Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Kenyataan bahwa dampak gempabumi
Yogyakarta 27 Mei 2006 (local time)
memberikan
dampak
negatif
bagi
kehidupan menjadikannya salah satu
bencana yang tidak memberikan waktu
yang
cukup
lama
untuk
sebuah
peringatan.
Sebelumnya, telah banyak dilakukan
penelitian untuk membangun sebuah
system yang diharapkan memberikan
petunjuk
untuk
mem-pre-deteksi
gempabumi.
Pendahuluan
Banyak metode yang digunakan untuk
hal tersebut, diantaranya :
metode matematis-statistik dan
metode fisis.
Pendahuluan
a) Metode Matematik-Statistik
PENDAHULUAN
b) Metode Fisis
metode dengan memperhatikan kondisi
fisis di sekitar titik pusat epicenter
gempa :
Pendahuluan
Dengan
menggunakan
Total
atau sering juga
parameter
Coupling.
Pendahuluan
Model fisis ini terdiri dari beberapa
tahapan sebelum nantinya
menyebabkan ketidakteraturan
konsentrasi elektron di ionosfer dalam
skala yang besar. Mulai dari tahap
persiapan,
pembentukan plasma,
clustering ion,
dan pembangkitan medan anomali elektrik
Landasan Teori
Teori Gempa
Bumi
Keadaan Normal
Terdapat lima buah garis lurus dan parallel yang mewakili serat elastis yang mengarah ke garis
patahan yang ditekan oleh mekanisme energy dari geospot.
Strain tumbuh
Ketika dorongan pada crustal rock di C lebih besar dari kekuatan batuan
yang menahannya, maka terjadilah gempabumi. Hasilnyapada daerah tersebut terjadi pergeseran pada bidang
patahan, yang berakibat terjadinya kompresi pada segmen BC dan C1D serta dilatasi pada CD dan BC1
Strain dilepaskan.
gelombang elastic (gelomban P danS) yang menjalar diantara B dan D. Pada saat yang sama, batuan yang
bersebelahan dengan patahan akan kembali ke kesetimbangan awal (rebound) karena sifat dari material
elastic batuan tersebut.
dan D ditunjukan pada gambar 3, dan menghasilkan kontraksi pada daerahdiantara B-C dan C1D.
kontraksi pendek pada batuan crystalline ini memunculkan arus pada kedua sisi batuan
. Begitu
pula setelah pelepasan akumulasi stress. Terjadidilatasi pada batuan crystalline yang arus dengan polaritas yang berlawanan. Jenis
formasi arus yang berasal dari kontraksi dan dilatasi dari batuan crystalline dikenal dengan efek Piezo Electric.
batuan crystalline yang menunjukkan efek Piezo Electric bertindak sebagai kapasitor. Daerah
diantara B-C dan C1-D terisi oleh material dielektrik silico. PQ dan RS adalah medium penghantar
tempat arus elektik mengalir. Medium penghantar dimana arus elektrik berosilasi ini bertindak
sebagai sebuah antenna dipole. Konsekuensinya adalah memunculkan emisi elektromagnetik (T.K.
Das)
Landasan Teori
TEC
Total Electron Content adalah jumlah
elektron dalam kolom vertikal
(silinder) berpenampang seluas 1 m2
sepanjang lintasan sinyal perangkat
GPS yang dilalui di lapisan ionosfer
pada ketinggian sekitar 350 km
Propagasi gelombang radio melalui
ionosfer akan mengalami delay time
sebagai akibat dari keterkaitannya
dengan elektron bebas di ionosfer.
TEC
Delay time ini dikarakteristikan oleh
lokasi
geografis,
waktu lokal,
musim,
(Ultra Violet) dan aktivitas medan magnet.
TEC
Nilai TEC dinyatakan dalam TEC Unit
(TECU) dimana 1 TEC Unit sama dengan
10^16 elektron/m2.
Landasan Teori
Seismo-Ionospheric
Coupling
Seismo-Ionospheric Coupling
Seismo-Ionospheric Coupling adalah
Data
Data
Data Gempabumi
Gempabumi Yogyakarata terjadi pada
tanggal 26 Mei 2006 jam 22:53:57.0 waktu
UTC pada 27 Mei 2006 jam 05:53:57.0
WIB.
Dengan magnitudo 5.9 SR berpusat di 8.26
LS, 110.31 BT dengan kedalaman 33 km.
berada di laut, 37.2 km arah selatan
Yogyakarta
Data
Data Total Electron Content (TEC)
Data Total Electron Content didapatkan dari
Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa
(Pusfatsainsa), Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional di Bandung. Berada pada
6.894 LS dan 107.586 BT.
Alat yang digunakan adalah GPS TECMETER
Ashtech Z/Y-12 Dual Frequency. Alat ini
menerima informasi setiap 30 detik secara
kontinyu dari satelit GPS yang mengorbit di
atas Indonesia. Nilai TEC dinyatakan dalam
TEC Unit (TECU) dimana 1 TEC Unit sama
dengan 1016 elektron/m2.
METODOLOGI
Metodologi
Pengolahan Data TEC
Dengan adanya medium dispersif pada ionosfer, nilai TEC dapa diturunkan dari
data sinyal GPS yang terekam setiap 30 detik. Slant Total Electron Content
(STEC) sepanjang rambatan sinyal l antara satelit GPS, Tx, dan receiver di
bumi, Rx, dapat ditulis sebagai :
Metodologi
Pemilihan Parameter TEC
Metodologi
Identifikasi Sinyal Abnormal
Kuartil adalah metoda statistik yang membagi data menjadi empat bagian, yaitu
Kuartil Pertama(Q1),
Kuartil Kedua (Q2)
dan Kuartil Ketiga (Q3).
Jangkauan iterkuartil (IQR) adalah selisih dari kuartil ketiga dengan kuartil pertama.
IQR=Q3-Q1 (3.4)
Metodologi
Plotting Data
Setelah pemilihan parameter, selanjutnya
data diplot untuk semua hari. Data diplot
dengan Software Matlab 7.
Untuk pemetaan digunakan software
Surfer 7.
Metodologi
Koreksi Penunjang
Disturbance Storm Time Index (Dst Index)
Dst adalah indeks geomagnet yang digunakan
untuk menunjukkan level badai magnet di
seluruh dunia. Dst indeks didapatkan dari nilai
rata-rata komponen horizontal medan
geomagnet pada lintang-lintang tengah dan
lintang ekuatorial di seluruh dunia yang
mengukur intensitas dari equatorial electrojet
global.
Dst Index yang bernilai negatif mengindikasikan
sebuah proses badai magnetik, semakin negatif
nilai Dst index tersebut menunjukkan intensitas
sebuah badai magnetik yang semakin kuat.
ANALISA DAN
PEMBAHASAN
Diagram Alir
Pengolahan dan Analisa Data
Seismo-Ionospheric coupling.
Hal tersebut diperkuat dari koreksi Dst
Index. Dimana pada tanggal 20 Mei 2006
tidak terdapat gangguanmagnetic global.
KESIMPULAN
1. Terjadi penurunan jumlah kandungan
electron di ionosfer VTEC pada tanggal
18 Mei 2006 UTC, yaitu delapan hari
sebelum
gempabumi
Yogyakarta.
Penurunan
ini
berasosiasi
dengan
gangguan magnetic yang dapat dilihat
dari Dst Index.
2. Terjadi penurunan jumlah
kandungan
electron di ionosfer VTEC pada tanggal 20
Mei 2006 UTC, yaitu enam hari sebelum
gempabumi Yogyakarta.
Kesimpulan
3.
SeismoIonospheric
terjadinya gempabumi.
Coupling
sebelum
sumber
I Made Kris Adi Astra dan I Putu
Pudja ,
ANALISA VERTICAL TOTAL ELECTRON
CONTENT DI IONOSFER DAERAH
JAWA DAN SEKITARNYA YANG
BERASOSIASI DENGAN GEMPABUMI
YOGYAKARTA 26 MEI 2006.
JURNAL METEOROLOGI DAN
GEOFISIKA VOLUME 10 NOMOR 2
TAHUN 2009 : 121 131