Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LBM 1
Step 1
1.
Prick test : salah satu jenis tes kulit sebagai alat diagnosis yang banyak
digunakan para klinisi untuk membuktikan adanya imunoglobulin spesifik
yang terlihat pada sel mast kulit menyebabkan keluarnya histamin dan
mediator lainnya yang menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh
darah untuk meningkatkan aliran darah dalam tubuh kepada jaringan yang
paling membutuhkan).
Step 2
1. Definisi alergi
2. Epidemiologi
3. Patofisiologi
4. Etiologi
5. Patogenesis
6. Diagnosis
7. Terapi
8. Prognosis
9. Morfologi dan fisiologi kulit
Definisi
a) Alergi / hipersensitifitas
b) Antigen
Secara fungsional
1) Imunogen
2) Hapten
2.
LAPISAN
Epidermis
o stratum korneum,
o stratum lusidum,
o stratum granulosum,
o stratum spinosum
o stratum basal
Dermis
o vas papilaris
o vas retikulare
Subcutan
o jar. Ikat longgar
FUNGSI
Fungsi proteksi : melindungi bagian dalam tubuh terhadap gangguan
fisik dan mekanis
Fungsi absorbsi : mudah menyerap zat O2 dan CO2
Fungsi ekskresi : mengeluarkan sisa metabolism berupa NaCl , urea
dan asam urat
Fungsi pengaturan suhu tubuh
Fungsi pembentukan pigmen
Fungsi pembentukan vitamin D
Fungsi persepsi : karena di kulit mengandung syaraf sensorik
3.
Epidemiologi alergi
o Biasanya pada anak anak lebih sering dari pada dewasa dan pada
wanita potensi lebih besar terkena. Bisa juga karena herediter
o Resiko pada bocah yang orang tua tanpa riwayat alergi (5-15%)
o Resiko pada bocah yang salah satu orang tua riwayat alergi (2040%)
o Resiko pada bocah yang kedua orang tua riwayat alergi (40-60%)
o Alergi terjadi pada orang yang terkena stress terutama pada
wanita .
4.
Patofisiologi gatal
Vasodilatasi, pembuluh darah melebar maka akan mengakibatkan
eritema (kemerahan)
Alergen respon antibodi meningkatkan permeabilitas vaskuler dan
histamin Permbuluh darah melebar (vasodilatasi) aliran darah
meningkat , suhu meningkat, permeabilitas meningkat sel plasma
keluar dari pembuluh darah ke jaringan bengkak menyentuh ujung
saraf myelin nyeri / gatal
5.
Etiologi
Faktor eksogen
genetik
6.
Patogenesis inflamasi
7.
Diagnosis
8.
Terapi
9.
Prognosis
10.
Macam macam
penyakit
hipersensitifitas
Antigen/imu
ogen
hipersensitivitas
UKK
antihistamin
gatal
Step 7
1. Definisi alergi
alergi
Hipersensitiv
Sumber
2. Epidemiologi
3. Patofisiologi
Makanan
Suhu
Obat2an
Zat kimia
Lingkungan,
makanan,
suhu,
respon imun,
fisiologi,
sumber : buku ilmu penyakit kulit dan kelamin
5. Patogenesis inflamasi
a. Reaksi inflamasi
Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi atau perlukaan
Tidak spesifik hanya untuk infeksi mikroba, tetapi respons
yg sama juga terjadi pada perlukaan akibat suhu dingin,
panas, atau trauma
Pemeran utama: fagosit, a.l: neutrofil, monosit, & makrofag
TANDA KLINIK:
Rubor (kemerahan)
Tumor (bengkak)
Calor (panas)
Dolor (nyeri)
Fungsiolesa(penurunan fungsi organ yang terkena)
FUNGSI RADANG:
Mengirimkan molekul efektor & sel-sel ke lokasi infeksi
Membentuk barier fisik terhadap perluasan infeksi atau
kerusakan jaringan
Pemulihan luka dan perbaikan jaringan
Tahap inflamasi:
Masuknya bakteri ke dalam jaringan
Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg terinfeksi
meningkatkan aliran darah (RUBOR/kemerahan &
CALOR/panas)
Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi terhadap
protein meningkat difusi protein & filtrasi air ke
interstisial (TUMOR/bengkak & DOLOR/nyeri)
Keluarnya neutrofil lalu monosit dari kapiler & venula ke
interstisial
Penghancuran bakteri di jaringan fagositosis (respons
sistemik: demam)
Sumber:robbins ,patologi volume 1
Perbaikan jaringan
b.-->interferon
Sel yang terinfeksi virus akan mengeluarkan interferon
Interferon mengganggu replikasi virus (antivirus);
interfere
Interferon
juga
memperlambat
pembelahan
&
pertumbuhan sel tumor dgn meningkatkan potensi sel NK
& sel T sitotoksik (antikanker)
Peran interferon yg lain: meningkatkan aktivitas fagositosis
makrofag & merangsang produksi antibodi
c.--> sel natural killer(NK)
Merusak sel yg terinfeksi virus & sel kanker dengan
melisiskan membran sel pd paparan I
Kerjanya = sel T sitotoksik, ttp lebih cepat, non-spesifik, &
bekerja sebelum sel T sitotoksik mnjd lebih banyak &
berfungsi
d.-->system komplemen
Sistem
ini
diaktifkan
oleh:
(1) paparan rantai karbohidrat yg ada pd permukaan
mikroorganisme yg tdk ada pd sel manusia
(2) paparan antibodi yang diproduksi spesifik untuk zat
asing tertentu oleh sistem imun adaptif
Bekerja sbg komplemen dari kerja antibody
Komplemen yg teraktivasi akan
1. Berikatan dg basofil & sel mast & menginduksi
penglepasan histamin reaksi inflamasi
2. Berperan sbg faktor kemotaksis yang meningkatkan
fagositosis
3. Berikatan dg permukaan bakteri & bekerja sbg opsonin
(opsonisasi) fagositosis
4. Menempel pd membran & membentuk struktur
berbentuk tabung yg melubangi membran sel &
menyebabkan lisis sel.
6. Diagnosis
7. Terapi
a. Prick test (test cukit)
Sebagai alat diagnosa yang banyak digunakan para klinisi untuk membuktikan
adanya IgE spesifik yang terikat pada sel mast kulit. Terikatnya IgE pada sel mast
ini menyebabkan keluarnya histamin dan mediator lainnya yang dapat
menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah
akibatnya timbul Flare / kemerahan dan Wheal / bentol pada kulit.
Test cukit merupakan test untuk alergi tipe cepat, keuntungannya simple, tidak
terlalu menyakitkan, tidak terlalu mahal dan dapat melakukan test terhadap
berbagai alergen secara bersamaan. Sedangkan kelemahannya adalah bisa
terjadi negatif / positif palsu.
Hasil tes positif dinilai berdasarkan bentol / eritema dengan penilaian sebagai
berikut :
Hasil negatif
: sama dengan control negatif
Hasil +1
: 25% dari control positif
Hasil +2
: 50% dari control positif
Hasil +3
: 100% dari control positif
Hasil +4
: 200% dari control positif
b. Patch test (tes tempel)
Merupakan pemeriksaan kulit yang sering digunakan untuk mendiagnosis
dermatitis kontak (Eczema), namun pada perkembangannya pemeriksaan ini juga
digunakan untuk memeriksa alergi tipe lambat baik alergi makanan maupun obat.
Pemeriksaan ini juga dapat memberikan hasil positif palsu yaitu yang disebut
dengan Angry Back dimana seluruh area test tampak terjadi apabila pada area
test tidak tampak reaksi.
Hasil penilaian :
a) Px fisik
0
+/1+
2+
3+
Vital sign
b) Px laboratorium
o Jumlah leukosit dan hitung jenis sel
o Sel eosinofil pada secret konjungtiva, hidung, dan sputum
o Serum IgE total
o IgE spesifik
Tes Kulit
-
scratch test
friction test
interdermal test
Tes Provokasi: tes alergi dengan cara meneteskan allergen secara langsung
kepada pasien sehingga timbul gejala
-
Pemeriksaan pelengkap
reversibilitasnya,
untuk
menilai
hasil
pengobatan
asma(monitoring)
Foto dada: melihat komplikasi asma dan foto sinus paranasal untuk
melihat komplikasi renitis
Px tinja: melihat cacing dan telurnya pada penderita urtikaria
LED normal pda penyakit atopik
Anti tripsin alfa 1
IgG, IgA, tes kompleks imun dan stimulasi limfosit
( Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI, EDISI 4 jilid 1
8. Prognosis
9. Morfologi dan fisiologi kulit
Kulit adalah organ tubuh yg terletak paling luar dan membatasinya dr
lingkungan hidup manusia. Luas kulit org dewasa 1.5 m2 dengan berat
kira-kira 15% berat badan. Kulit juga sangat kompleks,elastic dan
sensitive,bervariasi pada keadaan iklim,umur,seks,ras, dan juga
bergantung pada lokasi tubuh.
Warna kulit berbeda-beda,dr kulit yg berwarna terang,pirang dan
hitam,warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi,serta warna
hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa.
LAPISAN
Epidermis
o stratum korneum,
: lapisan kullit paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel
gepeng yang mati,tidak berinti,dan protoplasmanya telah berubah
menjadi keratin (zat tanduk)
o stratum lusidum,
: terdapat langsung di bwah lap.korneum,merupakan lapisan sel-sel
gepeng tanpa inti dg protoplasma yg brubah menjadi protein yang
disebut eleidin.
o stratum granulosum,
FUNGSI
Fungsi proteksi : melindungi bagian dalam tubuh terhadap gangguan
fisik dan mekanis
Fungsi absorbsi : mudah menyerap zat O2 dan CO2
Fungsi ekskresi : mengeluarkan sisa metabolism berupa NaCl , urea
dan asam urat
Fungsi pengaturan suhu tubuh
Fungsi pembentukan pigmen
Fungsi pembentukan vitamin D
Fungsi persepsi : karena di kulit mengandung syaraf sensorik
Sumber
usia
genetic
diet/nutrisik
lingkungan