Vous êtes sur la page 1sur 2

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KEGAGALAN TERAPI ANTIBIOTIK

Kepekaan kuman terhadap antibiotik tertentu tidak menjamin efektivitas klinis. Faktor
berikut dapat menjadi penyebab kegagalan terapi :
1. Dosis yang kurang : Dosis suatu AB seringkali tergantung dari tempat infeksi,
walaupun kuman penyebabnya sama. sebagai contoh dosis penisilin G yang
diperlukan untuk mengobati meninitis oleh pneumokokus jauh lebih tinggi daripada
dosis yang diperlukan untuk pengobatan infeksi saluran napas bawah yang disebabkan
oleh kuman yang sama.
2. Masa terapi yang kurang: Konsep lama yang menyatakan bahwa untuk tiap jenis
infeksi perlu diberikan Ab tertentu selama jangka waktu tertentu kini telah
ditinggalkan. Pada umumnya para ahli cenderung melakukan individualisasi masa
terapi, yang sesuai dengan tercapai respons klinik yang memuaskan.
3. Adanya faktor mekanik : Abses, benda asing, jaringan nekrotik, sekuester tulang, batu
saluran kemih, mukus yang banyak dan lain-lain, merupakan faktor-faktor yang dapat
menggagalkan terapi dengan AB. Tindakan mengatasi faktor mekanik tersebut yaitu
pencucian luka, debridemen, insisi, dan lain-lain, sangat menentukan keberhasilan
mengatasi infeksi.
4. Kesalahan dalam menetapkan etiologi : Demam tidak selalu disebabkan oleh kuman.
Virus, jamur, parasit, reaksi obat, dan lain-lain dapat meningkatkan suhu badan.
Pemberian obat AB yang lazim diberikan dalam keadaan ini tidak bermanfaat.
5. Faktor Farmakokinetik : Tidak semua bagian tubuh dapat ditembus dengan mudah
oleh AB.
6. Pilihan AB yang kurang tepat : Suatu daftar AB yang dinyatakan efektif dalam uji
kepekaan tidak dengan sendirinya menyatakan bahwa setiap AB yang tercantum itu
akan memberi efektivitas klinik yang sama.
7. Faktor Pasien : Keadaan umum yang buruk dan gangguan mekanisme pertahanan
tubuh (selular dan humoral) merupakan faktor penting yang menyebabkan gagalnya
terapi AB.
(Departemen farmakologi dan Terapeutik FKUI. Farmakologi dan Terapi ed.5.
Jakarta:FKUI. 2007. hal 590)

PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS


Profilaksis adalah suatu tindakan untuk menjaga kesehatan dan mencegah penyebaran
infeksi. Uji klinik telah membuktikan bahwa pemberian profilaksis sangat bermanfaat
untuk bebarapa indikasi tertentu, sedangkan untuk indikasi lain sama sekali tidak
bermanfaat atau kontroversial.
Secara umum dapat dikatakan bahwa bila suatu AB yang dikatakan bahwa bila suatu
AB digunakan untuk mencegah infeksi kuman tertentu (Yang peka terhadap AB
tersebut)sebelum terjadinya kolonisasi dan multiplikasi, maka profilaksis ini seringkali

berhasil. Tetapi bila profilaksis ini dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan infeksi
oleh segala macam mikroba yang ada di sekitar pasien, maka biasanya profilaksis ini
biasanya gagal.
Tujuan profilaksis antibiotik:
1. Melindungi seseorang yang terpajan(exposed)kuman tertentu.
2. Mencegah infeksi bakterial sekunder pada seseorang yang sedang menderita penyakit
lain.
3. Mencegah endokarditis pada pasien katup atau struktur jantung lain yang akan
menempuh prosedur yang sering menimbulkan bakterimia.
Profilaksis untuk bedah hanya dibenarkan untuk kasus dengan resiko infeksi
pascabedah yang tinggi yaitu tergolong clean-contaminated dan contaminated.
(Departemen farmakologi dan Terapeutik FKUI. Farmakologi dan Terapi ed.5.
Jakarta:FKUI. 2007. hal 594-595)

Vous aimerez peut-être aussi