya
hipokalsemia. Mutasi di 1-hidroksilase menyebabkan vitamin Dresisten rakhitis, gangguan dominan autosomal pada usia 4 sampai
12 bulan dengan serum kalsium yang rendah tapi tingkat 25vitamin D3 normal. Jika kadar kalsitriol normal, hipokalsemia
30
25
sampai
50
mg
intravena
unsur
31
kalsium/kgBB
per
hari
dapat
digunakan
sampai
awal
0,01
mcg/kgBB
setiap
hari
untuk
klasium
urin
dapat
membatasi
risiko
Hiperkalsemia
a. Definisi8
Kadar kalsium plasma yang terionisasi > 1,35 mmol/L atau > 5,4
kalsium mg / dL, atau Total > 10,5 mg / dL, atau 2,6 mmo /L.
b. Etiologi8
32
dan
nefrokalsinosis.
Hiperparatiroidisme
hiperkalsiuria,
dan
nefrolitiasis
berhubungan
Iritabilitas, letargi,
hipotonia,
menyebabkan
poliuria,
polidipsia,
dan
dehidrasi.
agen
pilihan
dalam
hiperkalsemia
tumoral,
bentuk
lain
parathyroidectomy
dari
yang
hiperparatiroidisme
cepat
mungkin
primer,
dapat
menyelamatkan nyawa.
35
BAB III
PENUTUP
Gangguan elektrolit merupakan ketidakseimbangan kadar elektrolit dalam tubuh
yang mampu membuat perubahan pada fisiologis tubuh yang disertai beberapa
gejala klinis. Gangguan elektrolit dapat terjadi akibat peningkatan atau penurunan
salah satu kadar elektrolit maupun lebih dari satu kandungan elektrolit dalam
tubuh yang disebabkan oleh berbagai faktor secara bersamaan.
Faktor yang berperan terjadinya ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh
dipengaruhi berbagai faktor, yaitu asupan makanan, kelainan genetik, penyakit
organ, gangguan hormonal, tindakan pembedahan dan pemberian terapi yang
tidak adekuat. Gejala yang timbul akibat gangguan elektrolit pada anak tergantung
pada jenis elektrolit yang mengalami perubahan dari kadar normal.
Pemberian terapi pada anak yang mengalami gangguan elektrolit harus
berdasarkan penyebab utama yang melandasi terjadinya gangguan elektrolit
tersebut dan pemberian dosis disesuaikan dengan jumlah elektrolit yang
mengalami gangguan. Terapi yang tepat dan sesuai dapat mencegah perburukan
kondisi dan menyelamatkan nyawa anak pada kondisi darurat.
36