Vous êtes sur la page 1sur 55

AD ART 2009-2014

Rencana DRAFT PERUBAHAN

ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR

BAB I
NAMA, JANGKA WAKTU, BENTUK DAN KEDUDUKAN

BAB I
NAMA, JANGKA WAKTU, BENTUK DAN KEDUDUKAN

Pasal 1
Nama dan Jangka Waktu

Pasal 1
Nama dan Jangka Waktu

Organisasi ini bernama Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan selanjutnya


dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini disebut
organisasi), adalah merupakan kelanjutan dari Serikat Buruh Perkayuan
(SBP) yang didirikan pada tanggal 14 Juli 1973, pada Musyawarah Nasional
tahun 1985 ditetapkan menjadi Serikat Pekerja Perkayuan dan Perhutanan
(SPPP), pada Musyawarah Nasional I tahun 1995 ditetapkan menjadi
Serikat Pekerja Perkayuan dan Perhutanan Indonesia (SP KAHUT
INDONESIA) dan pada Musyawarah Nasional II (dipercepat) pada tanggal 7
- 8 Oktober 1998 ditetapkan menjadi SP KAHUTINDO, selanjutnya pada
Musyawarah Nasional ke III pada tanggal 17-18 Juni 2004 ditetapkan
menjadi Federasi Serikat Pekerja Perkayuan Perhutanan dan Umum
Seluruh Indonesia (FSP KAHUTINDO), untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan.

Organisasi ini bernama Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan selanjutnya


dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini disebut
organisasi), adalah merupakan kelanjutan dari Serikat Buruh Perkayuan
(SBP) yang didirikan pada tanggal 14 Juli 1973, pada Musyawarah Nasional
tahun 1985 ditetapkan menjadi Serikat Pekerja Perkayuan dan Perhutanan
(SPPP), pada Musyawarah Nasional I tahun 1995 ditetapkan menjadi
Serikat Pekerja Perkayuan dan Perhutanan Indonesia (SP KAHUT
INDONESIA) dan pada Musyawarah Nasional II (dipercepat) pada tanggal 7
- 8 Oktober 1998 ditetapkan menjadi SP KAHUTINDO, selanjutnya pada
Musyawarah Nasional ke III pada tanggal 17-18 Juni 2004 ditetapkan
menjadi Federasi Serikat Pekerja Perkayuan Perhutanan dan Umum
Seluruh Indonesia (FSP KAHUTINDO), untuk jangka waktu yang tidak
ditentukan.

Pasal 2
Bentuk dan Kedudukan

Pasal 2
Bentuk dan Kedudukan

1. Organisasi ini berbentuk unitaris atau kesatuan dari para pekerja di semua
1.
sektor baik formal maupun informal, pada tingkat unit disebut Pengurus Unit
Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga ini disingkat PUK SP KAHUTINDO) yang
berkedudukan di satu perusahaan, diluar perusahaan atau di kawasan
industri yang susunan kepengurusannya dipilih oleh anggota dan ditetapkan
dalam Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK), serta bergabung ke Federasi
Serikat Pekerja KAHUTINDO.

Organisasi ini berbentuk unitaris atau kesatuan dari para pekerja di semua
sektor baik formal maupun informal, pada tingkat unit disebut Pengurus Unit
Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan selanjutnya dalam Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga ini disingkat PUK SP KAHUTINDO) yang
berkedudukan di satu perusahaan, diluar perusahaan atau di kawasan
industri yang susunan kepengurusannya dipilih oleh anggota dan ditetapkan
dalam Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK), serta bergabung ke Federasi
Serikat Pekerja KAHUTINDO.

2. Gabungan dari organisasi ini berbentuk Federasi dan disebut Federasi


2.
Serikat Pekerja KAHUTINDO yang struktur perangkatnya terdiri dari;
a. Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan
a.
selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini

Gabungan dari organisasi ini berbentuk Federasi dan disebut Federasi


Serikat Pekerja KAHUTINDO yang struktur perangkatnya terdiri dari;
Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan
selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini

CATATAN

disingkat DPP FSP KAHUTINDO) adalah gabungan dari Dewan Pimpinan


Daerah Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO atau Dewan Pimpinan
Cabang Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO atau Pengurus Unit Kerja
Serikat Pekerja KAHUTINDO dan merupakan perangkat pusat organisasi
yang berkedudukan di ibukota Republik Indonesia, dipimpin oleh Presiden
yang dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS).
b. Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan
b.
selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini
disingkat DPD FSP KAHUTINDO), adalah gabungan dari Dewan Pimpinan
Cabang Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO atau Pengurus Unit Kerja
Serikat Pekerja KAHUTINDO serta merupakan perangkat organisasi yang
berkedudukan di ibukota propinsi atau wilayah yang dipersamakan dengan
itu, yang susunan kepengurusannya dipilih dan ditetapkan dalam
Musyawarah Daerah (MUSDA).
c. Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan
c.
selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini
disingkat DPC FSP KAHUTINDO), adalah gabungan dari Pengurus Unit
Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO dan merupakan perangkat organisasi
yang berkedudukan di ibukota kabupaten/kota atau wilayah yang
dipersamakan dengan itu, atau di daerah kawasan industri yang
dipersamakan
dengan
wilayah
kabupaten/kota,
yang
susunan
kepengurusannya dipilih dalam Musyawarah Cabang (MUSCAB).

disingkat DPP FSP KAHUTINDO) adalah gabungan dari Dewan Pimpinan


Daerah Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO atau Dewan Pimpinan
Cabang Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO atau Pengurus Unit Kerja
Serikat Pekerja KAHUTINDO dan merupakan perangkat pusat organisasi
yang berkedudukan di ibukota Republik Indonesia, dipimpin oleh Presiden
yang dipilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS).
Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan
selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini
disingkat DPD FSP KAHUTINDO), adalah gabungan dari Dewan Pimpinan
Cabang Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO atau Pengurus Unit Kerja
Serikat Pekerja KAHUTINDO serta merupakan perangkat organisasi yang
berkedudukan di ibukota propinsi atau wilayah yang dipersamakan dengan
itu. Ketua DPD FSP Kahutindo dipilih atau di tentukan oleh DPP FSP
Kahutindo di MUNAS dan kepengurusannya adalah para ketua DPC FSP
Kahutindo.
Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO (dan
selanjutnya dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini
disingkat DPC FSP KAHUTINDO), adalah gabungan dari Pengurus Unit
Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO dan merupakan perangkat organisasi
yang berkedudukan di ibukota kabupaten/kota atau wilayah yang
dipersamakan dengan itu, atau di daerah kawasan industri yang
dipersamakan dengan wilayah kabupaten/kota. Ketua DPC FSP Kahutindo
di pilih oleh PUK diwilayah Cabang pada saat pelaksanaan MUNAS.

BAB II
ASAS, SIFAT DAN KEDAULATAN

BAB II
ASAS, SIFAT DAN KEDAULATAN

Pasal 3
Asas

Pasal 3
Asas

Organisasi ini berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945


beserta perubahannya.

Organisasi ini berasaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945


beserta perubahannya.

Pasal 4
Sifat

Pasal 4
Sifat

Organisasi ini bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung


jawab, serta tidak menjadi bagian dari organisasi sosial politik tertentu.

Organisasi ini bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan bertanggung


jawab, serta tidak menjadi bagian dari organisasi sosial politik tertentu.

Pasal 5
Kedaulatan

Pasal 5
Kedaulatan

Anggota adalah pemegang kedaulatan organisasi dan dilaksanakan melalui Anggota adalah pemegang kedaulatan organisasi dan dilaksanakan melalui
musyawarah dan rapat-rapat organisasi menurut tingkatannya.
musyawarah dan rapat-rapat organisasi menurut tingkatannya.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

BAB III
FUNGSI, TUJUAN DAN USAHA

BAB III
FUNGSI, TUJUAN DAN USAHA

Pasal 6
Fungsi

Pasal 6
Fungsi

Organisasi ini berfungsi sebagai:


Wadah dan wahana pembinaan anggota untuk berpartisipasi dalam
1.
pembangunan nasional melalui peningkatan kualitas, disiplin, etos kerja dan
produktivitas.
Sebagai sarana perjuangan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan
2.
anggota dan keluarganya.
Sebagai pelindung serta pembela hak dan kepentingan anggota.
3.
Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan
4.
kepentingan anggota.
Sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan
5.
penyelesaian perselisihan industrial.
Sebagai wakil anggota dalam lembaga kerjasama dibidang ketenagakerjaan
6.
sesuai dengan tingkatannya.
Sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis
7.

Organisasi ini berfungsi sebagai:


Wadah dan wahana pembinaan anggota untuk berpartisipasi dalam
pembangunan nasional melalui peningkatan kualitas, disiplin, etos kerja dan
produktivitas.
Sebagai sarana perjuangan bersama untuk meningkatkan kesejahteraan
anggota dan keluarganya.
Sebagai pelindung serta pembela hak dan kepentingan anggota.
Sebagai wakil dan kuasa anggota dan pekerja di dalam dan di luar
pengadilan.
Sebagai sarana penyalur aspirasi dalam memperjuangkan hak dan
kepentingan anggota.
Sebagai pihak dalam pembuatan perjanjian kerja bersama dan
penyelesaian perselisihan industrial.
Sebagai wakil anggota dalam lembaga kerjasama dibidang ketenagakerjaan

dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.


sesuai dengan tingkatannya.
8. Sebagai perencana, pelaksana dan penanggung jawab pemogokan
8. Sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis
anggota sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
9. Sebagai wakil anggota dalam memperjuangkan kepemilikan saham di
9. Sebagai perencana, pelaksana dan penanggung jawab pemogokan
perusahaan.
anggota sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
10. Sebagai wakil anggota dalam memperjuangkan kepemilikan saham di
perusahaan.
Pasal 7
Tujuan
Tujuan dari Organisasi ini adalah untuk:
1. Terwujudnya perlindungan hak dan kepentingan, serta kesejahteraan yang
1.
layak bagi anggota dan keluarganya.
2. Tercapai dan terjaminnya kesejahteraan kaum pekerja dan keluarganya
2.
serta perbaikan nasib, syarat-syarat kerja dan kondisi kerja.
3. Terciptanya hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan. 3.
4. Terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur, material dan spiritual
4.
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.

1.
2.
3.
4.
5.
6.

Pasal 8
Usaha
Untuk mencapai tujuan tersebut, Organisasi ini melakukan usaha-usaha
antara lain:
Menghimpun dan mempersatukan pekerja baik di sektor formal maupun
informal dengan ikut serta mewujudkan rasa setia kawan dan solidaritas di 1.
antara sesama kaum pekerja.
Meningkatkan partisipasi, prestasi serta peranan pekerja dalam
pembangunan nasional untuk mengisi cita-cita proklamasi kemerdekaan 172.
Agustus 1945.
Memperjuangkan terwujudnya perundang-undangan dan peraturan
ketenagakerjaan serta peraturan pelaksanaannya yang menjamin
3.
terlindunginya hak dan kepentingan pekerja.
Melakukan usaha-usaha untuk dapat menjamin terciptanya kondisi dan
syarat-syarat kerja yang layak serta mencerminkan keadilan maupun
4.
tanggung jawab sosial.
Meningkatkan kualitas anggota dengan menambah ilmu pengetahuan dan
ketrampilan, untuk mempertinggi etos kerja dan produktivitas serta kinerja 5.
organisasi.
Bekerjasama dengan badan-badan pemerintah dan swasta serta organisasi
lain di dalam maupun luar negeri untuk melaksanakan usaha-usaha yang 6.

Pasal 7
Tujuan
Tujuan dari Organisasi ini adalah untuk:
Terwujudnya perlindungan hak dan kepentingan, serta kesejahteraan yang
layak bagi anggota dan keluarganya.
Tercapai dan terjaminnya kesejahteraan kaum pekerja dan keluarganya
serta perbaikan nasib, syarat-syarat kerja dan kondisi kerja.
Terciptanya hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan berkeadilan.
Terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur, material dan spiritual
sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945.
Pasal 8
Usaha
Untuk mencapai tujuan tersebut, Organisasi ini melakukan usaha-usaha
antara lain:
Menghimpun dan mempersatukan pekerja baik di sektor formal maupun
informal dengan ikut serta mewujudkan rasa setia kawan dan solidaritas di
antara sesama kaum pekerja.
Meningkatkan partisipasi, prestasi serta peranan pekerja dalam
pembangunan nasional untuk mengisi cita-cita proklamasi kemerdekaan 17
Agustus 1945.
Memperjuangkan terwujudnya perundang-undangan dan peraturan
ketenagakerjaan serta peraturan pelaksanaannya yang menjamin
terlindunginya hak dan kepentingan pekerja.
Melakukan usaha-usaha untuk dapat menjamin terciptanya kondisi dan
syarat-syarat kerja yang layak serta mencerminkan keadilan maupun
tanggung jawab sosial.
Meningkatkan kualitas anggota dengan menambah ilmu pengetahuan dan
ketrampilan, untuk mempertinggi etos kerja dan produktivitas serta kinerja
organisasi.
Bekerjasama dengan badan-badan pemerintah dan swasta serta organisasi

tidak bertentangan dengan asas dan tujuan organisasi.


7. Mengadakan usaha-usaha koperasi sesama anggota untuk melayani
kebutuhan sendiri, serta usaha-usaha lain yang sah dan bermanfaat yang 7.
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

lain di dalam maupun luar negeri untuk melaksanakan usaha-usaha yang


tidak bertentangan dengan asas dan tujuan organisasi.
Mengadakan usaha-usaha koperasi sesama anggota untuk melayani
kebutuhan sendiri, serta usaha-usaha lain yang sah dan bermanfaat yang
tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga.

BAB IV
PANJI, LAMBANG, LAGU DAN SEMBOYAN

BAB IV
PANJI, LAMBANG, LAGU DAN SEMBOYAN

Pasal 9
Panji

Pasal 9
Panji

Di samping Sang Saka Merah Putih sebagai Bendera Negara, organisasi ini
memiliki Panji dengan warna dasar hijau muda dan lambang organisasi
ditengahnya.

Di samping Sang Saka Merah Putih sebagai Bendera Negara, organisasi ini
memiliki Panji dengan warna dasar hijau muda dan lambang organisasi
ditengahnya.

Pasal 10
Lambang / Simbol

Pasal 10
Lambang / Simbol

Lambang/simbol FSP KAHUTINDO adalah sebagai berikut:


Lambang/simbol FSP KAHUTINDO adalah sebagai berikut:
1. Warna dasar hijau muda; melambangkan kesuburan bumi Indonesia dan 1. Warna dasar hijau muda; melambangkan kesuburan bumi Indonesia dan
pembangunan berkelanjutan.
pembangunan berkelanjutan.
2. Roda dengan lingkaran luar bergerigi warna merah;
2. Roda dengan lingkaran luar bergerigi warna merah;
a. Melambangkan kesatuan pekerja yang bersifat dinamis.
a. Melambangkan kesatuan pekerja yang bersifat dinamis.
b. Jumlah gerigi 14 buah adalah tanggal kelahiran FSP KAHUTINDO.
b. Jumlah gerigi 14 buah adalah tanggal kelahiran FSP KAHUTINDO.
3. Garis lingkaran dalam berwarna putih; melambangkan kesucian
3. Garis lingkaran dalam berwarna putih; melambangkan kesucian
perjuangan.
perjuangan.
4. Kayu gelondongan berwarna coklat; melambangkan kekuatan solidaritas 4. Kayu gelondongan berwarna coklat; melambangkan kekuatan solidaritas
untuk mencapai tujuan bersama.
untuk mencapai tujuan bersama.
5. Pohon berwarna hijau; melambangkan hijaunya hutan dan bumi Indonesia.5. Pohon berwarna hijau; melambangkan hijaunya hutan dan bumi Indonesia.
6. Kayu lapis berwarna coklat; melambangkan keragaman sektor usaha
6. Kayu lapis berwarna coklat; melambangkan keragaman sektor usaha
berdasar klasifikasi lapangan usaha Indonesia.
berdasar klasifikasi lapangan usaha Indonesia.
7. Bangunan pabrik berwarna hitam; melambangkan tempat berproduksi dan 7. Bangunan pabrik berwarna hitam; melambangkan tempat berproduksi dan
lapangan kerja.
lapangan kerja.
8. Padi dan kapas berwarna kuning/hijau dan putih; melambangkan nilai
8. Padi dan kapas berwarna kuning/hijau dan putih; melambangkan nilai
kemakmuran dan kesejahteraan yang menjadi tujuan utama pekerja
kemakmuran dan kesejahteraan yang menjadi tujuan utama pekerja
berserikat.
berserikat.
9. Segilima bergaris tepi hitam dan berwarna putih; melambangkan jiwa
9. Segilima bergaris tepi hitam dan berwarna putih; melambangkan jiwa
Pancasila.
Pancasila.
10. Tulisan huruf SP KAHUTINDO berwarna hitam; melambangkan keteguhan 10. Tulisan huruf SP KAHUTINDO berwarna hitam; melambangkan keteguhan

perjuangan organisasi.

perjuangan organisasi.
Pasal 11
Lagu dan Semboyan

Untuk memperkuat rasa solidaritas dan mempertinggi semangat juang


pekerja, organisasi ini memiliki lagu dan semboyan yang ditetapkan lebih
lanjut dengan peraturan organisasi.

Pasal 11
Lagu dan Semboyan
Untuk memperkuat rasa solidaritas dan mempertinggi semangat juang
pekerja, organisasi ini memiliki lagu dan semboyan yang yang disebut
dengan Mars Kahutindo.

BAB V
HUBUNGAN DENGAN LEMBAGA DAN ORGANISASI PEKERJA LAIN

BAB V
HUBUNGAN DENGAN LEMBAGA DAN ORGANISASI PEKERJA LAIN

Pasal 12
Hubungan dengan Lembaga atau Organisasi lain

Pasal 12
Hubungan dengan Lembaga atau Organisasi lain

Untuk mendukung keberadaan dan perjuangan serikat pekerja khususnya


Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO, organisasi ini dapat menjalin
hubungan kerjasama dengan berbagai organisasi profesi/fungsional
maupun organisasi kemasyarakatan yang mempunyai program dan
kepedulian terhadap perbaikan hubungan industrial dan masalah
ketenagakerjaan.
Pasal 13
Hubungan dengan Organisasi Pekerja lain
1. Pada tingkat pusat, organisasi ini dapat membentuk dan atau menghimpun1.
diri ke dalam konfederasi nasional maupun federasi atau konfederasi
internasional, dengan tetap berpedoman pada independensi organisasi dan
politik bebas dan aktif negara Indonesia.
2. Keputusan mengenai pembentukan atau penggabungan ke dalam atau
2.
dengan organisasi lain baik nasional maupun internasional, maupun
pemisahan atau pembubarannya ditetapkan dalam Musyawarah Nasional
atau Rapat Kerja Nasional.

Untuk mendukung keberadaan dan perjuangan serikat pekerja khususnya


Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO, organisasi ini dapat menjalin
hubungan kerjasama dengan berbagai organisasi profesi/fungsional
maupun organisasi kemasyarakatan yang mempunyai program dan
kepedulian terhadap perbaikan hubungan industrial dan masalah
ketenagakerjaan.
Pasal 13
Hubungan dengan Organisasi Pekerja lain
Pada tingkat pusat, organisasi ini dapat membentuk dan atau menghimpun
diri ke dalam konfederasi nasional maupun federasi atau konfederasi
internasional, dengan tetap berpedoman pada independensi organisasi dan
politik bebas dan aktif negara Indonesia.
Keputusan mengenai pembentukan atau penggabungan ke dalam atau
dengan organisasi lain baik nasional maupun internasional, maupun
pemisahan atau pembubarannya ditetapkan dalam Musyawarah Nasional
atau Rapat Kerja Nasional.

1.
a.
b.
c.
d.
e.
g.
h.
2.

BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 14
Keanggotaan
Keanggotaan organisasi adalah sukarela dan terbuka bagi setiap pekerja di
1.
semua sektor yang termasuk dalam Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia,
meliputi;
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan.
a.
Pertambangan dan Penggalian.
b.
Industri Pengolahan.
c.
Listrik, Gas dan Air Minum
d.
Konstruksi
e.
Perdagangan, Rumah makan dan Jasa Akomodasi.
Angkutan, Penggudangan dan Komunikasi.
g.
Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan.
h.
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan.
Sektor Informal lainnya.
Keanggotaan tersebut pada ayat 1 dinyatakan sah apabila yang
2.
bersangkutan menerima dan menyetujui Anggaran Dasar / Anggaran
Rumah Tangga ini, serta telah memenuhi kewajiban-kewajiban anggota.
Pasal 15
Hak-hak Anggota

1. Hak memilih dan dipilih.


2. Hak bicara, mengajukan pendapat dan saran, baik secara lisan maupun
tertulis untuk kemajuan organisasi.
3. Ikut aktif dalam melaksanakan keputusan organisasi.
4. Mendapat perlindungan dan pembelaan dalam memperjuangkan hakhaknya, baik sebagai pekerja maupun sebagai serikat pekerja.
5. Membela dan dibela dalam sidang organisasi.
6. Mendapat bimbingan, perlindungan dan pembelaan dari organisasi.
Pasal 16
Kewajiban Anggota
1. Mentaati Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga dan peraturanperaturan organisasi.
2. Menjaga, membela dan memelihara nama baik organisasi.
3. Membayar uang pangkal, iuran dan uang konsolidasi.
4. Mentaati dan melaksanakan keputusan-keputusan organisasi.
5. Menghadiri dan mengikuti rapat, pertemuan-pertemuan serta kegiatankegiatan yang diadakan organisasi.

BAB VI
KEANGGOTAAN
Pasal 14
Keanggotaan
Keanggotaan organisasi adalah sukarela dan terbuka bagi setiap pekerja di
semua sektor yang termasuk dalam Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia,
meliputi;
Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan dan Perikanan.
Pertambangan dan Penggalian.
Industri Pengolahan.
Listrik, Gas dan Air Minum
Konstruksi
Perdagangan, Rumah makan dan Jasa Akomodasi.
Angkutan, Penggudangan dan Komunikasi.
Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan dan Jasa Perusahaan.
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan.
Sektor Informal lainnya.
Keanggotaan tersebut pada ayat 1 dinyatakan sah apabila yang
bersangkutan menerima dan menyetujui Anggaran Dasar / Anggaran
Rumah Tangga ini, serta telah memenuhi kewajiban-kewajiban anggota.
Pasal 15
Hak-hak Anggota

1. Hak memilih dan dipilih.


2. Hak bicara, mengajukan pendapat dan saran, baik secara lisan maupun
tertulis untuk kemajuan organisasi.
3. Ikut aktif dalam melaksanakan keputusan organisasi.
4. Mendapat perlindungan dan pembelaan dalam memperjuangkan hakhaknya, baik sebagai pekerja maupun sebagai serikat pekerja.
5. Membela dan dibela dalam sidang organisasi.
6. Mendapat bimbingan, perlindungan dan pembelaan dari organisasi.
Pasal 16
Kewajiban Anggota
1. Mentaati Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga dan peraturanperaturan organisasi.
2. Menjaga, membela dan memelihara nama baik organisasi.
3. Membayar uang pangkal, iuran dan uang konsolidasi.
4. Mentaati dan melaksanakan keputusan-keputusan organisasi.
5. Menghadiri dan mengikuti rapat, pertemuan-pertemuan serta kegiatankegiatan yang diadakan organisasi.

BAB VII
STRUKTUR PERANGKAT ORGANISASI

BAB VII
STRUKTUR PERANGKAT ORGANISASI

Pasal 17
Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO
(PUK SP KAHUTINDO)

Pasal 17
Pengurus Unit Kerja Serikat Pekerja KAHUTINDO
(PUK SP KAHUTINDO)

1. PUK SP KAHUTINDO adalah perangkat organisasi di tingkat perusahaan,


1.
kelompok perusahaan, diluar perusahaan atau kawasan industri sejenis,
serta bergabung ke Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO.
2. PUK SP KAHUTINDO adalah pemegang kedaulatan dalam pelaksanaan
2.
kegiatan organisasi di tingkat unit kerja.
3. PUK SP KAHUTINDO dibentuk di perusahaan, diluar perusahaan atau
3.
sektor informal yang memiliki anggota sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
orang.
4. PUK SP KAHUTINDO bersifat kolektif dan sekurang-kurangnya terdiri dari; 4.
a. Ketua PUK, yang dipilih secara langsung dari dan oleh anggota dalam
a.
Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK).
b. Sekretaris PUK, Bendahara PUK dan Ketua Komite Perempuan PUK yang
b.
dipilih oleh Ketua PUK terpilih bersama formatur dan ditetapkan dalam
Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK)
5. Berdasarkan jumlah dan penyebaran anggota, serta ruang lingkup bidang
5.
tugas pekerjaan, kepengurusan PUK SP KAHUTINDO dapat ditambah atau
dilengkapi dengan beberapa orang wakil ketua, wakil sekretaris atau wakil
bendahara yang membidangi tugas-tugas khusus antara lain:
a.
Bidang organisasi dan keanggotaan
b. Bidang hukum dan pembelaan
b.
c. Bidang pendidikan dan pelatihan
c.
d. Bidang ekonomi dan kesejahteraan
d.
e. Bidang K.3 dan lingkungan hidup
e.
Bidang perempuan
g. Bidang olah raga dan kesenian
g.
h. Bidang keagamaan
h.
Bidang sosial dan hubungan kemasyarakatan
Bidang lainnya yang dianggap perlu
6. Kepengurusan PUK SP KAHUTINDO secara administrasi disahkan dengan
6.
Surat Keputusan DPC FSP KAHUTINDO, atau Surat Keputusan DPD FSP
KAHUTINDO dalam hal DPC FSP KAHUTINDO belum terbentuk, atau
Surat Keputusan DPP FSP KAHUTINDO dalam hal DPC FSP KAHUTINDO
dan DPD FSP KAHUTINDO belum terbentuk, dengan masa bhakti selama 3
(tiga) tahun.

PUK SP KAHUTINDO adalah perangkat organisasi di tingkat perusahaan,


kelompok perusahaan, diluar perusahaan atau kawasan industri sejenis,
serta bergabung ke Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO.
PUK SP KAHUTINDO adalah pemegang kedaulatan dalam pelaksanaan
kegiatan organisasi di tingkat unit kerja.
PUK SP KAHUTINDO dibentuk di perusahaan, diluar perusahaan atau
sektor informal yang memiliki anggota sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
orang.
PUK SP KAHUTINDO bersifat kolektif dan sekurang-kurangnya terdiri dari;
Ketua PUK, yang dipilih secara langsung dari dan oleh anggota dalam
Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK).
Sekretaris PUK, Bendahara PUK dan Ketua Komite Perempuan PUK yang
dipilih oleh Ketua PUK terpilih bersama formatur dan ditetapkan dalam
Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK)
Berdasarkan jumlah dan penyebaran anggota, serta ruang lingkup bidang
tugas pekerjaan, kepengurusan PUK SP KAHUTINDO dapat ditambah atau
dilengkapi dengan beberapa orang wakil ketua, wakil sekretaris atau wakil
bendahara yang membidangi tugas-tugas khusus antara lain:
a.
Bidang organisasi dan keanggotaan
Bidang hukum dan pembelaan
Bidang pendidikan dan pelatihan
Bidang ekonomi dan kesejahteraan
Bidang K.3 dan lingkungan hidup
Bidang perempuan
Bidang olah raga dan kesenian
Bidang keagamaan
Bidang sosial dan hubungan kemasyarakatan
Bidang lainnya yang dianggap perlu
Kepengurusan PUK SP KAHUTINDO secara administrasi disahkan dengan
Surat Keputusan DPC FSP KAHUTINDO, atau Surat Keputusan DPD FSP
KAHUTINDO dalam hal DPC FSP KAHUTINDO belum terbentuk, atau
Surat Keputusan DPP FSP KAHUTINDO dalam hal DPC FSP KAHUTINDO
dan DPD FSP KAHUTINDO belum terbentuk, dengan masa bhakti selama 3
(tiga) tahun.

Pasal 18
Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO
(DPP FSP KAHUTINDO)
1. DPP FSP KAHUTINDO adalah gabungan dari seluruh PUK SP
1.
KAHUTINDO, DPC dan DPD FSP KAHUTINDO sekaligus merupakan
perangkat pusat organisasi yang berkedudukan di ibukota Republik
Indonesia, dipimpin oleh seorang Presiden yang dipilih dan ditetapkan
dalam Musyawarah Nasional (MUNAS).
2. Kepengurusan DPP FSP KAHUTINDO terdiri dari ;
2.
a. Presiden, yang dipilih secara langsung dalam Musyawarah Nasional
a.
(MUNAS).
b. Anggota Pleno DPP terdiri dari para Ketua DPD (Ex-Officio).
b.
c. Sekretaris Jenderal, Sekretaris Internasional, Ketua DPP Bidang Hubungan
Industrial, Ketua DPP Bidang Advokasi dan Ketua Komite Perempuan yang
dipilih oleh Presiden terpilih bersama dengan formatur dan ditetapkan dalam
3.
Musyawarah Nasional (MUNAS).
3. Anggota Pleno DPP adalah pemegang fungsi pengawasan dan.
pengambilan keputusan organisasi di tingkat pusat.
4. Berdasarkan kebutuhan organisasi, DPP FSP KAHUTINDO dapat
dilengkapi dengan beberapa orang direktur atau staf yang membidangi
tugas khusus, antara lain: a.
Departemen
organisasi
dan
keanggotaan
c.
b. Departemen hukum dan pembelaan
d.
c. Departemen pendidikan dan pelatihan
e.
d. Departemen hubungan industrial
e. Departemen ekonomi dan kesejahteraan
g.
Departemen K.3 dan lingkungan hidup
h.
g. Departemen perempuan
h. Departemen teknologi informasi
Departemen perencanaan dan penelitian
Departemen sosial dan hub. kemasyarakatan
5.
k. Departemen lainnya yang dianggap perlu
5. Kepengurusan DPP FSP KAHUTINDO ditetapkan dalam Musyawarah
Nasional (MUNAS) dengan masa bhakti selama 5 (lima) tahun.

Pasal 18
Dewan Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO
(DPP FSP KAHUTINDO)
DPP FSP KAHUTINDO adalah gabungan dari seluruh PUK SP
KAHUTINDO, DPC dan DPD FSP KAHUTINDO sekaligus merupakan
perangkat pusat organisasi yang berkedudukan di ibukota Republik
Indonesia, dipimpin oleh seorang Presiden yang dipilih dan ditetapkan
dalam Musyawarah Nasional (MUNAS).
Kepengurusan DPP FSP KAHUTINDO terdiri dari ;
Presiden, yang dipilih secara langsung dalam Musyawarah Nasional
(MUNAS).
Vice-Presiden, Sekretaris Jenderal, Ketua Komite Perempuan yang dipilih
oleh Presiden terpilih dan ditetapkan dalam Musyawarah Nasional
(MUNAS).
Pengurus DPP adalah pemegang fungsi pengawasan dan pengambilan
keputusan organisasi di tingkat pusat.
Berdasarkan kebutuhan organisasi, DPP FSP KAHUTINDO dapat
dilengkapi dengan satu orang atau lebih direktur/staf yang membidangi
tugas khusus, antara lain:
a. administrasi dan keuangan
b. organisasi dan keanggotaan
hukum dan pembelaan
media dan teknologi informasi
hubungan industrial dan sektoral
ekonomi dan kesejahteraan
K.3 dan lingkungan hidup
perempuan
perencanaan dan penelitian
sosial dan hub. kemasyarakatan
k. bidang lainnya yang dianggap perlu.
Kepengurusan DPP FSP KAHUTINDO ditetapkan dalam Musyawarah
Nasional (MUNAS) dengan masa bhakti selama 5 (lima) tahun.

Pasal 19
Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO
(DPD FSP KAHUTINDO)
1. DPD FSP KAHUTINDO adalah perangkat Federasi Serikat Pekerja
1.
KAHUTINDO yang merupakan gabungan DPC FSP KAHUTINDO dan atau
PUK SP KAHUTINDO yang berkedudukan di ibukota propinsi atau wilayah
yang dipersamakan dengan itu.
2. DPD FSP KAHUTINDO dibentuk di daerah propinsi atau wilayah yang
2.
dipersamakan dengan itu yang memiliki paling sedikit 3 (tiga) DPC FSP
KAHUTINDO atau 5000 (lima ribu) anggota.
3. Kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO terdiri dari:
3.
a. Ketua DPD, yang dipilih secara langsung dalam Musyawarah Daerah.
(MUSDA).
b. Beberapa orang Wakil Ketua sebagai anggota pleno yang merupakan exofficio Ketua DPC FSP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya serta Ketua
b.
Komite Perempuan DPD (ex-officio).
c.
b. Sekretaris DPD yang dipilih oleh Ketua DPD terpilih bersama dengan
formatur dalam Musyawarah Daerah (MUSDA).
4.
4. Anggota Pleno DPD adalah pemegang fungsi pengawasan dan
5.
pengambilan keputusan organisasi di tingkat daerah, serta dapat
melaksanakan tugas Ketua DPD apabila Ketua DPD berhalangan atas
penunjukan Ketua DPD atau berdasarkan keputusan Rapat Kerja Daerah
(RAKERDA).
5. Berdasarkan kebutuhan organisasi, Pengurus Harian DPD dapat dilengkapi
dengan beberapa orang staf yang membidangi tugas khusus, antara lain:
a. Bidang organisasi dan keanggotaan
b. Bidang hukum dan pembelaan
c. Bidang pendidikan dan pelatihan
d. Bidang ekonomi dan kesejahteraan
e. Bidang K.3 dan lingkungan hidup
Bidang perempuan
g. Bidang olah raga dan kesenian
h. Bidang keagamaan
Bidang sosial dan hubungan kemasyarakatan
Bidang lainnya yang dianggap perlu
6. Kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO secara administrasi disahkan
dengan surat keputusan DPP FSP KAHUTINDO dengan masa bhakti
selama 5 (lima) tahun.

Pasal 19
Dewan Pimpinan Daerah Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO
(DPD FSP KAHUTINDO)
DPD FSP KAHUTINDO adalah perangkat Federasi Serikat Pekerja
KAHUTINDO yang merupakan gabungan DPC FSP KAHUTINDO dan atau
PUK SP KAHUTINDO yang berkedudukan di ibukota propinsi atau wilayah
yang dipersamakan dengan itu.
DPD FSP KAHUTINDO dibentuk di daerah propinsi atau wilayah yang
dipersamakan dengan itu yang memiliki paling sedikit 3 (tiga) DPC FSP
KAHUTINDO atau 5000 (lima ribu) anggota.
Kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO terdiri dari:
Ketua DPD, dipilih oleh Presiden terpilih pada pelaksanaan MUNAS, dari
Ketua DPC dengan keanggotaan terbanyak atau Ketua DPC di ibukota
Propinsi.
Sekretaris DPD, diangkat oleh Ketua DPD terpilih.
Komite Perempuan dipilih dari para Ketua Komite Perempuan DPC di
wilayahnya.
Pengurus DPD adalah pengambil keputusan organisasi di tingkat daerah,
Kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO secara administrasi disahkan
dengan surat keputusan DPP FSP KAHUTINDO dengan masa bhakti
selama 5 (lima) tahun.

1.

2.
3.
a.
b.
b.
4.

5.
a.
b.
c.
d.
e.
g.
h.
6.

Pasal 20
Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO
(DPC FSP KAHUTINDO)
DPC FSP KAHUTINDO adalah perangkat Federasi Serikat Pekerja
1.
KAHUTINDO yang merupakan gabungan dari PUK SP KAHUTINDO yang
berkedudukan di ibukota kabupaten/kota atau wilayah yang dipersamakan
dengan itu, atau di daerah kawasan industri yang dipersamakan dengan
wilayah kabupaten/kota.
DPC FSP KAHUTINDO dibentuk di daerah kabupaten/kota atau wilayah
2.
yang dipersamakan dengan itu yang memiliki paling sedikit 3 (tiga) PUK SP
KAHUTINDO atau 2500 (dua ribu lima ratus) anggota.
Kepengurusan DPC FSP KAHUTINDO terdiri dari:
3.
Ketua DPC, yang dipilih secara langsung dalam Musyawarah Cabang
a.
(MUSCAB).
Beberapa orang Wakil Ketua sebagai anggota pleno yang merupakan exb.
officio Ketua PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya serta Ketua
c.
Komite Perempuan DPC (ex-officio).
Sekretaris DPC yang dipilih oleh Ketua DPC terpilih bersama dengan
4.
formatur dalam Musyawarah Cabang (MUSCAB).
Anggota Pleno DPC adalah pemegang fungsi pengawasan dan.
pengambilan keputusan organisasi di tingkat cabang, serta dapat
melaksanakan tugas Ketua DPC apabila Ketua DPC berhalangan atas
penunjukan Ketua DPC atau berdasarkan keputusan Rapat Kerja Cabang
(RAKERCAB).
Berdasarkan kebutuhan organisasi, DPC FSP KAHUTINDO dapat
dilengkapi dengan beberapa orang staf yang membidangi tugas khusus,
antara lain:
Bidang organisasi dan keanggotaan
Bidang hukum dan pembelaan
Bidang pendidikan dan pelatihan
Bidang ekonomi dan kesejahteraan
Bidang K.3 dan lingkungan hidup
Bidang perempuan
Bidang olah raga dan kesenian
Bidang keagamaan
Bidang sosial dan hubungan kemasyarakatan
Bidang lainnya yang dianggap perlu
Kepengurusan DPC FSP KAHUTINDO secara administrasi disahkan
dengan Surat Keputusan DPD FSP KAHUTINDO, atau Surat Keputusan
DPP FSP KAHUTINDO dalam hal DPD FSP KAHUTINDO belum terbentuk,
dengan masa bhakti selama 5 (lima) tahun.

Pasal 20
Dewan Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO
(DPC FSP KAHUTINDO)
DPC FSP KAHUTINDO adalah perangkat Federasi Serikat Pekerja
KAHUTINDO yang merupakan gabungan dari PUK SP KAHUTINDO yang
berkedudukan di ibukota kabupaten/kota atau wilayah yang dipersamakan
dengan itu, atau di daerah kawasan industri yang dipersamakan dengan
wilayah kabupaten/kota.
DPC FSP KAHUTINDO dibentuk di daerah kabupaten/kota atau wilayah
yang dipersamakan dengan itu yang memiliki paling sedikit 3 (tiga) PUK SP
KAHUTINDO atau 2500 (dua ribu lima ratus) anggota.
Pemilihan dan Kepengurusan DPC FSP KAHUTINDO terdiri dari:
Ketua DPC, dipilih secara langsung oleh keterwakilan dari PUK di wilayah
cabang pada saat pelaksanaan MUNAS
Sekretaris DPC, diangkat oleh Ketua DPC terpilih.
Komite Perempuan DPC, dipilih dari perwakilan Komite Perempuan PUK di
wilayahnya.
Pengurus DPC adalah pemegang dan pengambilan keputusan organisasi di
tingkat cabang,
Kepengurusan DPC FSP KAHUTINDO secara administrasi disahkan
dengan Surat Keputusan DPD FSP KAHUTINDO, atau Surat Keputusan
DPP FSP KAHUTINDO dalam hal DPD FSP KAHUTINDO belum terbentuk,
dengan masa bhakti selama 5 (lima) tahun.

1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
3.
a.
b.
c.
d.
4.
a.
b.
c.
d.
5.

Pasal 21
KOMITE PEREMPUAN

Pasal 21
KOMITE PEREMPUAN

Komite Perempuan dibentuk:


1.
Di tingkat PUK; terdiri dari utusan perempuan masing-masing bagian
a.
Di tingkat DPC; terdiri dari utusan perempuan masing-masing PUK
b.
Di tingkat DPD; terdiri dari utusan perempuan masing-masing DPC
c.
Di tingkat DPP; terdiri dari utusan perempuan masing-masing DPD
d.
Kepengurusan Komite Perempuan terdiri dari:
2.
Ketua Komite Perempuan
a.
Wakil-Wakil Ketua Komite Perempuan
b.
Anggota Komite Perempuan
c.
Fungsi dan Tugas Komite Perempuan:
3.
Sebagai bentuk keterwakilan unsur pekerja perempuan dalam struktur
a.
organisasi ditingkat PUK, DPC, DPD dan DPP.
Mengidentifikasi issue-issue dan masalah-masalah pekerja perempuan di
b.
masing-masing perangkat organisasi.
Merumuskan rekomendasi-rekomendasi dan kebijakan organisasi untuk
c.
meningkatkan kualitas kondisi kerja pekerja perempuan.
Membuat program kerja dan melaksanakan kegiatan pendidikan dan
d.
pelatihan sebagai sarana pengembangan kapasitas dan kemampuan
anggota perempuan.
Rapat-rapat Komite Perempuan diselenggarakan:
4.
Di tingkat PUK minimal 2 (dua) bulan sekali
a.
Di tingkat DPC minimal 3 (tiga) bulan sekali
b.
Di tingkat DPD minimal 6 (enam) bulan sekali
c.
Di tingkat DPP minimal 1 (satu) tahun sekali
d.
Anggaran dan biaya kegiatan Komite Perempuan menjadi bagian dalam
5.
RAPPO pada masing-masing perangkat organisasi sesuai dengan
tingkatannya.

Komite Perempuan dibentuk:


Di tingkat PUK; terdiri dari utusan perempuan masing-masing bagian
Di tingkat DPC; terdiri dari utusan perempuan masing-masing PUK
Di tingkat DPD; terdiri dari utusan perempuan masing-masing DPC
Di tingkat DPP; terdiri dari utusan perempuan masing-masing DPD
Kepengurusan Komite Perempuan terdiri dari:
Ketua Komite Perempuan
Wakil-Wakil Ketua Komite Perempuan
Anggota Komite Perempuan
Fungsi dan Tugas Komite Perempuan:
Sebagai bentuk keterwakilan unsur pekerja perempuan dalam struktur
organisasi ditingkat PUK, DPC, DPD dan DPP.
Mengidentifikasi issue-issue dan masalah-masalah pekerja perempuan di
masing-masing perangkat organisasi.
Merumuskan rekomendasi-rekomendasi dan kebijakan organisasi untuk
meningkatkan kualitas kondisi kerja pekerja perempuan.
Membuat program kerja dan melaksanakan kegiatan pendidikan dan
pelatihan sebagai sarana pengembangan kapasitas dan kemampuan
anggota perempuan.
Rapat-rapat Komite Perempuan diselenggarakan:
Di tingkat PUK minimal 2 (dua) bulan sekali
Di tingkat DPC minimal 3 (tiga) bulan sekali
Di tingkat DPD minimal 6 (enam) bulan sekali
Di tingkat DPP minimal 1 (satu) tahun sekali
Anggaran dan biaya kegiatan Komite Perempuan menjadi bagian dalam
RAPPO pada masing-masing perangkat organisasi sesuai dengan
tingkatannya.

BAB VIII
TUGAS DAN KEWENANGAN

BAB VIII
TUGAS DAN KEWENANGAN

Pasal 22
Tugas dan Kewenangan PUK SP KAHUTINDO

Pasal 22
Tugas dan Kewenangan PUK SP KAHUTINDO

1. Menyusun dan mengesahkan Program Kerja organisasi melalui


1. Menyusun dan mengesahkan Program Kerja organisasi melalui
Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK) atau Rapat Kerja Unit (RAKERNIT).
Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK) atau Rapat Koordinasi Unit (RAKORNIT).
2. Menyusun dan mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan
2. Menyusun dan mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) setiap tahun melalui Rapat Kerja Unit Pengeluaran Organisasi (RAPPO) setiap tahun melalui Rapat Koordinasi
(RAKERNIT).
Unit (RAKORNIT).
3. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
3. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
keputusan organisasi.
keputusan organisasi.
4. Melaksanakan kegiatan berdasarkan program kerja atau keputusan
4. Melaksanakan kegiatan berdasarkan program kerja atau keputusan
organisasi.
organisasi.
5. Memiliki kewenangan untuk melaksanakan fungsi bipartit dan pembuatan
5. Memiliki kewenangan untuk melaksanakan fungsi bipartit dan pembuatan
Perjanjian Kerja Bersama atau keputusan dan kesepakatan lainnya baik di Perjanjian Kerja Bersama atau keputusan dan kesepakatan lainnya baik di
dalam maupun di luar perusahaan.
dalam maupun di luar perusahaan.
6. Memiliki kewenangan untuk mewakili anggota dalam menyelesaikan
6. Memiliki kewenangan untuk mewakili anggota dalam menyelesaikan
perselisihan industrial.
perselisihan industrial.
7. Memiliki kewenangan untuk membentuk lembaga-lembaga ekonomi dalam
7. Memiliki kewenangan untuk membentuk lembaga-lembaga ekonomi dalam
usaha meningkatkan kesejahteraan anggota.
usaha meningkatkan kesejahteraan anggota.
8. Dapat mewakili organisasinya untuk menjadi Anggota Pleno DPC dan atau
(pasal 8 di hilangkan tidak ada lage pleno pengurus DPC ).
mengisi keterwakilan pada
lembaga ketenagakerjaan di tingkat
Kabupaten/Kota atau Propinsi.

Pasal 23
Tugas dan Kewenangan
Anggota Pleno DPC, Anggota Pleno DPD dan Anggota Pleno DPP
1. Menyusun dan mengesahkan Program Kerja atau Program Umum
1.
organisasi melalui rapat kerja atau musyawarah sesuai dengan
tingkatannya.
2. Menyusun dan mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan
2.
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) setiap tahun melalui rapat kerja sesuai
dengan tingkatannya.
3. Melakukan pengawasan terhadap kinerja Perangkat organisasi sesuai
3.
dengan tingkatannya.
4. Memberikan tindakan disiplin organisasi atas pelanggaran Pengurus
4.
Organisasi berdasarkan musyawarah, rapat kerja atau rapat pengurus
sesuai dengan tingkatannya.
5. Memiliki kewenangan untuk mewakili organisasi dalam lembaga
5.
ketenagakerjaan, dan lembaga-lembaga lainnya yang terkait di luar
organisasi.
6. Khusus untuk Anggota Pleno DPP:
6.
a. Menyusun konsep perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga
a.
untuk disahkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) serta keputusankeputusan organisasi untuk disahkan dalam Musyawarah Nasional
(MUNAS) atau Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).
b. Mengesahkan hubungan kerjasama atau afiliasi organisasi baik di dalam
b.
maupun di luar negeri berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional
(MUNAS) atau Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).
c. Dapat mewakili organisasi untuk menjabat kepengurusan organisasi afiliasi
c.
baik di dalam maupun luar negeri.

Pasal 23 (DIHAPUS)
Tugas dan Kewenangan
Anggota Pleno DPC, Anggota Pleno DPD dan Anggota Pleno DPP
Menyusun dan mengesahkan Program Kerja atau Program Umum
organisasi melalui rapat kerja atau musyawarah sesuai dengan
tingkatannya.
Menyusun dan mengesahkan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) setiap tahun melalui rapat kerja sesuai
dengan tingkatannya.
Melakukan pengawasan terhadap kinerja Perangkat organisasi sesuai
dengan tingkatannya.
Memberikan tindakan disiplin organisasi atas pelanggaran Pengurus
Organisasi berdasarkan musyawarah, rapat kerja atau rapat pengurus
sesuai dengan tingkatannya.
Memiliki kewenangan untuk mewakili organisasi dalam lembaga
ketenagakerjaan, dan lembaga-lembaga lainnya yang terkait di luar
organisasi.
Khusus untuk Anggota Pleno DPP:
Menyusun konsep perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga
untuk disahkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) serta keputusankeputusan organisasi untuk disahkan dalam Musyawarah Nasional
(MUNAS) atau Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).
Mengesahkan hubungan kerjasama atau afiliasi organisasi baik di dalam
maupun di luar negeri berdasarkan keputusan Musyawarah Nasional
(MUNAS) atau Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).
Dapat mewakili organisasi untuk menjabat kepengurusan organisasi afiliasi
baik di dalam maupun luar negeri.

Pasal 24
Tugas dan Kewenangan
Ketua dan Sekretaris DPC, Ketua dan Sekretaris DPD,
Presiden, Sekretaris Jenderal, Sekretaris Internasional dan Ketua
Bidang DPP

Pasal 24
Tugas dan Kewenangan
Ketua dan Sekretaris DPC, Ketua dan Sekretaris DPD,
Presiden, Vice Presiden, dan Sekretaris Jenderal Sekretaris
Internasional dan Ketua Bidang DPP

1. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta


1. Melaksanakan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta
Keputusan organisasi.
Keputusan organisasi.
2. Menyusun dan mempersiapkan program kerja dan program umum
2. Menyusun dan mempersiapkan program kerja dan program umum
organisasi untuk disahkan melalui rapat kerja atau musyawarah sesuai organisasi untuk disahkan melalui rapat koordinasi atau musyawarah sesuai
dengan tingkatannya.
dengan tingkatannya.
3. Menyusun dan mempersiapkan konsep rencana anggaran pendapatan dan
3. Menyusun dan mempersiapkan konsep rencana anggaran pendapatan dan
pengeluaran organisasi setiap tahun untuk disahkan melalui rapat kerja pengeluaran organisasi setiap tahun untuk disahkan melalui rapat
sesuai dengan tingkatannya.
koordinasi sesuai dengan tingkatannya.
4. Memberikan masukan terhadap setiap keputusan atau kebijakan yang akan
4. Memajukan dan meningkatkan jumlah anggota dan keuangan organisasi.
diambil oleh Anggota Pleno sesuai dengan tingkatannya.
5. Memenangkan kasus-kasus perselisihan dan issue ketenagakerjaan bagi
5. Melaksanakan setiap keputusan dan kebijakan yang dibuat oleh Anggota organisasi.
Pleno sesuai dengan tingkatannya.
6. Mendatangkan keuntungan finansial melalui pelayanan anggota maupun
6. Memajukan dan meningkatkan jumlah anggota dan keuangan organisasi.
penjualan produk organisasi.
7. Memenangkan kasus-kasus perselisihan dan issue ketenagakerjaan bagi
7. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pengurus dan anggota
organisasi.
organisasi.
8. Mendatangkan keuntungan finansial melalui pelayanan anggota maupun
8. Melakukan penelitian dan pengembangan untuk memajukan organisasi.
penjualan produk organisasi.
9. Mengesahkan struktur kepengurusan dibawahnya dengan Surat Keputusan
9. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pengurus dan anggota berdasarkan hasil musyawarah sesuai dengan tingkatannya.
organisasi.
10. Memiliki kewenangan untuk melaksanakan fungsi bipartit dan pembuatan
10. Melakukan penelitian dan pengembangan untuk memajukan organisasi.
Perjanjian Kerja Bersama atau keputusan dan kesepakatan lainnya baik di
11. Mengesahkan struktur kepengurusan dibawahnya dengan Surat Keputusan dalam maupun di luar perusahaan atas permintaan PUK SP KAHUTINDO.
berdasarkan hasil musyawarah sesuai dengan tingkatannya.
11. Memiliki kewenangan untuk mewakili organisasi dan sebagai kuasa anggota
12. Memiliki kewenangan untuk melaksanakan fungsi bipartit dan pembuatan atau pekerja dalam menyelesaikan perselisihan industrial, di dalam dan di
Perjanjian Kerja Bersama atau keputusan dan kesepakatan lainnya baik di luar pengadilan.
dalam maupun di luar perusahaan atas permintaan PUK SP KAHUTINDO. 12. Memiliki kewenangan untuk mewakili organisasi dalam lembaga
13. Memiliki kewenangan untuk mewakili organisasi dalam menyelesaikan ketenagakerjaan, dan lembaga-lembaga lainnya yang terkait di luar
perselisihan industrial.
organisasi, serta dapat mewakili organisasi untuk menjabat kepengurusan
14. Memiliki kewenangan untuk mewakili organisasi dalam lembaga organisasi afiliasi baik di dalam maupun luar negeri.
ketenagakerjaan, dan lembaga-lembaga lainnya yang terkait di luar
13. Memiliki kewenangan untuk membentuk lembaga-lembaga ekonomi dalam
organisasi, serta dapat mewakili organisasi untuk menjabat kepengurusan usaha meningkatkan kesejahteraan anggota.
organisasi afiliasi baik di dalam maupun luar negeri.
14. Menyusun konsep perubahan Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga
15. Memiliki kewenangan untuk membentuk lembaga-lembaga ekonomi dalam untuk disahkan dalam Musyawarah Nasional (MUNAS) serta keputusanusaha meningkatkan kesejahteraan anggota.
keputusan organisasi untuk disahkan dalam Musyawarah Nasional
16. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh anggota pleno (MUNAS) atau Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).
berdasarkan keputusan rapat atau musyawarah sesuai dengan
15. Khusus untuk DPP, mengesahkan hubungan kerjasama atau afiliasi

tingkatannya.

a.
b.
c.
d.

organisasi baik di dalam maupun di luar negeri berdasarkan keputusan


Musyawarah Nasional (MUNAS) atau Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).
(ada penghapusan/peleburan ayat karena membahas pleno yg sudah tidak
relevansi lage dgn struktural kepengurusan )
BAB IX
MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA

BAB IX
MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA

Pasal 25
Musyawarah

Pasal 25
Musyawarah

Musyawarah organisasi terdiri dari:


Musyawarah Unit Kerja disingkat MUSNIK.
Musyawarah Cabang disingkat MUSCAB.
Musyawarah Daerah disingkat MUSDA.
Musyawarah Nasional disingkat MUNAS.

Musyawarah organisasi terdiri dari:


a. Musyawarah Unit Kerja disingkat MUSNIK.
b. Musyawarah Nasional disingkat MUNAS.

Pasal 26
Rapat Kerja
a.
b.
c.
d.

Rapat-rapat organisasi terdiri dari :


Rapat Kerja Unit disingkat RAKERNIT.
Rapat Kerja Cabang disingkat RAKERCAB.
Rapat Kerja Daerah disingkat RAKERDA.
Rapat Kerja Nasional disingkat RAKERNAS.

a.
b.
c.
d.

Pasal 27
Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK)
1. MUSNIK adalah merupakan pelaksanaan kedaulatan organisasi di tingkat 1.
unit kerja, dan berwenang untuk:
a. Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti a.
PUK SP KAHUTINDO.
b. Menetapkan Program Kerja tingkat unit kerja.
b.
c. Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi c.

Pasal 26
Rapat Koordinasi
Guna melakukan evaluasi kegiatan organisasi pada masing-masing
tingkatan maka perlu di adakan rapat-rapat koordinasi organisasi terdiri dari
:
Rapat Koordinasi tingkat PUK di sebut RAKORNIT dilaksanakan sekurang
kurangnya 2 bulan sekali
Rapat Koordinasi tingkat DPC disebut RAKORCAB dilaksanakan
sekurang2nya 3 bulan sekali
Rapat Koordinasi tingkat DPD disebut RAKORDA dilaksanakan sekurangkurangnya 4bulan sekali
Rapat Koordinasi tingkat DPP disebut RAKORNAS dilaksanakan setahun
sekali.
Pasal 27
Musyawarah Unit Kerja (MUSNIK)
MUSNIK adalah merupakan pelaksanaan kedaulatan organisasi di tingkat
unit kerja, dan berwenang untuk:
Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti
PUK SP KAHUTINDO.
Menetapkan Program Kerja tingkat unit kerja.
Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi

(RAPPO) tingkat unit kerja.


d. Memilih dan menetapkan PUK SP KAHUTINDO untuk masa bhakti 3 (tiga) d.
tahun berikutnya.
e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
e.
Membentuk komisi verifikasi apabila diperlukan.
2. MUSNIK dilaksanakan oleh PUK SP KAHUTINDO setiap 3 (tiga) tahun
2.
sekali dan dihadiri oleh:
a. Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO.
a.
b. Anggota atau utusan anggota Unit Kerja SP KAHUTINDO.
b.
c. Utusan DPC FSP KAHUTINDO.
c.
d. Undangan yang ditetapkan oleh PUK SP KAHUTINDO.
d.
3. MUSNIK dapat dipercepat atau ditunda paling lama 1 (satu) tahun hanya 3.
dalam keadaan luar biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Unit
(RAKERNIT) yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah atau
utusan anggota atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota Unit Kerja SP KAHUTINDO.
Pasal 28
Musyawarah Cabang (MUSCAB)
1. MUSCAB adalah merupakan pelaksanaan kedaulatan organisasi di tingkat 1.
cabang, dan berwenang untuk:
a. Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti
DPC FSP KAHUTINDO.
a.
b. Menetapkan Program Kerja tingkat cabang.
c. Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi b.
(RAPPO) tingkat cabang.
c.
d. Memilih dan menetapkan kepengurusan DPC FSP KAHUTINDO untuk
masa bhakti 5 (lima) tahun berikutnya.
d.
e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
Membentuk komisi verifikasi apabila diperlukan.
e.
2. MUSCAB dilaksanakan oleh DPC FSP KAHUTINDO setiap 5 (lima) tahun 2.
sekali dan dihadiri oleh:
a. Pengurus DPC FSP KAHUTINDO.
b. Utusan PUK SP KAHUTINDO.
a.
c. Utusan DPD FSP KAHUTINDO.
b.
d. Undangan yang ditetapkan oleh DPC FSP KAHUTINDO.
c.
3. MUSCAB dapat dipercepat hanya dalam keadaan luar biasa berdasarkan d.
keputusan Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) yang dihadiri oleh dan/atau
atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah PUK SP
3.
KAHUTINDO yang ada di wilayahnya.

(RAPPO) tingkat unit kerja.


Memilih dan menetapkan PUK SP KAHUTINDO untuk masa bhakti 3 (tiga)
tahun berikutnya.
Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
Membentuk komisi verifikasi apabila diperlukan.
MUSNIK dilaksanakan oleh PUK SP KAHUTINDO setiap 3 (tiga) tahun
sekali dan dihadiri oleh:
Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO.
Anggota atau utusan anggota Unit Kerja SP KAHUTINDO.
Utusan DPC FSP KAHUTINDO.
Undangan yang ditetapkan oleh PUK SP KAHUTINDO.
MUSNIK dapat dipercepat atau ditunda paling lama 1 (satu) tahun hanya
dalam keadaan luar biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Unit
(RAKERNIT) yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah atau
utusan anggota atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah anggota Unit Kerja SP KAHUTINDO.
Pasal 28
Musyawarah Pemilihan Pengurus Cabang
Musyawarah Pemilihan pengurus cabang adalah merupakan pelaksanaan
kedaulatan organisasi di tingkat cabang, yang dilaksanakan pada saat
MUNAS dan berwenang untuk:
Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti
Kepengurusan DPC FSP KAHUTINDO.
Menetapkan Program Kerja tingkat cabang.
Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi
(RAPPO) tingkat cabang.
Memilih dan menetapkan kepengurusan DPC FSP KAHUTINDO untuk
masa bhakti 5 (lima) tahun berikutnya, dilaksanakan pada saat MUNAS
Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
Musyawarah Pemilihan Pengurus dilaksanakan oleh DPC FSP
KAHUTINDO dan di fasiliatasi oleh DPP FSP Kahutindo pada saat
pelaksanaan MUNAS setiap 5 (lima) tahun sekali yang dihadiri oleh:
Pengurus DPC FSP KAHUTINDO.
Utusan PUK SP KAHUTINDO.
Utusan DPD FSP KAHUTINDO.
Undangan yang ditetapkan oleh DPP FSP Kahutindo sebagai fasilitator
pelaksanaan Pemilihan Pengurus Cabang Pada saat MUNAS
Musyawarah Pemilihan Pengurus Cabang dapat dipercepat hanya dalam
keadaan luar biasa berdasarkan keputusan Rapat Koordinasi Cabang

4. MUSCAB dapat ditunda paling lama 1 (satu) tahun hanya dalam keadaan
luar biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) yang
dihadiri oleh dan/atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya.
Pasal 29
Musyawarah Daerah (MUSDA)
1. MUSDA adalah merupakan pelaksanaan kedaulatan organisasi di tingkat
daerah, dan berwenang untuk:
a. Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti
DPD FSP KAHUTINDO.
b. Menetapkan Program Kerja tingkat daerah.
c. Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi
(RAPPO) tingkat daerah.
d. Memilih dan menetapkan kepengurusan DPD FSP KAHUTINDO untuk
masa bhakti 5 (lima) tahun berikutnya.
e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
Membentuk komisi verifikasi apabila diperlukan.
2. MUSDA dilaksanakan oleh DPD FSP KAHUTINDO setiap 5 (lima) tahun
sekali dan dihadiri oleh:
a. Pengurus DPD FSP KAHUTINDO.
b. Utusan DPC FSP KAHUTINDO.
c. Utusan PUK SP KAHUTINDO.
d. Utusan DPP FSP KAHUTINDO.
e. Undangan yang ditetapkan oleh DPD FSP KAHUTINDO.
3. MUSDA dapat dipercepat hanya dalam keadaan luar biasa berdasarkan
keputusan Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) yang dihadiri oleh dan/atau
atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah DPC FSP
KAHUTINDO dan/atau 1/2 dari jumlah PUK SP KAHUTINDO yang ada di
wilayahnya.
4. MUSDA dapat ditunda paling lama 1 (satu) tahun hanya dalam keadaan luar
biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) yang
dihadiri oleh dan/atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah DPC FSP KAHUTINDO dan/atau 1/2 dari jumlah PUK SP
KAHUTINDO yang ada di wilayahnya.

(RAKORCAB) yang dihadiri oleh dan/atau atas permintaan tertulis


sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah PUK SP KAHUTINDO yang ada di
wilayahnya dan mendapatkan persetujuan dari DPP FSP Kahutindo.
Pasal 29
Musyawarah Daerah (MUSDA)
Pasal 29 tentang musda di hapus karena ketua DPD ditentukan oleh DPP

Pasal 30
Musyawarah Nasional (MUNAS)

Pasal 30
Musyawarah Nasional (MUNAS)

1. MUNAS adalah merupakan pelaksanaan kedaulatan tertinggi organisasi 1.


dan berwenang untuk:
a. Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti a.
DPP FSP KAHUTINDO.
b. Menetapkan atau mengesahkan Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaranb.
Rumah Tangga organisasi.
c. Menetapkan Program Umum organisasi.
c.
d. Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi d.
(RAPPO).
e. Memilih dan menetapkan Kepengurusan DPP FSP KAHUTINDO untuk
e.
masa bhakti 5 (lima) tahun berikutnya.
Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
g. Membentuk komisi verifikasi apabila diperlukan.
2.
2. MUNAS dilaksanakan oleh DPP FSP KAHUTINDO setiap 5 (lima) tahun
sekali dan dihadiri oleh:
a.
a. Pengurus DPP FSP KAHUTINDO.
b.
b. Utusan DPD FSP KAHUTINDO.
c.
c. Utusan DPC FSP KAHUTINDO.
d.
d. Utusan PUK SP KAHUTINDO.
e.
e. Undangan yang ditetapkan oleh DPP FSP KAHUTINDO.
3.
3. MUNAS dapat dipercepat hanya dalam keadaan luar biasa berdasarkan
keputusan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) yang dihadiri oleh dan/atau
atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah DPD FSP
KAHUTINDO dan/atau 1/2 dari jumlah DPC FSP KAHUTINDO.
4.
4. MUNAS dapat ditunda paling lama 1 (satu) tahun hanya dalam keadaan
luar biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) yang
dihadiri oleh dan/atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah DPD FSP KAHUTINDO dan/atau 1/2 dari jumlah DPC FSP
KAHUTINDO.
Pasal 31
Rapat Kerja Unit (RAKERNIT)
1. Rapat Kerja Unit (RAKERNIT) adalah merupakan forum konsultasi,
koordinasi dan evaluasi tingkat Unit Kerja dalam rangka menetapkan
berbagai keputusan dan kebijaksanaan yang memerlukan dukungan
anggota secara luas, dan berwenang untuk:
a. Menilai laporan pertanggungjawaban tahunan PUK SP KAHUTINDO.

MUNAS adalah merupakan pelaksanaan kedaulatan tertinggi organisasi


dan berwenang untuk:
Menilai dan mengesahkan laporan pertanggungjawaban akhir masa bhakti
DPP FSP KAHUTINDO.
Menetapkan atau mengesahkan Perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga organisasi.
Menetapkan Program Umum organisasi.
Menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan Pengeluaran Organisasi
(RAPPO).
Memilih dan menetapkan Kepengurusan DPP FSP KAHUTINDO dan Ketua
DPD FSP KAHUTINDO untuk masa bhakti 5 (lima) tahun berikutnya.
Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
MUNAS dilaksanakan oleh DPP FSP KAHUTINDO setiap 5 (lima) tahun
sekali dan dihadiri oleh:
Pengurus DPP FSP KAHUTINDO.
Utusan DPD FSP KAHUTINDO.
Utusan DPC FSP KAHUTINDO.
Utusan PUK SP KAHUTINDO.
Undangan yang ditetapkan oleh DPP FSP KAHUTINDO.
MUNAS dapat dipercepat hanya dalam keadaan luar biasa berdasarkan
keputusan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) yang dihadiri oleh dan/atau
atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah DPD FSP
KAHUTINDO dan/atau 1/2 dari jumlah DPC FSP KAHUTINDO.
MUNAS dapat ditunda paling lama 1 (satu) tahun hanya dalam keadaan
luar biasa berdasarkan keputusan Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) yang
dihadiri oleh dan/atau atas permintaan tertulis sekurang-kurangnya 2/3 dari
jumlah DPD FSP KAHUTINDO dan/atau 1/2 dari jumlah DPC FSP
KAHUTINDO.
Pasal 31
Rapat Koordinasi Unit (RAKORNIT)

1. Rapat Koordinasi Unit (RAKORNIT) adalah merupakan forum konsultasi,


koordinasi dan evaluasi tingkat Unit Kerja dalam rangka menetapkan
berbagai keputusan dan kebijaksanaan yang memerlukan dukungan
anggota secara luas, dan berwenang untuk:
a. Menilai laporan pertanggungjawaban tahunan PUK SP KAHUTINDO.

b. Menetapkan rencana kegiatan PUK SP KAHUTINDO dalam 1 (satu) tahun.b.


c. Menyusun dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan
c.
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) tahunan.
d. Merumuskan dan menetapkan rekomendasi-rekomendasi apabila dianggapd.
perlu.
e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
e.
2. RAKERNIT dipimpin oleh PUK SP KAHUTINDO dan dihadiri oleh:
2.
a. Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO
a.
b. Anggota atau perwakilan anggota SP KAHUTINDO.
b.
c. Utusan DPC FSP KAHUTINDO.
c.
d. Undangan yang ditetapkan oleh PUK SP KAHUTINDO.
d.
3. RAKERNIT dilaksanakan oleh PUK SP KAHUTINDO paling sedikit 1(satu) 3.
kali dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 32
Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB)
1. Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) adalah merupakan forum konsultasi, 1.
koordinasi dan evaluasi tingkat cabang dalam rangka keterpaduan dan
koordinasi program dan pengembangan organisasi di tingkat cabang, dan
berwenang untuk:
a. Menilai laporan pertanggungjawaban tahunan DPC FSP KAHUTINDO.
a.
b. Menetapkan rencana kegiatan DPC FSP KAHUTINDO dalam 1 (satu)
b.
tahun.
c. Menyusun dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan
c.
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) tahunan.
d. Merumuskan dan menetapkan rekomendasi-rekomendasi apabila dianggapd.
perlu.
e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
e.
2. RAKERCAB dipimpin oleh DPC FSP KAHUTINDO dan dihadiri oleh:
2.
a. Pengurus DPC FSP KAHUTINDO.
a.
b. Utusan PUK SP KAHUTINDO.
b.
c. Utusan DPD FSP KAHUTINDO
c.
d. Undangan yang ditetapkan oleh DPC FSP KAHUTINDO.
d.
3. RAKERCAB diadakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
3.
Pasal 33
Rapat Kerja Daerah (RAKERDA)
1. Rapat Kerja Daerah (RAKERDA) merupakan forum konsultasi, koordinasi
dan evaluasi tingkat daerah dalam rangka keterpaduan dan koordinasi

Menetapkan rencana kegiatan PUK SP KAHUTINDO dalam 1 (satu) tahun.


Menyusun dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) tahunan.
Merumuskan dan menetapkan rekomendasi-rekomendasi apabila dianggap
perlu.
Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
RAKORNIT dipimpin oleh PUK SP KAHUTINDO dan dihadiri oleh:
Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO
Anggota atau perwakilan anggota SP KAHUTINDO.
Utusan DPC FSP KAHUTINDO.
Undangan yang ditetapkan oleh PUK SP KAHUTINDO.
RAKORNIT dilaksanakan oleh PUK SP KAHUTINDO paling sedikit 1(satu)
kali dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 32
Rapat Koordinasi Cabang (RAKORCAB)
Rapat Koordinasi Cabang (RAKORCAB) adalah merupakan forum
konsultasi, koordinasi dan evaluasi tingkat cabang dalam rangka
keterpaduan dan koordinasi program dan pengembangan organisasi di
tingkat cabang, dan berwenang untuk:
Menilai laporan pertanggungjawaban tahunan DPC FSP KAHUTINDO.
Menetapkan rencana dan mengevaluasi kegiatan DPC FSP KAHUTINDO
dalam 1 (satu) tahun.
Menyusun dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) tahunan.
Merumuskan dan menetapkan rekomendasi-rekomendasi apabila dianggap
perlu.
Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
RAKORCAB dipimpin oleh DPC FSP KAHUTINDO dan dihadiri oleh:
Pengurus DPC FSP KAHUTINDO.
Utusan PUK SP KAHUTINDO.
Utusan DPD FSP KAHUTINDO
Undangan yang ditetapkan oleh DPC FSP KAHUTINDO.
RAKORCAB diadakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 33
Rapat Kerja Daerah (RAKERDA)
(Rakerda tidak dilaksanakan prog DPD bagian dari pada prog DPP )

a.
b.
c.
d.
e.
2.
a.
b.
c.
d.
3.

program dan pengembangan organisasi di tingkat propinsi, dan berwenang


untuk:
Menilai laporan pertanggungjawaban tahunan DPD FSP KAHUTINDO.
Menetapkan rencana kegiatan DPD FSP KAHUTINDO dalam 1 (satu)
tahun.
Menyusun dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) tahunan.
Merumuskan dan menetapkan rekomendasi-rekomendasi apabila dianggap
perlu.
Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
RAKERDA dipimpin oleh DPD FSP KAHUTINDO dan dihadiri oleh:
Pengurus DPD FSP KAHUTINDO.
Utusan DPC FSP KAHUTINDO.
Utusan DPP FSP KAHUTINDO.
Undangan yang ditetapkan oleh DPD FSP KAHUTINDO.
RAKERDA diadakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 34
Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS)

1. Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) merupakan forum konsultasi,


1.
koordinasi dan evaluasi tingkat pusat dalam rangka keterpaduan dan
koordinasi program dan pengembangan organisasi, dan berwenang untuk:
a. Menilai laporan pertanggungjawaban tahunan DPP FSP KAHUTINDO.
a.
b. Menetapkan rencana kegiatan DPP FSP KAHUTINDO dalam 1 (satu)
b.
tahun.
c. Menyusun dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan
c.
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) tahunan.
d. Merumuskan dan menetapkan rekomendasi-rekomendasi apabila dianggapd.
perlu.
e. Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
e.
2. RAKERNAS dipimpin oleh DPP FSP KAHUTINDO dan dihadiri oleh:
2.
a. Pengurus DPP FSP KAHUTINDO.
a.
b. Utusan DPD FSP KAHUTINDO
b.
c. Undangan yang ditetapkan oleh DPP FSP KAHUTINDO.
c.
RAKERNAS diadakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

Pasal 34
Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS)
Rapat Koordinasi Nasional (RAKORNAS) merupakan forum konsultasi,
koordinasi dan evaluasi tingkat pusat dalam rangka keterpaduan dan
koordinasi program dan pengembangan organisasi, dan berwenang untuk:
Menilai laporan pertanggungjawaban tahunan DPP FSP KAHUTINDO.
Menetapkan rencana kegiatan DPP FSP KAHUTINDO dalam 1 (satu)
tahun.
Menyusun dan menetapkan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) tahunan.
Merumuskan dan menetapkan rekomendasi-rekomendasi apabila dianggap
perlu.
Menetapkan keputusan-keputusan lainnya yang dianggap perlu.
RAKORNAS dipimpin oleh DPP FSP KAHUTINDO dan dihadiri oleh:
Pengurus DPP FSP KAHUTINDO.
Utusan DPD FSP KAHUTINDO
Undangan yang ditetapkan oleh DPP FSP KAHUTINDO.
RAKORNAS diadakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

BAB X
PENGGABUNGAN WILAYAH

BAB X
PENGGABUNGAN WILAYAH

Pasal 35
Penggabungan Wilayah

Pasal 35
Penggabungan Wilayah

1. PUK SP KAHUTINDO dapat berkoordinasi dengan DPC FSP KAHUTINDO


1.
terdekat apabila di wilayahnya belum terbentuk DPC FSP KAHUTINDO.
2. DPC FSP KAHUTINDO dapat berkoordinasi dengan DPD FSP
2.
KAHUTINDO terdekat apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP
KAHUTINDO.
3.
Koordinasi sebagaimana ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan ke DPP 3.
FSP KAHUTINDO untuk mendapatkan pengesahan

PUK SP KAHUTINDO dapat berkoordinasi dengan DPC FSP KAHUTINDO


terdekat apabila di wilayahnya belum terbentuk DPC FSP KAHUTINDO.
DPC FSP KAHUTINDO dapat berkoordinasi dengan DPD FSP
KAHUTINDO terdekat apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP
KAHUTINDO.
Koordinasi sebagaimana ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan ke DPP FSP
KAHUTINDO untuk mendapatkan pengesahan.

BAB XI
ADMINISTRASI DAN PELAPORAN

BAB XI
ADMINISTRASI DAN PELAPORAN

Pasal 36
Tata Administrasi dan Surat Menyurat

Pasal 36
Tata Administrasi dan Surat Menyurat

1. Setiap surat dan administrasi lainnya dilakukan kodefikasi dan penomoran


1.
secara seragam.
2. Tata administrasi sekretariat dibuat dengan format administrasi secara
2.
seragam.
3. Penyeragaman kodefikasi, tata penomoran surat dan administrasi lainnya
3.
serta format administrasi sekretariat diatur lebih lanjut dengan peraturan
organisasi.
Pasal 37
Pendataan dan Pelaporan
1. Seluruh perangkat organisasi membuat pendataan keanggotaan, kegiatan
1.
dan keuangan serta melaporkan kepada anggota dan perangkat yang
lainnya.
2. Tata administrasi dan periode pelaporan diatur lebih lanjut dalam anggaran
2.
rumah tangga.

Setiap surat dan administrasi lainnya dilakukan kodefikasi dan penomoran


secara seragam.
Tata administrasi sekretariat dibuat dengan format administrasi secara
seragam.
Penyeragaman kodefikasi, tata penomoran surat dan administrasi lainnya
serta format administrasi sekretariat diatur lebih lanjut dengan peraturan
organisasi.
Pasal 37
Pendataan dan Pelaporan
Seluruh perangkat organisasi membuat pendataan keanggotaan, kegiatan
dan keuangan serta melaporkan kepada anggota dan perangkat yang
lainnya.
Tata administrasi dan periode pelaporan diatur lebih lanjut dalam anggaran
rumah tangga.

BAB XII
KEUANGAN

BAB XII
KEUANGAN

Pasal 38
Sumber Dana dan Distribusi Keuangan

Pasal 38
Sumber Dana dan Distribusi Keuangan

1. Sumber dana organisasi berasal dari ;


1.
a. Uang pangkal, sebesar 2 % dari upah minimum perbulan yang berlaku di
a.
wilayah yang bersangkutan dan dipungut pada waktu anggota mendaftar.
b. Uang iuran, sebesar 1 % dari upah minimum perbulan yang berlaku di
b.
wilayah yang bersangkutan dan dipungut setiap bulan pada saat
pembayaran upah.
c. Uang konsolidasi, jumlah dan penetapannya diatur dengan peraturan
organisasi.
d. Uang Solidaritas dan Dana Mogok, jumlah dan distribusinya diatur dengan
c.
peraturan organisasi.
e. Usaha-usaha lain yang sah dan tidak mengikat.
d.
Bantuan dari mitra kerja baik nasional maupun internasional.
2. Distribusi uang iuran dan uang pangkal untuk masing-masing perangkat
organisasi adalah sebagai berikut:
e.
a. PUK SP KAHUTINDO sebesar 60 % dari total iuran dan uang pangkal
anggota.
2.
b. DPP FSP KAHUTINDO sebesar 40 % dari total iuran dan uang pangkal
anggota, dan selanjutnya didistribusikan oleh DPP FSP KAHUTINDO ke
a.
perangkat organisasi sebagai berikut:
DPC FSP KAHUTINDO sebesar 15 % dari total iuran dan uang pangkal
b.
anggota.
DPD FSP KAHUTINDO sebesar 12,5 % dari total iuran dan uang pangkal
anggota.
DPP FSP KAHUTINDO sebesar 10 % dari total iuran dan uang pangkal
anggota.
Iuran affiliasi sebesar 2,5 % dari total iuran anggota.
3. Penetapan besaran nilai uang pangkal dan uang iuran dilakukan setiap satu
tahun sekali didalam RAKERNAS mengacu pada ayat 1 butir a dan butir b.
4. Penyaluran uang iuran dilakukan oleh PUK SP KAHUTINDO paling lambat
tanggal 15 setiap bulannya melalui transfer ke rekening bank DPP FSP
3.
KAHUTINDO dan salinan bukti transfer dari bank dikirim ke DPP FSP
KAHUTINDO serta tembusan ke perangkat diatasnya.
4.
5. DPP FSP KAHUTINDO akan mendistribusikan uang iuran kepada DPD dan
DPC selambat-lambatnya tanggal 5 pada bulan berikutnya.
6. Seluruh perangkat organisasi harus memiliki rekening pada bank yang

Sumber dana organisasi berasal dari ;


Uang pangkal, sebesar 2 % dari upah minimum perbulan yang berlaku di
wilayah yang bersangkutan dan dipungut pada waktu anggota mendaftar.
Uang iuran, sebesar 1 % dari upah minimum perbulan yang berlaku di
wilayah yang bersangkutan dan dipungut setiap bulan pada saat
pembayaran upah. Khusus untuk sektor perkebunan, kehutanan (HPH/HTI)
dan pertambangan, uang iuran yang berlaku adalah flat Rp. 50,000 (lima
puluh ribu rupiah) per anggota per bulan.
Uang konsolidasi advokasi, sebesar 2,5 10% dari total pembayaran
upah/pesangon/klaim yang dituntut anggota/pekerja.
Dana Solidaritas dan Dana Mogok, sebesar Rp. 5,000 (lima ribu rupiah) per
anggota per bulan, atau Rp. 60,000 (enam puluh ribu rupiah) per anggota
per tahun.
Usaha-usaha lain yang sah dan tidak mengikat.
Bantuan dari mitra kerja baik nasional maupun internasional.
Distribusi uang iuran dan uang pangkal untuk masing-masing perangkat
organisasi adalah sebagai berikut:
PUK SP KAHUTINDO sebesar 50 % dari total iuran dan uang pangkal
anggota.
DPP FSP KAHUTINDO sebesar 50 % dari total iuran dan uang pangkal
anggota, dan selanjutnya didistribusikan oleh DPP FSP KAHUTINDO ke
perangkat organisasi sebagai berikut:
DPC FSP KAHUTINDO sebesar 20 % dari total iuran dan uang pangkal
anggota.
DPD FSP KAHUTINDO sebesar 10 % dari total iuran dan uang pangkal
anggota.
DPP FSP KAHUTINDO sebesar 10 % dari total iuran dan uang pangkal
anggota.
Iuran affiliasi sebesar 10 % dari total iuran anggota.
Penetapan besaran nilai uang pangkal dan uang iuran dilakukan setiap satu
tahun sekali didalam RAKORNAS mengacu pada ayat 1 butir a dan butir b.
Penyaluran uang iuran dilakukan oleh PUK SP KAHUTINDO paling lambat
tanggal 15 setiap bulannya melalui transfer ke rekening bank DPP FSP
KAHUTINDO dan salinan bukti transfer dari bank dikirim ke DPP FSP
KAHUTINDO serta tembusan ke perangkat diatasnya.

ditetapkan DPP FSP KAHUTINDO atas nama organisasi.

5. DPP FSP KAHUTINDO akan mendistribusikan uang iuran kepada DPD dan
DPC selambat-lambatnya tanggal 5 pada bulan berikutnya.
6. Seluruh perangkat organisasi harus memiliki rekening pada bank yang
ditetapkan DPP FSP KAHUTINDO atas nama organisasi.

Pasal 39
Rencana Anggaran dan Pelaporan Keuangan
1. Setiap perangkat organisasi menyusun rencana Anggaran Pendapatan dan
1.
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) setiap 1 (satu) tahun dan ditetapkan
melalui rapat kerja sesuai dengan tingkatannya.
2. Laporan keuangan dibuat oleh masing-masing perangkat secara periodik
2.
dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan menggunakan format dan tata administrasi
keuangan secara seragam.
3. Pedoman mengenai penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
3.
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) serta format laporan dan administrasi
keuangan diatur lebih lanjut dalam peraturan organisasi.

Pasal 39
Rencana Anggaran dan Pelaporan Keuangan
Setiap perangkat organisasi menyusun rencana Anggaran Pendapatan dan
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) setiap 1 (satu) tahun dan ditetapkan
melalui rapat kerja sesuai dengan tingkatannya.
Laporan keuangan dibuat oleh masing-masing perangkat secara periodik
dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan menggunakan format dan tata administrasi
keuangan secara seragam.
Pedoman mengenai penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan
Pengeluaran Organisasi (RAPPO) serta format laporan dan administrasi
keuangan diatur lebih lanjut dalam peraturan organisasi.

BAB XIII
ATURAN PERALIHAN

BAB XIII
ATURAN PERALIHAN

Pasal 40
Aturan Peralihan

Pasal 40
Aturan Peralihan

Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar
ini diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga yang sekaligus ini diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga yang sekaligus
merupakan penjabaran dari Anggaran Dasar sebagai berikut;
merupakan penjabaran dari Anggaran Dasar sebagai berikut;
ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN RUMAH TANGGA

BAB I
TATA CARA PENDAFTARAN ANGGOTA

BAB I
TATA CARA PENDAFTARAN ANGGOTA, KARTU TANDA ANGGOTA
DAN PENGURUS

Pasal 1
Pendaftaran Anggota
1. Setiap pekerja yang bermaksud menjadi anggota SP KAHUTINDO
mengajukan permohonan tertulis dengan mengisi formulir permohonan
1.
menjadi anggota SP KAHUTINDO yang disediakan oleh perangkat
organisasi.
2. Formulir permohonan menjadi anggota SP KAHUTINDO dibuat rangkap 4
dan dilampiri pas foto terbaru ukuran 2 x 3 cm sebanyak 4 (empat) lembar,
2.

Pasal 1
Pendaftaran Anggota
Setiap pekerja yang bermaksud menjadi anggota SP KAHUTINDO
mengajukan permohonan tertulis dengan mengisi formulir permohonan
menjadi anggota SP KAHUTINDO yang disediakan oleh perangkat
organisasi.
Formulir permohonan menjadi anggota SP KAHUTINDO dibuat rangkap 4

disampaikan kepada PUK SP KAHUTINDO di tempat bekerja yang


bersangkutan.
3. Apabila di tempat bekerja yang bersangkutan belum terbentuk PUK SP
KAHUTINDO, formulir permohonan menjadi anggota disampaikan ke DPC
3.
FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO jika di wilayahnya belum
terbentuk DPC FSP KAHUTINDO, atau ke DPP FSP KAHUTINDO jika di
wilayahnya belum terbentuk DPC dan DPD FSP KAHUTINDO.
4. Bagi pekerja yang pernah menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh
selain SP KAHUTINDO jika bermaksud menjadi anggota SP KAHUTINDO
4.
harus melampirkan foto copy permohonan pengunduran diri dari
keanggotaan serikat pekerja/serikat buruh sebelumnya, terkecuali apabila
serikat pekerja/serikat buruh yang bersangkutan bubar atau dibubarkan
berdasarkan undang-undang.
5. Selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari semenjak
permohonan diterima, perangkat organisasi yang bersangkutan harus
5.
sudah memberikan jawaban apakah permohonan keanggotaan pekerja
yang bersangkutan diterima atau ditolak.

dan dilampiri pas foto terbaru ukuran 2 x 3 cm sebanyak 4 (empat) lembar,


disampaikan kepada PUK SP KAHUTINDO di tempat bekerja yang
bersangkutan.
Apabila di tempat bekerja yang bersangkutan belum terbentuk PUK SP
KAHUTINDO, formulir permohonan menjadi anggota disampaikan ke DPC
FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO jika di wilayahnya belum
terbentuk DPC FSP KAHUTINDO, atau ke DPP FSP KAHUTINDO jika di
wilayahnya belum terbentuk DPC dan DPD FSP KAHUTINDO.
Bagi pekerja yang pernah menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh
selain SP KAHUTINDO jika bermaksud menjadi anggota SP KAHUTINDO
harus melampirkan foto copy permohonan pengunduran diri dari
keanggotaan serikat pekerja/serikat buruh sebelumnya, terkecuali apabila
serikat pekerja/serikat buruh yang bersangkutan bubar atau dibubarkan
berdasarkan undang-undang.
Selambat-lambatnya dalam waktu 30 (tiga puluh) hari semenjak
permohonan diterima, perangkat organisasi yang bersangkutan harus
sudah memberikan jawaban apakah permohonan keanggotaan pekerja
yang bersangkutan diterima atau ditolak.
6. Jika permohonan keanggotaan pekerja yang bersangkutan diterima, paling
6. Jika permohonan keanggotaan pekerja yang bersangkutan diterima, paling
lambat dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak permohonan diterima, lambat dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak permohonan diterima,
perangkat organisasi yang bersangkutan harus sudah menyampaikan perangkat organisasi yang bersangkutan harus sudah menyampaikan
laporan tertulis disertai dengan formulir permohonan menjadi anggota serta laporan tertulis disertai dengan formulir permohonan menjadi anggota serta
biaya pembuatan Kartu Tanda Anggota (KTA) ke DPP FSP KAHUTINDO biaya pembuatan Kartu Tanda Anggota (KTA) ke DPP FSP KAHUTINDO
untuk dibuatkan Kartu Tanda Anggota (KTA).
untuk dibuatkan Kartu Tanda Anggota (KTA).
7. Kartu Tanda Anggota (KTA) dan persyaratan lainnya serta biaya
7. Kartu Tanda Anggota (KTA) dan persyaratan lainnya serta biaya
pembuatannya untuk setiap anggota diatur lebih lanjut dalam peraturan pembuatannya untuk setiap anggota diatur lebih lanjut dalam peraturan
organisasi.
organisasi.
Pasal 2
Pendaftaran Ulang Keanggotaan

Pasal 2
Pendaftaran Ulang Keanggotaan

1. Anggota SP KAHUTINDO harus melakukan pendaftaran ulang setiap 1.


5
(lima) tahun sekali sesuai dengan tanggal yang tertera dalam Kartu Tanda
Anggota (KTA) dengan mengisi formulir pendaftaran ulang keanggotaan.
2. Pendaftaran ulang keanggotaan dikoordinir oleh PUK SP KAHUTINDO atau
2.
DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO jika di perusahaan
yang bersangkutan belum terbentuk PUK SP KAHUTINDO.

Anggota SP KAHUTINDO harus melakukan pendaftaran ulang setiap 5


(lima) tahun sekali sesuai dengan tanggal yang tertera dalam Kartu Tanda
Anggota (KTA) dengan mengisi formulir pendaftaran ulang keanggotaan.
Formulir pendaftaran ulang keanggotaan dibuat rangkap 2 (dua) dan
dilampiri pas foto terbaru ukuran 2 x 3 cm sebanyak 2 (dua) lembar,
disampaikan kepada PUK SP KAHUTINDO di tempat bekerja yang
bersangkutan. dan selanjutnya PUK SP KAHUTINDO mengirimkan 1
rangkap ke DPP FSP KAHUTINDO.
3. Pendaftaran ulang keanggotaan dikoordinir oleh PUK SP KAHUTINDO atau
DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO jika di perusahaan

atau tempat bekerja yang bersangkutan belum terbentuk PUK SP


KAHUTINDO.
4. Segera setelah formulir pendaftaran ulang diterima oleh perangkat
organisasi, maka perangkat yang bersangkutan mengirimkan 1 (satu)
rangkap secara serempak disertai dengan biaya pembuatan Kartu Tanda
Anggota ke DPP FSP KAHUTINDO.
Pasal (Baru)
Kartu Tanda Pengurus
1. Segera setelah diterbitkan surat keputusan tentang pengesahan personalia
kepengurusan perangkat organisasi, setiap pengurus organisasi
mengajukan permohonan untuk memperoleh Kartu Anggota Pengurus
dengan mengisi Formulir Biodata Pengurus yang disediakan oleh perangkat
organisasi.
2. Formulir Biodata Pengurus dibuat rangkap 2 (dua) dan dilampiri pas foto
terbaru ukuran 3 x 4 cm sebanyak 2 (dua) lembar serta biaya pembuatan
Kartu Anggota Pengurus, disampaikan ke DPP FSP KAHUTINDO.
3. Selambat-lambatnya dalam waktu 60 (enam puluh) hari semenjak
permohonan lengkap dengan persyaratan yang diperlukan diterima, DPP
FSP KAHUTINDO sudah menerbitkan Kartu Anggota Pengurus dan
mendistribusikan kepada perangkat organisasi yang bersangkutan.
(Pasal baru)
Bentuk Kartu Tanda Anggota dan Pengurus
1. Kartu Tanda Anggota (KTA) berbentuk segi empat landscape laminasi tebal
250 micon berukuran 8,5 x 5,5 cm warna putih dan biru muda (Light
turquoise) dengan latar belakang gambar peta dunia, memuat informasi
tentang :
Logo dan Kop DPP FSP KAHUTINDO;
Nomor Kartu Tanda Anggota;
Nama Anggota;
Tanggal Lahir Anggota;
Alamat Unit Kerja;
Masa berlaku Kartu Tanda Anggota;
Pas foto ukuran 2 x 3 cm;
Nama dan tanda tangan Presiden FSP KAHUTINDO;
Barcode Nomor Kartu Tanda Anggota.

2. Kartu Anggota Pengurus berbentuk segi empat portrait laminasi tebal 250
mikron berukuran 5,5 x 8,5 cm warna putih dan abu-abu (Ashgrey) dengan
latar belakang gambar garis globe, memuat informasi tentang :
Logo dan Kop DPP FSP KAHUTINDO;
Nomor Kartu Anggota Pengurus;
Nama Anggota Pengurus;
Jabatan dan Alamat perangkat organisasi;
Masa berlaku Kartu Anggota Pengurus;
Pas foto ukuran 3 x 4 cm;
Barcode Nomor Kartu Anggota Pengurus.
3. Contoh bentuk Kartu Tanda Anggota dan Pengurus adalah sebagaimana
terlampir dalam Anggaran Rumah Tangga ini.
Pasal (Baru)
Biaya Pembuatan Kartu Tanda Anggota dan Pengurus
1. Biaya Pembuatan Kartu Tanda Anggota atau Kartu Anggota Pengurus
adalah sebesar Rp 5.000 (Lima ribu rupiah), meliputi :
b. Biaya cetak dan laminating kartu sebesar Rp 3.000 (Tiga ribu rupiah); dan
c. Biaya administrasi dan distribusi sebesar Rp 2.000 (Dua ribu rupiah),
dengan pembagian;
1) Rp 500 (Lima ratus rupiah) untuk biaya administrasi DPP FSP
KAHUTINDO,
2) Masing-masing Rp 500 (Lima ratus rupiah) untuk PUK SP KAHUTINDO,
DPC FSP KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO tempat anggota atau
pengurus mengajukan permohonan Kartu Tanda Anggota atau Kartu
Anggota Pengurus.
2. Seluruh biaya pembuatan Kartu Tanda Anggota atau Kartu Anggota
Pengurus di transfer melalui rekening bank DPP FSP KAHUTINDO pada
saat pengajuan permohonan pembuatan Kartu Tanda Anggota atau Kartu
Anggota Pengurus.
3. Biaya pembuatan pas foto, perbanyakan dan pengiriman berkas dan
formulir permohonan Kartu Tanda Anggota atau Kartu Anggota Pengurus
dibebankan kepada PUK SP KAHUTINDO anggota atau pengurus atau
perangkat organisasi yang bersangkutan.
4. Biaya pengiriman Kartu Tanda Anggota atau Kartu Anggota Pengurus
dibebankan ke DPP FSP KAHUTINDO.
5. Pengajuan permohonan pembuatan Kartu Tanda Anggota bagi anggota
baru jika ditempat bekerja yang bersangkutan belum terbentuk PUK SP
KAHUTINDO dikoordinir oleh DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP

KAHUTINDO, atau langsung ke DPP FSP KAHUTINDO bersamaan dengan


pembayaran Uang pangkal anggota.
Pasal (Baru)
Kodefikasi Nomor Kartu Tanda Anggota dan Pengurus
1. Kodefikasi nomor Kartu Tanda Anggota terdiri dari 10 (sepuluh) angka
dengan susunan sebagai berikut :
a) 2 angka depan (angka pertama dan kedua) adalah merupakan nomor kode
DPD FSP KAHUTINDO daerah yang bersangkutan;
b) 2 angka berikutnya (angka ketiga dan keempat) adalah merupakan nomor
kode DPC FSP KAHUTINDO cabang yang bersangkutan;
c) 2 angka berikutnya (angka kelima dan keenam) adalah merupakan nomor
kode PUK SP KAHUTINDO unit kerja yang bersangkutan;
d) 4 angka terakhir (angka ketujuh sampai dengan kesepuluh) adalah
merupakan nomor anggota pada unit kerja yang bersangkutan.
2. Kodefikasi nomor Kartu Anggota Pengurus PUK SP KAHUTINDO terdiri dari
huruf U dan 8 (delapan) angka dengan susunan sebagai berikut :
a) 2 angka depan (angka pertama dan kedua) adalah merupakan nomor kode
DPD FSP KAHUTINDO daerah yang bersangkutan;
b) 2 angka berikutnya (angka ketiga dan keempat) adalah merupakan nomor
kode DPC FSP KAHUTINDO cabang yang bersangkutan;
c) 2 angka berikutnya (angka kelima dan keenam) adalah merupakan nomor
kode PUK SP KAHUTINDO unit kerja yang bersangkutan;
d) 2 angka terakhir (angka ketujuh dan kedelapan) adalah merupakan nomor
anggota Pengurus PUK SP KAHUTINDO pada unit kerja yang
bersangkutan.
3. Kodefikasi nomor Kartu Anggota Pengurus DPC FSP KAHUTINDO terdiri
dari huruf DPC dan 6 (enam) angka dengan susunan sebagai berikut :
a) 2 angka depan (angka pertama dan kedua) adalah merupakan nomor kode
DPD FSP KAHUTINDO daerah yang bersangkutan;
b) 2 angka berikutnya (angka ketiga dan keempat) adalah merupakan nomor
kode DPC FSP KAHUTINDO cabang yang bersangkutan;
c) 2 angka terakhir (angka kelima dan keenam) adalah merupakan nomor
anggota pengurus DPC FSP KAHUTINDO pada cabang yang
bersangkutan;
4. Kodefikasi nomor Kartu Anggota Pengurus DPD FSP KAHUTINDO terdiri
dari huruf DPD dan 4 (empat) angka dengan susunan sebagai berikut :

a) 2 angka depan (angka pertama dan kedua) adalah merupakan nomor kode
DPD FSP KAHUTINDO daerah yang bersangkutan;
b) 2 angka berikutnya (angka ketiga dan keempat) adalah merupakan nomor
anggota pengurus DPD FSP KAHUTINDO daerah yang bersangkutan;
5. Kodefikasi dan Nomor Kartu Anggota Pengurus DPP FSP KAHUTINDO
terdiri dari huruf DPP dan 2 (dua) angka yang merupakan nomor anggota
pengurus DPP FSP KAHUTINDO.
6. Penetapan kodefikasi nomor DPD, DPC dan PUK dilakukan oleh DPP FSP
KAHUTINDO dan selengkapnya sebagaimana tertuang dalam lampiran
Peraturan Organisasi ini.
7. Kodefikasi nomor DPD, DPC dan PUK yang baru terbentuk setelah
diterbitkannya Peraturan Organisasi ini ditetapkan oleh DPP FSP
KAHUTINDO sesuai dengan urutan perangkat pada cabang atau daerah
yang bersangkutan.
Pasal (Baru)
Buku Daftar Anggota dan Laporan Data Keanggotaan
1. Setiap Perangkat Organisasi melakukan pendataan keanggotaan mengacu
pada Anggaran Rumah Tangga pasal 17 ayat 1 dengan membuat Buku
Daftar Anggota.
2. Pelaporan data keanggotaan dilakukan oleh perangkat organisasi setiap 3
(tiga) bulan sekali mengacu pada Anggaran Rumah Tangga pasal 17 ayat 2.
3. Format Buku Daftar Anggota dan Laporan Data Keanggotaan ditetapkan
oleh DPP FSP KAHUTINDO dengan contoh sebagaimana tertuang dalam
lampiran Peraturan Organisasi ini.

Pasal 3
Berakhirnya keanggotaan

Pasal 3
Berakhirnya keanggotaan
Seorang anggota kehilangan hak dan berakhir keanggotaannya dikarenakan:
Seorang anggota kehilangan hak dan berakhir keanggotaannya dikarenakan: 1. Meninggal dunia.
1. Meninggal dunia.
2. Mengundurkan diri secara tertulis.

2. Mengundurkan diri secara tertulis.


3. Menjadi anggota atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh yang lainnya.
3. Menjadi anggota atau pengurus serikat pekerja/serikat buruh yang lainnya. 4. Diberhentikan oleh organisasi.
4. Diberhentikan oleh organisasi.
BAB II
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN PUK SP KAHUTINDO

BAB II
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN PUK SP KAHUTINDO

Pasal 4
Pembentukan Unit Kerja

Pasal 4
Pembentukan Unit Kerja

1. TAHAP PERSIAPAN
1.
a. Pekerja/calon anggota mendaftarkan diri untuk menjadi anggota di DPC
a.
FSP KAHUTINDO dengan mengisi formulir permohonan menjadi anggota
SP KAHUTINDO
b. Apabila di wilayah tersebut belum ada DPC FSP KAHUTINDO, pendaftaran
b.
bisa dilakukan di DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO.
c. Apabila jumlah yang terdaftar di satu perusahaan, kelompok perusahaan
c.
atau kawasan industri dan sektor informal telah mencapai jumlah sekurangkurangnya 10 (sepuluh) orang, maka DPC FSP KAHUTINDO dapat
memproses pembentukan PUK SP KAHUTINDO.
d. Apabila di wilayah tersebut belum ada DPC FSP KAHUTINDO maka proses
d.
pembentukan PUK SP KAHUTINDO dilakukan oleh DPD FSP
KAHUTINDO, dan jika dalam wilayah tersebut belum ada DPC FSP
KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO maka proses pembentukan PUK
SP KAHUTINDO dilakukan oleh DPP FSP KAHUTINDO.

TAHAP PERSIAPAN
Pekerja/calon anggota mendaftarkan diri untuk menjadi anggota di DPC
FSP KAHUTINDO dengan mengisi formulir permohonan menjadi anggota
SP KAHUTINDO
Apabila di wilayah tersebut belum ada DPC FSP KAHUTINDO, pendaftaran
bisa dilakukan di DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO.
Apabila jumlah yang terdaftar di satu perusahaan, kelompok perusahaan
atau kawasan industri dan sektor informal telah mencapai jumlah sekurangkurangnya 10 (sepuluh) orang, maka DPC FSP KAHUTINDO dapat
memproses pembentukan PUK SP KAHUTINDO.
Apabila di wilayah tersebut belum ada DPC FSP KAHUTINDO maka proses
pembentukan PUK SP KAHUTINDO dilakukan oleh DPD FSP
KAHUTINDO, dan jika dalam wilayah tersebut belum ada DPC FSP
KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO maka proses pembentukan PUK
SP KAHUTINDO dilakukan oleh DPP FSP KAHUTINDO.

2. TAHAP PEMBENTUKAN
2.
a. Pembentukan panitia pelaksana:
a.
1) DPC FSP KAHUTINDO menunjuk beberapa orang yang telah terdaftar
1)
sebagai anggota untuk menjadi panitia pelaksana pembentukan PUK SP
KAHUTINDO.
2) Panitia pelaksana diberikan mandat (surat tugas) dari DPC FSP
2)
KAHUTINDO.
3) Panitia pelaksana sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua
3)
merangkap anggota dan seorang sekretaris merangkap anggota.
4) Tugas panitia pelaksana adalah:
4)
a) Mempersiapkan dan melaksanakan pembentu- kan PUK SP KAHUTINDO
a)
sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
b) Melaksanakan pemilihan PUK SP KAHUTINDO secara demokratis dari dan
b)
oleh anggota.
c) Membuat berita acara hasil pemilihan pengurus dan pembentukan PUK SP
c)

TAHAP PEMBENTUKAN
Pembentukan panitia pelaksana:
DPC FSP KAHUTINDO menunjuk beberapa orang yang telah terdaftar
sebagai anggota untuk menjadi panitia pelaksana pembentukan PUK SP
KAHUTINDO.
Panitia pelaksana diberikan mandat (surat tugas) dari DPC FSP
KAHUTINDO.
Panitia pelaksana sekurang-kurangnya terdiri dari seorang ketua
merangkap anggota dan seorang sekretaris merangkap anggota.
Tugas panitia pelaksana adalah:
Mempersiapkan dan melaksanakan pembentu- kan PUK SP KAHUTINDO
sesuai dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
Melaksanakan pemilihan PUK SP KAHUTINDO secara demokratis dari dan
oleh anggota.
Membuat berita acara hasil pemilihan pengurus dan pembentukan PUK SP

KAHUTINDO.
b. Pemberitahuan pembentukan PUK SP KAHUTINDO;
b.
1) Pemberitahuan rencana pembentukan PUK SP KAHUTINDO disampaikan
1)
secara tertulis oleh panitia pelaksana kepada DPC FSP KAHUTINDO
ditembuskan kepada DPD FSP KAHUTINDO, dan DPP FSP KAHUTINDO
dengan tembusan kepada pimpinan perusahaan dan Dinas Tenaga Kerja.
2) Pemberitahuan rencana pembentukan PUK SP KAHUTINDO di sektor
2)
informal disampaikan secara tertulis oleh panitia pelaksana kepada
perangkat organisasi dengan tembusan kepada Dinas Tenaga Kerja
setempat.
c. Tata cara pemilihan PUK SP KAHUTINDO:
c.
1) Pemilihan pengurus dilaksanakan secara bebas, langsung dan demokratis,
1)
dari dan oleh anggota dengan cara pemungutan suara.
2) Pemilihan PUK SP KAHUTINDO dihadiri oleh DPC FSP KAHUTINDO, atau
2)
DPD FSP KAHUTINDO apabila di wilayah tersebut belum terbentuk DPC
FSP KAHUTINDO, atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayah tersebut
belum terbentuk DPC FSP KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO.
3) Teknis pemilihan dilakukan sepenuhnya oleh panitia pelaksana dan
3)
disesuaikan dengan kondisi perusahaan atau sektor yang bersangkutan.

KAHUTINDO.
Pemberitahuan pembentukan PUK SP KAHUTINDO;
Pemberitahuan rencana pembentukan PUK SP KAHUTINDO disampaikan
secara tertulis oleh panitia pelaksana kepada DPC FSP KAHUTINDO
ditembuskan kepada DPD FSP KAHUTINDO, dan DPP FSP KAHUTINDO
dengan tembusan kepada pimpinan perusahaan dan Dinas Tenaga Kerja.
Pemberitahuan rencana pembentukan PUK SP KAHUTINDO di sektor
informal disampaikan secara tertulis oleh panitia pelaksana kepada
perangkat organisasi dengan tembusan kepada Dinas Tenaga Kerja
setempat.
Tata cara pemilihan PUK SP KAHUTINDO:
Pemilihan pengurus dilaksanakan secara bebas, langsung dan demokratis,
dari dan oleh anggota dengan cara pemungutan suara.
Pemilihan PUK SP KAHUTINDO dihadiri oleh DPC FSP KAHUTINDO, atau
DPD FSP KAHUTINDO apabila di wilayah tersebut belum terbentuk DPC
FSP KAHUTINDO, atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayah tersebut
belum terbentuk DPC FSP KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO.
Teknis pemilihan dilakukan sepenuhnya oleh panitia pelaksana dan
disesuaikan dengan kondisi perusahaan atau sektor yang bersangkutan.

Pasal 5
Pengesahan dan Pencatatan PUK SP KAHUTINDO
1. PUK SP KAHUTINDO dianggap sah dan dapat menjalankan tugasnya
1.
apabila:
a. Pelaksanaan pemilihan telah sesuai ketentuan diatas.
a.
b. Berita acara pemilihan telah dibuat dan ditandatangani oleh panitia
b.
pelaksana dan perangkat yang hadir sebagaimana pasal 4 butir 2.c.2)
Anggaran Rumah Tangga ini.
2. Surat Keputusan Pengesahan PUK SP KAHUTINDO diterbitkan oleh DPC
2.
FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP
KAHUTINDO segera setelah panitia pelaksana mengirimkan laporan
pembentukan/pemilihan PUK SP KAHUTINDO disertai dengan Berita Acara
Pemilihan Pengurus.
3. PUK SP KAHUTINDO yang telah terbentuk dan disahkan dengan Surat
3.
Keputusan DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO atau DPP
FSP KAHUTINDO mengajukan pencatatan di kantor Dinas Tenaga Kerja
setempat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4. Permohonan pencatatan dilengkapi dengan daftar nama anggota
4.
pembentuk, Surat Keputusan DPC atau DPD atau DPP FSP KAHUTINDO
tentang Pengesahan Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO, pernyataan
bergabung ke Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO dan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
5. Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, PUK SP KAHUTINDO
5.
memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau
nomor pencatatan kepada pimpinan perusahaan, DPC FSP KAHUTINDO,
DPD FSP KAHUTINDO, dan DPP FSP KAHUTINDO.

Pasal 5
Pengesahan dan Pencatatan PUK SP KAHUTINDO
PUK SP KAHUTINDO dianggap sah dan dapat menjalankan tugasnya
apabila:
Pelaksanaan pemilihan telah sesuai ketentuan diatas.
Berita acara pemilihan telah dibuat dan ditandatangani oleh panitia
pelaksana dan perangkat yang hadir sebagaimana pasal 4 butir 2.c.2)
Anggaran Rumah Tangga ini.
Surat Keputusan Pengesahan PUK SP KAHUTINDO diterbitkan oleh DPC
FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP
KAHUTINDO segera setelah panitia pelaksana mengirimkan laporan
pembentukan/pemilihan PUK SP KAHUTINDO disertai dengan Berita Acara
Pemilihan Pengurus.
PUK SP KAHUTINDO yang telah terbentuk dan disahkan dengan Surat
Keputusan DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO atau DPP
FSP KAHUTINDO mengajukan pencatatan di kantor Dinas Tenaga Kerja
setempat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Permohonan pencatatan dilengkapi dengan daftar nama anggota
pembentuk, Surat Keputusan DPC atau DPD atau DPP FSP KAHUTINDO
tentang Pengesahan Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO, pernyataan
bergabung ke Federasi Serikat Pekerja KAHUTINDO dan Anggaran
Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, PUK SP KAHUTINDO
memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau
nomor pencatatan kepada pimpinan perusahaan, DPC FSP KAHUTINDO,
DPD FSP KAHUTINDO, dan DPP FSP KAHUTINDO.

BAB III
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN DPC FSP KAHUTINDO

BAB III
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN DPC FSP KAHUTINDO

Pasal 6
Pembentukan DPC FSP KAHUTINDO

Pasal 6
Pembentukan DPC FSP KAHUTINDO

1. Pembentukan DPC FSP KAHUTINDO dilaksanakan secara demokratis dan


1.
atas permintaan tertulis dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) PUK SP
KAHUTINDO berdasarkan keputusan rapat antar PUK SP KAHUTINDO
yang ada di wilayah tersebut.
2. Atas permintaan tersebut dan atau berdasarkan keputusan rapat DPD FSP
2.
KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO jika tidak ada permintaan PUK
SP KAHUTINDO, DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO

Pembentukan DPC FSP KAHUTINDO dilaksanakan secara demokratis dan


atas permintaan tertulis dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) PUK SP
KAHUTINDO berdasarkan keputusan rapat antar PUK SP KAHUTINDO
yang ada di wilayah tersebut.
Atas permintaan tersebut dan atau berdasarkan keputusan rapat DPD FSP
KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO jika tidak ada permintaan PUK
SP KAHUTINDO, DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO

3.

4.
5.

6.
a.
b.
c.

apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, dapat


memproses pembentukan DPC FSP KAHUTINDO.
Untuk pelaksanaan pembentukan DPC FSP KAHUTINDO, DPD FSP
3.
KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum
terbentuk DPD FSP KAHUTINDO menunjuk/memberikan tugas kepada
beberapa orang anggota atau PUK SP KAHUTINDO, atau berdasarkan
usulan dari PUK SP KAHUTINDO setempat untuk menjadi panitia
pelaksana.
Panitia pelaksana pembentukan DPC FSP KAHUTINDO sekurang4.
kurangnya terdiri dari seorang ketua merangkap anggota, seorang
sekretaris merangkap anggota, dan seorang anggota.
Panitia pelaksana harus sudah menyelesaikan tugasnya dalam waktu paling
5.
lama 60 (enam puluh) hari setelah mendapat surat tugas dari DPD FSP
KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum
terbentuk DPD FSP KAHUTINDO.
Tata cara pemilihan DPC FSP KAHUTINDO:
6.
Pemilihan pengurus dilaksanakan secara bebas, langsung dan demokratis,
a.
dari dan oleh peserta rapat dengan cara pemungutan suara.
Pemilihan pengurus DPC FSP KAHUTINDO dihadiri oleh DPD FSP
b.
KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum
terbentuk DPD FSP KAHUTINDO.
Teknis pemilihan dilakukan sepenuhnya oleh panitia pelaksana dan
c.
disesuaikan dengan kondisi daerah yang bersangkutan.

apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, dapat


memproses pembentukan DPC FSP KAHUTINDO.
Untuk pelaksanaan pembentukan DPC FSP KAHUTINDO, DPD FSP
KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum
terbentuk DPD FSP KAHUTINDO menunjuk/memberikan tugas kepada
beberapa orang anggota atau PUK SP KAHUTINDO, atau berdasarkan
usulan dari PUK SP KAHUTINDO setempat untuk menjadi panitia
pelaksana.
Panitia pelaksana pembentukan DPC FSP KAHUTINDO sekurangkurangnya terdiri dari seorang ketua merangkap anggota, seorang
sekretaris merangkap anggota, dan seorang anggota.
Panitia pelaksana harus sudah menyelesaikan tugasnya dalam waktu paling
lama 60 (enam puluh) hari setelah mendapat surat tugas dari DPD FSP
KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum
terbentuk DPD FSP KAHUTINDO.
Tata cara pemilihan DPC FSP KAHUTINDO:
Pemilihan pengurus dilaksanakan secara bebas, langsung dan demokratis,
dari dan oleh peserta rapat dengan cara pemungutan suara.
Pemilihan pengurus DPC FSP KAHUTINDO dihadiri oleh DPD FSP
KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum
terbentuk DPD FSP KAHUTINDO.
Teknis pemilihan dilakukan sepenuhnya oleh panitia pelaksana dan
disesuaikan dengan kondisi daerah yang bersangkutan.

Pasal 7
Pengesahan dan Pencatatan DPC FSP KAHUTINDO
1. Segera setelah menyelesaikan tugasnya, panitia pelaksana membuat
1.
laporan tertulis ke DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO
apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, dilengkapi
dengan:
a. Berita Acara/notulen rapat
a.
b. Susunan pengurus DPC FSP KAHUTINDO
b.
c. Daftar hadir PUK SP KAHUTINDO dalam rapat pembentukan DPC FSP
c.
KAHUTINDO
2. Surat Keputusan Pengesahan DPC FSP KAHUTINDO diterbitkan oleh DPD
2.
FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum
terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, segera setelah panitia pelaksana
mengirimkan laporan pembentukan/pemilihan pengurus DPC FSP
KAHUTINDO sebagaimana ayat (1).
3. DPC FSP KAHUTINDO yang telah terbentuk dan disahkan dengan Surat
3.
Keputusan DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di
wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, selanjutnya
mengajukan pencatatan di kantor Dinas Tenaga Kerja setempat sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
4. Permohonan pencatatan dilengkapi dengan daftar nama anggota/PUK SP
4.
KAHUTINDO pembentuk, Surat Keputusan DPD atau DPP FSP
KAHUTINDO tentang Pengesahan Pengurus DPC FSP KAHUTINDO, dan
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
5. Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, DPC FSP KAHUTINDO
5.
memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau
nomor pencatatan kepada instansi pemerintah terkait di daerah, asosiasi
perusahaan terkait di daerah, DPD FSP KAHUTINDO dan DPP FSP
KAHUTINDO.

Pasal 7
Pengesahan dan Pencatatan DPC FSP KAHUTINDO
Segera setelah menyelesaikan tugasnya, panitia pelaksana membuat
laporan tertulis ke DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO
apabila di wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, dilengkapi
dengan:
Berita Acara/notulen rapat
Susunan pengurus DPC FSP KAHUTINDO
Daftar hadir PUK SP KAHUTINDO dalam rapat pembentukan DPC FSP
KAHUTINDO
Surat Keputusan Pengesahan DPC FSP KAHUTINDO diterbitkan oleh DPD
FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di wilayahnya belum
terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, segera setelah panitia pelaksana
mengirimkan laporan pembentukan/pemilihan pengurus DPC FSP
KAHUTINDO sebagaimana ayat (1).
DPC FSP KAHUTINDO yang telah terbentuk dan disahkan dengan Surat
Keputusan DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO apabila di
wilayahnya belum terbentuk DPD FSP KAHUTINDO, selanjutnya
mengajukan pencatatan di kantor Dinas Tenaga Kerja setempat sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Permohonan pencatatan dilengkapi dengan daftar nama anggota/PUK SP
KAHUTINDO pembentuk, Surat Keputusan DPD atau DPP FSP
KAHUTINDO tentang Pengesahan Pengurus DPC FSP KAHUTINDO, dan
Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, DPC FSP KAHUTINDO
memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau
nomor pencatatan kepada instansi pemerintah terkait di daerah, asosiasi
perusahaan terkait di daerah, DPD FSP KAHUTINDO dan DPP FSP
KAHUTINDO.

BAB IV
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN DPD FSP KAHUTINDO

BAB IV
PEMBENTUKAN DAN PENGESAHAN DPD FSP KAHUTINDO

Pasal 8
Pembentukan DPD FSP KAHUTINDO

Pasal 8
Pembentukan DPD FSP KAHUTINDO

1. Pembentukan DPD FSP KAHUTINDO dilaksanakan secara demokratis atas


1.
permintaan tertulis dari DPC FSP KAHUTINDO atau PUK SP KAHUTINDO
berdasarkan keputusan rapat antar DPC FSP KAHUTINDO atau PUK SP
KAHUTINDO yang ada di wilayah tersebut.
2. Atas permintaan tersebut dan atau berdasarkan keputusan rapat DPP FSP
2.
KAHUTINDO jika tidak ada permintaan DPC FSP KAHUTINDO atau PUK
SP KAHUTINDO, DPP FSP KAHUTINDO dapat memproses pembentukan
DPD FSP KAHUTINDO.
3. Untuk pelaksanaan pembentukan DPD FSP KAHUTINDO, DPP FSP
3.
KAHUTINDO menunjuk/ memberikan tugas kepada beberapa orang
anggota atau pengurus DPC FSP KAHUTINDO atau PUK SP KAHUTINDO,
atau berdasarkan usulan dari DPC FSP KAHUTINDO setempat sebagai
panitia pelaksana.
4.
4. Panitia pelaksana pembentukan DPD FSP KAHUTINDO sekurangkurangnya terdiri dari seorang ketua merangkap anggota, seorang
sekretaris merangkap anggota, dan seorang anggota.
5. Panitia pelaksana harus sudah menyelesaikan tugasnya dalam waktu paling
lama 60 (enam puluh) hari setelah mendapat surat tugas dari DPP FSP
KAHUTINDO.
6. Tata cara pemilihan DPD FSP KAHUTINDO:
a. Pemilihan pengurus dilaksanakan secara bebas, langsung dan demokratis,
dari dan oleh peserta rapat dengan cara pemungutan suara.
b. Pemilihan pengurus DPD FSP KAHUTINDO dihadiri oleh DPP FSP
KAHUTINDO.
c. Teknis pemilihan dilakukan sepenuhnya oleh panitia pelaksana dan
disesuaikan dengan kondisi daerah yang bersangkutan.

Pembentukan DPD FSP KAHUTINDO dilaksanakan atas permintaan tertulis


dari DPC FSP KAHUTINDO atau PUK SP KAHUTINDO berdasarkan
keputusan rapat antar DPC FSP KAHUTINDO atau PUK SP KAHUTINDO
yang ada di wilayah tersebut.
Atas permintaan tersebut dan atau berdasarkan keputusan rapat DPP FSP
KAHUTINDO jika tidak ada permintaan DPC FSP KAHUTINDO atau PUK
SP KAHUTINDO, DPP FSP KAHUTINDO dapat memproses pembentukan
DPD FSP KAHUTINDO.
Untuk pelaksanaan pembentukan DPD FSP KAHUTINDO, DPP FSP
KAHUTINDO memfasilitasi dan memilih serta memutuskan Ketua DPD dari
Ketua DPC dengan jumlah anggota terbanyak dan atau Ketua DPC yang
berada di Ibu kota Propinsi.
Dan selanjutnya Ketua DPD terpilih, memilih kepengurusan DPD yaitu
sekretaris, wakil ketua dari para ketua DPC dan Ketua Komite Perempuan
DPD.

Pasal 9
Pengesahan dan Pencatatan DPD FSP KAHUTINDO
1. Segera setelah menyelesaikan tugasnya, panitia pelaksana membuat
1.
laporan tertulis ke DPP FSP KAHUTINDO dilengkapi dengan:
a. Berita Acara / notulen rapat.
b. Susunan Pengurus DPD FSP KAHUTINDO.
3.
c. Daftar hadir DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO dalam rapat
pembentukan DPD FSP KAHUTINDO.
2. Surat Keputusan Pengesahan DPD FSP KAHUTINDO diterbitkan oleh DPP
FSP KAHUTINDO segera setelah panitia pelaksana mengirimkan laporan
4.
pembentukan/pemilihan pengurus DPD FSP KAHUTINDO sebagaimana
ayat (1).

Pasal 9
Pengesahan dan Pencatatan DPD FSP KAHUTINDO
Surat Keputusan Pengesahan DPD FSP KAHUTINDO diterbitkan oleh DPP
FSP KAHUTINDO segera setelah DPP FSP Kahutindo memilih Ketua DPD.
DPD FSP KAHUTINDO yang telah terbentuk dan disahkan dengan Surat
Keputusan DPP FSP KAHUTINDO mengajukan pencatatan di kantor Dinas
Tenaga Kerja setempat sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, DPD FSP KAHUTINDO
memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau
nomor pencatatan kepada instansi pemerintah terkait di daerah, asosiasi
perusahaan terkait di daerah, dan DPP FSP KAHUTINDO.

3. DPD FSP KAHUTINDO yang telah terbentuk dan disahkan dengan Surat
Keputusan DPP FSP KAHUTINDO mengajukan pencatatan di kantor Dinas
Tenaga Kerja setempat sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
4. Permohonan pencatatan dilengkapi dengan daftar nama anggota/DPC FSP
KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO pembentuk, Surat Keputusan DPP
FSP KAHUTINDO tentang Pengesahan Pengurus DPD FSP KAHUTINDO,
dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga.
5.
Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, DPD FSP
KAHUTINDO memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto
copy bukti atau nomor pencatatan kepada instansi pemerintah terkait di
daerah, asosiasi perusahaan terkait di daerah, dan DPP FSP KAHUTINDO
BAB V
PENGESAHAN DAN PENCATATAN DPP FSP KAHUTINDO

BAB V
PENGESAHAN DAN PENCATATAN DPP FSP KAHUTINDO

Pasal 10
Pengesahan dan Pencatatan DPP FSP KAHUTINDO

Pasal 10
Pengesahan dan Pencatatan DPP FSP KAHUTINDO

1. Surat Keputusan Pembentukan Pengurus Pleno dan Harian DPP FSP


1.
KAHUTINDO ditetapkan oleh Musyawarah Nasional.
2. DPP FSP KAHUTINDO mengajukan pencatatan di kantor Dinas Tenaga
2.
Kerja setempat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
3. Permohonan pencatatan dilengkapi dengan daftar nama anggota/DPD FSP
3.
KAHUTINDO, DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO, Surat
Keputusan Musyawarah Nasional FSP KAHUTINDO tentang Pengesahan
Pengurus DPP FSP KAHUTINDO, dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah

Surat Keputusan Pembentukan Pengurus DPP FSP KAHUTINDO


ditetapkan oleh Musyawarah Nasional.
DPP FSP KAHUTINDO mengajukan pencatatan di kantor Dinas Tenaga
Kerja setempat sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Permohonan pencatatan dilengkapi dengan daftar nama anggota/DPD FSP
KAHUTINDO, DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO, Surat
Keputusan Musyawarah Nasional FSP KAHUTINDO tentang Pengesahan
Pengurus DPP FSP KAHUTINDO, dan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah

Tangga.
4. Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, DPP FSP KAHUTINDO
4.
memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau
nomor pencatatan kepada instansi pemerintah terkait di tingkat nasional dan
asosiasi perusahaan terkait di tingkat nasional.

Tangga.
Setelah memperoleh bukti atau nomor pencatatan, DPP FSP KAHUTINDO
memberitahukan pencatatan tersebut disertai dengan foto copy bukti atau
nomor pencatatan kepada instansi pemerintah terkait di tingkat nasional dan
asosiasi perusahaan terkait di tingkat nasional.

BAB VI
PERSYARATAN CALON PENGURUS

BAB VI
PERSYARATAN CALON PENGURUS

Pasal 11
Syarat Calon Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO

Pasal 11
Syarat Calon Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO

1. Dari kalangan pekerja di perusahaan yang bersangkutan.


1.
2. Mempunyai masa kerja di perusahaan yang bersangkutan sekurang2.
kurangnya 1 (satu) tahun, terkecuali bagi perusahaan yang masa
operasinya belum mencapai 1 (satu) tahun atau pembentukan PUK SP
KAHUTINDO baru.
3. Telah terdaftar menjadi anggota SP KAHUTINDO.
3.
4. Memiliki waktu untuk mengurus organisasi.
4.
5. Membuat pernyataan / kesediaan tertulis untuk menjadi pengurus SP
5.
KAHUTINDO.
6. Memiliki loyalitas dan dedikasi kepada organisasi.
6.
7. Tidak merangkap jabatan pengurus maupun anggota serikat pekerja /
serikat buruh lain.

Dari kalangan pekerja di perusahaan yang bersangkutan.


Mempunyai masa kerja di perusahaan yang bersangkutan sekurangkurangnya 1 (satu) tahun, terkecuali bagi perusahaan yang masa
operasinya belum mencapai 1 (satu) tahun atau pembentukan PUK SP
KAHUTINDO baru.
Telah terdaftar menjadi anggota SP KAHUTINDO.
Memiliki waktu untuk mengurus organisasi.
Membuat pernyataan / kesediaan tertulis untuk menjadi pengurus SP
KAHUTINDO.
Memiliki loyalitas dan dedikasi kepada organisasi.
7.
Tidak merangkap jabatan pengurus maupun anggota serikat pekerja
/ serikat buruh lain

Pasal 12
Syarat Calon Pengurus DPC, DPD dan DPP

Pasal 12
Syarat Calon Pengurus DPC, DPD dan DPP

1. Memiliki pengetahuan tentang fungsi dan peranan SP KAHUTINDO.


1. Memiliki pengetahuan tentang fungsi dan peranan SP KAHUTINDO.
2. Telah menjadi anggota SP KAHUTINDO sekurang-kurangnya selama 2.
3 Telah menjadi anggota SP KAHUTINDO sekurang-kurangnya selama 3
(tiga) tahun, terkecuali berasal dari PUK SP KAHUTINDO yang baru (tiga) tahun, terkecuali berasal dari PUK SP KAHUTINDO yang baru
terbentuk.
terbentuk.
3. Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang dilaksanakan
3. Telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kepemimpinan yang dilaksanakan
SP KAHUTINDO atau mitra kerjanya.
SP KAHUTINDO atau mitra kerjanya.
4. Menguasai hukum perburuhan lokal, nasional maupun konvensi
4. Menguasai hukum perburuhan lokal, nasional maupun konvensi
internasional.
internasional.
5. Menguasai manajemen dan memiliki keahlian kepemimpinan, keahlian
5. Menguasai manajemen dan memiliki keahlian kepemimpinan, keahlian
negosiasi dan loby yang baik.
negosiasi dan loby yang baik.
6. Mampu menyusun rencana kerja, rencana anggaran keuangan dan
6. Mampu menyusun rencana kerja, rencana anggaran keuangan dan
membuat laporan secara baik.
membuat laporan secara baik.
7. Memiliki loyalitas dan dedikasi kepada organisasi.
7. Memiliki loyalitas dan dedikasi kepada organisasi.
8. Bersedia bekerjasama dan bekerja dibawah pengawasan anggota pleno. 8. Bersedia bekerjasama dan bekerja dibawah pengawasan anggota pleno.
9. Membuat pernyataan / kesediaan tertulis untuk menjadi pengurus secara
9. Membuat pernyataan / kesediaan tertulis untuk menjadi pengurus secara
penuh.
penuh.
10. Direkomendasi atau diusulkan oleh PUK SP KAHUTINDO atau DPC FSP
10. Direkomendasi atau diusulkan oleh PUK SP KAHUTINDO atau DPC FSP
KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO.
KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO atau DPP FSP KAHUTINDO.
11. Tidak merangkap jabatan pengurus maupun anggota serikat
11. Tidak merangkap jabatan pengurus maupun anggota serikat pekerja/serikat
pekerja/serikat buruh dan organisasi lain.
buruh dan organisasi lain.

1.

2.
3.
4.

BAB VII
PERANGKAPAN JABATAN DAN PENGGANTIAN PENGURUS ANTAR
BAB VII
WAKTU
PERANGKAPAN JABATAN DAN PENGGANTIAN PENGURUS ANTAR
Pasal 13
WAKTU
Perangkapan Jabatan
Pasal 13
Seorang Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO tidak boleh merangkap
Perangkapan Jabatan
jabatan pada kepengurusan DPC, DPD dan DPP, kecuali Ketua PUK SP ( pasal ini di hilangkan karena sudah tdk relevansi )
KAHUTINDO (Ex-Officio) merangkap anggota Pleno DPC FSP
KAHUTINDO
Seorang Pengurus DPC tidak boleh merangkap jabatan pada kepengurusan
PUK, DPD dan DPP, kecuali Ketua DPC FSP KAHUTINDO (Ex-Officio)
merangkap anggota Pleno DPD FSP KAHUTINDO
Seorang Pengurus DPD tidak boleh merangkap jabatan pada kepengurusan
PUK, DPC dan DPP, kecuali Ketua DPD FSP KAHUTINDO (Ex-Officio)
merangkap anggota Pleno DPP FSP KAHUTINDO
Seorang Pengurus DPP tidak boleh merangkap jabatan pada kepengurusan
PUK, DPC, dan DPD FSP KAHUTINDO.

Pasal 14
Penggantian Pengurus Antar Waktu
1. Penggantian pengurus antar waktu adalah penggantian salah seorang atau
1.
beberapa orang pengurus atau perubahan susunan pengurus yang
disebabkan karena:
a. Pengurus meninggal dunia.
a.
b. Pengurus mengundurkan diri.
b.
c. Pengurus telah dikenakan tindakan disiplin atau sanksi organisasi.
c.
d. Pengurus diberhentikan oleh organisasi.
d.
2. Penggantian pengurus antar waktu dilaksanakan melalui rapat pengurus
2.
sesuai dengan tingkatannya dan penetapannya dilakukan melalui:
a. RAKERNAS untuk pengurus DPP FSP KAHUTINDO
a.
b. RAKERDA untuk pengurus DPD FSP KAHUTINDO
b.
c. RAKERCAB untuk pengurus DPC FSP KAHUTINDO
c.
d. RAKERNIT untuk PUK SP KAHUTINDO
d.
3. Pengesahan susunan pengurus pengganti antar waktu dilakukan dengan
3.
Surat Keputusan perangkat setingkat di atasnya untuk masa bhakti sesuai
dengan sisa periode kepengurusan.

Pasal 14
Penggantian Pengurus Antar Waktu
Penggantian pengurus antar waktu adalah penggantian salah seorang atau
beberapa orang pengurus atau perubahan susunan pengurus yang
disebabkan karena:
Pengurus meninggal dunia.
Pengurus mengundurkan diri.
Pengurus telah dikenakan tindakan disiplin atau sanksi organisasi.
Pengurus diberhentikan oleh organisasi.
Penggantian pengurus antar waktu dilaksanakan melalui rapat pengurus
sesuai dengan tingkatannya dan penetapannya dilakukan melalui:
RAKERNAS untuk pengurus DPP FSP KAHUTINDO
Keputusan DPP untuk pengurus DPD FSP KAHUTINDO
RAKORCAB untuk pengurus DPC FSP KAHUTINDO
RAKORNIT untuk PUK SP KAHUTINDO
Pengesahan susunan pengurus pengganti antar waktu dilakukan dengan
Surat Keputusan perangkat setingkat di atasnya untuk masa bhakti sesuai
dengan sisa periode kepengurusan.

BAB VIII
PENGATURAN HAK SUARA

PENGATURAN HAK SUARA

Pasal 15
Hak Suara dalam Musyawarah-musyawarah

Pasal 15
Hak Suara dalam Musyawarah-musyawarah

1. Jumlah utusan dan hak suara dalam MUSNIK diatur sebagai berikut;
a. Pada dasarnya setiap anggota berhak mengikuti MUSNIK dan memiliki 1
(satu) suara.
b. Jika karena kondisi dan lain hal tidak memungkinkan seluruh anggota
menggunakan haknya secara langsung, maka rapat pengurus dapat
menetapkan sistem utusan atau perwakilan anggota dengan ketentuan;
Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 100 (seratus) sampai
dengan 500 (lima ratus) orang, setiap 5 (lima) orang anggota dapat diwakili
1 (satu) orang utusan yang mempunyai 1 (satu) suara.
Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 500 (lima ratus) sampai
dengan 1000 (seribu) orang, setiap 10 (sepuluh) orang anggota dapat
diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota lebih dari 1000 (seribu)
orang, setiap 10 (sepuluh) sampai dengan 20 (dua puluh) orang anggota
dapat diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
Penunjukan utusan dipilih langsung oleh anggota, dengan membawa daftar
nama dan tanda tangan anggota yang diwakilinya.
c. Masing-masing Pengurus PUK SP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
d. Utusan DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
e. Keterwakilan anggota perempuan dalam utusan diupayakan secara
proporsional.
2. Jumlah utusan dan hak suara dalam MUSCAB diatur sebagai berikut:
a. Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 100
(seratus) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
b. Untuk selebihnya setiap sampai dengan 100 (seratus) anggota diwakili 1
(satu) orang utusan yang masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
c. DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
d. Utusan DPD FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
e. Setiap PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 500
(lima ratus) orang mengikutsertakan 1 (satu) orang utusan anggota
perempuan yang memiliki 1 (satu) suara, sedangkan bagi PUK SP
KAHUTINDO yang memiliki anggota lebih dari 500 (lima ratus) orang
mengikutsertakan 2 (dua) orang utusan anggota perempuan yang masingmasing memiliki 1 (satu) suara.

BAB VIII

1. Jumlah utusan dan hak suara dalam MUSNIK diatur sebagai berikut;
a. Pada dasarnya setiap anggota berhak mengikuti MUSNIK dan
memiliki 1 (satu) suara.
b. Jika karena kondisi dan lain hal tidak memungkinkan seluruh anggota
menggunakan haknya secara langsung, maka rapat pengurus dapat
menetapkan sistem utusan atau perwakilan anggota dengan
ketentuan;
- Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 100
(seratus) sampai dengan 500 (lima ratus) orang, setiap 5 (lima)
orang anggota dapat diwakili 1 (satu) orang utusan yang
mempunyai 1 (satu) suara.
- Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 500 (lima
ratus) sampai dengan 1000 (seribu) orang, setiap 10 (sepuluh)
orang anggota dapat diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki
1 (satu) suara.
- Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota lebih dari
1000 (seribu) orang, setiap 10 (sepuluh) sampai dengan 20 (dua
puluh) orang anggota dapat diwakili 1 (satu) orang utusan yang
memiliki 1 (satu) suara.
- Penunjukan utusan dipilih langsung oleh anggota, dengan
membawa daftar nama dan tanda tangan anggota yang
diwakilinya.
c. Masing-masing Pengurus PUK SP KAHUTINDO memiliki 1 (satu)
suara.
d. Utusan DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
e. Keterwakilan anggota perempuan dalam utusan diupayakan secara
proporsional minimal 30%
2. Jumlah utusan dan hak suara dalam MUSCAB diatur sebagai berikut:
a. PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 100

3. Jumlah utusan dan hak suara dalam MUSDA diatur sebagai berikut:
a. Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 250
(dua ratus lima puluh) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1
(satu) suara.
b. Untuk selebihnya setiap sampai dengan 250 (dua ratus lima puluh) anggota
diwakili 1 (satu) orang utusan yang masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
c. DPD FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
d. Utusan DPP FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
e. Utusan DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
Setiap DPC FSP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 2500
(dua ribu lima ratus) orang mengikutsertakan 1 (satu) orang utusan anggota
perempuan, sedangkan DPC FSP KAHUTINDO yang memiliki anggota
lebih dari 2500 (dua ribu lima ratus) orang mengikutsertakan 2 (dua) orang
utusan anggota perempuan yang masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
4. Jumlah utusan dan hak suara dalam MUNAS diatur sebagai berikut:
a. Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 500
(lima ratus) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu)
suara.
b. Untuk selebihnya setiap sampai dengan 500 (lima ratus) anggota diwakili 1
(satu) orang utusan yang masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
c. DPP FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
d. Utusan DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1(satu) suara.
e. Utusan DPD FSP KAHUTINDO memiliki 1(satu) suara.
Setiap DPD FSP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 2500
(dua ribu lima ratus) orang mengikutsertakan 1 (satu) orang utusan anggota
perempuan, sedangkan DPD FSP KAHUTINDO yang memiliki anggota
lebih dari 2500 (dua ribu lima ratus) orang mengikutsertakan 2 (dua) orang
utusan anggota perempuan yang masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
5.
Perhitungan jumlah anggota adalah berdasarkan data
keanggotaan yang membayar iuran sesuai dengan laporan
triwulan terakhir sebelum pelaksanaan musyawarah sesuai
dengan tingkatannya.

b.

c.
d.
e.
f.

(seratus) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu)


suara.
Untuk selebihnya setiap sampai dengan 100 (seratus) anggota
diwakili 1 (satu) orang utusan yang masing-masing memiliki 1 (satu)
suara.
Hak suara masing-masing PUK SP KAHUTINDO adalah 1 (satu)
suara setiap 10 (sepuluh) orang anggota yang membayar iuran.
DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
Utusan DPD FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
Setiap PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai
dengan 500 (lima ratus) orang mengikutsertakan 1 (satu) orang
utusan anggota perempuan yang memiliki 1 (satu) suara, sedangkan
bagi PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota lebih dari 500
(lima ratus) orang mengikutsertakan 2 (dua) orang utusan anggota
perempuan yang masing-masing memiliki 1 (satu) suara.

( ayat tentang musda dihapus )


4. Jumlah utusan dan hak suara dalam MUNAS diatur sebagai berikut:
a. Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai
dengan 500 (lima ratus) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang
memiliki 1 (satu) suara.
b. Untuk selebihnya setiap sampai dengan 500 (lima ratus) anggota
diwakili 1 (satu) orang utusan yang masing-masing memiliki 1 (satu)
suara.
c. Hak suara masing-masing PUK SP KAHUTINDO adalah 1 (satu)
suara setiap 10 (sepuluh) orang anggota yang membayar iuran.
d. DPP FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
e. Utusan DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1(satu) suara.
f. Utusan DPD FSP KAHUTINDO memiliki 1(satu) suara.
g. Setiap DPD FSP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai
dengan 2500 (dua ribu lima ratus) orang mengikutsertakan 1 (satu)
orang utusan anggota perempuan, sedangkan DPD FSP
KAHUTINDO yang memiliki anggota lebih dari 2500 (dua ribu lima
ratus) orang mengikutsertakan 2 (dua) orang utusan anggota

perempuan yang masing-masing memiliki 1 (satu) suara.


5. Perhitungan jumlah anggota adalah berdasarkan data keanggotaan
yang membayar iuran sesuai dengan laporan triwulan terakhir sebelum
pelaksanaan musyawarah sesuai dengan tingkatannya.

Pasal 16
Hak Suara dalam Rapat Kerja

Pasal 16
Hak Suara dalam Rapat Kerja

1. Jumlah utusan dan hak suara dalam RAKERNIT diatur sebagai berikut:
1. Jumlah utusan dan hak suara dalam RAKERNIT diatur sebagai berikut:
a. Pada dasarnya setiap anggota berhak mengikuti RAKERNIT dan memiliki a.
1 Pada dasarnya setiap anggota berhak mengikuti RAKERNIT dan memiliki 1
(satu) suara
(satu) suara
b. Jika karena kondisi dan lain hal tidak memungkinkan seluruh anggota
b. Jika karena kondisi dan lain hal tidak memungkinkan seluruh anggota
menggunakan hak suaranya, maka atas persetujuan rapat pengurus, dapat menggunakan hak suaranya, maka atas persetujuan rapat pengurus, dapat
ditetapkan sistem utusan atau perwakilan anggota dengan ketentuan:
ditetapkan sistem utusan atau perwakilan anggota dengan ketentuan:
Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 100 (seratus) sampai Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 100 (seratus) sampai
dengan 500 (lima ratus) orang, setiap 5 (lima) orang anggota dapat diwakili dengan 500 (lima ratus) orang, setiap 5 (lima) orang anggota dapat diwakili
1 (satu) orang utusan yang mempunyai 1 (satu) suara.
1 (satu) orang utusan yang mempunyai 1 (satu) suara.
Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 500 (lima ratus) sampai Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota 500 (lima ratus) sampai
dengan 1000 (seribu) orang, setiap 10 (sepuluh) orang anggota dapat dengan 1000 (seribu) orang, setiap 10 (sepuluh) orang anggota dapat
diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota lebih dari 1000 (seribu) Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota lebih dari 1000 (seribu)
orang, setiap 10 (sepuluh) sampai dengan 20 (dua puluh) orang anggota orang, setiap 10 (sepuluh) sampai dengan 20 (dua puluh) orang anggota
dapat diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
dapat diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
Penunjukan utusan dipilih langsung oleh anggota, dengan membawa daftar Penunjukan utusan dipilih langsung oleh anggota, dengan membawa daftar
nama dan tanda tangan anggota yang diwakilinya.
nama dan tanda tangan anggota yang diwakilinya.
c. Masing-masing Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO memiliki 1 (satu)
c. Masing-masing Pengurus Unit Kerja SP KAHUTINDO memiliki 1 (satu)
suara
suara
d. Utusan DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1(satu) suara.
d. Utusan DPC FSP KAHUTINDO memiliki 1(satu) suara.
e. Keterwakilan anggota perempuan dalam utusan diupayakan secara
e. Keterwakilan anggota perempuan dalam utusan diupayakan secara
proporsional.
proporsional minimal 30%.
2. Jumlah utusan dan hak suara dalam RAKERCAB diatur sebagai berikut: 2. Jumlah utusan dan hak suara dalam RAKERCAB diatur sebagai berikut:
a. Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 100
a. Untuk PUK SP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 100
(seratus) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara. (seratus) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
b. Untuk selebihnya setiap sampai dengan 100 (seratus) orang anggota
b. Untuk selebihnya setiap sampai dengan 100 (seratus) orang anggota
diwakili 1 (satu) orang utusan dengan keterwakilan unsur perempuan diwakili 1 (satu) orang utusan dengan keterwakilan unsur perempuan
secara proporsional, yang masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
secara proporsional minimal 30%, yang masing-masing memiliki 1 (satu)
c. Pengurus DPC masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
suara.
d. Utusan DPD FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
c. Hak suara masing-masing PUK SP KAHUTINDO adalah 1 (satu) suara setiap
3. Jumlah utusan dan hak suara dalam RAKERDA diatur sebagai berikut:
10 (sepuluh) orang anggota yang membayar iuran.
a. Untuk DPC FSP KAHUTINDO yang memiliki anggota sampai dengan 2500
d. Pengurus DPC masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
(dua ribu lima ratus) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki e.
1 Utusan DPD FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
(satu) suara.
3. ( Rakerda di hapus )
b. Untuk selebihnya dari 2500 (dua ribu lima ratus) anggota, setiap 1000
(seribu) anggota diwakili 1 (satu) orang utusan dari unsur PUK di
wilayahnya secara proporsional berdasarkan jumlah anggota dan
keterwakilan unsur perempuan, yang masing-masing memiliki 1 (satu)

suara.
Pengurus DPD masing-masing memiliki 1 (satu) suara.
Utusan DPP FSP KAHUTINDO memiliki 1 (satu) suara.
Jumlah utusan dan hak suara dalam RAKERNAS diatur sebagai berikut: 4. Jumlah utusan dan hak suara dalam RAKERNAS diatur sebagai berikut:
Untuk DPD FSP KAHUTINDO dengan anggota sampai dengan 5000 (lima
a. Untuk DPD FSP KAHUTINDO dengan anggota sampai dengan 5000 (lima
ribu) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
ribu) orang, diwakili 1 (satu) orang utusan yang memiliki 1 (satu) suara.
b. Untuk selebihnya dari 5000 (lima ribu) anggota, setiap 2500 (dua ribu lima
b. Untuk selebihnya dari 5000 (lima ribu) anggota, setiap 2500 (dua ribu lima
ratus) anggota diwakili 1 (satu) orang utusan dari unsur DPC dan PUK di ratus) anggota diwakili 1 (satu) orang utusan dari unsur DPC dan PUK di
wilayahnya secara proporsional berdasarkan jumlah anggota dan wilayahnya secara proporsional berdasarkan jumlah anggota dan
keterwakilan unsur perempuan, yang masing-masing memiliki 1 (satu) keterwakilan unsur perempuan minimal 30%, yang masing-masing memiliki
suara.
1 (satu) suara.
c. Pengurus DPP masing-masing memiliki 1 (satu) suara
c. Hak suara masing-masing PUK SP KAHUTINDO adalah 1 (satu) suara setiap
10 (sepuluh) orang anggota yang membayar iuran.
5. Perhitungan jumlah anggota adalah berdasarkan data keanggotaan d. Pengurus DPP masing-masing memiliki 1 (satu) suara
yang membayar iuran sesuai dengan laporan triwulan terakhir
5. Perhitungan jumlah anggota adalah berdasarkan data keanggotaan yang
sebelum pelaksanaan rapat kerja sesuai dengan tingkatannya.
membayar iuran sesuai dengan laporan triwulan terakhir sebelum
pelaksanaan rapat kerja sesuai dengan tingkatannya.
c.
d.
4.
a.

BAB IX
LAPORAN PERANGKAT ORGANISASI

BAB IX
LAPORAN PERANGKAT ORGANISASI

Pasal 17
Pendataan dan Pelaporan

Pasal 17
Pendataan dan Pelaporan

1. Setiap perangkat organisasi melakukan pendataan keanggotaan, kegiatan


1.
dan keuangan yang meliputi:
a. PUK SP KAHUTINDO terdiri dari:
a.
daftar nama anggota di PUK SP KAHUTINDO yang bersangkutan
data mutasi keanggotaan PUK SP KAHUTINDO
data kegiatan PUK SP KAHUTINDO
data kegiatan pendidikan di tingkat unit kerja
data penanganan atau penyelesaian kasus ketenagakerjaan di tingkat unit
kerja
salinan perjanjian kerja bersama (PKB) beserta perubahannya setiap terjadi
perubahan atau pembaharuan
rekapitulasi laporan keuangan PUK SP KAHUTINDO

Setiap perangkat organisasi melakukan pendataan keanggotaan, kegiatan


dan keuangan yang meliputi:
PUK SP KAHUTINDO terdiri dari:
daftar nama anggota di PUK SP KAHUTINDO yang bersangkutan
data mutasi keanggotaan PUK SP KAHUTINDO
data kegiatan PUK SP KAHUTINDO
data kegiatan pendidikan di tingkat unit kerja
data penanganan atau penyelesaian kasus ketenagakerjaan di tingkat unit
kerja
salinan perjanjian kerja bersama (PKB) beserta perubahannya setiap terjadi
perubahan atau pembaharuan
rekapitulasi laporan keuangan PUK SP KAHUTINDO

b. DPC FSP KAHUTINDO terdiri dari:


b.
data keanggotaan PUK SP KAHUTINDO di wilayahnya
data mutasi keanggotaan di tingkat cabang dan rekapitulasi mutasi
keanggotaan PUK SP KAHUTINDO di wilayahnya

DPC FSP KAHUTINDO terdiri dari:


data keanggotaan PUK SP KAHUTINDO di wilayahnya
data mutasi keanggotaan di tingkat cabang dan rekapitulasi mutasi
keanggotaan PUK SP KAHUTINDO di wilayahnya

data kegiatan DPC FSP KAHUTINDO dan rekapitulasi kegiatan PUK SP


KAHUTINDO di wilayahnya
data kegiatan pendidikan di tingkat cabang dan rekapitulasi kegiatan
pendidikan di tingkat PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya
data penanganan atau penyelesaian kasus ketenagakerjaan di tingkat
cabang dan rekapitulasi penanganan atau penyelesaian kasus
ketenagakerjaan di tingkat PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya
salinan persetujuan bersama atau kesepakatan lainnya yang terjadi di
tingkat cabang dan rekapi-tulasi perubahan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
rekapitulasi laporan keuangan DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP
KAHUTINDO di wilayahnya

data kegiatan DPC FSP KAHUTINDO dan rekapitulasi kegiatan PUK SP


KAHUTINDO di wilayahnya
data kegiatan pendidikan di tingkat cabang dan rekapitulasi kegiatan
pendidikan di tingkat PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya
data penanganan atau penyelesaian kasus ketenagakerjaan di tingkat
cabang dan rekapitulasi penanganan atau penyelesaian kasus
ketenagakerjaan di tingkat PUK SP KAHUTINDO yang ada di wilayahnya
salinan persetujuan bersama atau kesepakatan lainnya yang terjadi di
tingkat cabang dan rekapi-tulasi perubahan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
rekapitulasi laporan keuangan DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP
KAHUTINDO di wilayahnya

c. DPD FSP KAHUTINDO terdiri dari:


c.
data keanggotaan DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO di
wilayahnya
data mutasi keanggotaan di tingkat daerah dan rekapitulasi mutasi
keanggotaan DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO di
wilayahnya
data kegiatan DPD FSP KAHUTINDO dan rekapitulasi kegiatan DPC FSP
KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO di wilayahnya
data kegiatan pendidikan di tingkat daerah dan rekapitulasi kegiatan
pendidikan di tingkat DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO
yang ada di wilayahnya
data penanganan atau penyelesaian kasus ketenagakerjaan di tingkat
daerah dan rekapitulasi penanganan atau penyelesaian kasus
ketenagakerjaan di tingkat DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP
KAHUTINDO yang ada di wilayahnya
salinan persetujuan bersama atau kesepakatan lainnya yang terjadi di
tingkat DPD FSP KAHUTINDO dan DPC FSP KAHUTINDO serta
rekapitulasi perubahan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
rekapitulasi laporan keuangan DPD FSP KAHUTINDO dan DPC FSP
KAHUTINDO atau PUK SP KAHUTINDO di wilayahnya
d. DPP FSP KAHUTINDO terdiri dari:
d.
data keanggotaan dan perangkat organisasi secara nasional
data mutasi keanggotaan secara nasional
data kegiatan DPP FSP KAHUTINDO dan rekapitulasi kegiatan secara
nasional
data kegiatan pendidikan di tingkat pusat dan rekapitulasi kegiatan
pendidikan secara nasional
data penanganan atau penyelesaian kasus ketenagakerjaan di tingkat pusat
dan rekapitulasi penanganan atau penyelesaian kasus ketenagakerjaan

DPD FSP KAHUTINDO terdiri dari:


data keanggotaan DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO di
wilayahnya
data mutasi keanggotaan di tingkat daerah dan rekapitulasi mutasi
keanggotaan DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO di
wilayahnya
data kegiatan DPD FSP KAHUTINDO dan rekapitulasi kegiatan DPC FSP
KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO di wilayahnya
data kegiatan pendidikan di tingkat daerah dan rekapitulasi kegiatan
pendidikan di tingkat DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO
yang ada di wilayahnya
data penanganan atau penyelesaian kasus ketenagakerjaan di tingkat
daerah dan rekapitulasi penanganan atau penyelesaian kasus
ketenagakerjaan di tingkat DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP
KAHUTINDO yang ada di wilayahnya
salinan persetujuan bersama atau kesepakatan lainnya yang terjadi di
tingkat DPD FSP KAHUTINDO dan DPC FSP KAHUTINDO serta
rekapitulasi perubahan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
rekapitulasi laporan keuangan DPD FSP KAHUTINDO dan DPC FSP
KAHUTINDO atau PUK SP KAHUTINDO di wilayahnya
DPP FSP KAHUTINDO terdiri dari:
data keanggotaan dan perangkat organisasi secara nasional
data mutasi keanggotaan secara nasional
data kegiatan DPP FSP KAHUTINDO dan rekapitulasi kegiatan secara
nasional
data kegiatan pendidikan di tingkat pusat dan rekapitulasi kegiatan
pendidikan secara nasional
data penanganan atau penyelesaian kasus ketenagakerjaan di tingkat pusat
dan rekapitulasi penanganan atau penyelesaian kasus ketenagakerjaan

2.
a.

b.

c.

d.

3.

secara nasional
salinan persetujuan bersama atau kesepakatan lainnya yang terjadi di
tingkat pusat dan rekapitulasi perubahan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
secara nasional
rekapitulasi laporan keuangan DPP FSP KAHUTINDO dan nasional
Pelaporan terhadap data keanggotaan, kegiatan dan keuangan dilakukan
2.
oleh setiap perangkat organisasi setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada
perangkat di atasnya, dengan jadwal waktu sebagai berikut:
PUK SP KAHUTINDO memberikan laporan ke DPC FSP KAHUTINDO
a.
dengan tembusan ke DPD FSP KAHUTINDO dan DPP FSP KAHUTINDO
paling lambat pada akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember
setiap tahun
DPC FSP KAHUTINDO memberikan laporan ke DPD FSP KAHUTINDO
b.
dengan tembusan ke DPP FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO di
wilayahnya paling lambat pada pertengahan bulan April, Juli, Oktober dan
Januari setiap tahun
DPD FSP KAHUTINDO memberikan laporan ke DPP FSP KAHUTINDO
c.
dengan tembusan ke DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO di
wilayahnya paling lambat akhir bulan April, Juli, Oktober dan Januari setiap
tahun
DPP FSP KAHUTINDO memberikan rekapitulasi laporan secara nasional
d.
kepada PUK SP KAHUTINDO, DPC FSP KAHUTINDO dan DPD FSP
KAHUTINDO paling lambat pertengahan bulan Mei, Agustus, Nopember
dan Pebruari setiap tahun.
Pengecualian terhadap penjadwalan laporan sebagaimana diatur dalam
3.
ayat (2) pasal ini adalah untuk pelaporan ataupun pemberitahuan terhadap
kegiatan atau kasus yang memerlukan penyelesaian segera, pelaporan
dilakukan sesegera mungkin kepada perangkat diatasnya.

secara nasional
salinan persetujuan bersama atau kesepakatan lainnya yang terjadi di
tingkat pusat dan rekapitulasi perubahan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
secara nasional
rekapitulasi laporan keuangan DPP FSP KAHUTINDO dan nasional
Pelaporan terhadap data keanggotaan, kegiatan dan keuangan dilakukan
oleh setiap perangkat organisasi setiap 3 (tiga) bulan sekali kepada
perangkat di atasnya, dengan jadwal waktu sebagai berikut:
PUK SP KAHUTINDO memberikan laporan ke DPC FSP KAHUTINDO
dengan tembusan ke DPD FSP KAHUTINDO dan DPP FSP KAHUTINDO
paling lambat pada akhir bulan Maret, Juni, September dan Desember
setiap tahun
DPC FSP KAHUTINDO memberikan laporan ke DPD FSP KAHUTINDO
dengan tembusan ke DPP FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO di
wilayahnya paling lambat pada pertengahan bulan April, Juli, Oktober dan
Januari setiap tahun
DPD FSP KAHUTINDO memberikan laporan ke DPP FSP KAHUTINDO
dengan tembusan ke DPC FSP KAHUTINDO dan PUK SP KAHUTINDO di
wilayahnya paling lambat akhir bulan April, Juli, Oktober dan Januari setiap
tahun
DPP FSP KAHUTINDO memberikan rekapitulasi laporan secara nasional
kepada PUK SP KAHUTINDO, DPC FSP KAHUTINDO dan DPD FSP
KAHUTINDO paling lambat pertengahan bulan Mei, Agustus, Nopember
dan Pebruari setiap tahun.
Pengecualian terhadap penjadwalan laporan sebagaimana diatur dalam
ayat (2) pasal ini adalah untuk pelaporan ataupun pemberitahuan terhadap
kegiatan atau kasus yang memerlukan penyelesaian segera, pelaporan
dilakukan sesegera mungkin kepada perangkat diatasnya.

1.
a.
b.
c.
2.

3.

1.

a.
b.
c.
d.
e.

2.
a.
b.
c.

BAB X
SANKSI DAN TINDAKAN DISIPLIN
Pasal 18
Sanksi Organisasi
Pelanggaran terhadap ketentuan yang termuat dalam Anggaran Dasar dan
1.
Anggaran Rumah Tangga, Peraturan serta Keputusan organisasi dikenakan
sanksi organisasi berupa:
Peringatan tertulis, paling banyak 3 (tiga) kali dalam waktu paling lama a.
3
(tiga) bulan.
Pembekuan kegiatan perangkat organisasi sesuai dengan tingkatannya. b.
Pencabutan Surat Keputusan pengesahan dan penggantian pengurus
c.
melalui musyawarah sesuai dengan tingkatannya.
Untuk pelanggaran yang dilakukan oleh PUK SP KAHUTINDO, DPC FSP
2.
KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO, sanksi organisasi diberikan oleh
DPP FSP KAHUTINDO kepada perangkat organisasi yang melakukan
pelanggaran baik secara perorangan maupun kelembagaan berdasarkan
masukan tertulis perangkat diatasnya dan rapat pleno DPP FSP
KAHUTINDO.
Untuk pelanggaran yang dilakukan oleh Pengurus DPP, sanksi organisasi
3.
diambil dalam RAKERNAS berdasarkan masukan tertulis dari DPD FSP
KAHUTINDO dan rapat pleno DPP FSP KAHUTINDO.

BAB X
SANKSI DAN TINDAKAN DISIPLIN
Pasal 18
Sanksi Organisasi
Pelanggaran terhadap ketentuan yang termuat dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga, Peraturan serta Keputusan organisasi dikenakan
sanksi organisasi berupa:
Peringatan tertulis, paling banyak 3 (tiga) kali dalam waktu paling lama 3
(tiga) bulan.
Pembekuan kegiatan perangkat organisasi sesuai dengan tingkatannya.
Pencabutan Surat Keputusan pengesahan dan penggantian pengurus
melalui musyawarah sesuai dengan tingkatannya.
Untuk pelanggaran yang dilakukan oleh PUK SP KAHUTINDO, DPC FSP
KAHUTINDO dan DPD FSP KAHUTINDO, sanksi organisasi diberikan oleh
DPP FSP KAHUTINDO kepada perangkat organisasi yang melakukan
pelanggaran baik secara perorangan maupun kelembagaan berdasarkan
masukan tertulis perangkat diatasnya dan rapat pleno DPP FSP
KAHUTINDO.
Untuk pelanggaran yang dilakukan oleh Pengurus DPP, sanksi organisasi
diambil dalam RAKERNAS berdasarkan masukan tertulis dari DPD FSP
KAHUTINDO dan rapat pleno DPP FSP KAHUTINDO.

Pasal 19
Tindakan Disiplin
Disamping sanksi organisasi, tindakan disiplin diberikan kepada anggota atau 1.
pengurus karena terdapat bukti-bukti yang meyakinkan bahwa yang
bersangkutan telah melakukan tindakan yang merugikan kepentingan
organisasi, seperti:
Melalaikan tugas-tugas organisasi.
a.
Menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.
b.
Menyalahgunakan hak milik organisasi untuk kepentingan pribadi.
c.
Melakukan tindakan yang dapat mencemarkan nama baik organisasi.
d.
Melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang termuat dalam e.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan serta Keputusan
organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 Anggaran rumah tangga ini
setelah diberikan sanksi organisasi.
Tindakan disiplin dikenakan kepada anggota atau pengurus organisasi berupa:2.
Peringatan tertulis, paling banyak 3 (tiga) kali dalam waktu paling lama 3 (tiga) a.
bulan.
Pemberhentian sementara.
b.
Pemecatan.
c.

Pasal 19
Tindakan Disiplin
Disamping sanksi organisasi, tindakan disiplin diberikan kepada anggota atau
pengurus karena terdapat bukti-bukti yang meyakinkan bahwa yang
bersangkutan telah melakukan tindakan yang merugikan kepentingan
organisasi, seperti:
Melalaikan tugas-tugas organisasi.
Menyalahgunakan jabatan untuk kepentingan pribadi.
Menyalahgunakan hak milik organisasi untuk kepentingan pribadi.
Melakukan tindakan yang dapat mencemarkan nama baik organisasi.
Melakukan pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan yang termuat dalam
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, Peraturan serta Keputusan
organisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 Anggaran rumah tangga ini
setelah diberikan sanksi organisasi.
Tindakan disiplin dikenakan kepada anggota atau pengurus organisasi berupa:
Peringatan tertulis, paling banyak 3 (tiga) kali dalam waktu paling lama 3 (tiga)
bulan.
Pemberhentian sementara.
Pemecatan.

Pasal 20
Pemberhentian Sementara
1. Tindakan pemberhentian sementara (skorsing) dikenakan kepada anggota 1.
atau pengurus setelah diberikan peringatan tertulis 3 (tiga) kali, tetapi masih
melakukan tindakan sebagaimana dalam pasal 19 ayat 1 Anggaran Rumah
Tangga ini.
2. Dikecualikan dari ayat 1 pasal ini, tindakan pemberhentian sementara
2.
(skorsing) dapat diberikan tanpa didahului oleh Surat Peringatan apabila
secara nyata dan terbukti bahwa tindakan pelanggaran tersebut
mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi organisasi.
3. Tindakan pemberhentian sementara (skorsing) dilakukan sebagai berikut; 3.
a. Terhadap anggota atau pengurus PUK, dilakukan oleh PUK SP
a.
KAHUTINDO dalam rapat pengurus PUK SP KAHUTINDO yang
dilaksanakan khusus untuk itu dan dihadiri oleh dan / atau atas permintaan
tertulis lebih dari 1/2 (setengah) jumlah anggota PUK SP KAHUTINDO.
b. Terhadap pengurus DPC, dilakukan oleh DPC FSP KAHUTINDO dalam b.
rapat pengurus DPC FSP KAHUTINDO yang dilaksanakan khusus untuk itu
dan dihadiri oleh lebih dari 1/2 (setengah) jumlah PUK SP KAHUTINDO.
c. Terhadap pengurus DPD, dilakukan oleh DPD FSP KAHUTINDO dalam c.
rapat pengurus DPD FSP KAHUTINDO yang dilaksanakan khusus untuk itud.
dan dihadiri oleh lebih dari 1/2 (setengah) jumlah DPC FSP KAHUTINDO.
d. Terhadap Pengurus DPP selain Presiden dilakukan oleh DPP FSP
KAHUTINDO dalam rapat pengurus DPP FSP KAHUTINDO yang
dilaksanakan khusus untuk itu dan dihadiri oleh lebih dari 1/2 (setengah)
jumlah DPD FSP KAHUTINDO.
Untuk tindakan pemberhentian sementara (skorsing) terhadap ketua PUK
SP KAHUTINDO, ketua DPC FSP KAHUTINDO, ketua DPD FSP
KAHUTINDO, disamping mengacu kepada ayat 3 butir a, b dan c harus
mendapat persetujuan tertulis dari perangkat organisasi setingkat diatasnya.
Untuk tindakan pemberhentian sementara terhadap Presiden DPP FSP
KAHUTINDO dapat dilakukan dalam RAKERNAS.

Pasal 20
Pemberhentian Sementara
Tindakan pemberhentian sementara (skorsing) dikenakan kepada anggota
atau pengurus setelah diberikan peringatan tertulis 3 (tiga) kali, tetapi masih
melakukan tindakan sebagaimana dalam pasal 19 ayat 1 Anggaran Rumah
Tangga ini.
Dikecualikan dari ayat 1 pasal ini, tindakan pemberhentian sementara
(skorsing) dapat diberikan tanpa didahului oleh Surat Peringatan apabila
secara nyata dan terbukti bahwa tindakan pelanggaran tersebut
mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi organisasi.
Tindakan pemberhentian sementara (skorsing) dilakukan sebagai berikut;
Terhadap anggota atau pengurus PUK, dilakukan oleh PUK SP
KAHUTINDO dalam rapat pengurus PUK SP KAHUTINDO yang
dilaksanakan khusus untuk itu dan dihadiri oleh dan / atau atas permintaan
tertulis lebih dari 1/2 (setengah) jumlah anggota PUK SP KAHUTINDO.
Terhadap pengurus DPC, dilakukan oleh DPC FSP KAHUTINDO dalam
rapat pengurus DPC FSP KAHUTINDO yang dilaksanakan khusus untuk itu
dan dihadiri oleh lebih dari 1/2 (setengah) jumlah PUK SP KAHUTINDO.
Terhadap pengurus DPD, dilakukan oleh DPP FSP KAHUTINDO .
Terhadap Pengurus DPP selain Presiden dilakukan oleh DPP FSP
KAHUTINDO dalam rapat pengurus DPP FSP KAHUTINDO yang
dilaksanakan khusus untuk itu dan dihadiri oleh lebih dari 1/2 (setengah)
jumlah DPD FSP KAHUTINDO.
Untuk tindakan pemberhentian sementara (skorsing) terhadap ketua PUK
SP KAHUTINDO, ketua DPC FSP KAHUTINDO, ketua DPD FSP
KAHUTINDO, disamping mengacu kepada ayat 3 butir a, b dan c harus
mendapat persetujuan tertulis dari perangkat organisasi setingkat diatasnya.
Untuk tindakan pemberhentian sementara terhadap Presiden DPP FSP
KAHUTINDO dapat dilakukan dalam RAKERNAS.

Pasal 21
Pemecatan
1. Tindakan pemecatan terhadap anggota atau pengurus organisasi dilakukan1.
setelah dikenakan tindakan pember-hentian sementara tetapi masih
melakukan pelanggaran baik pada saat menjalani skorsing maupun setelah
itu.
2. Tindakan pemecatan dilakukan sebagai berikut:
2.
a. Pemecatan terhadap anggota atau pengurus PUK SP KAHUTINDO
a.
dilakukan oleh PUK SP KAHUTINDO dalam RAKERNIT.
b. Pemecatan terhadap pengurus DPC FSP KAHUTINDO dilakukan oleh DPCb.
FSP KAHUTINDO dalam RAKERCAB.
c. Pemecatan terhadap pengurus DPD FSP KAHUTINDO dilakukan oleh DPDc.
FSP KAHUTINDO dalam RAKERDA.
d. Pemecatan terhadap pengurus DPP FSP KAHUTINDO selain Presiden
d.
dilakukan oleh DPP FSP KAHUTINDO dalam RAKERNAS.
Khusus untuk tindakan pemecatan terhadap ketua PUK SP KAHUTINDO,
ketua DPC FSP KAHUTINDO, ketua DPD FSP KAHUTINDO, disamping
mengacu kepada ayat 2 butir a, b dan c harus mendapat persetujuan tertulis
dari perangkat organisasi setingkat di atasnya.
Tindakan pemecatan terhadap Presiden DPP FSP KAHUTINDO dilakukan
dalam MUNAS.
Pasal 22
Pembelaan Diri
1. Pembelaan diri akibat tindakan pemberhentian sementara (skorsing)
1.
terhadap anggota atau pengurus dapat dilakukan oleh anggota atau
pengurus yang bersangkutan dalam;
a. RAKERNIT untuk anggota atau pengurus PUK SP KAHUTINDO
a.
b. RAKERCAB untuk pengurus DPC FSP KAHUTINDO.
b.
c. RAKERDA untuk pengurus DPD FSP KAHUTINDO.
c.
d. RAKERNAS untuk pengurus DPP FSP KAHUTINDO.
2.
2. Pembelaan diri akibat tindakan pemecatan terhadap anggota atau pengurus
dapat dilakukan oleh anggota atau pengurus yang bersangkutan dalam; a.
a. MUSNIK untuk anggota atau pengurus PUK SP KAHUTINDO
b.
b. MUSCAB untuk pengurus DPC FSP KAHUTINDO.
c.
c. MUSDA untuk pengurus DPD FSP KAHUTINDO.
d. MUNAS untuk pengurus DPP FSP KAHUTINDO.

Pasal 21
Pemecatan
Tindakan pemecatan terhadap anggota atau pengurus organisasi dilakukan
setelah dikenakan tindakan pemberhentian sementara tetapi masih
melakukan pelanggaran baik pada saat menjalani skorsing maupun setelah
itu.
Tindakan pemecatan dilakukan sebagai berikut:
Pemecatan terhadap anggota atau pengurus PUK SP KAHUTINDO
dilakukan oleh PUK SP KAHUTINDO dalam RAKORNIT.
Pemecatan terhadap pengurus DPC FSP KAHUTINDO dilakukan oleh DPC
FSP KAHUTINDO dalam RAKORCAB.
Pemecatan terhadap pengurus DPD FSP KAHUTINDO dilakukan oleh DPP
FSP KAHUTINDO .
Pemecatan terhadap pengurus DPP FSP KAHUTINDO selain Presiden
dilakukan oleh DPP FSP KAHUTINDO dalam RAKERNAS.
Khusus untuk tindakan pemecatan terhadap ketua PUK SP KAHUTINDO,
ketua DPC FSP KAHUTINDO, ketua DPD FSP KAHUTINDO, disamping
mengacu kepada ayat 2 butir a, b dan c harus mendapat persetujuan tertulis
dari perangkat organisasi setingkat di atasnya.
Tindakan pemecatan terhadap Presiden DPP FSP KAHUTINDO dilakukan
dalam MUNAS.
Pasal 22
Pembelaan Diri
Pembelaan diri akibat tindakan pemberhentian sementara (skorsing)
terhadap anggota atau pengurus dapat dilakukan oleh anggota atau
pengurus yang bersangkutan dalam;
RAKERNIT untuk anggota atau pengurus PUK SP KAHUTINDO
RAKORCAB untuk pengurus DPC FSP KAHUTINDO.
RAKERNAS untuk pengurus DPP FSP KAHUTINDO.
Pembelaan diri akibat tindakan pemecatan terhadap anggota atau pengurus
dapat dilakukan oleh anggota atau pengurus yang bersangkutan dalam;
MUSNIK untuk anggota atau pengurus PUK SP KAHUTINDO
Musyawarah pemilihan pengurus untuk pengurus DPC FSP KAHUTINDO.
MUNAS untuk pengurus DPP FSP KAHUTINDO.

BAB (BARU)
UANG KONSOLIDASI ADVOKASI, DANA SOLIDARITAS DAN DANA
MOGOK
Pasal (Baru)
Uang Konsolidasi Advokasi
1.

Biaya operasional penanganan advokasi anggota atau pekerja yang


memberikan kuasa kepada perangkat organisasi di tingkat PUK, DPC, DPD
atau DPP dibebankan kepada perangkat masing-masing.
2. Sesuai Perjanjian Pemberian Kuasa, perangkat organisasi penerima kuasa
anggota atau pekerja dapat memungut Uang Konsolidasi Advokasi setelah
selesai penanganan kasus-kasus antara lain:
a. Pesangon akibat pemutusan hubungan kerja
b. Kekurangan pembayaran atau tunggakan upah
c. Klaim pembayaran Jamsostek/BPJS Kesehatan/BPJS Ketenagakerjaan
d. Tunjangan-tunjangan lainnya yang menjadi hak pekerja
3. Besaran uang konsolidasi advokasi diatur sebagai berikut:
a. Untuk nominal antara Rp. 5,000,000 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp.
50,000,000 (lima puluh juta rupiah) per pekerja sebesar 10% (sepuluh
persen) untuk anggota SP KAHUTINDO yang sudah bergabung selama
lebih dari 1 (satu) tahun, dan 15% (lima belas persen) untuk non-anggota
atau anggota SP KAHUTINDO yang bergabung kurang dari 1 (satu) tahun.
b. Untuk nominal antara Rp. 50,000,000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan
Rp. 100,000,000 (seratus juta rupiah) per pekerja sebesar 7,5% (tujuh
setengah persen) untuk anggota SP KAHUTINDO yang sudah bergabung
selama lebih dari 1 (satu) tahun, dan 12,5% (duabelas setengah persen)
untuk non-anggota atau anggota SP KAHUTINDO yang bergabung kurang
dari 1 (satu) tahun.
c. Untuk nominal di atas Rp. 100,000,000 (seratus juta rupiah) per pekerja
sebesar 5% (lima persen) untuk anggota SP KAHUTINDO yang sudah
bergabung selama lebih dari 1 (satu) tahun, dan 10% (sepuluh persen)
untuk non-anggota atau anggota SP KAHUTINDO yang bergabung kurang
dari 1 (satu) tahun.
4. Uang konsolidasi advokasi dibayarkan oleh anggota atau pekerja hanya ke
rekening organisasi di tingkat PUK, DPC, DPD atau DPP selaku penerima
kuasa, dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah anggota atau
pekerja menerima pencairan pembayaran hak.

Pasal (Baru)
Dana Solidaritas
1. Pada setiap kegiatan atau kejadian yang memerlukan dukungan solidaritas,
DPP FSP KAHUTINDO akan membuat surat pemberitahuan secara resmi
baik kepada anggota maupun pihak-pihak diluar anggota untuk
mengumpulkan dana solidaritas.
2. Pengumpulan dana solidaritas dari anggota dilakukan oleh PUK SP
KAHUTINDO, atau oleh DPC FSP KAHUTINDO jika ditempat bekerja yang
bersangkutan belum terbentuk PUK SP KAHUTINDO.
3. Pemungutan dana solidaritas bisa dilakukan dengan cara pemotongan upah
(Check of System) anggota yang telah menandatangani surat kuasa
pemotongan upah khusus untuk dana solidaritas yang disiapkan oleh
organisasi atau pembayaran secara langsung kepada petugas PUK SP
KAHUTINDO.
4. Pada setiap pengumpulan dana solidaritas, PUK SP KAHUTINDO membuat
tanda terima dalam bentuk daftar nama anggota pembayar sesuai dengan
format yang disediakan oleh organisasi.
5. Pengumpulan dana solidaritas dari luar anggota dilakukan oleh badan atau
lembaga yang bersangkutan atau langsung oleh DPP FSP KAHUTINDO.
Pasal (Baru)
Pengelolaan Dana Solidaritas
1. Paling lambat 1 (satu) minggu setelah dana solidaritas terkumpul, PUK SP
KAHUTINDO atau DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO
harus sudah menyetorkan ke rekening bank DPP FSP KAHUTINDO khusus
untuk pengelolaan dana solidaritas.
2. Jumlah dana yang disetor oleh PUK SP KAHUTINDO atau DPC FSP
KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO adalah seluruh dana solidaritas
yang terkumpul dikurangi biaya transfer pada rekening bank yang
bersangkutan.
3. PUK SP KAHUTINDO atau DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP
KAHUTINDO harus mengirimkan copy bukti transfer melalui pos atau fax
atau email ke DPP FSP KAHUTINDO disertai daftar nama anggota
pembayar segera setelah perangkat yang bersangkutan melakukan transfer
ke rekening DPP FSP KAHUTINDO.
4. DPP FSP KAHUTINDO akan mengirimkan tanda terima atas dana yang
telah disetorkan kepada PUK SP KAHUTINDO, DPC FSP KAHUTINDO dan
DPD FSP KAHUTINDO serta rekapitulasi penerimaan dana solidaritas pada
periode yang bersangkutan untuk ditempelkan di papan pengumuman yang

bisa dibaca dengan mudah oleh anggota.


5. DPP FSP KAHUTINDO harus segera menyerahkan dana solidaritas yang
terkumpul di rekening DPP FSP KAHUTINDO kepada badan atau lembaga
atau orang yang berhak menerima sesuai dengan keperluan pengumpulan
dana solidaritas.
6. Penyerahan dana solidaritas oleh DPP FSP KAHUTINDO dengan disertai
tanda terima resmi yang memuat Nama badan atau lembaga atau orang,
Tanggal dan tanda tangan penerima dan Cap stempel Lembaga atau badan
yang bersangkutan.
7. DPP FSP KAHUTINDO akan mendistribusikan laporan penyerahan dana
solidaritas kepada seluruh perangkat organisasi disertai copy tanda terima,
segera setelah dana solidaritas diserahkan.
Pasal (Baru)
Dana Mogok
1. Setiap anggota wajib membayar dana mogok kepada organisasi setiap
tahun minimal sebesar Rp. 5,000 (lima ribu rupiah) per bulan atau Rp.
60,000 (enam puluh ribu rupiah) per tahun.
2. Pemungutan dana mogok dilakukan oleh PUK SP KAHUTINDO pada saat
pembayaran upah anggota pada bulan Januari setiap tahun, atau bisa
diangsur setiap bulan bersamaan dengan pemungutan iuran anggota.
3. Pemungutan dana mogok bisa dilakukan dengan cara pemotongan upah
(Check-off System) anggota yang telah menandatangani surat kuasa
pemotongan upah khusus untuk dana mogok yang disiapkan oleh
organisasi atau pembayaran secara langsung kepada perangkat organisasi.
4. Pada setiap pengumpulan dana mogok, PUK SP KAHUTINDO membuat
tanda terima dalam bentuk daftar nama anggota pembayar sesuai dengan
format yang disediakan oleh organisasi.
5. Jika ditempat kerja anggota yang bersangkutan belum terbentuk PUK SP
KAHUTINDO, pemungutan dana mogok dilakukan oleh DPC FSP
KAHUTINDO, atau oleh DPD FSP KAHUTINDO jika di daerah yang
bersangkutan belum terbentuk DPC FSP KAHUTINDO.
6. Peninjauan atau penetapan besarnya dana mogok dilakukan setiap tahun
dalam Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS).

Pasal (Baru)

Pengelolaan Dana Mogok


1. Paling lambat 1 (satu) minggu setelah dana mogok terkumpul, PUK SP
KAHUTINDO atau DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO
harus sudah menyetorkan ke rekening bank DPP FSP KAHUTINDO khusus
untuk pengelolaan dana mogok.
2. Jumlah dana yang disetor oleh PUK SP KAHUTINDO atau DPC FSP
KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO ke rekening bank DPP FSP
KAHUTINDO khusus untuk pengelolaan dana mogok adalah sebesar 50%
(lima puluh per-seratus) dari seluruh dana mogok terkumpul, sedangkan
50% (lima puluh per-seratus) sisanya disimpan di rekening PUK SP
KAHUTINDO atau DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP KAHUTINDO
khusus untuk pengelolaan dana mogok.
3. PUK SP KAHUTINDO atau DPC FSP KAHUTINDO atau DPD FSP
KAHUTINDO harus mengirimkan copy bukti transfer melalui pos atau fax
atau email ke DPP FSP KAHUTINDO disertai daftar nama anggota
pembayar segera setelah perangkat yang bersangkutan melakukan transfer
ke rekening DPP FSP KAHUTINDO.
4. DPP FSP KAHUTINDO akan mengirimkan tanda terima atas dana yang
telah disetorkan oleh PUK SP KAHUTINDO, DPC FSP KAHUTINDO dan
DPD FSP KAHUTINDO serta rekapitulasi penerimaan dana mogok atau
pada periode waktu yang bersangkutan untuk ditempelkan di papan
pengumuman yang bisa dibaca dengan mudah oleh anggota.
5. Dana mogok yang terkumpul disimpan dalam bentuk Deposito berjangka di
rekening DPP FSP KAHUTINDO khusus untuk penyimpanan dana mogok.
6. DPP FSP KAHUTINDO membuat laporan perkembangan dana mogok
termasuk saldo dan mutasi atau transaksi, ke seluruh perangkat organisasi
secara rutin setiap 1 (satu) tahun sekali pada bulan Juli atau pada saat
penyelenggaraan RAKERNAS.
7. Seluruh perangkat organisasi yang menerima laporan dana mogok dari
DPP FSP KAHUTINDO harus memberitahukan atau mengumumkan
kepada anggota masing-masing
Pasal (baru)
Tata Cara Penggunaan Dana Mogok
1. Setiap mogok kerja anggota FSP KAHUTINDO atau kegiatan lain yang
berhubungan dengan itu harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
organisasi atau peraturan perundang-undangan yang berlaku serta
direncanakan dan dikoordinir oleh perangkat organisasi.
2. Perangkat organisasi yang akan menyelenggarakan mogok kerja atau

3.
a.
b.
c.
d.
e.
4.

5.

6.
7.
8.

kegiatan lain yang berhubungan dengan itu harus mengadakan rapat


pengurus dan memberitahukan secara tertulis ke DPP FSP KAHUTINDO
paling lambat 1 (satu) minggu sebelum mogok kerja atau kegiatan tersebut
dilaksanakan.
Pemberitahuan rencana mogok kerja atau kegiatan lain yang berhubungan
dengan itu mencakup;
Waktu dan tempat pelaksanaan mogok kerja;
Tuntutan atau alasan dilakukannya mogok kerja;
Jumlah anggota yang terlibat dalam pelaksanaan mogok kerja;
Notulen rapat anggota dan atau pengurus dalam pengambilan
keputusan mogok kerja atau kegiatan yang berhubungan dengan itu;
Daftar nama anggota dan atau pengurus yang hadir dalam rapat
pengambilan keputusan mogok kerja;
Proposal atau rincian biaya yang diperlukan.
Segera setelah pemberitahuan diterima, DPP FSP KAHUTINDO akan
mengkomunikasikan rencana tersebut atau jika perlu mengirimkan
pengurus untuk terlibat dalam rapat-rapat pengambilan keputusan dan
pelaksanaan mogok kerja atau kegiatan lain yang berhubungan dengan itu.
Mogok kerja atau kegiatan lain yang berhubungan dengan itu yang dapat
disetujui pembiayaannya menggunakan dana mogok beserta pembiayaan
maksimal yang dapat disetujui adalah kegiatan mogok kerja atau kegiatan
lain yang sah menurut ketentuan organisasi atau peraturan perundangundangan yang berlaku, dan selengkapnya sebagaimana tertuang dalam
lampiran peraturan organisasi ini.
DPP FSP KAHUTINDO akan mengirimkan dana mogok ke rekening bank
perangkat organisasi pelaksana mogok kerja segera setelah pengajuan
penggunaan dana mogok disetujui.
Pengambilan keputusan untuk penggunaan dana mogok dilakukan dalam
rapat pengurus harian DPP yang sekurang-kurangnya dihadiri oleh
Presiden dan Sekretaris Jenderal.
Setiap pengajuan tambahan dana mogok kerja atau kegiatan lain yang
berhubungan dengan itu, perangkat organisasi yang bersangkutan harus
mengirimkan terlebih dahulu laporan penggunaan dana mogok yang sudah
dilakukan disertai bukti transaksi atau pembayaran asli ke DPP FSP
KAHUTINDO.

Pasal (Baru)
Laporan Penggunaan Dana Mogok dan Dana Solidaritas

1. Penggunaan dana mogok oleh perangkat organisasi dilaporkan secara


tertulis ke DPP FSP KAHUTINDO disertai dengan bukti transaksi atau
pembayaran asli segera setelah selesai pelaksanaan mogok kerja atau
paling lambat dalam bulan yang bersangkutan, menggunakan format yang
disediakan oleh organisasi.
2. DPP FSP KAHUTINDO melaporkan penggunaan dana mogok maupun
rencana penggunaan dana mogok untuk periode berikutnya dalam Rapat
Kerja Nasional untuk mendapatkan pengesahan.
BAB XI
ATURAN TAMBAHAN

BAB XI
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 23
Aturan Tambahan

Pasal 23
Aturan Tambahan

1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku pada saat
1.
ditetapkan, dan apabila di dalamnya terdapat kekeliruan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.
2. Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam dalam Anggaran
2.
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini jika diperlukan akan diatur
kemudian melalui keputusan DPP FSP KAHUTINDO dalam bentuk
Peraturan Organisasi.
3. Segala keputusan dan peraturan organisasi yang bertentangan dengan
3.
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini dinyatakan tidak berlaku.
Ditetapkan di : Y o g y a k a r t a
Pada Tanggal : 3 Agustus 2009
PIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV
FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN
UMUM SELURUH INDONESIA
(FSP KAHUTINDO)

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini mulai berlaku pada saat
ditetapkan, dan apabila di dalamnya terdapat kekeliruan akan dilakukan
perbaikan sebagaimana mestinya.
Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam dalam Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini jika diperlukan akan diatur
kemudian melalui keputusan DPP FSP KAHUTINDO dalam bentuk
Peraturan Organisasi.
Segala keputusan dan peraturan organisasi yang bertentangan dengan
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ini dinyatakan tidak berlaku.
Ditetapkan di : Denpasar, Bali
Pada Tanggal : 14 Agustus 2014
PIMPINAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) V
FEDERASI SERIKAT PEKERJA KAHUTINDO
(FSP KAHUTINDO)

Vous aimerez peut-être aussi