Vous êtes sur la page 1sur 12

Modul 7 sistem imun dan kulit

LBM 1

Step 1
1.

Prick test : salah satu jenis tes kulit sebagai alat diagnosis yang banyak
digunakan para klinisi untuk membuktikan adanya imunoglobulin spesifik
yang terlihat pada sel mast kulit menyebabkan keluarnya histamin dan
mediator lainnya yang menyebabkan vasodilatasi (pelebaran pembuluh
darah untuk meningkatkan aliran darah dalam tubuh kepada jaringan yang
paling membutuhkan).

2. Obat CTM : (chloropheniramine malaet) obat anti alergi atau


antihistamin untuk menstabilkan sistem imun dalam tubuh yang proses
metabolismenya di ekskresikan melalui urin . efek samping , ngantuk.

3. Ekskoriasi : kerusakan kulit sampai ujung stratum papilaris (bagian yang


menonjol ke epidermis berisi ujung serabut syaraf dan pembuluh darahdermis) sehingga kulit tampak merah disertai bintik2 perdarahan.
Biasanya terdapat pada dermatitis kontak dan ektima.

Step 2
1. Definisi alergi
2. Epidemiologi
3. Patofisiologi
4. Etiologi
5. Patogenesis
6. Diagnosis
7. Terapi
8. Prognosis
9. Morfologi dan fisiologi kulit

10. Faktor faktor penyebab alergi


Step 3
1.

Definisi
a) Alergi / hipersensitifitas

Respon imun yang berlebihan yang dapat merusak jaringan tubuh.

Penignkatan reaktifitas atau sensitifitas terhadap antigen yang


pernah dikenal sebelumnya

Kerusakan kulit yang biasanya disertai dengan gatal, serta bintik


bintik merah

b) Antigen

Imunogen , bahan yang dapat merasangkan sistem imun


atau bahan yang dapat bereaksi dengan antibodi yang
sudah ada tanpa memperhatikan kemampuannya untuk
merangsang produksi antibodi.

Secara fungsional
1) Imunogen
2) Hapten

2.

Morfologi dan fisiologi kulit

LAPISAN
Epidermis
o stratum korneum,
o stratum lusidum,
o stratum granulosum,
o stratum spinosum
o stratum basal
Dermis
o vas papilaris
o vas retikulare
Subcutan
o jar. Ikat longgar

FUNGSI
Fungsi proteksi : melindungi bagian dalam tubuh terhadap gangguan
fisik dan mekanis
Fungsi absorbsi : mudah menyerap zat O2 dan CO2
Fungsi ekskresi : mengeluarkan sisa metabolism berupa NaCl , urea
dan asam urat
Fungsi pengaturan suhu tubuh
Fungsi pembentukan pigmen
Fungsi pembentukan vitamin D
Fungsi persepsi : karena di kulit mengandung syaraf sensorik
3.

Epidemiologi alergi
o Biasanya pada anak anak lebih sering dari pada dewasa dan pada
wanita potensi lebih besar terkena. Bisa juga karena herediter
o Resiko pada bocah yang orang tua tanpa riwayat alergi (5-15%)
o Resiko pada bocah yang salah satu orang tua riwayat alergi (2040%)
o Resiko pada bocah yang kedua orang tua riwayat alergi (40-60%)
o Alergi terjadi pada orang yang terkena stress terutama pada
wanita .

4.

Patofisiologi gatal
Vasodilatasi, pembuluh darah melebar maka akan mengakibatkan
eritema (kemerahan)
Alergen respon antibodi meningkatkan permeabilitas vaskuler dan
histamin Permbuluh darah melebar (vasodilatasi) aliran darah
meningkat , suhu meningkat, permeabilitas meningkat sel plasma
keluar dari pembuluh darah ke jaringan bengkak menyentuh ujung
saraf myelin nyeri / gatal

5.

Etiologi
Faktor eksogen

o Alergen ingestan penyebab alergi yang masuk melalui saluran


pencernaan
o Alergen inhalan melalui saluran pernafasan
o Alergen injektan melalui injeksi
Faktor endogen
o

Imunitas usus secara fungsional

genetik

6.

Patogenesis inflamasi

7.

Diagnosis

8.

Terapi

9.

Prognosis

10.

Faktor faktor penyebab alergi

Macam macam
penyakit
hipersensitifitas

Antigen/imu
ogen

hipersensitivitas

UKK

antihistamin

gatal
Step 7

1. Definisi alergi

alergi

: keadaan hipersensitif yang didapat karena

terpapar terhadap allergen tertentu,dan pada waktu dipaparkan


kembali memperlihatkan peningkatan kemampuan bereaksi.

Hipersensitiv

: keadaan perubahan reaktivitas di mana tubuh

bereaksi dengan respons imun secara berlebihan terhadap bahan


asing.

Sumber

: kamus saku kedokteran Dorland edisi 25

2. Epidemiologi
3. Patofisiologi

Vasodilatasi, pembuluh darah melebar maka akan mengakibatkan eritema


(kemerahan)
Alergen respon antibodi meningkatkan permeabilitas vaskuler dan
histamin Permbuluh darah melebar (vasodilatasi) aliran darah
meningkat , suhu meningkat, permeabilitas meningkat sel plasma keluar
dari pembuluh darah ke jaringan bengkak menyentuh ujung saraf
myelin nyeri / gatal
Sumber
: buku patofisiologi kedokteran
Alergen masuk kedalam sirkulasi
engan basofil dalam darah dan
sel mast pada jaringan yang terletak tepat di luar pembuluh darah kecil jika basofil
dan sel mast sudah disensitisasi oleh pelekatan regain IgE.
seluruh system pembuluh darah dan jaringan yang berkaitan erat.
mast yang rupture melepaskan histamine,protease substansi anafilaksis yang
bereaksi lambat( leukotrien toksik), substansi kemotaksik netrofil, heparin, dan
a)
Vasodilatasi yang menyebabkan timbulnya red flare(kemerahan)
b)
peningkatan permeabilitas kapiler setempat sehingga menyebabkan
kehilangan banyak plasma dari sirkulasi dan dalam beberapa menit muncul
pembengkakan setempat yang berbatas jelas.
( Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi : 11, Guyton dan Hall )
4. Etiologi
Etiologi

Makanan
Suhu
Obat2an
Zat kimia
Lingkungan,
makanan,
suhu,

respon imun,
fisiologi,
sumber : buku ilmu penyakit kulit dan kelamin
5. Patogenesis inflamasi

a. Reaksi inflamasi
Merupakan respons lokal tubuh thd infeksi atau perlukaan
Tidak spesifik hanya untuk infeksi mikroba, tetapi respons
yg sama juga terjadi pada perlukaan akibat suhu dingin,
panas, atau trauma
Pemeran utama: fagosit, a.l: neutrofil, monosit, & makrofag
TANDA KLINIK:
Rubor (kemerahan)
Tumor (bengkak)
Calor (panas)
Dolor (nyeri)
Fungsiolesa(penurunan fungsi organ yang terkena)
FUNGSI RADANG:
Mengirimkan molekul efektor & sel-sel ke lokasi infeksi
Membentuk barier fisik terhadap perluasan infeksi atau
kerusakan jaringan
Pemulihan luka dan perbaikan jaringan
Tahap inflamasi:
Masuknya bakteri ke dalam jaringan
Vasodilatasi sistem mikrosirkulasi area yg terinfeksi
meningkatkan aliran darah (RUBOR/kemerahan &
CALOR/panas)
Permeabilitas kapiler & venul yang terinfeksi terhadap
protein meningkat difusi protein & filtrasi air ke
interstisial (TUMOR/bengkak & DOLOR/nyeri)
Keluarnya neutrofil lalu monosit dari kapiler & venula ke
interstisial
Penghancuran bakteri di jaringan fagositosis (respons
sistemik: demam)
Sumber:robbins ,patologi volume 1

Perbaikan jaringan
b.-->interferon
Sel yang terinfeksi virus akan mengeluarkan interferon
Interferon mengganggu replikasi virus (antivirus);
interfere
Interferon
juga
memperlambat
pembelahan
&
pertumbuhan sel tumor dgn meningkatkan potensi sel NK
& sel T sitotoksik (antikanker)
Peran interferon yg lain: meningkatkan aktivitas fagositosis
makrofag & merangsang produksi antibodi
c.--> sel natural killer(NK)
Merusak sel yg terinfeksi virus & sel kanker dengan
melisiskan membran sel pd paparan I
Kerjanya = sel T sitotoksik, ttp lebih cepat, non-spesifik, &
bekerja sebelum sel T sitotoksik mnjd lebih banyak &
berfungsi
d.-->system komplemen
Sistem
ini
diaktifkan
oleh:
(1) paparan rantai karbohidrat yg ada pd permukaan
mikroorganisme yg tdk ada pd sel manusia
(2) paparan antibodi yang diproduksi spesifik untuk zat
asing tertentu oleh sistem imun adaptif
Bekerja sbg komplemen dari kerja antibody
Komplemen yg teraktivasi akan
1. Berikatan dg basofil & sel mast & menginduksi
penglepasan histamin reaksi inflamasi
2. Berperan sbg faktor kemotaksis yang meningkatkan
fagositosis
3. Berikatan dg permukaan bakteri & bekerja sbg opsonin
(opsonisasi) fagositosis
4. Menempel pd membran & membentuk struktur
berbentuk tabung yg melubangi membran sel &
menyebabkan lisis sel.

(Fisiologi Kedokteran, Guyton & Hall, EGC)

6. Diagnosis
7. Terapi
a. Prick test (test cukit)
Sebagai alat diagnosa yang banyak digunakan para klinisi untuk membuktikan
adanya IgE spesifik yang terikat pada sel mast kulit. Terikatnya IgE pada sel mast
ini menyebabkan keluarnya histamin dan mediator lainnya yang dapat
menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah
akibatnya timbul Flare / kemerahan dan Wheal / bentol pada kulit.
Test cukit merupakan test untuk alergi tipe cepat, keuntungannya simple, tidak
terlalu menyakitkan, tidak terlalu mahal dan dapat melakukan test terhadap
berbagai alergen secara bersamaan. Sedangkan kelemahannya adalah bisa
terjadi negatif / positif palsu.
Hasil tes positif dinilai berdasarkan bentol / eritema dengan penilaian sebagai
berikut :
Hasil negatif
: sama dengan control negatif
Hasil +1
: 25% dari control positif
Hasil +2
: 50% dari control positif
Hasil +3
: 100% dari control positif
Hasil +4
: 200% dari control positif
b. Patch test (tes tempel)
Merupakan pemeriksaan kulit yang sering digunakan untuk mendiagnosis
dermatitis kontak (Eczema), namun pada perkembangannya pemeriksaan ini juga
digunakan untuk memeriksa alergi tipe lambat baik alergi makanan maupun obat.
Pemeriksaan ini juga dapat memberikan hasil positif palsu yaitu yang disebut
dengan Angry Back dimana seluruh area test tampak terjadi apabila pada area
test tidak tampak reaksi.
Hasil penilaian :

a) Px fisik

0
+/1+
2+
3+

: tidak ada reaksi


: eritema ringan, meragukan
: reaksi ringan (eritema dengan edema ringan)
: reaksi kuat (popular ertema dengan edema)
: reaksi sangat kuat (vesikel / bula)

Kulit apa ada peradangan kronik seperti eksoriasi, bekas


garukan terutama pada pipi/lipatan kulit daerah fleksor.

Mata apa ada hyperemia konjungtiva, edema, secret mata yang


berlebihan dan katarak

Telinga telinga tengah merupakan penyulit penyakit alergi


saluran napas, dilakukan px membrane timpani untuk mencari
otitis media

Hidung bagaimana warna mukosa, jumlah dan bentuk secret,


edema, polip hidung, dan abnormalitas anatomi seperti deviasi
septum

Mulut dan orofaring edema,hipertrofi tonsil

Dada hiperinflasi, asma

Vital sign

b) Px laboratorium
o Jumlah leukosit dan hitung jenis sel
o Sel eosinofil pada secret konjungtiva, hidung, dan sputum
o Serum IgE total
o IgE spesifik
Tes Kulit
-

Prick test(tes tusuk) desinfeksi pada volar lengan bawahtetesi


allergentusuk dg jarum disposable 26/lanset steril

scratch test

friction test

patch test(tes tempel) dermatitis alergi kontak


bahan yg ditesditaruh dikertas saringlembaran impermeable
ditempelkan pada kulit dengan plester(dipunggung)

interdermal test

Tes Provokasi: tes alergi dengan cara meneteskan allergen secara langsung
kepada pasien sehingga timbul gejala
-

Tes Provokasi Nasal diberikan pada mukosa hidung

Tes Provokasi Bronkial pada penderita asma

Pemeriksaan pelengkap

Spirometri: menentukan obstruksi saluran napas baik beratnya


maupun

reversibilitasnya,

untuk

menilai

hasil

pengobatan

asma(monitoring)
Foto dada: melihat komplikasi asma dan foto sinus paranasal untuk
melihat komplikasi renitis
Px tinja: melihat cacing dan telurnya pada penderita urtikaria
LED normal pda penyakit atopik
Anti tripsin alfa 1
IgG, IgA, tes kompleks imun dan stimulasi limfosit
( Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam FKUI, EDISI 4 jilid 1

8. Prognosis
9. Morfologi dan fisiologi kulit
Kulit adalah organ tubuh yg terletak paling luar dan membatasinya dr
lingkungan hidup manusia. Luas kulit org dewasa 1.5 m2 dengan berat
kira-kira 15% berat badan. Kulit juga sangat kompleks,elastic dan
sensitive,bervariasi pada keadaan iklim,umur,seks,ras, dan juga
bergantung pada lokasi tubuh.
Warna kulit berbeda-beda,dr kulit yg berwarna terang,pirang dan
hitam,warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi,serta warna
hitam kecoklatan pada genitalia orang dewasa.
LAPISAN
Epidermis
o stratum korneum,
: lapisan kullit paling luar dan terdiri atas beberapa lapis sel-sel
gepeng yang mati,tidak berinti,dan protoplasmanya telah berubah
menjadi keratin (zat tanduk)
o stratum lusidum,
: terdapat langsung di bwah lap.korneum,merupakan lapisan sel-sel
gepeng tanpa inti dg protoplasma yg brubah menjadi protein yang
disebut eleidin.
o stratum granulosum,

: merupakan 2 atau 3 lobus sel gepeng dg sitoplasma berbutir kasar


dan terdapat inti diantaranya.
o stratum spinosum
: atau disebut prickle cell layer yg terdiri atas beberapa sel yg
berbentuk polygonal yg besarnya berbeda-beda krn adanya proses
mitosis.
o stratum basal
: terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yg tersusun vertical pada
perbatasan dermo-epidermal berbaris spt pagar (palisade).
Dermis
o vas papilaris
o vas retikulare
Subcutan
o jar. Ikat longgar yang berisi lemak di dalam nya.

FUNGSI
Fungsi proteksi : melindungi bagian dalam tubuh terhadap gangguan
fisik dan mekanis
Fungsi absorbsi : mudah menyerap zat O2 dan CO2
Fungsi ekskresi : mengeluarkan sisa metabolism berupa NaCl , urea
dan asam urat
Fungsi pengaturan suhu tubuh
Fungsi pembentukan pigmen
Fungsi pembentukan vitamin D
Fungsi persepsi : karena di kulit mengandung syaraf sensorik

Sumber

: buku ilmu dan penyakit kelamin edisi kelima

fakultas kedokteran universitas indonesia


10. Faktor faktor penyebab alergi
a.
b.
c.
d.

usia
genetic
diet/nutrisik
lingkungan

(IPD FKUI Jilid I Edisi IV)

Alergen ingestan: karena melalui sal. Pencernaan


Alergen inhalan: mll sal. Pernafasan
Alergen Kontaktan : kontak langsung dgn kulit
Alergen Injektan: karena suntikan obat2an
Terhadap makanan
Glikoprotein dlm makanan reaksi alergi muncul apabila
individu terpapar alergen . bila scr genetik mempunyai
memproduksi antibodi dari kls imunoglobulin e, dlm jml yg
cukup terpapar alergen walau jmlhnya sedikit
Terjadi Alergi bila bertemu reseptor alergi.
Sumber : buku ilmu kulit dan kelamin edisi kelima FK UI

Vous aimerez peut-être aussi