Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ANGGARAN DASAR
ANGGARAN DASAR
BAB I
NAMA, JANGKA WAKTU, BENTUK DAN KEDUDUKAN
BAB I
NAMA, JANGKA WAKTU, BENTUK DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
Nama dan Jangka Waktu
Pasal 1
Nama dan Jangka Waktu
Pasal 2
Bentuk dan Kedudukan
Pasal 2
Bentuk dan Kedudukan
1. Organisasi ini berbentuk unitaris atau kesatuan dari para pekerja di semua
1.
sektor baik formal maupun informal, pada tingkat unit disebut Pengurus Unit
Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga ini disingkat PUK SP KAHUTINDO) yang
berkedudukan di satu perusahaan, diluar perusahaan atau di kawasan
industri yang susunan kepengurusannya dipilih oleh anggota dan ditetapkan
dalam Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK), serta bergabung ke Federasi
Serikat Pekerja KAHUTINDO.
Organisasi ini berbentuk unitaris atau kesatuan dari para pekerja di semua
sektor baik formal maupun informal, pada tingkat unit disebut Pengurus Unit
Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga ini disingkat PUK SP KAHUTINDO) yang
berkedudukan di satu perusahaan, diluar perusahaan atau di kawasan
industri yang susunan kepengurusannya dipilih oleh anggota dan ditetapkan
dalam Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK), serta bergabung ke Federasi
Serikat Pekerja KAHUTINDO.
CATATAN
BAB II
ASAS, SIFAT DAN KEDAULATAN
BAB II
ASAS, SIFAT DAN KEDAULATAN
Pasal 3
Asas
Pasal 3
Asas
Pasal 4
Sifat
Pasal 4
Sifat
Pasal 5
Kedaulatan
Pasal 5
Kedaulatan
Anggota adalah pemegang kedaulatan organisasi dan dilaksanakan melalui Anggota adalah pemegang kedaulatan organisasi dan dilaksanakan melalui
musyawarah dan rapat-rapat organisasi menurut tingkatannya.
musyawarah dan rapat-rapat organisasi menurut tingkatannya.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
BAB III
FUNGSI, TUJUAN DAN USAHA
BAB III
FUNGSI, TUJUAN DAN USAHA
Pasal 6
Fungsi
Pasal 6
Fungsi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Pasal 8
Usaha
Untuk mencapai tujuan tersebut, Organisasi ini melakukan usaha-usaha
antara lain:
Menghimpun dan mempersatukan pekerja baik di sektor formal maupun
informal dengan ikut serta mewujudkan rasa setia kawan dan solidaritas di 1.
antara sesama kaum pekerja.
Meningkatkan partisipasi, prestasi serta peranan pekerja dalam
pembangunan nasional untuk mengisi cita-cita proklamasi kemerdekaan 172.
Agustus 1945.
Memperjuangkan terwujudnya perundang-undangan dan peraturan
ketenagakerjaan serta peraturan pelaksanaannya yang menjamin
3.
terlindunginya hak dan kepentingan pekerja.
Melakukan usaha-usaha untuk dapat menjamin terciptanya kondisi dan
syarat-syarat kerja yang layak serta mencerminkan keadilan maupun
4.
tanggung jawab sosial.
Meningkatkan kualitas anggota dengan menambah ilmu pengetahuan dan
ketrampilan, untuk mempertinggi etos kerja dan produktivitas serta kinerja 5.
organisasi.
Bekerjasama dengan badan-badan pemerintah dan swasta serta organisasi
lain di dalam maupun luar negeri untuk melaksanakan usaha-usaha yang 6.
Pasal 7
Tujuan
Tujuan dari Organisasi ini adalah untuk:
Terwujudnya perlindungan hak dan kepentingan, serta kesejahteraan yang
layak bagi anggota dan keluarganya.
Tercapai dan terjaminnya kesejahteraan kaum pekerja dan keluarganya
serta perbaikan nasib, syarat-syarat kerja dan kondisi kerja.
Terciptanya hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan.
Terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur, material dan spiritual
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal 8
Usaha
Untuk mencapai tujuan tersebut, Organisasi ini melakukan usaha-usaha
antara lain:
Menghimpun dan mempersatukan pekerja baik di sektor formal maupun
informal dengan ikut serta mewujudkan rasa setia kawan dan solidaritas di
antara sesama kaum pekerja.
Meningkatkan partisipasi, prestasi serta peranan pekerja dalam
pembangunan nasional untuk mengisi cita-cita proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945.
Memperjuangkan terwujudnya perundang-undangan dan peraturan
ketenagakerjaan serta peraturan pelaksanaannya yang menjamin
terlindunginya hak dan kepentingan pekerja.
Melakukan usaha-usaha untuk dapat menjamin terciptanya kondisi dan
syarat-syarat kerja yang layak serta mencerminkan keadilan maupun
tanggung jawab sosial.
Meningkatkan kualitas anggota dengan menambah ilmu pengetahuan dan
ketrampilan, untuk mempertinggi etos kerja dan produktivitas serta kinerja
organisasi.
Bekerjasama dengan badan-badan pemerintah dan swasta serta organisasi
BAB IV
PANJI, LAMBANG, LAGU DAN SEMBOYAN
BAB IV
PANJI, LAMBANG, LAGU DAN SEMBOYAN
Pasal 9
Panji
Pasal 9
Panji
Di samping Sang Saka Merah Putih sebagai Bendera Negara, organisasi ini
memiliki Panji dengan warna dasar hijau muda dan lambang organisasi
ditengahnya.
Di samping Sang Saka Merah Putih sebagai Bendera Negara, organisasi ini
memiliki Panji dengan warna dasar hijau muda dan lambang organisasi
ditengahnya.
Pasal 10
Lambang / Simbol
Pasal 10
Lambang / Simbol
perjuangan organisasi.
perjuangan organisasi.
Pasal 11
Lagu dan Semboyan
Pasal 11
Lagu dan Semboyan
Untuk memperkuat rasa solidaritas dan mempertinggi semangat juang
pekerja, organisasi ini memiliki lagu dan semboyan yang yang disebut
dengan Mars Kahutindo.
BAB V
HUBUNGAN DENGAN LEMBAGA DAN ORGANISASI PEKERJA LAIN
BAB V
HUBUNGAN DENGAN LEMBAGA DAN ORGANISASI PEKERJA LAIN
Pasal 12
Hubungan dengan Lembaga atau Organisasi lain
Pasal 12
Hubungan dengan Lembaga atau Organisasi lain
1.
a.
b.
c.
d.
e.
g.
h.
2.
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 14
Keanggotaan
Keanggotaan organisasi adalah sukarela dan terbuka bagi setiap pekerja di
1.
semua sektor yang termasuk dalam Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia,
meliputi;
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan.
a.
Pertambangan dan Penggalian.
b.
Industri Pengolahan.
c.
Listrik, Gas dan Air Minum
d.
Konstruksi
e.
Perdagangan, Rumah makan dan Jasa Akomodasi.
Angkutan, Penggudangan dan Komunikasi.
g.
Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan.
h.
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan.
Sektor Informal lainnya.
Keanggotaan tersebut pada ayat 1 dinyatakan sah apabila yang
2.
bersangkutan menerima dan menyetujui Anggaran Dasar / Anggaran
Rumah Tangga ini, serta telah memenuhi kewajiban-kewajiban anggota.
Pasal 15
Hak-hak Anggota
BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 14
Keanggotaan
Keanggotaan organisasi adalah sukarela dan terbuka bagi setiap pekerja di
semua sektor yang termasuk dalam Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia,
meliputi;
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan.
Pertambangan dan Penggalian.
Industri Pengolahan.
Listrik, Gas dan Air Minum
Konstruksi
Perdagangan, Rumah makan dan Jasa Akomodasi.
Angkutan, Penggudangan dan Komunikasi.
Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan.
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan.
Sektor Informal lainnya.
Keanggotaan tersebut pada ayat 1 dinyatakan sah apabila yang
bersangkutan menerima dan menyetujui Anggaran Dasar / Anggaran
Rumah Tangga ini, serta telah memenuhi kewajiban-kewajiban anggota.
Pasal 15
Hak-hak Anggota
BAB VII
STRUKTUR PERANGKAT ORGANISASI
BAB VII
STRUKTUR PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 17
Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO
(PUK SP KAHUTINDO)
Pasal 17
Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO
(PUK SP KAHUTINDO)
Pasal 18
Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO
(DPP FSP KAHUTINDO)
1. DPP FSP KAHUTINDO adalah gabungan dari seluruh PUK SP
1.
KAHUTINDO, DPC dan DPD FSP KAHUTINDO sekaligus merupakan
perangkat pusat organisasi yang berkedudukan di ibukota Republik
Indonesia, dipimpin oleh seorang Presiden yang dipilih dan ditetapkan
dalam Musyawarah Nasional (MUNAS).
2. Kepengurusan DPP FSP KAHUTINDO terdiri dari ;
2.
a. Presiden, yang dipilih secara langsung dalam Musyawarah Nasional
a.
(MUNAS).
b. Anggota Pleno DPP terdiri dari para Ketua DPD (Ex-Officio).
b.
c. Sekretaris Jenderal, Sekretaris Internasional, Ketua DPP Bidang Hubungan
Industrial, Ketua DPP Bidang Advokasi dan Ketua Komite Perempuan yang
dipilih oleh Presiden terpilih bersama dengan formatur dan ditetapkan dalam
3.
Musyawarah Nasional (MUNAS).
3. Anggota Pleno DPP adalah pemegang fungsi pengawasan dan.
pengambilan keputusan organisasi di tingkat pusat.
4. Berdasarkan kebutuhan organisasi, DPP FSP KAHUTINDO dapat
dilengkapi dengan beberapa orang direktur atau staf yang membidangi
tugas khusus, antara lain: a.
Departemen
organisasi
dan
keanggotaan
c.
b. Departemen hukum dan pembelaan
d.
c. Departemen pendidikan dan pelatihan
e.
d. Departemen hubungan industrial
e. Departemen ekonomi dan kesejahteraan
g.
Departemen K.3 dan lingkungan hidup
h.
g. Departemen perempuan
h. Departemen teknologi informasi
Departemen perencanaan dan penelitian
Departemen sosial dan hub. kemasyarakatan
5.
k. Departemen lainnya yang dianggap perlu
5. Kepengurusan DPP FSP KAHUTINDO ditetapkan dalam Musyawarah
Nasional (MUNAS) dengan masa bhakti selama 5 (lima) tahun.
Pasal 18
Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO
(DPP FSP KAHUTINDO)
DPP FSP KAHUTINDO adalah gabungan dari seluruh PUK SP
KAHUTINDO, DPC dan DPD FSP KAHUTINDO sekaligus merupakan
perangkat pusat organisasi yang berkedudukan di ibukota Republik
Indonesia, dipimpin oleh seorang Presiden yang dipilih dan ditetapkan
dalam Musyawarah Nasional (MUNAS).
Kepengurusan DPP FSP KAHUTINDO terdiri dari ;
Presiden, yang dipilih secara langsung dalam Musyawarah Nasional
(MUNAS).
Vice-Presiden, Sekretaris Jenderal, Ketua Komite Perempuan yang dipilih
oleh Presiden terpilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional
(MUNAS).
Pengurus DPP adalah pemegang fungsi pengawasan dan pengambilan
keputusan organisasi di tingkat pusat.
Berdasarkan kebutuhan organisasi, DPP FSP KAHUTINDO dapat
dilengkapi dengan satu orang atau lebih direktur/staf yang membidangi
tugas khusus, antara lain:
a. administrasi dan keuangan
b. organisasi dan keanggotaan
hukum dan pembelaan
media dan teknologi informasi
hubungan industrial dan sektoral
ekonomi dan kesejahteraan
K.3 dan lingkungan hidup
perempuan
perencanaan dan penelitian
sosial dan hub. kemasyarakatan
k. bidang lainnya yang dianggap perlu.
Kepengurusan DPP FSP KAHUTINDO ditetapkan dalam Musyawarah
Nasional (MUNAS) dengan masa bhakti selama 5 (lima) tahun.
Pasal 19
Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO
(DPD FSP KAHUTINDO)
1. DPD FSP KAHUTINDO adalah perangkat Federasi Serikat Pekerja
1.
KAHUTINDO yang merupakan gabungan DPC FSP KAHUTINDO dan atau
PUK SP KAHUTINDO yang berkedudukan di ibukota propinsi atau wilayah
yang dipersamakan dengan itu.
2. DPD FSP KAHUTINDO dibentuk di daerah propinsi atau wilayah yang
2.
dipersamakan dengan itu yang memiliki paling sedikit 3 (tiga) DPC FSP
KAHUTINDO atau 5000 (lima ribu) anggota.
3. Kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO terdiri dari:
3.
a. Ketua DPD, yang dipilih secara langsung dalam Musyawarah Daerah.
(MUSDA).
b. Beberapa orang Wakil Ketua sebagai anggota pleno yang merupakan exofficio Ketua DPC FSP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya serta Ketua
b.
Komite Perempuan DPD (ex-officio).
c.
b. Sekretaris DPD yang dipilih oleh Ketua DPD terpilih bersama dengan
formatur dalam Musyawarah Daerah (MUSDA).
4.
4. Anggota Pleno DPD adalah pemegang fungsi pengawasan dan
5.
pengambilan keputusan organisasi di tingkat daerah, serta dapat
melaksanakan tugas Ketua DPD apabila Ketua DPD berhalangan atas
penunjukan Ketua DPD atau berdasarkan keputusan Rapat Kerja Daerah
(RAKERDA).
5. Berdasarkan kebutuhan organisasi, Pengurus Harian DPD dapat dilengkapi
dengan beberapa orang staf yang membidangi tugas khusus, antara lain:
a. Bidang organisasi dan keanggotaan
b. Bidang hukum dan pembelaan
c. Bidang pendidikan dan pelatihan
d. Bidang ekonomi dan kesejahteraan
e. Bidang K.3 dan lingkungan hidup
Bidang perempuan
g. Bidang olah raga dan kesenian
h. Bidang keagamaan
Bidang sosial dan hubungan kemasyarakatan
Bidang lainnya yang dianggap perlu
6. Kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO secara administrasi disahkan
dengan surat keputusan DPP FSP KAHUTINDO dengan masa bhakti
selama 5 (lima) tahun.
Pasal 19
Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO
(DPD FSP KAHUTINDO)
DPD FSP KAHUTINDO adalah perangkat Federasi Serikat Pekerja
KAHUTINDO yang merupakan gabungan DPC FSP KAHUTINDO dan atau
PUK SP KAHUTINDO yang berkedudukan di ibukota propinsi atau wilayah
yang dipersamakan dengan itu.
DPD FSP KAHUTINDO dibentuk di daerah propinsi atau wilayah yang
dipersamakan dengan itu yang memiliki paling sedikit 3 (tiga) DPC FSP
KAHUTINDO atau 5000 (lima ribu) anggota.
Kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO terdiri dari:
Ketua DPD, dipilih oleh Presiden terpilih pada pelaksanaan MUNAS, dari
Ketua DPC dengan keanggotaan terbanyak atau Ketua DPC di ibukota
Propinsi.
Sekretaris DPD, diangkat oleh Ketua DPD terpilih.
Komite Perempuan dipilih dari para Ketua Komite Perempuan DPC di
wilayahnya.
Pengurus DPD adalah pengambil keputusan organisasi di tingkat daerah,
Kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO secara administrasi disahkan
dengan surat keputusan DPP FSP KAHUTINDO dengan masa bhakti
selama 5 (lima) tahun.
1.
2.
3.
a.
b.
b.
4.
5.
a.
b.
c.
d.
e.
g.
h.
6.
Pasal 20
Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO
(DPC FSP KAHUTINDO)
DPC FSP KAHUTINDO adalah perangkat Federasi Serikat Pekerja
1.
KAHUTINDO yang merupakan gabungan dari PUK SP KAHUTINDO yang
berkedudukan di ibukota kabupaten/kota atau wilayah yang dipersamakan
dengan itu, atau di daerah kawasan industri yang dipersamakan dengan
wilayah kabupaten/kota.
DPC FSP KAHUTINDO dibentuk di daerah kabupaten/kota atau wilayah
2.
yang dipersamakan dengan itu yang memiliki paling sedikit 3 (tiga) PUK SP
KAHUTINDO atau 2500 (dua ribu lima ratus) anggota.
Kepengurusan DPC FSP KAHUTINDO terdiri dari:
3.
Ketua DPC, yang dipilih secara langsung dalam Musyawarah Cabang
a.
(MUSCAB).
Beberapa orang Wakil Ketua sebagai anggota pleno yang merupakan exb.
officio Ketua PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya serta Ketua
c.
Komite Perempuan DPC (ex-officio).
Sekretaris DPC yang dipilih oleh Ketua DPC terpilih bersama dengan
4.
formatur dalam Musyawarah Cabang (MUSCAB).
Anggota Pleno DPC adalah pemegang fungsi pengawasan dan.
pengambilan keputusan organisasi di tingkat cabang, serta dapat
melaksanakan tugas Ketua DPC apabila Ketua DPC berhalangan atas
penunjukan Ketua DPC atau berdasarkan keputusan Rapat Kerja Cabang
(RAKERCAB).
Berdasarkan kebutuhan organisasi, DPC FSP KAHUTINDO dapat
dilengkapi dengan beberapa orang staf yang membidangi tugas khusus,
antara lain:
Bidang organisasi dan keanggotaan
Bidang hukum dan pembelaan
Bidang pendidikan dan pelatihan
Bidang ekonomi dan kesejahteraan
Bidang K.3 dan lingkungan hidup
Bidang perempuan
Bidang olah raga dan kesenian
Bidang keagamaan
Bidang sosial dan hubungan kemasyarakatan
Bidang lainnya yang dianggap perlu
Kepengurusan DPC FSP KAHUTINDO secara administrasi disahkan
dengan Surat Keputusan DPD FSP KAHUTINDO, atau Surat Keputusan
DPP FSP KAHUTINDO dalam hal DPD FSP KAHUTINDO belum terbentuk,
dengan masa bhakti selama 5 (lima) tahun.
Pasal 20
Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO
(DPC FSP KAHUTINDO)
DPC FSP KAHUTINDO adalah perangkat Federasi Serikat Pekerja
KAHUTINDO yang merupakan gabungan dari PUK SP KAHUTINDO yang
berkedudukan di ibukota kabupaten/kota atau wilayah yang dipersamakan
dengan itu, atau di daerah kawasan industri yang dipersamakan dengan
wilayah kabupaten/kota.
DPC FSP KAHUTINDO dibentuk di daerah kabupaten/kota atau wilayah
yang dipersamakan dengan itu yang memiliki paling sedikit 3 (tiga) PUK SP
KAHUTINDO atau 2500 (dua ribu lima ratus) anggota.
Pemilihan dan Kepengurusan DPC FSP KAHUTINDO terdiri dari:
Ketua DPC, dipilih secara langsung oleh keterwakilan dari PUK di wilayah
cabang pada saat pelaksanaan MUNAS
Sekretaris DPC, diangkat oleh Ketua DPC terpilih.
Komite Perempuan DPC, dipilih dari perwakilan Komite Perempuan PUK di
wilayahnya.
Pengurus DPC adalah pemegang dan pengambilan keputusan organisasi di
tingkat cabang,
Kepengurusan DPC FSP KAHUTINDO secara administrasi disahkan
dengan Surat Keputusan DPD FSP KAHUTINDO, atau Surat Keputusan
DPP FSP KAHUTINDO dalam hal DPD FSP KAHUTINDO belum terbentuk,
dengan masa bhakti selama 5 (lima) tahun.
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
3.
a.
b.
c.
d.
4.
a.
b.
c.
d.
5.
Pasal 21
KOMITE PEREMPUAN
Pasal 21
KOMITE PEREMPUAN
BAB VIII
TUGAS DAN KEWENANGAN
BAB VIII
TUGAS DAN KEWENANGAN
Pasal 22
Tugas dan Kewenangan PUK SP KAHUTINDO
Pasal 22
Tugas dan Kewenangan PUK SP KAHUTINDO
Pasal 23
Tugas dan Kewenangan
Anggota Pleno DPC, Anggota Pleno DPD dan Anggota Pleno DPP
1. Menyusun dan mengesahkan Program Kerja atau Program Umum
1.
organisasi melalui rapat kerja atau musyawarah sesuai dengan
tingkatannya.
2. Menyusun dan mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan
2.
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) setiap tahun melalui rapat kerja sesuai
dengan tingkatannya.
3. Melakukan pengawasan terhadap kinerja Perangkat organisasi sesuai
3.
dengan tingkatannya.
4. Memberikan tindakan disiplin organisasi atas pelanggaran Pengurus
4.
Organisasi berdasarkan musyawarah, rapat kerja atau rapat pengurus
sesuai dengan tingkatannya.
5. Memiliki kewenangan untuk mewakili organisasi dalam lembaga
5.
ketenagakerjaan, dan lembaga-lembaga lainnya yang terkait di luar
organisasi.
6. Khusus untuk Anggota Pleno DPP:
6.
a. Menyusun konsep perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga
a.
untuk disahkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) serta keputusankeputusan organisasi untuk disahkan dalam Musyawarah Nasional
(MUNAS) atau Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).
b. Mengesahkan hubungan kerjasama atau afiliasi organisasi baik di dalam
b.
maupun di luar negeri berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional
(MUNAS) atau Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).
c. Dapat mewakili organisasi untuk menjabat kepengurusan organisasi afiliasi
c.
baik di dalam maupun luar negeri.
Pasal 23 (DIHAPUS)
Tugas dan Kewenangan
Anggota Pleno DPC, Anggota Pleno DPD dan Anggota Pleno DPP
Menyusun dan mengesahkan Program Kerja atau Program Umum
organisasi melalui rapat kerja atau musyawarah sesuai dengan
tingkatannya.
Menyusun dan mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) setiap tahun melalui rapat kerja sesuai
dengan tingkatannya.
Melakukan pengawasan terhadap kinerja Perangkat organisasi sesuai
dengan tingkatannya.
Memberikan tindakan disiplin organisasi atas pelanggaran Pengurus
Organisasi berdasarkan musyawarah, rapat kerja atau rapat pengurus
sesuai dengan tingkatannya.
Memiliki kewenangan untuk mewakili organisasi dalam lembaga
ketenagakerjaan, dan lembaga-lembaga lainnya yang terkait di luar
organisasi.
Khusus untuk Anggota Pleno DPP:
Menyusun konsep perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga
untuk disahkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) serta keputusankeputusan organisasi untuk disahkan dalam Musyawarah Nasional
(MUNAS) atau Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).
Mengesahkan hubungan kerjasama atau afiliasi organisasi baik di dalam
maupun di luar negeri berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional
(MUNAS) atau Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).
Dapat mewakili organisasi untuk menjabat kepengurusan organisasi afiliasi
baik di dalam maupun luar negeri.
Pasal 24
Tugas dan Kewenangan
Ketua dan Sekretaris DPC, Ketua dan Sekretaris DPD,
Presiden, Sekretaris Jenderal, Sekretaris Internasional dan Ketua
Bidang DPP
Pasal 24
Tugas dan Kewenangan
Ketua dan Sekretaris DPC, Ketua dan Sekretaris DPD,
Presiden, Vice Presiden, dan Sekretaris Jenderal Sekretaris
Internasional dan Ketua Bidang DPP
tingkatannya.
a.
b.
c.
d.
BAB IX
MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA
Pasal 25
Musyawarah
Pasal 25
Musyawarah
Pasal 26
Rapat Kerja
a.
b.
c.
d.
a.
b.
c.
d.
Pasal 27
Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK)
1. MUSNIK adalah merupakan pelaksanaan kedaulatan organisasi di tingkat 1.
unit kerja, dan berwenang untuk:
a. Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti a.
PUK SP KAHUTINDO.
b. Menetapkan Program Kerja tingkat unit kerja.
b.
c. Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi c.
Pasal 26
Rapat Koordinasi
Guna melakukan evaluasi kegiatan organisasi pada masing-masing
tingkatan maka perlu di adakan rapat-rapat koordinasi organisasi terdiri dari
:
Rapat Koordinasi tingkat PUK di sebut RAKORNIT dilaksanakan sekurang
kurangnya 2 bulan sekali
Rapat Koordinasi tingkat DPC disebut RAKORCAB dilaksanakan
sekurang2nya 3 bulan sekali
Rapat Koordinasi tingkat DPD disebut RAKORDA dilaksanakan sekurangkurangnya 4bulan sekali
Rapat Koordinasi tingkat DPP disebut RAKORNAS dilaksanakan setahun
sekali.
Pasal 27
Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK)
MUSNIK adalah merupakan pelaksanaan kedaulatan organisasi di tingkat
unit kerja, dan berwenang untuk:
Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti
PUK SP KAHUTINDO.
Menetapkan Program Kerja tingkat unit kerja.
Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi
4. MUSCAB dapat ditunda paling lama 1 (satu) tahun hanya dalam keadaan
luar biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) yang
dihadiri oleh dan/atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya.
Pasal 29
Musyawarah Daerah (MUSDA)
1. MUSDA adalah merupakan pelaksanaan kedaulatan organisasi di tingkat
daerah, dan berwenang untuk:
a. Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti
DPD FSP KAHUTINDO.
b. Menetapkan Program Kerja tingkat daerah.
c. Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi
(RAPPO) tingkat daerah.
d. Memilih dan menetapkan kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO untuk
masa bhakti 5 (lima) tahun berikutnya.
e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
Membentuk komisi verifikasi apabila diperlukan.
2. MUSDA dilaksanakan oleh DPD FSP KAHUTINDO setiap 5 (lima) tahun
sekali dan dihadiri oleh:
a. Pengurus DPD FSP KAHUTINDO.
b. Utusan DPC FSP KAHUTINDO.
c. Utusan PUK SP KAHUTINDO.
d. Utusan DPP FSP KAHUTINDO.
e. Undangan yang ditetapkan oleh DPD FSP KAHUTINDO.
3. MUSDA dapat dipercepat hanya dalam keadaan luar biasa berdasarkan
keputusan Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) yang dihadiri oleh dan/atau
atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah DPC FSP
KAHUTINDO dan/atau 1/2 dari jumlah PUK SP KAHUTINDO yang ada di
wilayahnya.
4. MUSDA dapat ditunda paling lama 1 (satu) tahun hanya dalam keadaan luar
biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) yang
dihadiri oleh dan/atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah DPC FSP KAHUTINDO dan/atau 1/2 dari jumlah PUK SP
KAHUTINDO yang ada di wilayahnya.
Pasal 30
Musyawarah Nasional (MUNAS)
Pasal 30
Musyawarah Nasional (MUNAS)
a.
b.
c.
d.
e.
2.
a.
b.
c.
d.
3.
Pasal 34
Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS)
Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) merupakan forum konsultasi,
koordinasi dan evaluasi tingkat pusat dalam rangka keterpaduan dan
koordinasi program dan pengembangan organisasi, dan berwenang untuk:
Menilai laporan pertanggungjawaban tahunan DPP FSP KAHUTINDO.
Menetapkan rencana kegiatan DPP FSP KAHUTINDO dalam 1 (satu)
tahun.
Menyusun dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) tahunan.
Merumuskan dan menetapkan rekomendasi-rekomendasi apabila dianggap
perlu.
Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
RAKORNAS dipimpin oleh DPP FSP KAHUTINDO dan dihadiri oleh:
Pengurus DPP FSP KAHUTINDO.
Utusan DPD FSP KAHUTINDO
Undangan yang ditetapkan oleh DPP FSP KAHUTINDO.
RAKORNAS diadakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
BAB X
PENGGABUNGAN WILAYAH
BAB X
PENGGABUNGAN WILAYAH
Pasal 35
Penggabungan Wilayah
Pasal 35
Penggabungan Wilayah
BAB XI
ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
BAB XI
ADMINISTRASI DAN PELAPORAN
Pasal 36
Tata Administrasi dan Surat Menyurat
Pasal 36
Tata Administrasi dan Surat Menyurat
BAB XII
KEUANGAN
BAB XII
KEUANGAN
Pasal 38
Sumber Dana dan Distribusi Keuangan
Pasal 38
Sumber Dana dan Distribusi Keuangan
5. DPP FSP KAHUTINDO akan mendistribusikan uang iuran kepada DPD dan
DPC selambat-lambatnya tanggal 5 pada bulan berikutnya.
6. Seluruh perangkat organisasi harus memiliki rekening pada bank yang
ditetapkan DPP FSP KAHUTINDO atas nama organisasi.
Pasal 39
Rencana Anggaran dan Pelaporan Keuangan
1. Setiap perangkat organisasi menyusun rencana Anggaran Pendapatan dan
1.
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) setiap 1 (satu) tahun dan ditetapkan
melalui rapat kerja sesuai dengan tingkatannya.
2. Laporan keuangan dibuat oleh masing-masing perangkat secara periodik
2.
dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan menggunakan format dan tata administrasi
keuangan secara seragam.
3. Pedoman mengenai penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
3.
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) serta format laporan dan administrasi
keuangan diatur lebih lanjut dalam peraturan organisasi.
Pasal 39
Rencana Anggaran dan Pelaporan Keuangan
Setiap perangkat organisasi menyusun rencana Anggaran Pendapatan dan
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) setiap 1 (satu) tahun dan ditetapkan
melalui rapat kerja sesuai dengan tingkatannya.
Laporan keuangan dibuat oleh masing-masing perangkat secara periodik
dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan menggunakan format dan tata administrasi
keuangan secara seragam.
Pedoman mengenai penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) serta format laporan dan administrasi
keuangan diatur lebih lanjut dalam peraturan organisasi.
BAB XIII
ATURAN PERALIHAN
BAB XIII
ATURAN PERALIHAN
Pasal 40
Aturan Peralihan
Pasal 40
Aturan Peralihan
Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar
ini diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga yang sekaligus ini diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga yang sekaligus
merupakan penjabaran dari Anggaran Dasar sebagai berikut;
merupakan penjabaran dari Anggaran Dasar sebagai berikut;
ANGGARAN RUMAH TANGGA
BAB I
TATA CARA PENDAFTARAN ANGGOTA
BAB I
TATA CARA PENDAFTARAN ANGGOTA, KARTU TANDA ANGGOTA
DAN PENGURUS
Pasal 1
Pendaftaran Anggota
1. Setiap pekerja yang bermaksud menjadi anggota SP KAHUTINDO
mengajukan permohonan tertulis dengan mengisi formulir permohonan
1.
menjadi anggota SP KAHUTINDO yang disediakan oleh perangkat
organisasi.
2. Formulir permohonan menjadi anggota SP KAHUTINDO dibuat rangkap 4
dan dilampiri pas foto terbaru ukuran 2 x 3 cm sebanyak 4 (empat) lembar,
2.
Pasal 1
Pendaftaran Anggota
Setiap pekerja yang bermaksud menjadi anggota SP KAHUTINDO
mengajukan permohonan tertulis dengan mengisi formulir permohonan
menjadi anggota SP KAHUTINDO yang disediakan oleh perangkat
organisasi.
Formulir permohonan menjadi anggota SP KAHUTINDO dibuat rangkap 4
Pasal 2
Pendaftaran Ulang Keanggotaan
2. Kartu Anggota Pengurus berbentuk segi empat portrait laminasi tebal 250
mikron berukuran 5,5 x 8,5 cm warna putih dan abu-abu (Ashgrey) dengan
latar belakang gambar garis globe, memuat informasi tentang :
Logo dan Kop DPP FSP KAHUTINDO;
Nomor Kartu Anggota Pengurus;
Nama Anggota Pengurus;
Jabatan dan Alamat perangkat organisasi;
Masa berlaku Kartu Anggota Pengurus;
Pas foto ukuran 3 x 4 cm;
Barcode Nomor Kartu Anggota Pengurus.
3. Contoh bentuk Kartu Tanda Anggota dan Pengurus adalah sebagaimana
terlampir dalam Anggaran Rumah Tangga ini.
Pasal (Baru)
Biaya Pembuatan Kartu Tanda Anggota dan Pengurus
1. Biaya Pembuatan Kartu Tanda Anggota atau Kartu Anggota Pengurus
adalah sebesar Rp 5.000 (Lima ribu rupiah), meliputi :
b. Biaya cetak dan laminating kartu sebesar Rp 3.000 (Tiga ribu rupiah); dan
c. Biaya administrasi dan distribusi sebesar Rp 2.000 (Dua ribu rupiah),
dengan pembagian;
1) Rp 500 (Lima ratus rupiah) untuk biaya administrasi DPP FSP
KAHUTINDO,
2) Masing-masing Rp 500 (Lima ratus rupiah) untuk PUK SP KAHUTINDO,
DPC FSP KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO tempat anggota atau
pengurus mengajukan permohonan Kartu Tanda Anggota atau Kartu
Anggota Pengurus.
2. Seluruh biaya pembuatan Kartu Tanda Anggota atau Kartu Anggota
Pengurus di transfer melalui rekening bank DPP FSP KAHUTINDO pada
saat pengajuan permohonan pembuatan Kartu Tanda Anggota atau Kartu
Anggota Pengurus.
3. Biaya pembuatan pas foto, perbanyakan dan pengiriman berkas dan
formulir permohonan Kartu Tanda Anggota atau Kartu Anggota Pengurus
dibebankan kepada PUK SP KAHUTINDO anggota atau pengurus atau
perangkat organisasi yang bersangkutan.
4. Biaya pengiriman Kartu Tanda Anggota atau Kartu Anggota Pengurus
dibebankan ke DPP FSP KAHUTINDO.
5. Pengajuan permohonan pembuatan Kartu Tanda Anggota bagi anggota
baru jika ditempat bekerja yang bersangkutan belum terbentuk PUK SP
KAHUTINDO dikoordinir oleh DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP
a) 2 angka depan (angka pertama dan kedua) adalah merupakan nomor kode
DPD FSP KAHUTINDO daerah yang bersangkutan;
b) 2 angka berikutnya (angka ketiga dan keempat) adalah merupakan nomor
anggota pengurus DPD FSP KAHUTINDO daerah yang bersangkutan;
5. Kodefikasi dan Nomor Kartu Anggota Pengurus DPP FSP KAHUTINDO
terdiri dari huruf DPP dan 2 (dua) angka yang merupakan nomor anggota
pengurus DPP FSP KAHUTINDO.
6. Penetapan kodefikasi nomor DPD, DPC dan PUK dilakukan oleh DPP FSP
KAHUTINDO dan selengkapnya sebagaimana tertuang dalam lampiran
Peraturan Organisasi ini.
7. Kodefikasi nomor DPD, DPC dan PUK yang baru terbentuk setelah
diterbitkannya Peraturan Organisasi ini ditetapkan oleh DPP FSP
KAHUTINDO sesuai dengan urutan perangkat pada cabang atau daerah
yang bersangkutan.
Pasal (Baru)
Buku Daftar Anggota dan Laporan Data Keanggotaan
1. Setiap Perangkat Organisasi melakukan pendataan keanggotaan mengacu
pada Anggaran Rumah Tangga pasal 17 ayat 1 dengan membuat Buku
Daftar Anggota.
2. Pelaporan data keanggotaan dilakukan oleh perangkat organisasi setiap 3
(tiga) bulan sekali mengacu pada Anggaran Rumah Tangga pasal 17 ayat 2.
3. Format Buku Daftar Anggota dan Laporan Data Keanggotaan ditetapkan
oleh DPP FSP KAHUTINDO dengan contoh sebagaimana tertuang dalam
lampiran Peraturan Organisasi ini.
Pasal 3
Berakhirnya keanggotaan
Pasal 3
Berakhirnya keanggotaan
Seorang anggota kehilangan hak dan berakhir keanggotaannya dikarenakan:
Seorang anggota kehilangan hak dan berakhir keanggotaannya dikarenakan: 1. Meninggal dunia.
1. Meninggal dunia.
2. Mengundurkan diri secara tertulis.
BAB II
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN PUK SP KAHUTINDO
Pasal 4
Pembentukan Unit Kerja
Pasal 4
Pembentukan Unit Kerja
1. TAHAP PERSIAPAN
1.
a. Pekerja/calon anggota mendaftarkan diri untuk menjadi anggota di DPC
a.
FSP KAHUTINDO dengan mengisi formulir permohonan menjadi anggota
SP KAHUTINDO
b. Apabila di wilayah tersebut belum ada DPC FSP KAHUTINDO, pendaftaran
b.
bisa dilakukan di DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO.
c. Apabila jumlah yang terdaftar di satu perusahaan, kelompok perusahaan
c.
atau kawasan industri dan sektor informal telah mencapai jumlah sekurangkurangnya 10 (sepuluh) orang, maka DPC FSP KAHUTINDO dapat
memproses pembentukan PUK SP KAHUTINDO.
d. Apabila di wilayah tersebut belum ada DPC FSP KAHUTINDO maka proses
d.
pembentukan PUK SP KAHUTINDO dilakukan oleh DPD FSP
KAHUTINDO, dan jika dalam wilayah tersebut belum ada DPC FSP
KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO maka proses pembentukan PUK
SP KAHUTINDO dilakukan oleh DPP FSP KAHUTINDO.
TAHAP PERSIAPAN
Pekerja/calon anggota mendaftarkan diri untuk menjadi anggota di DPC
FSP KAHUTINDO dengan mengisi formulir permohonan menjadi anggota
SP KAHUTINDO
Apabila di wilayah tersebut belum ada DPC FSP KAHUTINDO, pendaftaran
bisa dilakukan di DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO.
Apabila jumlah yang terdaftar di satu perusahaan, kelompok perusahaan
atau kawasan industri dan sektor informal telah mencapai jumlah sekurangkurangnya 10 (sepuluh) orang, maka DPC FSP KAHUTINDO dapat
memproses pembentukan PUK SP KAHUTINDO.
Apabila di wilayah tersebut belum ada DPC FSP KAHUTINDO maka proses
pembentukan PUK SP KAHUTINDO dilakukan oleh DPD FSP
KAHUTINDO, dan jika dalam wilayah tersebut belum ada DPC FSP
KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO maka proses pembentukan PUK
SP KAHUTINDO dilakukan oleh DPP FSP KAHUTINDO.
2. TAHAP PEMBENTUKAN
2.
a. Pembentukan panitia pelaksana:
a.
1) DPC FSP KAHUTINDO menunjuk beberapa orang yang telah terdaftar
1)
sebagai anggota untuk menjadi panitia pelaksana pembentukan PUK SP
KAHUTINDO.
2) Panitia pelaksana diberikan mandat (surat tugas) dari DPC FSP
2)
KAHUTINDO.
3) Panitia pelaksana sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua
3)
merangkap anggota dan seorang sekretaris merangkap anggota.
4) Tugas panitia pelaksana adalah:
4)
a) Mempersiapkan dan melaksanakan pembentu- kan PUK SP KAHUTINDO
a)
sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
b) Melaksanakan pemilihan PUK SP KAHUTINDO secara demokratis dari dan
b)
oleh anggota.
c) Membuat berita acara hasil pemilihan pengurus dan pembentukan PUK SP
c)
TAHAP PEMBENTUKAN
Pembentukan panitia pelaksana:
DPC FSP KAHUTINDO menunjuk beberapa orang yang telah terdaftar
sebagai anggota untuk menjadi panitia pelaksana pembentukan PUK SP
KAHUTINDO.
Panitia pelaksana diberikan mandat (surat tugas) dari DPC FSP
KAHUTINDO.
Panitia pelaksana sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua
merangkap anggota dan seorang sekretaris merangkap anggota.
Tugas panitia pelaksana adalah:
Mempersiapkan dan melaksanakan pembentu- kan PUK SP KAHUTINDO
sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
Melaksanakan pemilihan PUK SP KAHUTINDO secara demokratis dari dan
oleh anggota.
Membuat berita acara hasil pemilihan pengurus dan pembentukan PUK SP
KAHUTINDO.
b. Pemberitahuan pembentukan PUK SP KAHUTINDO;
b.
1) Pemberitahuan rencana pembentukan PUK SP KAHUTINDO disampaikan
1)
secara tertulis oleh panitia pelaksana kepada DPC FSP KAHUTINDO
ditembuskan kepada DPD FSP KAHUTINDO, dan DPP FSP KAHUTINDO
dengan tembusan kepada pimpinan perusahaan dan Dinas Tenaga Kerja.
2) Pemberitahuan rencana pembentukan PUK SP KAHUTINDO di sektor
2)
informal disampaikan secara tertulis oleh panitia pelaksana kepada
perangkat organisasi dengan tembusan kepada Dinas Tenaga Kerja
setempat.
c. Tata cara pemilihan PUK SP KAHUTINDO:
c.
1) Pemilihan pengurus dilaksanakan secara bebas, langsung dan demokratis,
1)
dari dan oleh anggota dengan cara pemungutan suara.
2) Pemilihan PUK SP KAHUTINDO dihadiri oleh DPC FSP KAHUTINDO, atau
2)
DPD FSP KAHUTINDO apabila di wilayah tersebut belum terbentuk DPC
FSP KAHUTINDO, atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayah tersebut
belum terbentuk DPC FSP KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO.
3) Teknis pemilihan dilakukan sepenuhnya oleh panitia pelaksana dan
3)
disesuaikan dengan kondisi perusahaan atau sektor yang bersangkutan.
KAHUTINDO.
Pemberitahuan pembentukan PUK SP KAHUTINDO;
Pemberitahuan rencana pembentukan PUK SP KAHUTINDO disampaikan
secara tertulis oleh panitia pelaksana kepada DPC FSP KAHUTINDO
ditembuskan kepada DPD FSP KAHUTINDO, dan DPP FSP KAHUTINDO
dengan tembusan kepada pimpinan perusahaan dan Dinas Tenaga Kerja.
Pemberitahuan rencana pembentukan PUK SP KAHUTINDO di sektor
informal disampaikan secara tertulis oleh panitia pelaksana kepada
perangkat organisasi dengan tembusan kepada Dinas Tenaga Kerja
setempat.
Tata cara pemilihan PUK SP KAHUTINDO:
Pemilihan pengurus dilaksanakan secara bebas, langsung dan demokratis,
dari dan oleh anggota dengan cara pemungutan suara.
Pemilihan PUK SP KAHUTINDO dihadiri oleh DPC FSP KAHUTINDO, atau
DPD FSP KAHUTINDO apabila di wilayah tersebut belum terbentuk DPC
FSP KAHUTINDO, atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayah tersebut
belum terbentuk DPC FSP KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO.
Teknis pemilihan dilakukan sepenuhnya oleh panitia pelaksana dan
disesuaikan dengan kondisi perusahaan atau sektor yang bersangkutan.
Pasal 5
Pengesahan dan Pencatatan PUK SP KAHUTINDO
1. PUK SP KAHUTINDO dianggap sah dan dapat menjalankan tugasnya
1.
apabila:
a. Pelaksanaan pemilihan telah sesuai ketentuan diatas.
a.
b. Berita acara pemilihan telah dibuat dan ditandatangani oleh panitia
b.
pelaksana dan perangkat yang hadir sebagaimana pasal 4 butir 2.c.2)
Anggaran Rumah Tangga ini.
2. Surat Keputusan Pengesahan PUK SP KAHUTINDO diterbitkan oleh DPC
2.
FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP
KAHUTINDO segera setelah panitia pelaksana mengirimkan laporan
pembentukan/pemilihan PUK SP KAHUTINDO disertai dengan Berita Acara
Pemilihan Pengurus.
3. PUK SP KAHUTINDO yang telah terbentuk dan disahkan dengan Surat
3.
Keputusan DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO atau DPP
FSP KAHUTINDO mengajukan pencatatan di kantor Dinas Tenaga Kerja
setempat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4. Permohonan pencatatan dilengkapi dengan daftar nama anggota
4.
pembentuk, Surat Keputusan DPC atau DPD atau DPP FSP KAHUTINDO
tentang Pengesahan Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO, pernyataan
bergabung ke Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO dan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
5. Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, PUK SP KAHUTINDO
5.
memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau
nomor pencatatan kepada pimpinan perusahaan, DPC FSP KAHUTINDO,
DPD FSP KAHUTINDO, dan DPP FSP KAHUTINDO.
Pasal 5
Pengesahan dan Pencatatan PUK SP KAHUTINDO
PUK SP KAHUTINDO dianggap sah dan dapat menjalankan tugasnya
apabila:
Pelaksanaan pemilihan telah sesuai ketentuan diatas.
Berita acara pemilihan telah dibuat dan ditandatangani oleh panitia
pelaksana dan perangkat yang hadir sebagaimana pasal 4 butir 2.c.2)
Anggaran Rumah Tangga ini.
Surat Keputusan Pengesahan PUK SP KAHUTINDO diterbitkan oleh DPC
FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP
KAHUTINDO segera setelah panitia pelaksana mengirimkan laporan
pembentukan/pemilihan PUK SP KAHUTINDO disertai dengan Berita Acara
Pemilihan Pengurus.
PUK SP KAHUTINDO yang telah terbentuk dan disahkan dengan Surat
Keputusan DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO atau DPP
FSP KAHUTINDO mengajukan pencatatan di kantor Dinas Tenaga Kerja
setempat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Permohonan pencatatan dilengkapi dengan daftar nama anggota
pembentuk, Surat Keputusan DPC atau DPD atau DPP FSP KAHUTINDO
tentang Pengesahan Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO, pernyataan
bergabung ke Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO dan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, PUK SP KAHUTINDO
memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau
nomor pencatatan kepada pimpinan perusahaan, DPC FSP KAHUTINDO,
DPD FSP KAHUTINDO, dan DPP FSP KAHUTINDO.
BAB III
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN DPC FSP KAHUTINDO
BAB III
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN DPC FSP KAHUTINDO
Pasal 6
Pembentukan DPC FSP KAHUTINDO
Pasal 6
Pembentukan DPC FSP KAHUTINDO
3.
4.
5.
6.
a.
b.
c.
Pasal 7
Pengesahan dan Pencatatan DPC FSP KAHUTINDO
1. Segera setelah menyelesaikan tugasnya, panitia pelaksana membuat
1.
laporan tertulis ke DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO
apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, dilengkapi
dengan:
a. Berita Acara/notulen rapat
a.
b. Susunan pengurus DPC FSP KAHUTINDO
b.
c. Daftar hadir PUK SP KAHUTINDO dalam rapat pembentukan DPC FSP
c.
KAHUTINDO
2. Surat Keputusan Pengesahan DPC FSP KAHUTINDO diterbitkan oleh DPD
2.
FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum
terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, segera setelah panitia pelaksana
mengirimkan laporan pembentukan/pemilihan pengurus DPC FSP
KAHUTINDO sebagaimana ayat (1).
3. DPC FSP KAHUTINDO yang telah terbentuk dan disahkan dengan Surat
3.
Keputusan DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di
wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, selanjutnya
mengajukan pencatatan di kantor Dinas Tenaga Kerja setempat sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4. Permohonan pencatatan dilengkapi dengan daftar nama anggota/PUK SP
4.
KAHUTINDO pembentuk, Surat Keputusan DPD atau DPP FSP
KAHUTINDO tentang Pengesahan Pengurus DPC FSP KAHUTINDO, dan
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
5. Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, DPC FSP KAHUTINDO
5.
memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau
nomor pencatatan kepada instansi pemerintah terkait di daerah, asosiasi
perusahaan terkait di daerah, DPD FSP KAHUTINDO dan DPP FSP
KAHUTINDO.
Pasal 7
Pengesahan dan Pencatatan DPC FSP KAHUTINDO
Segera setelah menyelesaikan tugasnya, panitia pelaksana membuat
laporan tertulis ke DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO
apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, dilengkapi
dengan:
Berita Acara/notulen rapat
Susunan pengurus DPC FSP KAHUTINDO
Daftar hadir PUK SP KAHUTINDO dalam rapat pembentukan DPC FSP
KAHUTINDO
Surat Keputusan Pengesahan DPC FSP KAHUTINDO diterbitkan oleh DPD
FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum
terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, segera setelah panitia pelaksana
mengirimkan laporan pembentukan/pemilihan pengurus DPC FSP
KAHUTINDO sebagaimana ayat (1).
DPC FSP KAHUTINDO yang telah terbentuk dan disahkan dengan Surat
Keputusan DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di
wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, selanjutnya
mengajukan pencatatan di kantor Dinas Tenaga Kerja setempat sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Permohonan pencatatan dilengkapi dengan daftar nama anggota/PUK SP
KAHUTINDO pembentuk, Surat Keputusan DPD atau DPP FSP
KAHUTINDO tentang Pengesahan Pengurus DPC FSP KAHUTINDO, dan
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, DPC FSP KAHUTINDO
memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau
nomor pencatatan kepada instansi pemerintah terkait di daerah, asosiasi
perusahaan terkait di daerah, DPD FSP KAHUTINDO dan DPP FSP
KAHUTINDO.
BAB IV
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN DPD FSP KAHUTINDO
BAB IV
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN DPD FSP KAHUTINDO
Pasal 8
Pembentukan DPD FSP KAHUTINDO
Pasal 8
Pembentukan DPD FSP KAHUTINDO
Pasal 9
Pengesahan dan Pencatatan DPD FSP KAHUTINDO
1. Segera setelah menyelesaikan tugasnya, panitia pelaksana membuat
1.
laporan tertulis ke DPP FSP KAHUTINDO dilengkapi dengan:
a. Berita Acara / notulen rapat.
b. Susunan Pengurus DPD FSP KAHUTINDO.
3.
c. Daftar hadir DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO dalam rapat
pembentukan DPD FSP KAHUTINDO.
2. Surat Keputusan Pengesahan DPD FSP KAHUTINDO diterbitkan oleh DPP
FSP KAHUTINDO segera setelah panitia pelaksana mengirimkan laporan
4.
pembentukan/pemilihan pengurus DPD FSP KAHUTINDO sebagaimana
ayat (1).
Pasal 9
Pengesahan dan Pencatatan DPD FSP KAHUTINDO
Surat Keputusan Pengesahan DPD FSP KAHUTINDO diterbitkan oleh DPP
FSP KAHUTINDO segera setelah DPP FSP Kahutindo memilih Ketua DPD.
DPD FSP KAHUTINDO yang telah terbentuk dan disahkan dengan Surat
Keputusan DPP FSP KAHUTINDO mengajukan pencatatan di kantor Dinas
Tenaga Kerja setempat sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, DPD FSP KAHUTINDO
memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau
nomor pencatatan kepada instansi pemerintah terkait di daerah, asosiasi
perusahaan terkait di daerah, dan DPP FSP KAHUTINDO.
3. DPD FSP KAHUTINDO yang telah terbentuk dan disahkan dengan Surat
Keputusan DPP FSP KAHUTINDO mengajukan pencatatan di kantor Dinas
Tenaga Kerja setempat sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
4. Permohonan pencatatan dilengkapi dengan daftar nama anggota/DPC FSP
KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO pembentuk, Surat Keputusan DPP
FSP KAHUTINDO tentang Pengesahan Pengurus DPD FSP KAHUTINDO,
dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
5.
Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, DPD FSP
KAHUTINDO memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto
copy bukti atau nomor pencatatan kepada instansi pemerintah terkait di
daerah, asosiasi perusahaan terkait di daerah, dan DPP FSP KAHUTINDO
BAB V
PENGESAHAN DAN PENCATATAN DPP FSP KAHUTINDO
BAB V
PENGESAHAN DAN PENCATATAN DPP FSP KAHUTINDO
Pasal 10
Pengesahan dan Pencatatan DPP FSP KAHUTINDO
Pasal 10
Pengesahan dan Pencatatan DPP FSP KAHUTINDO
Tangga.
4. Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, DPP FSP KAHUTINDO
4.
memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau
nomor pencatatan kepada instansi pemerintah terkait di tingkat nasional dan
asosiasi perusahaan terkait di tingkat nasional.
Tangga.
Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, DPP FSP KAHUTINDO
memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau
nomor pencatatan kepada instansi pemerintah terkait di tingkat nasional dan
asosiasi perusahaan terkait di tingkat nasional.
BAB VI
PERSYARATAN CALON PENGURUS
BAB VI
PERSYARATAN CALON PENGURUS
Pasal 11
Syarat Calon Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO
Pasal 11
Syarat Calon Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO
Pasal 12
Syarat Calon Pengurus DPC, DPD dan DPP
Pasal 12
Syarat Calon Pengurus DPC, DPD dan DPP
1.
2.
3.
4.
BAB VII
PERANGKAPAN JABATAN DAN PENGGANTIAN PENGURUS ANTAR
BAB VII
WAKTU
PERANGKAPAN JABATAN DAN PENGGANTIAN PENGURUS ANTAR
Pasal 13
WAKTU
Perangkapan Jabatan
Pasal 13
Seorang Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO tidak boleh merangkap
Perangkapan Jabatan
jabatan pada kepengurusan DPC, DPD dan DPP, kecuali Ketua PUK SP ( pasal ini di hilangkan karena sudah tdk relevansi )
KAHUTINDO (Ex-Officio) merangkap anggota Pleno DPC FSP
KAHUTINDO
Seorang Pengurus DPC tidak boleh merangkap jabatan pada kepengurusan
PUK, DPD dan DPP, kecuali Ketua DPC FSP KAHUTINDO (Ex-Officio)
merangkap anggota Pleno DPD FSP KAHUTINDO
Seorang Pengurus DPD tidak boleh merangkap jabatan pada kepengurusan
PUK, DPC dan DPP, kecuali Ketua DPD FSP KAHUTINDO (Ex-Officio)
merangkap anggota Pleno DPP FSP KAHUTINDO
Seorang Pengurus DPP tidak boleh merangkap jabatan pada kepengurusan
PUK, DPC, dan DPD FSP KAHUTINDO.
Pasal 14
Penggantian Pengurus Antar Waktu
1. Penggantian pengurus antar waktu adalah penggantian salah seorang atau
1.
beberapa orang pengurus atau perubahan susunan pengurus yang
disebabkan karena:
a. Pengurus meninggal dunia.
a.
b. Pengurus mengundurkan diri.
b.
c. Pengurus telah dikenakan tindakan disiplin atau sanksi organisasi.
c.
d. Pengurus diberhentikan oleh organisasi.
d.
2. Penggantian pengurus antar waktu dilaksanakan melalui rapat pengurus
2.
sesuai dengan tingkatannya dan penetapannya dilakukan melalui:
a. RAKERNAS untuk pengurus DPP FSP KAHUTINDO
a.
b. RAKERDA untuk pengurus DPD FSP KAHUTINDO
b.
c. RAKERCAB untuk pengurus DPC FSP KAHUTINDO
c.
d. RAKERNIT untuk PUK SP KAHUTINDO
d.
3. Pengesahan susunan pengurus pengganti antar waktu dilakukan dengan
3.
Surat Keputusan perangkat setingkat di atasnya untuk masa bhakti sesuai
dengan sisa periode kepengurusan.
Pasal 14
Penggantian Pengurus Antar Waktu
Penggantian pengurus antar waktu adalah penggantian salah seorang atau
beberapa orang pengurus atau perubahan susunan pengurus yang
disebabkan karena:
Pengurus meninggal dunia.
Pengurus mengundurkan diri.
Pengurus telah dikenakan tindakan disiplin atau sanksi organisasi.
Pengurus diberhentikan oleh organisasi.
Penggantian pengurus antar waktu dilaksanakan melalui rapat pengurus
sesuai dengan tingkatannya dan penetapannya dilakukan melalui:
RAKERNAS untuk pengurus DPP FSP KAHUTINDO
Keputusan DPP untuk pengurus DPD FSP KAHUTINDO
RAKORCAB untuk pengurus DPC FSP KAHUTINDO
RAKORNIT untuk PUK SP KAHUTINDO
Pengesahan susunan pengurus pengganti antar waktu dilakukan dengan
Surat Keputusan perangkat setingkat di atasnya untuk masa bhakti sesuai
dengan sisa periode kepengurusan.
BAB VIII
PENGATURAN HAK SUARA
Pasal 15
Hak Suara dalam Musyawarah-musyawarah
Pasal 15
Hak Suara dalam Musyawarah-musyawarah
1. Jumlah utusan dan hak suara dalam MUSNIK diatur sebagai berikut;
a. Pada dasarnya setiap anggota berhak mengikuti MUSNIK dan memiliki 1
(satu) suara.
b. Jika karena kondisi dan lain hal tidak memungkinkan seluruh anggota
menggunakan haknya secara langsung, maka rapat pengurus dapat
menetapkan sistem utusan atau perwakilan anggota dengan ketentuan;
Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 100 (seratus) sampai
dengan 500 (lima ratus) orang, setiap 5 (lima) orang anggota dapat diwakili
1 (satu) orang utusan yang mempunyai 1 (satu) suara.
Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 500 (lima ratus) sampai
dengan 1000 (seribu) orang, setiap 10 (sepuluh) orang anggota dapat
diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota lebih dari 1000 (seribu)
orang, setiap 10 (sepuluh) sampai dengan 20 (dua puluh) orang anggota
dapat diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
Penunjukan utusan dipilih langsung oleh anggota, dengan membawa daftar
nama dan tanda tangan anggota yang diwakilinya.
c. Masing-masing Pengurus PUK SP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
d. Utusan DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
e. Keterwakilan anggota perempuan dalam utusan diupayakan secara
proporsional.
2. Jumlah utusan dan hak suara dalam MUSCAB diatur sebagai berikut:
a. Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 100
(seratus) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
b. Untuk selebihnya setiap sampai dengan 100 (seratus) anggota diwakili 1
(satu) orang utusan yang masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
c. DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
d. Utusan DPD FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
e. Setiap PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 500
(lima ratus) orang mengikutsertakan 1 (satu) orang utusan anggota
perempuan yang memiliki 1 (satu) suara, sedangkan bagi PUK SP
KAHUTINDO yang memiliki anggota lebih dari 500 (lima ratus) orang
mengikutsertakan 2 (dua) orang utusan anggota perempuan yang masingmasing memiliki 1 (satu) suara.
BAB VIII
1. Jumlah utusan dan hak suara dalam MUSNIK diatur sebagai berikut;
a. Pada dasarnya setiap anggota berhak mengikuti MUSNIK dan
memiliki 1 (satu) suara.
b. Jika karena kondisi dan lain hal tidak memungkinkan seluruh anggota
menggunakan haknya secara langsung, maka rapat pengurus dapat
menetapkan sistem utusan atau perwakilan anggota dengan
ketentuan;
- Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 100
(seratus) sampai dengan 500 (lima ratus) orang, setiap 5 (lima)
orang anggota dapat diwakili 1 (satu) orang utusan yang
mempunyai 1 (satu) suara.
- Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 500 (lima
ratus) sampai dengan 1000 (seribu) orang, setiap 10 (sepuluh)
orang anggota dapat diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki
1 (satu) suara.
- Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota lebih dari
1000 (seribu) orang, setiap 10 (sepuluh) sampai dengan 20 (dua
puluh) orang anggota dapat diwakili 1 (satu) orang utusan yang
memiliki 1 (satu) suara.
- Penunjukan utusan dipilih langsung oleh anggota, dengan
membawa daftar nama dan tanda tangan anggota yang
diwakilinya.
c. Masing-masing Pengurus PUK SP KAHUTINDO memiliki 1 (satu)
suara.
d. Utusan DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
e. Keterwakilan anggota perempuan dalam utusan diupayakan secara
proporsional minimal 30%
2. Jumlah utusan dan hak suara dalam MUSCAB diatur sebagai berikut:
a. PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 100
3. Jumlah utusan dan hak suara dalam MUSDA diatur sebagai berikut:
a. Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 250
(dua ratus lima puluh) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1
(satu) suara.
b. Untuk selebihnya setiap sampai dengan 250 (dua ratus lima puluh) anggota
diwakili 1 (satu) orang utusan yang masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
c. DPD FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
d. Utusan DPP FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
e. Utusan DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
Setiap DPC FSP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 2500
(dua ribu lima ratus) orang mengikutsertakan 1 (satu) orang utusan anggota
perempuan, sedangkan DPC FSP KAHUTINDO yang memiliki anggota
lebih dari 2500 (dua ribu lima ratus) orang mengikutsertakan 2 (dua) orang
utusan anggota perempuan yang masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
4. Jumlah utusan dan hak suara dalam MUNAS diatur sebagai berikut:
a. Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 500
(lima ratus) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu)
suara.
b. Untuk selebihnya setiap sampai dengan 500 (lima ratus) anggota diwakili 1
(satu) orang utusan yang masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
c. DPP FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
d. Utusan DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1(satu) suara.
e. Utusan DPD FSP KAHUTINDO memiliki 1(satu) suara.
Setiap DPD FSP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 2500
(dua ribu lima ratus) orang mengikutsertakan 1 (satu) orang utusan anggota
perempuan, sedangkan DPD FSP KAHUTINDO yang memiliki anggota
lebih dari 2500 (dua ribu lima ratus) orang mengikutsertakan 2 (dua) orang
utusan anggota perempuan yang masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
5.
Perhitungan jumlah anggota adalah berdasarkan data
keanggotaan yang membayar iuran sesuai dengan laporan
triwulan terakhir sebelum pelaksanaan musyawarah sesuai
dengan tingkatannya.
b.
c.
d.
e.
f.
Pasal 16
Hak Suara dalam Rapat Kerja
Pasal 16
Hak Suara dalam Rapat Kerja
1. Jumlah utusan dan hak suara dalam RAKERNIT diatur sebagai berikut:
1. Jumlah utusan dan hak suara dalam RAKERNIT diatur sebagai berikut:
a. Pada dasarnya setiap anggota berhak mengikuti RAKERNIT dan memiliki a.
1 Pada dasarnya setiap anggota berhak mengikuti RAKERNIT dan memiliki 1
(satu) suara
(satu) suara
b. Jika karena kondisi dan lain hal tidak memungkinkan seluruh anggota
b. Jika karena kondisi dan lain hal tidak memungkinkan seluruh anggota
menggunakan hak suaranya, maka atas persetujuan rapat pengurus, dapat menggunakan hak suaranya, maka atas persetujuan rapat pengurus, dapat
ditetapkan sistem utusan atau perwakilan anggota dengan ketentuan:
ditetapkan sistem utusan atau perwakilan anggota dengan ketentuan:
Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 100 (seratus) sampai Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 100 (seratus) sampai
dengan 500 (lima ratus) orang, setiap 5 (lima) orang anggota dapat diwakili dengan 500 (lima ratus) orang, setiap 5 (lima) orang anggota dapat diwakili
1 (satu) orang utusan yang mempunyai 1 (satu) suara.
1 (satu) orang utusan yang mempunyai 1 (satu) suara.
Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 500 (lima ratus) sampai Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 500 (lima ratus) sampai
dengan 1000 (seribu) orang, setiap 10 (sepuluh) orang anggota dapat dengan 1000 (seribu) orang, setiap 10 (sepuluh) orang anggota dapat
diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota lebih dari 1000 (seribu) Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota lebih dari 1000 (seribu)
orang, setiap 10 (sepuluh) sampai dengan 20 (dua puluh) orang anggota orang, setiap 10 (sepuluh) sampai dengan 20 (dua puluh) orang anggota
dapat diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
dapat diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
Penunjukan utusan dipilih langsung oleh anggota, dengan membawa daftar Penunjukan utusan dipilih langsung oleh anggota, dengan membawa daftar
nama dan tanda tangan anggota yang diwakilinya.
nama dan tanda tangan anggota yang diwakilinya.
c. Masing-masing Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO memiliki 1 (satu)
c. Masing-masing Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO memiliki 1 (satu)
suara
suara
d. Utusan DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1(satu) suara.
d. Utusan DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1(satu) suara.
e. Keterwakilan anggota perempuan dalam utusan diupayakan secara
e. Keterwakilan anggota perempuan dalam utusan diupayakan secara
proporsional.
proporsional minimal 30%.
2. Jumlah utusan dan hak suara dalam RAKERCAB diatur sebagai berikut: 2. Jumlah utusan dan hak suara dalam RAKERCAB diatur sebagai berikut:
a. Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 100
a. Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 100
(seratus) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara. (seratus) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
b. Untuk selebihnya setiap sampai dengan 100 (seratus) orang anggota
b. Untuk selebihnya setiap sampai dengan 100 (seratus) orang anggota
diwakili 1 (satu) orang utusan dengan keterwakilan unsur perempuan diwakili 1 (satu) orang utusan dengan keterwakilan unsur perempuan
secara proporsional, yang masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
secara proporsional minimal 30%, yang masing-masing memiliki 1 (satu)
c. Pengurus DPC masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
suara.
d. Utusan DPD FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
c. Hak suara masing-masing PUK SP KAHUTINDO adalah 1 (satu) suara setiap
3. Jumlah utusan dan hak suara dalam RAKERDA diatur sebagai berikut:
10 (sepuluh) orang anggota yang membayar iuran.
a. Untuk DPC FSP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 2500
d. Pengurus DPC masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
(dua ribu lima ratus) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki e.
1 Utusan DPD FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
(satu) suara.
3. ( Rakerda di hapus )
b. Untuk selebihnya dari 2500 (dua ribu lima ratus) anggota, setiap 1000
(seribu) anggota diwakili 1 (satu) orang utusan dari unsur PUK di
wilayahnya secara proporsional berdasarkan jumlah anggota dan
keterwakilan unsur perempuan, yang masing-masing memiliki 1 (satu)
suara.
Pengurus DPD masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
Utusan DPP FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
Jumlah utusan dan hak suara dalam RAKERNAS diatur sebagai berikut: 4. Jumlah utusan dan hak suara dalam RAKERNAS diatur sebagai berikut:
Untuk DPD FSP KAHUTINDO dengan anggota sampai dengan 5000 (lima
a. Untuk DPD FSP KAHUTINDO dengan anggota sampai dengan 5000 (lima
ribu) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
ribu) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
b. Untuk selebihnya dari 5000 (lima ribu) anggota, setiap 2500 (dua ribu lima
b. Untuk selebihnya dari 5000 (lima ribu) anggota, setiap 2500 (dua ribu lima
ratus) anggota diwakili 1 (satu) orang utusan dari unsur DPC dan PUK di ratus) anggota diwakili 1 (satu) orang utusan dari unsur DPC dan PUK di
wilayahnya secara proporsional berdasarkan jumlah anggota dan wilayahnya secara proporsional berdasarkan jumlah anggota dan
keterwakilan unsur perempuan, yang masing-masing memiliki 1 (satu) keterwakilan unsur perempuan minimal 30%, yang masing-masing memiliki
suara.
1 (satu) suara.
c. Pengurus DPP masing-masing memiliki 1 (satu) suara
c. Hak suara masing-masing PUK SP KAHUTINDO adalah 1 (satu) suara setiap
10 (sepuluh) orang anggota yang membayar iuran.
5. Perhitungan jumlah anggota adalah berdasarkan data keanggotaan d. Pengurus DPP masing-masing memiliki 1 (satu) suara
yang membayar iuran sesuai dengan laporan triwulan terakhir
5. Perhitungan jumlah anggota adalah berdasarkan data keanggotaan yang
sebelum pelaksanaan rapat kerja sesuai dengan tingkatannya.
membayar iuran sesuai dengan laporan triwulan terakhir sebelum
pelaksanaan rapat kerja sesuai dengan tingkatannya.
c.
d.
4.
a.
BAB IX
LAPORAN PERANGKAT ORGANISASI
BAB IX
LAPORAN PERANGKAT ORGANISASI
Pasal 17
Pendataan dan Pelaporan
Pasal 17
Pendataan dan Pelaporan
2.
a.
b.
c.
d.
3.
secara nasional
salinan persetujuan bersama atau kesepakatan lainnya yang terjadi di
tingkat pusat dan rekapitulasi perubahan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
secara nasional
rekapitulasi laporan keuangan DPP FSP KAHUTINDO dan nasional
Pelaporan terhadap data keanggotaan, kegiatan dan keuangan dilakukan
2.
oleh setiap perangkat organisasi setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada
perangkat di atasnya, dengan jadwal waktu sebagai berikut:
PUK SP KAHUTINDO memberikan laporan ke DPC FSP KAHUTINDO
a.
dengan tembusan ke DPD FSP KAHUTINDO dan DPP FSP KAHUTINDO
paling lambat pada akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember
setiap tahun
DPC FSP KAHUTINDO memberikan laporan ke DPD FSP KAHUTINDO
b.
dengan tembusan ke DPP FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO di
wilayahnya paling lambat pada pertengahan bulan April, Juli, Oktober dan
Januari setiap tahun
DPD FSP KAHUTINDO memberikan laporan ke DPP FSP KAHUTINDO
c.
dengan tembusan ke DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO di
wilayahnya paling lambat akhir bulan April, Juli, Oktober dan Januari setiap
tahun
DPP FSP KAHUTINDO memberikan rekapitulasi laporan secara nasional
d.
kepada PUK SP KAHUTINDO, DPC FSP KAHUTINDO dan DPD FSP
KAHUTINDO paling lambat pertengahan bulan Mei, Agustus, Nopember
dan Pebruari setiap tahun.
Pengecualian terhadap penjadwalan laporan sebagaimana diatur dalam
3.
ayat (2) pasal ini adalah untuk pelaporan ataupun pemberitahuan terhadap
kegiatan atau kasus yang memerlukan penyelesaian segera, pelaporan
dilakukan sesegera mungkin kepada perangkat diatasnya.
secara nasional
salinan persetujuan bersama atau kesepakatan lainnya yang terjadi di
tingkat pusat dan rekapitulasi perubahan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
secara nasional
rekapitulasi laporan keuangan DPP FSP KAHUTINDO dan nasional
Pelaporan terhadap data keanggotaan, kegiatan dan keuangan dilakukan
oleh setiap perangkat organisasi setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada
perangkat di atasnya, dengan jadwal waktu sebagai berikut:
PUK SP KAHUTINDO memberikan laporan ke DPC FSP KAHUTINDO
dengan tembusan ke DPD FSP KAHUTINDO dan DPP FSP KAHUTINDO
paling lambat pada akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember
setiap tahun
DPC FSP KAHUTINDO memberikan laporan ke DPD FSP KAHUTINDO
dengan tembusan ke DPP FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO di
wilayahnya paling lambat pada pertengahan bulan April, Juli, Oktober dan
Januari setiap tahun
DPD FSP KAHUTINDO memberikan laporan ke DPP FSP KAHUTINDO
dengan tembusan ke DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO di
wilayahnya paling lambat akhir bulan April, Juli, Oktober dan Januari setiap
tahun
DPP FSP KAHUTINDO memberikan rekapitulasi laporan secara nasional
kepada PUK SP KAHUTINDO, DPC FSP KAHUTINDO dan DPD FSP
KAHUTINDO paling lambat pertengahan bulan Mei, Agustus, Nopember
dan Pebruari setiap tahun.
Pengecualian terhadap penjadwalan laporan sebagaimana diatur dalam
ayat (2) pasal ini adalah untuk pelaporan ataupun pemberitahuan terhadap
kegiatan atau kasus yang memerlukan penyelesaian segera, pelaporan
dilakukan sesegera mungkin kepada perangkat diatasnya.
1.
a.
b.
c.
2.
3.
1.
a.
b.
c.
d.
e.
2.
a.
b.
c.
BAB X
SANKSI DAN TINDAKAN DISIPLIN
Pasal 18
Sanksi Organisasi
Pelanggaran terhadap ketentuan yang termuat dalam Anggaran Dasar dan
1.
Anggaran Rumah Tangga, Peraturan serta Keputusan organisasi dikenakan
sanksi organisasi berupa:
Peringatan tertulis, paling banyak 3 (tiga) kali dalam waktu paling lama a.
3
(tiga) bulan.
Pembekuan kegiatan perangkat organisasi sesuai dengan tingkatannya. b.
Pencabutan Surat Keputusan pengesahan dan penggantian pengurus
c.
melalui musyawarah sesuai dengan tingkatannya.
Untuk pelanggaran yang dilakukan oleh PUK SP KAHUTINDO, DPC FSP
2.
KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO, sanksi organisasi diberikan oleh
DPP FSP KAHUTINDO kepada perangkat organisasi yang melakukan
pelanggaran baik secara perorangan maupun kelembagaan berdasarkan
masukan tertulis perangkat diatasnya dan rapat pleno DPP FSP
KAHUTINDO.
Untuk pelanggaran yang dilakukan oleh Pengurus DPP, sanksi organisasi
3.
diambil dalam RAKERNAS berdasarkan masukan tertulis dari DPD FSP
KAHUTINDO dan rapat pleno DPP FSP KAHUTINDO.
BAB X
SANKSI DAN TINDAKAN DISIPLIN
Pasal 18
Sanksi Organisasi
Pelanggaran terhadap ketentuan yang termuat dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, Peraturan serta Keputusan organisasi dikenakan
sanksi organisasi berupa:
Peringatan tertulis, paling banyak 3 (tiga) kali dalam waktu paling lama 3
(tiga) bulan.
Pembekuan kegiatan perangkat organisasi sesuai dengan tingkatannya.
Pencabutan Surat Keputusan pengesahan dan penggantian pengurus
melalui musyawarah sesuai dengan tingkatannya.
Untuk pelanggaran yang dilakukan oleh PUK SP KAHUTINDO, DPC FSP
KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO, sanksi organisasi diberikan oleh
DPP FSP KAHUTINDO kepada perangkat organisasi yang melakukan
pelanggaran baik secara perorangan maupun kelembagaan berdasarkan
masukan tertulis perangkat diatasnya dan rapat pleno DPP FSP
KAHUTINDO.
Untuk pelanggaran yang dilakukan oleh Pengurus DPP, sanksi organisasi
diambil dalam RAKERNAS berdasarkan masukan tertulis dari DPD FSP
KAHUTINDO dan rapat pleno DPP FSP KAHUTINDO.
Pasal 19
Tindakan Disiplin
Disamping sanksi organisasi, tindakan disiplin diberikan kepada anggota atau 1.
pengurus karena terdapat bukti-bukti yang meyakinkan bahwa yang
bersangkutan telah melakukan tindakan yang merugikan kepentingan
organisasi, seperti:
Melalaikan tugas-tugas organisasi.
a.
Menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.
b.
Menyalahgunakan hak milik organisasi untuk kepentingan pribadi.
c.
Melakukan tindakan yang dapat mencemarkan nama baik organisasi.
d.
Melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang termuat dalam e.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan serta Keputusan
organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 Anggaran rumah tangga ini
setelah diberikan sanksi organisasi.
Tindakan disiplin dikenakan kepada anggota atau pengurus organisasi berupa:2.
Peringatan tertulis, paling banyak 3 (tiga) kali dalam waktu paling lama 3 (tiga) a.
bulan.
Pemberhentian sementara.
b.
Pemecatan.
c.
Pasal 19
Tindakan Disiplin
Disamping sanksi organisasi, tindakan disiplin diberikan kepada anggota atau
pengurus karena terdapat bukti-bukti yang meyakinkan bahwa yang
bersangkutan telah melakukan tindakan yang merugikan kepentingan
organisasi, seperti:
Melalaikan tugas-tugas organisasi.
Menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.
Menyalahgunakan hak milik organisasi untuk kepentingan pribadi.
Melakukan tindakan yang dapat mencemarkan nama baik organisasi.
Melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang termuat dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan serta Keputusan
organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 Anggaran rumah tangga ini
setelah diberikan sanksi organisasi.
Tindakan disiplin dikenakan kepada anggota atau pengurus organisasi berupa:
Peringatan tertulis, paling banyak 3 (tiga) kali dalam waktu paling lama 3 (tiga)
bulan.
Pemberhentian sementara.
Pemecatan.
Pasal 20
Pemberhentian Sementara
1. Tindakan pemberhentian sementara (skorsing) dikenakan kepada anggota 1.
atau pengurus setelah diberikan peringatan tertulis 3 (tiga) kali, tetapi masih
melakukan tindakan sebagaimana dalam pasal 19 ayat 1 Anggaran Rumah
Tangga ini.
2. Dikecualikan dari ayat 1 pasal ini, tindakan pemberhentian sementara
2.
(skorsing) dapat diberikan tanpa didahului oleh Surat Peringatan apabila
secara nyata dan terbukti bahwa tindakan pelanggaran tersebut
mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi organisasi.
3. Tindakan pemberhentian sementara (skorsing) dilakukan sebagai berikut; 3.
a. Terhadap anggota atau pengurus PUK, dilakukan oleh PUK SP
a.
KAHUTINDO dalam rapat pengurus PUK SP KAHUTINDO yang
dilaksanakan khusus untuk itu dan dihadiri oleh dan / atau atas permintaan
tertulis lebih dari 1/2 (setengah) jumlah anggota PUK SP KAHUTINDO.
b. Terhadap pengurus DPC, dilakukan oleh DPC FSP KAHUTINDO dalam b.
rapat pengurus DPC FSP KAHUTINDO yang dilaksanakan khusus untuk itu
dan dihadiri oleh lebih dari 1/2 (setengah) jumlah PUK SP KAHUTINDO.
c. Terhadap pengurus DPD, dilakukan oleh DPD FSP KAHUTINDO dalam c.
rapat pengurus DPD FSP KAHUTINDO yang dilaksanakan khusus untuk itud.
dan dihadiri oleh lebih dari 1/2 (setengah) jumlah DPC FSP KAHUTINDO.
d. Terhadap Pengurus DPP selain Presiden dilakukan oleh DPP FSP
KAHUTINDO dalam rapat pengurus DPP FSP KAHUTINDO yang
dilaksanakan khusus untuk itu dan dihadiri oleh lebih dari 1/2 (setengah)
jumlah DPD FSP KAHUTINDO.
Untuk tindakan pemberhentian sementara (skorsing) terhadap ketua PUK
SP KAHUTINDO, ketua DPC FSP KAHUTINDO, ketua DPD FSP
KAHUTINDO, disamping mengacu kepada ayat 3 butir a, b dan c harus
mendapat persetujuan tertulis dari perangkat organisasi setingkat diatasnya.
Untuk tindakan pemberhentian sementara terhadap Presiden DPP FSP
KAHUTINDO dapat dilakukan dalam RAKERNAS.
Pasal 20
Pemberhentian Sementara
Tindakan pemberhentian sementara (skorsing) dikenakan kepada anggota
atau pengurus setelah diberikan peringatan tertulis 3 (tiga) kali, tetapi masih
melakukan tindakan sebagaimana dalam pasal 19 ayat 1 Anggaran Rumah
Tangga ini.
Dikecualikan dari ayat 1 pasal ini, tindakan pemberhentian sementara
(skorsing) dapat diberikan tanpa didahului oleh Surat Peringatan apabila
secara nyata dan terbukti bahwa tindakan pelanggaran tersebut
mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi organisasi.
Tindakan pemberhentian sementara (skorsing) dilakukan sebagai berikut;
Terhadap anggota atau pengurus PUK, dilakukan oleh PUK SP
KAHUTINDO dalam rapat pengurus PUK SP KAHUTINDO yang
dilaksanakan khusus untuk itu dan dihadiri oleh dan / atau atas permintaan
tertulis lebih dari 1/2 (setengah) jumlah anggota PUK SP KAHUTINDO.
Terhadap pengurus DPC, dilakukan oleh DPC FSP KAHUTINDO dalam
rapat pengurus DPC FSP KAHUTINDO yang dilaksanakan khusus untuk itu
dan dihadiri oleh lebih dari 1/2 (setengah) jumlah PUK SP KAHUTINDO.
Terhadap pengurus DPD, dilakukan oleh DPP FSP KAHUTINDO .
Terhadap Pengurus DPP selain Presiden dilakukan oleh DPP FSP
KAHUTINDO dalam rapat pengurus DPP FSP KAHUTINDO yang
dilaksanakan khusus untuk itu dan dihadiri oleh lebih dari 1/2 (setengah)
jumlah DPD FSP KAHUTINDO.
Untuk tindakan pemberhentian sementara (skorsing) terhadap ketua PUK
SP KAHUTINDO, ketua DPC FSP KAHUTINDO, ketua DPD FSP
KAHUTINDO, disamping mengacu kepada ayat 3 butir a, b dan c harus
mendapat persetujuan tertulis dari perangkat organisasi setingkat diatasnya.
Untuk tindakan pemberhentian sementara terhadap Presiden DPP FSP
KAHUTINDO dapat dilakukan dalam RAKERNAS.
Pasal 21
Pemecatan
1. Tindakan pemecatan terhadap anggota atau pengurus organisasi dilakukan1.
setelah dikenakan tindakan pember-hentian sementara tetapi masih
melakukan pelanggaran baik pada saat menjalani skorsing maupun setelah
itu.
2. Tindakan pemecatan dilakukan sebagai berikut:
2.
a. Pemecatan terhadap anggota atau pengurus PUK SP KAHUTINDO
a.
dilakukan oleh PUK SP KAHUTINDO dalam RAKERNIT.
b. Pemecatan terhadap pengurus DPC FSP KAHUTINDO dilakukan oleh DPCb.
FSP KAHUTINDO dalam RAKERCAB.
c. Pemecatan terhadap pengurus DPD FSP KAHUTINDO dilakukan oleh DPDc.
FSP KAHUTINDO dalam RAKERDA.
d. Pemecatan terhadap pengurus DPP FSP KAHUTINDO selain Presiden
d.
dilakukan oleh DPP FSP KAHUTINDO dalam RAKERNAS.
Khusus untuk tindakan pemecatan terhadap ketua PUK SP KAHUTINDO,
ketua DPC FSP KAHUTINDO, ketua DPD FSP KAHUTINDO, disamping
mengacu kepada ayat 2 butir a, b dan c harus mendapat persetujuan tertulis
dari perangkat organisasi setingkat di atasnya.
Tindakan pemecatan terhadap Presiden DPP FSP KAHUTINDO dilakukan
dalam MUNAS.
Pasal 22
Pembelaan Diri
1. Pembelaan diri akibat tindakan pemberhentian sementara (skorsing)
1.
terhadap anggota atau pengurus dapat dilakukan oleh anggota atau
pengurus yang bersangkutan dalam;
a. RAKERNIT untuk anggota atau pengurus PUK SP KAHUTINDO
a.
b. RAKERCAB untuk pengurus DPC FSP KAHUTINDO.
b.
c. RAKERDA untuk pengurus DPD FSP KAHUTINDO.
c.
d. RAKERNAS untuk pengurus DPP FSP KAHUTINDO.
2.
2. Pembelaan diri akibat tindakan pemecatan terhadap anggota atau pengurus
dapat dilakukan oleh anggota atau pengurus yang bersangkutan dalam; a.
a. MUSNIK untuk anggota atau pengurus PUK SP KAHUTINDO
b.
b. MUSCAB untuk pengurus DPC FSP KAHUTINDO.
c.
c. MUSDA untuk pengurus DPD FSP KAHUTINDO.
d. MUNAS untuk pengurus DPP FSP KAHUTINDO.
Pasal 21
Pemecatan
Tindakan pemecatan terhadap anggota atau pengurus organisasi dilakukan
setelah dikenakan tindakan pemberhentian sementara tetapi masih
melakukan pelanggaran baik pada saat menjalani skorsing maupun setelah
itu.
Tindakan pemecatan dilakukan sebagai berikut:
Pemecatan terhadap anggota atau pengurus PUK SP KAHUTINDO
dilakukan oleh PUK SP KAHUTINDO dalam RAKORNIT.
Pemecatan terhadap pengurus DPC FSP KAHUTINDO dilakukan oleh DPC
FSP KAHUTINDO dalam RAKORCAB.
Pemecatan terhadap pengurus DPD FSP KAHUTINDO dilakukan oleh DPP
FSP KAHUTINDO .
Pemecatan terhadap pengurus DPP FSP KAHUTINDO selain Presiden
dilakukan oleh DPP FSP KAHUTINDO dalam RAKERNAS.
Khusus untuk tindakan pemecatan terhadap ketua PUK SP KAHUTINDO,
ketua DPC FSP KAHUTINDO, ketua DPD FSP KAHUTINDO, disamping
mengacu kepada ayat 2 butir a, b dan c harus mendapat persetujuan tertulis
dari perangkat organisasi setingkat di atasnya.
Tindakan pemecatan terhadap Presiden DPP FSP KAHUTINDO dilakukan
dalam MUNAS.
Pasal 22
Pembelaan Diri
Pembelaan diri akibat tindakan pemberhentian sementara (skorsing)
terhadap anggota atau pengurus dapat dilakukan oleh anggota atau
pengurus yang bersangkutan dalam;
RAKERNIT untuk anggota atau pengurus PUK SP KAHUTINDO
RAKORCAB untuk pengurus DPC FSP KAHUTINDO.
RAKERNAS untuk pengurus DPP FSP KAHUTINDO.
Pembelaan diri akibat tindakan pemecatan terhadap anggota atau pengurus
dapat dilakukan oleh anggota atau pengurus yang bersangkutan dalam;
MUSNIK untuk anggota atau pengurus PUK SP KAHUTINDO
Musyawarah pemilihan pengurus untuk pengurus DPC FSP KAHUTINDO.
MUNAS untuk pengurus DPP FSP KAHUTINDO.
BAB (BARU)
UANG KONSOLIDASI ADVOKASI, DANA SOLIDARITAS DAN DANA
MOGOK
Pasal (Baru)
Uang Konsolidasi Advokasi
1.
Pasal (Baru)
Dana Solidaritas
1. Pada setiap kegiatan atau kejadian yang memerlukan dukungan solidaritas,
DPP FSP KAHUTINDO akan membuat surat pemberitahuan secara resmi
baik kepada anggota maupun pihak-pihak diluar anggota untuk
mengumpulkan dana solidaritas.
2. Pengumpulan dana solidaritas dari anggota dilakukan oleh PUK SP
KAHUTINDO, atau oleh DPC FSP KAHUTINDO jika ditempat bekerja yang
bersangkutan belum terbentuk PUK SP KAHUTINDO.
3. Pemungutan dana solidaritas bisa dilakukan dengan cara pemotongan upah
(Check of System) anggota yang telah menandatangani surat kuasa
pemotongan upah khusus untuk dana solidaritas yang disiapkan oleh
organisasi atau pembayaran secara langsung kepada petugas PUK SP
KAHUTINDO.
4. Pada setiap pengumpulan dana solidaritas, PUK SP KAHUTINDO membuat
tanda terima dalam bentuk daftar nama anggota pembayar sesuai dengan
format yang disediakan oleh organisasi.
5. Pengumpulan dana solidaritas dari luar anggota dilakukan oleh badan atau
lembaga yang bersangkutan atau langsung oleh DPP FSP KAHUTINDO.
Pasal (Baru)
Pengelolaan Dana Solidaritas
1. Paling lambat 1 (satu) minggu setelah dana solidaritas terkumpul, PUK SP
KAHUTINDO atau DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO
harus sudah menyetorkan ke rekening bank DPP FSP KAHUTINDO khusus
untuk pengelolaan dana solidaritas.
2. Jumlah dana yang disetor oleh PUK SP KAHUTINDO atau DPC FSP
KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO adalah seluruh dana solidaritas
yang terkumpul dikurangi biaya transfer pada rekening bank yang
bersangkutan.
3. PUK SP KAHUTINDO atau DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP
KAHUTINDO harus mengirimkan copy bukti transfer melalui pos atau fax
atau email ke DPP FSP KAHUTINDO disertai daftar nama anggota
pembayar segera setelah perangkat yang bersangkutan melakukan transfer
ke rekening DPP FSP KAHUTINDO.
4. DPP FSP KAHUTINDO akan mengirimkan tanda terima atas dana yang
telah disetorkan kepada PUK SP KAHUTINDO, DPC FSP KAHUTINDO dan
DPD FSP KAHUTINDO serta rekapitulasi penerimaan dana solidaritas pada
periode yang bersangkutan untuk ditempelkan di papan pengumuman yang
Pasal (Baru)
3.
a.
b.
c.
d.
e.
4.
5.
6.
7.
8.
Pasal (Baru)
Laporan Penggunaan Dana Mogok dan Dana Solidaritas
BAB XI
ATURAN TAMBAHAN
Pasal 23
Aturan Tambahan
Pasal 23
Aturan Tambahan
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku pada saat
1.
ditetapkan, dan apabila di dalamnya terdapat kekeliruan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.
2. Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam dalam Anggaran
2.
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini jika diperlukan akan diatur
kemudian melalui keputusan DPP FSP KAHUTINDO dalam bentuk
Peraturan Organisasi.
3. Segala keputusan dan peraturan organisasi yang bertentangan dengan
3.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini dinyatakan tidak berlaku.
Ditetapkan di : Y o g y a k a r t a
Pada Tanggal : 3 Agustus 2009
PIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN
UMUM SELURUH INDONESIA
(FSP KAHUTINDO)
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku pada saat
ditetapkan, dan apabila di dalamnya terdapat kekeliruan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini jika diperlukan akan diatur
kemudian melalui keputusan DPP FSP KAHUTINDO dalam bentuk
Peraturan Organisasi.
Segala keputusan dan peraturan organisasi yang bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini dinyatakan tidak berlaku.
Ditetapkan di : Denpasar, Bali
Pada Tanggal : 14 Agustus 2014
PIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) V
FEDERASI SERIKAT PEKERJA KAHUTINDO
(FSP KAHUTINDO)