Vous êtes sur la page 1sur 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

PENGABAIAN (NEGLECT)

MAKALAH

oleh
Kelompok 3B

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2014

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL AKUT

MAKALAH

Diajukan guna melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan komunitas 2


Fasilitator : Ns. Emi Wuri W, M.Kep., Sp.Kep.J

oleh :
Mahbub Ramadhani

(122310101003)

Riska Umaroh

(122310101023)

Kezia Sinta P.

(122310101057)

Nikmatul Khoiriyah

(122310101075)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2014

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia, jumlah lansia dengan umur 60 tahun ke atas, secara nasional
tahun 2009 diperkirakan sebanyak 15.504.089 jiwa atau 6,8% dari seluruh jiwa dalam
keluarga (BKKBN, 2009). Data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa
peningkatan warga berusia lanjut di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia, yaitu
414% hanya dalam waktu 35 tahun (1990-2025), sedangkan tahun 2020 mencapai 25,5
juta jiwa (Soejono,2006). Usia lanjut memang hal yang tidak dapat dihindari. Berbagai
resiko dapat dialami ketika lanjut usia seperti penuaan, penurunan fungsi tubuh dan
kehilangan pasangan. Hal tersebut dapat memicu berbagai kondisi mental diantaranya
adalah pengabaian atau neglect. Pengabaian atau neglect merupakan hal yang sudah
tidak asing. Penelantaran lansia karena berbagai alasan dari keluarga ataupun tenaga
kesehatan sering terjadi di masyarakat dan seiring tahun semakin meningkat jumlahnya.
Kejadian pengabaian pada lansia memberikan gambaran bahwa dukungan
keluarga terhadap penurunan fungsi yang dialami oleh lansia belum optimal. Penelitian
oleh Manthope dan Bigs (2007) yang melakukan pengukuran dari maret 2006 sampai
september 2006 menyatakan bahwa terjadi peningatan kejadian perlakuan pengabaian
pada lansia dari 2,6 % menjadi 4%. Contoh nyata yang dapat kita lihat adalah
penelantaran lansia dapat kita lihat dengan penitipan lansia di panti jompo tanpa pernah
di jenguk lagi. Banyak faktor yang dapat memicu adanya pengabaian pada lansia.
Pengabaian lansia dapat disebabkan oleh faktor dari pemberi asuhan seperti keluarga
ataupun penyedian layanan kesehatan seperti dokter, dan perawat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan pengabaian atau neglect, klasifikasi,
faktor penyebab dan faktor yang mempengaruhi kejadian neglect pada
lansia?
2. Bagaimana asuhan keperawatan yang dapat diterapkan pada lansia
dengan pengabaian atau neglect?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui terkait konsep dasar pengabaian yang terjadi pada
lansia
2. Untuk mengetahui asuhan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien
dengan pengabaian atau neglect berdasarkan dengan analisa kasus Ny. T
di dsn. Bates Ds. Pringgondani Kec. Sumberjambe

1.

BAB. 2 TINJAUAN PUSTAKA


Definisi Neglect
Lansia terlantar merupakan lansia yang hak-hak sebagai lansia tidak terpenuhi

secara fisik. Menurut kepala Bidang Kesejahteraan Sosial Dinsosnaker Kota Blitar Santi
Laksi, lansia terlantar yaitu warga miskin berusia 60-70 tahun lebih, yang hidupnya
bergantung pada orang lain dan tidak sedang menerima bantuan sosia dari pihak lain.
Pengabaian terhadap lansia adalah kegagalan pemberi pelayanan dalam
menyediakan dengan baik atau kegagalan dalam memberikan pelayanan yang
menimbulakan kondisi bahaya fisik, mental atau menimbulkan sakit mental seperti
meninggalkan lansia, menolak memberi makan atau menyiapkan makan ataupun
pelayanan yang berhubungan dengan kesehatan (Maurier & Smith, 2005). Sedangkan
menurut The National Research in USA tahun 2003, mendefinisikan bahwa pengabaian
adalah pencabutan bantuan pada individu lansia yang dilakukan berulangkali pada
kebutuhan aktifitas sehari-hari yang penting (Stevenson, 2008).
Pengabaian termasuk kondisi yang dilakukan dengan sengaja atau tidak disengaja,
ketika lansia memerlukan makanan, pengobatan atau pelayanan pada lansia tidak
dilakukan. Meninggalkan lansia sendirian merupakan bentuk pengabaian.tidak
menyiapkan pelayanan pada lansia sebagai tindakan hukuman untuk lansia yang
dilakukan oleh seseorang juga merupakan bentuk pengabaian pada lansia (Mauk, 2010).
Terdapat istilah pengabaian diri atau self neglect yang digunakan untuk lansia yang
sedang menerima jasa pelayanan dari tenaga profesional atau provider (Stevenson,
2008).
2.

Ciri-ciri Neglect
Menurut Mauk (2010), tanda-tanda adanya bentuk perlakuan pengabaian pada

lansia antara lain:


a.
b.
c.
d.

Terlambat dalam melakukan pengobatan


Dehidrasi, malnutrisi, ulkus dekubitus, atau kondisi kebersihan kurang
Perubahan dalam pemberiaan pelayanan kesehatan
Kehilangan alat bantu seperti gigi palsu, kacamata, alat bantu dengarserta alat
bantu lainnya.

3.

Klasifikasi
a) Physical neglect (Pengabaian fisik)

Misalnya ketika keluarga tidak mencukupi kebutuhan dasar lansia (contohnya:


makanan, pakaian, dan tempat tinggal yang memadadai), meninggalkan lansia, menolak
keberadaan lansia bahkan mengusir lansia.
b) Psychological neglect Emotional (Pengabaian psikologi emosional)
Pengabaian psikologi dan emosional meliputi tindakan seperti pertengkaran
antara lansia dan keluarga, tidak mengakui keberadaan lansia, menyalah-nyalahkan
apapun yang dilakukan lansia.
c) Medical neglect (Pengabaian Medis)
Pengabaian medis adalah kegagalan keluarga untuk menyediakan perawatan
kesehatan yang tepat bagi lansia (walaupun secara finansial mampu melakukannya),
sehingga menempatkan lansia beresiko cacat atau mati.
Menurut Burke dan Laramie (2000), pengabaian dibagi atas pengabaian aktif dan
penabaian pasif. Pengabaian aktif adalah penolakan atau kegagalan pemberi pelayanan
melakukan kewajibannya yang dilakukan dengan sadar dan sengaja sehingga
menyebabkan penderitaan fisik dan distress emosional pada lansia. Pengabaian pasif
adalah penolakan atau kegagalan pemberi pelayanan melakukan kewajiban dalam
memenuhi kebutuhan lansia tanpa adanya unsur kesengajaan tetapi menimbulkan
distress fisik dan emosional pada lansia.
4.

Faktor yang Mempengaruhi Pengabaian Lansia


Menurut Burke dan Laramie bahwa pengabaian pada lansia dapat diidentifikasi

dari sumber penyebab kejadiannya, dalam hal ini sumber penyebab dibedakan menjadi
dua, yaitu:
a. Sumber penyebab pada lansia itu sendiri
Kondisi lansia yang karena ketergantungan pada orang lain dalam
mendapatkan pelayanan, membuat lansia beresiko mendapatkan perlakuan
pengabaian ataupun perlakuan lainnya (Stanhope & Lancaster, 2004). Lansia
dengan kelemahan fisik, mental, isolasi sosial dan demensia sering menjadi
pemicu pengabaian pada lansia .
b. Sumber penyebab pada keluarga
Dapat terjadi diantaranya karena: keadaan finansial dan pemenuhan
kebutuhan anggota keluara keluarga, beban yang dipikul keluarga dan
merasa lansia sebagai tambahan beban dimana keluarga bertanggungjawab

untuk dua generasi yaitu orang tua dan anak, tidak menginginkan keberadaan
lansia.
5.

Tugas Perkembangan Lansia (Eric Ericson)


1) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun
2) Mempersiapan diri untuk pensiun
3) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya dan keluarganya
4) Mempersiapkan kehidupan baru
5) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara santai
6) Mempersiapkan kematian

BAB. 3 PEMBAHASAN
Dari hasil pengkajian yang dilakukan terhadap Ny. T memang didapatkan
adanya gangguan secara fisiologis yaitu adanya nyeri low back pain yang diderita
selama 1 tahun ini. Pengkajian yang sudah dilakukan difokuskan hanya pada
gangguan pada tubuh Ny. T. Sehingga terkait pengkajian secara psikologis Ny. T
belum dimaksimalkan. Secara teori dikatakan bahwa lansia
Adapun hal-hal yang belum terkaji dalam kasus Ny. T terkait kemungkinan
adanya pengabaian adalah sebagai berikut:
a. Tipe keluarga
Bagimana tipe keluarga yang dijalani oleh klien nuclear atau extended family.
Jika externed apakah ada perbedaan nilai dan norma yang menyebabkan atau
pernah menyebabkan adanya pengabaian.
b. Suku bangsa
Adakah tradisi atau kebiasaan yang mebuat suatu neglet disahkan atau
dilarang. Tradisi dari masyarakat madura yang mungkin membiasakan
pengabaian pada orang tua karena dianggap suatu hal yang wajar dan turun
menurun.
c. Status social ekonomi keluarga
Status ekonomi dapat berpengaruh adanya pengabaian kepada lansia oleh
keluarga. Status ekonomi keluarga yang buruk, terlebih dengan adanya lansia
yang tinggal satu rumah dapat memicu adanya penelantaran baik secara
sandang, pangan atau kesehatan.
d. Riwayat kesehatan psikologi
Hal yang harus dikaji adalah tanda tanda adanya pengabaian yang ada,
terlambat dalam melakukan pengobatan, dehidrasi, adanya malnutrisi, , atau
kondisi kebersihan kurang
e. Riwayat dan tahap perkembangangan keluarga
Perawat harus mampu memahami seetiap tahap perkembangan dan menganalisa
apakah ada tahap perkembanhgan yang terlewatkan sehingga memunculkan
tindakan abuse dan neglect. Seperti yang dijelaskan secara teori, bahwa tugas
perkembangan pada lansia diantaranya mempertahankan suasana rumah yang
nyaman, membentuk hubungan baik dengan orang seusianya dan keluarganya,
teman dan pendapatan. Hal tersebut dapat dikaitkan apabila terjadi suatu
pengabaian pada lansia, maka tugas perkembangan dalam menjalin hubungan
yang baik akan terganggu.

f. Struktur keluarga
Yang perlu dikaji terkait kemungkinan pengabaian adalah cara dan jenis
komunikasi yang ada pada keluarga apakah langsung atau tidak, bagaimana
cara keluarga memecahkan masalah, apakah kepala keluarga otoriter atau
demokrasi, bagaimana respon kelurga bila misalnya lansia mengurung diri di
kamar, atau menolak makan.
g. Fungsi keluarga
Fungsi afektif menjadi penentu adanya indikasi pengabaian pada lansia. Secara
teori, fungsi afektif berhubungan dengan kasih sayang yang terjadi di dalam
anggota tersebut. Ketika kasih sayang terhadap lansia itu kurang, maka lansia
dapat merasa terabaikan.
h. Stress dan koping keluarga
Adanya stressor atau penyebab yang menimbulkan pengabaian pada lansia
tersebut harus dikaji baik dari sisi keluarga ataupun lansia itu sendiri. Seperti
yang sudah dijelaskan di dalam tinjauan teori bahwa banyak sekali faktor
penyebab dari pengabaian sehingga dengan mengetahui penyebab dapat
memutuskan solusi yang tepat bagi lansia. Hal yang harus dikaji berikutnya
adalah respon klien atau lansia dengan adanya pengabaian yang terjadi,
bagaimana lansia bersikap dan bertindak. Jenis dari pengabaian yang didapat
oleh lansia juga harus dikaji.
i. Harapan keluarga
Perawat perlu menyaji bagaimana harapan keluarga agar intervensi dapat
dilakukan sesuai harapan sehingga pengabaian dapat diatasi dan dicegah.
Perlunya komunikasi yang asertif kepada setiap anggota keluarga sehingga
diharapkan keluarga dapat mengerti dan memahami arti kehadiran dari lansia
itu sendiri.
Diagnosa yang dapat ditegakkan dengan adanya pengabaian yang terjadi pada
lansia adalah harga diri rendah situasional b.d kurang pengakuan atau penghargaan.
Sedangkan rencana tindak lanjut yang dapat diberikan diantaranya sebagai berikut:
Diagnosa
NOC : Self Esteem
NIC : Self Esteem Enhancement
Harga diri rendah Setelah dilakukan tindakan 1. Perbaikan/peningkatan harga
diri
situasional
keperawatan
diharapkan
a. Fasilitasi lingkungan dan
berhubungan
harga diri pasien meningkat
kegiatan
yang
akan
meningkatkan harga diri
dengan kurangnya dengan kriteria hasil :

pengakuan
penghargaan

dan

1. Verbalisasi
penerimaan diri
2. Penerimaan
keterbatasan diri
3. Mempertahankan
kontak mata dan posisi
4.
5.
6.
7.

tegak
Menggambarkan diri
Komunikasi terbuka
Tingat percaya diri
Keseimbangan dalam
berpartisipasi

dan

mendengarkan dalam
kelompok

klien
b. Pantau kegiatan yang
dilaksanakan klien
c. Membuat
pernyataan
positif tentang klien/apa
yang sudah klien lakukan
d. Membuat support system
yang tegas/baik
e. Bantu klien mengenali
keuntungan
dan
ketidakuntungan masingmasing alternative support
system
2. Manajemen perasaan
a. Pantau status fisik klien
b. Ajarkan klien dalam
kemampuan membuat
keputusan
sebagai
kebutuhannya
c. Gunakan dengan simple,
konkret, belajar untuk
berinteraksi
dengan
kesadaran yang disetujui
klien
d. Eksplorasi kesuksesan
terahir yang diterima
e. Anjurkan pasien untuk
mengevaluasi
kebiasaannya

BAB. 4 PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Jumlah lansia di Indonesia mencapai 414% dalam waktu 35 tahun. Merupakan
peningkatan yang signifikan dalam data kependudukan golongan lanisa, dan menjadikan
Indonesia sebagai negara yang paling banyak jumlah penduduk lansianya di dunia. Hal
ini bukan menjadikan Indonesia sebagai negara yang semakin maju, namun semakin
mundur terutama dalam mempertahankan usia hidup lansia, dikarenakan banyak sekali
kejadian abuse dan juga neglect yang dialami oleh lansia yang ada di Indonesia. Neglect
atau pengabaian ini banyak sekali dialami oleh lansia terutama yang sudah tinggal di
panti jompo, yang diserahkan oleh keluarganya atau juga yang terlanar di jalanan.
Banyak hal yang harus dikaji dalam mengidentifikasi adanya pengabaian pada
lansia diantaranya tipe keluarga, suku bangsa, status sosial ekonomi keluarga dan yang
lainnya. Dari pengkajian yang sudah dianalisa dapat diambil beberapa diagnosa seperti
harga diri rendah dan defisit perawatan diri. Rencana tindak lanjut yang dapat dilakukan
diantaranya adalah mengeksplorasi kesuksesan terahir yang diterima, menganjurkan
pasien untuk mengevaluasi kebiasaannya dan yang lainnnya.
4.2 Saran
Dalam menangangi kejadian neglect pada lansia, dipelukan kerja keras dari
pemerintah terutama para tenaga kesehatan dalam hal ini perawat. Banyak hal-hal yang
perlu perawat komunitas dalam hal ini kaji secara keseluruhan mengenai lansia tersebut
baik , agar lansia tersebut dapat terbantu lepas dari masalah yang sedang dihadapinya
seperti neglect atau pengabaian yang dilakukan oleh keluarganya, karena pengabaian ini
akan berdampak kepada lansia dalam hal psikologisnya dan akan juga berakibat
terhadap fisiologis pertahanan tubuhnya apabila tidak cepat diatasi.

DAFTAR PUSTAKA
Burke, M.M & Laramie, J.A. 2000. Primary Care of The Older Adult: A
Multidiciplinary Approach. Philadelphia. Mosby.
Mauk, K.L. 2010. Gerontological Nursing: Competencies for Care (second edition).
Massachusetts: Jones and Bartlett Publishers.
Maurer, F.A. & Smith, C.M. 2005. Community Public Health Nursing Practice: Health
for Families and Populations. Elseviers Saunders.
Ramlah. 2011. Tesis: Hubungan Pelaksanaan Tugas Kesehatan dan Dukungan Keluarga
dengan Pengabaian Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-Kassi Makassar.
Universitas Indonesia.
Stevenson. 2008. Neglect as an Aspect of The Mistreatment of Elderly
People:Reflections of The Issues. The Journal of Adult Protection, volume 10
issue 1.
Stanhope, M. & Lancaster, J.A. 2004. Community and Public Health Nursing. St. Louis,
Missouri: Mosby.

Lampiran 1
Lampiran

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. T DI DUSUN BATES DESA


PRINGGONDANIKECAMATAN SUMBERJAMBE
KABUPATEN JEMBER

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Keperawatn Komunitas 2

Oleh
Riska Umaroh
NIM 122310101023

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Jl. Kalimantan No.37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax (0331) 323450

ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Data Biografi
Nama
Umur
Jenis kelamin
Suku
Tempat, tanggal lahir
Pendidikan terakhir
Agama
Status perkawinan
Pekerjaan lalu
Pekerjaan sekarang
Alamat
Pringgondani Kec. Sumberjambe
Hobby
Orang yang mudah dihubungi
Alamat dan telepon

: Ny. T
: 60 an
: Perempuan
: Madura
: Jember,
:: Islam
: Kawin
: Petani
: Petani
: RW 10 RT 02 Dsn. Bates Ds.
:: Pak Holis
: 082333419315

2. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit yang pernah diderita
Ny. T pernah menderita hipertensi, nyeri pinggang dan batuk darah
b. Status kesehatan masa lalu
Ny. T mengalami nyeri pinggang yang beberapa kali kambuh, sedangkan
hipertensi pernah satu kali. Statuts kesehatan memburuk saat Ny. T
mengalami batuk darah dan saat mengalami hipertensi sekitar 1 tahun yang
lalu namun sekarang sudah tidak hipertensi lagi. Hanya nyeri pinggang
yangsering kambuh.
c. Status kesehatan 5 tahun yang lalu
3. Status Kesehatan
a. Keluhan/ masalah kesehatan saat ini
Ny. T mengeluhkan nyeri pinggang saat aktifitas selama 1 bulan dan pusing.
b. Pengetahuan tentang penyakit yang diderita dan cara perawatannya
Bila sakit Ny. T hanya mengistirahatkan badan saja ketika sakit, dan tidak
memberikan obat apapun. 6 bulan yang lalu ketika sakit, Ny. T
memeriksakan ke dokter dan kinta disuntik namun sekrang tidak lagi karena
terhambat biaya.
4. Riwayat Keluarga
Genogram

Keterangan

Laki-laki
Perempuan

Garis Pernikahan
Meninggal

Garis keturunan

............. Tinggal serumah

5. Kebiasaan Sehari-hari
a. Istirahat tidur
Ny. T terkadang terbangun pada malam hari ketika nyeri pinggangnya
kambuh. Ny. T tidur pada jam 12 dan bangun ketika subuh. Ny. T juga
sering tidur di siang hari.
b. Nutrisi (makan dan minum)
Nafsu makan Ny. T masih baik, sehari Ny, T makan 2-3 x. Menurut
keluarga, Ny. T makan sering ektika nafsu makannya baik atau saat
mengkonsumsi makanan kesukaaanya. Ny. T minum air dengan cukup,
sekitar 7 gelas per hari. Ny. T mengkonsumsi air mentah.
c. Kebersihan diri
Dilihat dari segi kebersihannya, Ny. T terlihat bersih. Untuk mandinya, Ny.
T masih melakukannya sendiri. Tanpa bantuan dari orang lain. (Mandiri)
6. Kebiasaan Sehari-hari
Kegiatan: Dirumah dan sering berkebun/ bertani. Jika ada perkumpulan, atau
pengajian disekitar rumahnya, Ny. T juga berkumpul dengan warga yang lain.
Dan juga, Bapak M juga pergi kesawah, namun ke tempat yang dekat, untuk
sawah yang jauh sudah tidak diijinkan oleh anak-anaknya untuk melihatnya.
7. Psikososial
Ketika Bapak M berkumpul dengan teman-teman Ny. T merasa senang, karena
dapat berkumpul dengan warga.
8. Spiritual
Ny. T juga masih rajin dalam shalat, Pada Pagi hari Ny. T bangun jam 04.00
untuk shalat subuh. Ny. T sering menghadiri pengkajian ibu-ibu setelah magrib.
9. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
: Baik
Tingkat kesadaran : Baik
GCS
: 15 ( E4 M6 V5)
Tanda-tanda vital
:
Tekanan Darah
: 135/80 mmHg
Nadi
: 78 x/menit
Respirasi Rate
: 22 x/menit
Suhu
: 36, 6 oC
a. Kepala : Kulit Keriput, Rambut Putih, Warna kulit Sawo Matang, Tidak
ada Jejas.

b. Mata-Telinga-Hidung:
a) Penglihatan
: Terkadang kabur
b) Pendengaran
: Baik
c) Hidung, pembau : Baik
c. Leher: Simetris, Normal, tidak Ada jejas, tidak ada benjolan
d. Dada dan punggung: Normal
a) Paru-paru: Normal
b) Jantung, abdomen, pinggang: sakit saat di palpasi
e. Sistem pencernaan
: Normal
f. Sistem Genitourinaria : Normal
g. Ekstremitas atas dan bawah
: Normal
10. Pengkajian Secara Umum
a. Short Portable Mental Status Qustionare (SPSMQ)
Skor
+

NO
1
2
3
4

4a

5
6

Pertanyaan

Jawaban

Tanggal berapa hari


ini?
Hari apa sekarang?
Apa nama tempat ini?
Berapa nomer telepon
anda?
Dimana alamat anda?
(Ditanyakan jika klien
tidak memiliki
telepon)
Berapa umur anda?
Kapan anda
dilahirkan?

Tidak Menjawab
Senin
Pringgondani
Tidak Tahu
Pringgondani,
Dsn. Bates,
Kec.
Sumberjambe
60 an
Masa
penjajahan
jepang
Jokowi

Siapa presiden
Indonesia sekarang?

8
Siapa presiden
Pak Harto
sebelumnya?

9
Siapa nama kecil ibu
BuTuni
anda?

10
Kurangi angka 20
Tidak
dengan angka 3
menjawab
berturut-turut 3
kebawah atau
menurun!
Intepretasi Hasil : Kesalahan yang terjadi sebanyak 4, berarti fungsi
intelektual Ny. T ada kerusakan intelektual ringan.
b. Mini-Mental State Exam (MMSE)
No

Pertanyaan

Nilai

Orientasi
Tahun, musim, tanggal, hari,
bulan apa sekarang?
Dimana kita, Negara bagian,
wilayah, kota, tempat, lantai?
Registrasi
Nama 3 objek: 1 detik untuk
mengatakan masing-masing
objek. Tanyakan ketiga objek
tersebut setelah
ditunjukkannya dan
disebutkannya.
Perhatian dan kalkulasi
Seri 7 pertanyaan. Berhenti
setelah 5 jawaban. Bergantian
eja kata kebelakang
Mengingat
Minta untuk mengulang
ketiga objek diatas. Berikan 1
poin untuk setiap
pembenaran.
Bahasa
Menggunakan pensil dan
melihat (2 poin). Mengulang
hal berikut; tak-ada-jika-danatau-tetapi-(1 poin)
Nilai total

Maksimal

Klien

0
5

30

15

Intepretasi Hasil : Nilai total 15 dari 30, Ny. T tidak terindikasi adanya
kerusakan kognitif yang memerlukan pemeriksaan lanjut. Namun, dalam hal ini,
Ny. T keterbatasan dalam membaca, karena Bapak M tidak bisa mambaca huruf
latin.
c. Inventaris Depresi Beck
Skor
Uraian
A. Kesedihan
3
Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tidak
dapat menghadapinya.
2
Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapt
keluar darinya.
1
Saya merasa sedih / galau
0
Saya tidak merasa sedih
B. Pesismisme
3
Saya merasa bahwa masa depan adalah sia-sia dan
sesuatu tidak dapat membaik.

2
1
0
C.
3
2
1
0
D.
3
2
1
0
E.
3
2
1
0
F.
3
2
1
0
G.
3
2
1
0
H.
3
2
1
0

Saya merasa tidak emmpunyai apa-apa untuk


memandang ke depan.
Saya merasa berkecil hati mengenai masa depan.
Saya tidak pesimis atau berkecil hati tentang masa
depan.
Rasa Kegagalan
Saya benar-benar gagal sebagai orang tua
(suami/istri).
Bila melihat kehidupan ke belakang, semua yang
dapat saya lihat hanya kegagalan.
Saya merasa telah gagal melebihi orang pada
umumnya.
Saya tidak merasa gagal.
Ketidakpuasan
Saya tidak merasa puas dengan segalanya
Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun.
Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan.
Saya tidak merasa tidak puas.
Rasa Bersalah
Saya merasa seolah-olah sangat buruk atau tidak
berharga.
Saya merasa sangat bersalah.
Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari
waktu yang baik.
Saya tidak merasa benar-benar bersalah.
Tidak menyukai diri sendiri
Saya benci diri saya sendiri
Saya muak dengan diri saya sendiri.
Saya tidak suka dengan diri saya sendiri.
Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya.
Membahayakan Diri Sendiri
Saya akan membunuh diri saya sendiri jika saya
mempunyai kesempatan.
Saya mempunyai rencana pasti tentang tujuan bunuh
diri.
Saya merasa lebih baik mati
Saya tidak mempunyai pikiran-pikiran yang
membahayakan diri sendiri.
Menarik Diri dari Sosial
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang
lain dan tidak peduli dengan mereka
Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang
lain dan saya mempunyai sedikit perasaan pada
mereka.
Saya kurang berminat pada orang lain daripada
sebelumnya.
Saya tidak kehilangan minat pada orang lain.

I. Keragu-raguan
3
Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali
2
Saya mempunyai banyak kesulitan dalam
membuat keputusan
1
Saya berusaha mengambil keputusan
0
Saya membuat keputusan dengan baik.
J. Perubahan Gambaran Diri
3
Saya merasa bahwa saya jelek atau tampak
menjijikkan
2
Saya merasa bahwa ada perubahan permanen dalam
penampilan saya dan ini membuat saya tidak tertarik
1
Saya khawatir bahwa saya tampak tua atau tidak
menarik
0
Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk
daripada sebelumnya.
K. Kesulitan Kerja
3
Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali.
2
Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan
keras untuk melakukan sesuatu.
1
Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai
sesuatu
0
Saya dapat bekerja kira-kira sebaik sebelumnya.
L. Keletihan
3
Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu.
2
Saya merasa lelah melakukan sesuatu.
1
Saya merasa lebih dari yang biasanya.
0
Saya tidak merasa lebih lelah dari biasanya.
M. Anoreksia
3
Saya tidak memiliki nafsu makan sama sekali.
2
Nafsu makan saya sangat buruk sekarang
1
Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya.
0
Nafsu makan saya tidak buruk dari biasanya.
Intepretasi Hasil :Hasilnya 6, ini berarti Ny. T terindikasi adanya depresi ringan.
d. APGAR Keluarga
No

Uraian
Saya puas bahwa saya
dapat kembali pada
keluarga (teman-teman)
saya untuk membantu pada
waktu sesuatu
menyusahkan saya.
Saya puas dengan cara

Fungsi

Skor

Adaptation

Partneship

keluarga (teman-teman)
saya membicarakan sesuatu
dengan saya dan
mengungkapkan masalah
dengan saya.
Saya puas bahwa keluarga
(teman-teman) saya
menerima dan mendukung
keinginan saya untuk
melaukukan aktivitas dan
arah baru.
Saya puas dengan cara
keluarga (teman-teman)
saya menegekpresikan afek
dan berespon terhadap
emosi. Emosi saya seperti
marah, sedih, atau
mencintai.
Saya puas dengan cara-cara
teman-teman saya dan saya
menyediakan waktu
bersama-sama.
Ket. Selalu=2, kadangkadang=1, hamper tidak

Growth

Afection

Resolve

Total

pernah=0
Intepretasi Hasil : total 9 berarti fungsi status sosial Ny. T ada gangguan namun
dalam rentang ringan.
11. Data Penunjang
a. Laboratorium: tidak terkaji
b. Radiologi: tidak terkaji
c. EKG: tidak terkaji
d. USG: tidak terkaji
e. CT-Scan: tidak terkaji
f. Obat-obatan: tidak terkaji
B. Analisis Data
NO

DATA
(SIGN/SYMPTOM)
1 DO :
- Palpasi pinggang, Mbah T
tampak kesakitan.
- Skala nyeri 7
- TD 135/80, nadi 78x/mnt

INTERPRETASI
(ETIOLOGI)
Degenerasi diskus
intervertebra

MASALAH
(PROBLEM)
Nyeri akut

DS :
- Klien mengatakan nyeri
punggung pada saat
dibuat bekerja, selama 1
bulan ini.
- Klien mengatakan sakit
saat memutar pinggang

C. Diagnosis Keperawatan
Nyeri akut berhubungan dengan Degenerasi diskus intervertebra yang ditandai
dengan Ny. T sering mengatakan nyeri punggung pada saat dibuat bekerja, selama 1
bulan ini dan sakit saat memutar pinggang, Palpasi pinggang, Mbah T tampak
kesakitan, skala nyeri 7, TD 135/80, nadi 78x/mnt
D. Perencanaan Keperawatan
No

Diagnosa

Nyeri akut
berhubung
an dengan
peningkata
n tekanan
vaskuler
serebral

Tujuan
Umum
Nyeri dan
sakit
kepala
hilang atau
berkurang
setelah
dilakukan
tindakan
keperawat
an 2x 24
jam

Tujuan khusus

Rencana

a. Mendiskripsi a. Ajarkan
tindakan
kan cara
nonfarmakol
memanajeme
ogi
untuk
n nyeri
menghilangk
b. Mengungkap
an
nyeri
kan
(backrub)
kemampuan b. Kaji
nyeri
tidur dan
yang dialami
klien
istirahat
(meliputi
c. Mendiskripsi
PQRST)
kan terapi
nonfarmakolo c. Mengajarkan
cara-cara
gi untuk
yang
dapat
mengontrol
mencegah
nyeri
nyeri
d. TTV dalam
punggung
batas normal
kembali
d. Mengajarkan
teknik
non
farmakologi
dengan
penggunaan
tumbuhan
herbal

Rasional
a. Backrub akan
meningkatkan
sirkulasi darah
dan
menurunkan
ketegangan
otot.
b. Intensitas dan
karakteristik
nyeri
menunjukkan
gangguan yang
berbeda pula
dan
memudahkan
pemilihan
intevensi yang
sesuai
c. Mencegah nyeri
menjadi lebih
parah dan
kambuh di
kemudian hari
d. Menambah
kesehatan pada
lansia, sebagai
antihipertensi,
anti nyeri dan

antioksidan
E. Tindakan Keperawatan
Mengajarkan tindakan nonfarmakologi (backrub) pada Ny. T, mengajarkan pencegahan
low back paindan mengajarkan teknik nonfarmakologis:penggunaan tumbuhan herbal
kepada Ny. T dan keluarga.

F. Catatan Keperawatan
No

Tanggal

1.

Kamis,
30-102014
pukul
10.00

Diagnosis
Ke
1

Pelaksanaan
Mengajarkan dan
menmberikan terapi
backrub pada Ny. T
dan keluarga

Evaluasi
S: Ny. T mengatakaan
nyaman setelah di pijat
punggung
Keluarga mengatakan
bisa dan mengerti
langkah melakukan
backrub
O: Ny. T tampak
senang, TD 135/80 ,
frek. Nadi 79x/mnt
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

2.

Kamis,
30-102014
Pukul
10.25

Mengajarkan
pemcegahan low back
pain kepada Ny. T dan
keluarga

S: Ny. T mengatakan
masih bingung untuk
mengingat cara
mengangkat barang
yang benar
O: Ny. T tampak
bingung
Keluarga tampak
bingung
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan

3.

Kamis,
30-102014
Pukul
10.35

Mengejarkan
penggunaan tumbuhan
herbal kepada Ny. T
dan keluarga

S: Ny. T mengatakan
tahu tentang
penggunaan daun
alpukat dan pernah
mempraktekannya
Keluarga mengatakan
paham dengan
tumbuhan herbal yang

Tanda
tangan

dapat digunakan obat


O: Ny. T tampak
mengerti
Keluarga bisa membaca
media yang digunakan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Vous aimerez peut-être aussi